Tujuan Pembelajaran
(TP) dan Alur Tujuan
Pembelajaran (ATP)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Jenjang/ SMA
Kelas SD (1-2) SD (3-4) SD (5-6) SMP (7-9) SMA (10) (11-12)
Usía
mental ≤7 tahun ±8 tahun ±8 tahun ±9 tahun ±10 tahun ±10 tahun
Kurikulum operasional di satuan pendidikan memuat seluruh rencana proses belajar yang
diselenggarakan di satuan pendidikan, sebagai pedoman seluruh penyelenggaraan
pembelajaran. Untuk menjadikannya bermakna, kurikulum operasional satuan pendidikan
dikembangkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta didik dan satuan pendidikan.
Kurikulum Operasional
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi Projek
CP Penguatan Profil
Pelajar Pancasila
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Menganalisis
Capaian
Pembelajaran
(CP) untuk
menyusun Tujuan
Pembelajaran dan
Alur Tujuan
Pembelajaran
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Seperti apakah standar acuan kompetensi Capaian Pembelajaran (CP) adalah kompetensi pembelajaran
dalam pembelajaran paradigma baru? yang harus dicapai peserta didik pada setiap tahap
perkembangan untuk setiap mata pelajaran pada satuan
pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Capaian pembelajaran memuat sekumpulan
kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara
komprehensif dalam bentuk narasi. Menyesuaikan tahap
perkembangan peserta didik pemetaan capaian pembelajaran
dibagi dalam fase usia.
Sinkronisasi Jenjang, Usia Mental
Fase Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F
Jenjang/ SMA
Kelas SD (1-2) SD (3-4) SD (5-6) SMP (7-9) SMA (10) (11-12)
Usía mental ≤7 tahun ±8 tahun ±8 tahun ±9 tahun ±10 tahun ±10 tahun
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Tujuan kegiatan menganalis hasil asesmen diagnostik dan Capaian Pembelajaran (CP) adalah
untuk mendapatkan peta kompetensi yang akan menjadi rujukan pelaksanaan pembelajaran.
Tim pengembang kurikulum dalam satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai strategi
untuk merumuskan Tujuan Pembelajaran (TP) dan memetakan Alur Tujuan Pembelajaran
(ATP) dengan memenuhi kriteria berikut:
Strategi 1
Merumuskan Tujuan Pembelajaran (TP) untuk Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
1.Melakukan analisis CP mata pelajaran pada fase yang akan dipetakan • Dalam merumuskan tujuan pembelajaran
berdasarkan hasil asesmen diagnostik yang dilakukan oleh Tim pendidik merujuk pada kompetensi yang
Pengembang Kurikulum. tercantum pada CP.
2.Mengidentifikasi kompetensi-kompetensi di akhir fase.
3.Mengidentifikasi kompetensi-kompetensi dasar yang perlu dikuasai • Merumuskan kalimat tujuan pembelajaran
peserta didik sebelum peserta didik mencapai kompetensi di akhir fase. dapat mengambil referensi dari berbagai
4.Merumuskan TP dengan mempertimbangkan kompetensi yang akan sumber atau memadukan tujuan pembelajaran
dicapai, konten yang akan dipelajari dan variasi keterampilan berpikir dari berbagai kurikulum.
apa yang perlu dikuasai peserta didik untuk mencapai tujuan
• Identifikasi dimensi Profil Pelajar Pancasila
pembelajaran.
yang mungkin terkait dengan kompetensi yang
5.Mengidentifikasi elemen dan atau sub-elemen Profil Pelajar Pancasila
ingin dicapai.
yang sesuai dengan Tujuan Pembelajaran yang dirumuskan.
6.Menyusun tujuan pembelajaran secara linear sebagaimana urutan
kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari untuk
mengukur CP.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Strategi 2
Merumuskan Tujuan Pembelajaran (TP) untuk Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
• Peserta didik dapat membaca cerita pendek dengan lafal yang jelas dan intonasi yang tepat,
memperhatikan volume suara saat berbicara.
