Anda di halaman 1dari 10

STATUS FAALI TERHADAP INDUK KAMBING PERANAKAN

ETAWA (PE) YANG MELAHIRKAN TUNGGAL DAN KEMBAR


 
Oleh
Dewi Risma Wardani
201016154231012
Latar Belakang
Kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang banyak dikenal di
kalangan bangsa-bangsa di dunia, dan banyak yang menjadikannya sebagai
jenis usaha karena sistem pemeliharaan dan pemasaran hasil produksi (baik
daging, susu, kotoran, maupun kulitnya) relatif mudah. Walaupun banyak
dikalangan masyarakat hanya menjadikan sebagai usaha sambilan dengan
jumlah ternak yang relatif sedikit.
Kambing PE merupakan kambing hasil persilangan antara kambing etawa
yang berasal dari india dan kambing kacang yang merupakan kambing asli
indonesia sehingga karakteristik kambing PE mewarisi kedua bangsa kambing
tersebut.
kambing PE memiliki ciri-ciri sebagai berikut : profil muka cembung,
telinga panjang dan menggantung, postur tubuh tinggi, panjang, dan ramping,
hidung agak melengkung, bulu tubuh berwarna belang hitam, merah, coklat,
kadang-kadang putih, gelambir cukup besar, tanduknya kecil, dan pada paha
bagian belakang terdapat bulu yang panjang.
Rumusan Masalah

Permasalahan yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah status faali terhadap
induk kambing Peranakan Etawa (PE) yang melahirkan tunggal dan kembar.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari dan mengetahui


status faali terhadap induk kambing Peranakan Etawa (PE) yang
melahirkan tunggal dan kembar.
Metodologi Penelitian

Waktu dan Tempat Penelitian 


Penelitian ini dilaksanakan pada CV. Prima Breed Kelurahan Tondo Kecamatan
Mantikulore berlangsung dari bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2020.

Bahan Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan antara lain adalah catatan perkawinan, 20
ekor induk kambing PE yang sudah melahirkan sedikitnya dua dua kali dan
sudah menyepih anaknya pada dua kelahiran; catatan bobot lahir dan bobot
sapih, jenis kelamin, tipe kelahiran, dan tipe pemeliharaan cempe dari setiap
induk.
 Metode penelitian
Metode yang digunakan adalah metode survei. Survei dilakukan pada CV.
Prima Breed Kelurahan Tondo Kecamatan Mantikulore. Data sekunder
diperoleh dengan cara mengambil data induk dan cempe. Data induk akan
diamati meliputi umur induk, frekuensi melahirkan, jarak beranak, dan litter
size. Data cempe yang akan diamati meliputi jenis kelamin, bobot lahir dan
sapih, umur sapih dan tipe kelahiran cempe dari 20 ekor induk kambing PE.

Prosedur Penelitian
• Melakukan survey ke lokasi peternakan; 
• Menenukan kambing yang akan dijadikan sampel; 
• Melakukan pendekatan kambing yang sesuai dengan kriterianya; 
• Menentukan presentase pengambilan sampel.
• Menentukan kambing sampel secara acak;
•  Mencatat umur induk , frekuensi melahirkan, dan jarak beranak;
• Mencatat data bobot, jenis kelamin, tipe kelahiran yang merupakan anak
dari seluruh induk yang diamati pada kelahiran pertama dan kedua;
• Menghitung bobot sapih terkoreksi cempe perkelahiran perin induk;
• Menghitung jarak beranak masing-masing induk;
• Menghitung IPI dari masing-masing dan mengurutkan induk dari IPI
tertinggi sampai terendah; 
• Menentukan induk yang memiliki nilai IPI terbaik.

 Perubahan yang diamati


A. Induk

1. Umur induk saat melahirkan


Umur induk ( tahun) pada saat melahirkani pertama dan kedua digunakan
sebagai kore ksis ebagai faktor kreasi dalm penghitungan bobot sapih
terkoreksi.
2. Jarak Beranak 
Jarak beranak (hari) adalah interval atau selang waktu antara suatu kelahiran
dengan kelahirkan dengan kelahiran dengan kelairan berikutnya.
3. Jumlah anak per kelahiran
Jumlah anak perkelahiran ( ekor) merupakan jumlah anak yang dilahirkan pada
setiap kelahiran. Penghitung dilakukan pada kelahiran pertam dan kedua
B. Anak

1. Bobot Lahir
Bobot lahir (kg) diperoleh daro rekording hasil dari penimbngan cempe
sampai dengan 24 jam setelah dilahirkan. Cempe yang catatan bobot lahirnya
diambil sebagai data penelitian adalah anak-anak dari 40 ekor induk kambing
PE.
2. Bobot sapih cempe per kelahiran per induk 
Bobot sapih cempe (kg) diperoleh dari rekordong cempe saat dipisahkan dari
induknya. 
3. Umur sapih
Umur sapih (hari) merupakan umur saat cempe dipistahkan dari induknya
4. Tipe kelahiran
Tipe kelahiran anak pada saat lahir yaitu jumlah anak yang dilahirkan pada
saat kelahiran, apakah tipe kelahiran tunggal atau kembar.
 Analisis Data
1. Data bobot sapih 
Data bobot sapih dikoreksi terhadap umur induk, jenis kelamin, dan umur sapih
120 hari dengan rumusan sebagai berikut
Faktor koreksi tipe kelahiran dan tipe pemeliharaan menggunakan faktor sesuai
sebagai berikut :
Tabel 1. Faktor koreksi untuk tipe kelahiran dan pemeliharaan

Tipe Kelahiran Tipe pemeliharaan Faktor Koreksi

kembar kembar 1.15


kembar tunggal 1.10
tunggal tunggal 1.00
Tabel 2. Faktor Koreksi umur induk kambing saat melahirkan.

Umur induk saat melahirkan Faktor koreksi umur induk


(tahun) (FKUI)
1 1,21
2 1,10
3 1,05
4 1,03
5 1,00
6 1,02
7 1,05
8 1,06
9 1,15
Menentukan induk kambing dengan nilai IPI yang terbaik
 
Berdasarkan nilai IPI masing-masing induk kambing yang diperoleh selanjutnya
dipilih 5 induk dengan nilai ipi tertinggi, untuk dipilih sebagai tetua yang
nantinya dapat dikembangbiakkan di wilayah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai