Anda di halaman 1dari 11

Analisis Kurikulum Tikat Satuan Pendidikan (KTSP) Pada Mata Pelajaran Sejarah

Sebagai Acuan Terhadap Kurikulum Merdeka

Gusti Ayu Sandya Aiswarya (2214021030)

Jurusan Sejarah, Sosiologi, Dan Perpustakaan


Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial
Universitas Pendidikan Ganesha

ABSTRAK: Kurikulum memiliki kedudukan sebagai dasar strategis untuk rancangan suatu
pendidikan, pendidikan dalam suatu negara pasti memiliki tujuan untuk memandirikan dan
memberdayakan setiap insan manusia yang menempuh dunia pendidikan. Artikel ini bertujuan
mengkaji Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai perbandingan terhadap
Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Menggunakan metode studi literatur, dengan
mengumpulkan sejumlah buku-buku, artikel, majalah, dan sumber teks lainnya yang berkaitan
dengan masalah dan tujuan penelitian. Hasil menunjukan bahwa KTSP merupakan kurikulum
yang disusun serta dilaksanakan oleh setiap elemen pendidikan di Indonesia. Tujuan
diterapkanya KTSP agar satuan pendidikan memberikan kewenangan (otonomi) kepada setiap
pendidikan lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk pengambilan keputusan secara
partisipatif dalam mengembangkan kurikulum demi memandirikan dan memberdayakan setiap
aktor pendidikan khususnya pada mata pelajaran sejarah. Tetapi KTSP sama saja seperti
kurikulum yang lain yaitu tetap memiliki beberapa kelemahan-kelemahan dan kelebihan-
kelebihan. Kelemahan itu antara lain kurangnya SDM, minimnya sarana prasarana, kurangnya
pemahaman guru tentang KTSP, dan pengurangan jam pelajaran yang menyebabkan
mengurangnya pendapatan guru. Kemudian beberapa kelebihan KTSP, yaitu: mendorong
terwujudnya otonomi sekolah, mendorong kemampuan guru serta memungkinkan sekolah
menyusun pelajaran nya sendiri agar sesuai dengan kebutuhan siswa. IKM perlu dukungan
akademik melalui analisis dan relevansi kurikulum yang ada sebelumnya (KTSP) sehingga
Kurikulum Merdeka benar-benar dapat diterima sebagai hasil dari sebuah pengembangan
kurikulum.

KATA KUNCI: Analisis, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Implementasi


Kurikulum Merdeka (IKM), Pelajaran Sejarah.
PENDAHULUAN

Pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu proses interaksi terhadap segala situasi
yang ada disekitar lingkungan peserta didik, pembelajaran ini dipandang sebagai suatu proses
yang diharapkan dapat mencapai sebuah tujuan yang terciptas dari pengalaman yang ada.
Untuk mencapai keberhasilan belajar, maka proses pembelajaran harus dilakukan dengan
menggunakan cara yang terstruktur dan memenuhi segala capaian komponen pembelajaran,
salah satunya dengan menjalankan kurikulum pembelajaran yang telah disediakan. Dalam
suatu pendidikan ada yang disebut dengan kurikulum. Kurikulum sendiri merupakan sebuah
rancangan pendidikan yang memiliki kedudukan yang sangat penting salam segala aspek
pendidikan yang ada di masyarakat (Prasetyo, et al., 2023). Tanpa adanya kurikulum yang
tepat, peserta didik tidak dapat Menentukan target pembelajaran yang sesuai, sehingga
penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kuat. Landasan
pengembangan kurikulum ini harus dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan olek para
pelaksana kurikulum yaitu para pengawas pendidikan dan para guru serta pihak lain yang
terkait dengan tugas mengelola pendidikan (Saidah, 2022). Seiring berkembangnya waktu,
kurikulum dalam dunia pendidikan pasti akan selalu mengalami perubahan. Perubahan ini
dilakukan agar sesuai dnegan kebutuhan peserta didik di eranya masing-masing. Kurikulum
diibaratkan seperti jantung dalam tubuh manusia.

