Anda di halaman 1dari 39

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,

Riset, dan Teknologi

Keterampilan Guru Abad 21


Dalam Kurikulum Merdeka

Dr. Achyar, M.Pd


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Keterampilan Guru Abad 21


Keterampilan inti yang wajib dikuasai Guru:
1. Keterampilan berpikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah atau sering
dikenal dengan critical thinking and problem solving.
2. Keterampilan bekerjasama dan berkomunikasi dengan baik atau sering
dikenal dengan collaboration and communication.
3. Keterampilan berpikir kreatif dan mengembangkan imajinasi atau sering
dikenal dengan creativity and imagination.
4. Keterampilan untuk menjadi warga negara yang baik atau sering dikenal
denan citizenship.
5. Kemampuan atau keterampilan untuk dapat memahami dan menggunakan
informasi dari berbabagai sumber untuk ditampilkan di Internet atau sering
dikenal dengan digital literacy.
6. kompetensi untuk mengembangkan potensi siswa atau sering dikenal
dengan student leadership and personal development.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Empat pilar pendidikan untuk menghadapi abad 21:

Learning to how (belajar untuk mengetahui)

Learning to do (belajar untuk melakukan)

Learning to be (belajar untuk mengaktualisasikan diri sebagai individu mandiri


yang berkepribadian)

Learning to live together (berjalan untuk hidup bersama)


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Menurut International Society for Technology in Education, karakteristik


keterampilan guru abad 21 era informasi ciri utamanya dalam 5 kategori:

1. Mampu memfasilitasi dan menginspirasi belajar dan kreativitas siswa


2. Merancang dan mengembangkan pengalaman belajar dan asesmen era digital
3. Menjadi model cara belajar dan bekerja di era digital
4. Mendorong dan menjadi model tanggung jawab dan masyarakat digital
5. Berpartisipasi dalam pengembangan dan kepemimpinan profesional
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Tujuan Pembelajaran
(TP) dan Alur Tujuan
Pembelajaran (ATP)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Capaian Pembelajaran ditetapkan oleh pemerintah, merupakan kompetensi pembelajaran


Capaian Pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap tahap perkembangan untuk setiap mata
pelajaran pada satuan pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Capaian pembelajaran memuat sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun
secara komprehensif dalam bentuk narasi.
Pemetaan capaian pembelajaran dibagi dalam fase usia dengan menyesuaikan usia mental.

Fase Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F

Jenjang/ SMA
Kelas SD (1-2) SD (3-4) SD (5-6) SMP (7-9) SMA (10) (11-12)

Usía
mental ≤7 tahun ±8 tahun ±8 tahun ±9 tahun ±10 tahun ±10 tahun

Kurikulum operasional di satuan pendidikan memuat seluruh rencana proses belajar yang
diselenggarakan di satuan pendidikan, sebagai pedoman seluruh penyelenggaraan
pembelajaran. Untuk menjadikannya bermakna, kurikulum operasional satuan pendidikan
dikembangkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta didik dan satuan pendidikan.
Kurikulum Operasional
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi Projek
CP Penguatan Profil
Pelajar Pancasila
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Menganalisis
Capaian
Pembelajaran
(CP) untuk
menyusun Tujuan
Pembelajaran dan
Alur Tujuan
Pembelajaran
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Seperti apakah standar acuan kompetensi Capaian Pembelajaran (CP) adalah kompetensi pembelajaran
dalam pembelajaran paradigma baru? yang harus dicapai peserta didik pada setiap tahap
perkembangan untuk setiap mata pelajaran pada satuan
pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Capaian pembelajaran memuat sekumpulan
kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara
komprehensif dalam bentuk narasi. Menyesuaikan tahap
perkembangan peserta didik pemetaan capaian pembelajaran
dibagi dalam fase usia.
Sinkronisasi Jenjang, Usia Mental
Fase Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F
Jenjang/ SMA
Kelas SD (1-2) SD (3-4) SD (5-6) SMP (7-9) SMA (10) (11-12)

Usía mental ≤7 tahun ±8 tahun ±8 tahun ±9 tahun ±10 tahun ±10 tahun
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Tujuan kegiatan menganalis hasil asesmen diagnostik dan Capaian Pembelajaran (CP) adalah
untuk mendapatkan peta kompetensi yang akan menjadi rujukan pelaksanaan pembelajaran.
Tim pengembang kurikulum dalam satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai strategi
untuk merumuskan Tujuan Pembelajaran (TP) dan memetakan Alur Tujuan Pembelajaran
(ATP) dengan memenuhi kriteria berikut:

Kriteria Tujuan Pembelajaran (TP) idealnya terdiri dari 3 komponen berikut


Untuk menyusun rencana
● Kompetensi yaitu kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
pembelajaran, jabaran
kompetensi pada Capaian dapat didemonstrasikan oleh peserta didik yang menunjukkan peserta didik telah berhasil
Pembelajaran perlu dipetakan mencapai tujuan pembelajaran.
ke dalam tujuan pembelajaran ● Konten yaitu ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami di akhir satu unit
dan alur tujuan pembelajaran. pembelajaran.
Peta kompetensi tersebut ● Variasi Keterampilan Berpikir yaitu tingkat kompetensi berpikir yang perlu dikuasai peserta
kemudian digunakan sebagai didik untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran.
acuan untuk mengembangkan
perangkat ajar. Kriteria alur tujuan Pembelajaran:
● Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik
● Alur tujuan pembelajaran dalam satu fase menggambarkan cakupan dan tahapan
pembelajaran yang linear dari awal hingga akhir fase.
● Alur tujuan pembelajaran pada keseluruhan fase menggambarkan cakupan dan tahapan
pembelajaran yang menggambarkan tahapan perkembangan kompetensi antar
fase dan jenjang
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Strategi 1
Merumuskan Tujuan Pembelajaran (TP) untuk Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)

Strategi merumuskan Tujuan Pembelajaran (TP): Saran:

1.Melakukan analisis CP mata pelajaran pada fase yang akan dipetakan • Dalam merumuskan tujuan pembelajaran
berdasarkan hasil asesmen diagnostik yang dilakukan oleh Tim pendidik merujuk pada kompetensi yang
Pengembang Kurikulum. tercantum pada CP.
2.Mengidentifikasi kompetensi-kompetensi di akhir fase.
3.Mengidentifikasi kompetensi-kompetensi dasar yang perlu dikuasai • Merumuskan kalimat tujuan pembelajaran
peserta didik sebelum peserta didik mencapai kompetensi di akhir fase. dapat mengambil referensi dari berbagai
4.Merumuskan TP dengan mempertimbangkan kompetensi yang akan sumber atau memadukan tujuan pembelajaran
dicapai, konten yang akan dipelajari dan variasi keterampilan berpikir dari berbagai kurikulum.
apa yang perlu dikuasai peserta didik untuk mencapai tujuan
• Identifikasi dimensi Profil Pelajar Pancasila
pembelajaran.
yang mungkin terkait dengan kompetensi yang
5.Mengidentifikasi elemen dan atau sub-elemen Profil Pelajar Pancasila
ingin dicapai.
yang sesuai dengan Tujuan Pembelajaran yang dirumuskan.
6.Menyusun tujuan pembelajaran secara linear sebagaimana urutan
kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari untuk
mengukur CP.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Strategi 2
Merumuskan Tujuan Pembelajaran (TP) untuk Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)

Strategi merumuskan Tujuan Pembelajaran (TP):


Yang perlu diperhatikan dalam
1 Tim Pengembang Kurikulum menganalisis Capaian Pembelajaran (CP) mata merumuskan TP:
pelajaran. ● Gunakan kata kerja dari taksonomi
belajar untuk menggambarkan tingkat
(degree) kompetensi peserta didik.
Taksonomi belajar: Anderson dan
Krathwohl, Marzano & Kendall, UbD Six
2 Menurunkan CP dengan cara mengurai menjadi beberapa TP yang diajarkan dalam Facet, The SOLO.
setiap fase. ● Pilih materi yang kontekstual yaitu yang
dekat dengan kehidupan dan
karakteristik lingkungan sekitar peserta
didik .
3 Kata kerja operasional yang digunakan menggambarkan kompetensi yang
dapat diukur.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh Tujuan Pembelajaran


Contoh:
(Contoh kasus bagi peserta didik dengan keterbatasan intelektual tanpa gangguan/hambatan bicara)

• Peserta didik dapat membaca cerita pendek dengan lafal yang jelas dan intonasi yang tepat,
memperhatikan volume suara saat berbicara.
• Peserta didik dapat melengkapi cerita pendek sesuai dengan cerita yang dibacakan.
• Peserta didik dapat menceritakan pengalaman dengan runut.

Catatan:
● Kata kerja yang menunjukkan keterampilan/ aksi.
● Konten yang dipelajari.

● Variasi luaran yang dihasilkan.


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Merancang Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)

Prosedur merancang ATP berdasarkan Fase:

Tim pengembang kurikulum menganalisis naskah Capaian Strategi untuk merancang ATP:
1 Pembelajaran (CP) mata pelajaran yang menjadi fokus ● Melakukan kegiatan kolaborasi dengan
berdasarkan hasil asesmen diagnostik. melibatkan seluruh pendidik yang
berkepentingan dipimpin oleh koordinator
kurikulum atau pimpinan sekolah.
● Memeriksa kembali keterbacaan dokumen
2 Mengidentifikasi kompetensi-kompetensi yang terdapat di ATP yang bisa dilakukan dengan cara
bertukar dengan pendidik dari mata pelajaran
dalam CP per fase. lain, untuk mendapatkan perspektif berbeda
dan masukan dari pihak lain yang bukan
Mengidentifikasi kompetensi-kompetensi yang perlu dikuasai penyusun.
3 sebelum mencapai kompetensi pada akhir fase. ● Penyusunan ATP cukup di dalam fase, tidak
perlu merumuskan ATP per kelas, pendidik
bisa menjabarkan lebih detail TP di modul
ajar.
Membuat peta belajar dengan mengurutkan TP dari awal
4
hingga akhir suatu fase.
Contoh Hasil Pemetaan CP ke dalam TP dan ATP
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Asesmen Tujuan Pembelajaran Alur Tujuan


Capaian Pembelajaran
Diagnostik Pembelajaran
Bahasa Indonesia Fase A: Kelas
Kesimpulan Asesmen 1 dan 2
Diagnostik Usia mental ≤7 Tahun
Pada akhir fase A, peserta didik mampu
Melani adalah peserta berbahasa sederhana untuk berkomunikasi,
didik kelas 7, Fase A, memahami instruksi lisan sederhana, kata-
kata yang ditemui dalam kehidupan sehari-
memiliki diagnosa hari dan kata-kata baru yang dibacakan
Tunagrahita. Dapat bicara dengan atau tanpa bantuan gambar. Peserta
dengan jelas. didik mampu melafalkan kata dan dapat
dipahami, bertanya jawab berdasarkan topik
Ia masih dalam tahap sederhana.
membaca permulaan, Peserta didik mampu memahami teks cerita
sudah mengenal huruf, sederhana (tiga kata) dan teks deskripsi
tetapi belum konsisten sederhana serta melakukan kegiatan
pramenulis seperti: memegang alat tulis,
dalam membaca pola kata menggambar, membuat coretan yang
KVKV. bermakna, menulis di udara, menebalkan
huruf, menyalin huruf, menyalin suku kata
dan kata sederhana.

