Anda di halaman 1dari 26

PENGARUH UMUR SAPIH TERHADAP PERTUMBUHAN PASCA

SAPIH PERSILANGAN KELINCI FLEMISH GIANT JANTAN DAN REX

BETINA

NIA SAFITRI

15021059

Program Studi Peternakan, Fakultas Agroindustri, Universitas Mercu Buana


Yogyakarta
Jl. Wates Km. 10 Yogyakarta 55753
Safitrinia12@gmail.com

INTISARI*

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan umur sapih


kelinci terhadap pertumbuhan kelinci silangan Flemish giant jantan dan Rex
betina. Penelitian ini dilaksanakan pada 29 November 2018 sampai 10 Januari
2019 di Jalan Taman Wiratama, Dusun Jatingan, Gamping, Wates Sleman
Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola
searah dengan 3 perlakuan 3 ulangan umur sapih yaitu 4, 5, dan 6 minggu. Data
dianalisis dengan menggunakan Analysis of Variance (ANOVA), dan dilanjutkan
dengan uji DUNCAN. Variabel pengamatan meliputi Pertumbuhan Berat Badan
Harian, Bobot Sapih, Mortalitas, Konsumsi pakan. Rerata pertumbuhan berat
badan harian berturut – turut adalah 22,34; 21,20 dan 35,86 g/ekor. Rerata bobot
sapih secara berturut–turut adalah 418; 450 dan 678g/ekor. Rerata mortalitas
berturut – turut adalah 33; 33 dan 0%. Rerata konsumsi pakan berturut-turut
adalah 988.3; 1.005; 1.177. Disimpulkan bahwa umur sapih 6 minggu
menunjukkan pertumbuhan yang terbaik untuk persilangan kelinci Flemish giant
jantan dan Rex betina.
Kata kunci : Pertumbuhan, umur sapih, kelinci Flemish giant, kelinci Rex,
mortalitas
ABSTRACT*

The aims of this study to know effect of other age post weaning rabbit
more growth of flexist giant and rex between giant. This research was conducted
on November 29, 2018 to January 10, 2019 on the Road to Wiratama Park,
Jatingan Village, Gamping, Wates Sleman Yogyakarta. This study used a
Completely Randomized Design (CRD) pattern in line 3 treatments of 3 weaning
age replications, namely 4, 5, and 6 weeks. The data were analyzed using Analysis
of Variance (ANOVA), and continued with the DUNCAN test. Observation
variables included daily weight growth, weaning weight, mortality, feed
consumption. The average daily weight growth is 22.34; 21.20 and 35.86 g / tail.
The average weaning weight respectively are 418; 450 and 678g /tail. The mean
mortality is respectively 33; 33 and 0%. The mean feed consumption in a row is
988.3; 1.005; 1.177. It was concluded that the weaning age of 6 weeks showed the
best growth for the crossing of male giant flemish rabbits and female rex.

Keywords: Growth, age of weaning, Flemish giant rabbits, Rex rabbits, mortality

PENDAHULUAN dikembangbiakkan di Indonesia

Latar Belakang antara lain Flemish Giant, New

Kelinci (Oryctolabus Zealand White, Rex.

cuniculus) termasuk dalam ordo Kelinci merupakan salah satu

Logomorpha golongan hewan komoditas ternak yang mempunyai

herbivora non ruminansia. Kelinci potensi besar untuk dikembangkan,

memiliki kemampuan reproduksi baik sebagai usaha sambilan untuk

yang tinggi, cepat berkembangbiak, menambah penghasilan, maupun

interval kelahiran yang pendek, sebagai usaha komersial. Menurut

prolifikasi yang tinggi, serta mudah Sarwono (2010), Kelinci dapat

dipelihara dan tidak membutuhkan melahirkan empat kali dalam

lahan yang luas untuk setahun, sebanyak 6 sampai 12 ekor

pemeliharaannya (Purnama, 2000). anak setiap melahirkan.

Jenis-jenis kelinci yang ada di dunia Kelinci Flemish Giant

ada banyak macamnya, seperti mempunyai tingkat pertumbuhan

Flemish Giant, New Zealand White, yang bagus. Ozimba dan Lukefahr

Rex, Flame dan lain-lain. Jenis (1991) menerangkan bahwa kelinci

kelinci yang sering flemish giant merupakan kelinci


pedaging dengan pertumbuhan yang untuk kemudian dapat dimanfaatkan

cepat, bobot karkas yang tinggi serta dan dikembangkan menjadi galur

persentase lemak abdomen yang baru yang memiliki keunggulan

rendah. sesuai yang diinginkan.

Kelinci impor yang Tujuan Penelitian

dibudidayakan di Indonesia akan


1. Untuk mengetahui pengaruh
mengalami adaptasi dengan iklim
umur sapih terhadap
yang berada di Indonesia sehingga
pertumbuhan kelinci silangan
terjadi perubahan pada tubuh kelinci
flemish giant dan rex.
baik bentuk maupun kinerja tubuh
2. Untuk mengetahui umur
jika dibandingkan saat berada di
sapih yang tepat pada
negara asalnya (Raharjo et al. 2004).
pertumbuhan kelinci hasil
Populasi kelinci yang diharapkan
silangan flemish giant dan
sebagai penghasil daging maupun
rex.
fur yang potensial masih sangat
Manfaat Penelitian
terbatas dan pusat-pusat pembibitan
1. Agar memberikan informasi
kelinci belum tersedia sehingga
mengenai pengaruh umur
sangat sulit memperoleh bibit kelinci
sapih terhadap pertumbuhan
yang berkualitas. Informasi
kelinci silangan flemish giant
mengenai karakteristik fenotipe baik
dan rex.
secara kuantitatif maupun kualitatif
2. Agar membantu
dari setiap galur kelinci tertentu
memecahkan masalah umur
dibutuhkan sebagai dasar pemuliaan
sapih yang tepat pada
pertumbuhan kelinci hasil (jantan) dan bobot badan kelinci rex

silangan flemish giant dan 3 kg (betina). Produktivitas bobot

rex. lahir dan bobot sapih kelinci

MATERI DAN METODE dilakukan dengan menimbang

sejumlah sembilan ekor anakan dari


Waktu dan Tempat Penelitian
indukan berbeda.

