Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PEMBENTUKAN MGMP FISIKA

KOTA/KABUPATEN.............

LAMBANG MASING-MASING MGMP KAB/KOTA

PROPINSI JAWA BARAT

HALAMAN PENGESAHAN

................
,............................2016

KETUA MGMP FISIKA KOTA/KAB..........

SEKRETARIS

(.........................................................)
(..................................................)

KEPALA SEKOLAH INTI/PEMBINA MGMP

(...............................................................)

KATA PENGANTAR

Kami pengurus MGMP Kota/Kabupaten...................................menyampaikan


proposal pemben
tukan kepengurusan MGMP ini sebagai dasar melaksanakan program MGMP
yang akan dilaku
kan

DAFTAR ISI

I.PENDAHULUAN
A.Latar Belakang..............................................................................
B.Tujuan...........................................................................................
C.Dasar hukum................................................................................
II.PROSEDUR PEMBENTUKAN MGMP
A.Rekomendansi/USULAN Kepala Sekolah Inti
B.Perekutan Anggota
C.Waktu Pelaksanaan
D.Jumlah anggota dan sekolah....
E.Alamat sekolah calon anggota
F.Penetapan Keanggotaan
III.PEMBENTUKAN PENGURUS
1.Waktu pelaksanaan
2.Cara pemilihan pengurus
3.Penetapan Pengurus
IV.SEKOLAH INTI PELEKSANAAN KEGIATAN MGMP
1.Lokasi inti
2.Sarana dan Prasarana yang dimiliki
3.Persetujuan Sekolah inti
III.PENUTUP

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Masih banyak masalah dalam dunia pendidikan kita yang harus dibenahi dan ditata
ulang, baik dalam tata kelola, kurikulum, kompetensi guru, sarana dan prasarana, sampai
kepada metode pembelajaran. Salah satu masalah pendidikan yang menarik yaitu proses
pembelajaran di sekolah menengah. Banyak kritik dan masukan baik lewat diskusi dan
perdebatan di media elektronik maupun tulisan di media cetak membahas proses
pembelajaran.

Munculnya

teori-teori

untuk

mengubah

proses

pembelajaran

yang

menempatkan siswa agar lebih aktif; antara lain Fraire dengan teori pendidikan pembebasan,
Bruffe mengemukakan Collaborative learning, teori Cosntructivist oleh Brooks and Brooks,
Culture Perspective oleh Zhoads and Black [Zamroni, 156] . Semua teori tersebut bertujuan
untuk mengubah proses pembelajaran yang bersifat monolog menjadi proses pembelajran
yang lebih memacu para siswa menjadi pelaku aktif. Semua teori ini merupakan usaha dan
rasa ketidak-puasan terhadap proses pembelajaran secara monolog. Perkembangan dan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknolagi khususnya TI yang dapat dengan mudah
menyediakan dan melengkapi sumber belajar merupakan salah satu faktor utama yang sangat
mempengaruhi bahkan menjadi pemicu utama dan sejalan dengan teori-teori di atas dalam
mengubah kebiasaan dan budaya belajar.
World Bank (1998) merumuskan permasalahan yang berkaitan dengan
kualitas pendidikan di Indonesia. Berdasarkan

hasil temuannya terdapat

sembilan faktor penyebab utama rendahnya mutu pendidikan di Indonesia, yaitu:


(1) struktur insentif guru yang tidak mendukung bagi penyelenggaraan
pengajaran yang efektif, (2) sedikitnya waktu belajar untuk siswa SD, khususnya
kelas 1 dan 2, (3) tidak tersedianya sumber belajar pada sekolah di daerah
miskin (under served areas), (4) sebagian besar guru tidak memenuhi syarat
untuk mengajar bidang studi dan kurang memahami metode pengajaran yang
baik, (5) rendahnya mutu buku pelajaran,

(6) kurikulum yang berat dan tidak

terpadu, (7) sistem penilaian yang tidak efisien, (8) kelembagaan pendidikan
yang tidak efektif, dan (9) manajemen sekolah yang tidak efisien, terutama
tugas dan fungsi kepala sekolah.
Beberapa butir hasil kajian Word Bank pada tahun 1998 tersebut sampai
kini masih sangat relevan. Salah satu buktinya adalah bahwa dalam

hasil

penelitian Dinas Pendidikan DKI Jakarta terungkap ternyata

kemampuan guru

sangat bervariasi, bahkan cenderung rendah. Tampak bahwa guru yang nilainya
di atas tujuh (artinya cukup dalam menguasai materi bidang studinya) tidak
banyak. Hal ini berkorelasi dengan nilai siswa di setiap mata pelajaran. Di
lapangan juga terbukti bahwa banyak buku-buku pelajaran yang tidak sejalan
dengan kurikulum yang berlaku serta tidak memperhatikan perkembangan
intelektual siswa.
Dari fakta-fakta tersebut, peningkatan kompetensi guru sebagai pendidik
harus menjadi prioritas utama. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
sebagai wadah berkumpulnya guru-guru untuk berinteraksi saling berbagi
pengalaman dan gagasan dalam mengembangkankan kegiatan pembelajaran di
sekolah dapat menjadi salah satu sarana dalam peningkatan kompetensi dan
profesionalisme

guru.

Melalui

MGMP

dapat

dilakukan

kegiatan-kegiatan

peningkatan kompetensi guru yang nantinya akan bermuara pada peningkatan


mutu

pendidikan.

Hal

ini

sejalan

dengan

kebijakan

pemerintah

dalam

meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya melalui undang-undang guru dan


dosen

yang

dapat

memacu

guru

untuk

meningkatkan

kompetensi

dan

profesionalismenya.

B. Tujuan
Tujuan dibentuknya Musyawarah Guru Mata Pelajaran Fisika adalah sebagai tempat
melakukan pertemuan bagi tenaga pendidik mata pelajaran fisika untuk meningkatkan
kompetensinya sebagai pendidik mata pelajaran fisika. Kompetensi yang dimaksud meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi
sosial:

C. Dasar Hukum

Dasar hukum penyelenggaraan MGMP sebagai berikut.

1 Undang Undang

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional.


2 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen.
3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan.
4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Kewenangan Pusat dan daerah.
5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008
tentang Guru.
6 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
7 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan.
8 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Program Sarjana (S1) Kependidikan bagi Guru dalam
Jabatan.
9

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


Birokrasi No. 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya.

10 Peraturan

Bersama

Menteri

Pendidikan

Nasional

dan

Kepala

Badan

Kepegawaian Negara No. 03/V/PB/2010, No. 14 Tahun 2010 tentang Petunjuk


Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
11 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

BAB.II
PROSEDUR PEMBENTUKAN MGMP
A. Rekomendasi/Usulan Kepala Sekolah Inti
Berdasarkan Surat No 20/iii/2016 Kepala Dinas Kabupaten.....
merekomendasikan SMAN ...... untuk menjadi sekolah inti bagi kegiatan
MGMP Fisika.
B. Perekrutan Anggota
1. Waktu Pelaksanaan
Waktu Pelaksanaan Pembentukan MGMP Fisika Kabupaten ......
direncanakan tanggal 12 Juli 2016
2. Jumlah Calon Anggota dan Sekolah
Jumlah calon anggota diperkirakan sejumlah 50 guru fisika yang berasal
dari 20 sekolah di lingkungan Kabupaten ........
3. Alamat Sekolah Calon Anggota
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Nama Sekolah

Alamat Sekolah

10
4. Penetapan Keanggotaan
Setiap guru fisika SMA di Kabupaten.............ditetapkan sebagai anggota
oleh pengurus MGMP Kabupaten ..........

C. Pembentukan Pengurus
1. Waktu Pelaksanaan
Pembentukan pengurus MGMP Fisika Kabupaten Sukabumi
dilaksanakan pada tanggal...............................bertempat
di.................................
2. Cara Pemilihan Pengurus
Pemilihan pengurus dilaksanakan dengan cara sebagai
berikut.
a. Anggota MGMP berasal dari guru mata pelajaran Fisika dari
SMA yang berasal dari 20- 30 sekolah Se kabupaten...........
b. Keanggotaan MGMP diawali dengan pengisian biodata peserta
yang selanjutnya setelah diisi diserahkan kepada pengurus
MGMP.
c. Pengurus menghimpun biodata anggota sebagai database
keanggotaan MGMP di wilayahnya.
d. Setelah

pemilihan

Ketua

MGMP,

selanjutnya

dilakukan

penyusunan kepengurusan MGMP. Kepengurusan MGMP ini


meliputi ketua, seketaris, bendahara, dan bidang-bidang
kepengurusan.
3. Penetapan Pengurus
Setelah pengurus terpilih dan susunan pengurus telah
lengkap, ketua terpilih
pengurus

MGMP

mengusulkan susunan dan pengesahan

dilakukan

oleh

Kepala

Kabupaten/Kota.

D. Sekolah Inti Pelaksanaan Kegiatan MGMP


1. Lokasi Sekolah Inti
2. Sarana dan Prasarana yang Dimiliki
3. Persetujuan Kepala Sekolah Inti

Dinas

Pendidikan

BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas terdapat beberapa kesimpulan yaitu:
1

MGMP merupakan salah satu wadah yang penting bagi guru karena
dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan profesinya
dengan baik sehingga dapat menciptakan suatu pembelajaran yang
variatif, kreatif, menyenangkan, dan inovatif karena melalui MGMP
akan

diperoleh

informasi

aktual

tentang

segala

sesuatu

yang

berhubungan dengan perkembangan pembelajaran yang mutahir dan


akan terjadi sharing pengalaman dan ilmu pengetahuan antar guru
sehingga kemampuan guru senantiasa berkembang sejalan dengan
perubahan paradigma pendidikan yang begitu cepat dan radikal.
2

MGMP akan berkembang dengan baik, bila adanya keterlibatan secara


sinergis antara berbagai pihak yang terkait untuk mendukung dan
mendorong kegiatan MGMP baik secara moril maupun materil.

b. Saran
Untuk mengoftimalkan kegiatan MGMP kiranya perlu disampaikan hal-hal
sebagai berikut:

Perlunya Revitalisasi kegiatan MGMP sehingga terjadi peningkatan


kualitas dan kuantitas kegiatan MGMP.

Untuk memperlancar kegiatan MGMP perlu adanya dukungan yang


nyata dan kongkrit secara sungguh-sungguh dari Pemerintah Daerah
melalui

Dinas

Pendidikan

Pemuda

dan

Olahraga

Kabupaten/Kota ...............
3

Dinas

Pendidikan

mengembangkan

Pemuda

jaringan

dan

Olahraga

informasi

kiranya

pembelajaran

yang

dapat
aktual,

termasuk hasil kegiatan MGMP yang lebih nyata dan praktis agar
mudah diakses oleh semua guru.
Demikian

Proposal

pembentukan

MGMP

FISIKA

SMA

Kabupaten/

Kota .............. Tahun 2016. Sebagai pertimbangan kami lampirkan daftar anggota
dan pengurus MGMP FISIKA SMA kabupaten/Kota ..................
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, kami berharap pengajuan
Proposal ini dapat terealisasi sesuai dengan yang kami harapkan, sehingga dapat
bermanfaat

bagi

peningkatan

kegiatan

MGMP

FISIKA

SMA

Kabupaten/Kota .................

Kab/Kota, ... Mei 2016


Sekertaris MGMP Fisika SMA

Ketua,

Kabupaten/Kota ...............

...................................

...................................

NIP. ...................................

NIP. ...................................
Mengetahui,

Kabid Dikmen Disdikpora


Kabupaten/Kota ..................

...................................
NIP. ...................................

Anda mungkin juga menyukai