Cuplikan CP, TP, dan ATP


Contoh Hasil Pemetaan CP ke dalam TP dan ATP
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Capaian Tujuan Pembelajaran


Asesmen Alur Tujuan
Pembelajaran
Diagnostik Pembelajaran
Fase A
Kelas 1 Kelas 2 Alur Tujuan Pembelajaran
1.1. Menirukan ucapan atau 2.1. Melafalkan atau
mengisyaratkan mengisyaratkan kata dari
kata-kata yang diucapkan kartu kata dan gambar yang Akhir
Awal Tujuan Tujuan Tujuan
pendidik dengan tersedia Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran Fase A
Fase A
benar 1. 1.2 1.3 Kelas 1
Kelas 1 1

1.2.Menyebutkan atau 2.2. Menyebutkan atau


mengisyaratkan nama benda mengisyaratkan kata dari
berdasarkan gambar yang benda yang ada di sekitar
ditunjukkan oleh pendidik
kelas Awal Akhir
dengan Tujuan Tujuan Tujuan
benar Fase A Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran Fase A
Kelas 2 2. 2.2 2.3 Kelas 2
1.3. Melakukan percakapan 2.3.Melakukan percakapan 1
dengan menjawab pertanyaan sederhana
berkaitan dengan gambar dan untuk mengungkapkan
nama benda yang dikaitan keinginan Capaian
Alur tersebut dilakukan hingga Akhir
dengan kegiatan keseharian tentang sesuatu yang Pembelajaran
Fase F
diinginkan
Fase A
1.4. Menceritakan Kembali isi teks 2.4. Menceritakan isi teks
cerita bergambar
cerita bergambar sederhana dengan bahasa yang
dengan bahasanya sendiri dikuasai dibantu
dibantu dengan isyarat. dengan isyarat

Cuplikan CP, TP, dan ATP


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh Cuplikan ATP


Bahasa Indonesia

Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F


Kelas 1-2 Kelas 3-4 Kelas 5-6 Kelas 7-9 Kelas 10 Kelas 11-12
Usia Usia mental ±10 Usia mental ±10 tahun
Usia mental ±7 tahun Usia mental ±8 tahun Usia mental ±8 tahun Usia mental ±9 tahun
tahun

Menyebutkan makna kata- Mengulang kembali Mengidentifikasi tokoh Mengidentifikasi bagian- Menemukan potongan Menemukan gagasan
kata baru dalam konteks informasi dari teks cerita dalam cerita bagian dalam surat teks wawancara dalam pikiran dari teks aural dan
kalimat sederhana dengan pengalaman. berdasarkan teks cerita pribadi. paragraf naratif. visual.
gambar. sederhana dengan
bantuan gambar.

Menyebutkan makna kata- Menjelaskan kembali Menceritakan kembali isi Membuat surat pribadi Mengidentifikasi ide pokok Mengembangkan gagasan
kata baru dalam konteks informasi dari teks cerita cerita sesuai dengan sesuai dengan bagian- teks wawancara. pikiran teks aural dan
kalimat sederhana tanpa pengalaman dengan teks cerita sederhana bagian surat dengan visual ke dalam 2 kalimat
gambar. bahasa sendiri. dengan bahasa menggunakan bahasa sederhana.
sederhana. sederhana.

Contoh ATP Diksus Bahasa Indonesia https://s.id/ContohATPDiksusBahasaIndonesia


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Analisa
Asesmen
Diagnosis
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Capaian Pembelajaran
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Alur
Pembelajaran
Fase
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Asesmen Diagnostik
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Asesmen
Diagnostik
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Asesmen diagnostik pada pendidikan khusus sebelumnya dikenal dengan istilah asesmen. Asesmen
diagnostik harus dilakukan karena karakteristik dan jenis kebutuhan khusus yang beragam,
sehingga program pembelajaran yang dirancang sesuai dengan kondisi peserta didik.

Proses asesmen ini dilakukan untuk mencari berbagai informasi mengenai kondisi peserta didik
seperti apa yang sudah dikuasai, apa yang belum dikuasai, dan apa yang dibutuhkan. Asesmen
diagnostik meliputi kemampuan akademik dan non akademik. Asesmen akademik terkait dengan
kemampuan membaca, menulis, berhitung dan/atau materi pelajaran. Asesmen non akademik
berkaitan dengan perkembangan (seperti bahasa, sosial, emosi, dan motorik), bakat, dan minat.

Hasil dari asesmen diagnostik dijadikan dasar untuk menentukan kedudukan peserta didik pada fase
dalam CP yang sesuai dengan kemampuannya, Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), Modul Ajar (MA),
menyusun Rencana Pembelajaran.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai