Anda di halaman 1dari 9

BAB II

HASIL ANALISIS KONTEKS

A. Analisis Standar Nasional Pendidikan (analisis perundang undangan)


1. Analisis Standar Isi
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah, menjelaskan Tingkat Kompetensi
dikembangkan berdasarkan kriteria; (1) Tingkat perkembangan peserta
didik, (2) Kualifikasi kompetensi Indonesia, (3) Penguasaan kompetensi
yang berjenjang. Selain itu Tingkat Kompetensi juga memperhatikan
tingkat kerumitan/kompleksitas kompetensi, fungsi satuan pendidikan,
dan keterpaduan antar jenjang yang relevan. Berdasarkan Tingkat
Kompetensi tersebut ditetapkan kompetensi yang bersifat generik yang
selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan Kompetensi
dan ruang lingkup materi yang bersifat spesifik untuk setiap mata
pelajaran.
Kompetensi yang bersifat generik mencakup 3 (tiga) ranah
yakni sikap, pengetahuan dan keterampilan. Ranah sikap dipilah menjadi
sikap spiritual dan sikap sosial. Pemilahan ini diperlukan untuk
menekankan pentingnya keseimbangan fungsi sebagai manusia seutuhnya
yang mencakup aspek spiritual dan aspek sosial sebagaimana
diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional. Dengan demikian,
Kompetensi yang bersifat generik terdiri atas 4 (empat) dimensi yang
merepresentasikan sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan, yang selanjutnya disebut Capaian Pembelajaran (CP).
Setiap Tingkat Kompetensi berimplikasi terhadap tuntutan proses
pembelajaran dan penilaian. Penjabaran Tingkat Kompetensi lebih lanjut
pada setiap jenjang pendidikan sesuai pencapaiannya pada tiap kelas akan
dilakukan oleh Pihak Pengembang Kurikulum. Tingkat Kompetensi yang
berbeda menuntut pembelajaran dan penilaian dengan fokus dan
penekanan yang berbeda pula. Semakin tinggi Tingkat Kompetensi,
semakin kompleks intensitas pengalaman belajar peserta didik dan proses
pembelajaran serta penilaian.
Sehubungan dengan urian tersebut, dalam proses pembelajaran,
banyak guru yang tidak merencanakan pembelajaran dengan baik. Hal
terbukti guru tidak menguasai Rencana Proses Pembelajaran dengan baik.
Hal ini dikarenakan guru tidak memahami tentang Kompetensi Inti dari
empat domain. Bahkan, ketika pembelajaran akan diakhiri dengan
penilaian akhir semester masih ada guru yang belum tahu CP yang
seharusnya dikuasainya dalam mata pelajaran yang diampunya. Padahal,
CP ini yang akan diuraikan menjadi Kompetensi Dasar dan Indikator
Pencapaian Kompetensi.
Sementara itu, guru di SMK PGRI Brati masih banyak yang
belum memahami standar isi. Hal ini yang menyebabkan perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi tidak mengacu pada Kurikulum Merdeka.
Akibatnya, Sesuai dengan Revisi Kurikulum Merdeka Tahun 2022
kurang adanya pengintegrasian Penguatan Pendidikan Karakter (PPK),
Higher Order Thingking Skill (HOTS), Creative, Critical Thinking,
Communicative, dan Collaborative (4C) dalam pembelajaran.

Perbedaan Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Merdeka Jenjang SMK


Kerangka Dasar
Rancangan landasan utama Kurikulum Rancangan landasan utama Kurikulum
2013 adalah tujuan Sistem Pendidikan Merdeka adalah tujuan Sistem
Nasional dan Standar Nasional Pendidikan Nasional dan Standar
Pendidikan Nasional Pendidikan. Mengembangkan
profil pelajar Pancasila pada peserta
didik
Kompetensi yang dituju
Kompetensi Dasar (KD) yang berupa Capaian Pembelajaran yang disusun per
lingkup dan urutan (scope and sequence) fase Capaian Pembelajaran dinyatakan
yang dikelompokkan pada empat dalam paragraf yang merangkaikan
Kompetensi Inti (KI) yaitu: Sikap pengetahuan, sikap, dan keterampilan
Spiritual, Sikap Sosial, Pengetahuan, untuk SMK terdiri dari:
dan Keterampilan KD dinyatakan dalam 1. Fase E (umumnya setara dengan
bentuk point-point dan diurutkan untuk kelas X SMK )
mencapai KI yang diorganisasikan 2. Fase F (umumnya setara dengan
pertahun KD pada KI 1 dan KI 2 hanya kelas XI dan XII dan/atau kelas
terdapat pada mata pelajaran Pendidikan XI, XII, dan XIII)
Agama dan Budi Pekerti dan Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan
Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum SMK mengacu Struktur kurikulum SMK mengacu
spektrum keahlian SMK yang ditetapkan spektrum keahlian SMK yang ditetapkan
oleh Pemerintah terdiri atas Bidang oleh Pemerintah terdiri atas Bidang
Keahlian, Program Keahlian, dan Keahlian dan Program Keahlian. Satuan
Kompetensi Keahlian. Satuan pendidikan bekerja sama dengan industri
pendidikan hanya dapat mitra dapat membuat konsentrasi
menyelenggarakan kompetensi keahlian keahlian (yang Struktur kurikulum terdiri
yang tercantum dalam spektrum atas 2 (dua) bagian yaitu: 1 . Kelompok
keahlian SMK mata pelajaran umum; dan
Struktur kurikulum terdiri atas 3 (tiga) 2 . Kelompok mata pelajaran kejuruan.
bagian yaitu: Jam Pelajaran (JP) diatur per tahun atau
1. Kelompok muatan nasional; per fase. Satuan pendidikan dapat
2. Kelompok muatan kewilayahan; mengatur alokasi waktu pembelajaran
dan secara Satuan pendidikan dapat
3. Kelompok muatan peminatan menggunakan pendekatan
kejuruan pengorganisasian pembelajaran berbasis
Jam Pelajaran (JP) diatur per minggu mata pelajaran, tematik, atau terintegrasi
atau perprogram (3 tahun/4 tahun). Satuan pendidikan atau peserta didik
Satuan pendidikan dapat mengatur dapat memilih sekurangkurangnya satu
alokasi waktu pembelajaran secara rutin dari lima mata pelajaran Seni dan
setiap minggu dalam setiap semester Prakarya: Seni Musik, Seni Rupa, Seni
atau mengatur alokasi waktu Teater, Seni Tari, atau Prakarya
pembelajaran secara fleksibel untuk Kelompok mata pelajaran kejuruan
mencapai JP yang ditetapkan, tetapi terdiri atas mata pelajaranmata pelajaran
setiap semester peserta didik akan matematika dan bahasa inggris yang
mendapatkan nilai hasil belajar Satuan diselenggarakan di fase E dan F, mata
pendidikan diarahkan menggunakan pelajaran informatika, projek ilmu
pendekatan pengorganisasian pengetahuan alam dan sosial, serta dasar-
pembelajaran berbasis mata pelajaran. dasar program keahlian yang
Peserta didik dapat memilih satu dari diselenggarakan di fase E, dan mata
empat aspek pada mata pelajaran Seni pelajaran projek kreatif dan
Budaya: Seni Musik, Seni Rupa, Seni kewirausahaan, konsentrasi keahlian,
Teater, Seni Tari, dan dapat mengganti praktik kerja lapangan, dan mata
aspek pada semester berikutnya pelajaran pilihan yang
berdasarkan minatnya
Muatan kejuruan terdiri atas kelompok
mata pelajaran dasar bidang keahlian
dan kelompok mata pelajaran dasar
program keahlian yang diselenggarakan
di kelas X, dan kelompok mata pelajaran
kompetensi keahlian yang
diselenggarakan di kelas XI, XII
dan/atau XIII
Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran menggunakan Menguatkan pembelajaran terdiferensiasi
satu pendekatan yaitu pendekatan sesuai tahap capaian peserta didik
saintifik untuk semua mata pelajaran Paduan antara pembelajaran
Pada umumnya, pembelajaran terfokus intrakurikuler (sekitar 70-80% dari jam
hanya pada intrakurikuler (tatap muka), pelajaran) dan kokurikuler melalui projek
untuk kokurikuler dialokasikan beban penguatan profil pelajar Pancasila
belajar maksimum 50% diluar jam tatap (sekitar 20-30% jam pelajaran)
muka, tetapi tidak diwajibkan dalam
bentuk kegiatan yang direncanakan
secara khusus, sehingga pada umumnya
diserahkan kepada kreativitas guru
pengampu
Penilaian
Penilaian formatif dan sumatif oleh Penguatan pada asesmen formatif dan
pendidik berfungsi untuk memantau penggunaan hasil asesmen untuk
kemajuan belajar, memantau hasil merancang pembelajaran sesuai tahap
belajar, dan mendeteksi kebutuhan capaian peserta didik
perbaikan hasil belajar peserta didik Menguatkan pelaksanaan penilaian
secara berkesinambungan autentik terutama dalam projek
Menguatkan pelaksanaan penilaian penguatan profil pelajar Pancasila
autentik pada setiap mata pelajaran Tidak ada pemisahan antara penilaian
Penilaian dibagi menjadi penilaian sikap, sikap, pengetahuan, dan keterampilan
pengetahuan, dan keterampilan
Perangkat Ajar yang Disediakan Pemerintah
Buku teks dan buku non-teks Buku teks dan buku non-teks
Bahan ajar yang dikembangkan oleh Contoh-contoh modul ajar, alur tujuan
direktorat SMK pembelajaran, contoh projek penguatan
profil pelajar Pancasila, contoh
kurikulum operasional satuan pendidikan
Perangkat Kurikulum
Pedoman implementasi kurikulum, Panduan Pembelajaran dan Asesmen,
Panduan Penilaian, dan Panduan panduan pengembangan kurikulum
Pembelajaran setiap jenjang operasional sekolah, panduan
pengembangan projek penguatan profil
pelajar Pancasila, panduan pelaksanaan
pendidikan inklusif, panduan penyusunan
Program Pembelajaran
Individual, modul layanan bimbingan
konseling

