DI SUSUN OLEH
Andri Sutanto
185050107111015
MALANG
2021
MATERI I
Latar belakang
Mikroskop merupakan salah satu alat yang penting pada kegiatan laboratorium sains,
khususnya biologi. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat
mengamati obyek yang berukuran sangat kecil (mikroskopis). Hal ini membantu
memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil. Perkembangan
instrumen yang berkemampuan melebihi indra manusia berjalan seiring kemajuan sains.
Selain diperlukannya pengetahuan mengenai cara menggunakan mikroskop dengan baik
dan benar, diperlukan pula cara perawatan mikroskop dengan baik dan benar agar
mikroskop dapat awet, tahan lama dalam penggunaanya dan saat melakukan pengamatan
tidak ada gangguan yang terdapat di mikroskop seperti adanya jamur, debu dan minyak
pada lensa mikroskop dan gangguan lainnya pada bagian mikroskop non optik apabila
tidak dilakukan perawatan.
Hemocytometer adalah perangkat yang awalnya dirancang untuk perhitungan sel darah.
Hemacytometer biasa juga disebut suatu alat yang dapat digunakan untuk melakukan
perhitungan sel secara cepat dan dapat digunakan untuk konsentrasi sel yang rendah.
Hemacytometer adalah metode perhitungan secara mikroskopis. Ruang hitung terdiri dari
9 kotak besar dengan luas 1 mm². Satu kotak besar di tengah, dibagi menjadi 25 kotak
sedang dengan panjang 0,05 mm. Satu kotak sedang dibagi lagi menjadi 16 kotak kecil.
Dengan demikian satu kotak besar tersebut berisi 400 kotak kecil. Tebal dari ruang hitung
ini adalah 0,1 mm. Sel bakteri yang tersuspensi akan memenuhi volume ruang hitung
tersebut sehingga jumlah bakteri per satuan volume dapat diketahui
Tujuan
Untuk mengetahui hasil analisis pembahasan terkait mikroskop dan haemocytometer yang
berguna untuk mahasiswa dan umum.
1.2. Tinjauan Pustaka
Larutan diteteskan pada haemocytometer, setelah itu ditutup pada cover glass. Cairan akan
memenuhi ruang hitung secara kapiler. Jumlah sel darah putih atau leukosit total dihitung
dengan menggunakan bantuan mikroskop dengan pembesaran 400 x. (Ayunin Q. dkk.
2020)
Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa dalam penggunaan mikroskop banyak
sekali yang di manfaatkan untuk mahasiswa dalam mengimplementasikan seperti di
laboratorium . Hal ini sesuai dengan pernyataan oleh Priyani N.E.dkk (2020) bahwa
melalui penggunaan mikroskop digital dapat menambah kemampuan literasi teknologi
siswa di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Dewati, Bhakti, & Astuti, 2019) peranan micrsocope smartphone dapat
meningkatkan kemampuan psikomotorik atau skill mahasiswa dalam merangkai alat
untuk membantu pemahaman mereka dalam materi optik serta media microscope
smartphone sangat cocok dalam pembelajaran STEM.
1.4. Kesimpulan
ELEKTROFORESIS
1.1. Pendahuluan
Latar Belakang
Elektroforesis merupakan suatu cara analisis kimiawi yang didasarkan pada pergerakan
molekul-molekul bermuatan di dalam medan listrik (titik isoelektrik). Pergerakan molekul
dalam medan listrik dipengaruhi oleh bentuk, ukuran, dan besar muatan dari molekul.
Metode pemisahan Gel Electrophoresis System merupakan salah satu metode yang murah
dan mudah untuk dikembangkan. Metode ini biasanya digunakan untuk pemisahan DNA
dan protein. Pergerakan molekulnya sendiri tergantung pada beberapa faktor, yaitu :
massa, bentuk molekul dan suhu, porositas dan viskositas media. Elektroforesis melalui
gel agarose merupakan teknik pemisahan yang sederhana, cepat dan tepat dalam
memisahkan molekul yang diinginkan, biasanya digunakan untuk memisahkan fragmen
DNA. Fragmen terdeteksi oleh pewarnaan gel dengan pewarna intercalating, Ethidium
Bromide, diikuti oleh visualisasi/ fotografi di bawah sinar UV. Elektroforesis asam
nukleat dapat dideteksi dengan pewarnaan dan divisualisasikan di bawah sinar UV dengan
panjang gelombang 300 nm. Ethidium Bromide (EtBr) adalah pewarna yang paling umum
digunakan untuk visualisasi DNA pada gel agarose.
Tujuan
Untuk mengetahui hasil analisis pembahasan terkait penggunaan dalam elektroforesis bagi
mahasiswa dan umum
1.2. Tinjauan Pustaka
Elektroforesis merupakan salah satu metode eksperimen yang telah dimanfaatkan untuk
mengkarakterisasi nanopartikel termasuk nanopartikel silika. Telah banyak studi terdahulu
yang sudah memanfaatkan metode elektroforesis ini dalam mengkarakterisasi ukuran
nanopartikel seperti quantum dots , nanopartikel emas , dan beberapa nanopartikel
logam seperti hematit dan silika (Santoso P.H.dkk. 2021)
Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk identifikasi Vibrio, antara lain
Ribotyping, Amplified Fragment Length Polymorphism (AFLP), Repetitive,Extragenic
Palindromes (REP), dan Pulse Feld Gel Electrophoresis (PFGE). Metodemetode tersebut
memberikan informasi dan wawasan baru mengenai struktur populasi dan identifikasi
organisme dari famili Vibrionaceae. (Amelia F.dkk 2020)
1.3. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa penggunaan dan prosedur pada
elektroforesis digunakan untuk mengkarakterisasi duatu nano partikel. Hal ini sesuai
dengan pernyataan oleh Santoso P.H.dkk. (2021) bahwa Elektroforesis merupakan salah
satu metode eksperimen yang telah dimanfaatkan untuk mengkarakterisasi nanopartikel
termasuk nanopartikel silika. Telah banyak studi terdahulu yang sudah memanfaatkan
metode elektroforesis ini dalam mengkarakterisasi ukuran nanopartikel seperti quantum
dots , nanopartikel emas , dan beberapa nanopartikel logam seperti hematit dan silika
SantosoP.H.,Y.Kurniawan,H.N.Pamungkas,Suparno.2021.KarakterisasiMuatan
Nanopartikel Silika Dengan Metode Elektroforesis.Indonesian of Applied Sciences.Vol
11(1) : 1-12
MATERI III
SPEKTROSKOPI
3.1. Pendahuluan
Latar Belakang
Tujuan
Untuk mengetahui hasil analisis pembahasan terkait spektroskopi atau spectrometer bagi
manfaat mahasiswa dan umum
3.2. Tinjauan Pustaka
Data pengukuran serapan larutan standar besi (Fe) berbanding lurus dengan konsentrasi
larutan standar, dimana semakin tinggi konsentrasi, maka absorbansinya juga semakin
tinggi. Persamaan garis regresi yang dihasilkan adalah y = 0,955x0,0006 dan koefisien
korelasi, r2= 0,999.koefisien tersebut mendekati satu yang menunjukkan bahwa
absorbansi sudah baik atau datanya sudah akurat. (Iyabu H.dkk 2020)
Identifikasi senyawa aktif pada kulit matoa dilakukan melalui uji fitokimia kandungan
senyawa aktif dilakukan secara kualitatif. Uji kualitatif dengan uji reagen dari ekstrak
etanol kulit matoa dilarutkan dengan sedikit pelarut. (Andriani M.dkk 2020)
3.3. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa dalam prosedur spektroskopi dalam
pengujian salah satunya di dapatkan data yang sesuai. Hal ini sesuai dengan pernyataan
oleh Iyabu H.dkk. 2020 bahwa Data pengukuran serapan larutan standar besi (Fe)
berbanding lurus dengan konsentrasi larutan standar, dimana semakin tinggi konsentrasi,
maka absorbansinya juga semakin tinggi. Persamaan garis regresi yang dihasilkan adalah
y = 0,955x0,0006 dan koefisien korelasi, r2= 0,999.koefisien tersebut mendekati satu yang
menunjukkan bahwa absorbansi sudah baik atau datanya sudah akurat.
KROMATOGRAFI
4.1. Pendahuluan
Latar Belakang
Tujuan
Untuk mengetahui hasil analisis pembahasan terkait kromatografi bagi mahasiswa dan
umum
4.2. Tinjauan Pustaka
Proses kromatografi dilakukan secara manual. Elusi fraksi tidak dilakukan secara otomatis
dengan HPLC atau FPLC. Ketidakseragaman kecepatan aliran dan tekanan pada setiap
tahap sangat memungkinkan untuk terjadi sehingga kemurniannya tidak sebagus jika
dibandingkan dengan proses otomasi. (Wulandari Z.dkk 2018)
pendeteksian dapat juga menggunakan detektor PDA dan pemisahan dilakukan secara
isokratik yang lebih mudah dibandingkan gradien, namun kurang sensitif dibandingkan
penggunaan detektor fluoresen. Hasil yang diperoleh tersebut cukup baik untuk
diaplikasikan dalam mendeteksi 45 sampel yang diperoleh dari berbagai lokasi di lapang.
(R.Widiastuti.dkk 2020)
4.3. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa dalam kromatografi diperlukan proses
hanya manual dalam prosedurnnya dan penggunaanya. Hal ini sesuai dengan pernyataan
oleh Wulandari Z.dkk (2018) bahwa Proses kromatografi dilakukan secara manual. Elusi
fraksi tidak dilakukan secara otomatis dengan HPLC atau FPLC. Ketidakseragaman
kecepatan aliran dan tekanan pada setiap tahap sangat memungkinkan untuk terjadi
sehingga kemurniannya tidak sebagus jika dibandingkan dengan proses otomasi.
ANALISIS PROKSIMAT
5.1. Pendahuluan
Latar Belakang
Analisis proksimat adalah suatu metoda analisis kimia untuk mengidentifikasi kandungan
nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak dan serat pada suatu zat makanan dari bahan
pakan atau pangan. Analisis proksimat adalah analisis atau pengujian kimia yang
dilakukan untuk bahan baku yang akan diproses lebih lanjut dalam industri menjadi
barang jadi. Analisis proksimat memiliki manfaat sebagai penilaian kualitas pakan atau
bahan pangan terutama pada standar zat makanan yang seharusnya terkandung di
dalamnya. Selain itu, analisis proksimat dapat digunakan untuk mengevaluasi dan
menyusun formula ransum dengan baik. Mengevaluasi ransum yang telah ada seperti
mencari kekurangan pada ransum tersebut kemudian kita bisa menyusun formula ransum
baru dengan menambahkan zat makanan yang diperlukan.
Tujuan
Untuk dapat mengetahui hasil analisis pembahasan terkait Analisa proksimat di dalam
laboratorium bagi mahasiswa dan umum
5.2. Tinjauan Pustaka
Kadar abu menunjukkan mineral anorganik yang tidak dapat terbakar lagi setelah proses
pembakaran sempurna atau karbon telah dikonversi semua menjadi bentuk energi. Adanya
abu menyebabkan penurunan nilai kalor sehingga mempengaruhi kualitas briket. Abu
tersebut dapat berupa mineral oksida yang memiliki titik leleh tinggi. (Miharja M.2016)
Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa dalam Analisa proksimat dilakukan
uji kadar abu salah satunya. Hal ini sesuai dengan pernyataan oleh Miharja M. (2016)
bahwa Kadar abu menunjukkan mineral anorganik yang tidak dapat terbakar lagi setelah
proses pembakaran sempurna atau karbon telah dikonversi semua menjadi bentuk energi.
Adanya abu menyebabkan penurunan nilai kalor sehingga mempengaruhi kualitas briket.
Abu tersebut dapat berupa mineral oksida yang memiliki titik leleh tinggi.
Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa salah satu prosedur dalam uji Analisa
proksimat adalah lemak kasar. Hal ini sesuai dengan pernyataan oleh Suleman R.dkk
(2019) bahwa Sampel sebanyak 0,1 g dicampur dengan 1 g katalis (dibuat dengan
mencampurkan 1 g CuSO4, dan 1,2 g NaSO4) dan 2,5 ml H2SO4 pekat, kemudian
didihkan dalam labu Kjedhal sampai jernih, kemudian di dinginkan. Setelah itu
diencerkan sampai 100 ml. Sebanyak 5 ml sampel dimasukkan ke dalam alat destilasi dan
proses dihentikan bila volume destilat mencapai dua kali volume sebelum distilasi.
Destilat kemudian dititrasi dengan NOH 0,02 N dan ditambahkan 2 tetes indicator
Mengsel. Perlakukan yang sama juga dilakukan dengan blanko.
5.4. Kesimpulan
- Analisa proksimat memiliki salah satu contoh pengujian adalah uji kadar abu
- Dalam prosedur Analisa proksimat seperti uji kadar lemak