Apabila jantung tersebut masih berfungsi dengan baik, maka dapat dipastikan bahwa tubuh
akan tetap hidup dan berfungsi dengan baik. Begitu pula dengan kurikulum pendidikan.
Apabila kurikulum yang ada tersebut dapat hidup dan berfungsi dengan baik maka akan
dipastikan pembelajaran akan berjalan dengan baik dan menghasilkan peserta didik yang baik
pula. Jika kurikulum bersifat statis, maka kurikulum tersebut merupakan kurikulm yang tidak
baik karena tidak dapat menyesuaikan dengan perkembangan yang ada pada zamannya.
Menurut para ahli, Perubahan kurikulum ini terjadi disebabkan oleh kebutuhan masyarakat
yang setiap waktunya selalu berkembang dengan tuntutan zaman yang selalu berubah.
Perkembangan yang terjadi pada kurikulum inilah dianggap sebagai alat penentu masa depan
bagi anak-anak penerus bangsa. Sehingga kurikulum yang baik serta berkualitas tinggi
diharapkan dapat terlaksana dengan baik di Indonesia sehingga menghasilkan masa depan yang
cerah bagi penerus bangsa kedepannya untuk memajukan bangsa dan negara.

Pada tahun 2022 di Indonesia sudah dilakukannya perubahan kurikulum menjadi


Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini dirancang oleh Kemendikbudristek RI yang dinilai sebagai
kebijakan besar untk menjadikan pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik dan semakin
maju. Konsep “merdeka belajar’ ini menawarkan kemerdekaan kepada Lembaga pendidikan
untuk mengeksplorasi potensi peserta didik secara maksimal sesuai dengan minat dan Bakat
masing-masing peserta didik. Agar Kurikulum Merdeka ini berjalan dengan baik dan tearah
dengan kuat diperlukannya analisis mengenai kurikulum sebelumnya, seperti Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
merupakan kurikulum yang pernah diterapkan di dunia pendidikan Indonesia sejak 2006.
KTSP ini merupakan kurikulum yang berfokus pada pencapaian kompetensi, maka dari itu
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dapat dikatakan sebagai penyempurnaan dari
Kurikulum Berbasis Komputer (KBK). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini memberikan
peluang kepada guru dan sekolah untuk mengembangkan materi pembelajaran yang sesuai
dengan kepenting, karakteristik sosial budaya dan kondisi setempat. Mata pelajaran diatur
sedemikian rupa dalam peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan. Salah satu mata
pelajaran yang menarik untuk diteliti lebih dalam adalah mata pelajaran sejarah. Hal ini
dikarenakan sebagian besar orang berpendapat bahwa mata pelajaran sejarah sangat
membosankan dan tidak punya nilai guna di masa depan, pelajaran sejarah memiliki materi
yang banyak serta materi yang disampaikan hanya melalui sistem ceramah. Melihat dari
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai kebijakan pendidikan, maka kehadiran
Kurikulum Merdeka perlu dikaji dengan menganalisis KTSP. Bagaimana kedua kurikulum ini
menempatkan mata pelajaran sejarah sehingga diharapkan Kurikulum Merdeka pada akhirnya
memiliki pijakan historis dengan mengacu pada kurikulum sebelumnya dalam konteks
pengembangan kurikulum.

METODE

Penelitian ini merupakan studi literatur dengan menelaah sumber-sumber terkait KTSP Pada
Mata Pelajaran Sejarah. Studi Literatur adalah merupakan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, artikel, majalah, dan sumber teks lainnya
yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian. Teknik ini dilakukan dengan tujuan
untuk mengungkapkan berbagai teori-teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang
dihadapi/diteliti sebagai bahan rujukan dalam pembahasan hasil penelitian

PEMBAHASAN

Perubahan kurikulum bukan hanya sekedar Perubahan dokumen, tetapi ada hal lain
yang seharusnya ikut berubah. Perubahan ini meliputi pola berpikir dan pola tindakan. Tujuan
pendidikan dalam melakukan perubahan kurikulum ini tidak lain dan tidak bukan agar
pendidikan yang dikembangkan sesuai dengan karakteristik, kondisi dan potensi daerah, satuan
pendidikan dan peserta didik itu sendiri. Oleh karena itu kurikulum seharusnya disusun dan
dikembangkan oleh masing-masing satuan pendidikan yang disesuaikan dengan karakteristik,
kondisi dan potensi daerah, sekolah, serta peserta didik. Kurikulum yang disusun dan
dikembangkan oleh masing-masing satuan pendidikan inilah yang disebut dengan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ialah sebuah kurikulum yang dirancang serta
dilaksanakan setiap masing-masing satuan pendidikan. Terlebih lagi bahwa KTSP merupakan
kurikulum yang merefleksikan pengetahuan, keterampilan dan sikap sehingga mampu
meningkatkan kemampuan siswa secara maksimal (Kunandar, 2007). Sedangkan Muslich
menyatakan bahwa kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan perbaikan dari
kurikulum 2004 yaitu kurikulum operasional yang disusun serta dilaksanakan oleh masing-
masing satuan pendidikan.

KARAKTERISTIK KTSP

Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum tingkat satuan


pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang disusun ditingkat satuan pendidikan sehingga
mempunyai karakteristik yang membedakan 6 dengan kurikulum-kurikulum yang sebelumnya.
Adapun karakteristik dari KTSP sebagai berikut (Hermanto, 2009).

1. Kurikulum KTSP ini menggunakan empat desain kurikulum sekaligus yaitu:


a) Desain kurikulum disiplin ilmu desain kurikulum ini merupakan desain yang
berpusat pada pengetahuan di mana yang dirancang berdasarkan struktur disiplin
ilmu. Dilihat dari desainnya KTSP merupakan kurikulum yang berorientasi pada
disiplin ilmu. Hal ini dapat kita lihat pada struktur program KTSP yang memuat
sejumlah mata pelajaran yang harus di tempuh oleh peserta didik dan mata pelajaran
yang dipelajari harus sesuai dengan nama-nama disiplin ilmu juga ditentukan jumlah
jam pelajarannya. Tidak hanya itu kriteria keberhasilan KTSP juga diukur dari
kemampuan siswa yang menguasai materi pelajaran.
b) Desain kurikulum berorientasi pada masyarakat di mana asumsi yang mendasari
desain kurikulum ini adalah bahwa tujuan dari sekolah yaitu melayani kebutuhan
masyarakat, oleh sebab itu maka kebutuhan masyarakat harus dijadikan sebagai
salah satu dasar dalam pengembangan kurikulum.
c) Desain kurikulum berorientasi pada siswa di mana asumsi yang mendasari desain ini
bahwa pendidikan diselenggarakan untuk membantu anak didik. Oleh sebab itu
pendidikan tidak boleh terlepas dari kehidupan anak didik. Hal ini dapat dilihat pada
salah satu prinsip pengembangan KTSP yaitu yang berpusat pada potensi,
perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. KTSP
ini dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral
untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Memiliki posisi
sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
d) Desain kurikulum teknologis, model desain kurikulum teknologi difokuskan pada
efektivitas program, metode, dan bahan-bahan yang dianggap dapat mencapai
tujuan. Desain instruksional menekankan pada pencapaian tujuan yang mudah
diukur, aktivitas, tes dan pengembangan bahan ajar. KTSP ini merupakan kurikulum
teknologis hal ini dapat dilihat dari adanya standar kompetensi, kompetensi dasar
yang kemudian dijabarkan menjadi indikator hasil belajar yakni sejumlah perilaku
yang terukur sebagai bahan penilaian.
2. KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada pengembangan individu.
Prinsip-prinsip pembelajaran dalam KTSP menekankan pada aktivitas siswa untuk
mencari dan menemukan materi pelajaran melalui berbagai pendekatan dan strategi
pembelajaran yang disarankan. Demikian juga secara tegas dalam struktur kurikulum
yang menekankan kepada aspek pengembangan diri, yakni komponen kurikulum yang
menekankan kepada aspek pengembangan minat dan bakat individu peserta didik.
3. KTSP adalah kurikulum yang mengakses kepentingan daerah salah satu acuan
operasional penyusunan KTSP yaitu keragaman potensi dan karakteristik daerah dan
lingkungan. KTSP disusun dengan memperhatikan bahwa daerah memiliki potensi,
kebutuhan, tantangan dan keragaman karakteristik. Masing-masing daerah memerlukan
pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh
sebab itu KTSP disusun dengan memperhatikan keragaman tersebut untuk
menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.
4. KTSP merupakan kurikulum yang memberikan otonomi yang luas kepada sekolah atau
satuan pendidikan dalam penyusunan, pengembangan serta pelaksanaannya.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan (sekolah) dengan memperhatikan
dan berdasarkan pada standar kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Dilihat dari pengertian KTSP tersebut sudah
terlihat jelas bahwa sekolah (satuan pendidikan) mempunyai otonomi yang luas baik
pada penyusunan, pengembangan maupun pelaksanaannya. Hal ini diperkuat lagi
dengan acuan operasional penyusunan KTSP harus memperhatikan karakteristik satuan
pendidikan. KTSP harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan dan ciri khas
satuan pendidikan. Dengan pemberian otonomi yang luas kepada masing-masing
sekolah (satuan pendidikan) dalam penyusunan, pengembangan dan pelaksanaan
KTSP, pengembangan kurikulum yang dilakukan sekolah harus mempertimbangkan
SDM, sarana serta kearifan lokal yang dimiliki. Sekolah berhak mereformasi ulang
tatanan kurikulum yang sudah ada. Namun, formulasi yang dibuat tetap harus mengacu
pada standar yang telah ditetapkan pemerintah, dalam hal ini adalah BSNP. Formulasi
yang dibuat harus dapat menonjolkan nilai jual atau nilai lebih dari sekolah
penyusunannya atau dengan kata lain formulasi tersebut dapat menjawab
pertanyaannya Apakah yang dapat dibanggakan dari sekolah tersebut.

KARAKTERISTIK PELAJARAN SEJARAH

Mata pelajaran sejarah sama halnya dengan mata pelajaran lainnya dalam hal karakteristik,
menurut Leo Agung dan Sri Wahyuni dalam (Pendidikan Sejarah sebagai Penguat Pendidikan
Karakter, 2018), karakteristik pembelajaran sejarah adalah sebagai berikut :

a. Sejarah terkait dengan masa lampau. Masa lampau berisi peristiwa-peristiwa sejarah
hanya terjadi satu kali. Jadi, pembelajaran sejarah adalah pembelajaran peristiwa
sejarah dan perkembangan masyarakat yang telah terjadi. Sementara itu, materi pokok
pembelajaran adalah produk masa kini berdasarkan sumber-sumber sejarah yang ada.
Karena itu, pembelajaran sejarah harus lebih cermat, kritis, berdasarkan sumber-
sumber, dan tidak memihak menurut kehendak sendiri dan kehendak pihak-pihak
tertentu.
b. Sejarah bersifat kronologis. Oleh karena itu, pengorganisasian materi pokok
pembelajaran sejarah haruslah didasarkan pada urutan kronologi peristiwa sejarah.
c. Dalam sejarah ada tiga unsur penting, yakni manusia, ruang, dan waktu. Dengan
demikian, dalam mengembangkan pembelajaran sejarah harus selalu diingat siapa
pelaku peristiwa sejarah, di mana dan kapan.
d. Perspektif waktu merupakan dimensi yang sangat penting dalam sejarah. Sekalipun
sejarah itu erat kaitannya dengan masa lampau, waktu lampau itu terus
berkesinambungan sehingga perspektif waktu dalam sejarah antara lain masa lampau,
masa kini, dan masa yang akan datang. Pemahaman ini penting bagi guru sehingga
dalam mendesain materi pokok pembelajaran sejarah dapat dikaitkan dengan persoalan
masa kini dan depan.
e. Sejarah adalah prinsip sebab-akibat. Hal ini perlu dipahami oleh setiap guru sejarah,
bahwa dalam merangkai fakta yang satu dengan yang lain, dalam menjelaskan peristiwa
sejarah yang satu dengan yang lain perlu mengingat prinsip sebab - akibat. Peristiwa
yang satu disebabkan oleh peristiwa yang lain dan peristiwa sejarah yang satu akan
menyebabkan peristiwa sejarah yang berikutnya.
f. Sejarah pada hakikatnya adalah suatu peristiwa sejarah dan perkembangan masyarakat
yang menyangkut berbagai aspek kehidupan seperti politik, ekonomi, sosial, budaya,
agama, keyakinan, dan oleh karena itu, memahami sejarah dengan pendekatan
multidimensional sehingga dalam pengembangan materi pokok dan uraian materi
pokok untuk setiap topik haruslah dilihat dari berbagai aspek.

IMPLEMENTASI KTSP PADA MATA PELAJARAN SEJARAH

Pada dasarnya implementasi kurikulum merupakan suatu proses penerapan ide, konsep,
program, atau tatanan kurikulum ke dalam praktik pembelajaran. Untuk mengimplementasikan
KTSP di sekolah, diberikan kewenangan yang lebih besar dalam pengembangan kurikulum
tetapi tetap memperhatikan karakteristik KTSP, sebab setiap sekolah dipandang lebih
mengetahui kondisi pendidikannya. Kesuksesan atau kegagalan implementasi kurikulum di
sekolah sangat bergantung kepada kepala sekolah dan guru, karena pendidik tersebut
merupakan kunci utama yang menentukan serta menggerakan berbagai komponen di
lingkungan sekolah. Setiap sekolah dapat mengelola dan mengembangkan berbagai macam
potensi yang dimiliki secara optimal dengan kaitan implementasi KTSP.

Implementasi KTSP berasal pada pelaksanaan dalam proses belajar mengajar, yaitu
agar inti atau manfaat dari kurikulum tersebut dapat diterima dengan baik oleh siswa.
Umumnya pelaksanaan pembelajaran terdapat 3 kegiatan pokok, yaitu pembukaan,
pembentukan kompetensi, serta penutup. Pembukaan ialah kegiatan awal yang diharuskan oleh
guru sebagai tanda memulai pelajaran. Membuka pembelajaran ialah sebuah persiapan untuk
menciptakan mental dan memunculkan perhatian siswa agar fokus dalam belajar.
Pada penelitian Haniah mengatakan terdapat kendala dalam pelaksanaannya yaitu dari
segi guru dan dari segi peserta didik. Pada aspek guru yaitu belum semua guru terbiasa dengan
student center. Selain itu guru kurang siap dalam mengembangkan model pembelajaran yang
bervariasi (Haniah, 2017). Sedangkan pada penelitian Irenewaty hasil analisis deskriptif
terhadap hasil wawancara siswa, guru, dan pimpinan sekolah secara keseluruhan terhadap
implementasi KTSP menunjukkan bahwa pembelajaran sejarah sudah cukup baik meskipun
dalam implementasi KTSP menemui banyak kesulitan-kesulitan (Irenewaty, 2015).

Dalam implementasi KTSP pada mata pelajaran sejarah memberikan pemahaman


tentang situasi serta kondisi sekolah, sasaran yang efektif dan efisien, dan harapan sekolah
terhadap kurikulum yang ingin diimplementasikan.

KELEMAHAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN SSEJARAH

Setiap kurikulum yang berlaku di Indonesia pasti memiliki kelebihan-kelebihan serta memiliki
kelemahan-kelemahan. Dalam penerapan KTSP juga memiliki juga memiliki konsekuensi,
disini penulis mendapatkan beberapa kelemahan-kelemahan pada KTSP maupun pada
penerapanya, diantaranya sebagai berikut:

a. Sumber Daya Manusia (SDM) yang rendah pada seluruh elemen pendidikan untuk
menjalankan KTSP. Pada penerapan KTSP yang menjadi kendala ialah masih
rendahnya kualitas guru, sebagian guru belum mampu memberikan kontribusi yang
maksimal dalam pemikiran dan ide-ide kreatif untuk menjalankan panduan pada
kurikulum tersebut, baik di atas kertas maupun di dalam kelas. Selain masalah tersebut
bisa juga disebabkan oleh guru yang sudah terkekang dengan pola kurikulum
sebelumnya.
b. Minimnya sarana dan prasarana pendukung kegiatan pembelajaran untuk menjalankan
KTSP. Dalam menjalankan KTSP tidak hanya dibutuhkan guru yang berkualitas tetapi
juga membutuhkan sarana dan prasarana agar terlaksana dengan baik. Sementara itu
saat ini kondisi di lapangan membuktikan masih banyak sekolah yang minim
laboratorium, alat peraga serta fasilitas pendukung yang menjadi syarat utama
penerapan KTSP.
c. Banyak guru yang belum memahami KTSP secara baik dalam menjalankan di
lapangan. Rendahnya kuantitas guru yang diharapkan dapat memahami serta
menguasai KTSP disebabkan minimnya sosialisasi serta tidak menyeluruhnya
sosialisasi yang dilakukan. Padahal targetnya pada tahun 2009 pemberlakuan KTSP
harus nasional, tetapi dengan itu tadi maka kemungkinan tercapai kecil.
d. Dalam penerapan KTSP melakukan pengurangan jam mengajar pada guru yang
berdampak pada pendapatan guru. Dalam implementasi KTSP ternyata menambah
masalah dalam sektor pendidikan. Selain sekolah yang tidak siap menghadapi
perubahan kurikulum, KTSP juga mengancam pendapatan guru. Sebagaimana yang di
informasikan BSNP terkait penerapan KTSP berdampak pada pengurangan jam
mengajar. Dampak dari itu terdapat oleh guru dimana guru tidak bisa memperoleh
tunjangan profesi serta fungsional. Berdasarkan beberapa faktor kelemahan tersebut
akan menjadi perhatian bagi pemerintah agar IKM menjadikan beberapa kelemahan
tersebut sebagai bahan analisis pengembangan Kurikulum Merdeka.

KELEBIHAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN SSEJARAH

Setelah tadi membahas tentang kelemahan-kelemahan kurikulum KTSP, maka kali ini akan
membahas tentang kelebihan-kelebihan dari KTSP tersebut. Menurut penulis ada beberapa
kelebihan yang terdapat pada KTSP dengan target dapat diterapkan pada semua sekolah-
sekolah di seluruh Indonesia pada tahun 2009. Berikut adalah beberapa kelebihan yang ada
pada KTSP, yaitu:

a. KTSP mendorong sekolah untuk melakukan secara mandiri atau otonomi dalam
penyelenggaraan pendidikan.
b. Menuntut kepala sekolah, para guru, dan pihak manajemen sekolah untuk terus
meningkatkan inovasi dan kreativitasnya dalam pelaksanaan program-program
pendidikan.
c. Dengan KTSP sekolah sangat memungkinkan untuk mengembangakan mata pelajaran
tertentu yang sesuai dengan lingkungan dan kebutuhan siswa.

IKM dalam praktiknya perlu memberikan ruang yang lebih luas kepada satuan pendidikan dan
berpusat kepada peserta didik, sebagaimana kelebihan dalam KTSP. Program P5 (Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila) mungkin diantara konsep yang harus menjadi perhatian
oleh pengembang Kurikulum Merdeka (IKM).

KESIMPULAN

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang disusun serta
dilaksanakan oleh setiap elemen pendidikan di Indonesia. Tujuan diterapkannya KTSP agar
satuan pendidikan memberikan kewenangan (otonomi) kepada setiap pendidikan lembaga
pendidikan dan mendorong sekolah untuk pengambilan keputusan secara partisipatif dalam
mengembangkan kurikulum demi memandirikan dan memberdayakan setiap aktor pendidikan
khususnya pada mata pelajaran sejarah. Tetapi KTSP sama saja seperti kurikulum yang lain
yaitu tetap memiliki beberapa kelemahan-kelemahan dan kelebihan-kelebihan. Kelemahan itu
antara lain kurangnya SDM, minimnya sarana prasarana, kurangnya pemahaman guru tentang
KTSP, dan pengurangan jam pelajaran yang menyebabkan mengurangnya pendapatan guru.
Kemudian ada juga beberapa kelebihan, yaitu: mendorong terwujudnya otonomi sekolah,
mendorong kemampuan guru serta memungkinkan sekolah menyusun pelajaran nya sendiri
agar sesuai dengan kebutuhan siswa. IKM dalam praktiknya perlu mengembangkan lebih
dalam secara holistik dan komprehensif apa yang telah dihasilkan dalam KTSP, sehingga
proses IKM menjadi Kurikulum Merdeka pada masa akan datang tidak mendapat banyak
hambatan.

Diharapkan bagi pemerintah untuk lebih memperhatikan dan meningkatkan mutu dalam proses
perencanaan dan pelaksanaan kurikulum. Dengan kurikulum yang baik, maka pendidikan di
Indonesia menjadi bermutu dan menghasilkan pembelajaran yang berkualitas serta tujuan
pendidikan tercapai. IKM perlu dukungan akademik melalui analisis dan relevansi kurikulum
yang ada sebelumnya sehingga Kurikulum Merdeka benar-benar dapat diterima sebagai hasil
pengembangan kurikulum.

DAFTAR PUSTAKA

Haniah, Apriliana Rusly. 2017. Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Dengan Kurikulum 2013.
Yogyakarta : Risalah, 2017. ISBN.

Hermanto, P. 2009. Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). POJOK HERMANTO.
[Online] POJOK HERMANTO, Januari 19, 2009. [Cited: Juni 01, 2023.]
http://pojokhermanto.blogspot.com/2009/01/karakteristik-ktsp.html. ISBN.

Irenewaty, Terry. 2015. KESULITAN-KESULITAN GURU DALAM IMPLEMENTASI KTSP MATA


PELAJARAN SEJARAH SEKOLAH MENENGAH ATAS. Klaten : ISTORIA, 2015. Vol. 10. ISSN.

Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan
Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007. ISBN.

Pendidikan Sejarah sebagai Penguat Pendidikan Karakter. Rulianto and Hartono, Febri. 2018. 2,
Denpasar : Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial, 2018, Vol. 4. ISSN.

Prasetyo, Okhaifi and Rahman, Aulia. 2023. ANALISIS KURIKULUM KTSP PADA MATA PELAJARAN
SEJARAH. Aceh : Jurnal Publikasi Berkala Pendidikan Ilmu Sosial, 2023. Vol. III. ISSN.
Saidah. 2022. Penerapan Model Pembelajaran STAD Dalam Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa. Banjarmasin : Jurnal Publikasi Berkala Pendidikan Ilmu Sosial , 2022. ISSN.

Anda mungkin juga menyukai