ABSTRACT
PENDAHULUAN
ABSTRAK
Rusa merupakan satwa yang bepotensi sebagai penghasil
daging. Melalui penangkaran eksploitasi, perburuan dapat dikontrol. Informasi morfometrik dan upaya seleksi untuk meningkatkan performan rusa Sambar telah dilakukan di UPTD
Balai Pembibitan dan Inseminasi Buatan, Desa Api-api, Kab.
Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Sejumlah 174 data
dari total populasi rusa Sambar dicatat bobot badan, panjang
badan, lebar dan lingkar dada, panjang dan lebar kepala serta
panjang dan lebar telinga. Berdasarkan seleksi induk dan jantan menurut bobot badan diperoleh 52 ekor induk (60%,
intensitas seleksi 1,40) dan 6 ekor jantan (10%, intensitas seleksi 1,74). Diferensial seleksi pada jantan adalah 18,42 kg dan
pada betina 7,73 kg, sehingga diperoleh respon seleksi dugaan
rusa Sambar sebesar 7.845 kg dengan dugaan nilai h2 0,60.
Kata kunci: Rusa sambar, seleksi, respon seleksi, morfometrik.
68
Penelitian berupa kajian terhadap karakteristik bobot badan dan ukuran linier tubuh rusa
Sambar. Rusa yang terdata diberikan penomoran
(ear-tag) sebagai identitas bagi pengamatan selanjutnya. Peubah yang diamati adalah bobot badan,
panjang badan, lebar dan lingkar dada, panjang dan
lebar kepala, panjang dan lebar telinga. Pengamatan
dikelompokkan berdasarkan umur, yaitu muda
(kurang dari 6 bulan), dara (6-12 bulan), dan dewasa (lebih dari 12 bulan) terhadap 174 ekor rusa
Sambar. Berdasarkan kelompok umur tersebut dikoleksi data rusa Sambar betina sejumlah 86 ekor
dan jantan 57 ekor. Mengingat ketersediaan
paddock seluas kurang lebih 9,5 ha yang dibagi ke
dalam delapan paddock, tersedia dua paddock yang
dapat menampung masing-masing 35-40 ekor rusa
dewasa penelitian. Dengan demikian dipilih rusa
dari populasi dasar 52 ekor betina (60% dari 86
ekor) dan enam jantan dewasa (10% dari 57 ekor)
sebagai populasi terseleksi (G0). Seleksi ini memilih 60% betina (intensitas seleksi 1,40) dan 10%
jantan (intensitas seleksi 1,76).
Pejantan dipilih dari kelompok jantan dewasa
yang memiliki bobot badan lebih dari 91 kg dan
betina dengan bobot badan lebih dari 60 kg. Rusarusa yang tidak terpilih dikembalikan pada kelompok besar sebagai kelompok kontrol. Pengamatan
terhadap semua rusa yang telah dinomori diulang
setiap tanggal 18-20 pada bulan Mei, Juli,
September, dan November 2008.
Kemajuan seleksi dapat diduga dengan menghitung respon seleksi (cerap seleksi) yang merupakan hasil perkalian antara nilai dugaan heritabilitas
dengan beda seleksi (diferensial seleksi). Data nilai
dugaan heritabilitas rusa masih sangat terbatas, sehingga penelitian ini merujuk data heritabilitas
bobot badan 0,58-0,64 (rata-rata 0,60) yang terdapat
pada rusa ekor putih (Williams et al., 1994). Rumus
untuk memperoleh respon seleksi (Martojo, 1992)
adalah:
R = h2xS .................................. (1)
R = respon seleksi
h2 = nilai dugaan heritabilitas
S = diferensial seleksi
69
Sj + Sb
2
= respon seleksi
= heritabilitas
= intensitas seleksi
= simpangan baku
Pengukuran bobot badan menggunakan timbangan FX1 electronic weighing system merk
Iconix kapasitas 2.000 kg dengan skala terkecil 0,1
kg dan ukuran linier tubuh menggunakan pita ukur
panjang 1.500 cm dengan skala terkecil 0,1 cm.
Pengaruh umur (muda, dara, dan dewasa) dan jenis
kelamin (jantan dan betina) terhadap peubah yang
diamati dianalisis menggunakan Proc GLM. Hubungan antar peubah dianalisis dengan Proc Corr.
Persamaan regresi untuk menduga bobot badan dianalisis dengan Proc Reg dalam program SAS versi
6.12 (SAS, 1985).
Muda
Dara
Dewasa
Jantan
Betina
Jantan
Betina
Jantan
Betina
7
36,25+7,08de
5
31,64+6,11e
19
59,16+9,99c
17
47,17+7,62d
57
89,16+16,50a
86
71,32+14,58b
70
Tabel 2. Bobot badan rusa populasi dasar, populasi terseleksi, dan peningkatannya.
Karakter
Populasi dasar
Bobot badan (kg)
Populasi terseleksi
Bobot badan (kg)
Nilai
Jantan
Betina
n
Rata-rata
Simpangan baku
Minimum
Maksimum
Keragaman (%)
57
89,16
16,50
58,00
121,50
18,50
86
67,01
16,89
36,00
108,00
25,21
n
Rata-rata
Simpangan baku
Minimum
Maksimum
Keragaman (%)
6
107,58
11,96
91,00
120,50
11,11
52
74,74
11,74
60,00
111,50
15,71
18,42
20,65
7,73
11,54
Diferensial seleksi
Respon seleksi
S
h2 (Williams et al., 1994)
RS (rumus 1)
i
p
h2
RS (rumus 2)
13,075
0,60
7,845
1,74
11,96
0,60
12,48
11,17
1,40
11,74
0,60
9,86
71
KESIMPULAN
Rendahnya bobot badan rusa Sambar (Rusa
unicolor) di penangkaran diduga akibat populasi
yang melebihi kapasitas tampung dan terjadinya
silang dalam akibat perkawinan yang tidak terarah.
Seleksi atas dasar bobot badan dewasa memperoleh
10% pejantan dan 60% betina terbaik dengan ratarata bobot badan dewasa berturut-turut sebesar
107,58+11,49 kg dan 74,74+11,74 kg. Seleksi yang
dilakukan diperkirakan dapat memberikan respon
seleksi sebesar 7.845 kg dan atau 11,17 kg, yaitu
perkiraan peningkatan bobot dewasa rusa turunan
(F1).
72
DAFTAR PUSTAKA
Garsetiasih, R. dan N.M. Heriyanto. 2005. Studi potensi
pakan rusa (Cervus timorensis rusa de Blainville) di
penangkaran Ranca Upas, Ciwidey Bandung Jawa
Barat. J. Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
II(6):547-553.
Garsetiasih, R. dan M. Takandjanji. 2007. Model penangkaran rusa. Prosiding Ekspose Hasil-hasil Penelitian.
Seminar Konservasi dan Rehabilitasi Hutan, Padang.
Sumatera Barat.
Garsetiasih, R. dan M. Takandjanji. 2010. Standarisasi penangkaran rusa sebagai sumber pangan. Puslitbang
Hutan dan Konservasi Alam, Bogor. http://www.
bsn.go.id/files/@LItbang/PPIS%202007/14%20-%
20STANDARDISASI%20%20PENANGKARAN%
20RUSA%
20SEBAGAI%
20SUMBER%
20PANGAN.pdf .[20 Juni 2010].
Garsetiasih, R., N.M. Heriyanto, dan J. Atmaja. 2002. Pemanfaatan dedap padi sebagai pakan tambahan rusa.
Bul. Plasma Nutfah 9(2):23-27.
Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemulabiakan Ternak di
Lapangan. Jakarta. Gramedia Widia Sarana
Indonesia.
Martojo, H. 1992. Peningkatan mutu genetik ternak.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas
Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor.
Noor, R.R. 2001. Genetika Ternak. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Semiadi, G. dan R.T.P. Nugraha. 2004. Panduan pemeliharaan rusa tropis. Puslit Biologi LIPI. Bogor.
Semiadi, G., IGM. J. Adhi, dan A. Trasidiharto. 2005. Pola
kelahiran rusa Sambar (Cervus unicolor) di Penangkaran Kalimantan Timur. Biodiversitas 6(1):59-62.
Statistics Analytical System (SAS). 1985. SAS User's
Guide. SAS Inst., Inc., Cary. NC.
Williams, J.D., W.F. Kruger, and D.H. Harmel. 1994.
Heritabilities for antler characteristics and body
weight in yearling white-tailed deer. Heredity 73:7883.
www.nature.com/hdy/journal/v73/n1/abs/
hdy1994101a.html
Wirdateti, B. Brahmantiyo, A. Reksodihardjo, G. Semiadi,
dan H. Dahruddin. 2009. Karakteristik morfometrik
rusa Sambar (Rusa unicolor) sebagai dasar kriteria
seleksi sifat pertumbuhan. J. Veteriner. 10(1):7-11.