Anda di halaman 1dari 9

Dalam Kurikulum Merdeka atau Kurikulum 2022, terdapat beberapa istilah baru yang

belum ada dalam kurikulum 2013 sebelumnya. Istilah-istilah baru dan cukup populer yang
nantinya akan sering ditemui oleh guru dalam menyusun dan menerapkan kurikulum 2022
nantinya. Berikut ini beberapa istilah baru dalam kurikulum 2022 dan belum ada dalam
kurikulum 2013. Istilah baru tersebut selain untuk membedakan dengan istilah dalam Kurikulum
2013, juga sudah diatur dalam beberapa Peraturan Menteri Kemendikbudristek. Penerapan
kurikulum ini sebagai pengganti dari Kurikulum 2013 yang sudah diterapkan sejak tahun 2022
ini.

Hal ini sejalan dengan Surat Edaran Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Nomor 1919/B1.B5/GT.01.03/2022, ada tiga kategori pilihan Implementasi Kurikulum Merdeka
(IKM) yaitu Mandiri Belajar, Mandiri Berbagi, dan Mandiri Berubah.

Berikut istilah itu antara lain :

1. Capaian Pembelajaran

Capaian Pembelajaran ini juga menjadi pengganti KI dan KD dalam kurikulum 2013,
pengintegrasian antara segi pengetahuan, ketrampilan dan sikap sebagai satu kesatuan proses
yang berkelanjutan dan berkesinambungan. Sehingga dapat membangun kompetensi yang utuh.
Dalam penulisan format CP tidak ada lagi pemisahan antara segi pengetahuan,
ketrampilan dan sikap dalam KI dan KD, tetapi penggabungan dan pengintegrasian dalam satu
paragraf utuh.
Capaian Pembelajaran Setiap Fase: Deskripsi yang mencakup pengetahuan, keterampilan,
serta kompetensi umum. Selanjutnya diturunkan menjadi capaian pembelajaran menurut elemen
yang dipetakan berdasarkan perkembangan siswa. Pembagian fase dalam CP dapat digambarkan
sebagai berikut:
1) Fase A : Pada umumnya SD Kelas 1-2
2) Fase B : Pada umumnya SD Kelas 3-4
3) Fase C : Pada umumnya SD Kelas 5-6
4) Fase D : Pada umumnya SMP Kelas 7-9
5) Fase E : Pada umumnya SMA Kelas 10

Untuk SLB CP didasarkan pada usía mental yang ditetapkan berdasarkan hasil asesmen.
Pembagian fase dapat digambarkan sebagai berikut:

1) Fase A : Pada umumnya usía mental (≤7 tahun)


2) Fase B : Pada umumnya usía mental (±8 tahun)
3) Fase C : Pada umumnya usia mental (±8 tahun)
4) Fase D : Pada umumnya usía mental (±9 tahun
5) Fase E : Pada umumnya usía mental (±10 tahun)
6) Fase F : Pada umumnya usía mental (±10 tahun)

2. Alur Tujuan Pembelajaran Dalam Kurikulum Merdeka

Setelah menganalisis Capaian Pembelajaran, selanjutnya guru harus membuat Alur Tujuan
Pembelajaran (ATP). Alur Tujuan Pembelajaran adalah rangkaian tujuan pembelajaran yang
tersusun secara sistematis dan logis, menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu
fase. Alur tujuan pembelajaran (ATP) memiliki fungsi yang sama dengan Silabus pada
kurikulum 2013, yaitu sebagai acuan perencanaan pembelajaran.

Selain itu, ATP sebagai panduan guru dan siswa untuk mencapai Capaian Pembelajaran di akhir
fase tersebut. Terdapat beberapa aspek-aspek dalam operasional komponen Alur Tujuan
Pembelajaran (ATP). Secara operasional komponen Tujuan Pembelajaran dapat memuat tiga
aspek antara lain: Kompetensi, konten, dan variasi.
Kriteria Alur Tujuan Pembelajaran

Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik

Alur tujuan pembelajaran dalam satu fase menggambarkan cakupan dan tahapan pembelajaran
yang linear dari awal hingga akhir fase.

Alur tujuan pembelajaran pada keseluruhan fase menggambarkan cakupan dan tahapan
pembelajaran yang menggambarkan tahapan perkembangan kompetensi antarfase dan jenjang.

3. Modul Ajar atau RPP Plus Dalam Kurikulum Merdeka

Modul Ajar ini sebagai pengganti RPP di Kurikulum 2013. Modul ajar ini selayaknya seperti
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tetapi dilengkapi dengan berbagai materi
pembelajaran, lembar aktivitas siswa, dan asesmen untuk mengecek apakah tujuan pembelajaran
dicapai siswa. Intinya, modul ajar tersebut memiliki komponen yang lebih lengkap dibanding
RPP.

Tetapi, terdapat 2 macam modul ajar dalam Kurikulum 2022 ini, yaitu Modul Ajar Umum untuk
proses pembelajaran yang diwajibkan untuk semua guru mapel dan Modul Ajar Khusus Projek
Profil Pelajar Pancasila yang dikhususkan untuk mengembangkan projek Profil Pelajar
Pancasila, hanya dibuat oleh guru yang mendapatkan tugas tambahan sebagai koordinator projek
tersebut.

Selain itu, akan ada beberapa istilah baru dalam Modul Ajar Umum dalam Kurikulum Merdeka
nantinya. Istilah baru tersebut adalah

Pemahaman permakna

Pertanyaan pemantik

Refleksi peserta didik dan guru.

Glosarium

4. Profil Pelajar Pancasila Dalam Kurikulum Merdeka

Jika di Kurikurilum 2013, kita mengenal Penguatan Pendidikan Karakter atau biasa disingkat
PPK. Namun, dalam Kurikulum Merdeka, kita akan mengenal istilah Profil Pelajar Pancasila.
Profil Pelajar Pancasila adalah profil lulusan yang bertujuan menunjukkan karakter dan
kompetensi yang diharapkan diraih dan menguatkan nilai-nilai luhur Pancasila peserta didik dan
para pemangku kepentingan. Profil Pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi, diantaranya: (1)
Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia, (2) Berkebinekaan
Global, (3) Mandiri, (4) Bergotong royong, (5) Bernalar kritis, dan (6) Kreatif.

5. Teaching at the Right Level (TaRL)

Teaching at the Right Level (TaRL) adalah sebuah pendekatan belajar yang mengacu pada
tingkatan capaian atau kemampuan peserta didik. Teaching at the right level (TaRL) merupakan
pendekatan belajar yang tidak mengacu pada tingkat kelas, melainkan mengacu pada tingkat
kemampuan siswa. Inilah yang menjadikan TaRL berbeda dari pendekatan biasanya. TaRL dapat
menjadi jawaban dari persoalan kesenjangan pemahaman yang selama ini terjadi dalam kelas.

Teaching at the Right Level (TaRL) yang memungkinkan anak-anak memperoleh keterampilan
dasar, seperti membaca dan berhitung dengan cepat. Tanpa memandang usia atau kelas,
pengajaran dimulai pada tingkat anak. Inilah yang dimaksud dengan “Mengajar pada Tingkat
yang Benar”. Metode TaRL yang dikembangkan oleh Pratham pada awalnya dirancang dengan
mengingat anak-anak yang telah mencapai sekolah Dasar Kelas III, IV atau V tetapi masih
belum menguasai keterampilan dasar. Fokusnya adalah membantu anak-anak dengan dasar
membaca, memahami, mengekspresikan diri, serta keterampilan berhitung.

6. Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP)

Dalam Kurikulum Merdeka, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dapat dipastikan tidak ada
lagi. Namun konsepnya diganti dengan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP).
Istilah Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) ini ada di Permendikbudristek nomor
21 Tahun 2022 tentang Standar Penilaian.

Mengacu pada Permendikbudristek nomor 21 Tahun 2022 tentang Standar Penilaian muncul
istilah penilaian Formatif dan Sumatif. Sebenarnya ini istilah yang digunakan kembali yaitu
penilaian formatif dan sumatif. Jika dulu ada istilah PH (Penilaian Harian), PTS ( Penilaian
Tengah Semester) dan PAT ( Penilaian Akhir Semester). Maka dalam kumer ada istilah penilaian
formatif untuk menilai ketuntasan dalam satu bahasan tertentu dan penilaian sumatif untuk
kenaikan kelas dan atau kelulusan. Bentuknya bisa saja penilaian harian, penilaian akhir tahun
(PAT) dan ujian sekoah (US).

7. Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan (KOSP)

Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan atau yang disingkat KOSP ini adalah nama lain
dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KOSP dalam kurikulum merdeka ini
memuat antara lain Ada lima komponen KOSP pada Kurikulum Merdeka yakni 1) Karakteristik
Satuan Pendidikan; 2) Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan; 3) Pengorganisasian
Pembelajaran; 4) Perencanaan Pembelajaran; dan 5) Pendampingan, Evaluasi, dan
Pengembangan Profesional.

Dalam proses penyusunannya, KOSP perlu menjadi dokumen yang hidup; menjadi referensi
dalam keseharian, direfleksikan, dan terus dikembangkan. Penyusunan dokumen kurikulum
operasional sekolah merupakan salah satu tugas yang harus dibuat dan disiapkan sekolah. Karena
itu semua guru dan warga sekolah harus ikut serta menyusunnya bersama agar dapat terwujud
KOSP yang benar-benar bisa dijalankan sesuai harapan sekolah.

Untuk memudahkan ingatan tentang istilah dalam kumer, berikut beberapa istilah yang diganti
dari kurikulum 2013 sebagai berikut :

KTSP diganti KOSP (Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan)


Promer diganti Prosem (Program Semester)
Silabus diganti ATP (Alur Tujuan Pembelajaran)
KI diganti CP (Capaian Pembelajaran)
KD diganti TP (Tujuan Pembelajaran)
RPP diganti MA (Modul Ajar)
KKM diganti KKTP (Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran)
IPK diganti IKTP (Indikator Ketercapaian Tujuan Pembelajaran)
PH diganti Penilaian Formatif
PAT diganti Penilaian Sumatif
PTS diganti STS ( Sumatif Tengah Semester)
PAT diganti SAS (Sumatif Akhir Semester)
Indikator Soal diganti Indikator assesmen
Penilaian Teman Sejawat diganti Formatif (salah satu bagian formatif)

Pengertian Program Remedial, Jenis, dan Teknik Pelaksanaannya


Program remedial merupakan salah satu komponen penting dalam pelaksanaan evaluasi
pembelajaran pada Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka. Setelah guru menetapkan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) bagi kurikulum 2013 dan Interval Penilaian / KKTP bagi kurikulum
Merdeka, maka capain pembelajaran peserta didik dapat dievaluasi ketuntasannya.
Setelah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) bagi kurikulum 2013 dan Interval
Penilaian / KKTP bagi kurikulum Merdeka ditentukan, maka capaian pembelajaran peserta didik
dapat dievaluasi ketuntasannya.
Peserta didik yang belum mencapai KKM bagi kurikulum 2013 dan Interval Penilaian /
KKTP bagi kurikulum Merdeka berarti belum tuntas dan wajib mengikuti
program remedial. Peserta didik yang sudah mencapai KKM dinyatakan tuntas dan dapat
diberikan pengayaan.
Dengan demikian, pengertian remedial adalah program pembelajaran yang diberikan
kepada peserta didik yang dinyatakan belum mencapai KKM bagi kurikulum 2013 dan Interval
Penilaian / KKTP bagi kurikulum Merdeka pada satu Kompetensi Dasar tertentu.
Pembelajaran remedial diberikan segera setelah peserta didik diketahui belum mencapai
KKM bagi kurikulum 2013 dan Interval Penilaian / KKTP bagi kurikulum
Merdeka. Pembelajaran remedial dilakukan untuk memenuhi kebutuhan atau hak peserta didik.
- Jenis-jenis Remedial

Pada pembelajaran remedial, pendidik membantu peserta didik untuk memahami kesulitan
belajar yang dihadapi secara mandiri, mengatasi kesulitan dengan memperbaiki sendiri cara
belajar dan sikap belajarnya yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar yang optimal.
Dalam hal ini, penilaian merupakan assessment as learning.

Metode yang digunakan pendidik dalam pembelajaran remedial juga dapat bervariasi sesuai
dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan belajar yang dialami peserta didik.
Tujuan pembelajaran juga dirumuskan sesuai dengan kesulitan yang dialami peserta didik. Pada
pelaksanaan pembelajaran remedial, media pembelajaran juga harus betul-betul disiapkan
pendidik.

Tujuannya adalah agar dapat mempermudah peserta didik dalam memahami Kompetensi Dasar
yang dirasa sulit tersebut. Di dalam hal ini, penilaian tersebut merupakan assessment for
learning.

Teknik Pelaksanaan Remedial

Teknik pelaksanaan pembelajaran remedial disesuaikan dengan jenis dan tingkat kesulitan
peserta didik yang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1. Pemberian bimbingan secara individu

Hal ini dilakukan apabila ada beberapa anak yang mengalami kesulitan yang berbeda-beda,
sehingga memerlukan bimbingan secara individual. Bimbingan yang diberikan disesuaikan
dengan tingkat kesulitan yang dialami oleh peserta didik.

2. Pemberian bimbingan secara kelompok


Hal ini dilakukan apabila dalam pembelajaran klasikal ada beberapa peserta didik yang
mengalami kesulitan sama.

3. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda

Pembelajaran ulang dilakukan apabila semua peserta didik mengalami kesulitan. Pembelajaran
ulang dilakukan dengan cara penyederhanaan materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan
tes/pertanyaan.

4. Pemanfaatan tutor sebaya

Pemanfaatan tutor sebaya dilakukan dengan cara peserta didik dibantu oleh teman satu kelas
yang telah mencapai KKM, baik secara individu maupun kelompok. Pembelajaran remedial
diakhiri dengan penilaian untuk melihat pencapaian peserta didik pada KD yang diremidial.

Pembelajaran remedial pada dasarnya difokuskan pada KD yang belum tuntas dan dapat
diberikan berulang-ulang sampai mencapai KKM dengan waktu hingga batas akhir semester.

Apabila hingga akhir semester pembelajaran remedial belum bisa membantu peserta didik
mencapai KKM, pembelajaran remedial bagi peserta didik tersebut dapat dihentikan.

Pendidik tidak dianjurkan memaksakan untuk memberi nilai tuntas (sesuai KKM) kepada peserta
didik yang belum mencapai KKM. Pemberian nilai Kompetensi Dasar bagi peserta didik yang
mengikuti pembelajaran remedial yang dimasukkan sebagai hasil penilaian harian, dapat dipilih
beberapa alternatif berikut.

1. ALTERNATIF 1

Peserta didik diberi nilai sesuai capaian yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti remedial.
Misalkan, suatu mata pelajaran (IPA) memiliki KKM sebesar 64. Seorang peserta didik, Andi
memperoleh nilai PH-1 (KD 3.1) sebesar 50.

Karena Andi belum mencapai KKM, maka Andi mengikuti remedial untuk KD 3.1. Setelah Andi
mengikuti remedial dan diakhiri dengan penilaian, Andi memperoleh hasil penilaian sebesar 80.
Berdasarkan ketentuan tersebut, maka nilai PH-1 (KD 3.1) yang diperoleh Andi adalah sebesar
80.

