Oleh:
Suwito, M.Pd.
Sumber: Keputusan Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) No.033 Tahun 2022
tentang Capaian Pembelajaran
ANALISIS CP
Keterkaitan CP dg Elemen CP
Mata Pelajaran: ……………………
Fase/Kelas: ……………………………
Ket: kolom di bawah ini diisi Ket: kolom ini diisi kata kerja Ket: kolom ini diisi elemen CP
Ket: Keterkaitan antara
dari CP dan fase mapel dg operasional yang ada pada CP sesuai mapel dan fasenya dg
elemen CP dengan CP
cara copy (kolom 1, warna hijau) cara copy
Karakteristik Mata Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial memiliki objek kajian berupa benda konkret dan non konkret
yang terdapat di alam dan dikembangkan berdasarkan pengalaman empirik, yaitu pengalaman nyata yang
Pelajaran
dirasakan oleh setiap orang dan memiliki langkah-langkah sistematis serta menggunakan cara berpikir yang
logis dan ilmiah Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial dikemas dalam bentuk projek (project-
Capaian Pembelajaran based learning)
CP ditulis dalam paragraf yang utuh dan mudah dipahami sebagai satu kesatuan.
• Ketiga elemen tersebut disampaikan dalam bentuk satu
projek. Dalam satu projek dapat terdiri dari satu aspek
atau gabungan dari beberapa aspek. Masing-masing
aspek mempunyai lingkup yang berbeda disesuaikan
dengan proporsi dan karakteristik bidang keahliannya
Secara strategis, Proses Perancangan Kegiatan
Pembelajaran dapat dipahami melalui skema berikut:
Pemerintah menetapkan Capaian Pembelajaran (CP) sebagai kompetensi yang ditargetkan. Namun demikian, CP tidak cukup
konkret untuk memandu kegiatan pembelajaran sehari-hari.
CP perlu diurai menjadi tujuan-tujuan pembelajaran yang lebih operasional dan konkret, yang dicapai satu persatu oleh peserta
didik hingga mereka mencapai akhir fase
Merupakan rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis
menurut urutan dari awal hingga akhir fase.
Tujuan pembelajaran yang dikembangkan perlu dicapai peserta didik dalam satu atau lebih jam pelajaran, hingga akhirnya
pada penghujung Fase mereka dapat mencapai CP. Oleh karena itu, untuk CP dalam satu fase, pendidik perlu
mengembangkan beberapa tujuan pembelajaran.
Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai strategi untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran.
Harus dipastikan tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran yang dipetakan memenuhi kriteria berikut ini:
Interpretasi Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide, perasaan atau sebuah hasil karya dari satu media
Interpretation ke media lain, dapat membuat analogi, anekdot, dan model. Melihat makna dari apa yang telah dipelajari dan relevansi dengan dirinya.
Aplikasi Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai suatu dalam situasi yang nyata dalam kehidupan sehari-hari atau sebuah
Application simulasi (menyerupai kenyataan)
Perspektif Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari sebuah situasi, melihat gambaran besar, melihat
Perspective asumsi yang mendasari suatu hal dan memberikan kritik.
Empati Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/atau memahami pikiran yang berbeda dengan dirinya.
Empathy Menemukan nilai (value) dari sesuatu
Pengenalan diri
Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses berpikir dan emosi yang terjadi secara internal.
Self-Knowledge
Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP Bahasa Indonesia Fase D elemen Perlu
Menyimak diketahui
Interpretasi
Mendeskripsikan makna dari puisi serta emosi yang ditangkap dari puisi tersebut
Interpretation
Peserta didik memahami
informasi berupa gagasan,
pikiran, pandangan, arahan
Aplikasi
atau pesan dari teks Application
Membacakan/mendeklamasikan atau membuat karya untuk merespons puisi
deskripsi, narasi, puisi,
eksplanasi dan eksposisi
dari teks visual dan Perspektif
Melakukan bedah puisi melalui diskusi dari sudut pandang yang berbeda.
audiovisual untuk Perspective
menemukan makna yang
tersurat dan tersirat.
Empati Menaruh diri di posisi penulis puisi dan mencoba merasakan emosi yang dirasakan
Empathy penulis dan dituangkan dalam media yang berbeda.
Perlu diketahui
6 Level Taksonomi Marzano
(2000)
mengingat kembali Pemahaman yang Cakupan analisis disini Pemanfaatan pengetahuan Sistem metakognisi Menentukan apakah
(retrieval) informasi dimaksud melibatkan berupa kemampuan digunakan saat seseorang berfungsi untuk memantau, seseorang akan
menggenerasi informasi ingin mengevaluasi melakukan atau tidak
dalam batas dua proses menyelesaikan tugas dan mengatur fungsi dari melakukan sesuatu
mengidentifikasi yang saling berkaitan baru yang belum
tertentu. semua jenis tugas.
diproses oleh seseorang.
sebuah informasi yaitu integrasikan dan pemikiran lainnya.
Ada lima proses analisis:
secara simbolisasi. Ada empat kategori umum Ada empat jenis dari sistem
(1) mencocokan, pemanfaatan Ada empat fungsi dari diri:
umum. (2) mengklasifikasikan, pengetahuan: metakognisi: (1) memeriksa kepentingan,
(3) menganalisis (1) pengambilan keputusan, (1) menetapkan tujuan, (2) (2) memeriksa kemanjuran,
kesalahan, (2) penyelesaian masalah, memantau proses, (3) memeriksa respon
(4) menyamaratakan (5) (3) percobaan, (3) memantau kejelasan, (4) emosional,
menspesifikasikan. (4) penyelidikan. memantau ketepatan. (4) memeriksa motivasi
secara keseluruhan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
ketika menentukan TP:
WIRAGA
raga, indera, imajinasi,
bermain=belajar, eksplorasi
pengalaman (rasa-pikir)
WIRAMA
tanggung jawab, pembiasaan, irama
keseharian, jadwal rutin, selaras dengan
sesama dan semesta
Taman indria,
SD, SMP SMP, SMA SMA+
TK/PAUD, SD
Konteks Lingkungan Pembelajaran
Mari memperhatikan dengan seksama karakteristik satuan pendidikan masing-
masing melalui beberapa pertanyaan berikut:
Misalnya: apa perbedaan yang dapat terlihat dari Capaian Pembelajaran mata
pelajaran Bahasa Indonesia dan IPAS?
Bagaimana strategi menyusun tujuan pembelajaran dalam alur tujuan
pembelajaran yang efektif?
Pendidik harus melakukan analisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk kemudian disusun menjadi
Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (TP). Merumuskan tujuan pembelajaran dari
CP dapat dilakukan melalui beberapa teknik:
Teknik 1
Teknik 2
Merumuskan TP dengan Menganalisis ‘Kompetensi’ dan ‘Lingkup Materi’ pada
CP.
Teknik 3
Alur strategi yang dapat dilakukan,guna menyusun alur tujuan pembelajaran sebagai berikut:
Perhatikan kompetensi serta materi yang hendak dicapai Perhatikan hal berikut:
1 ● CP berlaku untuk 1 FASE.
pada CP tersebut. ● Lihat karakteristik masing-
Rumuskan tujuan pembelajaran dengan masing mata pelajaran,
karena terdapat CP
mempertimbangkan kompetensi dan lingkup materinya.
2 berbasis konten (PP,
Pastikan kompetensi utama yang termuat dalam CP Matematika), sintaks
(Seni), bahkan terdapat
tercapai. pula yang berbasis
Pertimbangkan beban jam pelajaran yang digunakan untuk kompetensi (Bahasa).
● Kalimat dalam tujuan
3 mencapai tujuan pembelajaran, agar selaras dengan beban pembelajaran dapat
JP pada mata pelajaran. mengambil dari berbagai
referensi, poin utamanya
Susun tujuan pembelajaran secara linear dari awal fase adalah “operasional”
hingga akhir fase. Dalam menyusun alur, perhatikan (kompetensinya terukur).
4
kesesuaian tujuan pembelajaran terhadap kompleksitas dan
perkembangan peserta didik.
Pendidik yang merancang alur tujuan pembelajarannya sendiri, tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dikembangkan dalam tahap
sebelumnya akan disusun sebagai satu alur (sequence) yang berurutan secara sistematis, dan logis awal hingga akhir fase.
Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik dapat mengacu pada berbagai cara yang diuraikan pada tabel di bawah ini:
Pengurutan dari yang Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang lebih abstrak dan simbolis. Contoh : memulai pengajaran
Konkret ke yang Abstrak dengan menjelaskan tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris tersebut
(abstrak).
Pengurutan Deduktif Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik. Contoh : mengajarkan konsep database terlebih dahulu sebelum
mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau relasional.
Pengurutan dari Mudah ke Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Contoh: mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek dalam kelas
yang lebih Sulit bahasa sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang.
Pengurutan Hierarki Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan
keterampilan yang lebih kompleks. Contoh : siswa perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep perkalian.
Pengurutan Prosedural Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur, kemudian membantu siswa untuk menyelesaikan
tahapan selanjutnya. Contoh : dalam mengajarkan cara menggunakan t-test dalam sebuah pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap
prosedur yang harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan tipe tes yang akan digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan tes
dalam sebuah perangkat lunak statistik.
Scaffolding Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh : dalam mengajarkan
berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika siswa mencobanya, guru hanya butuh membantu. Setelah ini, bantuan
yang diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, siswa dapat berenang sendiri.
(Creating Learning Materials for Open and Distance Learning, 2005; Doolittle, 2001; Morrison, Ross, & Kemp, 2007; Reigeluth & Keller, 2009)
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP)
No Elemen CP Tujuan Pembelajaran (TP) Materi Dimensi Profil Pelajar Jumlah Jam Karakteristik/Potensi Sekolah
Pancasila yang terkait dengan Topik
1 Menjelaskan fenomena secara ilmiah
10.1. Memahami pengetahuan Pengetahuan Beriman Bertaqwa 9 Video tentang Kebakaran
Peserta didik diharapkan dapat ilmiah terkait mitigasi bencana Ilmiah terkait kpd Tuhan YME dan dan Penangannya
memahami pengetahuan ilmiah dan kebakaran mitigasi berakhlaq Mulya,
bencana Gotong Royong,
menerapkannya; atau membuat prediksi kebakaran Berfikir kritis
sederhana disertai dengan
pembuktiannya. 10.2. Menerapkan Pengetahuan Pengetahuan Gotong Royong, 9 Video tentang Kebakaran
Ilmiah atau Membuat Prediksi Ilmiah terkait Berfikir kritis, dan Penangannya
Sederhana disertai mitigasi Kreatif
Pembuktiannya terkait mitigasi bencana
bencana kebakaran kebakaran
Apa yang dimaksud dengan Modul Ajar?
Modul ajar adalah sebuah dokumen yang berisi tujuan, langkah, serta asesmen yang
dibutuhkan dalam satu unit atau topik berdasarkan alur tujuan pembelajaran.
Modul Ajar merupakan salah satu perangkat ajar yang digunakan untuk merencanakan
pembelajaran. Modul ajar sama seperti RPP, namun modul ajar dapat disusun dengan
komponen lain yang lebih lengkap misalnya pertanyaan pemantik, pengetahuan
prasyarat dan pemahaman bermakna serta komponen lain yang dianggap dibutuhkan
oleh satuan pendidikan.
Struktur modul ajar tersebut BUKAN struktur wajib yang semuanya harus dilampirkan dalam modul ajar
yang dibuat/dimodifikasi. Guru diperbolehkan untuk memilih/menyederhanakan beberapa komponen
utama untuk dicantumakan dalam modul ajar sesuai dengan kebutuhan di kelas masing-masing.
Apa yang Baru dari modul ajar?
Pertanyaan Pemantik
Pengetahuan Prasayarat Pemahaman Bermakna
Pengetahuan prasayarat adalah Rangkaian pertanyaan mengenai hal
Pemahaman bermakna
kemampuan/informasi awal yang paling penting dalam suatu topik
mencerminkan jawaban atas
dimiliki oleh siswa sebelum pembelajaran. Pertanyaan ini pertanyaan pemantik, merupakan
memahami materi baru yang akan diturunkan dari pemahaman pemahaman yang kita ingin murid-
dipelajari. Dengan mengetahui bermakna dan didiskusikan bersama murid capai setelah mempelajari
pengetahuan prasyarat maka akan murid-murid sebelum memulai topik tertentu.
terlihat kesiapan untuk menerima
topik.
materi berikutnya.
(2) (4)