Anda di halaman 1dari 46

WORKSHOP

PERENCANAKAN PEMBELA JARAN


CP, ANALISIS CP, ATP DAN MA

Oleh:
Suwito, M.Pd.

BALAI PENDIDIKAN MENENGAH KAB. BANTUL


DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA DIY
Proses Perancangan Kegiatan Pembelajaran
Sebelum melangkah pada strategi perencanaan dan pelaksanaan Pembelajaran dan Penilaian,
mari sejenak kita bahas Konsep Capaian Pembelajaran,

Konsep Capaian Pembelajaran

“Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang


harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari Fase Fondasi
pada PAUD. Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk
setiap mata pelajaran.”
Pemerintah hanya menetapkan tujuan akhir per fase (CP) dan waktu tempuhnya (fase). Satuan pendidikan
memiliki keleluasaan untuk menentukan strategi dan cara atau jalur untuk mencapainya. Agar bisa
menentukan strategi yang sesuai, kita perlu tau titik awal keberangkatan para peserta didik.

Fase Pondasi Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F


Pembagian PAUD/RA SD/MI/Paket A SD/MI/Paket A SD/MI/Paket A SMP/Mts/Paket B SMA/K/MA/Paket SMA/K/MA/Paket
Fase Kelas 1-2 Kelas 3-4 Kelas 5-6 Kelas 7-9 C
Kelas 10
C
Kelas 11-12

Sumber: Kepmendikbud No.56 Tahun 2022 tentang


PEDOMAN PENERAPAN KURIKULUM DALAM RANGKA PEMULIHAN PEMBELAJARAN diperbarui no 262
Perlu diketahui

Pemanfaatan fase Capaian Pembelajaran dalam Perencanaan


Pembelajaran
Pembelajaran yang fleksibel. Pembelajaran yang sesuai dengan Pengembangan rencana
Ada kalanya proses belajar berjalan kesiapan peserta didik. pembelajaran yang kolaboratif.
lebih lambat pada suatu periode Fase belajar seorang peserta didik Satu fase biasanya lintas kelas, misalnya CP
(misalnya ketika pembelajaran di menunjukkan kompetensinya, Fase D yang berlaku untuk Kelas VII, VIII,
masa pandemi COVID-19), sehingga dan IX. Saat merencanakan pembelajaran di
sementara kelas menunjukkan
awal tahun ajaran, guru kelas VIII perlu
dibutuhkan waktu lebih panjang untuk kelompok (cohort) berdasarkan berkolaborasi dengan kelas VII untuk
mempelajari suatu konsep. Ketika usianya. Dengan demikian, ada mendapatkan informasi tentang sampai
harus “menggeser” waktu untuk kemungkinan peserta didik berada di mana proses belajar sudah ditempuh
mengajarkan materi-materi pelajaran Kelas III SD, namun belajar materi peserta didik di kelas VII. Selanjutnya ia juga
yang sudah dirancang, pendidik pelajaran untuk Fase A (yang perlu berkolaborasi dengan guru kelas IX
memiliki waktu lebih panjang untuk umumnya untuk kelas I dan II) karena untuk menyampaikan bahwa rencana
mengaturnya. pembelajaran kelas VIII akan berakhir di
ia belum tuntas mempelajarinya. Hal
suatu topik atau materi tertentu, sehingga
ini berkaitan dengan Mekanisme guru kelas IX dapat merencanakan
Kenaikan Kelas. pembelajaran berdasarkan informasi
tersebut.
Komponen Capaian Pembelajaran

Rasional Mata Pelajaran Tujuan Mata Pelajaran Karakteristik Mata Pelajaran

● Alasan mempelajari mapel ● Deskripsi umum tentang apa yang


tersebut Kemampuan yang perlu dicapai peserta dipelajari dalam mata pelajaran
● Keterkaitan antara Mapel dengan didik setelah mempelajari mata ● Elemen-elemen (strands) atau
salah satu (atau lebih) Profil pelajaran tersebut domain mata pelajaran serta
Pelajar Pancasila deskripsinya

Capaian dalam Setiap Fase Capaian dalam Setiap


Secara Keseluruhan Fase menurut Elemen
Kompetensi pembelajaran yang harus
Dibuat dalam bentuk matriks.
dicapai peserta didik pada setiap fase.
Setiap elemen dipetakan menurut
Dibuat dalam bentuk pernyataan yang
perkembangan peserta didik
disajikan dalam paragraf yang utuh.

Sumber: Keputusan Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) No.033 Tahun 2022
tentang Capaian Pembelajaran
ANALISIS CP
Keterkaitan CP dg Elemen CP
Mata Pelajaran: ……………………
Fase/Kelas: ……………………………

Kompetensi yg Hubungan dan Peran Elemen


CP Mapel/Fase Elemen CP Dengan Kompetensi Yang
Dituju CP Dituju CP
(Kolom 1) (Kolom 3)
(Kolom 2) (Kolom 4)

Ket: kolom di bawah ini diisi Ket: kolom ini diisi kata kerja Ket: kolom ini diisi elemen CP
Ket: Keterkaitan antara
dari CP dan fase mapel dg operasional yang ada pada CP sesuai mapel dan fasenya dg
elemen CP dengan CP
cara copy (kolom 1, warna hijau) cara copy

……. ……. ……. …….

….. ….. ….. …..


Perlu diketahui

Bentuk “Pemahaman” dalam CP

Apabila merujuk pada Taksonomi


Bloom, pemahaman dianggap
Prinsip penyusunan CP Konsep “Memahami” dalam CP
sebagai proses berpikir tahap yang
menggunakan pendekatan dalam konstruktivisme adalah
rendah (C2). Namun demikian,
konstruktivisme yang membangun proses membangun pengetahuan
konteks Taksonomi Bloom
pengetahuan dan berdasarkan melalui pengalaman nyata.
sebenarnya digunakan untuk
pengalaman nyata dan kontekstual. Pemahaman tidak bersifat statis,
perancangan pembelajaran dan
Menurut teori belajar tetapi berevolusi dan berubah
asesmen kelas yang lebih
konstruktivisme (constructivist secara konstan sepanjang siswa
operasional, bukan untuk CP yang
learning theory), pengetahuan mengonstruksikan pengalaman-
lebih abstrak dan umum. Taksonomi
bukanlah kumpulan atau pengalaman baru yang
Bloom lebih sesuai digunakan untuk
seperangkat fakta-fakta, konsep, memodifikasi pemahaman
menurunkan/menerjemahkan CP ke
atau kaidah untuk diingat. sebelumnya.
tujuan pembelajaran yang lebih
konkret.
Arti “Elemen” dalam CP

Elemen sebuah mata pelajaran


Setiap CP suatu mata pelajaran mungkin saja sama atau berbeda
memiliki beberapa elemen atau dengan mata pelajaran lainnya, hal
kelompok kompetensi esensial tersebut disesuaikan dengan
yang berlaku sama untuk semua karakteristik pada masing-masing
fase pada mata pelajaran mata pelajaran.
tersebut.
Contoh:
● Dalam CP Matematika terdapat
Masing-masing elemen tersebut elemen Bilangan, Aljabar, Pengukuran, Perlu diketahui
Geometri, dan Analisis Data dan
memiliki capaian per fasenya Peluang
● Dalam CP IPA terdapat elemen
sendiri yang saling menunjang Pemahaman IPA dan Keterampilan
Proses
untuk mencapai pemahaman ● Dalam CP Bahasa Indonesia terdapat
elemen Menyimak, Membaca dan
yang dituju. Memirsa, Berbicara dan
Mempresentasikan, Menulis
Capaian Pembelajaran IPAS Fase E

Karakteristik Mata Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial memiliki objek kajian berupa benda konkret dan non konkret
yang terdapat di alam dan dikembangkan berdasarkan pengalaman empirik, yaitu pengalaman nyata yang
Pelajaran
dirasakan oleh setiap orang dan memiliki langkah-langkah sistematis serta menggunakan cara berpikir yang
logis dan ilmiah Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial dikemas dalam bentuk projek (project-
Capaian Pembelajaran based learning)

Peserta didik diharapkan dapat memahami pengetahuan ilmiah dan


menerapkannya; atau membuat prediksi sederhana disertai dengan
pembuktiannya. Peserta didik menjelaskan fenomena-fenomena yang
terjadi di lingkungan sekitarnya dilihat dari berbagai aspek seperti
Menjelaskan
makhluk hidup dan lingkungannya; zat dan perubahannya; energi dan
fenomena secara perubahannya; bumi dan antariksa; keruangan dan konektivitas antar
ilmiah
ruang dan waktu; interaksi, komunikasi, sosialisasi, institusi sosial dan
dinamika sosial; serta perilaku ekonomi dan kesejahteraan. Peserta didik
Elemen CP
juga mengaitkan fenomena-fenomena tersebut dengan keterampilan
teknis pada bidang keahliannya.
CP ditulis dalam paragraf yang utuh dan mudah dipahami sebagai satu kesatuan.
Capaian Pembelajaran

Peserta didik dapat menentukan dan mengikuti prosedur yang tepat


untuk melakukan penyelidikan ilmiah, menjelaskan cara penyelidikan
Mendesain dan
mengevaluasi
yang tepat bagi suatu pertanyaan ilmiah, serta diharapkan dapat
penyelidikan Ilmiah mengidentifikasi kekurangan atau kesalahan pada desain percobaan
ilmiah
Peserta didik dapat menerjemahkan data dan bukti dari berbagai
Menerjemahkan
sumber untuk membangun sebuah argumen serta dapat
data dan mempertahankannya dengan penjelasan ilmiah. Peserta didik
buktibukti secara
ilmiah diharapkan dapat mengidentifikasi kesimpulan yang benar diambil dari
tabel hasil, grafik, atau sumber data lain. Peserta didik merencanakan
dan melaksanakan aksi sebagai tindak lanjut, mengkomunikasikan
Elemen CP proses dan hasil pembelajarannya, melakukan refleksi diri terhadap
tahapan kegiatan yang dilakukan.

CP ditulis dalam paragraf yang utuh dan mudah dipahami sebagai satu kesatuan.
• Ketiga elemen tersebut disampaikan dalam bentuk satu
projek. Dalam satu projek dapat terdiri dari satu aspek
atau gabungan dari beberapa aspek. Masing-masing
aspek mempunyai lingkup yang berbeda disesuaikan
dengan proporsi dan karakteristik bidang keahliannya
Secara strategis, Proses Perancangan Kegiatan
Pembelajaran dapat dipahami melalui skema berikut:

Memahami Merumuskan Menyusun


Merancang
Capaian Tujuan Alur Tujuan
Pembelajaran
Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran

Pemerintah menetapkan Capaian Pembelajaran (CP) sebagai kompetensi yang ditargetkan. Namun demikian, CP tidak cukup
konkret untuk memandu kegiatan pembelajaran sehari-hari.

CP perlu diurai menjadi tujuan-tujuan pembelajaran yang lebih operasional dan konkret, yang dicapai satu persatu oleh peserta
didik hingga mereka mencapai akhir fase

(1) mengembangkan sepenuhnya alur tujuan pembelajaran dan/atau


perencanaan pembelajaran, Pendidik
Dalam menentukan pilihan
merancang (2) mengembangkan alur tujuan pembelajaran dan/atau rencana tersebut
pembelajaran pembelajaran berdasarkan contoh-contoh yang disediakan Pemerintah berdasarkan
pendidik dapat kemampuan
(3) menggunakan contoh yang disediakan.
masing-masing
Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)

Merupakan rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis
menurut urutan dari awal hingga akhir fase.

Tujuan pembelajaran yang dikembangkan perlu dicapai peserta didik dalam satu atau lebih jam pelajaran, hingga akhirnya
pada penghujung Fase mereka dapat mencapai CP. Oleh karena itu, untuk CP dalam satu fase, pendidik perlu
mengembangkan beberapa tujuan pembelajaran.

Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai strategi untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran.
Harus dipastikan tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran yang dipetakan memenuhi kriteria berikut ini:

Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi


Kompetensi yang harus dikuasai secara utuh dalam satu fase.

kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan


Tujuan yang dapat didemonstrasikan oleh peserta didik yang menunjukkan Kriteria
Pembelajaran telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Alur Tujuan ATP menggambarkan cakupan dan tahapan
(TP) Pembelajaran pembelajaran yang linear dari awal hingga akhir fase.
Lingkup materi
terdiri atas: (ATP)
ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami di akhir ATP menggambarkan cakupan dan tahapan
satu unit pembelajaran pembelajaran yang menggambarkan tahapan
perkembangan kompetensi dalam satu fase
Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Pendidik diberikan keleluasaan dalam


menggunakan rujukan teori untuk Pendidik diharapkan untuk
merumuskan tujuan pembelajaran, tidak fokus pada satu teori
diantaranya: saja, melainkan dapat
Taksonomi Bloom versi Revisi
Anderson dan Krathwohl menggunakan teori atau
(2001) pendekatan lain dalam
merancang tujuan
6 Aspek Pemahaman pembelajaran, selama teori
yang dikembangkan oleh tersebut dinilai relevan Perlu diketahui
Tighe dan Wiggins
(2005)
dengan karakteristik mata
pelajaran serta konsep/topik
yang dipelajari, karakteristik
6 Level Taksonomi Marzano peserta didik, serta konteks
(2000) lingkungan pembelajaran.
Perlu diketahui
Taksonomi Bloom versi Revisi
Anderson dan Krathwohl
(2001)

Anderson dan Krathwohl mengelompokkan kemampuan kognitif


menjadi tahapan-tahapan berikut ini, dengan urutan dari
kemampuan yang paling dasar ke yang paling tinggi sebagai
berikut:
(C1) (C2) (C4) (C5) (C6)
(C3) Mengaplikasikan
Mengingat Memahami Menganalisis Mengevaluasi Menciptakan
mengingat kembali menjelaskan ide atau menggunakan konsep, memecah-mecah kemampuan untuk merangkaikan berbagai
informasi yang telah konsep seperti pengetahuan, atau informasi menjadi membuat keputusan, elemen menjadi satu hal
dipelajari, termasuk menjelaskan suatu informasi yang telah beberapa bagian, penilaian, mengajukan baru yang utuh, melalui
definisi, fakta-fakta, konsep menggunakan dipelajarinya pada kemampuan untuk kritik dan rekomendasi proses pencarian ide,
evaluasi
daftar urutan, atau kalimat sendiri, situasi berbeda dan mengeksplorasi yang sistematis
terhadap hal/ide/benda
menyebutkan kembali menginterpretasikan relevan hubungan/korelasi
yang ada sehingga
suatu materi yang suatu informasi, atau membandingkan kreasi yang diciptakan
pernah diajarkan menyimpulkan, atau antara dua hal atau menjadi salah satu solusi
kepadanya. membuat parafrasa lebih, menentukan terhadap masalah yang
dari suatu bacaan. keterkaitan antar ada. termasuk
konsep, atau memberikan nilai tambah
mengorganisasikan terhadap suatu produk
beberapa ide dan/atau yang sudah ada.
konsep.
6 Aspek/Facet Pemahaman
6 Aspek Pemahaman
merupakan cara untuk Tighe dan Wiggins
mengkonfirmasi pemahaman (2005)
peserta didik atas apa yang 6 Aspek/Facet Pemahaman ini
telah mereka pelajari dan tidak merupakan modal untuk
hirarkis/bukan merupakan menentukan Tujuan Pembelajaran
siklus. (TP), menyusun Alur Tujuan
Pembelajaran (ATP), menentukan
asesmen, dan instruksi yang tepat.
Jika peserta didik melakukan
salah satu dari keenam
Perlu diketahui
Aspek/Facet Pemahaman
(mampu menjelaskan,
menginterpretasi,
menerapkan/mengaplikasikan,
berempati, memiliki sebuah
sudut pandang, atau memiliki
pengenalan diri), berarti mereka
telah mendemonstrasikan
sebuah tingkat pemahaman.
6 Aspek Pemahaman (6 facet of understanding) (Wiggins and Tighe, 2005) Perlu
diketahui
Merupakan bentuk-bentuk pemahaman yang digunakan dalam CP. Tidak
harus hirarkis.
Penjelasan Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan antar topik, mendemonstrasikan hasil kerja, menjelaskan
Explanation alasan/cara/prosedur , menjelaskan sebuah teori menggunakan data, berargumen dan mempertahankan pendapatnya.

Interpretasi Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide, perasaan atau sebuah hasil karya dari satu media
Interpretation ke media lain, dapat membuat analogi, anekdot, dan model. Melihat makna dari apa yang telah dipelajari dan relevansi dengan dirinya.

Aplikasi Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai suatu dalam situasi yang nyata dalam kehidupan sehari-hari atau sebuah
Application simulasi (menyerupai kenyataan)

Perspektif Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari sebuah situasi, melihat gambaran besar, melihat
Perspective asumsi yang mendasari suatu hal dan memberikan kritik.

Empati Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/atau memahami pikiran yang berbeda dengan dirinya.
Empathy Menemukan nilai (value) dari sesuatu

Pengenalan diri
Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses berpikir dan emosi yang terjadi secara internal.
Self-Knowledge
Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP Bahasa Indonesia Fase D elemen Perlu
Menyimak diketahui

Interpretasi
Mendeskripsikan makna dari puisi serta emosi yang ditangkap dari puisi tersebut
Interpretation
Peserta didik memahami
informasi berupa gagasan,
pikiran, pandangan, arahan
Aplikasi
atau pesan dari teks Application
Membacakan/mendeklamasikan atau membuat karya untuk merespons puisi
deskripsi, narasi, puisi,
eksplanasi dan eksposisi
dari teks visual dan Perspektif
Melakukan bedah puisi melalui diskusi dari sudut pandang yang berbeda.
audiovisual untuk Perspective
menemukan makna yang
tersurat dan tersirat.
Empati Menaruh diri di posisi penulis puisi dan mencoba merasakan emosi yang dirasakan
Empathy penulis dan dituangkan dalam media yang berbeda.
Perlu diketahui
6 Level Taksonomi Marzano
(2000)

Marzano menggunakan tiga sistem dalam domain pengetahuan


yaitu sistem kognitif, sistem metakognitif, dan sistem diri (self-
system). Terdapat 6 level taksonomi yaitu:

Tingkat 1: mengenali Tingkat 4:


Tingkat 2: Tingkat 3: Tingkat 5: Tingkat 6:
dan mengingat pemanfaatan
pemahaman analisis metakognisi sistem diri
kembali (retrieval) pengetahuan

mengingat kembali Pemahaman yang Cakupan analisis disini Pemanfaatan pengetahuan Sistem metakognisi Menentukan apakah
(retrieval) informasi dimaksud melibatkan berupa kemampuan digunakan saat seseorang berfungsi untuk memantau, seseorang akan
menggenerasi informasi ingin mengevaluasi melakukan atau tidak
dalam batas dua proses menyelesaikan tugas dan mengatur fungsi dari melakukan sesuatu
mengidentifikasi yang saling berkaitan baru yang belum
tertentu. semua jenis tugas.
diproses oleh seseorang.
sebuah informasi yaitu integrasikan dan pemikiran lainnya.
Ada lima proses analisis:
secara simbolisasi. Ada empat kategori umum Ada empat jenis dari sistem
(1) mencocokan, pemanfaatan Ada empat fungsi dari diri:
umum. (2) mengklasifikasikan, pengetahuan: metakognisi: (1) memeriksa kepentingan,
(3) menganalisis (1) pengambilan keputusan, (1) menetapkan tujuan, (2) (2) memeriksa kemanjuran,
kesalahan, (2) penyelesaian masalah, memantau proses, (3) memeriksa respon
(4) menyamaratakan (5) (3) percobaan, (3) memantau kejelasan, (4) emosional,
menspesifikasikan. (4) penyelidikan. memantau ketepatan. (4) memeriksa motivasi
secara keseluruhan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
ketika menentukan TP:

• Karakteristik Peserta Didik


• Konteks Lingkungan Pembelajaran
• Karakteristik Mata Pelajaran
• Topik/konsep yang dipelajari
Karakteristik Peserta Didik
Mengenali karakteristik peserta didik bisa dilakukan
lewat berbagai cara: asesmen awal, observasi, serta
mengenali tahap perkembangannya.
Hal ini dilakukan agar pendidikan tetap berpihak
pada peserta didik dan menuntun mereka pada
kekuatan kodratnya.
KODRAT: TAHAP TUMBUH-KEMBANG (WIRAGA-WIRAMA) KHD
0-8 TAHUN 9-16 TAHUN 17-24 TAHUN

WIRAGA
raga, indera, imajinasi,
bermain=belajar, eksplorasi
pengalaman (rasa-pikir)

WIRAMA
tanggung jawab, pembiasaan, irama
keseharian, jadwal rutin, selaras dengan
sesama dan semesta

Taman indria,
SD, SMP SMP, SMA SMA+
TK/PAUD, SD
Konteks Lingkungan Pembelajaran
Mari memperhatikan dengan seksama karakteristik satuan pendidikan masing-
masing melalui beberapa pertanyaan berikut:

1. Apa visi, misi, dan tujuan pendidikan di sekolah saya?


2. Bagaimana bentang alam yang dominan di daerah sekolah saya? Bagaimana
potensi tersebut dapat memengaruhi dan dimanfaatkan dalam proses
pembelajaran?
3. Bagaimana karakteristik masyarakat di sekitar sekolah saya?
4. Apa kekhasan/tradisi yang cukup kuat di sekolah/daerah sekolah saya?
5. Bagaimana peta profil guru, murid, dan orangtua di sekolah saya?
dll..
Karakteristik Mata Pelajaran dan
Topik yang Dipelajari
Kedua hal ini telah dijelaskan dengan cukup lengkap di dokumen Capaian
Pembelajaran untuk setiap Mata Pelajaran. Bila dibaca seksama, Bapak/Ibu akan
menemukan perbedaan atau karakteristik dari setiap mata pelajaran melalui
elemen-elemen yang dihadirkan.

Misalnya: apa perbedaan yang dapat terlihat dari Capaian Pembelajaran mata
pelajaran Bahasa Indonesia dan IPAS?
Bagaimana strategi menyusun tujuan pembelajaran dalam alur tujuan
pembelajaran yang efektif?

Pendidik harus melakukan analisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk kemudian disusun menjadi
Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (TP). Merumuskan tujuan pembelajaran dari
CP dapat dilakukan melalui beberapa teknik:

Teknik 1

Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung dari CP

Teknik 2
Merumuskan TP dengan Menganalisis ‘Kompetensi’ dan ‘Lingkup Materi’ pada
CP.

Teknik 3

Merumuskan TP Lintas Elemen CP

Sumber: Panduan Pembelajaran dan Asesmen


Bagaimana strategi menyusun tujuan pembelajaran dalam alur tujuan
pembelajaran yang efektif?

Alur strategi yang dapat dilakukan,guna menyusun alur tujuan pembelajaran sebagai berikut:

Perhatikan kompetensi serta materi yang hendak dicapai Perhatikan hal berikut:
1 ● CP berlaku untuk 1 FASE.
pada CP tersebut. ● Lihat karakteristik masing-
Rumuskan tujuan pembelajaran dengan masing mata pelajaran,
karena terdapat CP
mempertimbangkan kompetensi dan lingkup materinya.
2 berbasis konten (PP,
Pastikan kompetensi utama yang termuat dalam CP Matematika), sintaks
(Seni), bahkan terdapat
tercapai. pula yang berbasis
Pertimbangkan beban jam pelajaran yang digunakan untuk kompetensi (Bahasa).
● Kalimat dalam tujuan
3 mencapai tujuan pembelajaran, agar selaras dengan beban pembelajaran dapat
JP pada mata pelajaran. mengambil dari berbagai
referensi, poin utamanya
Susun tujuan pembelajaran secara linear dari awal fase adalah “operasional”
hingga akhir fase. Dalam menyusun alur, perhatikan (kompetensinya terukur).
4
kesesuaian tujuan pembelajaran terhadap kompleksitas dan
perkembangan peserta didik.

Sumber: Panduan Pembelajaran dan Asesmen


Bagaimana cara menyusun alur tujuan pembelajaran yang efektif?

Pendidik yang merancang alur tujuan pembelajarannya sendiri, tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dikembangkan dalam tahap
sebelumnya akan disusun sebagai satu alur (sequence) yang berurutan secara sistematis, dan logis awal hingga akhir fase.
Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik dapat mengacu pada berbagai cara yang diuraikan pada tabel di bawah ini:

Pengurutan dari yang Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang lebih abstrak dan simbolis. Contoh : memulai pengajaran
Konkret ke yang Abstrak dengan menjelaskan tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris tersebut
(abstrak).

Pengurutan Deduktif Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik. Contoh : mengajarkan konsep database terlebih dahulu sebelum
mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau relasional.

Pengurutan dari Mudah ke Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Contoh: mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek dalam kelas
yang lebih Sulit bahasa sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang.

Pengurutan Hierarki Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan
keterampilan yang lebih kompleks. Contoh : siswa perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep perkalian.

Pengurutan Prosedural Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur, kemudian membantu siswa untuk menyelesaikan
tahapan selanjutnya. Contoh : dalam mengajarkan cara menggunakan t-test dalam sebuah pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap
prosedur yang harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan tipe tes yang akan digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan tes
dalam sebuah perangkat lunak statistik.

Scaffolding Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh : dalam mengajarkan
berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika siswa mencobanya, guru hanya butuh membantu. Setelah ini, bantuan
yang diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, siswa dapat berenang sendiri.

(Creating Learning Materials for Open and Distance Learning, 2005; Doolittle, 2001; Morrison, Ross, & Kemp, 2007; Reigeluth & Keller, 2009)
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP)

Satuan Pendidikan : SMK


Mata Pelajaran : IPAS
Fase/Kelas/Semester : E/X/2
Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial terdiri dari tiga elemen kompetensi yang mengacu pada kompetensi literasi
saintifik, yaitu menjelaskan fenomena secara ilmiah, mendesain dan mengevaluasi penyelidikan ilmiah,
Capaian Pembelajaran menerjemahkan data dan bukti-bukti secara ilmiah.

No Elemen CP Tujuan Pembelajaran (TP) Materi Dimensi Profil Pelajar Jumlah Jam Karakteristik/Potensi Sekolah
Pancasila yang terkait dengan Topik
1 Menjelaskan fenomena secara ilmiah
10.1. Memahami pengetahuan Pengetahuan Beriman Bertaqwa 9 Video tentang Kebakaran
Peserta didik diharapkan dapat ilmiah terkait mitigasi bencana Ilmiah terkait kpd Tuhan YME dan dan Penangannya
memahami pengetahuan ilmiah dan kebakaran mitigasi berakhlaq Mulya,
bencana Gotong Royong,
menerapkannya; atau membuat prediksi kebakaran Berfikir kritis
sederhana disertai dengan
pembuktiannya. 10.2. Menerapkan Pengetahuan Pengetahuan Gotong Royong, 9 Video tentang Kebakaran
Ilmiah atau Membuat Prediksi Ilmiah terkait Berfikir kritis, dan Penangannya
Sederhana disertai mitigasi Kreatif
Pembuktiannya terkait mitigasi bencana
bencana kebakaran kebakaran
Apa yang dimaksud dengan Modul Ajar?
Modul ajar adalah sebuah dokumen yang berisi tujuan, langkah, serta asesmen yang
dibutuhkan dalam satu unit atau topik berdasarkan alur tujuan pembelajaran.

Modul Ajar merupakan salah satu perangkat ajar yang digunakan untuk merencanakan
pembelajaran. Modul ajar sama seperti RPP, namun modul ajar dapat disusun dengan
komponen lain yang lebih lengkap misalnya pertanyaan pemantik, pengetahuan
prasyarat dan pemahaman bermakna serta komponen lain yang dianggap dibutuhkan
oleh satuan pendidikan.

Pendidik memiliki keleluasaan untuk membuat sendiri, memilih atau memodifikasi


modul ajar yang tersedia sesuai dengan konteks, kebutuhan dan karakteristik peserta
didik di satuan pendidikan masing-masing.
Komponen Modul Ajar Wajib
Alur tujuan pembelajaran menjadi dasar bagi pendidik untuk menyusun
perencanaan pembelajaran atau modul ajar.

Secara umum modul ajar memiliki tiga komponen utama yaitu:


1. Tujuan Pembelajaran
2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
3. Asesmen/penilaian

Pendidik yang menggunakan modul ajar yang disediakan pemerintah tidak


perlu lagi menyusun perencanaan pembelajaran atau modul ajar.
Komponen Modul Ajar Lengkap

Struktur modul ajar tersebut BUKAN struktur wajib yang semuanya harus dilampirkan dalam modul ajar
yang dibuat/dimodifikasi. Guru diperbolehkan untuk memilih/menyederhanakan beberapa komponen
utama untuk dicantumakan dalam modul ajar sesuai dengan kebutuhan di kelas masing-masing.
Apa yang Baru dari modul ajar?

Pertanyaan Pemantik
Pengetahuan Prasayarat Pemahaman Bermakna
Pengetahuan prasayarat adalah Rangkaian pertanyaan mengenai hal
Pemahaman bermakna
kemampuan/informasi awal yang paling penting dalam suatu topik
mencerminkan jawaban atas
dimiliki oleh siswa sebelum pembelajaran. Pertanyaan ini pertanyaan pemantik, merupakan
memahami materi baru yang akan diturunkan dari pemahaman pemahaman yang kita ingin murid-
dipelajari. Dengan mengetahui bermakna dan didiskusikan bersama murid capai setelah mempelajari
pengetahuan prasyarat maka akan murid-murid sebelum memulai topik tertentu.
terlihat kesiapan untuk menerima
topik.
materi berikutnya.

. Pertanyaan pemantik ini digunakan


untuk membantu murid mencapai
pemahaman bermakna.
Acuan Teknik Modifikasi Modul Ajar
1. Menetapkan tujuan belajar berdasarkan CP dan ATP.
2. Menentukan teknik asesmen yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3. Menyusun desain pembelajaran; melaksanakan; dan merefleksikan
kegiatan pembelajaran yang efektif.
4. Proses pembelajaran dan asesmen yang dipilih harus mendukung
perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara holistik.
5. Pembelajaran yang dirancang harus sesuai konteks, lingkungan budaya,
dan capaian yang berbeda pada peserta didik (diferensiasi).
6. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.
Hal yang diperhatikan saat memilih modul ajar untuk
dimodifikasi:

• Apakah selaras dengan rencana yang sudah dibuat saat


penyusunan ATP?
• Apakah asesmen sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran?
• Apakah cocok dengan kondisi dan capaian peserta didik yang
berbeda?
• Apakah sarana dan prasarananya tersedia di satuan pendidikan?
• Apakah sudah sesuai dengan kebutuhan, kondisi dan karakteristik
satuan pendidikan?
Contoh Modifikasi Modul Ajar
Sila memilih contoh modul ajar lengkap sesuai jenjang yang diinginkan yang
tersedia di LMS, simak modifikasi modul ajar dari contoh tersebut.

Contoh yang dilampirkan bukan contoh baku. Peserta diperbolehkan untuk


membuat modifikasi modul ajar sesuai dengan karakteristik, konteks dan
kebutuhan peserta didik.

Struktur wajib dalam modul ajar adalah tujuan pembelajaran, langkah-langkah


pembelajaran atau kegiatan pembelajaran dan asesmen
pembelajaran. Pendidik diperbolehkan apabila ingin menambahkan komponen
lain yang relevan.
o Pelaksanaan Asesmen Sumatif dan Formatif
Pelaksanaan asesmen sumatif dapat dilakukan
dengan memperhatikan hal berikut:
Pelaksanaan asesmen formatif dapat dilakukan o Sumatif dilakukan pada akhir lingkup materi
dengan memperhatikan hal berikut: untuk mengukur kompetensi yang dikehendaki
o Dilaksanakan bersamaan dalam proses dalam tujuan pembelajaran dan pada akhir
pembelajaran, yang, kemudian ditindaklanjuti semester.
untuk memberi perlakuan berdasarkan o Pendidik dapat menggunakan berbagai teknik
kebutuhan peserta didik serta perbaikan proses seperti portofolio, performa (kinerja, produk,
pembelajaran. proyek, portofolio), maupun tes.
o Pendidik dapat menggunakan berbagai teknik o Hasil sumatif dapat ditindak lanjuti dengan
seperti observasi, performa (kinerja, produk, memberikan umpan balik atau melakukan
proyek, portofolio), maupun tes. intervensi kepada peserta didik maupun proses
o Tindak lanjut yang dilakukan bisa dilakukan
pembelajaran yang telah dilakukan
langsung dengan memberikan umpan balik atau
melakukan intervensi.
o Pendidik dapat mempersiapkan berbagai
Penting bagi para guru untuk
instrumen seperti rubrik, catatan anekdotal,
memegang rubrik penilaian sebagai
lembar ceklist untuk mencatat informasi yang
dasar penilaian pada siswa.
terjadi selama pembelajaran berlangsung
Keterangan
(1) (3)

(2) (4)

Anda mungkin juga menyukai