Waktu pelaksanaan Alat Penelitian

pemeliharaan yaitu pada 9 November Bahan dan Peralatan yang

2018 sampai dengan 10 Januari digunakan dalam penelitian ini :

2019. Tempat penelitian  Buku dan bolpoint untuk

dilaksanakan di Jalan Taman mencatat hasil timbangan

Wiratama, Dusun Jatingan, dan sisa pakan setiap

Gamping, Wates Sleman harinya.

Yogyakarta.  Timbangan digital

Materi Penelitian  Tempat pakan dan tempat

Bahan Penelitian minum terbuat dari plastik

Kelinci yang digunakan sejumlah 9 buah.

adalah kelinci anakan hasil silangan  Kandang sebanyak 3 buah,

flemish giant jantan dan rex betina, masing-masing kandang

dengan umur 4-6 minggu sejumlah 9 berukuran 50 cm x 70 cm

ekor, berjenis kelamin jantan dan untuk kapasitas 3 ekor.

betina. Dengan rata-rata bobot badan  Niplle sebanyak 3 buah

indukan kelinci flemish giant 5 kg  Pakan


Metode Experimental Anakan kelinci yang

Persiapan digunakan sebagai sampel diambil

Kandang dan semua peralatan dari beberapa indukan untuk

sebelum digunakan dibersihkan, menghindari pengaruh dari genetic

kemudian dilakukan pengapuran yang dibawa dari induk kelinci.

pada dinding dan alas kandang dan Setiap perlakuan digunakan 3 ekor

setelah itu kandang disemprot Kelinci yang berasal dari 1 induk

dengan desifektan baicelin dengan kelinci. Sampel anak kelinci yang

dosis 10 ml/ 2,5 liter air. Tempat digunakan mempunyai syarat yaitu

pakan dan minum dicuci hingga sehat, tidak mengalami cacat fisik,

bersih kemudian direndam dalam dan pertumbuhan yang normal.

antiseptik dengan dosis 15 ml/ 10


Pelaksanaan
liter air, kemudian dikeringkan dan
Penyapihan dilakukan dengan
dimasukkan dalam kandang. Bahan,
cara anak kelinci dipisah dari induk
peralatan dan kandang dipersiapkan
dengan perbedaan umur sapih. Anak
seminggu sebelum penelitian.
kelinci dipelihara secara terpisah
Kelinci sapihan sebanyak 9 ekor
dalam 1 kandang terdiri dari 3 ekor.
kelinci dari umur lepas sapih. Kelinci
Pemberian pakan berupa full pellet
tersebut dimasukkan ke dalam
kelinci yang diberikan mulai anak
kandang individu secara acak.
Kelinci disapih dari induknya secara
Kandang berukuran P50 L30 T40
ad libitum (tidak terbatas).
untuk satu ekor Kelinci.
Pemberian pakan minum
Pengambilan sampel menggunakan nipple yang tersedia
sepanjang waktu. Pencatatan pakan harian, yang kemudian didapatkan

sisa dilakukan setiap hari untuk konsumsi pakan mingguan. Konversi

mengetahui konsumsi pakan anak pakan dihitung dengan cara jumlah

kelinci. konsumsi pakan tiap minggu dibagi

Pengambilan Data dengan bobot anak kelinci setiap

Data yang diambil adalah minggunya. Mortalitas didapat dari

bobot sapih anak kelinci, menghitung angka kematian anak

pertambahan bobot badan, konsumsi kelinci pasca-sapih. Presentase

pakan dan mortalitas. Bobot sapih mortalitas didapatkan dengan jumlah

anak kelinci didapat dengan cara keseluruhan kelinci dalam satu level

menimbang kelinci yang baru perlakuan.

disapih. Pertumbuhan anak kelinci


Variabel yang diamati dalam
didapat dengan cara penimbangan
Penelitian
setiap minggunya dari masa sapih
1. Bobot sapih
sampai anak kelinci umur 3 bulan.
Bobot sapih diperoleh
Penimbangan dan pengukuran badan
dengan cara menimbang
dapat dilakukan dengan
Kelinci setelah masa sapih
menggunakan timbangan gantung,
selesai.
kelinci dimasukkan dalam wadah
2. Pertambahan Bobot Badan
kemudian dilakukan penimbangan.
Harian (g/ekor/hari).
Setiap harinya konsumsi pakan
Pertambahan berat
ditimbang dengan timbangan digital,
badan harian diperoleh
sehingga didapatkan konsumsi pakan
dengan cara mengurangi
bobot badan akhir dengan dihitung setiap hari dengan

bobot badan awal dibagi cara menghitung pakan yang

dengan lama pemeliharaan. disediakan dikurangi sisa

Dihitung dengan rumus pakan (g/ekor/hari)

(Farrel dan Rahardjo, 2009).


Rancangan
Bobot badan
Rancangan yang digunakan
akhir – Bobot badan awal
adalah rancangan acak lengkap
PBBH =
(RAL) pola searah yang terdiri dari 3
Lama
perlakuan 3 ulangan yang berisi 9
pemeli
ekor anakan kelinci persilangan.
haraan
Model analisis menurut Mattjik dan

3. Mortalitas Sumertajaya (2002) adalah

Tingkat mortalitas sebagai berikut :

anak Kelinci dapat ditentukan Yijk = μ + αi + εij

sebagai berikut : Keterangan :

Mortalitas = Yijk = Nilai Pengamatan dari

Perlakuan ke-i ulangan ke-j


∑ anak lahir−∑anak sapih X μ = Rataan umum
∑ anak lahir
αi = Pengaruh Umur Penyapihan ke-i
100%
(F1, F2 , F3 )
4. Konsumsi Pakan
εij = Pengaruh galat percobaan
Konsumsi pakan
perlakuan ke-i pada ulangan ke-j
merupakan jumlah yang
i = Perlakuan ke-i
j = Ulangan ke-j (ANOVA) dilanjutkan dengan uji

Duncan’s Multiple Range Test.


Umur sapih (minggu)
Variabel 4
PBBH X HASIL DAN PEMBAHASAN
Y
Z Kelinci Rex

Bobot Sapih X
Pada abad ini, mutasi pada
Y
Z kelinci rex meningkat dan

Bobot Lahir X berkembang menjadi bangsa kelinci


Y
Z yang terpercaya. Fenomena struktur

Mortalitas X bulu kelinci rex merupakan kondisi


Y
Z resesif genetik yang pertama kali
   
Penelitian ini menggunakan diketahui di Perancis pada tahun

tiga perlakuan penyapihan dengan 1919. Mutasi ini membangkitkan

tiga ulangan yaitu : minat dan menjadi pengantar sukses

F1 = kelinci sapih umur 4 disemua eksebisi kelinci di Eropa.

minggu Impor pertama kelinci rex ke

F2 = Kelinci sapih umur 5 Amerika Serikat terjadi pada tahun

minggu 1929, hanya berselang 10 tahun sejak

F3 = Kelinci sapih umur 6 ditemukannya mutasi. Secara

minggu genetik, gen rex (rr) bersifat

Analisa Data homozigot resesif. Pengaruh gen rex

Data yang diperoleh adalah mereduksi panjang ukuran

dianalisis secara Analisis Variansi rambut, terutama guard hair,

menjadikannya menyerupai underfur


(Lukefahr dan Robinson, 1988). (excellent). Bobot ideal jantan adalah

Kelinci rex pertama kali 8 pounds dan betina 9 pounds (Texas

dikembangkan di Perancis dan Agriculture Extension Service,

berkembang di negara-negara lain, 2000). Kehalusan rambut kelinci

seperti Amerika pada tahun 1929, disebabkan oleh 2 faktor, yaitu

dengan tujuan utama sebagai hewan diameter rambut kasar dan struktur

hobi, kontes, dan pameran. Lama- kutikula. Rataan diameter rambut

kelamaan berkembang menjadi kasar kelinci rex relatif kecil. Helai

penghasil kulit rambut (fur), daging kutikula rambut relatif pendek, tidak

(food) dan keindahan (fancy) yang banyak menutup helai kutikula

dikelola secara komersial (Cheeke et rambut di depannya, dengan

al., 1987). demikian gerak ruas helai rambut di

Rex merupakan kelinci jenis depannya tidak tertahan sehingga

keindahan (fancy), rex berarti raja, helai rambut lemas, tidak kaku

yang dinamakan demikian karena (Prasetyo,1999).

pendeknya rambut oleh M.Amedee Kelinci rex mempunyai rambut

Gillet fo Coulange, Perancis. Rex yang tebal, halus, panjangnya

memiliki panjang badan medium seragam/uniform (1,27-1,59 cm),

dengan kedalaman yang baik, tidak mudah rontok dan tampak

pinggul yang membulat dan loin sangat menarik. Bobot kelinci rex

yang berisi. Kelinci rex sangat yang dewasa biasa mencapai 2,7-

bervariasi dengan produksi daging 3,6kg, tetapi kecpatan

yang berkualitas sangat baik pertumbuhannya tidak begitu baik


dibandingkan dengan kelinci New tercatat mengenai Flemish Giant

Zealand White. Interval kelahiran sekitar tahun 1860, pada waktu itu

kelinci rex kurang lebih 40 hari, petualang dari Inggris kembali dari

mortalitas 3,45%, waktu sapih 28 Flanders membawa data

hari, jumlah anak perkelahiran 5 ekor karakteristik kelinci yang

dan bobot sapih 480 gr (Raharjo, dikembangkan disana. Kelinci

1994). Produk utama rex adalah fur Flemish Giant di import ke Amerika

yang banyak digunakan untuk bahan pada awal tahun 1880. Kelinci ini

pakaian berambut, syal, seat cover, merupakan kelinci terbesar yang

mainan, dan lain sebagainya yang diperkenalkan oleh American Rabbit

harganya cukup mahal. Produk - Breeder Association dengan bobot

produk dari kulit kelinci rex senior (umur lebih dari 8 bulan)

diharapkan akan menjadi komoditas untuk betina sebesar 14 lbs dan 13

ekspor yang pemasarannya masih lbs untuk jantan (Horn Rapids

sangat terbuka. Rabbitry, 2004).

Kelinci Flemish Giant Ras kelinci Flemish giant di

Indonesia dikenal sebagai Vlaamse


Kelinci Flemish Giant diduga
Reus, kelinci raksasa dari Vlaam.
merupakan keturunan dari kelinci
Termasuk kelinci yang besar di
Patagonian di Argentina. Kelinci
Inggris. Kelinci ini menonjol karena
Patagonian ini dibawa ke Eropa pada
ukurannya yang besar dan kualitas
abad ke-16 dan17 oleh pedagang dari
fur yang bagus. Bobot jantan rata-
Belanda dan dikembangkan sebagai
rata 6,3 kg , betina 6,8 kg. Namun
penghasil daging. Pertama kali
ada yang mencapai 10-12 kg. ras umur 10-12 bulan baru mau kawin

kelinci Flemish giant ada yang (Sarwono, 2002).

berasal dari inggris dinamakan Kelinci Flemish giant

English Flemish Giant berbobot memiliki panjang usia mencapai 5

badan antar 11-12 lbs dan yang tahun bahkan lebih. Umur mulai

berasal dari flander yang berbobot dikawinkan sekitar 9 bulan dan anak-

7,0-8,5 kg (Sarwono, 2002) anak kelinci harus sudah dilahirkan

Peternak kelinci memelihara sebelum induknya mencapai umur

ras ini terutama untuk dikawin satu tahun karena apabila induk

silangkan dengan kelinci lain dalam beranak pada umur lebih dari satu

usaha meningkatkan produksi tahun tulang pelvisnya akan

daging. Kelinci ini pernah menyempit sehingga sulit untuk

didatangkan dari negeri Belanda oleh beranak secara alamiah dan induk-

Kedutaan Besar Belanda, yang induk tersebut tidak akan mampu

kemudian dihadiahkan kepada beranak lagi setelah berumur 3

Presiden Soeharto pada tahun 1981. tahun. Kelinci ini beranak cukup

Variasi warna rambutnya banyak banyak , yaitu antara 5-12 ekor per

dan paling sering dijumpai adalah litter. Lama kebuntingan antara 28-

steel grey (abu-abu besi), dan sandy 34 hari dengan rataan 30-32 hari.

(seperti pasir). Warna lain seperti Kelinci ini termasuk bangsa kelinci

hitam, putih, light grey (abu-abu raksasa dengan warna yang umum

muda) dapat ditemukan pula. abu-abu besi (steel grey) bertubuh

Dewasa kelaminnya lambat dan panjang dengan kepala yang tegak


dan telinga panjang serta tegak. 4 48 380 39 418a
5 0
Bobot badannya minimal 5 kg dan 5 51 410 43 450a
0 0
tercatat dapat mencapai boobt badan 6 81 550 67 678b
0 5
9,5 kg/ekor. Ditambahkan bahwa Keterangan : rerata dengan

rambut kelinci Flemish Giant pendek superskrip yang berbeda

dengan warna steel grey dan warna dengan baris yang sama

lainnya seperti sandy, fawn, white, menunjukkan perbedaan nyata

blue dan black (Petplanet.co.uk., (P<0,05)

2004).
Bobot sapih yang berbeda

Bobot Sapih nyata disebabkan umur sapih

berbeda yang menyebabkan


Berdasarkan hasil penelitian
pertumbuhan tidak sama.
diperoleh rata-rata berat sapih pada
Rismunandar (1990) dalam
umur 4, 5, 6 minggu berturut-turut
Sembiring (2008) menyatakan
418; 450; 678 (g/ekor). Berdasarkan
semakin lama disapih makin baik,
uji statistik menunjukkan perbedaan
tapi jumlah anak yang lahir dalam
yang nyata (P<0,05) antara umur
pertahun akan berkurang. Cepat
sapih yang berbeda terhadap bobot
lambatnya waktu sapih dan kondisi
sapih. Hasil selengkapnya dapat
induk sangat berpengaruh terhadap
dilihat pada tabel 1.
bobot sapihnya. Lama waktu
Tabel 1. Bobot sapih kelinci pada
masing-masing perlakuan (g/ekor) pemeliharaan dan pemberian pakan
Umur Ulanga Rerat
yang bagus akan mempengaruhi
Sapih n a
(mingg 1 2 3
u)
bobot sapih. Lama penyapihan juga dapat menentukan bobot sapih anak

akan mempengaruhi berat sapihnya. kelinci. Waktu penyapihan anak

Bobot sapih merupakan rataan kelinci adalah 5 minggu yaitu sekitar

bobot anak kelinci saat di sapih yang 35 hari. Pernyataan tersebut sesuai

diperoleh dari penimbangan anak dengan pendapat Purnama (2000)

kelinci pada waktu sapih. Rataan yang menyatakan bahwa penyapihan

bobot sapih terbesar terdapat pada kelinci yang efisien dapat dilakukan

umur sapih 6 minggu sebesar 678 pada umur 35 hari sampai 45 hari.

g/ekor, sedangkan bobot sapih Hal tersebut dilakukan karena induk

terkecil pada umur sapih 4 minggu kelinci menghasilkan air susu secara

sebesar 418 g/ekor. Hal ini optimum hanya sampai 32-35 hari.

menunjukkan bahwa bobot sapih Selain itu juga anak kelinci disapih

akan naik secara bertahap dengan pada umur 35 hari karena anak

semakin bertambahnya umur, hasil kelinci sudah bisa mengkonsumsi

penelitian ini lebih rendah hijauan dan pellet pada umur 5

dibandingkan dengan penelitian minggu, sehingga anak kelinci sudah

Brahmantiyo (2009) pada rataan bisa dipisahkan dari induknya. Hal

bobot sapih sebesar 585,35 + 124,92 ini sesuai dengan pernyataan

g/ekor dan Csiro (2002) pada umur 4 Manshur (2009) yaitu masa

sampai 5 minggu dengan rataan menyusui anak kelinci selama 35

bobot 600,00 g/ekor. hari.

Lama waktu penyapihan dan Kelinci lepas sapih sebaiknya

pemberian pakan yang baik juga segera dipisahkan dari induk,


sedangkan untuk kelinci yang menunjukkan kecendrungan

digemukkan dibuatkan kandang meningkat. Selisih nilai rataan

setiap ekornya untuk memudahkan terbesar diantara umur enam minggu

pembersihan, kandang sebaiknya sebesar 678 g/ekor. Laju

dibuat sistem panggung, dengan pertumbuhan menunjukkan

ketinggian 1 meter dari tanah kecenderungan menurun hingga

(Kurniawati, 2001). mencapai umur empat dan lima

800 minggu sebesar 418 dan 450 g/ekor.


