Anda di halaman 1dari 20

KASUS

Identitas pasien
Nama pasien : Ny. S
Pekerjaan : IRT dan mahasiswa
Umur : 22
Suku bangsa : Jawa
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Diagnosa : HG
Pendidikan : kuliah semester 8

Hasil pemeriksaan
Keadaan umum : baik , pasien tampak pucat
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 90/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36° C
BB di RS : 40 kg
TB : 165 cm

Saat MRS pasien mengatakan hamil anak kedua usia kehamilan 22 minggu
dengan keluhan mual muntah sejak awal kehamilan, selalu muntah setiap kali makan
dan minum. Pasien mengatakan mual muntah, tadi pagi muntah ± 2x, masih mual setiap
kali makan dan minum. Badan terasa lemas. Sebelum dirumah sakit pasien tidak nafsu
makan karena setiap kali makan dan minum muntah, minum hanya sedikit, makan
hanya habis ± 3 sendok langsung muntah, dan setelah masuk di rumah sakit pasien
masih belum nafsu makan setiap makan dan minum muntah.
Riwayat makan
Makanan yang di makan nasi putih + sayur + lauk-pauk. Minum tidak habis 1 gelas
(±100 cc) karena masih mual dan muntah. Minuman yang disukai adalah teh hangat.

Riwayat penyakit dahulu


Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit gastritis sejak masih SMP, pasien juga
mengatakan dulu pernah mempunyai riwayat sakit yang sama seperti ini saat
mengandung anak pertama tapi tidak sampai masuk rumah sakit.

Riwayat penyakit keluarga


Pasien mengatakan didalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan
seperti hipertensi, dan diabetes mellitus.

Lain-lain
Kegiatan sehari-hari pasien selain kuliah adalah membersihkan rumah, dan memasak.
Kegiatan olahraga pasien biasanya jalan-jalan di hari minggu. Semenjak hamil anak
kedua pasien memutuskan cuti kuliah dan hampir tidak pernah mengerjakan pekerjaan
rumah. Kegiatan waktu luang menonton televisi bersama keluarga. Pasien tidak
merokok, minum minuman keras, dan tidak ketergantungan obat.
Data Antropometri
No Domain Data Keterangan

1 AD-1.1.1 Tinggi Badan 165 cm -

2 AD-1.1.2 Berat Badan Aktual 40 kg -

3 AD-1.1.5 Indeks Massa Tubuh 18,4 kg/m2 Kurus Berat

BB(Kg) 40 40
IMT = = = = 14,69 kg/m2 (BB kurus tingkat berat)
TB ( m ) 2 1, 65 2,7225

BBI = (TB-100) – (10% x TB – 100)


= 65 – (10% x 65)
= 65 – 6,5
= 58,5 kg

Referensi : Pedoman Pelayanan Dietetik RS, Depkes RI

Kategori IMT dewasa menurut kemenkes 2019:


1. Kurus tingkat berat : <17,0
2. Kurus tingkat ringan : 17,0 – 18,4
3. Normal : 18,5 – 25,0
4. Gemuk tingkat ringan: 25,0 – 27,0
5. Gemuk tingkat berat : >27,0

Referensi : P2PTM Kemenkes RI, 2019

Kesimpulan:
Status gizi pasien berdasarkan perhitungan IMT dewasa yaitu 14,69 kg/m2 tergolong
dalam kategori kurus tingkat berat.
Data Fisik Klinis
No Domain Data Nilai Normal Keterangan
1 PD-1.1.9 Tekanan 90/70 mmHg 120/80 mmHg Rendah
Darah
2 PD-1.1.9 Nadi 80×/menit 60-100 x/menit Normal
3 PD-1.1.9 Respiratory 20×/menit 20-30x/menit Normal
Rate
4 PD-1.1.9 Suhu 36 oC 36–37,5°C Normal
5 PD-1.1.8 Perubahan Pucat - Abnormal
Kenampakan Kulit
6 PD-1.1.7 Saraf dan Kompos mentis - Kesadaran
Kesadaran normal
Compos
mentis
7 Pd-1.1.1 penampilan Badan lemas - Abnormal
keseluruhan
8 PD-1.1.5 mual dan Pasien mengalami - Abnormal
muntah. keluhan selalu mual
dan muntah setiap
makan.