• Peserta didik dapat melengkapi cerita pendek sesuai dengan cerita yang dibacakan.
• Peserta didik dapat menceritakan pengalaman dengan runut.
Catatan:
● Kata kerja yang menunjukkan keterampilan/ aksi.
● Konten yang dipelajari.
Tim pengembang kurikulum menganalisis naskah Capaian Strategi untuk merancang ATP:
1 Pembelajaran (CP) mata pelajaran yang menjadi fokus ● Melakukan kegiatan kolaborasi dengan
berdasarkan hasil asesmen diagnostik. melibatkan seluruh pendidik yang
berkepentingan dipimpin oleh koordinator
kurikulum atau pimpinan sekolah.
● Memeriksa kembali keterbacaan dokumen
2 Mengidentifikasi kompetensi-kompetensi yang terdapat di ATP yang bisa dilakukan dengan cara
bertukar dengan pendidik dari mata pelajaran
dalam CP per fase. lain, untuk mendapatkan perspektif berbeda
dan masukan dari pihak lain yang bukan
Mengidentifikasi kompetensi-kompetensi yang perlu dikuasai penyusun.
3 sebelum mencapai kompetensi pada akhir fase. ● Penyusunan ATP cukup di dalam fase, tidak
perlu merumuskan ATP per kelas, pendidik
bisa menjabarkan lebih detail TP di modul
ajar.
Membuat peta belajar dengan mengurutkan TP dari awal
4
hingga akhir suatu fase.
Contoh Hasil Pemetaan CP ke dalam TP dan ATP
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Menyebutkan makna kata- Mengulang kembali Mengidentifikasi tokoh Mengidentifikasi bagian- Menemukan potongan Menemukan gagasan
kata baru dalam konteks informasi dari teks cerita dalam cerita bagian dalam surat teks wawancara dalam pikiran dari teks aural dan
kalimat sederhana dengan pengalaman. berdasarkan teks cerita pribadi. paragraf naratif. visual.
gambar. sederhana dengan
bantuan gambar.
Menyebutkan makna kata- Menjelaskan kembali Menceritakan kembali isi Membuat surat pribadi Mengidentifikasi ide pokok Mengembangkan gagasan
kata baru dalam konteks informasi dari teks cerita cerita sesuai dengan sesuai dengan bagian- teks wawancara. pikiran teks aural dan
kalimat sederhana tanpa pengalaman dengan teks cerita sederhana bagian surat dengan visual ke dalam 2 kalimat
gambar. bahasa sendiri. dengan bahasa menggunakan bahasa sederhana.
sederhana. sederhana.
Analisa
Asesmen
Diagnosis
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Capaian Pembelajaran
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Alur
Pembelajaran
Fase
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Asesmen Diagnostik
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Asesmen
Diagnostik
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Asesmen diagnostik pada pendidikan khusus sebelumnya dikenal dengan istilah asesmen. Asesmen
diagnostik harus dilakukan karena karakteristik dan jenis kebutuhan khusus yang beragam,
sehingga program pembelajaran yang dirancang sesuai dengan kondisi peserta didik.
Proses asesmen ini dilakukan untuk mencari berbagai informasi mengenai kondisi peserta didik
seperti apa yang sudah dikuasai, apa yang belum dikuasai, dan apa yang dibutuhkan. Asesmen
diagnostik meliputi kemampuan akademik dan non akademik. Asesmen akademik terkait dengan
kemampuan membaca, menulis, berhitung dan/atau materi pelajaran. Asesmen non akademik
berkaitan dengan perkembangan (seperti bahasa, sosial, emosi, dan motorik), bakat, dan minat.
Hasil dari asesmen diagnostik dijadikan dasar untuk menentukan kedudukan peserta didik pada fase
dalam CP yang sesuai dengan kemampuannya, Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), Modul Ajar (MA),
menyusun Rencana Pembelajaran.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Terima Kasih