2. Analisis Standar Kompetensi Lulusan


Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, menjelaskan standar
kompetensi lulusan berdasarkan jenjang pendidikan yang berbeda. SKL
tersebut menguraikan rumusan dimensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dari jenjang pendidikan yang berbeda.
Dalam dimensi pengetahuan untuk tingkatan madrasah terdapat
empat pembagian materi berupa: Faktual, Konseptual, Prosedural, dan
Metakognitif yang tidak terdapat pada jenjang pendidikan yang di
bawahnya. Jika dijelaskan dengan kalimat yang sederhana materi yang
disajikan dalam pembelajaran sehrausnya terbagi menjadi empat
rumusan. Empat rumusan tersebut adalah:
a) Materi faktual merupakan bentuk materi yang nyata dalam
kehidupan seharihari;
b) Materi konseptual merupakan materi konsep. Peserta didik dapat
menjelaskan definisi materi tersebut dengan kalimat sendiri;
c) Materi prosedural merupakan urutan cara melakukan sesuatu
dengan benar; dan
d) Materi metakognitif merupakan materi yang menjadikan peserta
didik dapat menghasilkan suatu produk.

Di SMK PGRI Brati masih banyak guru tidak membuat keempat


rumusan materi pengetahuan yang diamanatkan oleh peraturan dalam
perencanaan dan proses pembelajaran. Hal ini yang mengakibatkan
standar kelulusan tidak dapat tercapai dengan baik.

3. Analisis Standar Proses


Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah, menjelaskan tentang proses
pembelajaran. Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi pesertadidik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses
pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian
kompetensi lulusan.
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Modul Ajar
dan Alur Tujuan Pembelajaran ( ATP ) yang mengacu pada Standar Isi.
Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat
penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Modul
Ajar dan Alur Tujuan Pembelajaran ( ATP ) disesuaikan pendekatan
pembelajaran yang digunakan yang tidak hanya terpaku pada 5M tetapi
bisa menggunakan model yang lain dan pendekatan yang dipakai tetap
saintifik.
Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan
dan Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai
dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu.
a) Perbedaan individual peserta didik,
b) Partisipasi aktif peserta didik,
c) Berpusat pada peserta didik,
d) Pengembangan budaya membaca dan menulis,
e) Program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan
remedi, dan
f) Penilaian, dan sumber belajar.

4. Analisis Standar Penilaian


Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah, menjelaskan bentuk dan teknik
penilaian pada masing masing domain: sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Di SMK PGRI Brati banyak guru yang belum menyosialisasikan
rancangan penilaian pada peserta didik. Kelemahan yang banyak terjadi
pada penilaian sikap adalah guru belum mengoptimalkan dalam
menggunakan jurnal observasi, serta belum menganalisis penilaian sikap
dan keterampilan.

B. Analisis Kondisi Satuan Pendidikan


Berdasarkan analisis standar tersebut, ditemukan banyak kelemahan
dalam satuan pendidikan di SMK PGRI Brati Temuan tersebut akan digunakan
acuan dalam penyusunan Kurikulum SMK PGRI Brati Tahun pelajaran
2022/2023. Diantaranya belum tertibnya administrasi dan belum maksimalnya
pelaksanaan supervisi baik pendidik maupun tenaga kependidikan.

C. Analisis Kondisi Guru dan Peserta Didik Satuan Pendidikan

1. Analisis kebutuhan siswa


Lingkungan SMK PGRI Brati adalah Sekolah menuju
sekolah unggul, sehingga diperlukan muatan lokal yang mendukung
pengetahuan tentang lingkungan hidup sesuai dengan misi SMK PGRI
Brati, Demikian juga dengan siap peserta didik yang kurang
mencerminkan peserta didik madrasah menuju madrasah unggul hebat
dan bermartabat Guru di SMK PGRI Brati yang berjumlah 21 telah
mengausai pembelajaran dengan baik tetapi masih ada kekuarangan baik
segi kualitas maupun kuantitas.
Siswa SMK PGRI Brati yang berjumlah 21 menginginkan
kondisi lingkungan sekolah yang menyenangkan. Padahal area tanah
yang dimiliki madrasah seluas 1000 M2 sehingga satuan pendidikan
perlu menyediakan kondisi yang kondosif sesuai dengan kebutuhan.

Anda mungkin juga menyukai