Anda di halaman 1dari 89

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,

Riset, dan Teknologi

Merancang Pembelajaran
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Capaian Pembelajaran
CP dirumuskan dalam bentuk Fase, bukan per
tahun
CP selalu berpusat pada siswa, bukan pada
ketuntasan materi
Jenjang PAUD Jenjang SD Jenjang SMP Jenjang SMA/SMK
Fase Fondasi • Fase A (Kelas 1-2 SD) Fase D (Kelas 7-9 • Fase E (Kelas 10
Usia 5-6 tahun) SMP) SMA)
• Fase B (Kelas 3-4 SD) • Fase F (Kelas 11-
• Fase C (Kelas 5-6 SD) 12 SMA)
Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Maksud pendidikan itu adalah
menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak,
agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya baik
sebagai manusia, maupun
anggota masyarakat
(Ki Hadjar Dewantara, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.1, paragraf 4)
Agar berpihak pada anak dan menuntun mereka
pada kekuatan kodratnya,
Tujuan Pembelajaran harus memperhatikan
tahap perkembangan anak.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Pengertian CP
“Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi
pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap
fase, dimulai dari Fase Fondasi pada PAUD. Untuk Pendidikan
dasar dan menengah, CP disusun untuk setiap mata pelajaran.
Bagi peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan
intelektual dapat menggunakan CP pendidikan khusus. Peserta
didik berkebutuhan khusus tanpa hambatan intelektual
menggunakan CP reguler dengan menerapkan prinsip
modifikasi kurikulum.”
(lihat: Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 958 tahun 2020 Tentang Capaian Pembelajaran
Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Memahami Kurikulum
Menggunakan Backward Design

Dalam Kurikulum Merdeka tujuan


akhirnya adalah Profil Pelajar Pancasila.
Tujuan akhir ini kemudian diturunkan
menjadi kalimat CP (yang dibagi ke
dalam beberapa fase), lalu didetailkan
menjadi TP dan ATP sebelum masuk ke
proses perancangan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Untuk memahami kaitan dan


posisi Capaian Pembelajaran
(CP), Tujuan Pembelajaran (TP),
dan Alur Tujuan Pembelajaran
(ATP) dalam Kurikulum
Operasional, mari kita
memahami terlebih dahulu
konsep Backward Design.

Dengan demikian, harapannya


satuan pendidikan dapat
merumuskan TP dan ATP
secara mandiri, sesuai
karakteristik dan situasi masing-
masing.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Forward Design vs Backward Design


Lebih fokus pada Forward Design Backward Design
pengajaran (aktivitas)
daripada pembelajaran
itu sendiri
Pendekatan yang lebih
(output/outcome) Tujuan
Aktivitas Belajar disengaja dan
Pembelajaran terencana untuk
mencapai hasil yang
Bisa menjadi
diinginkan lebih
miskonsepsi bahwa
efektif
belajar adalah
Asesmen Asesmen
aktivitas

Padahal
pembelajaran adalah
pertimbangan yang Tujuan
Aktivitas Belajar
cermat terhadap Pembelajaran
makna aktivitasnya
Komponen Capaian Pembelajaran 1

Rasional Mata Pelajaran Tujuan Mata Pelajaran Karakteristik Mata Pelajaran


● Alasan mempelajari mapel Kemampuan yang ● Deskripsi umum tentang apa
tersebut perlu dicapai pelajar yang dipelajari dalam mata
● keterkaitan antara Mapel setelah mempelajari pelajaran 2
dengan salah satu (atau mata pelajaran ● Elemen-elemen (strands) atau
lebih) Profil Pelajar Pancasila tersebut domain mata pelajaran serta
deskripsinya

Capaian dalam setiap fase secara keseluruhan Capaian setiap fase menurut elemen 3
Kompetensi pembelajaran yang harus dicapai Dibuat dalam bentuk matriks. Setiap elemen
peserta didik pada setiap fase. Dibuat dalam dipetakan menurut perkembangan siswa
bentuk pernyataan yang disajikan dalam paragraf
yang utuh.
4
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Bentuk Pemahaman Dalam CP


Prinsip penyusunan CP menggunakan pendekatan konstruktivisme yang membangun
pengetahuan dan berdasarkan pengalaman nyata dan kontekstual. Menurut teori
belajar konstruktivisme (constructivist learning theory), pengetahuan bukanlah
kumpulan atau seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah untuk diingat.

Konsep “Memahami” dalam Capaian Pembelajaran (CP) dalam konstruktivisme adalah


proses membangun pengetahuan melalui pengalaman nyata. Pemahaman tidak
bersifat statis, tetapi berevolusi dan berubah secara konstan sepanjang siswa
mengonstruksikan pengalaman-pengalaman baru yang memodifikasi pemahaman
sebelumnya
Jika mengacu kepada teori konstruktivisme, kemampuan memahami ada di level paling
tinggi, berbeda jika mengacu pada Taksonomi Bloom yang menempatkan kemampuan
memahami di level C2.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Menurut Tighe
dan Wiggins,
pemahaman dapat
ditunjukkan
melalui kombinasi
dari enam
kemampuan
berikut ini:
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP M

Matematika Fase B elemen Bilangan


Peserta didik menunjukkan Penjelasan Mendeskripsikan makna dari bilangan 10.000 dengan
T
Explanation kata-kata sendiri, mengaitkan dengan nilai tempat,
pemahaman dan intuisi bilangan mengurutkan dan membandingkan bilangan 10.000
(number sense) untuk bilangan cacah dengan bilangan lain
sampai dengan 10.000. Mereka dapat
Interpretasi Menerjemahkan makna 10.000 menggunakan gambar W
membaca, menulis, menentukan nilai
Interpretation
tempat, membandingkan,
mengurutkan, menggunakan nilai Aplikasi Menggunakan pemahaman 10.000 untuk memecahkan
Application masalah dalam dunia nyata (misalnya berbelanja di
tempat, melakukan komposisi dan
kantin dengan uang Rp.10.000,00 atau soal cerita/ T
dekomposisi bilangan. Mereka juga simulasi jual-beli)
dapat menyelesaikan masalah
Perspektif Menemukan berbagai cara berbeda untuk mendapatkan
berkaitan dengan uang menggunakan
Sumber: OECD (2018)

Perspective nilai 10.000


ribuan sebagai satuan. F
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan


berbagai strategi dan pendekatan untuk menyusun tujuan
pembelajaran (TP) dan alur tujuan pembelajaran (ATP).

Yang harus diperhatikan, TP dan ATP harus memenuhi


kriteria-kriteria ini.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Tujuan Pembelajaran (TP), terdiri dari:

1.Kompetensi → kemampuan yang mencakup sikap,


pengetahuan, dan keterampilan yang dapat
didemonstrasikan peserta didik
2.Konten → ilmu pengetahuan inti / konsep utama
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Kriteria Alur Tujuan Pembelajaran (ATP):

1. Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi


yang harus dikuasai
2. ATP dalam 1 fase menggambarkan cakupan dan tahapan

pembelajaran yang linear


3. ATP keseluruhan fase menggambarkan cakupan dan

tahapan pembelajaran antarfase


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Anderson dan
Krathwohl
mengelompokkan
kemampuan
kognitif menjadi
tahapan-tahapan
berikut
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Ada 6 level taksonomi menurut Marzano:


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Alur tujuan pembelajaran adalah tujuan-tujuan pembelajaran yang telah disusun.


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Merumuskan TP dan ATP dari kalimat CP

1. Rumusan TP mengacu pada kompetensi dan konten pada CP


2. Rumusan kalimat TP dapat mengambil referensi dari berbagai
sumber → catatan penting: KepSek/Guru mampu memahami
kalimat tersebut.
3. Identifikasi dimensi Profil Pelajar Pancasila yang dapat terkait
dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

(goals, bukan objectives);


Langkah spesifik dan terukur yang di butuhkan untuk mencapai tujuan tersebut

Alur tujuan pembelajaran sebenarnya memiliki fungsi yang serupa dengan apa
yang dikenal selama ini sebagai “silabus”,yaitu untuk perencanaan dan pengaturan
pembelajaran dan asesmen secara garis besar untuk jangka waktu satu tahun

Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian CP, bukan profil pelajar
Pancasila dan tidak perlu dilengkapi dengan pendekatan/strategi pembelajaran
(pedagogi).
Tidak ada format komponen yang ditetapkan oleh pemerintah. Komponen alur tujuan
pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan satuan pendidikan yang mudah dimengerti
oleh pendidik.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

ELEMEN BILANGAN
Pada akhir fase B,
Peserta didik menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan cacah
sampai 10.000. Mereka dapat membaca,menulis, menentukan nilai tempat, membandingkan,
mengurutkan, menggunakan nilai tempat, melakukan komposisi dan dekomposisi bilangan tersebut.
Mereka juga dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan uang menggunakan ribuan sebagai
satuan.Peserta didik dapat melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai
1.000. Mereka dapat melakukan operasi perkalian dan pembagian bilangan cacah sampai 100
menggunakan benda-benda konkret, gambar dan simbol matematika. Mereka juga dapat
menyelesaikan masalah berkaitan dengan kelipatan dan faktor. Peserta didik dapat membandingkan
dan mengurutkan antar-pecahan dengan pembilang satu, dan antar-pecahan dengan penyebut
yang sama. Mereka dapat mengenali pecahan senilai menggunakan gambar dan simbol matematika.
Peserta didik menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan desimal.
Mereka dapat menyatakan pecahan desimal persepuluhan dan perseratusan, serta menghubungkan
pecahan desimal perseratusan dengan konsep persen.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Komponen Modul Ajar
Penulisan modul ajar bertujuan untuk memandu pendidik untuk melaksanakan proses pembelajaran.
Komponen dalam modul ajar ditentukan oleh pendidik berdasarkan kebutuhannya. Secara umum modul ajar
memiliki komponen sebagai berikut:
Informasi umum Komponen inti Lampiran

● Identitas penulis modul ● Tujuan pembelajaran ● Lembar kerja peserta didik


● Kompetensi awal ● Asesmen ● Pengayaan dan remedial
● Profil Pelajar Pancasila ● Pemahaman bermakna ● Bahan bacaan pendidik dan
● Sarana dan prasarana ● Pertanyaan pemantik peserta didik
● Target peserta didik ● Kegiatan pembelajaran ● Glossarium
● Model pembelajaran yang ● Refleksi peserta didik dan ● Daftar pustaka
digunakan pendidik

Tidak semua komponen di atas wajib tercantum dalam modul ajar yang dikembangkan oleh pendidik.
Pendidik di satuan pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul
ajar sesuai dengan konteks lingkungan dan kebutuhan belajar peserta didik. 42
Apabila pendidik menggunakan
modul ajar, maka ia tidak perlu
membuat RPP karena komponen-
komponen dalam modul ajar
meliputi komponen-komponen
dalam RPP atau lebih lengkap
daripada RPP.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Contoh Cuplikan Modul Ajar MA untuk Kelas 4
IPAS
35 JP
Profil Pelajar Pancasila:
● Bernalar kritis Asesmen sumatif:
● Mandiri Menunjukkan pemahaman mengenai pengaruh
siklus air dalam presentasi dan pameran karya.
Tujuan Pembelajaran:
Peserta didik mengidentifikasi urutan siklus air. Indikator asesmen sumatif:
Peserta didik mendeskripsikan pengaruh siklus air dalam kehidupan sehari-hari.
Memberikan gambaran informasi detail dan
akurat, relevan, dan berhubungan dengan topik. Tautan MA IPAS Kelas 4
Asesmen Diagnostik: Siklus Air
Presentasi berisi pesan yang jelas dipahami
Menjawab tiga pertanyaan tentang siklus air.
audiens.

Urutan Kegiatan

Apa yang terjadi apabila Apa sajakah fungsi air bagi Bagaimana proses terjadinya Bagaimana cara Apa masalah yang terjadi Bagaimana menunjukan
tidak ada air? makhluk hidup di muka daur air? memperoleh air bersih? tentang air? pemahaman tentang
bumi? pengaruh siklus air?

Aktivitas 1: Diskusi fungsi air Aktivitas 2: Curah pendapat Aktivitas 3: Aktivitas 4: Praktek Aktivitas 5: Riset kelompok Aktivitas 6: Pameran dan
untuk manusia. tentang fungsi air. Eksperimen daur air. penyaringan air bersih. tentang air bersih. Presentasi pemahaman.
Formatif asesmen Formatif asesmen Formatif asesmen

Asesmen sumatif memberikan pilihan dalam membuat produk presentasi, bisa dengan menulis laporan ilmiah, membuat rekaman sandiwara
Contoh penerapan penyesuaian
radio, rekaman siaran atau poster/ infografis. Dalam eksperimen daur air, guru memberikan pilihan menantang sesuai dengan tingkat kesiapan
pembelajaran dan pengembangan PPP
peserta didik, dengan tiga kegiatan eksperimen yang berbeda.
45
Contoh Cuplikan Modul Ajar MA untuk Kelas 3 Matematika 12 JP

Profil Pelajar Pancasila: Aktivitas 1 (Kinerja)


● Bernalar kritis Mengukur panjang dengan satuan baku (mm, cm, dan m) pada objek yang
● Mandiri ditemukan dalam kehidupan sehari-hari

Aktivitas 2 (Tes)
Tujuan pembelajaran
Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan panjang dengan satuan baku
● Mengukur panjang dengan satuan
(mm, cm, dan m)
baku (mm, cm, dan m) serta Asesmen Sumatif
mengukur keliling bidang datar Menggambar denah rumah dengan
Aktivitas 3 (Kinerja)
dengan menambahkan semua menyertakan ukuran panjang dengan
Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan keliling segiempat, segitiga,
rusuknya. satuan baku dan luas (dengan
dan segibanyak dengan menambahkan panjang rusuk-rusuk bidang
● Mengukur luas dengan menghitung jumlah bujur sangkar) pada
menghitung jumlah bujur sangkar kertas isometrik.
berukuran 1 cm2 yang menutup Aktivitas 4 (Kinerja)
bidang datar Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan luas suatu gambar benda
dengan menghitung jumlah bujur sangkar berukuran 1 cm2 yang menutup
bidang datar

Aktivitas 5 (Sumatif 2 : Proyek)


Menggambar denah rumah dengan menyertakan ukuran panjang dengan
satuan baku dan luas (dengan menghitung jumlah bujur sangkar) pada kertas
Asesmen Diagnostik: isometrik.
Tes :
● Operasi hitung (Penjumlahan,
pengurangan, perkalian, pembagian) Diskusi dan kegiatan berkelompok dibagi berdasarkan kelompok dengan kesiapan yang berbeda,
● Konversi satuan (meter ke centimeter, Contoh penerapan penyesuaian sehingga pembelajaran sesuai dengan tingkat kesiapan peserta didik.
cm ke milimeter) pembelajaran dan pengembangan Kegiatan observasi sekitar, diskusi dengan pertanyaan pemantik adalah pembelajaran yang
PPP membangun elemen bernalar kritis dan juga mandiri dengan melibatkan peserta didik dalam
Untuk mengidentifikasi kemampuan berhitung diskusi dan pemilihan bentuk untuk tugas asesmen sumatif.
dan pemahaman hubungan antar satuan
panjang.
46
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Asesmen formatif
1. Asesmen formatif, yaitu asesmen yang bertujuan untuk memberikan informasi atau
umpan balik bagi pendidik dan peserta didik untuk memperbaiki proses belajar.
Asesmen di awal pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui kesiapan peserta didik
untuk mempelajari materi ajar dan mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan.
Asesmen ini termasuk dalam kategori
asesmen formatif karena ditujukan untuk kebutuhan guru dalam merancang pembelajaran,
tidak untuk keperluan penilaian hasil belajar peserta didik yang dilaporkan dalam rapor.

b. Asesmen di dalam proses pembelajaran yang dilakukan selama proses pembelajaran


untuk mengetahui perkembangan peserta didik dan sekaligus pemberian umpan balik yang
cepat. Biasanya asesmen ini dilakukan sepanjang atau di tengah kegiatan/langkah
pembelajaran, dan dapat juga dilakukan di akhir langkah pembelajaran. Asesmen ini juga
termasuk dalam kategori asesmen formatif.
Asesmen di awal

ASESMEN FORMATIF pembelajaran yang


dilakukan untuk
mengetahui kesiapan Pembelajaran
peserta didik untuk terdiferensiasi
mempelajari
materi ajar dan
Asesmen dilakukan untuk mencapai tujuan
mencari bukti ataupun dasar pembelajaran yang
pertimbangan direncanakan.
tentang ketercapaian tujuan
pembelajaran.
Maka dari itu, pendidik
dianjurkan untuk
Asesmen di dalam proses
melakukan asesmen- pembelajaran yang
asesmen berikut dilakukan
selama proses
pembelajaran untuk
mengetahui perkembangan
peserta
didik dan sekaligus
pemberian umpan
balik yang cepat.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Penerapan Tangga Umpan Balik Berorientasi


Pola Pikir Bertumbuh (Growth Mindset)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Asesmen sumatif
2. Asesmen sumatif, yaitu asesmen yang dilakukan untuk memastikan
ketercapaian keseluruhan tujuan pembelajaran.Asesmen ini dilakukan
pada akhir proses pembelajaran atau dapat juga dilakukan sekaligus
untuk dua atau lebih tujuan pembelajaran, sesuai dengan
pertimbangan pendidik dan kebijakan satuan pendidikan.

Berbeda dengan asesmen formatif, asesmen sumatif menjadi bagian


dari perhitungan penilaian di akhir
semester, akhir tahun ajaran, dan/atau akhir jenjang .
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
JENIS
ASSESMEN
T
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

KRITERIA

Interval
Deskripsi Rubrik
nilai
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Nama Anggota Kelompok :


Bidang studi / fase yang dianalisis :

Kalimat CP Materi Inti (konten) Kompetensi (keterampilan)

1. 1.
2. 2.
3. 3.
dst dst

Rumusan Kalimat TP dari hasil analisa CP :


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Lembar Kerja Ruang Kolaborasi 2: Membuat ATP berdasarkan dokumen TP (contoh)
Identitas Kelompok:
Bidang studi/Fase/Kelas:

Karakteristik/potensi
Perkiraan Dimensi Profil Pelajar Pancasila
Tujuan Pembelajaran (berdasarkan CP) sekolah yang terkait
Jumlah JP yang terkait
topik

Peserta didik mengamati fenomena dan pristiwa di


lingkungan sekitar 5jp Berfikiran Kritis Kreatif

Peserta didik mendiskusikan hasil amatan fenomena dan


pristiwa di lingkungan sekitar
     

Peserta didik mengkomunikasikan hasil pengamatan


fenomena dan pristiwa di lingkungan sekitar
     
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Lembar Kerja Ruang Kolaborasi 2: Membuat ATP berdasarkan dokumen TP (contoh)
Riset, dan Teknologi
Identitas Kelompok:
Bidang studi/Fase/Kelas:

Karakteristik/potensi
Perkiraan Dimensi Profil Pelajar sekolah yang terkait
Tujuan Pembelajaran *(diambil dari elemen CP)
Jumlah JP Pancasila yang terkait topik *(diambil dari visi
sekolah)
Penilaian
formatif
Peserta didik mengamati fenomena dan pristiwa di lingkungan sekitar
5jp Berfikiran Kritis Kreatif

Peserta didik mendiskusikan hasil amatan fenomena dan pristiwa di


lingkungan sekitar
     
Peserta didik mengkomunikasikan hasil pengamatan fenomena dan
pristiwa di lingkungan sekitar      
Peserta didik membandingkan hasil amatan tentang fenomen dan
pristiwa alam dari kelompok lain      
Peserta didik membuat pertanyaan tentang fenomena dan pristiwa
alam yang berbeda dengan amatannya      
Peserta didik menjawab pertanyaan tentang fenomena alam dan
pristiwa alam yang ditanyakan oleh kelompok lain      
Presentasi hasil dari mengamati, mengkomunikasikan,
membandingkan terkait fenomena alam berupa tulisan maupun
Penilaian Sumatif lisan
Membuat diorama terkait siang dan malam
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Anda mungkin juga menyukai