700
Bobot sapih kelinci mencapai umur
600

500 potong 4, 5, 6 minggu memiliki pola


bobot sapih

400 garis pertumbuhan yang stabil dan


300 bobot sapih
menanjak.
200

100 Pertumbuhan
0
4 5 6
Rata-rata pertumbuhan kelinci
umur sapih
persilangan Flemish Giant jantan dan
Gambar 1. Diagram umur sapih Rex betina pada penelitian ini
terhadap bobot sapih ditunjukkan pada tabel 2.
Kelinci muda mengalami bobot
Tabel 2. Pertumbuhan kelinci pada
sapih yang cepat dan puncak bobot masing-masing perlakuan (g/ekor)
Umur Ulang Rera
dicapai pada umur enam minggu Rao Sapih an ta
(mingg 1 2 3
et al,. (1979). Pada gambar 1 terlihat u)
4 16,9 25,9 24,1 22,3
pola laju bobot sapih pada masing- 2 4a
5 11,7 25,26 26,6 21,2
masing umur potong yang 4 3 0a
6 41,0 32,45 34,1 35,8 pertumbuhan kelinci, begitu juga
6 3 6b
Keterangan : Rerata dengan dengan pemberian pakan.
superskrip yang berbeda
dengan baris yang sama Hasil analisis variansi
menunjukkan perbedaan nyata
(P<0,05) menunjukkan bahwa perbedaan umur

Rata-rata pertambahan bobot sapih dan pemberian pakan dapat

badan harian yang dihasilkan selama berpengaruh nyata pada

penelitian adalah 4 ; 22,34, 5 ; 21,20, pertumbuhan kelinci. Menurut

6 ; 35,86 g/ekor. Pertambahan bobot Kartadisastra (1997), bahwa bobot

badan dapat dijadikan indikator dari badan ternak berbanding lurus

pertumbuhan yang dicapai dalam dengan tingkat dari konsumsi

masa penelitian. Sesuai dengan pakannya. Hal itu berarti bahwa

pendapat Soeharsono (1979) konsumsi pakan akan memberikanh

pertambahan bobot badan merupakan gambaran nutrient yang didapat oleh

tolak ukur yang lebih mudah untuk ternak sehingga mempengaruhi

memberi gambaran yang jelas pertambahan bobot badan ternak

mengenai pertumbuhan. Rataan Proses pertumbuhan terdiri dari

pertambahan bobot badan disajikan dua aspek yaitu pertumbuhan dan

di Tabel 2. Umur sapih berbeda perkembangan. Pertumbuhan

nyata dengan pertumbuhan merupakan perubahan bobot hidup

dikarenakan semakin lama kelinci persatuan waktu hingga dewasa

disapih maka semakin banyak nutrisi tubuh. Perkembangan adalah

yang didapatkan, nutrisi tersebut perubahan dalam bentuk, komposisi

yang sangat berpengaruh pada dan tinggi tubuh. Bobot hidup kelinci
pada umur sapih 6 minggu lebih rendahnya konsumsi pakan dan

tinggi dibandingkan dengan bobot pertambahan bobot badan yang

hidup pada umur sapih 5 dan 4. Hal rendah pula.

ini disebabkan karena bobot awal Produktifitas kelinci dapat

dari kelinci yang relatif jauh mencapai optimal pada kondisi

perbedaannya. Tabel 2 menunjukkan lingkungan dengan suhu udara 18’C

bahwa umur sapih 6 minggu dan tingkat kelembaban udara 70’C

memiliki bobot hidup lebih (Lukefahr dan Robinson, 1988).

dibandingkan umur sapih 5 dan 4. Menurut Fernandez et al., (1995)

Hal ini disebabkan bobot awal suhu yang tinggi yaiti 30’C

kelinci umur sapih 6 minggu lebih menyebabkan bobot hidup yang

tinggi. Menurut Rizqiani (2011) rendah pada kelinci betina , bobot

menyatakan bahwa bobot awal total anak saat lahir yang relatif

kelinci mempengaruhi bobot hidup rendah, pertumbuhan yang lambat

kelinci, karena ketika bobot awalnya dan ketahanan hidup yang rendah

lebih tinggi maka memungkinkan pada anak kelinci.

hasil bobot akhirnya lebih tinggi

juga. Menurut Anggorodi (1990)

iklim dan suhu lingkungan dapat

mempengaruhi tingkat nafsu makan

dan jumlah pakan yang dikonsumsi

ternak. Suhu dan kelembaban yang

tinggi akan mengakibatkan


30.0 Rata-rata konsumsi pakan

25.0 kelinci persilangan Flemish Giant


20.0 jantan dan Rex betina pada penelitian
PBBH

15.0
ini ditunjukkan pada tabel 3.
4
10.0 5
Tabel 3. Konsumsi pakan kelinci
6
5.0 pada masing-masing perlakuan
(g/ekor)
0.0 Umur Ulang Rera
1 2 3 4
Sapih an ta
minggu ke (mingg 1 2 3
u)
4 783 1.056 1.12 988.
6 3
Gambar 2. Kurva pertumbuhan berat 5 858 1.027 1.13 1.00
2 5
badan harian terhadap umur sapih 6 1.06 1.171 1.29 1.17
7 5 7
Keterangan : ns = non signifikan
Kurva pertumbuhan pada

gambar 2 menunjukkan adanya laju Hasil konsumsi pakan pada

pertumbuhan yang naik turun pada pemeliharaan kelinci selama 29 hari

masing – masing perlakuan yang adalah 988.3; 1.005; 1.177

diduga disebabkan oleh faktor g/ekor/hari. Nilai FCR merupakan

lingkungan seperti suhu, kondisi perbandingan antara konsumsi pakan

pemeliharaan, maternal ability, dan dengan pertambahan bodon badan

kondisi kesehatan anakan dan yang diperoleh dalam jangka waktu

indukan yang digunakan selama tertentu, FCR dapat digunakan untuk

penelitian (Rao et al,..(1978) dan mengukur produkivitas ternak.

Gupta et al,.(1992). Menurut Allama dkk. (2012) bahwa

Konsumsi Pakan nilai konversi pakan yang rendah


menunjukkan bahwa efisiensi terhadap pertumbuhan bobot badan

penggunaan pakan yang baik, karena ternak sehingga apabila konsumsi

semakin efisien mengkonsumsi bahan kering dan kandungan nutrient

pakan untuk memproduksi daging. pakan antar kelompok perlakuan

Nilai konversi ransum dipengaruhi tidak menunjukkan perbedaan yang

oleh jumlah konsumsi ransum dan nyata, maka dimungkinkan

pertambahan bobot badan (Usman, pertambahan bobot badan tidak

2009; Zuidhof et al., 2014) menunjukkan perbedaan yang nyata

Hasil analisis variansi pula. Laju pertumbuhan, status

menunjukkan bahwa pemberian nutrisi, jenis kelamin dan bobot

konsumsi pakan mendapatkan hasil badan merupakan faktor yang

bobot badan yang berbeda pada berhubungan erat satu sama lain,

pertumbuhan kelinci, hal ini secara sendiri atau kombinasi dapat

disebabkan pada pemberian pakan mempengaruhi komposisi bobot

masing-masing perlakuan model sapih yang dihasilkan.

umur sapih diberi pellet dan

kandungan nutrientnya sama maka

diduga mendapatkan hasil bobot

yang sama. Sesuai dengan pendapat

Soeparno (1992) yang menyatakan

bahwa konsumsi bahan kering dan

kandungan nutrient pakan

mempunyai pengaruh yang besar


60 pakan, bibit, dan manajemen
58
56 pemeliharaan. Untuk meningkatkan
konsumsi pakan (gr)

54
produktivitas kelinci yang dipelihara
52
50 secara intensif diberikan pakan
48
46 berupa hijauan sekitar 60 hingga 80
44
persen dan sisanya adalah konsentrat
42
4 5 6
Sarwono (2002). Pemberian hijauan
umur sapih (minggu)

dalam bentuk segar sekitar 650

Gambar 3. Diagram pemberian hingga 700 g/ekor/hari dan hijauan

pakan pellet kelinci yang diberikan tidak satu jenis saja

melainkan 3 jenis hijauan.


Konsumsi yang digunakan

untuk diberikan pada kelinci Mortalitas

pemberiannya sangat stabil


Rata-rata mortalitas kelinci
dikarenakan semakin besar umur
persilangan Flemish Giant jantan dan
sapih maka semakin banyak juga
Rex betina pada penelitian ini
konsumsi pakan yang diberikan.
ditunjukkan pada tabel 3.
Hasil penelitian Lestari (2004)
Tabel 3. Mortalitas kelinci pada
menunjukkan bahwa kelinci yang masing-masing perlakuan (%)
Umur Ulangan Rerata
diberi pakan pellet dengan aras kulit Sapih (%)
(minggu) 1 2 3
biji kedelai 15% mencapai sebesar 4 1 0 0 33
5 1 0 0 33
8,01 gr/ekor. Beberapa faktor 6 0 0 0 0
Keterangan : ns = non
penyebab rendahnya produktivitas
signifikan
pada pengkajian ini antara lain :
Presentase mortalitas yang penyakit lainnya. Selaras dengan

dihasilkan selama penelitian masing- hasil yang disampaikan Zotte & Paci

masing adalah kematian pada umur (2013) bahwa musim saat beranak

sapih 4 minggu terdapat 1 ekor mempengaruhi tingkat kematian

kelinci yang mati, umur sapih 5 maupun performans anak kelinci.

minggu terdapat 1 ekor kelinci yang Kejadian anak yang lahir

mati juga, sedangkan umur sapih 6 lemah maupun lahir dalam keadaan

minggu tidak ada yang mati. mati, baik karena kelahiran prematur

Berdasarkan hasil analisis variansi ataupun sebab lainnya, menjadi

menunjukan hasil berbeda tidak faktor penyebab kematian tertinggi

nyata. selanjutnya setelah faktor tidak

Faktor penyebab lainnya yaitu disusui induk. Minggu pertama

suhu tinggi pada musim kemarau merupakan masa dengan resiko

tercatat menyebabkan heat stress dan tingkat kematian anak tinggi. Hal ini

berujung kematian pada beberapa dapat diperburuk dengan banyaknya

anak kelinci. Aspek iklim yang juga jumlah anak sekelahiran, sehingga

disebutkan oleh Chandra et al,. tingkat persaingan anak untuk

(2015) yaitu pada musim hujan, mendapatkan susu induk meningkat.

mengakibatkan tingginya variasi Anak kelinci yang kalah bersaing

temperatur lingkungan, kelembaban akan memperoleh susu dalam jumlah

udara, serta suara petir yang memicu yang kurang atau bahkan tidak dapat

tingginya kejadian gangguan memperoleh susu induk. Anak

pernafasan, stres, dan berbagai kelinci ini akan semakin lemah dan
umumnya tidak dapat bertahan dapat meningkatkan angka

hidup. Planinc et al. (2011) juga mortalitas.

melaporkan bahwa kematian anak


KESIMPULAN DAN SARAN
kelinci dipengaruhi oleh jumlah anak
Kesimpulan
sekelahiran, musim serta bobot

badan awal. Dari hasil penelitian

Hasil penelitian mencatat disimpulkan bahwa pertumbuhan

bahwa kematian anak kelinci yang terbaik kelinci hasil silangan Flemish

baru lahir berasal dari induk kelinci giant jantan dengan Rex betina pada

yang berumur ≤ 1 tahun. Umur induk umur sapih 6 minggu.

merupakan salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi kelahiran mati.

Menurut Lebas et al,. (1986), faktor

eksternal yang juga berperan dalam

kematian embrio kelinci adalah

musim dan fisiologis kelinci betina DAFTAR PUSTAKA

terutama umur. Menurut Poigner et


Allama, H., O. Sofyan, E. Widodo
dan H. S Prayogi. 2012.
al,. (2010) menyatakan bahwa litter
Pengaruh penggunaan
tepung ulat kandang
size dan bobot lahir juga dapat
(Alphitobius diaperinus)
dalam pakan terhadap
mempengaruhi mortalitas dimana
penampilan produksi ayam
pedaging. J. Ilmu-Ilmu
pada litter yang besar biasanya bobot
Peternakan. 22 (3):1-8
lahir akan kecil dan apabila tidak Basuki, P. 1982. Pengaruh Perbedaan
Pemberian Makanan
dilakukan homogenisasi biasanya Secara Tradisional dan
Rasional Terhadap
Performan Produksi dan El – Raffa AM. 2004. Rabbit
Reproduksi Kelinci. production in hot climates
Laporan Penelitian. Proceeding 8th World
Lembaga Penelitian UGM. Rabbit Congres – Puebla,
Yogyakarta. September 2004. Puebla
(Mexico): pp 1172-1180
Brahmantiyo b. 2008. Kajian potensi
genetik ternak kelinci Fafarita L. 2006. Karakteristik sifat
(Oryctolagus cuniculus) di kualitatif dan kuantitatf
Bogor, Jawa Barat dan di kelinci flemish giant,
Magelang, Jawa Tengah english spot, dan rex di
[disertasi]. Bogor (ID): kabupaten Magelang
Institut Pertanian Bogor. [skripsi]. Bogor (ID):
Fakultas Peternakan
Brahmantiyo B, Raharjo YC. 2009. Institut Pertanian Bogor.
Karakteristik Karkas dan
Potongan Komersial Fernandez, J. Carmona, C. Cervera,
Kelinci Rex dan Satin. C. Sabater and E. Blas.
Prosiding Seminar 1995. Effect of diet
Nasional Teknologi composition on the
Peternakan dan Veteriner production of rabit
13 – 14 Agustus 2009 breeding does housed in a
Bogor Indonesia. pp. 688 – traditional building and at
692. 300 C. J. Anim. Sci. And
Technology. 52 : 289-297.
Chandra R, Karmakar HD, Chatlod Gupta. S. C. Riyazudin, Gupta N,
LR, Rahman H. 2015. Pre- Garmej S. 1992. Growth
weaning mortality pattern performance of meat
in broiler rabbits in rabbit in semi and tropical
Sikkim. Indian Vet J. condition in India. J.
92:96-100. Applied Rabbit Res.
15:766-744.
Cheeke, P. R., N. M. Patton., S. D.
Lukefahr dan J. L. McNitt.
Horns Rapids Rabbitry. 2004. The
1987. Rabbit Production.
Flemish Giant
6th Ed. The Interstate
rabbit.http://www.3
Printers and Publisher Inc.
cities.com/~frankz/fg.html
Danvile. Illinois.
.
Csiro. 2002. Meat Rabbit farmingan
introduction (Internet). Kartadisastra. H. R., 1997. Ternak
(Diunduh 2014 Apr Kelinci Teknologi
15):6:1-10. Tersedia pada: Pascapanen. Kanisius,
http//csiro.au/proprietaryD Yogyakarta
ocuments/CLlrabbit
InfoPack. Pdf. Kurniawati, N. 2001. Penggemukan
kelinci muda untuk
produksi fryer dengan Lokakarya nasional
kepadatan kandang yang potensi dan Peluang
berbeda. Skripsi. Fakultas pengembangan usaha
Peternakan Institut Kelinci. Balai penelitian
Pertanian Bogor, Bogor. ternakk. Bogor.
Lebas, F., P. Coudert, R. Rouvier Nugroho, S. S., P.S. dan Panjono. S.
and H. de Rochambeau. Budi 2012. Pengaruh
1986. The Rabbit penggunaan konsentrat
Husbandry Health and dalam bentuk pelet dan
Production. FAO Animal mash pada pakan dasar
Production and Health rumput lapangan terhadap
series 2nd , Food and palatabilitas dan kinerja
Agriculture Organization produksi kelinci jantan.
of the United Nation, Buletin Peternakan. 36(3):
Rome 169173.
Lestari, C.M.S., E. Purbowati dan T. Ozimba, C.E. and S.D. Lukefahr.
Santosa. 2004. Budidaya 1991. Evaluation of
kelinci menggunakan purebreed and crossbreed
pakan limbah industri rabbits for carcass merit.
pertanian sebagai salah J. Anim. Sci. 69: 2371 –
satu alternatif 2378.
pemberdayaan petani
miskin melalui inovasi Padang, 2005. Pengaruh Jenis
teknologi tepat Guna. Kelamin Terhadap
Kerjasama antara BPTP, Performans produksi
UNRAM, BPM, dan Kambing Kacang. Jurnal
Bappeda NTB. Forsimapas 6(3): 2428-
2432.
Lukefahr, S.D. and R. Robinson,
Petplanet. co. uk. 2004. Small
1988. Coat color and
Animal Breed: Rabbit
breeding plans for the
Profile.
commercial Rex rabbit. J.
http://www.petplanet.co.u
Appl. Rabbit Res. 11:68-
k/planet/Breeds/Rabbit.ht
77.
m. (1 Juni 2006)
Manshur, F., 2009. Ternak Uang
Bersama Kelinci: Menjadi Planinc M, Kermauner A, Malovrh
Jutawan Sambil S, Kovac M. 2011. Growth and
Menyalurkan Hobi. mortality of SIKA suckling
Nuansa, Bandung. rabbits in Slovenia. Acta Agric
Slovenia. 98:135-141.
Murtisari,t. 2014. Pemanfaatan
limbah Pertanian sebagai Purnama, R. D. 2000. Pola
pakan untuk Menunjang Reproduksi Pada Ternak
Agribisnis kelinci. Kelinci. Balai Penelitian
Ternak. Bogor.
Sarwono, B. 2002. Kelinci Potong
Prasetyo, S. 1999. Kajian peluang dan Hias. Agromedia
pembentukan bangsa Pustaka. Jakarta.
kelinci berbulu halus kilap
melalui persilangan bangsa Sarwono. 2002. Potensi
kelinci Rex dengan Satin. Pengembangan Usaha
Tesis S3. Fakultas Ternak Kelinci di
Pascasarjana, Institute Kecamatan Ciawi
Pertanian Bogorr, IPB. Kabupaten Bogor, Jawa
Barat. Skripsi Sarjan
Raharjo, Y.C., U. Nuschati, dan U. Peternakan. Fakultas
Kusnadi. 1994. Daya Peternakan, Institut
adaptasi kelinci Rex di Pertanian Bogor, Bogor.
dataran tinggi Wonosobo.
Sarwono, B. 2010. Kelinci Potong
Jurnal Ilmiah Penelitian
dan Hias. Agromedi
Ternak. Balai Penelitian
Pustaka. Jakarta.
Ternak Bogor.
Sarwono, B., 2011, Beternak Kelinci
Raharjo YC, Brahmantiyo B, Unggul. Yayasan Tani
Murtisari T, Wibowo B, Membangun, Jakarta
Juarini E, Yuniati. 2004.
Plasma nutfah kelinci Sembiring, D. L., 2008. Perngaruh
sebagai sumber pangan Frekuensi Perkawinan dan
hewani dan produk lain Sex Ratio Terhadap Litter
bermutu tinggi. [laporan Size, Bobot Lahir,
akhir penelitian]. Bogor Mortalitas Selama
(ID): Balai Penelitian Menyusui dan Bobot
Ternak Badan Litbang Sapih Pada Kelinci
Pertanian Departemen Persilangan. Skripsi.
Pertanian. Universitas Sumatera
Utara. Medan.
Rao D R, Chen C P, Sunki G R,
Johnson W M. 1978. Soeharsono. 1979. Pengaruh
Effect of weaning and Berbagai Macam Makanan
slaughter ages on rabbit Penguat Pada Tingkat
meat production. II Protein Kasar yang
Carcass quality and Berbeda Terhadap
composition. J. Anim. Sci. Pertumbuhan Ternak
46: 578 Kelinci Prosiding Seminar
Penelitian dan Penunjang
Rismunandar. 1990. Meningkatkan Pengembangan
Konsumsi Protein dengan Peternakan, Lembang.
Beternak Kelinci. Sinar Penelitian Peternakan
Baru, Bandung. Bogor.
Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi
Daging. Gadjah Mada
University Press. Widodo R. 2005. Usaha budidaya
Yogyakarta.ss ternak kelinci dan
potensinya. Prosiding
Spacerad. Com. 2004. The scientific Lokakarya Nasional
classification of rabbit. Potensi dan Peluang
http://www.spacered.com/l Pengembangan Usaha
ara/taxonomy.html. Kelinci. Bandung, 30
September 2005.
Texas Agricultural Extension
Kerjasama Puslitbangnak,
Service. 2000. Rabbit
Badan Litbang Pertanian
project reference manual.
dan Fakultas Peternakan
Agricultura
Universitas Padjajaran.
Communications. The
Hlm. 26-37.
Texas A&M University
System Extension Williamson .G dan WJA
publications. Payne. 1993.
http://texaserc. tamu.edu Pengantar ternak di
Daerah Tropis.
Tillman, A.D., H. Hartadi, S.
Diterjemahkan oleh
Reksohadiprodjo, S.
Darmadja, D. Gadjah Mada
Prawirokusumo, dan S.
University Press.
Lebdosoekojo. 1998. Ilmu
Yogyakarta.
Makanan Ternak Dasar.
Gadjah Mada University Zotte AD, Paci G. 2013. Influence of
Press, Yogyakarta. rabbit sire genetic origin,
season of birth and parity
Usman. 2009. Pertumbuhan buras
order on doe and litter
periode grower melalui
performance in an organic
pemberian tepung biji
production system. Asian-
buah merah (Pandanus
Australian J Anim Sci.
conodeus LAMK) sebagai
26:43-49.
pakan alternative.
Prosiding Seminar Zuidhof, M.J., BL. Scheider, V.L.
Nasional Teknologi Carney, D.R. Korver, and
Peternakan dan Veteriner. F.E. Robinson. 2014.
Balai Pengkajian Growth, efficiency and
Teknologi Pertanian yield of commercial
Papua. broilers from 1957, 1978,
and 2005. Poult Sci.
Utami, K.B., E.R. Lilik, dan S.
93(12):2970-2982.
Puguh. 2014. Kajian
Kualitas Susu Sapi
PerahPFH (studi kasus
pada anggota Koperasi
Agro Niagadi Kecamatan
Jabung Kabupaten
Malang). Jurnal Ilmu-Ilmu
Peternakan 24(2):58-66.

Anda mungkin juga menyukai