Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

PENILAIAN TERNAK
“Kambing Perah”

OLEH :

NAMA : FAAZA ALFA SHAFIRA

NIM : D1A021183

KELOMPOK : 10 E

ASISTEN : TECA APRIANI

LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK POTONG DAN KERJA


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2022
I. HASIL DAN PEMBAHASAN
I.1 Hasil
I.1.1 Hasil Gambar

KAMBING A

KAMBING B

KAMBING C

I.1.2 Hasil Kartu Skor


I.2 Pembahasan

Kambing merupakan hewan domestikasi tertua dan tergolong pemamah biak,


berkuku genap dan memiliki sepasang tanduk yang melengkung. Kambing merupakan
hewan pegunungan hidup dilereng - lereng yang curam yang meiliki sifat adaptasi yang
cukup baik terhadap perubahan musim, dan jenisnya yang beragam berasal dari silangan
antar induknya. Sesuai dengan pendapat Mulyono dan Sarwono (2010) menyatakan
kambing Peranakan Etawa (PE) merupakan hasil persilangan antara kambing Etawa dari
India dengan kambing kacang yang penampilannya mirip Etawa tapi lebih kecil. Kambing
Peranakan Etawa (PE) memiliki dua kegunaan, yaitu sebagai penghasil susu (perah) dan
kambing potong.
Berdasarkan iklim kambing perah terbagi menjadi dua yaitu kambing sub tropis
dan kambing tropis (Kaleka dan Haryadi,
2013). Kambing merupakan hewan yang
pertama didomestikasikan oleh manusia,
hidup di daerah sulit dan berbatu. Kambing
sub tropis adalah kambing yang mampu
beradpatsai dengan iklim subtropis
diantarnya yaitu kambing anglonubian,
kambing tonggengbrung, kambing saanen dan kambing alpine (Suswono, 2014). Kambing
tropis diantaranya yaitu kambing etawa, kambing beetel, kambing barbari, dan kambing
damaskus.
Praktikum penilaian kali ini menggunakan kambing perah peranakan etawah yang
merupakan persilangan induk jantan etawa dan betina kacang. Morfologi peranakan
etawa memiliki telinga panjang, tubuh tegap proporsional dan memiliki kekhasan warna
hitam yang menutupi seluruh bagian kepala hingga leher, dan rambut yang lebat
menjuntai dibagian kaki belakang. Kemampuan adaptasi kambing PE dalam beradaptasi
dengan lingkungan diturunkan dari sifat indukannya. Hal ini sesuai dengan pendapat
Prasetyo(1992) bahwa Peranakan etawa memiliki ukuran yang lebih besar dari kambing
kacang dan memiliki kemampuan adaptasi lingkungan yang lebih baik.
Metode penilaian kambing perah pada praktikum ini dengan menggunakan kartu
skor ADGA (American Dairy Goat Association) dengan 4 aspek diantaranya General
Appeareance (35%), Dairy Character (20%), Body Capacity (10%), Mammary System
(35%). Komponen aspek yang paling dilirik peternak yaitu pada besar skor mammary
system karena pada kambing perah, produksi susu merupakan tujuan dari
pemeliharannya, sehingga kualitas ambing dan sistem mamari sangat mempengaruhi
susu sebagai produk yang ingin dihasilkan.
Berdasarkan hasil kartu skor,penilaian secara visual dan palpasi kambing PE C
adalah kambing yang paling unggul dengan skor sebesar 90, lalu kambing A sebesar 73,
dan kambing B sebesar 69. Ketiga kambing memiliki lesi yang sama pada bagian kaki, hal
yang cukup membedakan adalah ukuran barrel,proporsi thigs, dan bentuk mammary
system. Kambing C adalah kambing yang secara visual terlihat paling kurus dan suara nya
lemah. Pada kambing untuk melihat jumlah poel bisa dilakukan dengan membuka
mulutnya, penilaian kambing juga bisa dilihat dari ukuran lebar dada tinggi badan, dan
panjang badan.
II. PENUTUP
II.1 Kesimpulan
1. Kambing peranakan etawa adalah yang merupakan persilangan induk jantan etawa
dan betina kacang.
2. Morfologi peranakan etawa memiliki telinga panjang, tubuh tegap proporsional dan
memiliki kekhasan warna hitam yang menutupi seluruh bagian kepala hingga leher,
dan rambut yang lebat menjuntai dibagian kaki belakang.
3. Metode penilaian menggunakan kartu skor ADGA (American Dairy Goat Association)
dengan 4 aspek diantaranya General Appeareance (35%), Dairy Character (20%),
Body Capacity (10%), Mammary System (35%).
4. Skor kambing yang didapatkan kambing A sebesar 73, B sebesar 69, dan C sebesar
90.
2.1 Saran
1. Semoga praktikum kedepannya dapat berjalan lebih baik.
2. Semoga kompetensi yang hendak diajarkan dapat diberikan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Kaleka dan Haryadi. 2013. Seri Peternakan Modern Kambing Perah. Arcita. Surakarta

Mulyono, S. dan B. Sarwono. 2010. Penggemukan Kambing Perah. Penebar Swadaya.


Jakarta.

Prasetyo, L. H., 1992. Pemikiran dalam Upaya Peningkatan Mutu Genetik Kambing.
Prosiding Domba dan Kambing untuk Kesejahteraan Masyarakat. Sarasehan Usaha
Ternak Domba dan Kambing Menyongsong Era PJPT II. Ikatan Sarjana Ilmu-Ilmu
Peternakan Indonesia. Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia,
Cabang Bogor, Bogor : 22 – 25.

Suswono, 2014. Populasi kambing perah di Indonesia. Biro Pusat Statistik. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai