Anda di halaman 1dari 33

Kurikulum

Merdeka
CAPAIAN PEMBELAJARAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN
P4
JAKARTA TIMUR
TAHUN
2023
Tak kenal, maka tak
sayang, jika sudah
kenal jangan lupa
disayang
Indah Trismawanti, M.Pd
Trainer SMART Education
PEMBELA JARAN PARADIGMA BARU
Mari Mulai dari Diri Kita
1. Menurut Bapak dan Ibu, apakah pelaksanaan
pembelajaran pada satuan pendidikan di wilayah
Bapak dan Ibu sudah memperhatikan konteks serta
ciri khas satuan pendidikan dan daerah?

2. Menurut Bapak dan Ibu, apakah pelaksanaan


pembelajaran dan asesmen yang selama ini
dilaksanakan di wilayah Bapak dan Ibu sudah
mempertimbangkan karakteristik dan kebutuhan
peserta didik?

3. Menurut Bapak dan Ibu, secara umum apakah


peserta didik sudah merasa bahwa mereka ikut
memiliki pembelajaran yang dilaksanakan guru di
satuan pendidikan?
Apa itu pembelajaran paradigma baru?

Istilah pembelajaran paradigma baru bukan berarti menghadirkan konsep dan


prinsip pembelajaran yang sepenuhnya baru, namun lebih pada upaya untuk
memastikan praktik pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.

Oleh sebab itu pada Kurikulum Merdeka, pendidik memiliki keleluasaan untuk
merumuskan tujuan pembelajaran serta rancangan pembelajaran dan assesmen yang
sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik, sehingga proses pembelajaran
akan menjadi proses pembelajaran yang terbuka dan dinamis.

Pada proses pembelajaran yang terbuka dan dinamis, interaksi pendidik dan peserta
didik akan berubah. Peserta didik akan memiliki peluang untuk melakukan inisiatif,
mempunyai suara dan kepemilikan pada proses pembelajaran serta memiliki kesempatan
untuk memberikan umpan balik, baik kepada diri sendiri, peserta didik lainnya serta
kepada pendidik.

Dengan paradigma baru ini, pembelajaran merupakan satu siklus yang bergerak,
berawal dari pemetaan kompetensi, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta
pelaksanaan assesmen yang hasilnya dimanfaatkan untuk memperbaiki pembelajaran
agar dapat membantu peserta didik mencapai kompetensi yang diharapkan.
Perencanaan
Pembelajaran
Pusat Kurikulum dan Pembelajaran
Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Perencanaan Pembelajaran
01
Memahami dan Menganalisis
Capaian Pembelajaran
Capaian Pembelajaran
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik
pada setiap fase, dimulai dari Fase Fondasi pada PAUD. Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP
disusun untuk setiap mata pelajaran. CP memberikan tujuan umum dan ketersediaan waktu yang
tersedia untuk mencapai tujuan tersebut (fase).

Fase Pondasi Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F


Pembagian
Fase PAUD/RA SD/MI/Paket A SD/MI/Paket A SD/MI/Paket A SMP/Mts/Paket B SMA/MA/Paket C SMA/MA/Paket C
Kelas 1-2 Kelas 3-4 Kelas 5-6 Kelas 7-9 Kelas 10 Kelas 11-12
CAPAIAN
PEMBELA
JARAN
(SK BSKAP 033/2022)
merupakan kompetensi
pembelajaran yang harus
dicapai peserta didik pada
setiap fase, dimulai dari
Fase Fondasi pada PAUD.
Untuk Pendidikan dasar dan
menengah, CP disusun
untuk setiap mata pelajaran.
Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi CAPAIAN PEMBELAJARAN
Kementerian Pendidikan,

CP dirumuskan dalam bentuk Fase, bukan per tahun


CP selalu berpusat pada siswa, bukan pada ketuntasan materi
Jenjang PAUD Jenjang SMP
• Fase Fondasi (TK B) • Fase D (Umumnya Kelas 7-9 SMP)

Jenjang SD Jenjang SMA/SMK


• Fase A (Umumnya Kelas 1-2 SD) • Fase E (Umumnya Kelas 10 SMA)
• Fase B (Umumnya Kelas 3-4 SD) • Fase F (Umumnya Kelas 11-12 SMA)
• Fase C (Umumnya Kelas 5-6 SD)
Capaian Pembelajaran

Rasional Mata Pelajaran Tujuan Mata Pelajaran Karakteristik Mata Pelajaran

● Alasan mempelajari mapel ● Deskripsi umum tentang apa yang


tersebut Kemampuan yang perlu dicapai peserta dipelajari dalam mata pelajaran
● Keterkaitan antara Mapel dengan didik setelah mempelajari mata ● Elemen-elemen (strands) atau
salah satu (atau lebih) Profil Pelajar pelajaran tersebut domain mata pelajaran serta
Pancasila deskripsinya

Capaian dalam Setiap Fase Capaian dalam Setiap


Secara Keseluruhan Fase menurut Elemen
Kompetensi pembelajaran yang harus Dibuat dalam bentuk matriks.
dicapai peserta didik pada setiap fase. Setiap elemen dipetakan menurut
Dibuat dalam bentuk pernyataan yang perkembangan peserta didik
disajikan dalam paragraf yang utuh.
Hal yang perlu dipahami tentang kekhasan capaian
pembelajaran:
● Kompetensi ditulis dalam paragraf yang memadukan antara pengetahuan,
keterampilan, dan sikap atau disposisi untuk belajar.
● Dalam CP, “memahami” merupakan kemampuan yang dibangun melalui proses
dan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan kepada mereka untuk
dapat menjelaskan, menginterpretasi dan mengaplikasikan informasi,
menggunakan berbagai perspektif, dan berempati atas suatu fenomena.
(Understanding by Design, Wiggins & Tighe (2005))
● Taksonomi Bloom digunakan untuk perancangan pembelajaran dan asesmen
kelas yang lebih operasional, bukan untuk CP yang lebih abstrak dan umum.
● Setiap CP suatu mata pelajaran memiliki beberapa elemen atau kelompok
kompetensi esensial yang berlaku sama untuk semua fase pada mata pelajaran
tersebut.
Contoh Elemen Capaian Pembelajaran
Pendidikan Pancasila Matematika
● Pancasila ● Bilangan
● Undang-Undang Dasar Negara Republik ● Aljabar
Indonesia Tahun 1945 ● Pengukuran
● Bhinneka Tunggal Ika ● Geometri
● Negara Kesatuan Republik Indonesia ● Analisis Data dan Peluang

IPAS Bahasa Indonesia


● Pemahaman IPAS (sains dan sosial) ● Menyimak
● Keterampilan Proses ● Membaca dan memirsa
● Berbicara dan mempresentasikan
● Menulis
Menganalisis Capaian
Pembelajaran
Menganalisis CP merupakan hal yang sangat penting agar pendidik
mengetahui tujuan, dan karakteristik dari mata pelajaran.

Selain itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis
CP, contohnya; kompetensi yang perlu dimiliki di akhir fase, kata
kunci penting dalam CP, cara mencapai kompetensi yang perlu
dimiliki, proses belajar seperti apa yang perlu ditempuh dan materi
apa yang bisa dipelajari termasuk kedalaman dan keluasannya.
02
Merumuskan Tujuan
Pembelajaran
Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Perumusan tujuan pembelajaran berhubungan dengan pengembangan ide-ide


tentang apa yang harus dipelajari peserta didik dari kata-kata kunci yang
ditemukan setelah menganalisis CP.

Tujuan pembelajaran yang dikembangkan ini perlu dicapai peserta didik dalam
satu atau lebih jam pelajaran, hingga akhirnya pada penghujung Fase mereka
dapat mencapai CP. Oleh karena itu, untuk CP dalam satu fase, pendidik perlu
mengembangkan beberapa tujuan pembelajaran.
Strategi Merumuskan
Tujuan Pembelajaran
Pendidik harus melakukan analisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk kemudian
disusun menjadi Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (TP).
Merumuskan tujuan pembelajaran dari CP dapat dilakukan melalui beberapa
teknik:

Teknik 1 Teknik 2 Teknik 3

•Merumuskan •Merumuskan TP •Merumuskan TP


tujuan pembelajaran dengan Lintas Elemen
secara langsung dari Menganalisis CP
CP
‘Kompetensi’ dan
‘Lingkup Materi’
pada CP
Tujuan Pembelajaran

Konten/Lingkup
Kompetensi
Materi
Kemampuan atau Konten dan konsep utama
keterampilan yang perlu yang perlu dipahami pada
ditunjukkan/ akhir satu unit pembelajaran
didemonstrasikan oleh
peserta didik
Pendidik diberikan keleluasaan dalam menggunakan rujukan teori untuk merumuskan tujuan
pembelajaran.

6 Aspek Pemahaman
Taksonomi Bloom versi
yang dikembangkan
Revisi Anderson dan
oleh Tighe dan Wiggins
Krathwohl (2001)
(2005)
6 Level Taksonomi
Marzano (2000)

Pendidik diharapkan untuk tidak fokus pada satu teori saja, melainkan dapat menggunakan
teori atau pendekatan lain dalam merancang tujuan pembelajaran, selama teori tersebut dinilai
relevan dengan karakteristik mata pelajaran serta konsep/topik yang dipelajari, karakteristik
peserta didik, serta konteks lingkungan pembelajaran.
Taksonomi Bloom versi Revisi Anderson dan Krathwohl (2001)
Mengingat, termasuk di dalamnya mengingat kembali informasi yang telah dipelajari, termasuk definisi, fakta-fakta, daftar urutan, atau
Level 1 menyebutkan kembali suatu materi yang pernah diajarkan kepadanya.

Memahami, termasuk di dalamnya menjelaskan ide atau konsep seperti menjelaskan suatu konsep menggunakan kalimat sendiri,
Level 2 menginterpretasikan suatu informasi, menyimpulkan, atau membuat parafrasa dari suatu bacaan.

Mengaplikasikan, termasuk di dalamnya menggunakan konsep, pengetahuan, atau informasi yang telah dipelajarinya pada situasi
Level 3 berbeda dan relevan

Menganalisis, termasuk dalam kemampuan ini adalah memecah- mecah informasi menjadi beberapa bagian, kemampuan untuk
Level 4 mengeksplorasi hubungan/korelasi atau membandingkan antara dua hal atau lebih, menentukan keterkaitan antarkonsep, atau
mengorganisasikan beberapa ide dan/atau konsep.

Level 5 Mengevaluasi, termasuk kemampuan untuk membuat keputusan, penilaian, mengajukan kritik dan rekomendasi yang sistematis.

Menciptakan, yaitu merangkaikan berbagai elemen menjadi satu hal baru yang utuh, melalui proses pencarian ide, evaluasi terhadap
Level 6 hal/ide/benda yang ada sehingga kreasi yang diciptakan menjadi salah satu solusi terhadap masalah yang ada. Termasuk di dalamnya
adalah kemampuan memberikan nilai tambah terhadap suatu produk yang sudah ada.
6 Aspek Pemahaman Tighe dan Wiggins (2005)

Penjelasan (explanation) Interpretasi

Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga


Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun
berarti memaknai sebuah ide, perasaan, atau sebuah hasil karya
hubungan, mendemonstrasikan hasil kerja, menjelaskan alasan,
dari satu media ke media lain.
menjelaskan sebuah teori, dan menggunakan data.

Aplikasi Perspektif

Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat
Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman
menjelaskan sisi lain dari sebuah situasi, melihat gambaran besar,
mengenai sesuatu dalam situasi yang nyata atau sebuah simulasi
melihat asumsi yang mendasari suatu hal dan memberikan kritik.
(menyerupai kenyataan).

Empati Pengenalan diri atau refleksi diri

Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu
oleh pihak lain dan/atau memahami pikiran yang berbeda dengan dikembangkan serta proses berpikir dan emosi yang terjadi secara
dirinya. internal.
6 Level Taksonomi Marzano (2000)
Mengenali dan mengingat kembali (retrieval). Mengingat kembali (retrieval) informasi dalam batas mengidentikasi sebuah informasi secara umum. Kemampuan yang
Tingkat 1 termasuk dalam tingkat 1 ini adalah kemampuan menentukan akurasi suatu informasi dan menemukan informasi lain yang berkaitan.

Pemahaman. Proses pemahaman dalam sistem kognitif berfungsi untuk mengidentikasi atribut atau karakteristik utama dalam pengetahuan. Berdasarkan taksonomi baru
Tingkat 2 dari Marzano, pemahaman melibatkan dua proses yang saling berkaitan: integrasikan dan simbolisasi.

Analisis. Analisis dalam taksonomi baru dari Marzano melibatkan perluasan pengetahuan yang logis (masuk akal). Analisis yang dimaksud bukan hanya mengidentikasi
Tingkat 3 karakteristik penting dan tidak penting, namun analisis juga mencakup generasi informasi baru yang belum diproses oleh seseorang. Ada lima proses analisis, yaitu: (1)
mencocokan, (2) mengklasikasikan, (3) menganalisis kesalahan, (4) menyamaratakan, dan (5) menspesikasikan.

Pemanfaatan. Pengetahuan Proses pemanfaatan pengetahuan digunakan saat seseorang ingin menyelesaikan tugas tertentu. Contohnya, ketika seorang insinyur ingin
menggunakan pengetahuannya tentang prinsip Bernoulli untuk menyelesaikan sebuah masalah mengenai daya angkat dalam desain jenis pesawat baru. Tugas sulit
Tingkat 4 seperti ini adalah tempat di mana pengetahuan dianggap berguna bagi seseorang. Di taksonomi baru dari Marzano, ada empat kategori umum pemanfaatan pengetahuan,
yaitu: (1) pengambilan keputusan, (2) penyelesaian masalah, (3) percobaan, dan (4) penyelidikan.

Metakognisi. Sistem metakognisi berfungsi untuk memantau, mengevaluasi dan mengatur fungsi dari semua jenis pemikiran lainnya. Dalam taksonomi baru dari
Tingkat 5 Marzano, ada empat fungsi dari metakognisi, yaitu: (1) menetapkan tujuan, (2) memantau proses, (3) memantau kejelasan, dan (4) memantau ketepatan.

Sistem Diri. Sistem diri menentukan apakah seseorang akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu tugas; sistem diri juga menentukan seberapa besar tenaga yang
Tingkat 6 akan digunakan untuk mengerjakan tugas tersebut. Ada empat jenis dari sistem diri yang berhubungan dengan taksonomi baru dari Marzano, yaitu: (1) memeriksa
kepentingan, (2) memeriksa kemanjuran, (3) memeriksa respon emosional, dan (4) memeriksa motivasi secara keseluruhan.
Catatan penting perumusan tujuan pembelajaran

● Pada Capaian Pembelajaran PAUD, penyusunan tujuan pembelajaran


mempertimbangkan laju perkembangan anak, bukan kompetensi dan konten
seperti pada jenjang lainnya.
● Pada Pendidikan Khusus, selain kompetensi dan konten, tujuan pembelajaran
juga mencakup variasi dan akomodasi layanan sesuai karakteristik peserta didik.
Selain itu, tujuan pembelajaran diarahkan pada terbentuknya kemandirian dalam
aktivitas sehari-hari sampai kesiapan memasuki dunia kerja.
● Pada Pendidikan Kesetaraan, dalam merumuskan tujuan pembelajaran
memperhatikan karakteristik peserta didik, kebutuhan belajar dan kondisi
lingkungan.
● Pada satuan pendidikan SMK, tujuan pembelajaran dan alur tujuan
pembelajaran dapat disusun bersama dengan mitra dunia kerja.
Cara merumuskan tujuan pembelajaran

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3


Merumuskan tujuan Merumuskan tujuan Merumuskan tujuan
pembelajaran secara pembelajaran dengan pembelajaran Lintas Elemen
langsung berdasarkan CP menganalisis ‘kompetensi’ CP
dan ‘lingkup Materi’ pada
CP
03
Menyusun
Alur Tujuan Pembelajaran
Prinsip penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran (1)

1. Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum bukan tujuan pembelajaran harian (goals, bukan
objectives);
2. Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak terpotong di tengah jalan;
3. Alur tujuan pembelajaran perlu dikembangkan secara kolaboratif, (apabila guru mengembangkan, maka perlu
kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan dalam satu fase;
4. Alur tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai karakteristik dan kompetensi yang dikembangkan setiap mata
pelajaran. Oleh karena itu sebaiknya dikembangkan oleh pakar mata pelajaran, termasuk guru yang mahir dalam
mata pelajaran tersebut;
5. Penyusunan alur tujuan pembelajaran tidak perlu lintas fase (kecuali pendidikan khusus);
6. Metode penyusunan alur tujuan pembelajaran harus logis, dari kemampuan yang sederhana ke yang lebih rumit,
dapat dipengaruhi oleh karakteristik mata pelajaran dan pendekatan pembelajaran yang digunakan (misal:
matematik realistik);
Prinsip penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran (2)

7. Tampilan tujuan pembelajaran diawali dengan alur tujuan pembelajarannya terlebih dahulu, baru proses
berpikirnya (misalnya, menguraikan dari elemen menjadi tujuan pembelajaran) sebagai lampiran agar lebih
sederhana dan langsung ke intinya untuk guru;
8. Alur tujuan pembelajaran yang disediakan Kemendikbudristek merupakan contoh, maka alur tujuan
pembelajaran dapat bernomor/huruf (untuk menunjukkan urutan dan tuntas penyelesaiannya dalam satu
fase);
9. Alur tujuan pembelajaran menjelaskan SATU alur tujuan pembelajaran, tidak bercabang (tidak meminta guru
untuk memilih). Apabila sebenarnya urutannya dapat berbeda, lebih baik membuat alur tujuan pembelajaran lain
sebagai variasinya, urutan/alur perlu jelas sesuai pilihan/keputusan penyusun, dan untuk itu dapat diberikan nomor
atau kode; dan
10. Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian CP, bukan profil pelajar Pancasila dan tidak perlu
dilengkapi dengan pendekatan/strategi pembelajaran (pedagogi).
Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran (1)
Pengurutan dari yang Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang lebih abstrak dan
Konkret ke yang simbolis. Contoh: memulai pengajaran dengan menjelaskan tentang benda geometris (konkret)
Abstrak terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris tersebut (abstrak).

Pengurutan Deduktif Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik. Contoh: mengajarkan
konsep database terlebih dahulu sebelum mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau
relasional.

Pengurutan dari Mudah Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Contoh: mengajarkan cara
ke yang lebih Sulit mengeja kata-kata pendek dalam kelas
Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran (2)
Pengurutan Hierarki Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah
terlebih dahulu sebelum mengajarkan keterampilan yang lebih kompleks. Contoh: siswa perlu
belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep perkalian.

Pengurutan Prosedural Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur, kemudian
membantu siswa untuk menyelesaikan tahapan selanjutnya. Contoh: dalam mengajarkan cara
menggunakan t-test dalam sebuah pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap prosedur yang harus
dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan tipe tes yang akan digunakan, memeriksa asumsi, dan
menjalankan tes dalam sebuah perangkat lunak statistik.

Scaffolding Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi bantuan secara
bertahap. Contoh: dalam mengajarkan berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan
ketika siswa mencobanya, guru hanya butuh membantu. Setelah ini, bantuan yang diberikan akan
berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, siswa dapat berenang sendiri.

(Creating Learning Materials for Open and Distance Learning, 2005; Doolittle, 2001; Morrison, Ross, & Kemp, 2007; Reigeluth & Keller, 2009)
ALUR
Kementerian Pendidikan,
Riset, dan Kebudayaan,
Teknologi PEMBELAJARAN (ATP)
TUJUAN
Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Contoh Pemetaan CP – TP – ATP


(Berdasarkan SK BSKAP No 033/H/KR/2022)
MAPEL ….
FASE …..
Penyusun …………

Elemen Capaian Pembelajaran Tujuan Pembelajaran (TP) Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)

Sumber: https://kurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum-merdeka/
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai