A. Latar Belakang
Pengembangan kurikulum adalah salah satu hal penting yang perlu dilaksanakan
secara berkelanjutan dalam dunia pendidikan oleh setiap satuan pendidkan untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan melakukan penyesuaian terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan dalam kehidupan sosial dan budaya
yang terjadi pada tingkat lokal, nasional dan global. Pengembangan kurikulum yang
dilakukanan saat ini lebih banyak bertolak dari krisis pembelajaran yang tidak hanya
menimpa dunia pendidikan di Indonesia tetapi hampir di seluruh dunia diantaranya
yaitu apa yang disebut sebagai learning loss dan learnig gap yang diakibatkan oleh
pandemi Covid-19. Indonesia bukan hanya berjuang dalam menghadapi learning loss
dan learning gap akibat penutupan sekolah karena pandemi, akan tetapi sebelum
pandemi dunia pendidikan kita masih mendapat tantangan kaitanya dengan hasil
pembelajaran. Berdasarkan persoalan diatas, pemerintah selanjutnya membuat
kebijakan dengan mengeluarkan alternatif kurikulum baru yaitu kurikulum merdeka.
Pada tahun ini, SMK Bunda Satria Wangon mengadopsi Kurikulum Meredeka
berdasarkan rekomendasi dari dinas pendidikan setempat dan hal ini digunakan sebagai
salah satu landasan dalam penyusunan kurikulum operasional satuan pendidikan yang
menjadi pedoman dalam pelaksanaan seluruh kegiatan di sekolah khususnya kelas X
sebgai sasaran pilot project dari penerapan kurikulum tersebut.
Dengan melihat uraian kakarteristik SMK Bunda Satria Wangon diatas, maka
dapat dilakukan analisa berakitan dengan kekuatan, kelemahan dan tantangan yang
dihadapai yang termuat pada tabel dibawah ini:
Kekuatan Sebagian besar guru mata pelajaran produktif memiliki
kompetensi kejuruan berstandar industri.
Memiliki sarana penunjang yang repersentaif dan
spesifikasi fasilitas praktek kejuruan yang disesuaikan
dengan DUDI.
Memiliki dukungan finansial dari masyarakat dan
pemerintah.
Memiliki jumlah peserta didik yang cukup besar dan
memenuhi kuota makismal PPDB setiap tahunya .
Sebagian besar peserta didik berasal dari keluarga
ekonomi menengah kebawah yang memiliki tekad dan
semangat belajar yang tinggi.
Memiliki hubungan kemitraan dengan beberapa
perusahaan otomotif ternama.
Tantangan Peserta didik belum memiliki keterampilan abad-21 yang
meliputi kemampuan komunikatif, kreatif, berpikir kritis
dan kolaboratif.
Kemampuan literasi dan numerasi peserta didik masih
rendah.
Tingkat keterserapan siswa di dunia kerja yang sesuai
dengan kompetensi keahlian masih belum maksimal.
Tingkat penerimaan siswa di perguruan tinggi melalui jalur
SNMPTN dan beasiswa AKTI masih rendah.
Keterlibatan sekolah dalam pembentukan karakter dan
kepribadian peserat didik masih perlu dievaluasi.
Strategi menghadapi Mengintergrasikan profil pelajar pancasila dalam setiap
tantangan aspek kegiatan di sekolah.
Fokus pada capaian kompetensi dan pembentukan
karakter peserta didik.
Penerapan pembelajaran dengan pendekatan students-
centered dan metode pembelajaran yang mampu
mendorong siswa untuk berpikir kritis melalaui project-
based learning dan problem-based learning.
Menginisiasi program penguatan literasi dan numerasi bagi
peserta didik.
