Anda di halaman 1dari 52

Capaian Pembelajaran

dan
Alur Tujuan Pembelajaran
Jenjang SMP Kota Cimahi

Mochamad Zen

Ratih Yuniarti

BALAI BESAR PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN


JAWA BARAT
2023
Tujuan Pendidikan Indonesia

Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia


yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab

Mencapai tujuan tersebut, Pemerintah menetapkan Kerangka Dasar


Kurikulum yang terdiri dari Struktur Kurikulum, Capaian Pembelajaran,
dan Prinsip Pembelajaran dan Asesmen.
Capaian Pembelajaran merupakan tujuan akhir di
setiap fase pembelajaran siswa.
Capaian pembelajaran adalah kompetensi minimum
yang harus dicapai peserta didik untuk setiap mata
pelajaran.
Capaian pembelajaran dirancang dengan mengacu
pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar
Isi.
Pembelajaran ibarat sebuah perjalanan, bukan Sumber gambar: Nick Fewings/ www.unsplash.com

sebuah perlombaan balap. Hal yang terpenting


dalam sebuah perjalanan adalah tujuannya. Tanpa
tujuan, kita pastilah hanya buang-buang waktu dan
biaya saja. Jika sebuah tujuan jelas dan penting bagi
hidup kita, pastilah kita akan mencari dan
menggunakan berbagai cara untuk mencapainya,
seberapapun lamanya atau seberapapun
Tujuan Belajar
Peserta memahami:
• Karakteristik dan komponen dalam Capaian Pembelajaran (CP) , Tujuan
Pembelajaran (TP) , dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP),
• Alur Tujuan Pembelajaran bukan hanya kumpulan Tujuan Pembelajaran
(TP) ,tapi juga tonggak capaian pembelajaran siswa dalam mencapai
Capaian Pembelajaran (CP)

Peserta memiliki pengalaman tentang: Alur Tujuan Pembelajaran


• Berdasarkan Capaian Pembelajaran
• Barakteristik sekolah
Proses Berpikir dalam Merencanakan Pembelajaran dan Asesmen

dan asesmen
Pembelajaran Terdiferensiasi

Strategi yang digunakan untuk


mencapaian tahapan belajar
peserta didik melalui asesmen
formatif
Pembelajaran dilakukan berdasarkan
Tahapan kemampuan mayoritas kelas.

Tahapan kemampuan di bawah


mayoritas akan mendapat penguatan

Tahapan kemampuan di atas


mayoritas akan mendapatkan
tantangan dan pembinaan prestasi
serta dapat dijadikan contoh.
Pembelajaran terdiferensiasi :

Strategi guru untuk membuat peserta


didik berger mendekati dan mencapai
tujuan masing-masing dengan
potensi yang dimiliki.
Capaian Pembelajaran (CP)
Merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik
pada sebuah mata pelajaran dalam di akhir sebuah fase.

Capaian Pembelajaran (CP) ditetapkan oleh pemerintah dan tidak dapat


diubah.
Kompetensi yang dituju dalam sebuah mata pelajaran, pada Capaian
Pembelajaran (CP) dituliskan dalam bentuk paragraf yang berisi kesatuan
antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Jika dianalogikan dengan sebuah perjalanan berkendara, Capaian Pembelajaran memberikan
tujuan umum dan ketersediaan waktu yang biasanya perlu ditempuh untuk mencapainya (fase).
Jalur tempuh yang akan dilalui dapat ditentukan oleh pengendara. Untuk mencapai tujuan
tersebut, setiap satuan pendidikan memiliki kebebasan untuk memilih jalur, cara, dan alat untuk
menempuh perjalanan tersebut, yang disesuaikan dengan titik keberangkatan, kondisi,
kemampuan, dan kecepatan masing-masing.
Capaian Pembelajaran
“Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus
dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari Fase Fondasi pada PAUD.
Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk setiap mata
pelajaran.

Peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual dapat


menggunakan CP pendidikan khusus. Peserta didik berkebutuhan khusus tanpa
hambatan intelektual menggunakan CP reguler dengan menerapkan prinsip
modifikasi kurikulum.”

(lihat: Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 958 tahun 2020 Tentang Capaian Pembelajaran
Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah)
CP dan strategi mencapai CP menggunakan
Kerangka Kerja Understanding by Design

Understanding by Design merupakan sebuah kerangka kerja dengan fokus pada proses
perencanaan dan struktur yang memandu pengembangan kurikulum, asesmen, dan instruksi
pembelajaran. Proses perencanaan ini fokus pada dua hal:

1. Pengajaran dan asesmen untuk membangun pemahaman dan kemampuan learning transfer
(kemampuan mengimplementasikan hasil belajar dalam sebuah performa otentik)
2. Merancang kurikulum “Terbalik” (backward), dengan mulai dari tujuan akhirnya terlebih
dulu
Kerangka Kerja Understanding by Design

Menentukan Merancang
Identifikasi hasil
bukti-bukti kegiatan
akhir yang
pemahaman yang pembelajaran
diinginkan
dapat diterima yang tepat
• Seluruh kegiatan • RPP
Rangkaian Asesmen:
pembelajaran & asesmen • Modul Ajar
• Penilaian awal
selalu mengacu pada CP • Bahan Ajar
• Formatif
(terberi) • Modul Projek
• Sumatif
• TP • Buku Panduan
• ATP
Modul dan RPP pada Kurikulum Merdeka
Modul Ajar tidak hanya memberikan langkah-langkah pembelajaran, tetapi juga
mencakup rencana asesmen dan sarana yang diperlukan untuk menjalani
pembelajaran yang terorganisir. Dengan demikian, modul ajar dapat disebut
sebagai RPP Plus.

RPP dalam Kurikulum 2013 hanya mengacu pada silabus pembelajaran dan
indikator-indicator.
Merumuskan Tujuan Pembelajaran
CP masih bersifat sangat umum. Untuk membuatnya menjadi lebih
konkret dan operasional, kita perlu menurunkannya menjadi rumusan
Tujuan Pembelajaran.

Tujuan Pembelajaran (TP) perlu memuat 2 hal:


1. Kompetensi, yaitu kemampuan atau keterampilan yang perlu
ditunjukkan/ didemonstrasikan oleh peserta didik.
2. Lingkup materi, yaitu konten dan konsep utama yang perlu dipahami
pada akhir satu unit pembelajaran.
Merancang
Pembelajaran
dan Asesmen
Identifikasi hasil yang diinginkan - CP, TP dan ATP

Apa pembelajaran yang dapat terus

melekat, bernilai, dan bisa diterapkan


dalam kehidupan siswa, jauh setelah ia lulus mata
pelajaran tersebut?
Jika dianalogikan dengan sebuah perjalanan berkendara,
CP memberikan tujuan umum dan ketersediaan waktu
untuk mencapainya (fase).

Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap pengemudi


memiliki kebebasan untuk memilih jalur, cara, dan alat
untuk menempuh perjalanan tersebut, yang disesuaikan
dengan titik keberangkatan, kondisi, kemampuan, dan
kecepatan masing-masing.

Dalam mencapai CP, kita perlu membangun kompetensi


untuk melakukan perjalanan tersebut agar tiba di tujuan
pada waktu yang ditentukan. Setiap satuan pendidikan
dipersilakan mengatur strategi efektif untuk mencapai
CP, sesuai dengan kemampuan dan potensinya.
Garis finish CP ada di akhir kelas 12. Untuk mencapai
garis finish tersebut, pemerintah membuatnya ke dalam
6 etape yang disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3
tahun.
Penggunaan istilah “fase” dilakukan untuk
membedakannya dengan kelas karena peserta didik di
satu kelas yang sama bisa jadi belajar dalam fase
pembelajaran yang berbeda.
Fase memberikan keleluasaan dan keadilan bagi guru
dan siswa untuk menyesuaikan rancangan
pembelajaran dengan tahapan perkembangan,
kemampuan, minat, konteks, dan kecepatan belajar
siswa (Teaching at The Right Level).
Dengan penggunaan Fase, diharapkan siswa akan
dapat memiliki waktu lebih panjang untuk memahami
dan mendalami konsep-konsep dan keterampilan
untuk mencapai sebuah kompetensi yang dibangun CP.
CP dirumuskan dalam bentuk Fase, bukan per tahun
CP selalu berpusat pada siswa, bukan pada ketuntasan materi

Jenjang PAUD Jenjang SMP


• Fase Fondasi (TK B) • Fase D (Kelas 7-9 SMP)

Jenjang SD Jenjang SMA/SMK


• Fase A (Kelas 1-2 SD) • Fase E (Kelas 10 SMA)
• Fase B (Kelas 3-4 SD) • Fase F (Kelas 11-12 SMA)
• Fase C (Kelas 5-6 SD)
Elemen Dalam CP
Setiap CP suatu mata pelajaran memiliki beberapa elemen atau
kelompok kompetensi esensial yang berlaku sama untuk semua fase
pada mata pelajaran tersebut.
Masing-masing elemen tersebut memiliki capaian per fasenya sendiri
yang saling menunjang untuk mencapai pemahaman yang dituju.
Elemen sebuah mata pelajaran mungkin saja sama atau berbeda dengan
mata pelajaran lainnya.
Contoh:
• Dalam CP PAUD terdapat elemen Nilai Agama dan Budi Pekerti, Jati Diri, dan Dasar-dasar
Literasi dan STEAM

• Dalam CP Matematika terdapat elemen Bilangan, Aljabar, Pengukuran, Geometri, dan


Analisis Data dan Peluang.
Elemen dalam CP
Elemen setiap mata pelajaran dapat memiliki persamaan atau perbedaan karakteristik satu
dengan lainnya

Jika pembelajaran ibarat sebuah perjalanan, diperlukan beberapa kompetensi esensial agar tepat
waktu dan selamat mencapai tujuan. Contohnya, jika ingin melakukan perjalanan dengan cara
mengemudikan mobil, ada beberapa elemen yang perlu dipelajari seperti mengenali bagian dan
cara kerja mobil, mengemudi, keselamatan mengemudi, navigasi dan pengendalian emosi. Masing-
masing elemen memiliki capaiannya sendiri yang saling menunjang agar seseorang dapat
memenuhi CP mengemudikan mobil.

Tentu saja jika perjalanan ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum, berjalan kaki, berlari,
bersepeda, atau berlayar, elemen Capaian Pembelajarannya sangat mungkin berbeda dengan
mengemudikan mobil. Mungkin elemennya lebih sedikit/banyak, mungkin mirip atau sama.
Bentuk Pemahaman Dalam CP
Prinsip penyusunan CP menggunakan pendekatan konstruktivisme yang membangun
pengetahuan dan berdasarkan pengalaman nyata dan kontekstual. Menurut teori
belajar konstruktivisme (constructivist learning theory), pengetahuan bukanlah
kumpulan atau seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah untuk diingat.

Konsep “Memahami” dalam Capaian Pembelajaran (CP) dalam konstruktivisme adalah


proses membangun pengetahuan melalui pengalaman nyata. Pemahaman tidak
bersifat statis, tetapi berevolusi dan berubah secara konstan sepanjang siswa
mengonstruksikan pengalaman-pengalaman baru yang memodifikasi pemahaman
sebelumnya
Jika mengacu kepada teori konstruktivisme, kemampuan memahami ada di level paling
tinggi, berbeda jika mengacu pada Taksonomi Bloom yang menempatkan kemampuan
memahami di level C2.
6 aspek pemahaman (Wiggins and Tighe, 2005)
6 facet of understanding; merupakan bentuk-bentuk pemahaman yang digunakan dalam CP. Tidak harus hirarkis

Penjelasan Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan antar topik, mendemonstrasikan hasil kerja,
Explanation menjelaskan alasan/cara/prosedur , menjelaskan sebuah teori menggunakan data, berargumen dan mempertahankan
pendapatnya.

Interpretasi Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide, perasaan atau sebuah hasil
Interpretation karya dari satu media ke media lain, dapat membuat analogi, anekdot, dan model. Melihat makna dari apa yang telah
dipelajari dan relevansi dengan dirinya.

Aplikasi Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai suatu dalam situasi yang nyata dalam kehidupan
Application sehari-hari atau sebuah simulasi ( menyerupai kenyataan)

Perspektif Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari sebuah situasi , melihat gambaran
Perspective besar, melihat asumsi yang mendasari suatu hal dan memberikan kritik.

Empati Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/ atau memahami pikiran yang berbeda
Empathy dengan dirinya. Menemukan nilai (value) dari sesuatu

Pengenalan diri Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses berpikir dan emosi yang terjadi
Self-Knowledge secara internal.
6 Aspek/Facet Pemahaman merupakan cara untuk mengkonfirmasi pemahaman siswa
atas apa yang telah mereka pelajari dan tidak hirarkis/bukan merupakan siklus.
Jika siswa melakukan salah satu dari keenam Aspek/Facet Pemahaman ini (mampu
menjelaskan, menginterpretasi, menerapkan/mengaplikasikan, berempati, memiliki
sebuah sudut pandang, atau memiliki pengenalan diri), berarti mereka telah
mendemonstrasikan sebuah tingkat pemahaman.

6 Aspek/Facet Pemahaman ini merupakan modal untuk menentukan Tujuan


Pembelajaran (TP), menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), menentukan
asesmen, dan instruksi yang tepat.
● Apakah sekolah dapat membuat CP sendiri?

Tidak. CP sifatnya terberi (given) dari pemerintah


dan tidak dapat diubah. Satuan pendidikan
diberikan keleluasaan untuk
menentukan/memodifikasi Kurikulum Operasional
Sekolah (KOS), Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur
Tujuan Pembelajaran (ATP), dan Modul Ajar
berdasarkan CP.

● Mengapa CP disusun menggunakan metode


Backward Design?

Dengan mengetahui tujuan akhir pembelajaran,


guru dapat merancang Tujuan Pembelajaran dan
Alur Tujuan Pembelajaran, asesmen, kegiatan
pembelajaran, dan instruksi yang tepat, bermakna,
relevan dengan kondisi siswa, dan efektif untuk
mencapai tujuan tersebut.
• Apa yang dimaksud dengan kompetensi?
• Mengapa CP disusun berdasarkan fase dan pengurangan konten
materi akan mendorong tercapainya kompetensi dan bukan Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup
berarti penurunan standar? aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan
standardisasi yang diharapkan (Badan Nasional Sertifikasi Profesi , 2014).
Pembelajaran berdasarkan fase merupakan penerapan dari Kompetensi adalah karakter individu yang dapat diukur dan ditentukan
untuk menunjukkan perilaku dan performa kerja tertentu pada diri
prinsip pembelajaran sesuai tahap capaian belajar atau yang
seseorang (Spencer, McClelland & Spencer, 1994).
dikenal juga dengan istilah Teaching at The Right Level (mengajar
Kompetensi terbangun atas aspek kognitif yang berangkaian dengan
pada tahap capaian yang sesuai). Rentang waktu belajar yang
aspek afektif atau disposisi tentang ilmu pengetahuan yang dipelajarinya.
lebih lama dalam Fase memberikan kesempatan siswa untuk
Untuk membangun dan mengembangkan kompetensi, peserta didik perlu
benar-benar memahami sebuah konsep dan mendalami sebuah mendapatkan kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan, bukan sekadar mengejar ketuntasan materi/ keterampilannya dalam situasi yang spesifik dan nyata (Glaesser, 2018)
berpusat pada guru dan konten.
• Bagaimana 6 aspek pemahaman dapat membantu saya merancang
Pengurangan materi merupakan konsekuensi untuk merancang asesmen dan kegiatan yang efektif membantu pemahaman siswa
kurikulum yang lebih fleksibel dan berfokus pada kompetensi dan mencapai CP?
karakter. Materi yang disampaikan harus esensial, relevan dengan
kehidupan, dan bermakna untuk siswa. 6 Aspek/Facet Pemahaman merupakan cara untuk mengkonfirmasi
pemahaman siswa atas apa yang telah mereka pelajari. Jika siswa
Pritchett dan Beatty (2015) menemukan bahwa peserta didik yang melakukan salah satu dari keenam aspek/facet (mampu menjelaskan ,
mengalami kesulitan memahami konsep di kelas-kelas awal di menginterpretasi, menerapkan, berempati, memiliki sebuah sudut
sekolah dasar juga mengalami kesulitan di jenjang-jenjang pandang, atau memiliki pengenalan diri), berarti mereka telah
berikutnya. Artinya, padatnya materi pelajaran membawa mendemonstrasikan sebuah tingkat pemahaman. Guru dapat
dampak yang panjang dan siswa kehilangan kesempatan untuk menggunakan 6 Aspek Pemahaman ini untuk menentukan bentuk
mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih tinggi. pemahaman yang perlu didemonstrasikan siswa/dapat di-ases.
• Apakah semua mata pelajaran memiliki elemen yang sama • Bagaimana hubungan dan peran Elemen dengan
dengan pelajaran lainnya? kompetensi yang dituju CP?
Tidak selalu. Setiap mata pelajaran memiliki elemen yang Setiap elemen memiliki peran dan capaiannya masing-
berbeda-beda atau sama dengan mata pelajaran lain, tergantung
dari karakteristik mata pelajaran itu sendiri masing untuk membangun pengetahuan, keterampilan,
• atau sikap yang pada saling terhubung dan saling
Apakah elemen CP sebuah mata pelajaran sama untuk semua
fase? menunjang membangun kompetensi seseorang agar dapat
mencapai CP mata pelajaran tersebut. Elemen-elemen
Ya, benar. Elemen dalam CP sebuah mata pelajaran sama dari fase
A-F. Yang membedakan adalah kompleksitas dan kedalaman tersebut umumnya tidak bersifat hirarkis.
materinya, yang artinya kompetensi peserta didik pun
berkembang dari fase ke fase. • Apakah CP memuat Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar?
Sebagai contoh, dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat
4 elemen utama, yaitu: 1) menyimak, 2) membaca dan memirsa, 3)
Tidak. CP dinyatakan dalam bentuk paragraf/narasi berisi
berbicara dan merepresentasikan, dan 4) menulis. Sejak Fase A
(kelas I-II SD/sederajat) hingga Fase F (kelas XI-XII SMA/sederajat), kompetensi (kesatuan pengetahuan, keterampilan, dan
keempat elemen tersebut dipelajari dengan tingkat kompleksitas sikap kunci) yang perlu dicapai oleh siswa di akhir sebuah
kognitif yang terus berkembang
fase.

• Apakah sebuah kegiatan pembelajaran harus dapat meliputi • Apakah CP menggantikan Standar Kompetensi Lulusan?
seluruh elemen CP mata pelajaran tersebut?
Tidak. Anda dapat menggunakan hanya 1-2 elemen saja dalam Tidak. Dalam kerangka kurikulum, CP kedudukannya di
sebuah kegiatan. Yang terpenting, siswa dapat mengembangkan bawah SNP (Standar Nasional Pendidikan), setara dengan
kompetensi yang dituju elemen CP tersebut dengan optimal. KI-KD dalam Kurikulum 2013. CP disusun berdasarakan SKL
dan Standar Isi.
• Bagaimana apabila terdapat perbedaan kemampuan/ level • Apakah dengan sistem Fase, apakah siswa yang tertinggal Fase akan
Capaian Pembelajaran dalam suatu kelas? (Contoh: dalam mengalami tinggal kelas/tidak naik kelas?
kelas 5 ternyata masih ada siswa yang masih berada di fase B,
sementara yang lain sudah sesuai berada di fase C)
Tidak. Siswa tetap akan naik kelas dengan catatan perkembangan
Sangat penting untuk melakukan asesmen diagnostik baik masing-masing yang dapat dijadikan landasan untuk merancang
kognitif maupun non kognitif di awal pembelajaran (akan pembelajaran yang berdiferensiasi sesuai levelnya (Teaching at The
dibahas pada modul Asesmen). Hasil asesmen diagnostik ini
akan menentukan CP yang akan digunakan dalam kelas Right Level). Penelitian menunjukkan bahwa tinggal kelas tidak
tersebut. memberikan banyak manfaat untuk anak (capaian akademik mereka
tidak , malah menurunkan rasa percaya diri anak (self efficacy) tentang
Untuk mengatasinya dapat digunakan Pembelajaran kemampuannya untuk sukses secara akademik.
Berdiferensiasi. Sangat memungkinkan , dalam suatu kelas
digunakan 2 CP. Contoh:
1. Siswa dengan kemampuan umum digunakan CP fase • Apakah satuan pendidikan dapat membuat CP sendiri?
tersebut (contoh kelas 5 menggunakan CP fase C).
2. Siswa dengan kemampuan melampaui fase C tetap Tidak. CP sifatnya terberi (given) dari pemerintah dan tidak dapat
menggunakan fase C dengan pengayaan/ pendalaman.
Siswa dengan kemampuan ini juga dapat diajak untuk diubah.
berbagi kiat belajar dengan temannya (peer teaching)
3. Siswa yang masih berada di fase B menggunakan CP fase • Mengapa CP hanya memuat tujuan akhir pembelajaran dan rentang
B dengan dampingan guru (remedial)
waktu untuk mencapainya?
Bagi peserta didik berkebutuhan khusus, apabila
mengalami hambatan intelegensi dapat menggunakan Setiap satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menentukan
CP pendidikan khusus, namun jika tidak mengalami Kurikulum Operasional Sekolah, Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan
hambatan intelegensi dapat menggunakan CP reguler
dengan menerapkan prinsip modifikasi kurikulum Pembelajaran, dan Modul Ajar berdasarkan CP. dengan
mempertimbangkan kekhasan, potensi, dan konteks sekolah, serta
kemampuan siswa dan gurunya.
Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Maksud pendidikan itu adalah


menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak,
agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya baik
sebagai manusia, maupun
anggota masyarakat
(Ki Hadjar Dewantara, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.1, paragraf 4)
Agar berpihak pada anak dan menuntun mereka
pada kekuatan kodratnya,
Tujuan Pembelajaran harus memperhatikan
tahap perkembangan anak.
Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan
berbagai strategi dan pendekatan untuk menyusun tujuan
pembelajaran (TP) dan alur tujuan pembelajaran (ATP).

Yang harus diperhatikan, TP dan ATP harus memenuhi kriteria-


kriteria ini.
Tujuan Pembelajaran (TP),
terdiri dari:
1. Kompetensi → kemampuan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dapat
didemonstrasikan peserta didik
2. Konten → ilmu pengetahuan inti /
konsep utama
Kriteria Alur Tujuan Pembelajaran (ATP):
1. Menggambarkan urutan

pengembangan kompetensi yang


harus dikuasai
2. ATP dalam 1 fase menggambarkan
cakupan dan tahapan pembelajaran yang

linear
3. ATP keseluruhan fase menggambarkan

cakupan dan tahapan pembelajaran


Merumuskan TP dan ATP dari kalimat CP

1. Rumusan TP mengacu pada kompetensi dan konten pada CP


2. Rumusan kalimat TP dapat mengambil referensi dari berbagai sumber
→ catatan penting: KepSek/Guru mampu memahami kalimat
tersebut.
3. Identifikasi dimensi Profil Pelajar Pancasila yang dapat terkait dengan
kompetensi yang ingin dicapai.
Secara strategis, Proses Perancangan Kegiatan Pembelajaran
dapat dipahami melalui skema berikut:

Memahami Menyusun Menyusun Alur


Merancang
Capaian Tujuan Tujuan
Pembelajaran
Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran

Pemerintah menetapkan Capaian Pembelajaran (CP) sebagai kompetensi yang ditargetkan. Namun demikian, CP
tidak cukup konkret untuk memandu kegiatan pembelajaran sehari-hari.

CP perlu diurai menjadi tujuan-tujuan pembelajaran yang lebih operasional dan konkret, yang dicapai satu persatu
oleh peserta didik hingga mereka mencapai akhir fase

(1) mengembangkan sepenuhnya alur tujuan


pembelajaran dan/atau perencanaan pembelajaran, Pendidik
Dala menentukan
m
merancan (2) mengembangkan alur tujuan pembelajaran dan/atau rencana
pilihan tersebut
g belajaran
pem pembelajaran berdasarkan contoh-contoh yang
berdasarkan
disediakan
Pemerintah
pendidi
kemampuan
kdapat
(3) menggunakan contoh yang disediakan. masing-masing

BALAI BESAR PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT


Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)

Merupakan rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara


sistematis dan logis
menurut urutan dari awal hingga
akhir fase.
Tujuan pembelajaran yang dikembangkan perlu dicapai peserta didik dalam satu atau lebih jam
pelajaran, hingga akhirnya pada penghujung Fase mereka dapat mencapai CP. Oleh karena itu,
untuk CP dalam satu fase, pendidik perlu mengembangkan beberapa tujuan pembelajaran.

Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai strategi untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran.
Harus dipastikan tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran yang dipetakan memenuhi kriteria berikut ini:

Menggambarkan urutan pengembangan


kompetensi yang harus dikuasai secara utuh
Kompetensi
dalam satu fase.

Tujuan kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan Kriteri


keterampilan yang dapat didemonstrasikan oleh peserta didik ATP menggambarkan cakupan dan tahapan
Pembelajara a
Alur pembelajaran yang linear dari awal
yang menunjukkan telah berhasil mencapai tujuan
n (TP) Tujuan
Pembelajara hingga
akhir fase.
pembelajaran.
Lingkup materi
terdiri atas: n (ATP
ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami ) ATP menggambarkan cakupan dan tahapan
pembelajaran yang menggambarkan tahapan
di akhir satu unit pembelajaran
perkembangan kompetensi dalam satu
fase

BALAI BESAR PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT


Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Pendidik diberikan keleluasaan dalam
menggunakan rujukan teori untuk
Pendidik diharapkan untuk tidak
merumuskan tujuan pembelajaran,
fokus pada satu teori saja, melainkan
diantaranya:
dapat menggunakan teori atau
pendekatan lain dalam merancang
Taksonomi Bloom versi Revisi
Anderson dan Krathwohl tujuan pembelajaran, selama teori
(2001) tersebut dinilai relevan dengan
karakteristik mata pelajaran serta
konsep/topik yang dipelajari,
karakteristik peserta didik, serta
6 Aspek Pemahaman
yang dikembangkan oleh konteks lingkungan pembelajaran. Perlu
Tighe dan Wiggins diketahu
(2005)
i
6 Level Taksonomi Marzano
(2000)

BALAI BESAR PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT


Perlu
Taksonomi Bloom versi Revisi diketahui
Anderson dan Krathwohl
(2001)

Anderson dan Krathwohl mengelompokkan kemampuan kognitif


menjadi
tahapan-tahapan berikut ini, dengan urutan dari kemampuan yang
paling dasar ke yang paling tinggi sebagai berikut:

(C1) (C2) (C3) (C4) (C5) (C6)


Mengingat Memahami Mengaplikasikan Menganalisis Mengevaluasi Menciptakan

mengingat kembali menjelaskan ide atau menggunakan memecah-mecah kemampuan untuk merangkaikan berbagai
elemen menjadi satu
informasi yang telah konsep seperti konsep, informasi menjadi membuat keputusan, hal baru yang utuh,
dipelajari, termasuk menjelaskan suatu pengetahuan, atau beberapa bagian, penilaian, melalui proses
definisi, fakta-fakta, konsep informasi yang telah kemampuan untuk mengajukan kritik pencarian ide, evaluasi
daftar urutan, atau menggunakan dipelajarinya pada mengeksplorasi dan rekomendasi terhadap
hal/ide/benda yang
menyebutkan kalimat sendiri, situasi berbeda dan hubungan/korelasi yang sistematis ada sehingga kreasi
kembali suatu materi menginterpretasikan relevan atau membandingkan yang diciptakan
yang pernah suatu informasi, antara dua hal atau menjadi salah satu
solusi terhadap
diajarkan kepadanya. menyimpulkan, atau lebih, menentukan
masalah yang ada.
membuat parafrasa keterkaitan antar termasuk memberikan
dari suatu bacaan. konsep, atau nilai tambah terhadap
mengorganisasikan suatu produk yang
sudah ada.
beberapa ide
dan/atau konsep.
BALAI BESAR PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
6 Aspek Pemahaman
Tighe dan Wiggins
(2005)
6 Aspek/Facet Pemahaman 6 Aspek/Facet
merupakan cara untuk Pemahaman ini merupakan
mengkonfirmasi pemahaman modal untuk menentukan
peserta didik atas apa yang telah
Tujuan Pembelajaran (TP),
mereka pelajari dan tidak
menyusun Alur Tujuan
hirarkis/bukan merupakan
siklus.
Pembelajaran (ATP),
menentukan asesmen, dan
instruksi yang
Jika peserta didik melakukan Perlu
salah satu dari keenam tepat.
Aspek/Facet Pemahaman
diketahu
(mampu menjelaskan, i
menginterpretasi,
menerapkan/mengaplikasikan,
berempati, memiliki sebuah
sudut pandang, atau memiliki
pengenalan diri), berarti mereka
telah mendemonstrasikan
sebuah tingkat pemahaman.

BALAI BESAR PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT


6 Aspek Pemahaman (6 facet of understanding) (Wiggins and Tighe, 2005) Perlu
Merupakan bentuk-bentuk pemahaman yang digunakan dalam CP. Tidak harus hirarkis. diketahu
i
Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan antar topik, mendemonstrasikan hasil kerja,
Penjelasan
menjelaskan alasan/cara/prosedur , menjelaskan sebuah teori menggunakan data, berargumen dan mempertahankan
Explanation pendapatnya.

Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide, perasaan atau sebuah hasil
Interpretasi
karya dari satu media ke media lain, dapat membuat analogi, anekdot, dan model. Melihat makna dari apa yang telah dipelajari
Interpretation dan relevansi dengan dirinya.

Aplikasi Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai suatu dalam situasi yang nyata dalam kehidupan
Application sehari-hari atau sebuah simulasi (menyerupai kenyataan)

Perspektif Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari sebuah situasi, melihat gambaran
Perspective besar, melihat asumsi yang mendasari suatu hal dan memberikan kritik.

Empati Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/atau memahami pikiran yang berbeda
Empathy dengan dirinya. Menemukan nilai (value) dari sesuatu

Pengenalan diri Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses berpikir dan emosi yang terjadi
Self-Knowledge secara internal.

BALAI BESAR PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT


Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP Bahasa Indonesia Fase Perlu
D elemen Menyimak diketahu
i

Interpretasi Mendeskripsikan makna dari puisi serta emosi yang ditangkap


Peserta didik memahami Interpretation dari puisi tersebut
informasi berupa
gagasan, pikiran,
pandangan, arahan atau Aplikasi Membacakan/mendeklamasikan atau membuat karya untuk merespons
pesan dari teks deskripsi, Application puisi
narasi, puisi, eksplanasi
dan eksposisi dari teks
visual dan audiovisual Perspektif Melakukanbedah puisi melalui diskusi dari sudut
Perspective pandang yang berbeda.
untuk menemukan
makna yang tersurat dan
tersirat. Empati Menaruh diri di posisi penulis puisi dan mencoba merasakan emosi
Empathy yang dirasakan penulis dan dituangkan dalam media yang berbeda.

BALAI BESAR PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT


Perlu
diketahui
6 Level Taksonomi Marzano
(2000)

Marzano menggunakan tiga sistem dalam domain


pengetahuan yaitu sistem kognitif, sistem metakognitif, dan
sistem diri (self-system). Terdapat 6 level taksonomi yaitu:

Tingkat 1:
Tingkat 4:
mengenali dan Tingkat 2: Tingkat 3: Tingkat 5: Tingkat 6:
pemanfaatan
mengingat kembali pemahaman analisis metakognisi sistem
(retrieval) diri
pengetahuan
mengingat kembali Pemahaman yang Cakupan analisis disini Pemanfaatan Sistem metakognisi Menentukan apakah
berupa kemampuan pengetahuan berfungsi untuk seseorang akan
(retrieval) dimaksud melibatkan menggenerasi digunakan saat memantau, melakukan atau tidak
informasi dalam dua proses seseorang ingin mengevaluasi melakukan sesuatu
informasi baru yang
menyelesaikan tugas dan mengatur fungsi dari tugas.
batas yang saling berkaitan belum diproses oleh tertentu. semua jenis
mengidentifikasi yaitu integrasikan seseorang. pemikiran lainnya. Ada empat jenis dari
Ada lima proses Ada empat kategori sistem diri:
sebuah informasi dan analisis: umum pemanfaatan Ada empat fungsi dari (1)memeriksa
secara simbolisasi. (1) mencocokan, pengetahuan: metakognisi: kepentingan,
umum. (2) mengklasifikasikan, (1)pengambilan (1) menetapkan tujuan, (2)memeriksa
(3)menganalisis keputusan, (2) memantau proses, kemanjuran,
kesalahan, (2)penyelesaian (3) memantau kejelasan, (3)memeriksa respon
masalah, (4) memantau ketepatan. emosional,
(4) menyamaratakan
(3) percobaan, (4)memeriksa motivasi
(5) menspesifikasikan. (4) penyelidikan. secara keseluruhan.

BALAI BESAR PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT


Bagaimana strategi menyusun tujuan pembelajaran dalam alur
tujuan pembelajaran yang efektif?
Pendidik harus melakukan analisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk kemudian
disusun menjadi Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (TP).
Merumuskan tujuan pembelajaran dari CP dapat dilakukan melalui beberapa
teknik:

Teknik 1

Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung dari CP

Teknik 2
Merumuskan TP dengan Menganalisis ‘Kompetensi’ dan ‘Lingkup
Materi’ pada CP.

Teknik 3

Merumuskan TP Lintas Elemen CP

Sumber:
Panduan Pembelajaran dan Asesmen

BALAI BESAR PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT


Bagaimana strategi menyusun tujuan pembelajaran dalam alur tujuan
pembelajaran yang efektif?
Alur strategi yang dapat dilakukan,guna menyusun alur tujuan pembelajaran sebagai
berikut:

Perhatikan hal berikut:


1 Perhatikan kompetensi serta materi yang hendak dicapai pada ● CP berlaku untuk 1
CP tersebut. FASE.
● Lihat karakteristik
Rumuskan tujuan pembelajaran dengan mempertimbangkan masing-masing mata
2 kompetensi dan lingkup materinya. Pastikan kompetensi utama
pelajaran, karena
terdapat CP berbasis
yang termuat dalam CP tercapai. konten (PP, Matematika),
sintaks (Seni), bahkan
terdapat pula yang
Pertimbangkan beban jam pelajaran yang digunakan untuk berbasis kompetensi
3 mencapai tujuan pembelajaran, agar selaras dengan beban JP pada (Bahasa).
mata pelajaran. ● Kalimat dalam tujuan
pembelajaran dapat
mengambil dari berbagai
Susun tujuan pembelajaran secara linear dari awal fase hingga akhir referensi, poin
4 fase. Dalam menyusun alur, perhatikan kesesuaian tujuan utamanya adalah
“operasional”
pembelajaran terhadap kompleksitas dan perkembangan peserta (kompetensinya terukur).
didik.

Sumber:
Panduan Pembelajaran dan Asesmen

BALAI BESAR PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT


Bagaimana cara menyusun alur tujuan pembelajaran yang efektif?

Pendidik yang merancang alur tujuan pembelajarannya sendiri, tujuan-tujuan pembelajaran yang telah
dikembangkan dalam tahap sebelumnya akan disusun sebagai satu alur (sequence) yang berurutan
secara sistematis, dan logis awal hingga akhir fase.
Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik dapat mengacu pada berbagai cara yang diuraikan pada
tabel di bawah ini:
Pengurutan dari Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang lebih abstrak dan simbolis. Contoh : memulai
yang Konkret ke pengajaran dengan menjelaskan tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan teori
yang Abstrak objek geometris tersebut (abstrak).

Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik. Contoh : mengajarkan konsep database terlebih
Pengurutan Deduktif
dahulu sebelum mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau relasional.

Pengurutan dari Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Contoh: mengajarkan cara mengeja kata-kata
Mudah ke yang lebih pendek dalam kelas bahasa sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang.
Sulit

Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum
Pengurutan Hierarki mengajarkan keterampilan yang lebih kompleks. Contoh : siswa perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka
dapat memahami konsep perkalian.

Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur, kemudian membantu siswa untuk
menyelesaikan tahapan selanjutnya. Contoh : dalam mengajarkan cara menggunakan t-test dalam sebuah
Pengurutan Prosedural
pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap prosedur yang harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan tipe
tes yang akan digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan tes dalam sebuah perangkat lunak statistik.

Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh : dalam
Scaffolding mengajarkan berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika siswa mencobanya, guru hanya butuh
membantu. Setelah ini, bantuan yang diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, siswa dapat berenang
sendiri.
(Creating Learning Materials for Open and Distance Learning, 2005; Doolittle, 2001; Morrison, Ross, & Kemp, 2007; Reigeluth & Keller,
2009)
BALAI BESAR PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
C. Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
Penyusunan Tujuan Pembelajaran Menjadi
Alur Tujuan Pembelajaran

Pengurutan dari Konkret ke Abstrak

Pengurutan dari Mudah ke yang Sulit

Pengurutan Prosedural

Pengurutan Deduktif

Pengurutan Hirarki
Scaffolding
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai