Anda di halaman 1dari 22

PENGENALAN GALUR AYAM KAMPUNG DAN TEKNOLOGI

PERBIBITAN INOVASI BALITBANGTAN

Ayam KUB

SenSi-1 Agrinak

Balai Penelitian Ternak di Ciawi Bogor


Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Kementrian Pertanian
PENDAHULUAN

Indonesia kaya akan sumber genetik ayam kampung

Indonesia merupakan salah satu pusat domestikasi


ayam di dunia selain china dan india
Keunggulan Ayam kampung, tahan penyakit, dwi
guna (telur dan daging)
Permasalah tradisional dan bitit unggul ayam
kampung sulit didapatkan
Balitbangtan melalui BALITNAK sudah menghasilkan
2 galur unggul ayam kampung
Kementan Sudah mencanangkan th 2017-2018 sebagai
tahun perbibitan
ASAL USUL AYAM KAMPUNG

Ayam Kampung yang biasa juga disebut ayam lokal dan nama ilmiah untuk ayam kampung adalah
”Gallus domesticus”. Sejarah ayam kampung dimulai dari generasi pertama ayam kampung yaitu berasal
dari keturunan ayam hutan merah (”Gallus gallus”). Ayam kampung sudah ada sejak zaman Kerajaan
Kutai. Pada saat itu, ayam kampung merupakan salah satu jenis persembahan untuk kerajaan sebagai
upeti dari masyarakat setempat. Keharusan menyerahkan upeti menyebabkan ayam kampung selalu
diternakan oleh masyarakat kampung sehingga tetap terjaga kelestariannya. Sampai sekarang sistem
upeti dalam arti perpindahan ayam kampung dari desa ke kota masih tetap ada. Bedanya, saat
ini perpindahan tersebut lebih bersifat bisnis
JENIS AYAM KAMPUNG dan TUJUAN PEMELIHARAAN

1. Ayam Kampung yang biasa digunakan untuk tujuan


komersialisasi untuk produksi daging dan telur:
Ayam Tolaki dari SulTeng, Ayam Sentul, Ciamis JaBar, Ayam Arab (Silver
dan Gold), Ayam Kalosi SulSel, Ayam Wareng dari jawa (indramayu)

2. Ayam Kampung Yang Biasa Digunakan Utk Upacara Adat


Dan Keagamaan Etnis Tertentu
Ayam Cemani dari JaTeng (Temanggung) dan Ayam Kedu (Hitam dan
Putih), Ayam Nunukan (KalTim) dan Ayam Merawang (BaBel) untuk
upacara adat dan keagaaman dari etnis tertentu:

3.Ayam kampung yang dipelihara untuk kesenangan dan


hobby:
Sebagai ayam hias (keindahan warna bulu dan penampilan yang cantik)
ayam Kate, ayam Kapas, ayam Mutiara berasal dr Bangkok, ayam karena
kokoknya yang indah ayam kokok berlenggek dari SumBar, ayam Ketawa
ayam aduan (Bekisar)
BIBIT UNGGUL HASIL INOVASI BALITBANGTAN
Balai Penelitian Ternak Ciawi, BOGOR
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Kementrian Pertanian

Melalui Penelitian sudah menghasilkan 2 galur unggul ayam


Kampung

1. Ayam KUB-1 (Kampung Unggul Balitnak)


Rilis/diproklamirkan melalui SK Mentan RI
No.274/Kpts/SR.120/2/2014

2. SenSi-1 Agrinak (SenTul Terseleksi)


Rilis/diproklamamirkan melalui SK Mentan RI
No.35/Kpts/pK.020/1/2017 tanggal 20 Januari 2017
1. PROSES PEMBENTUKAN GALUR AYAM KUB

Melakukan karakteristik sifat-sifat produktivitas ayam Kampung berasal


dari beberapa daerah di Jawa Barat (Cianjur, Jatiwangi, Depok, Bogor-
1/Karakal (Ciawi), Bogor-2/Cigudeg (Jasinga) yang merupakan langkah
awal dalam menentukan kriteria seleksi yang tepat untuk pelaksanaan
program seleksi perbaikan produksi yang berkelanjutan.
Proses Seleksi (G0)
350 ekor induk, 45 ekor jantan