Tujuan Program Keahlian Teknik Elektronika secara umum mengacu pada isi
Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) pasal 3 mengenai Tujuan
Pendidikan Nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan
kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik
terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Secara khusus tujuan Program
Keahlian Elektronika yaitu membekali peserta didik dengan keterampilan,
pengetahuan dan sikap sebagaimana diuraikan dibawah ini:
2. Intrakurikuler
a. Struktur Kurikulum
Struktur Kurikulum Kelas X
Bidang Keahlian : Teknologi Manufaktur dan Rekayasa
Program Keahlian : Teknik Elektronika
Alokasi
Projek Total JP
Alokasi
Penguatan
Mata Pelajaran Intrakurikuler Per
Profil Pelajar
Per Tahun Tahun
Pancasila
Per Tahun
A. KELOMPOK MATA PELAJARAN UMUM:
7. Muatan Lokal 72 - 72
Alokasi
Projek Total JP
Alokasi
Penguatan
Mata Pelajaran Intrakurikuler Per
Profil Pelajar
Per Tahun Tahun
Pancasila
Per Tahun
A. KELOMPOK MATA PELAJARAN UMUM:
6. Mauatan Lokal 72 - 72
Alokasi
Projek Total JP
Alokasi
Penguatan
Mata Pelajaran Intrakurikuler Per
Profil Pelajar
Per Tahun Tahun
Pancasila
Per Tahun
A. KELOMPOK MATA PELAJARAN UMUM:
3. Bahasa Indonesia 36 18 54
4. Muatan Lokal 36 - 36
7. Bahasa Inggris 72 - 72
b. Penetapan Konsentrasi
SMK Bunda Satria Wangon memiliki satu konsentrasi pada Program Keahlian
Teknik Elektronika yaitu Teknik Audio Video (TAV). Teknik Audio Video (TAV) merupakan
kompetensi keahlian yang memiliki konsentrasi belajar pada hal-hal teknik elektronika
yang berkaitan dengan suara (audio) dan gambar (video) yang diproses secara
elektronika seperti amplifier, mixer audio,radio, televisi, VCD/DVD.Konsentrasi tersebut
dianggap sebagai salah satu yang paling relevan dalam industri elektronika dan masih
memiliki prospek serta peluang karir yang sangat baik dimasa depan bagi peserta didik
yang mengambil konsentrasi terebut. Peserta didik yang telah mempelajari dasar-dasar
elekronika pada Fase E atau kelas X tentunya sudah memahami ruang lingkup
konsentrasi yang akan mereka pelajarai berikutnya pada Fase F yaituTeknik Audio Video
(TAV).
Seluruh mata pelajaran yang ditawarkan dalam konsentrasi dikemas dalam
bentuk Capaian Pembelajaran (CP) yang disusun oleh guru produktif. CP diterjemahkan
ke dalam Alur Tujuan Pembelajaran, kemudian dituangkan dalam modul ajar.
Konsentrasi adalah pengkhususan studi yang diambil setelah satu tahun
mengikuti pembelajaran di kelas X atau fase E .Pemilihan konsentrasi berdasarkan minat
atau passion peserta didik setelah memiliki pengalaman belajar di kelas X, sehingga
peserta didik diharapkan benar-benar telah memahami secara mendalam ruang lingkup
program keahlian yang dipilihnya, antara lain meliputi profesi kerja setelah lulus, ,
peluang usaha, jenis kompetensi dan fasilitas yang digunakan.
Industri Mitra Teknik Audi Video (TAV) SMK Bunda Satria Wangon adalah
SHARP. Sejauh ini Kurikulum yang diterapakan dalam konsentrasi tersebut telah
diselarasakan dengan IDUKA SHARP. Hanya saja yang masih menjadi tantangan bagi
sekolah dan pemegang kendali pada jurusan teknik tersebut adalah bagaimana agar
kedapan dapat menghadirkan tenaga ahli dari IDUKA tersebut untuk menjadi guru-guru
tamu secara terjadwal di SMK Bunda Satria Wangon dan penerapan pembelajaran
berbasis Teaching Factory dengan IDUKA tersebut. Peluang kerja bagi peserta didik
dengan kompetensi Teknik Audio Video (TAV) SMK Bunda Satria Wangon bisa dilihat
pada tabel berikut:
XI XII
MATA PELAJARAN
3 4 5 6
MAPEL KONSENTRASI KEAHLIAN TAV
Pemrograman, Mikroprosesor
1
dan Mikrokontroler
Penerapan Rangkaian
2
Elektronika
Perencanaan dan Instalasi
3
Sistem Audio Video
Penerapan Sistem Radio dan
4
Televisi
Perawatan dan Perbaikan
5
Peralatan Audio dan Video
Produk Kreatif dan
6
Kewirausahaan
d. Capaian Pembelajaran
1) Capaian Pembelajaran untuk mata pelajaran (a) umum yang mengadopsi dari
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi terdiri dari mata
pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani, Olah Raga &
Kesehatan, serta Seni Budaya.