Dietary History
Pola Makan SMRS Makan nasi puti + sayur + lauk pauk. Minum tidak habis 1 gelas
(±100 cc) karena masih mual dan muntah. Minuman yang
disukai adalah teh hangat. Pasien tidak nafsu makan karena
muntah setiap kali makan dan minum, minum hanya sedikit,
makan hanya habis ± 3 sendok langsung muntah
Setelah Masuk RS Pasien masih belum nafsu makan dan muntah setiap makan dan
minum
Kesimpulan : Pasien tidak nafsu makan karena muntah setiap kali makan dan minum
Preskripsi Diet

1. Jenis diet : Diet Hiperemesis 1


2. Bentuk makan : Biasa
3. Metode pemberian : Oral
4. Frekuensi : 3 kali makanan utama dan 3 kali makanan selingan
5. Tujuan
a. Mengganti persediaan glikogen tubuh untuk mengontrol asidosis
b. Secara berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup
6. Syarat diet :
a. Energi sesuai kebutuhan
b. Protein, 10-15% dari kebutuhan energi total
c. Lemak, <10% dari kebutuhan energi total
d. Karbohidrat, 75 – 80% dari kebutuhan energi total
e. Vitamin dan mineral sesuai kebutuhan
f. Cairan, 7 – 10 gelas per hari
g. Makanan diberikan sesuai kemampuan makan pasien (oral, enteral, atau
parenteral)
h. Makanan mudah dicerna, tidak merangsang saluran cerna, dan diberikan sering
dalam porsi kecil.
i. Bila makan pagi dan siang sulit diterima, dioptimalkan makan malam dan
selingan malam.
j. Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien.
KEBUTUHAN GIZI PASIEN

Data Pasien :
1. Usia : 22 tahun
2. Tinggi badan : 165 cm
3. Berat badan : 40 kg
4. Faktor Aktifitas : 1,2 (Tidak bedrest)
5. Faktor Stress : 1,3 ( Peradangan saluran cerna)
Kebutuhan Energi :
BMR = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,8 x Umur)
= 655 + (9,6 x 58,5) + (1,8 X 165) – (4,7 x 22)
= 655 + 561,6 + 297 – 103,4
= 1410,2 kkal
Energi = RMR x FA x FS
= 1410,2 x 1,2 x 1,3
= 2.200 + 300 (Trimester II)
= 2.500 kkal
Minimal = 2250 kkal
Maksimal = 2750 kkal
Protein = 15 % x 2.500 kkal
= 375 kkal / 4
= 93,75 + 10 gram (Trimester II)
= 68,9 gram
Minimal = 62,01 gr
Maksimal = 75,79 gr
Lemak = 10 % x 2.500 kkal
= 250 kkal / 9
= 27,8 gram
Minimal = 25,02 gram
Maksimal = 30,58 gram
Karbohidrat = 75 % x 2.500 kkal
= 1.875 kkal / 4
= 468,75 + 40 (Trimester II)
= 508,75 gram
Minimal = 457,86 gr
Maksimal = 558,6 gr

Energi Protein Lemak Karbohidrat


2.500 kkal 68,9 gram 27,8 gram 508,75 gram
PERHITUNGAN MAKAN SEHARI PASIEN

 Makan Pagi dan Malam (20% Kebutuhan)


1. Energi = 20% x 2.500 kkal
= 500 kkal
= 450 – 550 kkal ( min-maks )
2. Protein = 20% x 68,9 gram
= 13,78 gr
= 12,402 – 15,16 gr ( min-maks )
3. Lemak = 20% x 27,8 gram
= 5,56 gr
= 5 – 6,12 gr ( min- maks )
4. Karbohidrat = 20% x 508,75 gram
= 101,75 gr
= 91,58 – 111,9 gr ( min-maks )
 Makan Siang (30% Kebutuhan)
1. Energi = 30% x 2.500 kkal
= 750 kkal
= 675 – 825 kkal ( min-maks )
2. Protein = 30% x 68,9 gram
= 20,67 gr
= 18,6 – 22,74 gr ( min-maks )
3. Lemak = 30% x 27,8 gram
= 8,34 gr
= 7,5 – 9,174 gr ( min- maks )
4. Karbohidrat = 30% x 508,75 gram
= 152,625 gr
= 136,73 – 167,26 gr ( min-maks )
 Selingan Pagi, Sore, dan Malam (10% Kebutuhan)
1. Energi = 10% x 2.500 kkal
= 250 kkal
= 225 – 275 kkal ( min-maks )
2. Protein = 10% x 68,9 gram
= 6,89 gr
= 6,2 – 7,58 gr ( min-maks )
3. Lemak = 10% x 27,8 gram
= 2,78 gr
= 2,5 – 3,06 gr ( min- maks )
4. Karbohidrat = 10% x 508,75 gram
= 50,875 gr
= 45,78 – 55,96 gr ( min-maks )
NCP

Assesment
Diagnosa Gizi Intervensi Monitoring & Evaluasi
Data Dasar Identifikasi Masalah
Antropometri
BB = 40 kg AD-1.1.5 NC-3.1 ND-1.2 AD-1.1.5
TB = 165 cm Indeks massa tubuh pasien Kekurangan berat badan Pasien diberikan diet Massa indeks tubuh pasien
BB(Kg) 40 adalah 14,69 kg/m2 lebih berkaitan dengan intake TETP sesuai dengan menjadi normal yakni 18,5
IMT = = =
TB ( m ) 2 1, 65 rendah daripada nilai IMT energi yang inadekuat kebutuhan dan zat gizi – 24,9 kg/m2 , akan
40 normal yakni 18,5 – 24,9 ditandai dengan hasil yang diberikan untuk dipantau pada pemeriksaan
= 14,69 kg/m2
2,7225 kg/m2 . perhitungan status gizi mencapai status gizi antropometri setiap 3 hari
(BB kurus tingkat berat) berdasarkan IMT normal. sekali.
AD-1.1.2 menunjukkan hasil 14,69
BBI = (TB-100) – (10% Berat badan aktual pasien kg/m2 lebih rendah dari nilai ND-1.2.2 AD-1.1.2
x TB – 100) sebesar 40 kg, lebih rendah normal. Memberikan diet Penambahan berat badan
= 65 – (10% x 65) dari berat badan ideal pasien modifikasi energi untuk pasien sesuai dengan
= 65 – 6,5 yakni 58,5 kg mencapai IMT normal.
tinggi badan yakni 0,5 – 1
= 58,5 kg
E-1.1 kg per minggu, akan
Memberikan edukasi dipantau pada pemeriksaan
kepada
selanjutnya.
pasien dan keluarga pasien
terkait status gizi kurang
untuk mencapai status gizi
normal.
C-2
Memberikan konseling
gizi
kepada pasien untuk
memberikan motivasi dan
strategi supaya pasien
dapat mencapai status gizi
normal.
Biokimia
Fisik dan Klinis
PD-1.1.8 Perubahan PD-1.1.8 NC-2.1 ND-1.2 PD- 1.1.8
Kenampakan Kulit Perubahan Kenampakan Perubahan kemampuan Pasien diberikan diet Pasien terlihat segar dan
Kulit pucat. metabolisme gizi berkaitan hiperemesis tidak pucat. Akan dipantau
dengan hiperemesis pada pemeriksaan
gravidum yang diderita ND-1.3 selanjutnya.
pasien ditandai dengan Diberikan porsi makan
pasien tampak pucat dan kecil dengan frekuensi
tekanan darah pasien sering.
rendah RC-1.4
Berkolaborasi dengan
perawat dan dokter dalam
memantau gejala yang
dialami pasien.

C-2
Pemberian konseling
kepada pasien dan keluarga
terkait diet yang akan
diberikan dan pemberian
motivasi
Dietary History
Tidak nafsu makan karena FH-1.1.1 NI-1.2 ND-1.2 FH-1.1.1
muntah setiap kali makan Total asupan energi pasien Asupan oral tidak adekuat Pasien diberikan diet Pasien tidak mual muntah
dan minum, minum hanya tidak adekuat yaitu setiap berkaitan dengan kondisi Hiperemesis 1 bentuk dan akan dipantau pada
sedikit, makan hanya habis kali makan dan minum, mual dan muntah ditandai makanan biasa sesuai pemeriksaan setiap hari.
± 3 sendok langsung minum hanya sedikit, dengan pasien hanya dengan kebutuhan pasien
muntah makan hanya habis ± 3 minum sedikit, makan
sendok langsung muntah hanya habis ± 3 sendok C-2
langsung muntah. Memberikan konseling
terkait dengan asupan
makan dan diet yang
diberikan serta memberi
motivasi agar pasien patuh
terhadap diet
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Tema : Penatalaksanaan Gizi


Subtema : Penatalaksanaan Gizi Hiperemesis Gravidarum dan Gastritis
Sasaran : Pasien & Keluarga Pasien
Tempat : Kamar pasien
Hari/tgl : 15 September 2022
Pukul : 09.00– 09.30WIB

A. Latar belakang
Pada masa kehamilan, mual muntah merupakan hal yang normal dialami ibu
hamil. Mual dan muntah pada kehamilan terjadi karena pengaruh HCG,
penurunan tonus otot otot traktus digestivus sehingga seluruh traktus digestivus
mengalami penurunan kemampuan bergerak (Kusmiyati,2015).Peningkatan kadar
Human Chorionic Gonadotropin (hCG) akan menginduksi ovarium untuk
memproduksi estrogen yang dapat merangsang mual dan muntah (Wiknjosastro,
2009). Namun, jika hal tersebut terjadi secara berlebihan sehingga mengganggu
kegiatan sehari-hari dan keadaan ibu hamil memburuk dapat disebut hiperemesis
gravidarum.
Hiperemesis Gravidarum merupakan suatu keadaan yang ditandai rasa mual
dan muntah yang berlebihan, kehilangan berat badan dan gangguan keseimbangan
elektrolit, ibu terlihat lebih kurus, turgor kulit berkurang dan mata terlihat cekung.
Apabila ibu hamil yang mengalami hal-hal tersebut tidak melakukan penanganan
dengan baik dapat menimbulkan masalah lain yaitu peningkatan asam lambung
dan selanjutnya dapat menjadi gastritis. Peningkatan asam lambung akan semakin
memperparah hiperemesis gravidarum (Mirza,2008). Hiperemesis gravidarum
dapat dipengaruhi oleh faktor hormonal, faktor psikologis, faktor paritas, faktor
nutrisi dan faktor alergi (Proverawatiand Asfuah,2009).
B. Tujuan
Tujuan intruksional umum :
Setelah diberikannya edukasi, diharapkan pasien dan keluarga pasien mengetahui
dan memahami tentang penatalaksanaan diet Hiperemesis Gravidarum.
Tujuan intruksional khusus :
1. Memberikan edukasi terkait hiperemesis gravidarum
2. Memberikan edukasi mengenai penatalaksanaan diet Hiperemesis
3. Memberikan edukasi terkait Gastritis
C. Metode
Ceramah dan tanya jawab
D. Materi
1. Hiperemesis
 Pengertian
Hiperemesis gravidarum merupakan mual dan muntah yang berlebihan
pada wanita hamil yang dapat menyebabkan penurunan berat badan lebih
dari 5% dari berat badan sebelum hamil, dehidrasi, asidosis metabolik
akibat kelaparan, alkalosis akibat kehilangan asam klorida, dan
hipokalemia. Hiperemesis biasanya terjadi mulai pada kehamilan minggu
ke-4 hingga minggu ke-6, kemudian tingkat keparahan meningkat pada
minggu ke-8 hingga minggu ke-12 dan biasanya berakhir pada minggu
ke-20.Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan tubuh ibu sangat
lemah, muka pucat, dan frekuensi buang air kecil menurun drastis
sehingga cairan tubuh semakin berkurang dan darah menjadi kental
(hemokonsentrasi). Keadaan ini dapat memperlambat peredaran darah
sehingga konsumsi oksigen dan makanan kejaringan juga ikut berkurang
sehingga menimbulkan kerusakan jaringan yang membahayakan
kesehatan ibu dan janin(Hidayati,2009).
 Tanda-tanda Gejala
Menurut berat ringannya gejala dapat dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu:
1. Tingkat1
Muntah terus-menerus yang dapat mempengaruhi keadaan umum
penderita,ibu hamil merasa lemah, nafsu makan menurun, berat
badan menurun, dan merasa nyeri pada epigastrium.
2. Tingkat2
Ibu hamil tampak lebih lemas dan apatis, turgor kulit lebih menurun,
lidah mengering, nadi kecil dan cepat, suhu tubuh terkadang
meningkat dan mata sedikitik terus.
3. Tingkat 3
Keadaan umum ibu hamil lebih memburuk,muntah berhenti,keadaan
menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu
meningkat,dan tensi menurun.
 Penyebab
Penyebab dari hiperemesis gravidarum terdapat faktor-faktor
predisposisi yaitu peningkatan hormon-hormon pada kehamilan terhadap
terjadinya mual dan muntah seperti diantaranya estrogen dan HCG
meningkat, primigravida, faktor organik, faktor endokrin, dan faktor
psikologis. Muntah yang terus menerus tanpa pengobatan dapat
menimbulkan penurunan berat badan yang kronis yang akan
meningkatkan kejadian gangguan pertumbuhan janin dalam
rahim.Adanya penurunan berat badan pada ibu hamil akan terjadi
Kekurangan Energi Kronik(KEK). Terdapat faktor yang mempengaruhi
terjadinya hiperemesis gravidarum antara lain :
 Faktor hormonal
Human Chorionic Gonadotropin(HCG)diyakini sebagai penyebab
hiperemesis gravidarum yang mungkin terjadi baik secara langsung
maupun aktivitasnya terhadap reseptor hormon tiroid(TSH).
 Faktor Riwayat Asupan
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi karbohidrat
dalam jumlah banyak berhubungan dengan kejadian mual dan muntah
pada ibu hamil. Pada wanita hamil yang mengalami mual dan muntah
cenderung memiliki Gestational Weight Gain(GWG) atau
pertambahan berat badan lebih sedikit walaupun cukup tinggi dalam
mengkonsumsi energi yang bersumber pada karbohidrat dan gula.
Sedangkan kekurangan konsumsi protein dapat menyebabkan
disritmia lambung dan menimbulkan perasaan mual.
 Faktor Gizi Sebelum Kehamilan
Kejadian hiperemesis ibu hamil terjadi pada wanita yang memiliki
berat badan kurang(underweight) sebelum kehamilan.
 Usia Ibu
Usia ibu menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi hiperemesis
gravidarum. Ibu hamil usia < 20 dan > 35 tahun lebih banyak
mengalami hiperemesis gravidarum. Akan tetapi juga dapat terjadi
pada usia 20-35 tahun.
 Cara Mengatasi
Cara pencegahan hiperemesis gravidarum pada ibu hamil yaitu
mengkonsumsi makanan dalam porsi kecil namun sering, menghindari
makanan berminyak, pedas, atau berbau tajam yang dapat memicu
perasaan mual, memperbanyak mengkonsumsi air putih untuk mencegah
terjadinya dehidrasi, memperbanyak istirahat untuk menghilangkan stress,
meningkatkan konsumsi makanan tinggi protein, dan bertekstur halus agar
lebih mudah dicerna.
 Diet Hiperemesis 1
Diet Hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesis berat.
Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi
bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama
makanan, tetapi 1-2 jam sesudahnya. Semua zat gizi pada makanan ini
kurang kecuali vitamin C, sehingga hanya diberikan selama beberapa hari.
Diet Hiperemesis menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan
makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi
jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkam untuk makan roti
kering atau biscuit dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan
berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman seyogyanya
disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin. Defekasi yang teratur
hendaknya dapat dijamin, menghindarkan kekurangan karbohidrat
merupakan faktor yang penting, oleh karenanya dianjurkan makanan yang
banyak mengandung gula.
2. Gastritis
 Pengertian
Gastritis merupakan kondisi ketika lapisan lambung mengalami iritasi,
peradangan atau pengikisan. Pada lapisan lambung terdapat kelenjar yang
fungsinya untuk menghasilkan asam lambung dan juga enzim pencernaan.
Lapisan lambung dilindungi oleh lendir yang tebal sehingga tidak terjadi
iritasi pada lapisan tersebut. Saat lendir tersebut hilang, iritasi bisa terjadi
pada lambung. Gangguan pencernaan ini dibagi menjadi dua berdasarkan
jangka waktu perkembangan gejalanya. Yang pertama adalah gastritis
akut (berkembang secara cepat dan tiba-tiba) dan yang kedua adalah
kronis (perkembangannya secara perlahan). Istilah gastritis juga dikenal
sebagai iritasi lambung atau radang lambung yang bisa muncul secara
tiba-tiba dan dalam waktu yang relatif lama
 Gejala
Gejala Gastritis
Gejala gastritis dapat berbeda pada tiap penderita. Bahkan, kondisi ini
juga dapat terjadi tanpa disertai gejala. Namun, penderita gastritis
biasanya mengalami gejala berupa:
1. Nyeri yang terasa panas atau perih di bagian ulu hati
2. Perut kembung
3. Mual
4. Muntah
5. Hilang nafsu makan
6. Cegukan
7. Cepat merasa kenyang saat makan
8. Berat badan menurun secara tiba-tiba
9. Gangguan pencernaan
10. Buang air besar dengan tinja berwarna hitam
11. Muntah darah
 Penyebab
Gastritis akut
Gastritis akut terjadi ketika dinding lambung rusak atau melemah secara
tiba-tiba. Akibatnya, lambung bisa terpapar cairan asam lambung dan
mengalami iritasi.
Seseorang dapat terserang gastritis akut bila:
1. Menggunakan obat-obatan tertentu, seperti obat antiinflamasi
nonsteroid dan kortikosteroid
2. Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
3. Menderita penyakit tertentu, seperti refluks empedu, gagal ginjal,
infeksi virus, atau infeksi bakteri seperti Helicobacter pylori
4. Mengalami stres berat
5. Menderita penyakit autoimun yang menyebabkan sistem kekebalan
tubuh menyerang dinding lambung
6. Menelan zat yang bersifat korosif dan dapat merusak dinding
lambung, seperti racun
7. Mengalami efek samping akibat prosedur operasi
8. Menggunakan alat bantu pernapasan
9. Menyalahgunakan NAPZA, terutama kokain

Gastritis kronis
Gastritis kronis terjadi akibat peradangan di dinding lambung yang terjadi
dalam waktu lama dan tidak diobati. Gastritis kronis dapat berdampak
pada sebagian atau semua bagian mukus pelindung lambung.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan gastritis kronis, meliputi:
1. Daya tahan tubuh lemah
2. Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti aspirin dan ibuprofen
3. Penyakit tertentu, seperti diabetes atau gagal ginjal
4. Stres berat yang terjadi terus-menerus sehingga memengaruhi sistem
kekebalan tubuh
 Cara Mencegah
Cara Mencegah Penyakit Gastritis
1. Biasakan menjaga kebersihan dengan baik: kebiasaan seperti mencuci
tangan dapat membantu mengurangi risiko terkena infeksi H pylori.
2. Menjaga kesehatan mental dengan baik: praktik perawatan diri dan
penghilang stres dapat mengurangi risiko pengembangan gastritis
akibat stres.
3. Berhenti merokok
4. Menghindari atau membatasi alkohol dan kafein.
5. Menjaga makanan: makan dalam porsi kecil lebih lambat dan teratur.
Selain itu, menghindari atau membatasi makanan yang digoreng, serta
terlalu asin, manis, dan pedas (ini adalah hal-hal yang menurut
penelitian dapat memicu gejala gastritis

E. Media
Media yang digunakan yaitu leaflet
F. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan penyuluhan Kegiatan pendengar Waktu
1 Pembukaan 1. Mendengar dan menjawab 5 menit
1. Salam pembuka dan salam
perkenalan 2. Mendengarkan
2. Menjelaskan maksud dan 3. Mendengarkan dan
tujuan menjawab
3. Apersepsi 4. Menerima dan membaca
4. Membagikan leaflet
2 Pelaksanaan 1. Mendengarkan dan 20 menit
1. Menjelaskan gizi seimbang menyimak
2. Menjelaskan diet 2. Mendengarkan dan
3. Diskusi menyimak
3. Tanya jawab
3. Penutup 1. Memperhatikan 5 menit
1. Mengucapkan terimakasih atas 2. Membalas salam
perhatian yang diberikan
2. Mengucapkan salam
Penutup

Anda mungkin juga menyukai