Anda di halaman 1dari 23

Sebelum melangkah pada strategi perencanaan dan pelaksanaan Pembelajaran dan Penilaian,

mari sejenak kita bahas Konsep Capaian Pembelajaran,

Konsep Capaian Pembelajaran

“Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang


harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari Fase Fondasi
pada PAUD. Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk
setiap mata pelajaran.”
Pemerintah hanya menetapkan tujuan akhir per fase (CP) dan waktu tempuhnya (fase). Satuan pendidikan
memiliki keleluasaan untuk menentukan strategi dan cara atau jalur untuk mencapainya. Agar bisa
menentukan strategi yang sesuai, kita perlu tau titik awal keberangkatan para peserta didik.

Fase Pondasi Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F


Pembagian
Fase PAUD/RA SD/MI/Paket A SD/MI/Paket A SD/MI/Paket A SMP/Mts/Paket B SMA/MA/Paket C SMA/MA/Paket C
Kelas 1-2 Kelas 3-4 Kelas 5-6 Kelas 7-9 Kelas 10 Kelas 11-12

Sumber: Sumber:
Keputusan Mendikbudristek No. 262/M/2022 Tentang Perubahan atas Keputusan Mendikbudristek
No. 56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran
Komponen Capaian Pembelajaran

Rasional Mata Pelajaran Tujuan Mata Pelajaran Karakteristik Mata Pelajaran


● Deskripsi umum tentang apa
● Alasan mempelajari mapel
yang dipelajari dalam mata
tersebut Kemampuan yang perlu dicapai
pelajaran
● Keterkaitan antara Mapel peserta didik setelah mempelajari
● Elemen-elemen (strands) atau
dengan salah satu (atau lebih) mata pelajaran tersebut
domain mata pelajaran serta
Profil Pelajar Pancasila
deskripsinya

Capaian dalam Setiap Fase Capaian dalam Setiap


Secara Keseluruhan Fase menurut Elemen
Kompetensi pembelajaran yang
harus dicapai peserta didik pada Dibuat dalam bentuk matriks.
setiap fase. Dibuat dalam bentuk Setiap elemen dipetakan menurut
pernyataan yang disajikan dalam perkembangan peserta didik
paragraf yang utuh.

Sumber:
Keputusan Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) No.33 Tahun 202
2 tentang Capaian Pembelajaran
Perlu diketahui

Bentuk “Pemahaman” dalam CP

Apabila merujuk pada Taksonomi


Bloom, pemahaman dianggap
Prinsip penyusunan CP Konsep “Memahami” dalam CP
sebagai proses berpikir tahap yang
menggunakan pendekatan dalam konstruktivisme adalah
rendah (C2). Namun demikian,
konstruktivisme yang membangun proses membangun pengetahuan
konteks Taksonomi Bloom
pengetahuan dan berdasarkan melalui pengalaman nyata.
sebenarnya digunakan untuk
pengalaman nyata dan kontekstual. Pemahaman tidak bersifat statis,
perancangan pembelajaran dan
Menurut teori belajar tetapi berevolusi dan berubah
asesmen kelas yang lebih
konstruktivisme (constructivist secara konstan sepanjang siswa
operasional, bukan untuk CP yang
learning theory), pengetahuan mengonstruksikan pengalaman-
lebih abstrak dan umum. Taksonomi
bukanlah kumpulan atau pengalaman baru yang
Bloom lebih sesuai digunakan untuk
seperangkat fakta-fakta, konsep, memodifikasi pemahaman
menurunkan/menerjemahkan CP ke
atau kaidah untuk diingat. sebelumnya.
tujuan pembelajaran yang lebih
konkret.
Arti “Elemen” dalam CP

Elemen sebuah mata pelajaran


Setiap CP suatu mata pelajaran mungkin saja sama atau berbeda
memiliki beberapa elemen atau dengan mata pelajaran lainnya, hal
kelompok kompetensi esensial tersebut disesuaikan dengan
yang berlaku sama untuk semua karakteristik pada masing-masing
fase pada mata pelajaran mata pelajaran.
tersebut.
Contoh:
● Dalam CP Matematika terdapat
Masing-masing elemen tersebut
elemen Bilangan, Aljabar,
Pengukuran, Geometri, dan
Perlu diketahui
Analisis Data dan Peluang
memiliki capaian per fasenya ● Dalam CP IPA terdapat elemen
sendiri yang saling menunjang Pemahaman IPA dan Keterampilan
Proses
untuk mencapai pemahaman ● Dalam CP Bahasa Indonesia
terdapat elemen Menyimak,
yang dituju. Membaca dan Memirsa, Berbicara
dan Mempresentasikan, Menulis
Capaian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fase C SD/MI/Paket A

Karakteristik Mata Pelajaran

Ada dua elemen utama dalam pendidikan IPA yakni pemahaman IPA dan keterampilan proses (inkuiri) untuk menerapkan sains dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap elemen berlaku untuk empat cakupan konten yaitu makhluk hidup, zat dan sifatnya, energi dan perubahannya, serta bumi dan antariksa.

Capaian Pembelajaran

Peserta didik melakukan simulasi dengan menggunakan gambar/bagan/alat/media sederhana tentang sistem organ tubuh manusia (sistem pernafasan/pencernaan/peredaran
darah) yang dikaitkan dengan cara menjaga kesehatan organ tubuhnya dengan benar. Peserta didik menyelidiki bagaimana hubungan saling ketergantungan antar komponen
biotik-abiotik dapat memengaruhi kestabilan suatu ekosistem di lingkungan sekitarnya.

Berdasarkan pemahamannya terhadap konsep gelombang (bunyi dan cahaya) peserta didik mendemonstrasikan bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik mendeskripsikan adanya ancaman krisis energi yang dapat terjadi serta mengusulkan upaya-upaya individu maupun kolektif yang dapat dilakukan untuk
menghemat penggunaan energi dan serta penemuan sumber energi alternatif yang dapat digunakan menggunakan sumber daya yang ada di sekitarnya.

Peserta didik mendemonstrasikan bagaimana sistem tata surya bekerja dan kaitannya dengan gerak rotasi dan revolusi bumi. Peserta didik merefleksikan bagaimana
perubahan kondisi alam di permukaan bumi terjadi akibat faktor alam maupun perbuatan manusia, mengidentifikasi pola hidup yang menyebabkan terjadinya permasalahan
Pemahaman lingkungan serta memprediksi dampaknya terhadap kondisi sosial kemasyarakatan, ekonomi.

IPA Di akhir fase ini peserta didik menggunakan peta konvensional/digital untuk mengenal letak dan kondisi geografis negara Indonesia. Peserta didik mengenal keragaman
budaya nasional yang dikaitkan dengan konteks kebhinekaan. Peserta didik menceritakan perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan imperialisme, merefleksikan
perjuangan para pahlawan dalam upaya merebut dan mempertahankan kemerdekaan serta meneladani perjuangan pahlawan dalam tindakan nyata sehari-hari.

Di akhir fase ini, peserta didik mengenal berbagai macam kegiatan ekonomi masyarakat dan ekonomi kreatif di lingkungan sekitar. Dengan penuh kesadaran, peserta didik
melakukan suatu tindakan atau mengambil suatu keputusan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari berdasarkan pemahamannya terhadap kekayaan kearifan lokal yang
berlaku di wilayahnya serta nilai-nilai ilmiah dari kearifan lokal tersebut.
Elemen CP

CP ditulis dalam paragraf yang utuh dan mudah dipahami sebagai satu kesatuan.
Capaian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fase C SD/MI/Paket A

Capaian Pembelajaran

1. Mengamati
Pada akhir fase C, peserta didik mengamati fenomena dan peristiwa secara sederhana dengan menggunakan panca indra, mencatat hasil pengamatannya,
serta mencari persamaan dan perbedaannya.

2. Mempertanyakan dan memprediksi


Dengan panduan, peserta didik dapat mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk memperjelas hasil pengamatan dan membuat prediksi tentang penyelidikan
ilmiah.

3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan


Secara mandiri, peserta didik merencanakan dan melakukan langkah-langkah operasional untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Menggunakan alat dan
bahan yang sesuai dengan mengutamakan keselamatan. Peserta didik menggunakan alat bantu pengukuran untuk mendapatkan data yang akurat.
Keterampilan
4. Memproses, menganalisis data dan informasi
Proses Menyajikan data dalam bentuk tabel atau grafik serta menjelaskan hasil pengamatan dan pola atau hubungan pada data secara digital atau non digital.
Membandingkan data dengan prediksi dan menggunakannya sebagai bukti dalam menyusun penjelasan ilmiah.

5. Mengevaluasi dan refleksi


Mengevaluasi kesimpulan melalui perbandingan dengan teori yang ada. Merefleksikan proses investigasi, termasuk merefleksikan validitas suatu tes.

Elemen CP 6. Mengomunikasikan hasil


Mengomunikasikan hasil penyelidikan secara utuh yang ditunjang dengan argumen, bahasa, serta konvensi sains yang umum sesuai format yang ditentukan.

CP ditulis dalam paragraf yang utuh dan mudah dipahami sebagai satu kesatuan.
Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)

Merupakan rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis
menurut urutan dari awal hingga akhir fase.

Tujuan pembelajaran yang dikembangkan perlu dicapai peserta didik dalam satu atau lebih jam pelajaran, hingga akhirnya
pada penghujung Fase mereka dapat mencapai CP. Oleh karena itu, untuk CP dalam satu fase, pendidik perlu
mengembangkan beberapa tujuan pembelajaran.

Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai strategi untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran.
Harus dipastikan tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran yang dipetakan memenuhi kriteria berikut ini:

Menggambarkan urutan pengembangan


Kompetensi kompetensi yang harus dikuasai secara utuh
dalam satu fase.
kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
Tujuan keterampilan yang dapat didemonstrasikan oleh peserta didik Kriteria
yang menunjukkan telah berhasil mencapai tujuan ATP menggambarkan cakupan dan tahapan
Pembelajaran Alur Tujuan
pembelajaran. pembelajaran yang linear dari awal hingga
(TP) Pembelajaran akhir fase.
Lingkup materi
terdiri atas: (ATP)
ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami di ATP menggambarkan cakupan dan tahapan
akhir satu unit pembelajaran pembelajaran yang menggambarkan tahapan
perkembangan kompetensi dalam satu fase
Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Pendidik diberikan keleluasaan dalam
menggunakan rujukan teori untuk merumuskan
Pendidik diharapkan untuk tidak
tujuan pembelajaran, diantaranya:
fokus pada satu teori saja,
melainkan dapat menggunakan
teori atau pendekatan lain dalam
Taksonomi Bloom versi Revisi
Anderson dan Krathwohl merancang tujuan pembelajaran,
(2001) selama teori tersebut dinilai relevan
dengan karakteristik mata
pelajaran serta konsep/topik yang
6 Aspek Pemahaman dipelajari, karakteristik peserta
yang dikembangkan oleh didik, serta konteks lingkungan Perlu diketahui
Tighe dan Wiggins pembelajaran.
(2005)

6 Level Taksonomi Marzano


(2000)
Perlu diketahui
Taksonomi Bloom versi Revisi
Anderson dan Krathwohl
(2001)

Anderson dan Krathwohl mengelompokkan kemampuan kognitif menjadi tahapan-


tahapan berikut ini, dengan urutan dari kemampuan yang paling dasar ke yang
paling tinggi sebagai berikut:

(C1) (C2) (C3) (C4) (C5) (C6)


Mengingat Memahami Mengaplikasikan Menganalisis Mengevaluasi Menciptakan
mengingat kembali menjelaskan ide atau menggunakan memecah-mecah kemampuan untuk merangkaikan
informasi yang telah konsep seperti konsep, informasi menjadi membuat keputusan, berbagai
dipelajari, termasuk menjelaskan suatu pengetahuan, atau beberapa bagian, penilaian, elemen menjadi satu
definisi, fakta-fakta, konsep informasi yang telah kemampuan untuk mengajukan kritik hal baru yang utuh,
melalui proses
daftar urutan, atau menggunakan dipelajarinya pada mengeksplorasi dan rekomendasi
pencarian ide, evaluasi
menyebutkan kalimat sendiri, situasi berbeda dan hubungan/korelasi yang sistematis
terhadap hal/ide/benda
kembali suatu materi menginterpretasikan relevan atau yang ada sehingga
yang pernah suatu informasi, membandingkan kreasi yang diciptakan
diajarkan kepadanya. menyimpulkan, atau antara dua hal atau menjadi salah satu
membuat parafrasa lebih, menentukan solusi terhadap
dari suatu bacaan. keterkaitan antar masalah yang ada.
konsep, atau termasuk memberikan
mengorganisasikan nilai tambah terhadap
beberapa ide suatu produk yang
dan/atau konsep. sudah ada.
6 Aspek Pemahaman (6 facet of understanding) (Wiggins and Tighe, 2005) Perlu
Merupakan bentuk-bentuk pemahaman yang digunakan dalam CP. Tidak harus hirarkis. diketahui

Penjelasan Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan antar topik, mendemonstrasikan hasil kerja, menjelaskan
Explanation alasan/cara/prosedur , menjelaskan sebuah teori menggunakan data, berargumen dan mempertahankan pendapatnya.

Interpretasi Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide, perasaan atau sebuah hasil karya dari satu media
Interpretation ke media lain, dapat membuat analogi, anekdot, dan model. Melihat makna dari apa yang telah dipelajari dan relevansi dengan dirinya.

Aplikasi Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai suatu dalam situasi yang nyata dalam kehidupan sehari-hari atau sebuah
Application simulasi (menyerupai kenyataan)

Perspektif Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari sebuah situasi, melihat gambaran besar, melihat
Perspective asumsi yang mendasari suatu hal dan memberikan kritik.

Empati Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/atau memahami pikiran yang berbeda dengan dirinya.
Empathy Menemukan nilai (value) dari sesuatu

Pengenalan diri
Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses berpikir dan emosi yang terjadi secara internal.
Self-Knowledge
Perlu diketahui
6 Level Taksonomi Marzano
(2000)

Marzano menggunakan tiga sistem dalam domain pengetahuan yaitu sistem


kognitif, sistem metakognitif, dan sistem diri (self-system). Terdapat 6 level
taksonomi yaitu:

Tingkat 1:
Tingkat 4:
mengenali dan Tingkat 2: Tingkat 3: Tingkat 5: Tingkat 6:
pemanfaatan
mengingat kembali pemahaman analisis metakognisi sistem diri
pengetahuan
(retrieval)

mengingat kembali Pemahaman yang Cakupan analisis disini Pemanfaatan Sistem metakognisi Menentukan apakah
(retrieval) informasi dimaksud melibatkan berupa kemampuan pengetahuan berfungsi untuk seseorang akan
menggenerasi digunakan saat memantau, melakukan atau tidak
dalam batas dua proses seseorang ingin mengevaluasi melakukan sesuatu
mengidentifikasi yang saling informasi baru yang
menyelesaikan tugas dan mengatur fungsi dari tugas.
belum diproses oleh
sebuah informasi berkaitan yaitu tertentu. semua jenis
seseorang. pemikiran lainnya. Ada empat jenis dari
secara integrasikan dan
Ada lima proses Ada empat kategori sistem diri:
umum. simbolisasi. analisis: umum pemanfaatan Ada empat fungsi dari (1) memeriksa
(1) mencocokan, pengetahuan: metakognisi: kepentingan,
(2) mengklasifikasikan, (1) pengambilan (1) menetapkan tujuan, (2) memeriksa
(3) menganalisis keputusan, (2) memantau proses, kemanjuran,
kesalahan, (2) penyelesaian (3) memantau kejelasan, (3) memeriksa respon
(4) menyamaratakan masalah, (4) memantau ketepatan. emosional,
(5) menspesifikasikan. (3) percobaan, (4) memeriksa motivasi
(4) penyelidikan. secara keseluruhan.
Bagaimana strategi menyusun tujuan pembelajaran dalam alur tujuan
pembelajaran yang efektif?

Pendidik harus melakukan analisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk kemudian disusun menjadi
Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (TP). Merumuskan tujuan pembelajaran dari
CP dapat dilakukan melalui beberapa alternatif:

Alternatif 1

Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung dari CP

Alternatif 2
Merumuskan TP dengan Menganalisis ‘Kompetensi’ dan ‘Lingkup
Materi’ pada CP.

Alternatif 3

Merumuskan TP Lintas Elemen CP

Sumber: Panduan Pembelajaran dan Asesmen


Alternatif 1

Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung dari CP

Sumber: Panduan Pembelajaran dan Asesmen


Elemen Kompetensi Lingkup Materi

Bilangan 1. Memahami 1.Bilangan cacah sampai 10.000


Pada akhir Fase B, peserta didik 2. Menentukan 2.Nilai tempat
menunjukkan pemahaman dan intuisi 3. Alternatif 2
Membandingkan 3.Komposisi dan dekomposisi bilangan
bilangan (number sense) pada bilangan 4. Mengurutkan 4.Menggunakan ribuan sebagai satuan
cacah sampai 10.000. Mereka dapat 5. Mengidentifikasi
membaca, menulis, menentukan nilai 6. Merumuskan TP
Melakukan denganOperasi
5. penjumlahan dan
Menganalisis
pengurangan ‘Kompetensi’
bilangan cacah sampai dan ‘Lingkup
tempat, membandingkan, mengurutkan,
menggunakan nilai tempat, melakukan
7. Materi’
Menyelesaikan pada CP.
masalah 1.000

komposisi, dan dekomposisi bilangan


tersebut. Mereka juga dapat menyelesaikan
masalah berkaitan dengan uang
menggunakan ribuan sebagai satuan.peserta
didik dapat melakukan operasi penjumlahan
dan pengurangan bilangan cacah sampai
1.000, dan seterusnya.

Sumber: Panduan Pembelajaran dan Asesmen


Alternatif 3

Merumuskan TP Lintas Elemen CP

Capaian Pembelajaran Tujuan Pembelajaran

Elemen Pengukuran 1. Menentukan hubungan antarsatuan baku panjang


Pada akhir Fase B, peserta didik dapat mengukur panjang dan berat benda (cm, m).
menggunakan satuan baku. Mereka dapat menentukan hubungan antar- 2. Menjelaskan cara mengukur panjang benda
satuan baku panjang (cm, m). Mereka dapat mengukur dan mengestimasi menggunakan satuan baku.
luas dan volume menggunakan satuan tidak baku dan satuan baku berupa 3. Menjelaskan ciri berbagai bentuk bangun datar
bilangan cacah. (segiempat, segitiga, segi banyak).
4. Menentukan ciri bagian-bagian dari bangun datar
Elemen Geometri (segiempat, segitiga, segi banyak).
Peserta didik dapat mendeskripsikan ciri berbagai bentuk bangun datar 5. Mengukur bangun datar (segiempat, segitiga, segi
(segiempat, segitiga, segi banyak). Mereka dapat menyusun (komposisi) dan banyak) menggunakan satuan baku
mengurai (dekomposisi) berbagai bangun datar dengan lebih dari satu cara
jika memungkinkan

Penting untuk diperhatikan: dapat mengembangkan dengan cara lain selama Capaian
Pembelajaran di akhir fase tercapai

Sumber: Panduan Pembelajaran dan Asesmen


Bagaimana strategi menyusun tujuan pembelajaran dalam alur tujuan
pembelajaran yang efektif?

Alur strategi yang dapat dilakukan,guna menyusun alur tujuan pembelajaran sebagai berikut:

Perhatikan kompetensi serta materi yang hendak dicapai pada CP Perhatikan hal berikut:
1 tersebut.
● CP berlaku untuk 1
FASE.
● Lihat karakteristik
Rumuskan tujuan pembelajaran dengan mempertimbangkan masing-masing mata
2 kompetensi dan lingkup materinya. Pastikan kompetensi utama yang pelajaran, karena
termuat dalam CP tercapai. terdapat CP berbasis
konten (PP,
Matematika), sintaks
Pertimbangkan beban jam pelajaran yang digunakan untuk mencapai (Seni), bahkan terdapat
pula yang berbasis
3 tujuan pembelajaran, agar selaras dengan beban JP pada mata
kompetensi (Bahasa).
pelajaran. ● Kalimat dalam tujuan
pembelajaran dapat
Susun tujuan pembelajaran secara linear dari awal fase hingga akhir mengambil dari berbagai
fase. Dalam menyusun alur, perhatikan kesesuaian tujuan referensi, poin utamanya
4 pembelajaran terhadap kompleksitas dan perkembangan peserta adalah “operasional”
(kompetensinya terukur).
didik.

Sumber: Panduan Pembelajaran dan Asesmen


Bagaimana cara menyusun alur tujuan pembelajaran yang efektif?

Pendidik yang merancang alur tujuan pembelajarannya sendiri, tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dikembangkan dalam tahap
sebelumnya akan disusun sebagai satu alur (sequence) yang berurutan secara sistematis, dan logis awal hingga akhir fase.
Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik dapat mengacu pada berbagai cara yang diuraikan pada tabel di bawah ini:

Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang lebih abstrak dan simbolis. Contoh : memulai pengajaran
Pengurutan dari yang dengan menjelaskan tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris tersebut
Konkret ke yang Abstrak (abstrak).

Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik. Contoh : mengajarkan konsep database terlebih dahulu sebelum
Pengurutan Deduktif mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau relasional.

