TINJAUAN PUSTAKA
Pisang termasuk famili Musaceae dari ordo scitamainae dan terdiri dari dua genus,
yaitu Musa dan Ensete. Genus Musa terbagi dalam empat golongan, yaitu
dan Eumusa merupakan jenis pisang yang dapat dikonsumsi, baik segar maupun
oleahan. Buah pisang yang dimakan segar sebagian besar berasal dari golongan
Semua bagian tanaman pisang mulai dari akar sampai daun memiliki
Sedangkan bagian tanaman pisang yang lain, yaitu jantung, batang, kulit buah,
dan bonggol jarang dimanfaatkan dan dibuang begitu saja menjadi limbah pisang.
Bonggol pisang adalah bagian bawah batang pisang yang mengembung seperti
umbi. Menurut Suyanti dan Supriyadi (2008) dalam Damiati, et., al. (2014),
10
11
yang lengkap. Menurut Rukmana (2005) dalam Elizabeth (2013), bonggol pisang
mengandung gizi yang cukup tinggi dengan komposisi lengkap, dalam 100 gram
bonggol pisang basah terkandung 43,0 kalori, 0,36 g protein, 11,60 g karbohidrat,
86,0 g air, beberapa mineral seperti cA, P dan Fe, Vitamin B1 dan C, serta bebas
kandungan lemak. Adapun kandungan gizi dalam bonggol pisang sebagai berikut:
mikroorganisme lokal (MOL) karena kandungan gizi dalam bonggol pisang dapat
(Ole, 2013). Jenis Mikroorganisme yang telah didentifikasi pada bonggol pisang
Azotobacter dan mikroba selulolitik. Mikroba inilah yang biasa bertindak sebagai
berbahan dasar dari berbagai sumber daya yang tersedia setempat. Larutan MOL
mengandung unsur hara mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang
sebagai agen pengendali penyakit tanaman, sehingga MOL dapat digunakan baik
13
sebagai dekomposer, pupuk hayati dan sebagai pestisida organik terutama sebagai
Kelebihan lain dari MOL adalah biaya pembuatannya murah atau bahkan tanpa
dikienal sebagai mikroorganisme lokal (MOL). Istilah lain dari MOL diantaranya
dekomposer.
bahan organik terkait aktivitas bakteri merubah bahan organik menjadi kompos
pinggir jalan, rata-rata biomassa keringnya dapat mencapai 2-5 ton h-1 tahun-1.
dan agak kecil dalam waktu singkat dapat membentuk semak yang lebat. Menurut
hakim dan Agustian (2012) paitan dapat diperbanyak melalui biji, stek batang,
dan dapat dipangkas setiap tahunnya tanpa harus menanam kembali. Adapaun
sebagai berikut;
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae
Marga : Tithonia
tahunan dengan batang tegak dan bulat, tinggi hingga mencapai 9 meter. Daun
berebntuk tabung, mahkota bunga berwarna kuning, kepala sari berwarna hitan
dan pada bagian atasnya berwrna kunging. Buah kotak berbiji bulat dan keras.
Tumbuhan ini disebut juga bunga pahit (Sumatera Barat) atau bunga
paitan (Jawa Timur) yang dapat tumbuh pada ketinggian 20 meter sampai 900
meter di atas permukaan laut (Hakim dan Agustian 2012). paitan memiliki akar
tunggang yang dalam, bercabang banyak dan berasosiasi dengan jamur dan
menyeseuaikan diri (adaptasi) yang kuat dan mempunyai daya persaingan yang
itu smeua, ternyata gulma memiliki fungsi lain yaitu sebagai sumber pupuk hijau
unsur hara.
16
Menurut Elisabeth, et., al. (2013) paitan merupakan tumbuhan liar dan
dapat dimanfaatkan sebagai pupuk hijau (green manure) yang dapat menyediakan
ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Hakim dan Agustian (2012) mengatakan
bahwa pada tajuk berdaun 70 cm teratas mengadnung unsur hara yang cukup
tinggi yaitu 2,25% N; 1,97% K; 0,29% Ca; dan 0,39% Mg. Hasil penelitian yang
diversifolia) memiliki kandungan N; 1.76, P; 0.82, K; 3.92, Ca; 3.07, Mg; 0.005
antara pupuk organik dan pupuk hayati. Pupuk organik hayati terbuat dari bahan-
bahan alami seperti pupuk kandang, kompos, kascing, gambut rumput laut dan
guanao kemudian diperkaya mikroba hidup yang memiliki peranan posistif bagi
organik hayati adalah pupuk organik yang mangandung isolat unggul seperti
mikroba penambat nitrogen (N2), mikroba pelarut fofat (P), atau mikroba
perombak selulosa yang diberikan ke biji, akar, tanah ataupun bahan kompos
Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang,
sisa panen (jermai, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa),
limbah ternak limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah
kota. Kompos merupakan produk pembusukan dari limbah tanaman dan hewan
17
hasil perombakan oleh fungi, aktinomiset, dan cacing tanah. Pupuk hijau
merupakan keseluruhan tanaman hijau maupun hanya bagian dari tanaman seperti
sisa batang dan tunggul akar setelah bagian atas tanaman yang hijau digunakan
sebagai pakan ternak. Sebagai contoh pupuk hijau ini adalah sisa–sisa tanaman,
kotoran ternak. Limbah ternak merupakan limbah dari rumah potong berupa
pertanian merupakan limbah berasal dari limbah pabrik gula, limbah pengolahan
kelapa sawit, penggilingan padi, limbah bumbu masak, dan sebagainya. Limbah
kota yang dapat menjadi kompos berupa sampah kota yang berasal dari tanaman,
setelah dipisah dari bahan-bahan yang tidak dapat dirombak misalnya plastik,
organisme hidup yang berfungsi untuk menambat hara tertentu atau memfasilitasi
tersedianya hara dalam tanah bagi tanaman. Memfasilitasi tersedianya tanaman ini
maupun perombakan oleh fungi, aktinomiset dan cacing tanah. Penyedian hara ini
oleh kelompok mikroba pelarut fosfat dan hasil perombakan bahan organik oleh
paling umum digunakan sebagai agen kontrol biologi, biopestisida, pupuk hayati
dunia dan digunakan untuk perlindungan dari berbagai patogen tanaman atau
(Woo, et., al., 2014). Adapun klasifikasi Trichoderma sp. menurut Marianah
Divisi : Deuteromycota
Kelas : Deuteromycetes
Ordo : Moniliales
Famili : Monoliaceae
Genus : Trichoderma
19
karena perbandingan kandungan C/N dalam bahan tersebut tidak sesuai dengan
C/N tanah. Rasio C/N merupakan perbandingan antara karbohidrat (C) dan
nitrogen (N). Rasio C/N tanah berkisar antara 10-12. Apabila bahan organik
mempunyai rasio C/N mendekati atau sama dengan rasio C/N tanah, maka bahan
tersebut dapat digunakan tanaman. Namun pada umumnya bahan organik segar
mempunyai rasio C/N tinggi (dedaunan tanaman 50-60) (Dewi dan Treesnowati,
2012).
terjadi secara alami. Menurut Firmansyah (2010), kompos adalah proses yang
terhumuskan. Kompos sengaja dibuat karena proses tersebut jarang sekali dapat
terjadi secara alami, karena alam kemungkinan besar terjadi kondisi kelembaban
dan suhu yang tidak cocok untuk proses biologis baik terlalu rendah atau terlalu
tinggi.
hingga sama dengan C/N tanah (<20), semakin tinggi rasio C/N bahan organik
biologi mikroba dan mesofauna. Secara alami proses peruraian tersebut bisa
dalam keadaan aerob (dengan O2) maupun anaerob (tanpa O2) (Dewi dan
tanpa bantuan oksigen. Ciri dari proses pengomposan ini terletak pada adanya
proses penutupan tanpa dilakukan pembukaan. Dengan penutupan ini udara sukar
suhu dalam media pengomposan relatif lebih rendah. Selain itu, tidak terjadi
perubahan (fluktuasi) suhu yang berbeda. Ciri lain dari proses pengomposan
mengandung kadar air cukup tinggi dan berwarna cokelat gelap gingga hitam.
Kadar airnya dapat mencapai 60%. Selain produk kompos, dihasilkan pula
berbagai gas sebagai efek dari proses ini. Gas gas tersebut dapat berupa metana
sampingan lain dapat berupa senyawa organik, seperti asam asetat, asam
proponiat, asam butirat, dan asam laktat, yang berat molekul yang rendah. Karena
itu, untuk menurukan kadar air dan kandungan racun dalam kompos, perlu
dengan baik jika berada dalam temperatur yang sesuai untuk pertumbuhan
C dan akan jauh mengalami penuruan pertumbuhan jika suhu melebihi suhu
b. Kelembaban
pada proses pembuatan kompos tergantung dari jenis bahan organik yang
c. Nisbah C:N
mempunyai nisbah C:N yang sama dengan tanah yaitu 10:12. Nisbah C:N
merupakan faktor penting pengomposan karena unsur hara terikt pada rantai
karbon sehingga rantau karbon panjang diputus agar mudah diserap oleh
Penentuan pH tanah adalah salah satu uji yang paling penting yang
unsur tertentu tidak dapat larut sehingga tidak diserap oleh tanaman. Semakin
tinggi kadar pH dalam timbunan bahan kompos, maka proses penguraian atau
23
dibawah 5,5 sangat rendah sedangkan meningkat dengan cepat pada kisaran
maka akan menimbulkan panas pada bahan kompos. Jika menimbulkan bau
tersebut adalah sumber belajar. Sumber belajar adalah daya yang dimanfaatkan
guna kepentingan proses belajar mengajar. Baik secara langsung maupun tidak
yang disusun oleh Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007) sumber
belajar adalah segala sesuatu yang mendukung terjadinya proses belajar, termasuk
sistem pelayanan, bhan pembelajaran dan lingkunagn. Sumber belajar tidak hanya
terbatas pada bahan dan alat tetapi juga mencakup tenaga, biaya dan fasilitas.
24
Dalam egiatan belajar, sumber belajar dapat digunakan, baik secara terpisah
komponen pengajaran lainnya, nahkan tidak dapat berjalan secara terpisah atau
belajar tersebut sebagai sumber belajar yang cocok maka sumber belajar harus
edikatif, yaitu dapat mengubah dan membawa perubahan yang sempurna terhadap
tinkah laku seusi dengan tujuan yang ada. Ketiga, sumber belajar haruslah dapat
tersedia dengan cepat, harus memungkinakan siswa untuk memacu diri sindiri dan
harus bersifat individual yakni memenuhi barbagai kebutuhan para siswa dalam
belajar yang secara khusus atau sengaja dirancang atau dikembangkan untuk
suarat kabar, siaran televisi, pasar, sawah, waduk, pabrik, museum, kebun
tetapi juga termasuk strategi, metode dan tekniknya. Sumber belajar (Tim
dengan jalan:
kemampuannya.
Sudjana dan Rivai (2001), ada dua macam, yaitu :”kriteria umum dan kriteria
1. Kriteria Umum
Ekonomi tidak berarti harganya rendah, dapat juga dana untuk pengadaan
dan dimanfaatkan.
27
c. Mudah diperoleh
sekitar.
d. Bersifat fleksibel
yang disebabkan oleh biaya yang tinggi dan memakan waktu lama.
Sumber belajar macam ini lebih ditekankan sebagai alat metode atau
2.4.5 Poster
Berkaitan dengan pelaksanaan Kurikulum 2013, pengelolaan materi
pelajaran menjadi hal yang tidak mudah karena harus dilaksanakan dengan tepat
sehingga bahan ajar sebagai produk pengelolaan materi pelajaran dapat disusun
Menurut Sudjana dan Rivai (2007) poster adalah sebagai kombinasi visual dari
rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk menangkap
perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanmkan gagasan yang berarti
yang diwujudkan dalam bentuk ilustrasi objek gambar yang disederhanakan yang
tertentu. Salah satu kegunaan poster adalah untuk memotivasi siswa, dalam hal
siswa. Konsep poster pendidikan tidak berisi tentang informasi namun berupa
ajakan, renungan, persuasi agar siswa memiliki dorongan yang tinggi untuk
Adapun penelitian terdahulu yang relevan dengan penlitian ini, antara lain
mikroorganisme bonggol pisang tidak ada beda nyata. Hal ini menunjukkan
pisang dapat dikatakan mempunyai kualitas yang sama dengan dekomposer yang
Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat dibawah ini:
2.6 Hipotesis