Anda di halaman 1dari 6

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,

Riset, dan Teknologi

Elaborasi
Pemahaman
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

1. 2. 3. 4.

Bagaimana elemen- Apa saja yang dapat Apa yang dimaksud Mengapa CP hanya
elemen suatu mapel dilakukan seseorang dengan kompetensi? memuat tujuan akhir
untuk menunjukkan pembelajaran dan
membentuk kompetensi
rentang waktu untuk
yang dituju CP mapel bahwa ia sudah
mencapainya?
tersebut? memahami suatu konsep/
menguasai suatu
keterampilan?

5. 6. 7. 8.
Mengapa dalam teori Mengapa penting Apa yang sebaiknya
Apa kaitan Capaian
konstruktivisme, menentukan hasil yang dilakukan saat ada siswa
Pembelajaran dengan
kemampuan diinginkan terlebih dulu yang “tertinggal” Fase ?
pembelajaran yang
“Memahami” dianggap dalam penyusunan CP?
berpusat pada siswa?
sebagai level tertinggi?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

● Apakah sekolah dapat membuat CP sendiri?

Tidak. CP sifatnya terberi (given) dari pemerintah


dan tidak dapat diubah. Satuan pendidikan
diberikan keleluasaan untuk
menentukan/memodifikasi Kurikulum Operasional
Sekolah (KOS), Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur
Tujuan Pembelajaran (ATP), dan Modul Ajar
berdasarkan CP.

● Mengapa CP disusun menggunakan metode


Backward Design?

Dengan mengetahui tujuan akhir pembelajaran,


guru dapat merancang Tujuan Pembelajaran dan
Alur Tujuan Pembelajaran, asesmen, kegiatan
pembelajaran, dan instruksi yang tepat, bermakna,
relevan dengan kondisi siswa, dan efektif untuk
mencapai tujuan tersebut.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

• Mengapa CP disusun berdasarkan fase dan pengurangan konten • Apa yang dimaksud dengan kompetensi?
materi akan mendorong tercapainya kompetensi dan bukan
Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang
berarti penurunan standar? mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang
sesuai dengan standardisasi yang diharapkan (Badan Nasional
Pembelajaran berdasarkan fase merupakan penerapan dari prinsip Sertifikasi Profesi , 2014).
pembelajaran sesuai tahap capaian belajar atau yang dikenal juga Kompetensi adalah karakter individu yang dapat diukur dan
dengan istilah Teaching at The Right Level (mengajar pada tahap ditentukan untuk menunjukkan perilaku dan performa kerja
capaian yang sesuai). Rentang waktu belajar yang lebih lama tertentu pada diri seseorang (Spencer, McClelland & Spencer, 1994).
dalam Fase memberikan kesempatan siswa untuk benar-benar Kompetensi terbangun atas aspek kognitif yang berangkaian
memahami sebuah konsep dan mendalami sebuah keterampilan, dengan aspek afektif atau disposisi tentang ilmu pengetahuan yang
bukan sekadar mengejar ketuntasan materi/ berpusat pada guru dipelajarinya. Untuk membangun dan mengembangkan kompetensi,
dan konten. peserta didik perlu mendapatkan kesempatan untuk
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya dalam situasi
yang spesifik dan nyata (Glaesser, 2018)
Pengurangan materi merupakan konsekuensi untuk merancang
kurikulum yang lebih fleksibel dan berfokus pada kompetensi dan
• Bagaimana 6 aspek pemahaman dapat membantu saya merancang
karakter. Materi yang disampaikan harus esensial, relevan dengan asesmen dan kegiatan yang efektif membantu pemahaman siswa
kehidupan, dan bermakna untuk siswa. mencapai CP?

Pritchett dan Beatty (2015) menemukan bahwa peserta didik yang 6 Aspek/Facet Pemahaman merupakan cara untuk mengkonfirmasi
pemahaman siswa atas apa yang telah mereka pelajari. Jika siswa
mengalami kesulitan memahami konsep di kelas-kelas awal di melakukan salah satu dari keenam aspek/facet (mampu menjelaskan
sekolah dasar juga mengalami kesulitan di jenjang-jenjang , menginterpretasi, menerapkan, berempati, memiliki sebuah sudut
berikutnya. Artinya, padatnya materi pelajaran membawa pandang, atau memiliki pengenalan diri), berarti mereka telah
dampak yang panjang dan siswa kehilangan kesempatan untuk mendemonstrasikan sebuah tingkat pemahaman. Guru dapat
menggunakan 6 Aspek Pemahaman ini untuk menentukan bentuk
mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih tinggi. pemahaman yang perlu didemonstrasikan siswa/dapat di-ases.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

• Apakah semua mata pelajaran memiliki elemen yang sama • Bagaimana hubungan dan peran Elemen dengan
dengan pelajaran lainnya? kompetensi yang dituju CP?
Tidak selalu. Setiap mata pelajaran memiliki elemen yang Setiap elemen memiliki peran dan capaiannya masing-
berbeda-beda atau sama dengan mata pelajaran lain, masing untuk membangun pengetahuan, keterampilan,
tergantung dari karakteristik mata pelajaran itu sendiri atau sikap yang pada saling terhubung dan saling
• Apakah elemen CP sebuah mata pelajaran sama untuk semua menunjang membangun kompetensi seseorang agar
fase? dapat mencapai CP mata pelajaran tersebut. Elemen-
Ya, benar. Elemen dalam CP sebuah mata pelajaran sama dari elemen tersebut umumnya tidak bersifat hirarkis.
fase A-F. Yang membedakan adalah kompleksitas dan
kedalaman materinya, yang artinya kompetensi peserta didik • Apakah CP memuat Kompetensi Inti dan Kompetensi
pun berkembang dari fase ke fase. Dasar?
Sebagai contoh, dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
terdapat 4 elemen utama, yaitu: 1) menyimak, 2) membaca dan Tidak. CP dinyatakan dalam bentuk paragraf/narasi
memirsa, 3) berbicara dan merepresentasikan, dan 4) menulis. berisi kompetensi (kesatuan pengetahuan,
Sejak Fase A (kelas I-II SD/sederajat) hingga Fase F (kelas XI-XII keterampilan, dan sikap kunci) yang perlu dicapai oleh
SMA/sederajat), keempat elemen tersebut dipelajari dengan siswa di akhir sebuah fase.
tingkat kompleksitas kognitif yang terus berkembang

• Apakah CP menggantikan Standar Kompetensi Lulusan?


• Apakah sebuah kegiatan pembelajaran harus dapat meliputi
seluruh elemen CP mata pelajaran tersebut? Tidak. Dalam kerangka kurikulum, CP kedudukannya di
Tidak. Anda dapat menggunakan hanya 1-2 elemen saja dalam bawah SNP (Standar Nasional Pendidikan), setara
sebuah kegiatan. Yang terpenting, siswa dapat dengan KI-KD dalam Kurikulum 2013. CP disusun
mengembangkan kompetensi yang dituju elemen CP tersebut berdasarakan SKL dan Standar Isi.
dengan optimal.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

• Bagaimana apabila terdapat perbedaan kemampuan/ level • Apakah dengan sistem Fase, apakah siswa yang tertinggal Fase akan
Capaian Pembelajaran dalam suatu kelas? (Contoh: dalam mengalami tinggal kelas/tidak naik kelas?
kelas 5 ternyata masih ada siswa yang masih berada di fase B,
sementara yang lain sudah sesuai berada di fase C)
Tidak. Siswa tetap akan naik kelas dengan catatan perkembangan
Sangat penting untuk melakukan asesmen diagnostik baik masing-masing yang dapat dijadikan landasan untuk merancang
kognitif maupun non kognitif di awal pembelajaran (akan pembelajaran yang berdiferensiasi sesuai levelnya (Teaching at The
dibahas pada modul Asesmen). Hasil asesmen diagnostik ini
akan menentukan CP yang akan digunakan dalam kelas Right Level). Penelitian menunjukkan bahwa tinggal kelas tidak
tersebut. memberikan banyak manfaat untuk anak (capaian akademik mereka
tidak , malah menurunkan rasa percaya diri anak (self efficacy) tentang
Untuk mengatasinya dapat digunakan Pembelajaran kemampuannya untuk sukses secara akademik.
Berdiferensiasi. Sangat memungkinkan , dalam suatu kelas
digunakan 2 CP. Contoh:
1. Siswa dengan kemampuan umum digunakan CP fase • Apakah satuan pendidikan dapat membuat CP sendiri?
tersebut (contoh kelas 5 menggunakan CP fase C).
2. Siswa dengan kemampuan melampaui fase C tetap Tidak. CP sifatnya terberi (given) dari pemerintah dan tidak dapat
menggunakan fase C dengan pengayaan/ pendalaman.
Siswa dengan kemampuan ini juga dapat diajak untuk diubah.
berbagi kiat belajar dengan temannya (peer teaching)
3. Siswa yang masih berada di fase B menggunakan CP fase • Mengapa CP hanya memuat tujuan akhir pembelajaran dan rentang
B dengan dampingan guru (remedial) waktu untuk mencapainya?
Bagi peserta didik berkebutuhan khusus, apabila
mengalami hambatan intelegensi dapat menggunakan Setiap satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menentukan
CP pendidikan khusus, namun jika tidak mengalami Kurikulum Operasional Sekolah, Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan
hambatan intelegensi dapat menggunakan CP reguler Pembelajaran, dan Modul Ajar berdasarkan CP. dengan
dengan menerapkan prinsip modifikasi kurikulum
mempertimbangkan kekhasan, potensi, dan konteks sekolah, serta
kemampuan siswa dan gurunya.

Anda mungkin juga menyukai