Anda di halaman 1dari 30

KELOMPOK 3

Konsep Modul Ajar, CP, ATP, dll


dalam Kurikulum merdeka
TELAAH KURIKULUM SMA

Dosen Pengampu:
Dr. Siti Alimah, M.Pd.
Members of Group 3
1 Zahra Nadzifatul Hawa (4401422080)

Ramadhania Salma Nur Azzahra


2 (4401422083)

3 Maesa Faradina (4401422089)

4 Divanda Lathiifanindya (4401422103)

Ivolia Indah Uswatun Khasanah


5 (4401422120)
1 Capaian Pembelajaran
Table of Identifikasi Hasil yang Diinginkan
2
contens: 3
pada ATP, TP, Modul Ajar

Perumusan Tujuan Pembelajaran

4 Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran

Rumusan dan Komponen


5
Modul Ajar
Tujuan Pendidikan Nasional
Kenali dan pahami 4 komponen ini
Capaian Pembelajaran (CP)
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan
kompetensi pembelajaran yang harus dicapai
peserta didik pada setiap fase, dimulai dari fase
fondasi pada PAUD. Jika dianalogikan dengan
sebuah perjalanan berkendara, CP memberikan
tujuan umum dan ketersediaan waktu yang
tersedia untuk mencapai tujuan tersebut
(fase). Untuk mencapai garis finish, pemerintah
membuatnya ke dalam enam etape yang
disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3 tahun.
Capaian Pembelajaran (CP)
Kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap
fase, dimulai dari Fase Fondasi pada PAUD, untuk Pendidikan dasar dan
menengah, CP disusun untuk setiap mata pelajaran.

Peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual dapat


menggunakan CP pendidikan khusus.

CP dirancang dengan mengacu pada


Standar Kompetensi Lulusan (SKL),
Standar Isi.
Prinsip Perumusan Capaian Pembelajaran
CP dan Strategi Mencapai CP Menggunakan kerangka kerja
Understanding by Design
Understanding by Design merupakan sebuah kerangka kerja dengan fokus
pada proses perencanaan dan struktur yang memandu pengembangan
kurikulum, asesmen, dan instruksi pembelajaran.
Proses perencanaan fokus pada dua hal :
1. Pengajaran dan asesmen untuk membangun pemahaman dan
kemampuan learning transfer (kemampuan mengimplementasikan
hasil belajar dalam sebuah performa otentik).
2. Merancang kurikulum “terbalik” (backward), dengan mulai dari tujuan
akhirnya tersebut dahulu. Backward design melibatkan tiga tahap
perencanaan.
CP disusun menggunakan metode Backward Design
Metode perencanagan kurikulum pemdidikan ini dimulai dengan menentukan
tujuan akhir yang diinginkan terlebih dahulu sebelum menentukan kegaiatan
pembelajaran dan asesmen yang digunakan

Identifikasi Menentukan Merencanakan


hasil yang bukti-bukti pengalaman belajar
diinginkan yang dapat dan intruksi
diterima
Kekhasan CP sebelum memahami isi dari capaian untuk setiap
mata pelajaran
kompetensi yang ingin dicapai ditulis Taksonomi Bloom sesuai digunakan
dalam paragraf yang memadukan antara untuk menurunkan/ menerjemahkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap CP ke tujuan pembelajaran yang lebih
atau disposisi untuk belajar. konkret.

CP dirancang dengan banyak merujuk Naskah CP terdiri atas


kepada teori belajar Konstruktivisme rasional, tujuan,
dan pengembangan kurikulum dengan karakteristik, dan capaian per
pendekatan “Understanding by Design” fase.
Pembagian Fase CP
Elemen dalam CP
Setiap CP suatu mata pelajaran memiliki beberapa
elemen yang berlaku sama untuk semua fase pada
mata pelajaran.
Masing-masing elemen memiliki capaian per fasenya
sendiri.

Elemen sebuah mata pelajaran mungkin saja sama


atau berbeda dengan mata pelajaran lainnya.

Contoh:
•Dalam CP PAUD terdapat elemen Nilai Agama
dan Budi Pekerti, Jati Diri, dan Dasar-dasar
•Dalam CP Matematika terdapat elemen
Literasi dan STEAM
Bilangan, Aljabar, Pengukuran, Geometri, dan
Analisis Data dan Peluang.
Elemen Capaian Pembelajaran
Fase E: Biologi
Elemen Capaian Pembelajaran
Fase E: Biologi
Identifikasi hasil yang diinginkan
pada TP, ATP, Modul Ajar
Merumuskan Tujuan Pembelajaran
TP sebaiknya memuat 2
komponen utama, yaitu:

Kompotensi, yaitu
kemampuan atau
keterampilan yang perlu
ditunjukkan oleh peserta
didik.
Lingkup materi, yaitu
konten atau konsep utama
yang perlu dipahami pada
akhir satu unit
pembelajaran
Menurut Tighe dan Wiggins
(2005), pemahaman dapat
ditunjukkan melalui kombinasi dari
enam kemampuan berikut ini:
Sistem kognitif mengolah semua informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Ada 6 level taksonomi menurut Marzano (2000):
Perumusan tujuan pembelajaran di jenis dan
jenjang pendidikan tertentu
Pada Capaian Pembelajaran PAUD, penyusunan tujuan
pembelajaran mempertimbangkan laju perkembangan anak

Pada Pendidikan Khusus, pembelajaran juga mencakup variasi


dan akomodasi layanan sesuai karakteristik peserta didik.

Pada pendidikan kesetaraan, dalam merumuskan tujuan Alternatif pendidik untuk


pembelajaran memperhatikan karakteristik peserta didik, merumuskan CP:
kebutuhan belajar dan kondisi lingkungan. Alter- Alter- Alter-
Pada satuan pendidikan SMK, tujuan pembelajaran dan alur natif natif natif
tujuan pembelajaran dapat disusun bersama dengan mitra 1 2 3
dunia kerja.
Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran

Alur tujuan pembelajaran sebenarnya


memiliki fungsi yang serupa dengan apa
Alur tujuan pembelajaran ini dapat
yang dikenal selama ini sebagai “silabus”,
diperoleh pendidik dengan:
yaitu untuk perencanaan dan pengaturan (1) merancang sendiri berdasarkan CP,
pembelajaran dan asesmen secara garis (2) mengembangkan dan
besar untuk jangka waktu satu tahun. memodifikasi contoh yang disediakan,
(3) menggunakan contoh yang
disediakan pemerintah.
Prinsip penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran
TP adalah tujuan yang lebih umum bukan tujuan Metode ATP harus logis, dari kemampuan yang
pembelajaran harian. sederhana ke yang lebih rumit, dapat dipengaruhi
Alur TP harus tuntas satu fase, tidak terpotong oleh karakteristik mata pelajaran, pendekatan
di tengah jalan pembelajaran yang digunakan
Alur TP perlu dikembangkan secara kolaboratif. Tampilan TP diawali dengan alur tujuan
Alur TP dikembangkan sesuai karakteristik dan pembelajarannya terlebih dahulu, baru proses
kompetensi yang dikembangkan setiap mata berpikirnya.
pelajaran. Oleh karena itu sebaiknya Karena ATP yang disediakan Kemendikbudristek
dikembangkan oleh pakar mata pelajaran, merupakan contoh, maka ATP dapat
termasuk guru yang mahir dalam mata pelajaran bernomor/huruf
tersebut; ATP menjelaskan SATU ATP, tidak bercabang.
Penyusunan ATP tidak perlu lintas fase (kecuali Apabila sebenarnya urutannya dapat berbeda,
pendidikan khusus) lebih baik membuat ATP lain sebagai variasinya.
ATP fokus pada pencapaian CP, bukan profil
pelajar Pancasila dan tidak perlu dilengkapi dgn
pedagogi
Cara-Cara Menyusun
Tujuan Pembelajaran
Menjadi Alur Tujuan
Pembelajaran
Ilustrasi Alur Tujuan Pembelajaran
Rumusan Modul Ajar
Modul ajar merupakan salah
satu jenis perangkat ajar Kriteria Modul Ajar
yang memuat rencana Esensial
pelaksanaan pembelajaran, Menarik, bermakna, dan
untuk membantu menantang
mengarahkan proses Relevan dan kontekstual
pembelajaran mencapai Berkesinambungan
Capaian Pembelajaran (CP).
Komponen Modul Ajar
Tujuan Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Rencana Asesmen

Tujuan pembelajaran akan Mencakup urutan kegiatan Rencana asesmen mencakup


menentukan kegiatan belajar, pembelajaran inti dalam bentuk instrumen serta cara
sumber daya yang digunakan, langkah-langkah konkret, yang melakukan penilaian.
kesesuaian dengan disertakan opsi/pembelajaran
keberagaman murid, dan alternatif dan langkah untuk Asesmen dapat berupa
metode asesmen yang menyesuaikan dengan kebutuhan asesmen formatif maupun
digunakan. belajar murid. asesmen sumatif.

Tujuan pembelajaran pun bisa Langkah kegiatan pembelajaran Perlu memahami salah satu
mencakup berbagai bentuk, ditulis secara berurutan sesuai prinsip asesmen dalam
mulai dari pengetahuan (fakta dengan durasi waktu yang Kurikulum Merdeka adalah
dan informasi), prosedural, direncanakan, dalam tiga tahap, mendorong penggunaan
pemahaman konseptual, yaitu pendahuluan, inti, dan berbagai bentuk asesmen,
pemikiran dan penalaran penutup berbasis metode bukan hanya tes tertulis.
keterampilan, serta kolaborasi pembelajaran aktif.
dan strategi komunikasi.
Komponen Modul Ajar
Konsep Modul Ajar
Jika satuan pendidikan menggunakan modul ajar yang disediakan pemerintah,
maka modul ajar tersebut dapat dipadankan dengan RPP Plus, karena modul ajar
tersebut memiliki komponen yang lebih lengkap dibanding RPP.

Jika satuan pendidikan mengembangkan modul ajar secara mandiri, maka modul
ajar tersebut dapat dipadankan dengan RPP.

Satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai perangkat ajar, termasuk


modul ajar atau RPP, dengan kelengkapan komponen dan format yang beragam
sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan murid.
Pendidik memiliki keleluasaan untuk memilih dan memodifikasi contoh-contoh modul ajar yang
tersedia atau mengembangkan modul ajar sendiri, sesuai dengan konteks, kebutuhan, dan
karakteristik peserta didik
Perbandingan Antara Komponen Minimum dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran dan Modul Ajar
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai