Anda di halaman 1dari 86

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN

RISET, DAN TEKNOLOGI

CAPAIAN PEMBELAJARAN, TUJUAN


PEMBELAJARAN DAN ALUR TUJUAN
PEMBELAJARAN

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Capaian Pembelajaran

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Tujuan Pendidikan Indonesia adalah mengembangkan potensi


peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab
Untuk mencapai tujuan tersebut, Pemerintah menetapkan Kerangka
Dasar Kurikulum yang terdiri dari Struktur Kurikulum, Capaian
Pembelajaran, dan Prinsip Pembelajaran dan Asesmen.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Pengertian CP
“Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi
pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap
fase, dimulai dari Fase Fondasi pada PAUD. Untuk Pendidikan
dasar dan menengah, CP disusun untuk setiap mata pelajaran.
Bagi peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan
intelektual dapat menggunakan CP pendidikan khusus. Peserta
didik berkebutuhan khusus tanpa hambatan intelektual
menggunakan CPreguler dengan menerapkan prinsip
modifikasi kurikulum.”

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

CP dan strategi mencapai CP menggunakan


Kerangka Kerja Understanding by Design

Understanding by Design merupakan sebuah kerangka kerja dengan fokus pada proses
perencanaan dan struktur yang memandu pengembangan kurikulum, asesmen, dan
instruksi pembelajaran. Proses perencanaan ini fokus pada dua hal:

1. Pembelajaran dan asesmen untuk membangun pemahaman dan kemampuan


learning transfer (kemampuan mengimplementasikan hasil belajar dalam sebuah
performa otentik)
2. Merancang kurikulum “Terbalik” (backward), dengan mulai dari tujuan akhirnya
terlebih dulu
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

CP disusun menggunakan
metode Backward Design

Metode perancangan kurikulum pendidikan ini dimulai dengan menentukan tujuan


akhir yang diinginkan terlebih dahulu sebelum menentukan kegiatan pembelajaran dan
asesmen yang digunakan.
Backward Design melibatkan 3 tahap perencanaan:

Merencanakan
Menentukan
Identifikasi hasil pengalaman
bukti-bukti
yang diinginkan belajar dan
yang dapat
instruksi
diterima

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Identifikasi hasil yang diinginkan - CP, TP dan ATP

Apa pembelajaran yang dapat terus

melekat, bernilai, dan bisa diterapkan


dalam kehidupan siswa, jauh setelah ia
lulus mata pelajaran tersebut?

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Jika dianalogikan dengan sebuah perjalanan berkendara,


CP memberikan tujuan umum dan ketersediaan waktu untuk
mencapainya (fase).

Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap pengemudi


memiliki kebebasan untuk memilih jalur, cara, dan alat
untuk menempuh perjalanan tersebut, yang disesuaikan
dengan titik keberangkatan, kondisi, kemampuan, dan
kecepatan masing-masing.

Dalam mencapai CP, kita perlu membangun kompetensi


untuk melakukan perjalanan tersebut agar tiba di tujuan Sumber gambar:
pada waktu yang ditentukan. Setiap satuan pendidikan https://www.theaa.com/driving-school/driving-lessons/advice/show-me-tell-me

dipersilakan mengatur strategi efektif untuk mencapai CP,


sesuai dengan kemampuan dan potensinya.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Garis CP ada di akhir kelas 12.


mencapai
finish garis
Untuk tersebut,
membuatnya
finish ke dalam 6 etape yang disebut fase.
pemerintah
Setiap fase lamanya 1-3 tahun.
Penggunaan istilah “fase” dilakukan
membedakannya
untuk dengan kelas karena peserta
didik di satu kelas yang sama bisa jadi belajar
dalam fase pembelajaran yang berbeda.
Fase memberikan keleluasaan dan keadilan bagi
guru dan siswa untuk menyesuaikan rancangan
pembelajaran dengan tahapan perkembangan,
kemampuan, minat, konteks, dan
belajar siswa (Teaching at The Right Level).
kecepatan
Dengan penggunaan Fase, diharapkan siswa akan
dapat memiliki waktu lebih panjang untuk
memahami dan mendalami konsep-konsep dan
keterampilan untuk mencapai sebuah kompetensi sumber gambar:
https://momobil.id/news/penjelasan-arti-indikator-huruf-di-speedometer-mobil/
yang dibangun CP.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

CP dirumuskan dalam bentuk Fase, bukan per tahun


CP selalu berpusat pada siswa, bukan pada ketuntasan
materi
Jenjang PAUD Jenjang SMP
• Fase Fondasi (TK B) • Fase D (Kelas 7-9 SMP)

Jenjang SD Jenjang SMA/SMK


• Fase A (Kelas 1-2 SD) • Fase E (Kelas 10 SMA)

• Fase B (Kelas 3-4 SD) • Fase F (Kelas 11-12 SMA)

• Fase C (Kelas 5-6 SD)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Bagi peserta didik berkebutuhan khusus, apabila mengalami hambatan


intelegensi dapat menggunakan CP pendidikan khusus, namun jika tidak
mengalami hambatan intelegensi dapat menggunakan CP reguler
dengan menerapkan prinsip modifikasi kurikulum.
Untuk CP Diksus, penentuan fase CP untuk siswa berdasarkan pada hasil
Asesmen Diagnostik. Sangat mungkin sekali, di sebuah kelas terdapat
perbedaan CP yang digunakan.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Untuk SLB Capaian Pembelajaran didasarkan pada usia


mental yang ditetapkan berdasarkan hasil asesmen

• Fase A : Pada umumnya • Fase D : Pada umumnya


usia mental (≤7 tahun) usia mental (±9 tahun)

• Fase B : Pada umumnya • Fase E : Pada umumnya


usia mental (±8 tahun) usia mental (±10 tahun)

• Fase C : Pada umumnya • Fase F : Pada umumnya


usia mental (±8 tahun) usia mental (±10 tahun)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Elemen Dalam CP
Setiap CP suatu mata pelajaran memiliki beberapa
elemen atau kelompok kompetensi esensial yang
berlaku sama untuk semua fase pada mata
pelajaran tersebut.
Masing-masing elemen tersebut memiliki capaian
per fasenya sendiri yang saling menunjang untuk
mencapai pemahaman yang dituju.
Elemen sebuah mata pelajaran mungkin saja sama
atau berbeda dengan mata pelajaran lainnya.
Contoh:
• Dalam CP PAUD terdapat elemen NilaiAgama dan
Budi Pekerti, Jati Diri, dan Dasar-dasar Literasi dan STEAM
• Dalam CP Matematika terdapat elemen Bilangan, Aljabar, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Pengukuran, Geometri, dan Analisis Data dan Peluang.
Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Elemen dalam CP
Jika pembelajaran ibarat sebuah perjalanan, diperlukan beberapa kompetensi esensial agar tepat
waktu dan selamat mencapai tujuan. Contohnya, jika ingin melakukan perjalanan dengan cara
mengemudikan mobil, ada beberapa elemen yang perlu dipelajari seperti mengenali bagian dan
cara kerja mobil, mengemudi, keselamatan mengemudi, navigasi dan pengendalian emosi.
Masing-masing elemen memiliki capaiannya sendiri yang saling menunjang agar seseorang dapat
memenuhi CP mengemudikan mobil.

Tentu saja jika perjalanan ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum, berjalan kaki, berlari,
bersepeda, atau berlayar, elemen Capaian Pembelajarannya sangat mungkin berbeda dengan
mengemudikan mobil. Mungkin elemennya lebih sedikit/banyak, mungkin mirip atau sama.

Elemen setiap mata pelajaran dapat memiliki persamaan atau perbedaan karakteristik satu
dengan lainnya.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Contoh Capaian Pembelajaran: Seni


Rupa
Di akhir fase C, peserta didik mampu menuangkan pengalamannya melalui visual
sebagai ekspresi kreatif secara rinci, ditandai penguasaan ruang dengan
penggunaan garis horizon dalam karyanya. Diharapkan pada akhir fase ini, proses
kreatif dan kegiatan apresiasi peserta didik telah mencerminkan penguasaan
terhadap bahan, alat, teknik, teknologi dan prosedur yang mewakili perasaan dan
empati peserta didik.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Contoh: Elemen CP mapel Seni Rupa


Elemen Fase A Fase B Fase C
Siswa mampu mengenali dan membiasakan diri Siswa mulai terbiasa secara mandiri menggunakan Siswa secara mandiri menggunakan berbagai
Berpikir dan dengan berbagai prosedur dasar sederhana berbagai prosedur dasar sederhana untuk berkarya prosedur dasar sederhana untuk berkarya dengan
Bekerja Artistik untuk berkarya dengan aneka pilihan media dengan aneka pilihan media yang tersedia di aneka pilihan media yang tersedia di sekitar. Siswa
yang tersedia di sekitar. Siswa mengetahui dan sekitar. Siswa mengetahui, memahami dan mulai mengetahui, memahami dan konsisten
memahami keutamaan faktor keselamatan konsisten mengutamakan faktor keselamatan mengutamakan faktor keselamatan dalam bekerja.
dalam bekerja dalam bekerja

Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam dan Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam dan
Mengalami dan menuangkan pengalaman kesehariannya menuangkan pengalaman kesehariannya secara menuangkan pengalaman kesehariannya secara visual
secara visual dengan menggunakan visual dengan menggunakan garis pijak dan proporsi dengan menggunakan konsep ruang, garis horison,
bentuk-bentuk dasar geometris. Siswa walaupun masih berdasarkan penglihatan sendiri. pemahaman warna, keseimbangan (balance) dan
mengeksplorasi alat dan bahan dasar dalam Siswa dapat menggunakan alat, bahan dan prosedur irama/ritme (rhythm). Siswa dapat menggunakan dan
berkarya. Siswa juga mengenali prosedur dasar dasar dalam berkarya. menggabungkan alat, bahan dan prosedur dasar
dalam berkarya dalam berkarya

Siswa mampu menciptakan karya dengan Siswa mampu menciptakan karya dengan Siswa mampu menciptakan karya dengan
Menciptakan mengeksplorasi dan menggunakan elemen seni mengeksplorasi dan menggunakan elemen seni mengeksplorasi, menggunakan dan menggabungkan
rupa berupa garis, bentuk dan warna rupa berupa garis, bentuk, tekstur, ruang dan elemen seni rupa yang telah dipelajari. Siswa mulai
warna. menggunakan garis horizon. Selain itu, siswa mulai
menunjukkan pemahaman warna, keseimbangan dan
irama/ritme dalam karya
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Elemen Fase A Fase B Fase C


Siswa mampu mengenali dan Siswa mampu mengenali dan Siswa mampu mengenali dan
Merefleksikan menceritakan fokus dari karya yang menceritakan fokus dari karya yang menceritakan fokus dari karya yang
diciptakan atau dilihatnya (dari teman diciptakan atau dilihatnya (dari teman diciptakan atau dilihatnya (dari teman
sekelas karya seni dari orang lain) serta sekelas karya seni dari orang lain atau era sekelas karya seni dari orang lain atau era
pengalaman dan perasaannya mengenai atau budaya tertentu) serta pengalaman atau budaya tertentu) serta pengalaman
karya tersebut. dan perasaannya mengenai karya dan perasaannya mengenai karya
tersebut tersebut

Siswa mampu menciptakan karya sendiri Siswa mampu menciptakan karya sendiri Siswa mampu menciptakan karya sendiri
Berdampak yang sesuai dengan perasaan atau yang sesuai dengan perasaan,minat atau yang sesuai dengan perasaan,minat atau
minatnya konteks lingkungannya konteks lingkungannya

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Bentuk Pemahaman Dalam CP


Prinsip penyusunan CP menggunakan pendekatan konstruktivisme yang membangun
pengetahuan dan berdasarkan pengalaman nyata dan kontekstual. Menurut teori
belajar konstruktivisme (constructivist learning theory), pengetahuan bukanlah
kumpulan atau seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah untuk diingat.

Konsep “Memahami” dalam


proses membangun Capaian Pembelajaran
pengetahuan (CP) dalam konstruktivisme
melalui pengalaman adalah
nyata. Pemahaman
tidak bersifat secara
statis, tetapi berevolusi danberubah konstan sepanjang
mengonstruksikan pengalaman-pengalaman baru siswa yang memodifikasi
sebelumnya pemahaman
Jika mengacu kepada teori konstruktivisme, kemampuan memahami ada di level paling
tinggi, berbeda jika mengacu pada Taksonomi Bloom yang menempatkan kemampuan
memahami di level C2.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

6 aspek pemahaman (Wiggins and Tighe, 2005)


6 facet of understanding; merupakan bentuk-bentuk pemahaman yang digunakan dalam CP. Tidak harus
hirarkis Penjelasan Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan antar topik,
Explanation mendemonstrasikan hasil kerja, menjelaskan alasan/cara/prosedur , menjelaskan sebuah teori
menggunakan data, berargumen dan mempertahankan pendapatnya.

Interpretasi Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide,
Interpretation perasaan atau sebuah hasil karya dari satu media ke media lain, dapat membuat analogi,
anekdot, dan model. Melihat makna dari apa yang telah dipelajari dan relevansi dengan dirinya.

Aplikasi Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai suatu dalam situasi yang
Application nyata dalam kehidupan sehari-hari atau sebuah simulasi ( menyerupai kenyataan)
Perspektif Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari
Perspective sebuah situasi , melihat gambaran besar, melihat asumsi yang mendasari suatu hal dan
memberikan kritik.

Empati Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/ atau
Empathy memahami pikiran yang berbeda dengan dirinya. Menemukan nilai (value) dari sesuatu
Pengenalan diri Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses
Self-Knowledge berpikir dan emosi yang terjadi secara internal. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

6 Aspek/Facet Pemahaman merupakan cara untuk mengkonfirmasi pemahaman


siswa atas apa yang telah mereka pelajari dan tidak hirarkis/bukan merupakan
siklus.
Jika siswa melakukan salah satu dari keenam Aspek/Facet Pemahaman ini
(mampu menjelaskan, menginterpretasi, menerapkan/mengaplikasikan,
berempati, memiliki sebuah sudut pandang, atau memiliki pengenalan diri),
berarti mereka telah mendemonstrasikan sebuah tingkat pemahaman.

6 Aspek/Facet Pemahaman ini merupakan modal untuk menentukan Tujuan


Pembelajaran (TP), menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), menentukan
asesmen, dan instruksi yang tepat.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Contoh Bentuk Pemahaman Dalam


CP Penjelasan Mendeskripsikan makna dari bilangan
Matematika
Peserta Fasedidik
B elemen Bilangan 10.000 Explanation dengan kata-kata sendiri,
pemahaman menunjukkan dan mengaitkan dengan nilai tempat, mengurutkan dan
(number sense)intuisi
untuk bilangan cacah membandingkan
sampai dengan 10.000. Mereka dapat bilangan 10.000 dengan bilangan lain
membaca, menulis, menentukan nilai Interpretasi Menerjemahkan makna 10.000
tempat, membandingkan, Interpretation gambar menggunakan
mengurutkan, menggunakan nilai
Aplikasi Menggunakan pemahaman 10.000 untuk
tempat, melakukan dan Application memecahkan masalah dalam dunia nyata
komposisi dekomposisi juga (misalnya berbelanja di dengan uang
bilangan.Mereka
dapat menyelesaikan masalah kantin
Rp.10.000,00 atau soal cerita/ simulasi jual-beli)
berkaitan dengan uang menggunakan
Perspektif Menemukan berbagai cara berbeda untuk
ribuan sebagai satuan.
Perspective mendapatkan nilai 10.000

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Contoh Bentuk Pemahaman Dalam


CP
Bahasa Indonesia Fase D elemen Menyimak
Interpretasi Mendeskripsikan makna dari puisi serta
Peserta didik memahami informasi
Interpretation emosi yang ditangkap dari puisi tersebut
berupa gagasan, pikiran,
pandangan, arahan atau pesan Aplikasi Membacakan/mendeklamasikan atau
Application membuat karya untuk merespons puisi
dari teksdeskripsi, narasi,
puisi, eksplanasi dan eksposisi dari Perspektif Melakukan bedah puisi melalui diskusi dari
teks
visual dan audiovisual untuk Perspective sudut pandang yang berbeda.

menemukan makna yang tersurat Empati Menaruh diri di posisi penulis puisi dan
dan tersirat. Empathy mencoba merasakan emosi yang dirasakan
penulis dan dituangkan dalam media yang
berbeda.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Contoh Bentuk Pemahaman Dalam


CP
Bahasa
PesertaIndonesia
didik untuk
mampuPendidikan Khusus Fase D elemen Menyimak
menyimak Penjelasan Menjelaskan kembali isi sebuah teks cerita
dengan saksama, memahami dan Explanation pendek, puisi, drama, atau surat resmi dalam
memaknai instruksi, mengidentifikasi bentuk lisan atau isyarat
informasi berupa fakta atau proses Aplikasi Mampu mengikuti instruksi kerja tertulis
kejadian dari teks petunjuk/arahan Application sederhana. Mampu menceritakan kronologi
sederhana, teks cerita pendek, surat sebuah peristiwa berdasarkan arahan
pribadi, teks puisi, teks drama, dan sederhana

surat resmi seperti surat undangan Perspektif Berbagi pendapatnya mengenai sebuah
dan surat pemberitahuan yang Perspective teks cerita pendek, puisi, atau drama

disajikan dalam atau


Interpretasi Bermain peran berdasarkan sebuah
bentuk lisan isyarat,teksaural yang Interpretation teks cerita pendek, puisi, atau drama
(teks dan teks audiovisual.
dibacakan)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Contoh Bentuk Pemahaman Dalam


Seni Tari Fase F elemen Menciptakan
CP Pengenalan Diri Mengenali kemampuan dan keterampilan gerak
Peserta didik mampu menciptakan Self Knowledge tubuhnya dalam membawakan tarian tradisi. Memilih
tari kreasi yang terinspirasi dari teknik, pola gerak tertentu, makna atau simbol
hasil membandingkan berbagai untuk menciptakan tari kreasi pribadi.
pertunjukkan tari tradisi dan kreasi
Aplikasi Menerapkan pilihan teknik, pola gerak tertentu,
berdasarkan makna, simbol, dan Application makna atau simbol untuk menciptakan tari kreasi
nilai estetis dari perspektif pribadi.
berbagai aspek seni.
Perspektif Menyaksikan/menarikan berbagai tari tradisi dan
Perspective memahami perbedaan dan persamaan budaya dari
dua atau lebih daerah melalui tari tradisinya.

Empati Mencoba merasakan emosi yang dirasakan dalam


Empathy sebuah karya tari tradisi yang menginspirasinya
untuk kemudian mengekspresikannya emosi
tersebut dengan gayanya sendiri ke dalam tari
kreasinya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Contoh Bentuk Pemahaman Dalam


PAUD (Fase Pondasi) elemen Nilai Agama dan Budi Pekerti
CP Pengenalan Diri Mengenali identitas dirinya dan makhluk
Peserta didik mengenali hidup
dan mempraktikkan nilai Self Knowledge lainnya sebagai ciptaan Tuhan. Mengenal anggota
dan
kewajiban ajaran keluarga intinya
Aplikasi Mengetahui prosedur perawatan
agamanya. Anak kebersihan diri Application (cara mandi, menyikat gigi,
mengamalkan
ajaran agamanya nilai-nilai
dalam menggunakan toilet dll), adab makan dan minum, menggunakan
interaksi dengan sesama dan kata “Terima
lingkungan (tumbuhan, Kasih”, “Tolong” dan “Permisi”, terbiasa berdoa.
Perspektif Menceritakan harapannya atau apa yang disukai
hewan, lingkungan hidup). dari
Anak mengenal
keberagaman dan Perspective menggunakan
sikaporang bahasanya
lain terhadap
sendiri dirinya, berdoa
menunjukkan sikap
Empati Role Play, Mengenal aturan dasar dalam sebuah
menghargai agama dan Empathy permainan, mengantri, bergantian menggunakan
kepercayaan orang lain. sesuatu, membantu orang lain, menyiram tanaman
atau memberi makan atau bermain dengan hewan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

● Apakah sekolah dapat membuat CP sendiri?

Tidak. CP sifatnya terberi (given) dari pemerintah


dan tidak dapat diubah. pendidikan
Satuan
diberikan keleluasaan untuk
menentukan/memodifikasi Kurikulum Operasional
Sekolah (KOS), Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur
Tujuan Pembelajaran (ATP), dan Modul Ajar
berdasarkan CP.

● Mengapa CP menggunakan metode


disusun
Backward Design?

Dengan mengetahui tujuan akhir pembelajaran,


guru dapat merancang Tujuan Pembelajaran dan
Alur Tujuan Pembelajaran, asesmen, kegiatan
pembelajaran, dan instruksi yang tepat, bermakna,
relevan dengan kondisi siswa, dan efektif untuk
mencapai tujuan tersebut.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

• Apa yang dimaksud dengan kompetensi?


• Mengapa CP disusun berdasarkan fase dan pengurangan konten
materi akan mendorong tercapainya kompetensi dan bukan Kompetensi adalah kemampuan kerja setiapindividu
berarti penurunan standar? mencakup
yang aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang
sesuai dengan standardisasi yang diharapkan (Badan Nasional
Pembelajaran berdasarkan fase merupakan penerapan dari prinsip Sertifikasi Profesi , 2014).
pembelajaran sesuai tahap capaian belajar atau yang dikenal juga Kompetensi adalah karakter individu yang dapat diukur dan
dengan istilah Teaching at The Right Level (mengajar pada tahap ditentukan untuk menunjukkan perilaku dan performa kerja
capaian yang sesuai). Rentang waktu belajar yang lebih lama tertentu pada diri seseorang (Spencer, McClelland & Spencer, 1994).
dalam Fase memberikan kesempatan siswa untuk benar-benar
Kompetensi terbangun atas aspek kognitif yang berangkaian dengan
memahami sebuah konsep dan mendalami sebuah keterampilan, aspek afektif atau disposisi tentang ilmu pengetahuan yang
bukan sekadar mengejar ketuntasan materi/ berpusat pada guru dipelajarinya. Untuk membangun dan mengembangkan kompetensi,
dan konten. peserta didik perlu mendapatkan kesempatan untuk
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya dalam situasi
yang spesifik dan nyata (Glaesser, 2018)
Pengurangan materi merupakan konsekuensi untuk merancang
kurikulum yang lebih fleksibel dan berfokus pada kompetensi dan • Bagaimana 6 aspek pemahaman dapat membantu saya merancang
karakter. Materi yang disampaikan harus esensial, relevan dengan asesmen dan kegiatan yang efektif membantu pemahaman siswa
mencapai CP?
kehidupan, dan bermakna untuk siswa.
6 Aspek/Facet Pemahaman merupakan cara untuk mengkonfirmasi
Pritchett dan Beatty (2015) menemukan bahwa peserta didik yang pemahaman siswa atas apa yang telah mereka pelajari. Jika siswa
mengalami kesulitan memahami konsep di kelas-kelas awal di melakukan salah satu dari keenam aspek/facet (mampu menjelaskan
, menginterpretasi, menerapkan, berempati, memiliki sebuah sudut
sekolah dasar juga mengalami kesulitan di jenjang-jenjang pandang, atau memiliki pengenalan diri), berarti mereka telah
berikutnya. Artinya, padatnya materi pelajaran membawa mendemonstrasikan sebuah tingkat pemahaman. Guru dapat
dampak yang panjang dan siswa kehilangan kesempatan untuk menggunakan 6 Aspek Pemahaman ini untuk menentukan bentuk
mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih tinggi. pemahaman yang perlu didemonstrasikan siswa/dapat di-ases.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

• Apakah semua mata pelajaran memiliki elemen yang sama • Bagaimana hubungan dan peran Elemen
dengan pelajaran lainnya? kompetensi yang dituju CP?
dengan
Tidak selalu. Setiap mata pelajaran memiliki elemen yang Setiap elemen memiliki peran capaiannya
berbeda-beda atau sama dengan mata pelajaran lain, dan
masing-masing untukmembangun pengetahuan,
tergantung dari karakteristik mata pelajaran itu sendiri keterampilan, atau sikap yang pada saling terhubung dan
• Apakah elemen CP sebuah mata pelajaran sama untuk semua saling menunjang membangun kompetensi seseorang
agar dapatmencapai CP mata pelajaran tersebut.
fase? Elemen-elemen tersebut umumnya tidak bersifat hirarkis.
Ya, benar. Elemen dalam CP sebuah mata pelajaran sama dari
fase A-F. Yang membedakan adalah kompleksitas dan • Apakah CP memuat Kompetensi Inti dan Kompetensi
kedalaman materinya, yang artinya kompetensi peserta didik Dasar?
pun berkembang dari fase ke fase.
Tidak. CP dinyatakan dalam bentuk paragraf/narasi berisi
Sebagai contoh, dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia kompetensi (kesatuan pengetahuan, keterampilan, dan
terdapat 4 elemen utama, yaitu: 1) menyimak, 2) membaca dan
memirsa, 3) berbicara dan merepresentasikan, dan 4) menulis. sikap kunci) yang perlu dicapai oleh siswa di akhir sebuah
Sejak Fase A (kelas I-II SD/sederajat) hingga Fase F (kelas XI-XII fase.
SMA/sederajat), keempat elemen tersebut dipelajari dengan
tingkat kompleksitas kognitif yang terus berkembang
• Apakah CP menggantikan Standar Kompetensi Lulusan?
• Apakah sebuah kegiatan pembelajaran harus dapat meliputi
seluruh elemen CP mata pelajaran tersebut? Tidak. Dalam kerangka kurikulum, CP kedudukannya di
Tidak. Anda dapat menggunakan hanya 1-2 elemen saja dalam bawah SNP (Standar Nasional Pendidikan), setara
sebuah kegiatan. Yang terpenting, siswa dapat dengan KI-KD dalam Kurikulum 2013. CP disusun
mengembangkan kompetensi yang dituju elemen CP tersebut berdasarakan SKL dan Standar Isi.
dengan optimal.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

• Bagaimana apabila terdapat perbedaan kemampuan/ level • Apakah dengan sistem Fase, apakah siswa yang tertinggal Fase akan
Capaian Pembelajaran dalam suatu kelas? (Contoh: dalam mengalami tinggal kelas/tidak naik kelas?
kelas 5 ternyata masih ada siswa yang masih berada di fase B,
sementara yang lain sudah sesuai berada di fase C) Tidak. Siswa tetap akan naik kelas dengan catatan perkembangan
Sangat penting untuk melakukan asesmen diagnostik baik masing-masing yang dapat dijadikan landasan untuk
kognitif maupun non kognitif di awal pembelajaran (akan pembelajaran yang berdiferensiasi sesuai levelnya
merancang (Teaching at The
dibahas pada modul Asesmen). Hasil asesmen diagnostik ini Right Level). Penelitian menunjukkan bahwa tinggal kelas tidak
akan menentukan CP yang akan digunakan dalam kelas memberikan banyak manfaat untuk anak (capaian akademik mereka
tersebut. tidak , malah menurunkan rasa percaya diri anak (self efficacy) tentang
Untuk mengatasinya dapat digunakan Pembelajaran kemampuannya untuk sukses secara akademik.
Berdiferensiasi. Sangat memungkinkan , dalam suatu kelas
digunakan 2 CP. Contoh:
1. Siswa dengan kemampuan umum digunakan CP fase • Apakah satuan pendidikan dapat membuat CP sendiri?
tersebut (contoh kelas 5 menggunakan CP fase C).
2. Siswa dengan kemampuan melampaui fase C tetap Tidak. CP sifatnya terberi (given) dari pemerintah dan tidak dapat
menggunakan fase C dengan pengayaan/ pendalaman. diubah.
Siswa dengan kemampuan ini juga dapat diajak untuk
berbagi kiat belajar dengan temannya (peer teaching)
3. Siswa yang masih berada di fase B menggunakan CP fase • Mengapa CP hanya memuat tujuan akhir pembelajaran dan rentang
B dengan dampingan guru (remedial) waktu untuk mencapainya?
Bagi peserta didik berkebutuhan khusus,
mengalami
apabila hambatan inteligensi dapat menggunakan CP Setiap satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menentukan
pendidikan khusus, namun jika tidak mengalami Kurikulum Operasional Sekolah, Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan
hambatan intelegensi dapat menggunakan CP reguler Pembelajaran, dan Modul Ajar berdasarkan CP. dengan
dengan menerapkan prinsip modifikasi kurikulum
mempertimbangkan kekhasan, potensi, dan konteks sekolah, serta
kemampuan siswa dan gurunya.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Kerangka Pengembangan Perangkat Ajar
Harus benar-benar dipahami, isi dari dokumen Capaian
Pembelajaran yang disusun oleh Pemerintah ini.

Capaian Pembelajaran diterjemahkan oleh Guru ke dalam


dokumen Alur Tujuan Pembelajaran.
Guru dapat mengadaptasi ATP yang disediakan oleh
Pemerintah

Modul ajar merupakan salah satu dokumen perencanaan pembelajaran


yang diamanatkan dalam Standar Proses, minimal memuat Tujuan,
Langkah, dan Asesmen

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Tujuan pembelajaran = pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang harus dimiliki peserta didik dalam satu atau lebih kegiatan
pembelajaran, yang menjadi prasyarat untuk dapat mencapai CP.

terdiri atas KOMPETENSI dan KONTEN

Alur tujuan pembelajaran = rangkaian tujuan pembelajaran yang


disusun secara logis menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga
akhir suatu fase.

Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi yang harus


dikuasai peserta didik

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Perumusan Tujuan Pembelajaran
1. Mengidentifikas komponen tujuan pembelajaran berdasarkan rumusan CP
a.
i Kompetensi. Apa kompetensi/kemampuan yang dapat didemonstrasikan oleh peserta didik, atau
ditunjukkan dalam bentuk produk, yang menunjukkan peserta didik telah berhasil mencapai tujuan
pembelajaran?
• Gunakan kata kerja operasional yang dapat diamati (observable skills).
• Variasi. Keterampilan berpikir apa saja yang perlu dikuasai siswa untuk dapat mencapai tujuan
pembelajaran? Gunakan keterampilan berpikir yang bervariasi terutama HOTS.
b. Pemahaman bermakna. Apa ilmu pengetahuan inti atau yang perlu
konsep dipahami di akhir satu
utama
unit pembelajaran? Pertanyaan apa yang perlu dapat dijawab siswa setelah mempelajari unit tersebut?
c. Identifikasi dimensi profil pelajar Pancasila yang terkait dengan kompetensi yang ingin dicapai (opsional)

2. Dapat mengambil referensi dari berbagai sumber atau memadukan tujuan pembelajaran berbagai
kurikulu . dari
m

Contoh: Menganalisi hubungan kegiatan manusia dengan perubahan alam di permukaan dan
antara
menarik skesimpulan penyebab-penyebab utamanya(akhlak kepada
bumi
alam).

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran
1. Susun tujuan pembelajaran secara linear sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan
dari
hari ke hari.
2. Rekomendasi
a. Penyusunan alur tujuan pembelajaran dilakukan di tingkat satuan pendidikan oleh tim pendidik
pada mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran yang sama.
b. Alur tujuan pembelajaran yang telah dipetakan, direview bersama di dalam tim,
berdasarkan expert judgment untuk memastikan kesesuaiannya dengan kriteria alur tujuan
pembelajaran

c. Evaluasi pada alur tujuan pembelajaran dilakukan sebagai bagian dari evaluasi proses
pembelajaran secara keseluruhan. Apabila teridentifikasi kendala atau ketidak efektifan dalam
pembelajaran, dapat dilakukan perbaikan pada alur tujuan pembelajaran.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Gambaran Alur Tujuan Pembelajaran

Fase D
Tujuan Pembelajaran 7.x.1 Tujuan Pembelajaran 7.x.2 Tujuan Pembelajaran 7.x.3
Kelas
7

Fase D
Tujuan Pembelajaran 8.x.1 Tujuan Pembelajaran 8.x.2 Tujuan Pembelajaran 8.x.3
Kelas
8

Fase D Fase D
Tujuan Pembelajaran 9.x.1 Tujuan Pembelajaran 9.x.2 Tujuan Pembelajaran 9.x3
Kelas selesai
9 Kelas 9

Learning Journey ditentukan oleh setiap GURU dengan berbagai pendekatan dan strategi untuk mencapai CP

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Komponen Ideal Dokumen Alur Tujuan Pembelajaran

1. Identitas
2. Rasional dan Konteks
3.
4.
Capaian Pembelajaran
Peta Konsep
Mari Kita
5. Tujuan Pembelajaran Pembelajaran
Konsep
6. Alur Tujuan
Pembelajaran Mencoba
7. Materi, Aktivitas, dan Jam Pelajaran
Pembelajaran
Praktik
8. Program Semester dan Program Tahunan

9.
Penyusunan
Glosarium

ATP!
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Memahami Rasional Mata Pelajaran
1. Memahami betul definisi mata pelajaran ini secara
global
2. Memahami betul peran dan posisi mata pelajaran
ini pada kurikulum yang diimplementasikan
3. Memahami betul bagaiamanacara mapel ini akan
diajarkan
4. Memahami betul apa karakter yang akan
dibangun oleh
. mata pelajaran ini
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Memahami Kompetensi yang dituju (contoh)
Mata pelajaran Informatik
bertujuan untuk mengantarkan peserta didik menjadi “computationally literate
creators” yang menguasai
a konsep dan praktik Informatika, yaitu:
1. berpikir komputasional, yaitu terampil menciptakan solusi-solusi untuk menyelesaikan persoalan-persoalan
secara sistematis, kritis, analitis, dan kreatif;
2. memahami ilmu pengetahuan yang mendasari Informatika, yaitu sistem komputer, jaringan komputer dan
internet, analisis data, algoritma dan pemrograman, serta menyadari dampak Informatika terhadap
kehidupan bermasyarakat;
3. terampil berkarya dalam menghasilkan artefak komputasional sederhana, dengan memanfaatkan
teknologi dan menerapkan proses rekayasa, serta mengintegrasikan pengetahuan bidang-bidang lain yang
membentuk solusi sistemik;
4. terampil dalam mengakses, mengelola, menginterpretasi, mengintegrasikan, mengevaluasi informasi,
serta menciptakan informasi baru dari himpunan data dan informasi yang dikelolanya, dengan
memanfaatkan TIK yang sesuai; dan
5. menunjukkan karakter baik sebagai anggota masyarakat digital, sehingga mampu berkomunikasi,
berkolaborasi, berkreasi dan menggunakan perangkat teknologi informasi disertai kepedulian terhadap
dampaknya dalam kehidupan bermasyarakat.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Memahami Elemen Capaian Pembelajaran

ICT /TIK

PRAKTIK LINTAS BIDANG

1 2 3 4 5
DAMPAK
JARINGAN
SISTEM ANALISIS ALGORITMA SOSIAL
KOMPUTER
KOMPUTER/
DATA (AD) DAN INFORMATIKA
(SK) INTERNET
PEMROGRAMAN (DSI)
(JKI)
(AP)

COMPUTATIONAL THINKING

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Analisis CP
1. Analisis CP Fase ( opsional )

2. Menyusun Peta Konsep

3. Analisis CP Elemen

Kompetensi?
Pemahaman bermakna?
Keterampilan berpikir?
4. Merumuskan tujuan pembelajaran

5. Menyusun alur tujuan pembelajaran

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Menganalisis Rumusan CP Fase tertentu
Pada akhir fase D, peserta didik mampu memahami dampak dan menerapkan etika sebagai warga
digital, memahami komponen, fungsi, cara kerja, dan kodifikasi data sebuah komputer serta
proses kodifikasi dan penyimpanan data dalam sistem komputer, jaringan komputer, dan internet,
mengakses, mengolah, dan mengelola datasecara efisien, terstruktur, dan sistematis,
menganalisis, menginterpretasi, dan melakukan prediksi berdasarkan data dengan menggunakan
perkakas atausecara manual, menerapkan berpikir komputasional secara mandiri untuk
menyelesaikan persoalan dengan data diskrit bervolume kecil dan mendisposisikan berpikir
komputasional dalam bidang lain, mengembangkan ataumenyempurnakan programdalam
bahasa blok(visual), menggunakan berbagaiaplikasi untuk berkomunikasi, mencari,dan
mengelola konten informasi, serta bergotong royong untuk menciptakan produk dan menjelaskan
karakteristik serta fungsi produk dalam laporan dan presentasi yang menggunakan aplikasi.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Menyusun Peta Konsep untuk Fase tertentu
JKI
SK ( 8 – 10 JP)
(8 – 10 JP) PLB
( 24 – 30 JP)

BK DSI
(24 – 28 JP) Informatika
( 8 – 10 JP)
Fase D

AD
(16 – 20 JP) AP
20-24 JP
TIK
( 8 – 10 JP)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Menganalisis Rumusan CP Elemen
Pada akhir fase D, peserta didik mampu menerapkan praktik baik dalam

TIK memanfaatkan aplikasi surel untuk berkomunikasi, aplikasi peramban untuk pencarian
informasi di internet, content management system (CMS) untuk pengelolaan konten digital,
dan memanfaatkan perkakas TIK untuk mendukung pembuatan laporan, presentasi serta
analisis dan interpretasi data.

1. menerapkan praktik baik dalam memanfaatkan aplikasi (surel, peramban,


CMS )
2. Memanfaatkan perkakas TIK untuk mendukung pembuatan laporan, presentasi
serta analisis dan interpretasi data
Kompetensi
Pemahaman
?
Keterampilan
bermakna?
berpikir?

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Merumuskan Tujuan Pembelajaran
• Menerapkan surel untuk berkomunikasi dengan baik dan santun . yang sesuai
, dengan bahasa
• Menggunaka peramba untuk mencari, dan memilah
• n n informasi.
Membuat dan mengelolafolder dan file dengan terstruktur sehingga memudahkan akses yang
• Mengembangkan dan efisien konten budaya Indonesiadalam blog sederhana sebagai ruang pajang
mengelola digital
• pribadi
Mengembangkan bentuk dari blog yaitu video blog atau yang kita sebut dengan
.lain vlog. dengan menggunakan fitur dasar aplikasi
• Membua dokumen dan presentasi
• tMengintegrasika
perkantoran.
konten aplikasi perkantoran (pengolah kata, lembar kerja, presentasi) .
n sederhana
• Membuka dan membacabeberapa bahan bacaan dalam bentuk digital (“file”) yang berbeda format,
isinya, merangkum, mengevaluasi,
memahami menyimpulkan dan merefleksikan
• isinya.
Memanfaatka tools (perkakas) yang banyak digunakan untuk menghasilkan dokumen yang berisi teks, data
gambar
n untuk dipakai
dan sebagai laporan atau presentasi dan kebutuhan mengkomunikasikan ide secara
• tertulis.
Menganalisis aplikasi apa saja yang paling efisien untuk digunakan dalam pembuatan sebuah dokumen
kepada tujuantergantung
dan penyajian isi
dokumen.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran
1. Menggunaka peramba untuk mencari, dan memilah
2. n
Membuka dan nmembacabeberapa
informasi.bahan bacaan dalam bentuk digital (“file”) yang berbeda format,
isinya, merangkum, mengevaluasi,
memahami menyimpulkan dan merefleksikan
3. isinya.
Menganalisis aplikasi apa saja yang paling efisien untuk digunakan dalam pembuatan sebuah dokumen
kepada tujuantergantung
dan penyajian isi
4. dokumen.
Memanfaatka tools (perkakas) yang banyak digunakan untuk menghasilkan dokumen yang berisi teks, data
gambar
n untuk dipakai
dan sebagai laporan atau presentasi dan kebutuhan mengkomunikasikan ide secara
5. tertulis.
Membua dokumen dan presentasi dengan menggunakan fitur dasar aplikasi
6. tMengintegrasika
perkantoran.
konten aplikasi perkantoran (pengolah kata, lembar kerja, presentasi) .
n sederhana
7. Menerapka surel untuk berkomunikasi baik dan , dengan bahasa yang .
n dengan santun sesuai
8. Membuat dan mengelolafolder dan file dengan terstruktur sehingga memudahkan akses yang
9. Mengembangkan dan efisien konten budaya Indonesiadalam blog sederhana sebagai ruang pajang
mengelola digital
0. pribadi
Mengembangkan bentuk dari blog yaitu video blog atau yang kita sebut dengan
.lain vlog. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran per tahun
Menyusun Materi, Aktivitas, dan Jam Pelajaran
NoElemen/Unit Pembelajaran Topik / Materi Aktivitas Waktu
1. Pengantar Informatika dan Informatika dan Generic Skill Pemanasan 2 JP
Generic Skill(Bukan Perencanaan kegiatan
bagian dari elemen )
Problem Solving topik algoritma
2. Berpikir Komputasional Algoritma Problem Solving topik pengembangan algortima Problem Solving 2 JP
topik optimasi penjadwalan 2 JP Problem Solving topik struktur
Optimasi Penjadwalan data2 JP Problem Solving topik representasi data 2 JP
Struktur Data Muka Berkenalan dengan Antarmuka berbasis Grafis 2 JP
Representasi Data
3. Teknologi Informasi dan Pengenalan Antar
Komunikasi Pengguna
Folder dan File Pengelolaan Folder dan File 2 JP
Pengelolaan Folder dan File (Unplugged)
Peramban dan Search Engine Pencarian Informasi 2 JP
Surel Mengirim dan membalas surel
Apikasi Perkantoran Membuat brosur sederhana dengan aplikasi
4 JP pengolah kata
Membuat presentasi sederhana

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Menyusun Prosem/Prota
No Elemen Konsep/Materi JP
1. Generic Skill Generic Skill 2
2. Berpikir Komputasional Algoritma 2
3. Berpikir Komputasional Optimasi Penjadwalan 2
4. Berpikir Komputasional Struktur Data 2
5. Berpikir Komputasional Representasi Data 2
6. Teknologi Informasi dan Komputer Pengenalan Antar Muka Pengguna 2
7. Sistem Komputer Perangkat Keras 2
8. Sistem Komputer Perangkat Lunak 2
9. PTS
10. Teknologi Informasi dan Komputer Folder dan File 2
11. Teknologi Informasi dan Komputer Peramban dan Search Engine 2
12. Teknologi Informasi dan Komputer Surel 2
13. Teknologi Informasi dan Komputer Apikasi Perkantoran 2
14. Analisis Data Memahami perkakas analisis data 2
15. Analisis Data Board Game (Unplugged) 2
16. Sistem Komputer Interaksi Antar Perangkat 2
17. Aktivitas Pengayaan/Remedial 2
18. PAS

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Menyusun Glosarium
Istila Definisi
h abstraksi (proses): proses memahami persoalan dengan berfokus pada ide utama/terpenting.
abstraction Mengesampingkan hal rinci yang tidak relevan dan mengumpulkan hal yang relevan
dalam suatu kesatuan;
(produk): representasi baru dari suatu objek, sistem, atau masalah yang membingkai
persoalan dengan menyembunyikan hal rinci yang tidak relevan
algoritm langkah-langkah dari proses untuk mencapai tujuan tertentu
a
algorith objek apa pun yang dikembangkan oleh manusia dengan menggunakan proses berpikir
m komputasional dan peralatan komputer. Artefak komputasional dapat berupa (walaupun
artefak tidak terbatas): program, image, audio, video, presentation, atau web page (College
komputasiona Board, 2016);
l
computational artefak komputasi menjelaskan konsep hierarki komposisi, prinsip abstraksi/
artifact penyempurnaan, dan hierarki berdasarkan konstruksi. Ada tiga kelas artefak komputasi
— abstrak, material, dan liminal (Dasgupta, 2016)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Terima kasih
Keputusan Mendikbudristek No. 262/M/2022 Tentang Perubahan atas Keputusan Mendikbudristek
No. 56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran

Mandiri Belajar
Menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti kurikulum
Pada tahun satuan pendidikan yang sedang diterapkan.

ajaran Misalnya, menerapkan projek penguatan profil pelajar Pancasila sebagai ko-kurikuler dengan
konsekuensi menambah waktu belajar peserta didik, menerapkan pembelajaran sesuai tahap
2022/2023 lebih capaian peserta didik, dan/atau mengajarkan mata pelajaran sesuai Kurikulum Merdeka
dari 142 ribu
satuan Mandiri Berubah
pendidikan
Menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan pada
memilih untuk satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10. Satuan pendidikan dan guru juga dapat menerapkan
mengimplemen- pembelajaran terdiferensiasi secara sederhana
tasikan Kurikulum
Merdeka secara Mandiri Berbagi
mandiri Menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar di
satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10. Contoh-contoh yang disediakan oleh pemerintah
digunakan sebagai aspirasi dan rujukan saja, namun sebagian besar pengembangan kurikulum
dilakukan di satuan pendidikan

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Beberapa Kebaruan dalam Kurikulum Merdeka

Profil Pelajar Pancasila sebagai Capaian Pembelajaran (CP) Pembelajaran sesuai tahap
kompetensi umum atau karakter sebagai kompetensi yang dituju capaian (teaching at the right level)
yang perlu ditanamkan dan dalam setiap mata pelajaran sebagai pendekatan untuk
dikembangkan dalam diri setiap (intrakurikuler) untuk setiap fase memastikan setiap peserta didik
pelajar sejak usia dini pembelajaran mendapatkan hak belajar yang
memberikan mereka kesempatan
mencapai kompetensi minimum
Projek penguatan profil pelajar Pengembangan kurikulum
Pancasila sebagai kokurikuler operasional satuan pendidikan
untuk menguatkan pembelajaran secara merdeka dimana Penguatan asesmen formatif
karakter dalam profil pelajar pengorganisasian pembelajaran, untuk mendukung pembelajaran
Pancasila melalui kegiatan projek alur tujuan pembelajaran, tema sesuai tahap capaian dan umpan
untuk projek penguatan profil balik untuk peningkatan kualitas
pelajar Pancasila, metode pembelajaran
Platform Merdeka Mengajar pembelajaran terdiferensiasi
untuk guru mempelajari kurikulum sesuai tahap capaian peserta Contoh-contoh dan Perangkat
dan pembelajaran efektif, didik dikembangkan di tingkat ajar yang disediakan untuk pendidik
mendapatkan beragam perangkat satpen agar kontekstual, relevan, yang masih dalam tahap awal atau
ajar, dan saling berbagi karya & dan bermakna belum mampu mengembangkan
metode pembelajaran kurikulum dan pembelajarannya
secara mandiri

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Struktur Kurikulum dibagi menjadi dua komponen utama, intrakurikuler dan projek penguatan
profil pelajar Pancasila
Contoh: Struktur Kurikulum Pendidikan Anak Usía Dini (PAUD), Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

1. Pembelajaran intrakurikuler. Kegiatan Struktur kurikulum terbagi dalam 6 fase dan 1 fase fondasi:
pembelajaran intrakurikuler untuk setiap mata
pelajaran mengacu pada capaian pembelajaran. 1. Fase Fondasi (PAUD)
Pada jenjang SD/MI dapat mengorganisasikan 2. Fase A (SD kelas 1 dan 2)
muatan pembelajaran menggunakan pendekatan 3. Fase B (SD kelas 3 dan 4)
mata pelajaran atau tematik. Sementara pada SMA 4. Fase C (SD kelas 5 dan 6)
kelas XI-XII peserta didik diberkan kesempatan 5. Fase D (SMP kelas 7-9)
memilih mata pelajaran pilihan. 6. Fase E (SMA/K kelas 10)
7. Fase F (SMA/K kelas 11-12)
2. Pembelajaran kokurikuler: Projek penguatan
profil pelajar Pancasila. Kegiatan pembelajaran Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat
khusus yang ditujukan untuk memperkuat upaya dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek dari
pencapaian elemen dan subelemen pada dimensi semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan
profil pelajar Pancasila. Bobot jam pelajarannya masing-masing projek tidak harus sama.
sekitar 20-30% dari total jam pelajaran.
Alokasi waktu untuk setiap projek penguatan profil pelajar
Pancasila tidak harus sama. Satu projek dapat dilakukan dengan
durasi waktu yang lebih panjang daripada projek yang lain.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Contoh Alokasi Waktu Mata Pelajaran pada Jenjang SMP Kelas VII-VIII (Fase D)

Alokasi pertahun Alokasi Projek TOTAL JP PER


Asumsi 1 Tahun = 36 minggu; 1 JP=40 menit (minggu) per tahun TAHUN

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108


* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
agama/kepercayaan masing-masing.
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 ** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu)
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi 72 (2) 36 108 jenis seni atau prakarya (Seni Musik, Seni Rupa, Seni
Pekerti*
Teater, Seni Tari, dan/atau Prakarya). Peserta didik
Pendidikan Pancasila 72 (2) 36 108
memilih 1 (satu) jenis seni atau prakarya (Seni Musik,
Bahasa Indonesia 180 (5) 36 216 Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari, atau Prakarya)
Matematika 144 (4) 36 180

IPA 144 (4) 36 180


*** Maksimal 2 JP per minggu atau 72 JP per tahun.

IPS 108 (3) 36 144


**** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan
Bahasa Inggris 108 (3) 36 144
Lokal, dan/atau mata pelajaran tambahan yang
PJOK 72 (2) 36 108 diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
Informatika 72 (2) 36 108

Seni dan Prakarya**: 72 (2) 36 108 Keterangan: Selebihnya bisa dipelajari pada
o Seni Musik Lampiran Kepmen No. 262/M/2022
o Seni Rupa
o Seni Teater
o Seni Tari
o Prakarya

Muatan Lokal*** 72 (2) - 72

Total****: 1044 (29) 360 1404

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Selain pilihan implementasi mandiri, satpen juga diharapkan dapat menyesuaikan
penerapan setiap aspek sesuai tahap kesiapan masing-masing

Tahapan ini dikembangkan


berdasarkan prinsip “ketat
dalam hal tujuan, longgar dalam
hal pelaksanaan” (OECD 2020)

Satpen dan pendidik perlu


memahami kesiapan mereka
untuk menentukan tahap
“belajar” menggunakan KM

Tahapan-tahapan implementasi
ini digunakan sebagai kerangka
monitoring dan evaluasi
implementasi Kurikulum
Merdeka di Sekolah Penggerak,
SMKPK, dan implementasi
secara mandiri

Memaksa perubahan terlalu banyak dan


terlalu cepat (too much, too fast)
adalah salah satu faktor kegagalan
reformasi pendidikan

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Implementasi Kurikulum Merdeka untuk pemulihan pembelajaran dilakukan berdasarkan
kebijakan-kebijakan berikut ini (1/2)

Kepmendikbudristek
Permendikbudristek No. 5 Permendikbudristek No. 7 Tahun No. 56 Tahun 2022 sebagaimana
Tahun 2022 2022 dirubah menjadi Kepmendikbudristek
No 262 Tahun 2022
Standar Kompetensi Lulusan pada Standar Isi pada Pendidikan Anak Usia
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah Pedoman Penerapan Kurikulum dalam
Pendidikan Dasar, dan Pendidikan
Rangka Pemulihan Pembelajaran
Menengah

Standar Isi dikembangkan melalui


Standar kompetensi lulusan perumusan ruang lingkup materi yang Memuat 3 opsi kurikulum yang dapat
merupakan kriteria minimal sesuai dengan kompetensi lulusan. digunakan di satuan pendidikan dalam
tentang kesatuan sikap, Ruang lingkup materi merupakan
rangka pemulihan pembelajaran beserta
bahan kajian dalam muatan
keterampilan, dan pengetahuan struktur Kurikulum Merdeka, aturan
pembelajaran yang dirumuskan
yang menunjukkan capaian berdasarkan: 1) muatan wajib sesuai terkait pembelajaran dan asesmen, serta
kemampuan peserta didik dari dengan ketentuan peraturan beban kerja guru.
hasil pembelajarannya pada akhir perundang-undangan; 2) konsep
keilmuan; dan 3) jalur, jenjang, dan
jenjang pendidikan. SKL menjadi
jenis pendidikan. Standar Isi menjadi
acuan untuk Kurikulum 2013, acuan untuk Kurikulum 2013,
Kurikulum darurat, dan Kurikulum Kurikulum darurat, dan Kurikulum
Merdeka. Merdeka.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 57


Implementasi Kurikulum Merdeka untuk pemulihan pembelajaran dilakukan berdasarkan
kebijakan-kebijakan berikut ini (1/2)

Keputusan Kepala BSKAP


Keputusan Kepala BSKAP Permendikbudristek No. 16 Permendikbud N0. 21 Tahun
No.008/H/KR/2022 Tahun 2022
No.009/H/KR/2022 Tahun Tahun 2022 2022
sebagaimana dirubah menjadi
2022
No.033/H/KR/2022 Tahun 2022

Capaian Pembelajaran pada Dimensi, Elemen dan Sub Standar Penilaian Pendidikan
Standar Proses Pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Elemen Profil Pelajar Pada Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Anak Usia Dini,
Jenjang Pendidikan Dasar, Pancasila Pada Jenjang Pendidikan Dasar, Dan
Jenjang
dan Pendidikan Menengah Kurikulum Merdeka Jenjang Pendidikan Menengah
Pendidikan Dasar, Dan Jenjang
Pada Kurikulum Merdeka Pendidikan Menengah

Memuat Capaian Memuat penjelasan Memuat kriteria minimal proses


Mmeuat kriteria minimal
dan tahap-tahap pembelajaran berdasarkan jalur,
Pembelajaran untuk mengenai mekanisme
jenjang, dan jenis pendidikan
semua jenjang dan perkembangan profil penilaian hasil belajar
untuk mencapai standar
mata pelajaran dalam pelajar Pancasila yang peserta didik, dilakukan
kompetensi lulusan..
struktur Kurikulum dapat digunakan sesuai dengan tujuan
Merdeka. terutama untuk projek Penilaian secara berkeadilan,
penguatan profil objektif, dan edukatif.
pelajar Pancasila.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 58


Yang terjadi saat ini, bukan hanya perubahan kurikulum, tetapi perubahan strategi
Kemendikbudristek dalam implementasi kurikulum

Kurikulum Merdeka

Bertahap berdasarkan kesiapan satuan pendidikan/daerah sehingga menggunakan mekanisme


pendaftaran mandiri oleh satuan pendidikan

Sumber informasi pelatihan berasal dari satu sumber yaitu platform Merdeka Mengajar

Bimtek yang dilakukan bertujuan untuk mengaktifkan partisipasi pemangku kepentingan dan
penguatan ekosistem komunitas belajar.

Pelatihan guru secara partisipatif menggunakan teknologi

Pelibatan masyarakat melalui mitra pembangunan

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Secara umum, strategi Satuan Pendidikan dalam menerapkan Kurikulum Merdeka

1.Platform Merdeka Mengajar 3. Strategi Komunitas Belajar


(PMM) adalah wadah di mana guru merupakan strategi yang
2. Untuk memperkuat pemahaman
dan kepala satuan pendidikan bisa memberdayakan dan menguatkan
terkait Kurikulum Merdeka,guru
mempelajari bagaimana memahami ekosistem guru. Pada komunitas
dan kepala satuan pendidikan
Kurikulum Merdeka, dengan cara belajar, guru dapat saling belajar,
dapat mengikuti Seri Webinar
mengakses pelatihan mandiri, mengkonfirmasi pemahaman dan
yang membahas seputar Kurikulum
mengakses dokumen Kurikulum diskusi dari bahan PMM, webinar,
Merdeka.
Merdeka, perangkat ajar, asesmen, atau panduan, serta berbagi
serta praktik baik. praktik baik.

5. Pusat Layanan Bantuan 6. Bagi wilayah atau satuan


4. Untuk memperoleh inspirasi
(Helpdesk) dapat guru atau kepala pendidikan yang berada di bawah
tentang bagaimana penerapan
satuan pendidikan akses untuk binaan mitra pembangunan, guru
Kurikulum Merdeka, guru, kepala
mendapatkan jawaban yang tepat dan kepala satuan pendidikan
satuan pendidikan, atau penggerak
dan cepat jika mendapat kendala dapat menjadikan mitra
komunitas dapat mengundang
atau hal yang tidak ditemukan pembangunan sebagai fasilitator
narasumber untuk berbagi praktik
solusinya dalam panduan, PMM, belajar yang dapat membantu
baik ke komunitas belajar maupun
komunitas belajar, atau FAQ yang dalam menerapkan Kurikulum
ke satuan pendidikan.
tersedia. Merdeka

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


60
1

Guru dan kepala sekolah belajar mandiri


melalui Platform Merdeka Mengajar

Kementerian
Kementerian Pendidikan,
Pendidikan, Kebudayaan,
Kebudayaan, Riset
Riset, dandan Teknologi
Teknologi
Mengapa harus melalui platform?

Setiap guru di seluruh Indonesia dapat belajar


Setiap guru di seluruh Indonesia sesuai dengan kebutuhan dan kecepatan
mendapat kesempatan mengakses masing-masing
pelatihan yang sama dengan kualitas
yang sama

Setiap guru di seluruh


Indonesia dapat saling
berjejaring antar wilayah

Setiap guru di seluruh


Indonesia dapat saling
berbagi praktik baik dan
Setiap guru di seluruh
saling menginspirasi di
Indonesia dapat memiliki
platform yang sama Setiap guru di seluruh Indonesia dapat
kesempatan dokumen
mengakses beragam perangkat ajar yang bisa
updated
dijadikan contoh atau langsung dipakai

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Bagaimana Platform Merdeka Mengajar (PMM) membantu guru dan kepala satuan pendidikan dalam
implementasi Kurikulum Merdeka secara mandiri?

BELAJAR
Pelatihan Mandiri
Guru dapat memperoleh materi pelatihan berkualitas dengan
mengaksesnya secara mandiri, sehingga setiap guru mendapat
kualitas pelatihan yang sama.

Video Inspirasi
Guru bisa mendapatkan beragam video inspiratif untuk
mengembangkan diri dengan akses tidak terbatas.

MENGAJAR
Perangkat Ajar
Saat ini tersedia lebih dari 2000 referensi perangkat ajar (RPP,
modul ajar, modul projek, buku siswa) berbasis Kurikulum
Merdeka

Asesmen Murid
BERKARYA Membantu guru melakukan analisis awal literasi dan numerasi
Bukti Karya dengan cepat sehingga dapat menerapkan pembelajaran yang
Guru dapat membangun portofolio hasil karyanya agar dapat saling sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan peserta didik.
berbagi inspirasi dan berkolaborasi. Asesmen ini bisa digunakan oleh semua mapel.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Platform Merdeka Mengajar dapat digunakan melalui aplikasi di gawai Android atau melalui
laman situs

Unduh Aplikasi Merdeka Mengajar Akses melalui laman situs


untuk gawai Android di Google Play Store https://guru.kemdikbud.go.id/

Untuk dapat masuk ke beberapa produk Platform Merdeka Mengajar gunakan akun
Belajar.id atau madrasah.kemenag.go.id. Jika ada kesulitan atau perlu aktivasi, bisa mengunjungi laman belajar.id
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
2

Guru dan kepala sekolah belajar Kurikulum


Merdeka dengan mengikuti
Seri Webinar IKM

Kementerian
Kementerian Pendidikan,
Pendidikan, Kebudayaan,
Kebudayaan, Riset
Riset, dandan Teknologi
Teknologi
Pengantar
Seri Webinar

Kementerian
Kementerian Pendidikan,
Pendidikan, Kebudayaan,
Kebudayaan, Riset
Riset, dandan Teknologi
Teknologi
3

Guru dan kepala sekolah belajar Kurikulum


Merdeka di dalam komunitas belajar

Kementerian
Kementerian Pendidikan,
Pendidikan, Kebudayaan,
Kebudayaan, Riset
Riset, dandan Teknologi
Teknologi
Komunitas belajar dalam implementasi Kurikulum Merdeka

● Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, komunitas belajar dapat


mendiskusikan dan menyelesaikan berbagai masalah
pembelajaran yang dihadapi saat implementasi Kurikulum
Merdeka, berbagi praktik baik, serta mengkonfirmasi pemahaman.
● Bersifat inklusif, guru/ kepala satuan pendidikan mana pun bisa
tergabung (dari berbagai kategori IKM) dalam komunitas belajar,
Sekolah Penggerak/ SMK PK, atau satuan pendidikan yang
menerapkan K13/ Darurat, selama belajar bersama untuk perbaikan
pembelajaran.
● Tidak perlu membentuk baru, sangat dianjurkan untuk
Sumber gambar:
https://aisa.or.ke/resources/professional-learning-communities/
mengaktivasi dan meng-’hidup’-kan komunitas yang sudah ada,
kecuali jika belum ada.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Tiga Jenis Komunitas Belajar

Komunitas Belajar dalam Komunitas Belajar Komunitas Belajar


Satuan Pendidikan Antar Satuan Pendidikan Daring

Data ketersediaan Komunitas Belajar di Dashboard Komunitas

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Apa yang bisa dilakukan dalam komunitas belajar?

Belajar bersama melalui Platform Merdeka Mengajar


(PMM). Membaca panduan kurikulum yang dikeluarkan
BSKAP atau webinar, mendiskusikannya, serta
mengonfirmasi pemahaman yang didapat oleh setiap
anggota komunitas

lokakarya/ in house training juga bisa


dilakukan komunitas belajar, seperti membuat/ Berbagi praktik baik dan mencari
memodifikasi modul ajar, modul projek, solusi bersama terkait pembelajaran.
strategi pembelajaran terdiferensiasi, asesmen, Narasumber bisa berasal dari sekolah
dll. Kegiatan ini bisa menggunakan tutorial penggerak/ SMK PK, atau sekolah IKM
yang ada di PMM, contoh praktik baik/ inspirasi mandiri yang sudah memiliki praktik
yang diberikan pusat, atau narasumber baik. Aktivitas ini perlu dilakukan
dengan diskusi sehingga
mengkonfirmasi apakah praktik yang
Sumber gambar:
dilakukan sesuai dengan
https://theconversation.com/online-learning-can-prepare-students-for-a-fast-changing-future-wherever-they-are-80497 prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka
https://agsci.oregonstate.edu/bioenergy-education-bioenergy-k-12-education/image-album/2017-winter-teacher-workshop
https://www.shutterstock.com/search/best+practice+sharing
jejaklombok.com

Kementerian
Kementerian Pendidikan,
Pendidikan, Kebudayaan,
Kebudayaan, Riset
Riset, dandan Teknologi
Teknologi
Rilis di 22 Juni: fitur Komunitas Belajar di OMM

Guru dapat mendaftarkan komunitas belajarnya


di PMM dan mendapatkan pelatihan Penggerak
Komunitas secara daring. Melalui produk
Komunitas Belajar bisa melakukan

Melihat daftar komunitas

Bergabung ke dalam group


sosial media milik komunitas

Mengikuti webinar yang


diselenggarakan oleh komunitas
yang telah diikuti

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


4

Guru dan kepala sekolah belajar praktik baik


melalui narasumber yang sudah
direkomendasikan

Kementerian
Kementerian Pendidikan,
Pendidikan, Kebudayaan,
Kebudayaan, Riset
Riset, dandan Teknologi
Teknologi
Siapa yang bisa menjadi narasumber? Seperti apa yang disebut praktik baik?

● Memiliki cara baru yang inovatif namun masih sesuai


Siapa yang dapat Apakah NS Berbagi
menjadi NS Berbagi prinsip-prinsip dalam mengatasi suatu masalah pendidikan, Praktik Baik bisa berasal
Praktik Baik? khususnya pembelajaran pada saat mengimplementasikan dari Non PSP?
● Bisa, selama sudah
kurikulum merdeka secara berkelanjutan.
● Guru yang telah mengimplementasikan
● Terdapat perubahan atau perbedaan yang mendasar, sehingga
memiliki praktik baik praktik baik.
sering dikatakan hasilnya luar biasa (outstanding result).
terkait implementasi Apakah NS Berbagi
● Dapat menjadi model/contoh serta memberi inspirasi dalam
Kurikulum Merdeka Praktik Baik adalah
● Kepala Sekolah yang
membuat kebijakan sekolah yang dapat diadopsi dan satu-satunya NS
dipraktikkan di sekolah lainnya. implementasi Kurikulum
telah memiliki praktik Merdeka?
● Strategi dan cara-cara yang digunakan bersifat efektif dan
baik kepemimpinan ● Tidak, disesuaikan
efisien dalam menggerakkan ekosistem sekolah dalam
implementasi dengan kebutuhan
menerapkan kurikulum merdeka secara komprehensif dan
Kurikulum Merdeka belajar di komunitas/
sesuai prinsip..
satpen

Kementerian
Kementerian Pendidikan,
Pendidikan, Kebudayaan,
Kebudayaan, Riset
Riset, dandan Teknologi
Teknologi
Siapa narasumber praktik baik di
Kabupaten/Kota Kita?

Data NS terdapat pada link berikut: https://bit.ly/rekomNS_IKM

Kementerian
Kementerian Pendidikan,
Pendidikan, Kebudayaan,
Kebudayaan, Riset
Riset, dandan Teknologi
Teknologi
5
Guru dan kepala sekolah
memanfaatkan Pusat Layanan
Bantuan (Helpdesk) untuk
mendapatkan informasi lebih

Kementerian
Kementerian Pendidikan,
Pendidikan, Kebudayaan,
Kebudayaan, Riset
Riset, dandan Teknologi
Teknologi
HELPDESK TERPADU
layanan pengaduan terpadu untuk PSP, IKM, dan PBD berbasis whatsapp terpusat pada 1
nomor HP yang sama dengan menggunakan Aplikasi Helpdesk (Omnichat)

PROGRAM
SEKOLAH
PENGGERAK

HELPDESK TERPADU
IMPLEMENTASI Menggunakan Aplikasi
KURIKULUM MERDEKA Helpdesk berbasis Whatsapp
(Omnichat)

+6281281435091
PERENCANAAN
BERBASIS DATA

Kementerian
KEMENTERIAN Pendidikan,
PENDIDIKAN, Kebudayaan,RISET,
KEBUDAYAAN, Riset dan
DANTeknologi
TEKNOLOGI
Format pertanyaan pusat layanan bantuan (helpdesk)

Untuk menghubungi Helpdesk


Kurikulum Merdeka, penanya
mengetik nomor 1 kemudian
diberikan auto reply untuk mengisi
identitas diri

Nama Diisi identitas penanya

Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota
Dinas Pendidikan/Bappeda/Lembaga pemerintah lain/Kelompok
Instansi
Belajar/Sekolah/Umum/Mitra Pembangunan
Kepala dinas/Kepala bidang/Kepala seksi/Kepala Sekolah/Guru/Orang tua/Siswa/Ketua &
Jabatan Anggota Kelompok Belajar/ Narasumber/Tim Mitra Pembangunan

Permasalahan Diisi pertanyaan/permasalahan yang ingin ditanyakan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


Dianjurkan untuk membaca panduan, PMM, dan FAQ sebelum menghubungi Pusat Layanan Bantuan

Sebelum mengajukan pertanyaan ke Helpdesk, perlu


lakukan langkah berikut terlebih dahulu:
1. Apakah jawabannya ada dalam dokumen
kebijakan atau panduan?
2. Apakah jawabannya ada di PMM?
3. Apakah jawabannya ada dalam FAQ (Frequently
Asked Questions) IKM, Pusat Bantuan PMM,
Belajar.id ?

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


6

Guru dan kepala sekolah bekerja sama


dengan mitra pembangunan untuk
implementasi Kurikulum Merdeka

Kementerian
Kementerian Pendidikan,
Pendidikan, Kebudayaan,
Kebudayaan, Riset
Riset, dandan Teknologi
Teknologi
Karakteristik Mitra Pembangunan yang bekerja sama terkait IKM secara mandiri

1 Self-funded

2 Diharapkan sudah ada sekolah binaan

3 Diharapkan sudah ada MoU dengan pemerintah daerah

Diharapkan sudah pernah bekerja dengan daerah binaan minimal 1


4 tahun

5 Fokus pada peningkatan proses pembelajaran

*Strategi kerja sama dengan mitra pembangunan tidak berada di semua daerah, bergantung keberadaan mitra
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Mekanisme kerjasama akan asimetris, tergantung kebutuhan, mandiri, dan berkala

- Asimetris. Implementasi Kurikulum Merdeka yang didampingi oleh mitra pembangunan tidak
harus seragam. Ruang lingkup implementasi dapat disesuaikan dengan kapasitas mitra dan
pilihan satuan pendidikan dalam implementasi Kurikulum Merdeka.
- Tergantung kebutuhan. Formalitas kerjasama tergantung kebutuhan dari mitra
pembangunan.
- Pendanaan Mandiri. Implementasi pendampingan dilakukan dengan pendanaan mandiri
oleh mitra pembangunan.
- Pertemuan berkala. Komunikasi rutin akan menjadi mekanisme operasional kerja sama.

Kerja sama dengan mitra pembangunan bersifat dinamis dan membuka peluang untuk mitra
pembangunan daerah/ lokal yang ingin bekerja sama dalam mendampingi IKM jalur mandiri,
UPT BBPMP/ BPMP bersama BBPPMPV/BPPMPV mendata mitra lokal dan meminta untuk
mengisi form di tautan https://bit.ly/3Lf93aZ

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


#

Tambahan: Penyediaan Buku Teks


Pelajaran

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Bagaimana satuan pendidikan mendapatkan buku teks pelajaran?

1. Buku teks pelajaran berbentuk cetak bisa dipesan di SIPLAH atau E-KATALOG menggunakan
anggaran dana BOS/ BOP/ BOSDA/ dana yayasan/ mandiri/ atau sumber pendanaan lainnya.

2. Buku teks pelajaran berbentuk digital bisa diakses di PMM

Mata pelajaran dan


fase yang mau dicari

Pilih buku guru/ murid

Fitur Perangkat Ajar

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Terakhir, perubahan kurikulum diikuti perubahan cara dan harapannya menjadi perubahan ekosistem

● Penguatan kolaborasi antar pemangku kepentingan


● Mendukung perubahan proses belajar guru: sesuai kebutuhan,
kecepatan, dan merata untuk setiap dan semua guru
● Memberdayakan penguatan ekosistem melalui pemberdayaan
komunitas belajar
● Pengoptimalan teknologi melalui Platform Merdeka Mengajar
● Bekerja sama dengan pemerintah daerah dan masyarakat dalam
implementasi kurikulum merdeka

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Pelajari Kurikulum Merdeka lebih lanjut di:

1. Sistem Informasi Kurikulum Nasional: https://kurikulum.kemdikbud.go.id/


2. Keputusan Mendikbudristek No. 56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam rangka
Pemulihan Pembelajaran: Link Kepmen
3. Platform Merdeka Mengajar (bisa diunduh di Google Play atau web https://guru.kemdikbud.go.id/)
a. Memahami melalui konten-konten microlearning: fitur Pelatihan Mandiri
b. Memahami Prinsip Dasar dan Penerapan Kurikulum (CP, ATP): fitur Tentang Kurikulum
Merdeka
c. Mengakses perangkat ajar: fitur Perangkat Ajar
4. Dashboard PMM terkait aktivitas belajar dan akses guru terhadap PMM
5. Dashboard Komunitas terkait aktivitas penggerak komunitas belajar
Untuk mengakses Platform Merdeka Mengajar dan dashboard perlu akses domain belajar.id

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


TERIMA KASIH

MARI BERDISKUSI

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Anda mungkin juga menyukai