Merdeka melalui Kepmendikbud Nomor 56 Tahun 2022. Keputusan Menteri Pendidikan ini
berkaitan tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran serta
penerapan pengembangan Kurikulum Merdeka untuk jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, SMK
Sederat. Lalu bagaimana implementasi dan struktur kurikulumnya, pada artikel ini akan kami
bahas mengenai Jumlah Jam dan Struktur Kurikulum Merdeka PAUD, SD, SMP, SMA dan
SMK sederajad.
1. kegiatan intrakurikuler,
2. projek penguatan profil pelajar Pancasila, dan
3. ekstrakurikuler
Struktur kurikulum merupakan susunan dari bentuk kelompok mata pelajaran atau tema dengan
alokasi waktu yang ditentukan, jumlah jam pembelajaran setiap minggunya serta rincian
peminatan akademik. Struktur kurikulum didesain atau disusun berdasarkan tingkat kemampuan
yang berbeda – beda mulai dari jenjang SD, SMP, SMA yang memiliki tingkatan dan
karakteristik yang berbeda dan berjenjang. Berikut ini struktur jumlah jam Merdeka.
Alokasi waktu pembelajaran di PAUD usia 4 – 6 tahun paling sedikit 900 (sembilan ratus) menit
per minggu. Alokasi waktu di PAUD usia 3 – 4 tahun paling sedikit 360 (tiga ratus enam puluh)
menit per minggu.
Sturktur Kurikulum Merdeka PAUD
Struktur Kurikulum Merdeka SD / MI
Untuk jenjang SD atau MI, Kurikulum Merdeka dirancang agar transisi berjalan lurus dengan
pembelajaran di PAUD. Capaian Pembelajaran di awal kelas 1 tidak menuntut untuk bisa
membaca dan menulis. Ini dilakukan agar guru PAUD tidak terbebani untuk mengajarkan
calistung.
Struktur Kurikulum SD atau MI tidak banyak berubah kecuali IPA dan IPS digabungkan menjadi
mata pelajaran IPAS. Selain mengurangi materi, Hal ini bertujuan untuk menekankan pada
pemahaman tentang ilmu pengetahuan sebagai cara dalam melihat dan mengeksplorasi
lingkungan, alam dan sosial budaya dalam keseharian.
Perubahan lain adalah pembelajaran berbasis projek sebagai kegiatan kokurikuler. Pembelajaran
berbasis projek merupakan kegiatan yang kontekstual kolaboratif dan berorientasi pada
penyelesaian problem atau pembuatan karya. Pembelajaran ini dirancang untuk mengembangkan
kompetensi dan karakter profil pelajar Pancasila.
Kurikulum Merdeka juga mengubah orientasi pembelajaran olahraga dan kesenian. Kedua mata
pelajaran ini berorientasi pada praktik tanpa banyak teori. Olahraga berisi kegiatan untuk
kebugaran dan kesenian berisi kegiatan berkarya untuk mengasah rasa seni. Karena itu tidak ada
buku teks olahraga ataupun seni untuk murid.
Selain itu Kurikulum Merdeka SD atau MI mencakup bahasa Inggris sebagai mata pelajaran
pilihan. Mapel ini dapat diterapkan oleh satuan pendidikan yang sudah memiliki SDM memadai.
Implikasinya adalah guru perlu mempelajari secara lebih mendalam Capaian Pembelajaran
Kurikulum Merdeka serta elemen dan tahap perkembangan profil belajar Pancasila.
Muatan mata pelajaran Informatika tidak menekankan aspek teknis dari teknologi informasi
sehingga Informatika tidak harus diajarkan oleh guru berlatar belakang Informatika.
Implikasinya, guru dengan latar belakang Informatika, matematika, atau IPA perlu disiapkan
untuk memahami Capaian Pembelajaran dan metode pembelajaran untuk mapel Informatika.
Sebagaimana pada jenjang SD mata pelajaran olahraga dan seni menekankan pada orientasi
praktik. Untuk kedua mapel ini tidak ada buku teks untuk murid.
Untuk seni, satuan pendidikan dapat memilih setidaknya satu dan beberapa cabang seni yang
tersedia. Pembelajaran berbasis projek mendapat porsi yang lebih banyak. Untuk merancang
pembelajaran berbasis projek yang menjadi kegiatan kokurikuler tersendiri.
Satuan pendidikan dapat memilih untuk mengajarkannya secara terintegrasi, secara parallel, atau
menggunakan sistem blok secara bergantian. Murid mempelajari semua mata pelajaran di kelas
10 agar dapat mengeksplorasi minat dan aspirasi karirnya. Murid tidak lagi langsung di kotakan
kedalam peminatan IPA, IPS, dan bahasa yang nantinya bisa membatasi pilihan kuliah mereka.
Implikasinya, guru kelas 10 dan guru BK sangat berperan untuk memandu murid mengeksplorasi
minat dan aspirasi karir. Di kelas 11 dan 12 selain mengikuti mapel umum, murid bisa memilih
mata pelajaran yang diminati dari minimal dua kelompok mapel; kelompok mapel MIPA,
kelompok mapel sosial-humaniora, kelompok mapel bahasa, dan kelompok mapel vokasi dan
prakarya.
Idealnya, pilihan ini sejalan dengan minat dan aspirasi kuliah atau karirnya. Misalnya, jika
Wayan ingin kuliah kedokteran ia bisa memilih mapel biologi dan kimia tanpa harus mengambil
fisika dan matematika lanjutan. Wayan bisa juga mengambil bahasa Inggris lanjutan untuk
menyiapkannya membaca buku-buku teks kedokteran berbahasa Inggris. Implikasinya, mungkin
ada mata pelajaran kelas 11 dan 12 yang banyak diminati namun ada juga yang kurang diminati.
Jika ada mata pelajaran yang peserta didiknya terlalu sedikit maka guru pengampu dapat menjadi
Koordinator Project pembuatan profil pelajar Pancasila dan mengajar mata pelajaran lain.
Struktur kurikulum SMA terdiri atas 2 (dua) Fase yaitu:
1. Fase E untuk kelas X; dan
2. Fase F untuk kelas XI dan kelas XII.
Struktur kurikulum untuk SMA/MA terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Pembelajaran Intrakurikuler; dan
2. Projek penguatan profil pelajar Pancasila dialokasikan sekitar 30% (tiga puluh persen) total JP per
tahun.
Berikut ini merupakan alokasi waktu mata pelajaran kelas 10,11,12 SMA/MA :
1. Kelas 10 SMA/MA : Asumsi 1 tahun = 36 minggu dan 1 JP = 45 menit
2. Kelas 11 SMA/MA : Asumsi 1 tahun = 36 minggu dan 1 JP = 45 menit
3. Kelas 12 SMA/MA : Asumsi 1 tahun = 32 minggu dan 1 JP = 45 menit
Rincian Jumlah Jam Pelajaran (JP) SMA / SMK Kelas 10
Struktur Kurikulum SMK menjadi lebih sederhana dengan dua kelompok mata pelajaran yaitu
umum dan kejuruan. Dengan proporsi kelompok kejuruan yang meningkat menjadi 70%. Dalam
proyek penguatan ke Pelajar Pancasila, terdapat tema wajib yang khusus dilaksanakan di SMK
yaitu tema kebekerjaan. Tema ini bertujuan untuk membangun pemahaman antara pengetahuan
yang didapatkan di ruang kelas dengan koordinasi real di dunia kerja, mengasah kesiapan kerja,
serta meningkatkan kapabilitas siswa SMK sesuai dengan keahliannya.
Praktik kerja lapangan memiliki alokasi minimal enam bulan yang dilaksanakan di kelas 12 bagi
SMK program 3 tahun; minimal 10 bulan di kelas 13 bagi SMK program 4 tahun. Pembelajaran
berbasis projek diterapkan dengan mengintegrasikan mata pelajaran terkait agar mengasah
kompetensi berpikir kritis, problem solving, komunikasi, dan kolaborasi siswa SMK.
Berbagai mata pelajaran pilihan juga diberikan agar siswa dapat mengasah kompetensi sesuai
dengan rencana atau pasion mereka. Kurikulum Merdeka mendorong tercapainya kompetensi
krusial untuk siswa-siswa SMK dan menyiapkan siswa-siswa SMK pada kehidupan selanjutnya,
bekerja atau berwirausaha atau melanjutkan studi.
Dengan kurikulum ini pembelajaran SMK semakin selaras dengan dunia kerja guna menciptakan
lulusan yang mumpuni, berkarakter, berkompeten dan dibekali dengan kualifikasi kerja.
Kontak
Terms Of Service
TOS
Disclaimer
Copyright© 2023 - dicariguru.com-Bersama Menuju Merdeka Belajar
Cari