Populasi Seleksi Populasi Kontrol


250 ekor induk G0 100 ekor induk G0
Produksi telur 6 bulan Seleksi Tanpa seleksi
50% terbaik tidak mengeram
125 ekor induk G0 100 ekor induk G0
25 ekor jantan 20 ekor jantan
Perbanyakan Perbanyakan
250 ekor induk G1 100 ekor induk G1
25 ekor jantan 20 ekor jantan
Produksi telur 6 bulan Seleksi
Tanpa seleksi
50% terbaik tidak mengeram
125 ekor induk G1 100 ekor induk G1
25 ekor jantan 20 ekor jantan
Metode seleksi sama Metode sama
sampai G6 sampai G6
250 ekor induk G6 100 ekor induk G6
Gambar 1. Metode seleksi
2. Proses pembentukan galur SenSi-1 Agrinak
Populasi dasar
• Populasi dasar ayam SenSi-1 Agrinak ini berasal dari ayam Sentul
yang berasal dari daerah Ciamis Jabar yang merupakan koleksi
plasma nuftah Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor pada tahun
2010 sebanyak 164 induk ayam 54 pejantan , dengan warna dasar
abu-abu dan pada jantan terdapat warna merah,krem dan hijau
mengkilat sebagai ornamen warna bulu.
• Hasil dari perkawinan terdapat 2 varian warna bulu tertinggi yaitu
waran abu >45% dan Pucak (putih bercak hitam 10-20%) >36%,
bentuk jengger pea/kacang dan warna shank dominan kuning dan
ini lah sebagai patokan melakukan seleksi secara fenotip.
• Seleksi bobot badan dilakukan pada ayam jantan pada umur 10
minggu dengan kriteria seleksi 25% bobot tertinggi secara terus
menerus sampai generasi ke-6.

10
Proses Seleksi (G0)
100 ekor ♂ , 400 ekor ♀
galur Sentul Abu dan Sentul Putih

Populasi
Seleksi
Sentul Abu G0 Sentul Putih G0
1.000 UNSEX 1.000 UNSEX

Intensitas seleksi 25%


Bobot Badan
Tertinggi Umur 10
minggu
Sentul Abu G1 Sentul Putih G1
100 ♂ , 400 e♀ 100 e ♂, 400 e ♀

Perbanyakan

Sentul Abu F5 Sentul Putih F5


1.000 UNSEX 1.000 UNSEX

Seleksi
Sentul Abu G6
100 ♂ , 400 e♀ Sentul Putih G6
100 ♂ , 400 e♀

Gambar 2. Metoda Seleksi


1 Asal Galur Rumpun ayam Sentul dari Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat yang
didatangkan ke Balai Penelitian Ternak pada tahun 2009
2 Bobot Hidup populasi
2.1 Satu hari (doc, day old chick) 30,10 ± 3,06 gram/ekor
2.2 Jantan umur 70 hari 1066± 62,5 g/ekor
2.3 Betina umur 70 hari 745 ± 114 g/ekor
2.4 Jantan 20 minggu 2403 ± 195 g/ekor
2.5 Betina 20 minggu 1572 ± 165 g/ekor
3 Warna Bulu
3.1 DOC Abu atau putih
3.2 Jantan umur 70 hari Abu atau putih bercak hitam (Pucak), jengger kacang (pea)
3.3 Betina umur 70 hari Abu atau putih bercak hitam (Pucak)
3.4 Jantan 20 minggu Warna dasar abu dengan ornament merah, kuning, hitam
3.5 Betina 20 minggu Abu polos atau putih bercak hitam (Pucak)
4 Warna shank
4.1 DOC Putih, kuning, hijau atau abu,
4.2 Jantan umur 70 hari Putih, kuning, hijau atau abu
4.3 Betina umur 70 hari Putih, kuning, hijau atau abu
4.4 Jantan 20 minggu Putih, kuning, hijau atau abu
4.5 Betina 20 minggu Putih, kuning, hijau atau abu
5 Produksi telur
5.1 Umur pertama bertelur 174 ± 17,69 hari
5.2 Bobot umur pertama bertelur 1909 ± 219 g/ekor
5.3 Bobot telur pertama 32,83 ± 4,76 g/butir
5.4 Produksi telur puncak 61,98 ± 8,66 % henday
5.5 Bobot telur puncak produksi 44,82 ± 3,63 g/ butir
5.6 Umur puncak produksi telur 34,5 ± 4,05 minggu
5.7 Rata-rata produksi telur selama 40 minggu masa 39,58 ± 5,30 % Henday
bertelur
5.8. Produksi telur umur 21 minggu 41,16 % Henday
5.9. Produksi telur umur 25 minggu 60,75 % henday
5.10. Produksi telur umur 45 minggu 55,46 % henday
5.11. Produksi telur umur 59 minggu 54,71 % henday
6 Pakan
6.1 Konsumsi 0-10 minggu 2,7-3,2 kg/ekor
6.2 Konvesi 0-10 minggu 2,6-3,7 kg ransum/kg bobot badan
6.3 Konsumsi 10-20 minggu 7,4-8,5 kg/ekor
7 Reproduksi
7.1 Fertilitas 85,47 ± 6,58 %
7.2 Daya tetas 67,93 ± 2,23 %
8 Mortalitas
8.1 Umur 0-4 minggu 3,0 %
8.2 Umur 4-10 minngu 2,0 %
8.3 Umur 10-20 minggu 2,0 %
8.4 Saat produksi telur 2.0 %
12
TEKNOLOGI PERBIBITAN BALITBANGTAN
PEMBIBITAN AYAM KAMPUNG UNGGUL