Keuntungan menggunakan ketentuan ini sebagai berikut.

a) Meningkatkan motivasi peserta didik selama mengikuti pembelajaran remedial karena


peserta didik mempunyai kesempatan untuk memperoleh nilai yang maksimal.

b) Ketentuan tersebut sesuai dengan prinsip belajar tuntas (mastery learning).

Kelemahan menggunakan ketentuan ini adalah sebagai berikut.

Peserta didik yang telah tuntas (misalnya, Wati dengan nilai 75) dan nilainya dilampaui oleh
peserta didik yang mengikuti remidial (misalnya, Andi dengan nilai 80), kemungkinan Wati
mempunyai perasaan diperlakukan “tidak adil” oleh pendidik.

Dengan demikian, pendidik disarankan memberikan kesempatan yang sama pada peserta didik
yang telah mencapai KKM untuk memperoleh nilai yang maksimal.

2. ALTERNATIF 2
Peserta didik diberi nilai dengan cara merata-rata antara nilai capaian awal (sebelum mengikuti
remedial) dan capaian akhir (setelah mengikuti remedial), dengan ketentuan sebagai berikut.

a) Jika capaian akhir telah melebihi KKM (misalnya, Badar memperoleh nilai 90) dan
setelah dirata-rata dengan capaian awal (misalnya, capaian awal Badar adalah 60)
ternyata hasil rata-rata telah melebihi KKM (nilai 64), maka hasil rata-rata (nilai 75)
sebagai nilai perolehan Badar.

b) Jika capaian akhir telah melebihi KKM (misalnya, Andi memperoleh nilai 70) dan
setelah dirata-rata dengan capaian awal (misalnya, capaian awal Andi adalah 50) ternyata
hasil rata-rata belum mencapai KKM (nilai 64), maka Andi diberi nilai sebesar nilai
KKM, yaitu 70.

Alternatif 2 ini sebagai upaya untuk mengatasi kelemahan Alternatif 1, meskipun Alternatif 2 ini
tidak memiliki dasar teori, akan tetapi lebih mengedepankan faktor kebijakan pendidik.

Upaya lain, untuk mengatasi kelemahan Alternatif 1, yaitu dengan memberikan kesempatan yang
sama bagi semua peserta didik untuk mengikuti tes, tetapi dengan catatan perlu diinformasikan
kepada peserta didik bahwa konsekuensi nilai yang akan diambil adalah nilai hasil tes tersebut
atau nilai terakhir.

3. ALTERNATIF 3

Peserta didik diberi nilai sama dengan KKM yang ditetapkan oleh sekolah untuk suatu mata
pelajaran, berapa pun nilai yang dicapai peserta didik tersebut telah melampaui nilai KKM.

Program Pengayaan: Pengertian, Tujuan dan Bentuk Pelaksanaannya


Program pengayaan merupakan salah satu upaya guru meningkatkan kemampuan, keterampilan
dan pemahaman materi bagi siswa yang telah mencapai skor ketuntasan minimal.

Seperti apa pengertian serta tujuan pengayaan sebagai sebuah kesatuan dalam pembelajaran?
Apakah benar tujuan dari program pengayaan hanya semata untuk memberi kesibukan bagi
siswa sementara guru fokus membina peserta didik yang sedang melakukan remidial?

Banyak anggapan keliru tentang program tersebut yang terlanjur berkembang di masyarakat,
termasuk di benak guru dan siswa yang seolah-olah hanya bertujuan agar siswa tidak gaduh
namun tetap melakukan aktivitas belajar dimana di saat yang sama guru fokus membina siswa
yang harus melakukan remidial.

Untuk itu kiranya penting menelisik kembali definisi dari program pengayaan, termasuk juga
bentuk pelaksanaannya di lapangan.

Pengertian Program Pengayaan


Fokus dari kegiatan pengayaan adalah pendalaman materi agar siswa mendapat pengetahuan
yang lebih dalam, terperinci maupun komprehensif terhadap suatu materi yang sudah dipelajari
sebelumnya.

Selain itu pengayaan bisa juga dipandang sebagai pemberian kesempatan dan penghargaan untuk
kelompok siswa yang telah mampu dengan baik mendapatkan hasil diatas KKM (kriteria
ketuntasan minimal) dalam sebuah aktivitas penilaian.
Selain dilakukan dengan tujuan memperdalam materi yang telah diajarkan, siswa juga bisa
diberikan kesempatan untuk menambah wawasan yang masih terkait dengan materi ajar yang
sudah diberikan agar pengetahuan peserta didik dapat lebih luas lagi.

Sedang untuk siswa yang belum mencapai kualifikasi minimal maka akan diberikan program
remidial untuk membantu mereka mencapai kompetensi yang ditetapkan.

Tujuan Program Pengayaan

Berikut adalah beberapa tujuan dan manfaat dari program pengayaan yang diberikan kepada
peserta didik yang memiliki ketangkasan dan kemampuan cepat dalam memahami materi :

Sebagai sarana bagi peserta didik untuk lebih mendalami materi tertentu. Perlu diingat
bahwasanya dalam sebuah pembelajaran, guru melalui MGMP maupun KKG melakukan seleksi
materi sehingga muncullah materi esensial. Dengan memahai tujuan pengayaan ini, guru dapat
mengkondisikan kelompok siswa yang telah lebih cepat melampaui standar tertentu bisa
berkesempatan untuk mempelajari suatu materi lebih dalam lagi.
Memfasilitasi mereka yang memang memiliki bakat dan kemampuan yang baik dalam
menguasai materi. Masih terkait pendalaman materi, dengan strategi pembelajaran berbasis
pengayaan, guru berkesempatan memfasilitasi peserta didik untuk lebih mengembangkan
kemampuan akademis yang dimiliki, baik itu kompetensi inti di bidang pengetahuan maupun
kompetensi inti di ranah keterampilan.
Memperkaya pengetahuan yang sudah dimiliki oleh peserta didik. Tujuan pengayaan juga
adalah sebagai sarana yang tepat bagi peserta didik, dalam hal ini siswa, untuk memperkaya
pengetahuan mereka, khususnya mengenai hal-hal yang masih terkait tema besar yang diajarkan
dalam materi tersebut. Dengan pembimbingan atau mentoring dari guru sebagai mentor belajar,
siswa mampu lebih baik lagi dalam meningkatkan wawasan mereka.
Sebagai stimulus untuk terus meningkatkan performa dalam belajar. Baik remidi maupun
program ini sebenarnya juga punya tujuan utama, yakni sebagai stimulus untuk terus
meningkatkan pengetahuan dan skill dari peserta didik, khususnya dalam menuntaskan materi
ajar dan tema yang sedang dipelajari. Keduanya bisa dipandang sebagai upaya menjaga kondisi
psikologis siswa sehingga benar-benar mampu memotivasi ataupun menjaga semangat mereka
untuk terus belajar meningkatkan kemampuan internal masing-masing.
Bentuk Pengayaan
Lantas bagaimana dengan bentuk pengayaan yang bisa dilakukan di kelas? Berikut
adalah beberapa contoh pengayaan yang bisa dilakukan :

Belajar mandiri
Belajar mandiri secara berkelompok
Mentoring oleh guru atau mentor
Membuat proyek
Penugasan berbasis literasi
Pemberian soal-soal tambahan
Melakukan praktik kerja
Presentasi
Itulah contoh-contoh pengayaan yang bisa dilakukan. Adapun penjelasan lebih rinci mengenai
bentuk praktisnya di dalam proses belajar mengajar ada di bawah ini.

1. Belajar Mandiri
Cara pengayaan pertama adalah dengan memberi kesempatan kepada kelompok siswa yang
mampu menyelesaikan tugas lebih cepat ataupun sudah mencapai ambang batas minimal dalam
sebuah proses penilaian adalah dengan memberikan kesempatan melakukan belajar mandiri.

Kelebihan dari bentuk pengayaan ini adalah :


Memberi kesempatan siswa untuk bereksplorasi dengan materi.
Memberi kesempatan siswa untuk lebih mandiri dan bertanggung jawab meskipun sudah
melampaui batas standar yang diberikan.
Memberi keleluasaan siswa untuk memilih bagian yang paling disukai dalam proses menguasai
suatu materi.

2. Belajar Mandiri secara Berkelompok

Tujuan pengayaan dengan memberi tugas berupa kerja kelompok agar siswa makin memiliki
kesempatan untuk mengeksplorasi materi bersama dengan teman-temannya. Aktivitas di dalam
kelompok antara lain bisa berupa diskusi, memecahkan masalah secara bersama-sama, menyusun
argumen ataupun mengerjakan proyek yang sesuai dengan materi yang sudah diberikan oleh
guru maupun mentor.

3. Mentoring

Pembelajaran intensif berupa metoring juga bisa dilakukan sebagai upaya pelaksanaan
enrichment di dalam kelas.

Apa bentuk mentoringnya? Bermacam-macam, seperti :


Pengajaran ulang materi dengan modifikasi pada bagian tertentu.
Memberikan materi esensial dan materi lainnya secara keseluruhan yang masih terkait.
Menjawab pertanyaan dari peserta didik.
Berdiskui dan menyimpulkan hal-hal yang telah dipelajari dengan sumber belajar adalah materi
yang diperluas.

4. Membuat Proyek

Apabila dimungkinkan, guru bisa meminta siswa secara mandiri atau berkelompok untuk
melakukan proyek sederhana sesuai dengan apa yang mereka pahami atau apa yang mau mereka
pahami dan pelajari lebih lanjut.

Pembelajaran berbasis proyek juga merupakan salah satu bentuk teaching-learning proses yang
positif karena mengedepankan pembelajaran aktif dimana siswa benar-benar menjadi pusat dari
proses belajar yang ada.

5. Penugasan Berbasis Literasi

Masih ada contoh pengayaan yang sebenarnya paling mudah untuk dilakukan. Memberi
penugasan berupa membaca referensi yang berisi informasi yang lebih mendalam terhadap
materi yang sudah dipelajari. Mereka bisa diminta untuk ke perpustakaan dan membaca literatur
yang ada. Bisa juga sambil mencatat hal penting dan menarik yang sekiranya mereka dapatkan
dari bacaan tersebut.

Perlu dicatat bahwa dalam penjelasan Kurikulum Merdeka literasi bersama dengan numerasi
menempati posisi penting, sehingga kegiatan ini bisa berdampak positif dan bisa dipandang
sebagai salah satu bagian dari tuntutan kurikulum.

6. Memberikan Assignment Ulang


Memberikan kembali assignment berupa tes formatif, sub-formatif dan juga pre-test dan post test
untuk dikerjakan ulang. Selain itu bisa dengan memberikan soal-soal latihan kepada siswa yang
memang sudah memahami dengan baik suatu materi.

Bentuk pengayaan ini juga bisa dimodifikasi dengan cara mengubah variabel-variabel tertentu
dalam soal baru yang diberikan berbasis rangkuman materi atau soal yang sudah pernah
disajikan.

7. Praktik Kerja

Contoh pengayaan lainnya adalah praktik kerja. Siswa yang telah memahami seluk beluk materi
bisa juga diberikan model pengayaan berbasis praktik kerja sehingga mereka makin tertantang
untuk meningkatkan keterampilannya.

Anda mungkin juga menyukai