Anda di halaman 1dari 3

· L.

Lipper (2014)
Pada tahun 2050, tambahan 2,4 miliar orang diperkirakan akan tinggal di negara-negara
berkembang, terkonsentrasi di Asia Selatan dan Afrika sub-Sahara. Di wilayah ini, pertanian
merupakan sektor ekonomi utama dan sumber pekerjaan utama, tetapi saat ini lebih dari 20%
penduduk rata-rata berada dalam kondisi rawan pangan1. Sekitar 75% orang miskin dunia
tinggal di daerah pedesaan, dan pertanian adalah sumber pendapatan mereka yang paling
penting2. Meningkatkan produktivitas dan pendapatan pertanian di sektor produksi petani ke-
cil sangat penting untuk mengurangi kemiskinan dan mencapai ketahanan pangan, sebagai el-
emen kunci dan pendorong transformasi dan pertumbuhan ekonomi, dan dalam konteks ur-
banisasi dan pengembangan sektor non-pertanian yang lebih luas. Proyeksi menunjukkan
bahwa secara global, produksi pertanian akan perlu ditingkatkan sebesar 60% pada tahun
2050 untuk memenuhi peningkatan permintaan, dan sebagian besar dari ini harus berasal dari
peningkatan produktivitas.
Perubahan iklim sudah menghambat pertumbuhan pertanian. Menurut Panel Antarpemerintah
tentang Perubahan Iklim (IPCC), perubahan iklim mempengaruhi produksi tanaman di beber-
apa wilayah di dunia, dengan efek negatif lebih umum daripada positif, dan negara berkem-
bang sangat rentan terhadap dampak negatif lebih lanjut. Peningkatan frekuensi dan intensitas
kejadian ekstrim seperti kekeringan, hujan lebat, banjir dan suhu maksimum yang tinggi su-
dah terjadi dan diperkirakan akan meningkat di banyak daerah. Suhu maksimum rata-rata dan
musiman diproyeksikan akan terus meningkat, dengan curah hujan rata-rata yang lebih tinggi
secara keseluruhan. Namun, efek ini tidak akan terdistribusi secara merata. Kota kekurangan
air dan kekeringan di daerah yang sudah kering juga kemungkinan akan meningkat pada
akhir abad ini. Salah satu solusi untuk menghadapi nya adalah menggunakan sistem Climate
Smart Agriculture (CSA).
Climate Smart Agriculture (CSA) adalah sebuah pendekatan untuk mengubah dan men-
garahkan kembali sistem pertanian untuk mendukung ketahanan pangan di bawah realitas
baru perubahan iklim. Perubahan luas dalam pola curah hujan dan suhu mengancam produksi
pertanian dan meningkatkan kerentanan orang-orang yang bergantung pada pertanian untuk
mata pencaharian mereka, yang mencakup sebagian besar orang miskin di dunia. Perubahan
iklim mengganggu pasar makanan, menimbulkan risiko di seluruh populasi terhadap pasokan
makanan. Ancaman dapat dikurangi dengan meningkatkan kapasitas adaptif petani serta
meningkatkan ketahanan dan efisiensi penggunaan sumber daya dalam sistem produksi perta-
nian. CSA mempromosikan tindakan terkoordinasi oleh petani, peneliti, sektor swasta,
masyarakat sipil dan pembuat kebijakan menuju jalur tahan iklim melalui empat bidang aksi
utama: (1) membangun bukti; (2) meningkatkan efektivitas kelembagaan lokal; (3) men-
dorong koherensi antara iklim dan kebijakan pertanian; dan (4) menghubungkan iklim dan
pembiayaan pertanian. CSA berbeda dari pendekatan 'bisnis seperti biasa' dengan
menekankan kapasitas untuk menerapkan solusi yang fleksibel dan spesifik konteks,
didukung oleh kebijakan inovatif dan tindakan pendanaan.
· Scheepens (2011)
Penyimpanan adalah tindakan pengamanan barang (dalam hal ini komoditas pertanian) yang
karena sesuatu keadaan atau tujuan harus ditahan untuk beberapa waktu sebelum dijual,
didistribusikan atau diproses lebih lanjut. Oleh karena penyimpanan selalu terkait dengan
faktor waktu maka berbagai kemungkinan terutama perubahan yang tidak dikehendaki dapat
terjadi selama waktu berjalan. Berbeda dengan kegiatan pengolahan yang umumnya menye-
babkan perubahan fisik dan kimiawi yang nyata pada komoditas yang ditangani maka pada
kegiatan penyimpanan tidak dimaksudkan untuk mengubah bentuk ataupun mutu komoditas
yang disimpan. Barang atau komoditas yang disimpan relatif statis atau konstan selama
dalam penyimpanan.
Untuk komoditas pertanian pengertian statis kurang tepat karena secara umum ko-
moditas pertanian dianggap masih “hidup”. Berbagai komoditas segar, seperti buah-buahan,
sayuran, bunga-bungaan dan umbi-umbian masih melakukan kegiatan respirasi selama dalam
penyimpanan (dingin). Biji-bijian yang relatif kering pada waktu disimpan juga masih men-
gadakan respirasi walaupun relatif sangat kecil dibandingkan komoditas hortikultura (buah-
buahan, sayuran, dan bunga-bungaan).
· PT. AGRO INVESTAMA
Domba merupakan ruminansia kecil yang dibudidayakan untuk diambil wool dan dagingnya,
tetapi di Indonesia pada umumnya hanya dimanfaatkan dagingnya. Usaha peternakan domba
masih layak untuk dikembangkan mengingat masih terbukanya pasar dalam negeri maupun
luar negeri. Pada tahun 2018, Indonesia mengekspor domba ekor tipis ke Malaysia sebanyak
60 000 ekor per tahun (DPKH 2018). Hal ini didukung dengan peningkatan populasi domba
dalam negeri. Berdasarkan data dari DPKH (2017), populasi domba pada tahun 2017 menca-
pai 17.1 juta ekor dan meningkat sebesar 9.07 % dari tahun sebelumnya.
Populasi awal domba yang ada di PT AI yaitu sebanayak 300 ekor domba, namun karena per-
mintaan akan bibit domba Garut meningkat, akhirnya perusahaan mulai mengembangkan us-
ahanya hingga mencapai 4200 ekor lebih. Perkembangan PT AI terus meningkat dari tahun
ketahun. Populasi domba di PT AI jika dijumlahkan selama PKL maka rata-ratanya yaitu
3998 ekor, yang terdiri dari domba Garut, dorper, cross dorper, DEG, dan domba ekor tipis.
Data yang didapat untuk persentase domba Garut di PT AI yaitu 52.7% dan jantan Garutnya
yaitu 15.8% dari total populasi domba Garut.
Perusahaan terus mengembangkan usaha pembibitan hingga saat ini, PT Agro Investama se-
lanjutnya mengembangkan usaha penggemukan domba ekor gemuk, domba ekor tipis, dan
sekarang sedang mengembangkan usaha pembibitan cross dorper, yaitu persilangan antara
domba Garut dan domba dorper. Populasi awal domba yang ada di PT AI yaitu sebanayak
300 ekor domba. Namun karena permintaan akan bibit domba Garut meningkat, akhirnya pe-
rusahaan mulai mengembangkan usahanya hingga mencapai 4.200 ekor.
Pemasaran pada PT. Agro Investama Penjualan domba dilakukan dikandang dengan pembeli
secara langsung. Momen hari raya Idhul Adha merupakan momen yang paling besar untuk
penjualan domba, yang mana banyak domba terjual dengan harga RP 71.000 – RP 75.000/kg.

Anda mungkin juga menyukai