Dijalankan
dalam 3 Strata
Balitnak dan
Pembibitan di
7 BPTP
Balitnak/BPTP

Pembibitan/ 17 Provinsi,
pengembangan di Tingkat Per Provinsi :
Peternak (Inti-Plasma) 1 Peternak Inti
2 Peternak Plasma

Pengembangan di Tingkat 17 Provinsi,


Rumah Tangga Per Provinsi :
100 RT Peternak
P

A
1
Plasma R
Petani
300 e
Inti/BPTP
Bibit Sumber
(Bibit induk)
(BALITNAK/ Mitra Kerja Sama) 250 ♀ 50
P
2.
Plasma A
Petani
300 e S

Grand parent Parent stock


KUB-1 dan SenSi-1 KUB dan SenSi-1
Agrinak Ayam
Final stock
Bibit niaga potong
KUB><SenSi-1

Gambar 3. Alur Model Pengembangan dan Perbibitan KUB dan SenSi-1 Agrinak
STRATA I : PEMBIBITAN AYAM KAMPUNG UNGGUL DI
BALITNAK DAN BPTP

SUPPLY BIBIT
AWAL SULSEL
(DOC/ PULLET) (2017)
DARI
GORONT
BALITNAK ALO
NTB
(2017)
(2018)

BALITNAK
SUMUT JATENG
(2018) (2017)

BANTEN JATIM
(2018) (2017)
SUMBER: PUSLITBANGNAK
STRATA II : PENGEMBANGAN AYAM KAMPUNG UNGGUL DI
TINGKAT PETERNAK (INTI-PLASMA)

 LOKASI PENGEMBANGAN :
Sulsel, NTB, Jatim, Jateng, Jabar, Banten, Sumut, PETERNAK
BUDIDAYA
Gorontalo (2017)

 Setiap Provinsi :
1 PETERNAK INTI (Pembibitan)
2 PETERNAK PLASMA (Pembesaran)
PETERNAK
PETERNAK INTI :
PEMBIBIT
Peternak pembibit ayam KUB/Sensi sebagai
penghasil DOC
PETERNAK Plasma :
Peternak yang melakukan usaha pembesaran ayam
KUB/Sensi dengan sumber bibit dari PETERNAK PETERNAK
INTI BUDIDAYA
STRATA III : PENGEMBANGAN AYAM KAMPUNG UNGGUL
SKALA RUMAH TANGGA

Lokasi Pengembangan : 17 (1 peternak)


Peternak
Provinsi: Rumah
Tangga
Sumut, Sumbar, Riau, Sumsel, Lampung, Kandang
Banten, Jabar, Jateng, Jogya, Jatim,
Bali, NTB, SulSel, Gorontalo SulTeng
sederhana
KalSel, KalTeng

1 Provinsi terdapat 100 Peternak


DOC
Rumah Tangga (20 ekor)

1 Peternak Rumah Tangga


memelihara 20 ekor ayam Pakan
(100 hr)
PROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI AYAM KAMPUNG

Perkembangan industri ayam kampung dalam 10 tahun


terakhir menunjukkan kemajuan yang cukup nyata.

Berkembangnya mitra kerjasama perbibitan ayam KUB-1 dan


Ayam SenSi-1 Agrinak diantaranya:

1. PT AKI (ayam Kampung Indonesia)


Lokasi di Tangerang Selatan Banten
2. PT.Sumber Unggas Indonesia
Lokasi Kec Parung, Kab Bogor, Jawa Barat
3. Dedy Farm
Lokasi Cilendek Bobor
4. Warso Unggul Gemilang
Lokasi Kec Caringin Kab Bogor
5. Putra Perkasa Farm
LokasiKec Gunung Sindur Bogor
PENUTUP

1. PROGRAM KEMENTERIAN PERTANIAN TERKINI


 Diversivikasi Protein Hewani
 Ternak Unggas Lokal Sangat Strategis Dalam Upaya Peningkatan
Kesejahteraan Rakyat Dan Pengemtasan Kemiskinan

2. DISEMINASI DAN KOMERSIALISASI dengan pendekatan multi chanel


skala luas, dilaksanakan sinergis-harmonis dengan melibatkan berbagai
multi stakeholders : akademisi, pemerintah pusat dan pemerintah daerah,
pelaku usaha dan masyarakat peternak.

3. PRODUKSI DAN DISTRIBUSI BIBIT UNGGUL BALITBANGTAN


Menjadi Tantangan – Peluang Dalam Pengembangan Industri Unggas
Lokal
Terima Kasih
Wassalam

Anda mungkin juga menyukai