LOGO
PROPINSI LAMPUNG
HALAMAN PENGESAHAN
(.........................................................) (…………………………)
(...............................................................)
KATA PENGANTAR
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................
B. Tujuan...........................................................................................
C. Dasar hukum................................................................................
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masih banyak masalah dalam dunia pendidikan kita yang harus dibenahi dan ditata ulang,
baik dalam tata kelola, kurikulum, kompetensi guru, sarana dan prasarana, sampai kepada
metode pembelajaran. Salah satu masalah pendidikan yang menarik yaitu proses
pembelajaran di sekolah menengah. Banyak kritik dan masukan baik lewat diskusi dan
perdebatan di media elektronik maupun tulisan di media cetak membahas proses
pembelajaran. Munculnya teori-teori untuk mengubah proses pembelajaran yang
menempatkan siswa agar lebih aktif; antara lain Fraire dengan teori pendidikan pembebasan,
Bruffe mengemukakan Collaborative learning, teori Cosntructivist oleh Brooks and Brooks,
Culture Perspective oleh Zhoads and Black [Zamroni, 156] . Semua teori tersebut bertujuan
untuk mengubah proses pembelajaran yang bersifat monolog menjadi proses pembelajran
yang lebih memacu para siswa menjadi pelaku aktif. Semua teori ini merupakan usaha dan
rasa ketidak-puasan terhadap proses pembelajaran secara monolog. Perkembangan dan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknolagi khususnya TI yang dapat dengan mudah
menyediakan dan melengkapi sumber belajar merupakan salah satu faktor utama yang sangat
mempengaruhi bahkan menjadi pemicu utama dan sejalan dengan teori-teori di atas dalam
mengubah kebiasaan dan budaya belajar.
World Bank (1998) merumuskan permasalahan yang berkaitan dengan kualitas
pendidikan di Indonesia. Berdasarkan hasil temuannya terdapat sembilan faktor penyebab
utama rendahnya mutu pendidikan di Indonesia, yaitu: (1) struktur insentif guru yang tidak
mendukung bagi penyelenggaraan pengajaran yang efektif, (2) sedikitnya waktu belajar
untuk siswa SD, khususnya kelas 1 dan 2, (3) tidak tersedianya sumber belajar pada sekolah
di daerah miskin (under served areas), (4) sebagian besar guru tidak memenuhi syarat untuk
mengajar bidang studi dan kurang memahami metode pengajaran yang baik, (5) rendahnya
mutu buku pelajaran, (6) kurikulum yang berat dan tidak terpadu, (7) sistem penilaian yang
tidak efisien, (8) kelembagaan pendidikan yang tidak efektif, dan (9) manajemen sekolah
yang tidak efisien, terutama tugas dan fungsi kepala sekolah.
Beberapa butir hasil kajian Word Bank pada tahun 1998 tersebut sampai kini masih
sangat relevan. Salah satu buktinya adalah bahwa dalam hasil penelitian Dinas Pendidikan
DKI Jakarta terungkap ternyata kemampuan guru sangat bervariasi, bahkan cenderung
rendah. Tampak bahwa guru yang nilainya di atas tujuh (artinya cukup dalam menguasai
materi bidang studinya) tidak banyak. Hal ini berkorelasi dengan nilai siswa di setiap mata
pelajaran. Di lapangan juga terbukti bahwa banyak buku-buku pelajaran yang tidak sejalan
dengan kurikulum yang berlaku serta tidak memperhatikan perkembangan intelektual siswa.
Dari fakta-fakta tersebut, peningkatan kompetensi guru sebagai pendidik harus menjadi
prioritas utama. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sebagai wadah berkumpulnya
guru-guru untuk berinteraksi saling berbagi pengalaman dan gagasan dalam
mengembangkankan kegiatan pembelajaran di sekolah dapat menjadi salah satu sarana dalam
peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru. Melalui MGMP dapat dilakukan
kegiatan-kegiatan peningkatan kompetensi guru yang nantinya akan bermuara pada
peningkatan mutu pendidikan. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam
meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya melalui undang-undang guru dan dosen yang
dapat memacu guru untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya.
B. Tujuan
Tujuan dibentuknya Musyawarah Guru Mata Pelajaran Agribisnis Tanaman Pangan dan
Hortikultura (ATPH) adalah sebagai tempat melakukan pertemuan bagi tenaga pendidik
mata pelajaran ATPH untuk meningkatkan kompetensinya sebagai pendidik mata pelajaran
ATPH. Kompetensi yang dimaksud meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial:
C. Dasar Hukum
Dasar hukum penyelenggaraan MGMP sebagai berikut.
A. Perekrutan Anggota
1. Waktu Pelaksanaan
Waktu Pelaksanaan Pembentukan MGMP ATPH Kabupaten Lampung Timur
direncanakan tanggal 9 Oktober 2020
4. Penetapan Keanggotaan
Setiap guru ATPH SMK di Kabupaten Lampung Timur ditetapkan sebagai anggota oleh
pengurus MGMP Kabupaten Lampung Timur.
C. Pembentukan Pengurus
1. Waktu Pelaksanaan
Pembentukan pengurus MGMP ATPH Kabupaten Lampung Timur dilaksanakan pada
tanggal 14 Oktober 2020
A. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas terdapat beberapa kesimpulan yaitu:
1. MGMP merupakan salah satu wadah yang penting bagi guru karena dapat
mengembangkan dan meningkatkan kemampuan profesinya dengan baik sehingga
dapat menciptakan suatu pembelajaran yang variatif, kreatif, menyenangkan, dan
inovatif karena melalui MGMP akan diperoleh informasi aktual tentang segala
sesuatu yang berhubungan dengan perkembangan pembelajaran yang mutahir dan
akan terjadi sharing pengalaman dan ilmu pengetahuan antar guru sehingga
kemampuan guru senantiasa berkembang sejalan dengan perubahan paradigma
pendidikan yang begitu cepat dan radikal.
2. MGMP akan berkembang dengan baik, bila adanya keterlibatan secara sinergis
antara berbagai pihak yang terkait untuk mendukung dan mendorong kegiatan
MGMP baik secara moril maupun materil.
B. Saran
Untuk mengoftimalkan kegiatan MGMP kiranya perlu disampaikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Perlunya Revitalisasi kegiatan MGMP sehingga terjadi peningkatan kualitas dan
kuantitas kegiatan MGMP.
2. Untuk memperlancar kegiatan MGMP perlu adanya dukungan yang nyata dan
kongkrit secara sungguh-sungguh dari Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lampung Timur.
3. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga kiranya dapat mengembangkan jaringan
informasi pembelajaran yang aktual, termasuk hasil kegiatan MGMP yang lebih
nyata dan praktis agar mudah diakses oleh semua guru.
................................... ...................................
NIP. ................................... NIP. ...................................
SUSUNAN PENGURUS
MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP)
PRODUKTIF SMK AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
(ATPH)
KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
PERIODE 2020 – 2025
Pembina Lampung :
1. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung
2. Kepala bidang pembinaan SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung
Pembina Pelaksana :
1. Pengawas Dinas Pendidikan Provinsi Lampung
2. Ketua MKKS SMK Kabupaten Lampung Timur