2) Capaian Pembelajaran untuk mata pelajaran (b) Kejuruan meliputi Matematika,
Bahasa Inggris, Informatika, Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial serta Dasar
Dasar Kejuruan sesuai peruntukan SMK.
3) Capaian Pembelajaran untuk kelompok mata pelajaran konsentrasi Teknik Audio
Video (TAV) meliputi Pemrograman, Mikroprosesor dan Mikrokontroler,
Penerapan Rangkaian Elektronika, Perencanaan dan Instalasi Sistem Audio Video,
Penerapan Sistem Radio dan Televisi, dan Perawatan dan Perbaikan Peralatan
Audio dan Video.
4) Capaian Pembelajaran untuk kelompok mata pelajaran kejuruan Proyek Kreatif
dan Kewirausahaan, dikembangkan Satuan Pendidikan bersama dengan Dunia
Usaha, UMKM di sekitar satuan pendidikan.
5) Capaian Pembelajaran Muatan Lokal dikembangkan oleh Sekolah bersama
dengan MGMP Bahasa Jawa Propinsi Jawa Tengah serta sesuai karakteristik
budaya masyarakat sekitar sekolah
SMK Bunda Satria Wangon menjalin kerjasama dengan beberapa bengkel resmi
baik yang berlokasi di Wilayah Jawa Tengah maupun di luar Jawa Tengah. Untuk area
Jawa Tengah dan DIY, SMK Bunda Satria Wangon bekerja sama dengan PT. New Ratna
Motor yang menaungi Nasmoco untuk menempatkan siswa melaksanakan PSG. Untuk
luar Jawa Tengah kita bekerja sama dengan PT. Akastra Toyota, PT. Tunas Toyota dan
beberapa bengkel lainnya yang kebanyakan berada di wilayah Jawa Barat dan Jakarta.
Lama waktu pelaksanaan PSG selama 8 bulan, dilaksanakan dari kelas XII semester ganjil
sampai semester genap. Sedangkan untuk Praktek Kerja Lapangan SMK Bunda Satria
Wangon menjalin kerjasama dengan banyak bengkel baik yang resmi maupun yang tidak
resmi. Lamanya pelaksanaan PKL selama 6 bulan yang dilaksanakan pada semester akhir.
3. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja
Tujuan Projek penguatan profil pelajar pancasila dan budaya kerja adalah
memberikan ruang kepada peserta didik untuk menguatkan dan mengembangkan
karakter sesuai dengan jati diri, ideologi dan cita-cita bangsa Indonesia melalui
model pembelajaran yang mendekatkan peserat didik dengan kehidupan nyata di
lingkungan sekitarnya. Projek penguatan ini juga dapat memberikan inspirasi bagi
peserta didik untuk turut berkontribusi memberikan solusi terhadap masalah yang
ada di lingkungan sekitar mereka. Implementasi penguatan profil pelajar pancasila
dilakukan melalui muatan pelajaran intrakurikuler dan extrakurikuler dan projek
penguatan profil pelajara pancasila dan budaya kerja dalam bentuk projek lintas
mata pelajaran yang terintegrasi dengan tema tertentu yang sudah ditentukan oleh
sekolah dengan perencanaan sebagai berikut:
NO KELAS TEMA DIMENSI PROFIL PELAJAR WAKTU
PANCASILA
1 X TAV Budaya Kerja Beriman, bertakwa Semester 1
kepada Tuhan Yang bulan
Maha Esa, dan Desember.
Berakhlak mulia
Kreatif
3) Model pembelajaran
Model pembelajaran yang digunakan oleh guru harus menekankan pada prinsip
student-centered, Collaborative leraning, problem-based dan project learning.
4) Alat dan Media Pembelajaran
Guru harus menggunakan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses
pembelajaran untuk meningkatkan efektifitas dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Pemilihan media dan alat pembelajaran dapat berupa
technology based leraning media, alat peraga, video, gambar , audio , buku teks ,
laboratorium, papan tulis, projector/ LCD dan internet yang disesuaikan dengan
tujuan dan kebutuhan pembelajaran serta karakter materi.