Pengurutan dari Mudah ke Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Contoh: mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek dalam kelas
yang lebih Sulit bahasa sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang.

Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan
Pengurutan Hierarki keterampilan yang lebih kompleks. Contoh : siswa perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep perkalian.

Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur, kemudian membantu siswa untuk menyelesaikan
tahapan selanjutnya. Contoh : dalam mengajarkan cara menggunakan t-test dalam sebuah pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap
Pengurutan Prosedural prosedur yang harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan tipe tes yang akan digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan tes
dalam sebuah perangkat lunak statistik.

Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh : dalam mengajarkan
Scaffolding berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika siswa mencobanya, guru hanya butuh membantu. Setelah ini, bantuan
yang diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, siswa dapat berenang sendiri.

(Creating Learning Materials for Open and Distance Learning, 2005; Doolittle, 2001; Morrison, Ross, & Kemp, 2007; Reigeluth & Keller, 2009)
Perubahan Paradigma Penilaian
(Asesmen)

Selama ini pelaksanaan asesmen cenderung berfokus


pada asesmen sumatif yang dijadikan acuan untuk
mengisi laporan hasil belajar. Hasil asesmen belum
dimanfaatkan sebagai umpan balik untuk perbaikan
pembelajaran.

Pada kurikulum merdeka, pendidik diharapkan lebih


berfokus pada asesmen formatif dibandingkan sumatif
Asesmen SEBAGAI Asesmen UNTUK Proses Asesmen PADA AKHIR
dan menggunakan hasil asesmen formatif untuk Proses Pembelajaran Pembelajaran Proses Pembelajaran
perbaikan proses pembelajaran yang berkelanjutan, (Assessment AS Learning) (Assessment FOR Learning) (Assessment OF Learning)
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar berikut ini: ●
● Asesmen untuk refleksi ● Asesmen untuk perbaikan Asesmen untuk evaluasi
proses pembelajaran proses pembelajaran pada akhir proses
● Berfungsi sebagai ● Berfungsi sebagai pembelajaran
● Berfungsi sebagai
asesmen formatif asesmen formatif
asesmen sumatif
Perlu diketahui
Formatif Sumatif

● Terpadu dengan proses pembelajaran, ● Merupakan alat ukur untuk


Karakteristik
sehingga asesmen formatif dan mengetahui pencapaian hasil belajar
Asesmen Formatif dan Sumatif
pembelajaran menjadi suatu kesatuan. peserta didik dalam satu lingkup
Perencanaan asesmen formatif dibuat materi atau periode tertentu, misalnya
menyatu dengan perencanaan satu lingkup materi, akhir semester,
pembelajaran; atau akhir tahun ajaran;
● Melibatkan peserta didik dalam ● Capaian hasil belajar untuk
pelaksanaannya (misalnya melalui dibandingkan dengan kriteria capaian
penilaian diri, penilaian antarteman, dan yang telah ditetapkan
refleksi metakognitif terhadap proses ● Digunakan pendidik atau satuan
“Pendidik dan satuan
belajarnya); pendidikan untuk mengevaluasi
pendidikan diberikan
keleluasaan untuk ● Memperhatikan kemajuan penguasaan efektivitas program pembelajaran.
mengatur pelaksanaan dalam berbagai ranah, meliputi sikap,
asesmen formatif pengetahuan, dan keterampilan,
maupun sumatif melalui sehingga dibutuhkan metode/strategi
berbagai teknik guna pembelajaran dan teknik/instrumen.
mengukur dan
mengintervensi capaian
yang dilakukan dalam
Kedua memiliki kesamaan yaitu adanya umpan balik untuk pemberian intervensi kepada peserta
pembelajaran”
didik maupun perbaikan proses pembelajaran berikutnya;
Pengolahan Hasil Asesmen untuk Nilai Rapor
Contoh Data Kuantitatif
Penyusunan Soal PTS dan PAT Kurikulum Merdeka

ANALISIS CP,TP & ATP(Lingkup Materi)

KISI-KISI SOAL

SOAL

KUNCI JAWABAN
Penyusunan Soal PTS dan PAT Kurikulum Merdeka

KISI-KISI SOAL

NO CP TP LINGKUP INDIKATOR SOAL LEVEL BENTUK NOMOR


MATERI KOGNITIF SOAL SOAL

Anda mungkin juga menyukai