Anda di halaman 1dari 5

Capaian Pembelajaran 

merupakan salah satu kurikulum paradigma baru atau kurikulum


prototype yang direncanakan menjadi kurikulum baru di tahun 2022 mendatang.
Capaian pembelajaran ini dimaksudkan sebagai pengganti Kompetensi Dasar (KD) dan
Kompetensi Inti (KI) yang terdapat di Kurikulum 2013 sebelumnya.
Pengertian Capaian Pembelajaran tertuang dalam Keputusan Menteri Republik
Indonesia (Kepmendikbud) Nomor 958 tahun 2020 Tentang Capaian Pembelajaran
Pada Pendidikan Anak  Usia  Dini,  Pendidikan  Dasar,  Dan Pendidikan Menengah.
Bahwa Capaian Pembelajaran merupakan bentuk pengintegrasian  kompetensi  inti 
dan kompetensi  dasar  yang  disusun  secara komprehensif  dalam  bentuk  narasi 
yang meliputi  sekumpulan  kompetensi  dan lingkup  materi. 
Lebih lengkapnya mengenai rumusan tentang Capaian Pembelajaran terdapat pafa
Keputusan Balitbangbu No. 028/H/KU/2021 yang telah ditetapkan pada tanggal 9 Juli
2021 oleh ketua Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan.
SK Kepala Balitbangbuk tersebut membahas tentang Capaian Pembelajaran PAUD,
SD, SMP, SMA, SDLB, SMPLB, dan SMALB pada Program Sekolah Penggerak
berjumlah total 822 lembar. Selain lembar SK tersebut (4 halaman), Keputusan ini
memiliki 3 lampiran yang tidak bisa terpisahkan, yaitu

1. Capaian Pembelajaran di PAUD pada Program Sekolah Penggerak.


2. Capaian Pembelajaran di tingkat SD hingga SMA
3. Dan Capaian Pemlajaran di tingkat CP SDLB, SMPLB, dan SMALB
Lalu apa bagaimana format Capaian Pembelajaran di Kurikulum 2022?

1. Bentuk Penulisan Capaian


Pembelajaran
Format Capaian Pembelajaran harus ditulis dalam bentuk paragraph. Agar keterkaitan
penguasaan kemampuan antara pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi umum
terlihat jelas dan utuh. Hal tersebut sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan dalam
pembelajaran dan menggambarkan apa yang akan dicapai peserta didik di akhir
pembelajaran.

Fungsinya agar memberikan kesempatan mengeksplorasi materi pelajaran secara


mendalam, tidak terburu-buru, dan memiliki cukup waktu untuk menguatkan
kompetensi.
Mengingat tahap perkembangan dan kecepatan tiap anak untuk memahami sesuatu
berbeda-beda.

Pada kondisi ini juga memungkinkan seorang anak dengan kondisi berkebutuhan
khusus dapat menggunakan CP yang sama dengan anak pada umumnya (anak di
sekolah reguler) di Sekolah Inklusi.

Secara tidak langsung, hal ini juga dapat memudahkan guru mengajar pada level yang
seharusnya (teaching at the right level). Hal ini tentunya impian setiap guru untuk dapat
mengajar anak sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Impian anak pula
memperoleh layanan pendidikan sesuai haknya.

Capaian Pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan untuk mengembangakan dan


menguatkan kompetensi dan karakter yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila
adalah salah satu komponen penting dalam pelaksanaan pembelajaran dengan
paradigma baru.

Baca Juga:  Cara Membuat Teka-Teki Silang Online Mudah dan Praktis

Capaian pembelajaran yang digunakan di Sekolah Penggerak merupakan hal utama


dalam suatu kurikulum dan kriteria suatu capaian pembelajaran yang baik yang
dikembangkan oleh satuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.

2. Pengintegrasian Kompetensi
Pengetahuan, Ketrampilan dan Sikap
Capaian Pembelajaran merupakan hasil peleburan dari kompetensi inti dan kompetensi
dasar yang terdapat pada kurikulum 2013 sebelumnya.

Hasil peleburan ini menjadi satu kesatuan penjabaran kemampuan yang diharapkan
dapat dikuasai anak di akhir pembelajaran.  Tidak lagi terpisah antara komponen sikap,
pengetahuan dan keterampilan.

Capaian akan menjadi acuan deskripsi keberhasilan anak dalam mempelajari sesuatu
hal.  Pengintegrasian tersebut juga disesuaikan dengan tujuan untuk mengembangakan
dan menguatkan kompetensi dan karakter yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.
Hal itu menjadi salah satu komponen penting dalam pelaksanaan pembelajaran dengan
paradigma baru.

3. Fase dalam Perumusan Capaian


Pembelajaran
Capaian dirumuskan dalam bentuk fase-fase yang menyatakan target capaian untuk
rentang waktu yang lebih panjang (bukannya per tahun seperti kurikulum terdahulu).
Durasi setiap fase dapat berbeda untuk setiap jenjang pendidikan.

Penggunaan istilah “fase” dilakukan untuk membedakannya dengan kelas. Karena


peserta didik di satu kelas yang sama bisa jadi belajar dalam fase pembelajaran yang
berbeda. Ini merupakan penerapan dari prinsip pembelajaran sesuai tahap capaian
belajar. Bisa disebut dengan istilah teaching at the right level (mengajar pada
tahapan/tingkat yang sesuai).
Apabila peserta didik kelas 5 masih harus belajar materi Fase B (fase untuk kelas 3-4).
Misalnya, maka guru dapat menggunakan materi pelajaran fase tersebut.

Di PAUD terdapat fase awal yang disebut fase pondasi (TK B). Fase fondasi ini
mencakup capaian perkembangan yang diharapkan dikuasai oleh anak jenjang PAUD
hingga SD kelas awal.
Sehingga terlihat adanya transisi kemampuan dari PAUD ke SD termasuk di dalamnya
kesiapan bersekolah. Pembelajaran di SD berbeda dengan pembelajaran di PAUD
termasuk kompetensi yang diharapkan di dalamnya.

Pembelajaran di PAUD tidak menggunakan mata pelajaran. Tetapi muatan


pembelajaran yang didalamnya dan mengintegrasikan keenam aspek perkembangan.

Sedangkan di SD pembelajaran mengacu pada mata pelajaran meski disajikan secara


tematik.

Di jenjang SD terdapat 3 fase yaitu fase A (kelas 1 – 2), fase B (kelas 3-4) dan fase C
(kelas 5 – 6).
Di jenjang SMP terdapat 1 fase yaitu fase D, dengan durasi 3 tahun, untuk kelas 1- 3
SMP.

Baca Juga:  Diklat Gratis 40 JP : Semangat Kiprah Pendidik Menyongsong Kebijakan


Kurikulum Baru
Sedangkan di SMA Terdapat 2 fase yaitu fase E (kelas 10) dan fase F ( kelas 11-12).
Alasan perbedaan durasi fase ini lebih didasari oleh alasan praktikal dan bukan teoritis.

Durasi 2 tahun di SD disebabkan banyaknya sekolah yang menggunakan kelas multi


usia (multi aging class) dengan mengakomodir 2 kelas. Sedangkan durasi fase di SMP
didasari oleh alasan tahap perkembangan. Dan di SMA didasari oleh kebutuhan siswa
SMA untuk memperkuat materi dan keterampilan di SMP dan peminatan.

Diharapkan dengan fase ini, siswa akan dapat memiliki banyak waktu untuk menjalani
proses belajar. Sehingga siswa dapat mengupas konsep-konsep dan mempelajari
keterampilan kunci. Dan materi yang akan dipelajari dapat dihantarkan dengan
eksploratif dan pendalaman, bukan sekadar transfer pengetahuan.

Capaian Pembelajaran Khusus PAUD


Khusus Capaian Pembelajaran di PAUD dimaknai sebagai capaian perkembangan
bukan capaian pembelajaran.

Mengingat pembelajaran di PAUD berbasis pada 6 aspek perkembangan yaitu kognitif,


sosial emosi, bahasa, fisik dan motorik serta seni. Aspek ini menjadi satu kesatuan
dalam pembelajaran.

Pembelajaran di PAUD tidak menggunakan mata pelajaran tetapi muatan pembelajaran


yang didalamnya mengintegrasikan keenam aspek perkembangan.

Sedangkan di SD pembelajaran mengacu pada mata pelajaran meski disajikan secara


tematik. Selanjutnya diturunkan menjadi capaian pembelajaran menurut elemen yang
dipetakan menurut perkembangan peserta didik.

Lingkup Capaian pembelajaran di PAUD mencakup tiga elemen stimulasi yang saling
terintegrasi. Tiga elemen stimulasi tersebut merupakan penggabungan lima aspek
perkembangan anak (nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, sosial-emosi, dan
bahasa) dan bidang-bidang lain untuk optimalisasi tumbuh kembang anak sesuai
dengan kebutuhan pendidikan abad 21 dalam konteks Indonesia.

Tiap elemen stimulasi mengeksplorasi aspek-aspek perkembangan secara utuh dan


tidk terpisah. Ketiga elemen stimulasi tersebut adalah;
1) Nilai agama dan budi pekerti, yang mencakup kemampuan dasar-dasar agama dan
akhlak mulia;

2) Jati diri mencakup pengenalan jati diri anak Indonesiayang sehat secara emosi dan
sosial dan berdasarkan Pancasila, serta memiliki kemandirian fisik,

3) Literasi dan sains, tekhnologi rekayasa, seni dan matematika yang mencakup
kemampuan memahami sebagai informasi dan berkomunikasi serta berpartisipasi
dalam kegiatan pramembaca. Juga kemampuan dasar berpikir STEAM untuk
membangun anakyang kreatif dan mampu memecahkan masalah.

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan
untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link INI atau poster
berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Anda mungkin juga menyukai