Anda di halaman 1dari 74

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Penyusunan Perencanaan
Pembelajaran Pendidikan
Kesetaraan
Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah

© 2022 Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus


Peraturan Terkait Implemetasi Kurikulum Merdeka

Fokus SKL Pada Pendidikan Dasar dan Menengah.


a. persiapan Peserta Didik menjadi anggota masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa serta berakhlak mulia;
b. penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila; dan
c. penumbuhan kompetensi literasi dan numerasi Peserta Didik untuk (hidup mandiri – Menengah)
mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Muatan wajib yang dimuat dalam kurikulum Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah yang meliputi:

pendidikan agama; matematika pendidikan jasmani dan olahraga


pendidikan Pancasila; ilmu pengetahuan alam keterampilan/kejuruan
pendidikan kewarganegaraan; ilmu pengetahuan sosial muatan lokal
bahasa seni dan budaya
Stadar Proses

Paling Sedikit memuat : tujuan pembelajaran; langkah atau kegiatan pembelajaran; dan penilaian
Perencanaan
atau asesmen pembelajaran.

Diselenggarakan dalam suasana belajar yang: interaktif; inspiratif; menyenangkan; menantang;


memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi aktif; dan memberikan ruang yang cukup bagi
Pelaksanaan
prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta
psikologis Peserta Didik.

Penilaian dilakukan dengan cara:


Penilaian Proses • refleksi diri terhadap pelaksanaan perencanaan dan proses pembelajaran; dan
Pembelajaran • refleksi diri terhadap hasil asesmen yang dilakukan oleh sesama Pendidik, kepala Satuan
Pendidikan, dan/atau Peserta Didik

5
Pengembangan kurikulum satuan pendidikan mengacu pada:
a. Kurikulum 2013 untuk pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah
dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar secara utuh;
b. Kurikulum 2013 untuk pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah
dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang disederhanakan; atau
c. Kurikulum Merdeka untuk pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah
secara utuh.
Struktur Kurikulum Merdeka Paket A, Paket B dan Paket C.
Beban Belajar Pada Pendidikan Kesetaraan dinyatakan dengan Satuan Kredit Kompetensi.

6
Profil Pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi, yaitu: 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bergotong-royong, 4) berkebinekaan
global, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif.

7
● Capaian Pembelajaran Paket A, Paket B dan Paket C
● Capaian Pembelajaran Program Pemberdayaan
● Capaian Pembelajaran Program Keterampilan

8
Panduan dalam Implemetasi Kurikulum Merdeka

Panduan
Pengembangan
Panduan Panduan
Kurikulum
Penguatan Projek Pembelajarn dan
Operasional di
Profil Pancasila Asesmen
Satuan
Pendidikan
01
Memahami dan Menganalisis Capaian Pembelajaran (CP)

Perencanaan
Pembelajaran 02
dan Penilaian Menyusun Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan
Pembelajaran
(Asesmen)
03
Merencanakan Pembelajaran dan Penilaian (Asesmen)
Sebelum melangkah pada strategi perencanaan dan pelaksanaan Pembelajaran dan Penilaian,
mari sejenak kita bahas Konsep Capaian Pembelajaran,

Konsep Capaian Pembelajaran

“Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi


pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase,
dimulai dari Fase Fondasi pada PAUD. Untuk Pendidikan dasar
dan menengah, CP disusun untuk setiap mata pelajaran.”
Pemerintah hanya menetapkan tujuan akhir per fase (CP) dan waktu tempuhnya (fase). Satuan
pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan strategi dan cara atau jalur untuk
mencapainya. Agar bisa menentukan strategi yang sesuai, kita perlu tau titik awal
keberangkatan para peserta didik.
Pengertian Fase:
Tingkatan Capaian pembelajaran, setiap fase mempunyai waktu pencapaian antara 1-3 tahun

FASE

A B C D E F
Pondasi

PAUD/RA SD/MI/Paket SD/MI/Paket SD/MI/Paket SMP/Mts/Paket SMA/MA/Paket SMA/MA/Paket


A Kelas 1-2 A Kelas 3-4 A Kelas 5-6 B C C
Kelas 7-9 Kelas 10 Kelas 11-12
Komponen Capaian Pembelajaran Kelompok Umum

Karakteristik Mata
Rasional Mata Pelajaran Tujuan Mata Pelajaran
Pelajaran
● Deskripsi umum tentang apa
● Alasan mempelajari mapel
yang dipelajari dalam mata
tersebut Kemampuan yang perlu dicapai
pelajaran
● Keterkaitan antara Mapel peserta didik setelah mempelajari
● Elemen-elemen (strands) atau
dengan salah satu (atau lebih) mata pelajaran tersebut
domain mata pelajaran serta
Profil Pelajar Pancasila
deskripsinya

Capaian dalam Setiap Capaian dalam Setiap


Fase Secara Keseluruhan Fase menurut Elemen
Kompetensi pembelajaran yang
harus dicapai peserta didik pada Dibuat dalam bentuk matriks.
setiap fase. Dibuat dalam bentuk Setiap elemen dipetakan menurut
pernyataan yang disajikan dalam perkembangan peserta didik
paragraf yang utuh.
Perlu diketahui
Bentuk “Pemahaman” dalam CP

Apabila merujuk pada


Taksonomi Bloom, pemahaman
Konsep “Memahami” dalam
dianggap sebagai proses
Prinsip penyusunan CP CP dalam konstruktivisme
berpikir tahap yang rendah
menggunakan pendekatan adalah proses membangun
(C2). Namun demikian, konteks
konstruktivisme yang pengetahuan melalui
Taksonomi Bloom
membangun pengetahuan dan pengalaman nyata.
sebenarnya digunakan
berdasarkan pengalaman nyata
untuk perancangan
dan kontekstual. Menurut teori Pemahaman tidak bersifat
pembelajaran dan asesmen
belajar konstruktivisme statis, tetapi berevolusi dan
kelas yang lebih operasional,
(constructivist learning theory), berubah secara konstan
bukan untuk CP yang lebih
pengetahuan bukanlah sepanjang peserta didik
abstrak dan umum. Taksonomi
kumpulan atau seperangkat mengonstruksikan
Bloom lebih sesuai digunakan
fakta-fakta, konsep, atau pengalaman-pengalaman baru
untuk
kaidah untuk diingat. yang memodifikasi
menurunkan/menerjemahkan
pemahaman sebelumnya.
CP ke tujuan pembelajaran
yang lebih konkret.
Arti “Elemen” dalam CP
Elemen sebuah mata pelajaran
mungkin saja sama atau
Setiap CP suatu mata berbeda dengan mata pelajaran
pelajaran memiliki lainnya, hal tersebut disesuaikan
beberapa elemen atau dengan karakteristik pada
kelompok kompetensi masing-masing mata pelajaran.
esensial yang berlaku sama
untuk semua fase pada mata
pelajaran tersebut. Contoh: Perlu diketahui
● Dalam CP Matematika terdapat
elemen Bilangan, Aljabar, Pengukuran,
Masing-masing elemen Geometri, dan Analisis Data dan
Peluang
tersebut memiliki capaian per ● Dalam CP IPA terdapat elemen
Pemahaman IPA dan Keterampilan
fasenya sendiri yang saling Proses
menunjang untuk mencapai ● Dalam CP Bahasa Indonesia terdapat
elemen Menyimak, Membaca dan
pemahaman yang dituju. Memirsa, Berbicara dan
Mempresentasikan, Menulis
Komponen Capaian Pembelajaran Program
Pemberdayaan

Rasional Program Pemberdayaan Tujuan Program Pemberdayaan

Capaian Pembelajaran Program Pemberdayaan


1. Pemberdayaan Individu
bertujuan untuk mengembangkan :
Pemberdayaan individu diartikan
- kesadaran,
sebagai kemampuan peserta didik
- harga diri,
untuk menjadi pribadi-pribadi mandiri
- kepercayaan diri,
2. Pemberdayaan Kolektif
- partisipasi aktif, dan
sarana untuk peningkatan dan
- akses terhadap pengambilan keputusan
penguatan kualitas diri yang dibutuhkan
dalam kehidupan individu, keluarga, satuan
untuk membina kehidupan bersama
pendidikan, dan masyarakat.
yang produktif di masyarakat dan dunia
kerja.
Komponen Capaian Pembelajaran Program
Pemberdayaan

Karakteristik Program Pemberdayaan


Karakteristik pembelajaran Program Pemberdayaan pada pendidikan kesetaraan dibagi ke dalam 5 (lima)
elemen:
1. Kesadaran diri adalah kemampuan seseorang untuk mengenali perasaan dirinya, baik sebagai individu
maupun bagian dari kolektif masyarakat.
2. Harga diri adalah sikap dan pandangan yang dimiliki seseorang tentang dirinya sendiri, baik positif
maupun negatif.
3. Kepercayaan diri adalah kesadaran seseorang terhadap kemampuan yang dimilikinya, sehingga dapat
bertindak dengan pasti dan mampu mengendalikan diri dalam mencapai tujuan yang ditetapkannya.
4. Partisipasi aktif adalah penyertaan mental dan emosi seseorang di dalam situasi kelompok/kolektif
yang mendorongnya untuk mengembangkan daya pikir dan perasaan bagi tercapainya tujuan bersama.
5. Akses terhadap pengambilan keputusan adalah kemampuan seseorang dalam mengontrol
lingkungannya dengan menggunakan potensi yang dimilikinya untuk memahami apa yang sedang
terjadi, sehingga mampu menganalisis dan menemukan solusi dari suatu permasalahan dengan cara
menetapkan prioritas dan memperoleh pengetahuan baru.
01
Memahami dan Menganalisis Capaian Pembelajaran (CP)

Perencanaan
Pembelajaran 02
dan Penilaian Menyusun Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan
Pembelajaran
(Asesmen)
03
Merencanakan Pembelajaran dan Penilaian (Asesmen)
Proses Perancangan
Kegiatan
Pembelajaran dapat
dipahami melalui
skema berikut: Pemerintah menetapkan Capaian Pembelajaran (CP) sebagai
kompetensi yang ditargetkan. Namun demikian, CP tidak cukup konkret
untuk memandu kegiatan pembelajaran sehari-hari.

CP perlu diurai menjadi tujuan-tujuan pembelajaran yang lebih


operasional dan konkret, yang dicapai satu persatu oleh peserta didik
hingga mereka mencapai akhir fase
Pilihan Tutor dalam Merancang Kegiatan Pembelajaran dapat dipahami
melalui skema berikut:

1 Mengembangkan sepenuhnya alur tujuan


pembelajaran dan/atau perencanaan pembelajaran,
Dalam
merancang Mengembangkan alur tujuan pembelajaran dan/atau
2 rencana pembelajaran berdasarkan contoh-contoh
pembelajaran yang disediakan Pemerintah
Tutor dapat:
3 Menggunakan contoh yang disediakan

Tutor menentukan pilihan


tersebut berdasarkan
kemampuan masing-
masing
Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)

Merupakan rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis
menurut urutan dari awal hingga akhir fase.

Tujuan pembelajaran yang dikembangkan perlu dicapai peserta didik dalam satu atau lebih jam pelajaran,
hingga akhirnya pada penghujung Fase mereka dapat mencapai CP. Oleh karena itu, untuk CP dalam satu
fase, pendidik perlu mengembangkan beberapa tujuan pembelajaran.

Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai strategi untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan
pembelajaran. Harus dipastikan tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran yang dipetakan memenuhi kriteria berikut ini:

Menggambarkan urutan pengembangan


Kompetensi kompetensi yang harus dikuasai secara utuh
kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dalam satu fase.
Tujuan dan keterampilan yang dapat didemonstrasikan Kriteria
Pembelajaran oleh peserta didik yang menunjukkan telah ATP menggambarkan cakupan dan tahapan
Alur Tujuan
(TP) berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran pembelajaran yang linear dari awal hingga
terdiri atas: (ATP) akhir fase.
Lingkup materi
ATP menggambarkan cakupan dan tahapan
ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang
perlu dipahami di akhir satu unit pembelajaran pembelajaran yang menggambarkan tahapan
perkembangan kompetensi dalam satu fase
Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Pendidik diberikan keleluasaan dalam
menggunakan rujukan teori untuk
merumuskan tujuan pembelajaran, Pendidik diharapkan untuk
diantaranya: tidak fokus pada satu teori
saja, melainkan dapat
Taksonomi Bloom versi Revisi Anderson
menggunakan teori atau
dan Krathwohl (2001) pendekatan lain dalam
merancang tujuan
pembelajaran, selama teori Perlu
6 Aspek Pemahaman
yang dikembangkan oleh
tersebut dinilai relevan diketahui
Tighe dan Wiggins dengan karakteristik mata
(2005) pelajaran serta konsep/topik
yang dipelajari, karakteristik
peserta didik, serta konteks
6 Level Taksonomi Marzano (2000) lingkungan pembelajaran.
Perlu diketahui
Taksonomi Bloom versi Revisi
Anderson dan Krathwohl
(2001)
Anderson dan Krathwohl mengelompokkan kemampuan kognitif menjadi tahapan-tahapan berikut
ini, dengan urutan dari kemampuan yang paling dasar ke yang paling tinggi sebagai berikut:

(C1) (C2) (C3) (C4) (C5) (C6)


Mengingat Memahami Mengaplikasikan Menganalisis Mengevaluasi Menciptakan

mengingat kembali menjelaskan ide atau menggunakan memecah-mecah kemampuan untuk merangkaikan
informasi yang telah konsep seperti konsep, informasi menjadi membuat berbagai
dipelajari, termasuk menjelaskan suatu pengetahuan, atau beberapa bagian, keputusan, penilaian, elemen menjadi satu
hal baru yang utuh,
definisi, fakta-fakta, konsep informasi yang telah kemampuan untuk mengajukan kritik
melalui proses
daftar urutan, atau menggunakan dipelajarinya pada mengeksplorasi dan rekomendasi
pencarian ide, evaluasi
menyebutkan kalimat sendiri, situasi berbeda dan hubungan/korelasi / yang sistematis terhadap hal/ide/benda
kembali suatu materi menginterpretasikan relevan membandingkan yang ada sehingga
yang pernah suatu informasi, antara dua hal atau kreasi yang diciptakan
diajarkan menyimpulkan, atau lebih, menentukan menjadi salah satu
kepadanya. membuat parafrasa keterkaitan antar solusi terhadap
dari suatu bacaan. konsep, atau masalah yang ada.
mengorganisasikan termasuk memberikan
nilai tambah terhadap
beberapa ide
suatu produk yang
dan/atau konsep.
sudah ada.
6 Aspek Pemahaman
Tighe dan Wiggins
(2005)
6 Aspek/Facet Pemahaman
6 Aspek/Facet Pemahaman merupakan
ini merupakan modal untuk
cara untuk mengkonfirmasi
menentukan Tujuan
pemahaman peserta didik atas apa yang Pembelajaran (TP),
telah mereka pelajari dan tidak menyusun Alur Tujuan
hirarkis/bukan merupakan siklus. Pembelajaran (ATP),
menentukan asesmen, dan
Jika peserta didik melakukan salah satu instruksi yang tepat.
dari keenam Aspek/Facet Pemahaman Perlu diketahui
(mampu menjelaskan, menginterpretasi,
menerapkan/mengaplikasikan, berempati,
memiliki sebuah sudut pandang, atau
memiliki pengenalan diri), berarti mereka
telah mendemonstrasikan sebuah
tingkat pemahaman.
6 Aspek Pemahaman (6 facet of understanding) (Wiggins and Tighe, 2005)
Merupakan bentuk-bentuk pemahaman yang digunakan dalam CP. Tidak Perlu
harus hirarkis. diketahui

Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan antar topik, mendemonstrasikan
Penjelasan
hasil kerja, menjelaskan alasan/cara/prosedur , menjelaskan sebuah teori menggunakan data, berargumen dan
Explanation mempertahankan pendapatnya.

Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide, perasaan atau
Interpretasi
sebuah hasil karya dari satu media ke media lain, dapat membuat analogi, anekdot, dan model. Melihat makna
Interpretation dari apa yang telah dipelajari dan relevansi dengan dirinya.

Aplikasi Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai suatu dalam situasi yang nyata dalam
Application kehidupan sehari-hari atau sebuah simulasi (menyerupai kenyataan)

Perspektif Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari sebuah situasi,
Perspective melihat gambaran besar, melihat asumsi yang mendasari suatu hal dan memberikan kritik.

Empati Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/atau memahami pikiran
Empathy yang berbeda dengan dirinya. Menemukan nilai (value) dari sesuatu

Pengenalan diri Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses berpikir dan emosi
Self-Knowledge yang terjadi secara internal.
Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP Bahasa Indonesia Fase D
elemen Menyimak Perlu
diketahui

Interpretasi Mendeskripsikan makna dari puisi serta emosi yang ditangkap


Peserta didik memahami
Interpretation dari puisi tersebut
informasi berupa
gagasan, pikiran,
pandangan, arahan atau Aplikasi Membacakan/mendeklamasikan atau membuat karya untuk
pesan dari teks deskripsi, Application merespons puisi
narasi, puisi, eksplanasi
dan eksposisi dari teks Perspektif Melakukan bedah puisi melalui diskusi dari sudut pandang
visual dan audiovisual Perspective yang berbeda.
untuk menemukan
makna yang tersurat dan Menaruh diri di posisi penulis puisi dan mencoba merasakan
tersirat. Empati
emosi yang dirasakan penulis dan dituangkan dalam media
Empathy
yang berbeda.
Perlu diketahui
6 Level Taksonomi Marzano
(2000)
Marzano menggunakan tiga sistem dalam domain pengetahuan yaitu sistem
kognitif, sistem metakognitif, dan sistem diri (self-system). Terdapat 6 level
taksonomi yaitu:

Tingkat 1:
Tingkat 4:
mengenali dan Tingkat 2: Tingkat 3: Tingkat 5: Tingkat 6:
pemanfaatan
mengingat pemahaman analisis metakognisi sistem diri
pengetahuan
kembali (retrieval)
mengingat kembali Pemahaman yang Cakupan analisis disini Pemanfaatan Sistem metakognisi Menentukan apakah
(retrieval) informasi dimaksud melibatkan berupa kemampuan pengetahuan berfungsi untuk seseorang akan
dalam batas dua proses menggenerasi informasi digunakan saat seseorang memantau, mengevaluasi melakukan atau tidak
baru yang belum ingin menyelesaikan dan mengatur fungsi dari melakukan sesuatu
mengidentifikasi yang saling berkaitan
diproses oleh seseorang. tugas tertentu. semua jenis tugas.
sebuah informasi yaitu integrasikan dan
Ada lima proses analisis: pemikiran lainnya.
secara simbolisasi. Ada empat kategori Ada empat jenis dari
(1) mencocokan,
umum. umum pemanfaatan Ada empat fungsi dari sistem diri:
(2) mengklasifikasikan,
(3) menganalisis pengetahuan: metakognisi: (1) memeriksa kepentingan,
(1) pengambilan (1) menetapkan tujuan, (2) memeriksa kemanjuran,
kesalahan, (3) memeriksa respon
(4) menyamaratakan keputusan, (2) memantau proses,
emosional,
(5) menspesifikasikan. (2) penyelesaian masalah, (3) memantau kejelasan,
(4) memeriksa motivasi
(3) percobaan, (4) memantau ketepatan. secara keseluruhan.
(4) penyelidikan.
Bagaimana strategi menyusun tujuan pembelajaran dalam alur tujuan
pembelajaran yang efektif?

Pendidik harus melakukan analisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk kemudian disusun
menjadi Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (TP). Merumuskan
tujuan pembelajaran dari CP dapat dilakukan melalui beberapa teknik:

Teknik 1

Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung dari CP

Teknik 2
Merumuskan TP dengan Menganalisis ‘Kompetensi’ dan ‘Lingkup Materi’
pada CP.

Teknik 3

Merumuskan TP Lintas Elemen CP

Sumber: Panduan Pembelajaran dan Asesmen


Teknik 1

Merumuskan
tujuan
pembelajaran
secara langsung
dari CP
Teknik 2

Merumuskan TP
dengan
Menganalisis
„Kompetensi‟
dan „Lingkup
Materi‟ pada CP
Teknik 3

Merumuskan TP
Lintas Elemen
CP
Menyusun
Alur Tujuan
Pembelajaran
Bagaimana cara menyusun alur tujuan pembelajaran yang efektif?

Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik dapat mengacu pada berbagai cara yang diuraikan pada tabel di
bawah ini:

Pengurutan dari yang Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang lebih abstrak dan simbolis.
Konkret ke yang Abstrak Contoh : memulai pengajaran dengan menjelaskan tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan
teori objek geometris tersebut (abstrak).

Pengurutan Deduktif Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik.
Contoh : mengajarkan konsep database terlebih dahulu sebelum mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau relasional.

Pengurutan dari Mudah ke Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit.
yang lebih Sulit Contoh: mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek dalam kelas bahasa sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang.

Pengurutan Hierarki Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum
mengajarkan keterampilan yang lebih kompleks.
Contoh : siswa perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep perkalian.

Pengurutan Prosedural Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur, kemudian membantu siswa untuk
menyelesaikan tahapan selanjutnya.
Contoh : dalam mengajarkan cara menggunakan t-test dalam sebuah pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap prosedur yang
harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan tipe tes yang akan digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan tes dalam
sebuah perangkat lunak statistik.

Scaffolding Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi bantuan secara bertahap.
Contoh : dalam mengajarkan berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika siswa mencobanya, guru hanya butuh
membantu. Setelah ini, bantuan yang diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, siswa dapat berenang sendiri.
(Creating Learning Materials for Open and Distance Learning, 2005; Doolittle, 2001; Morrison, Ross, & Kemp, 2007; Reigeluth & Keller, 2009)
01
Memahami dan Menganalisis Capaian Pembelajaran (CP)

Perencanaan
Pembelajaran 02
dan Penilaian Menyusun Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan
Pembelajaran
(Asesmen)
03
Merencanakan Pembelajaran dan Penilaian (Asesmen)
Merencanakan Pembelajaran

Merencanakan pembelajaran ini dapat berupa RPP dan Modul Ajar


Perbandingan Antara Komponen Minimum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Modul Ajar

Komponen minimum RPP Komponen minimum Modul Ajar

● Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan ● Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan dalam alur tujuan
dalam alur tujuan pembelajaran). pembelajaran).
● Langkah-langkah atau kegiatan ● Langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran. Biasanya untuk satu
pembelajaran. Biasanya untuk satu atau tujuan pembelajaran yang dicapai dalam satu atau lebih pertemuan.
lebih pertemuan. ● Rencana asesmen untuk di awal pembelajaran beserta instrumen dan
● Asesmen pembelajaran: Rencana asesmen cara penilaiannya.
untuk di awal pembelajaran dan rencana ● Rencana asesmen di akhir pembelajaran untuk mengecek ketercapaian
asesmen di akhir pembelajaran untuk tujuan pembelajaran beserta instrumen dan cara penilaiannya.
mengecek ketercapaian tujuan ● Media pembelajaran yang digunakan, termasuk, misalnya bahan bacaan
pembelajaran. yang digunakan, lembar kegiatan, video, atau tautan situs web yang perlu
dipelajari peserta didik.
Komponen Modul Ajar Versi Lebih Lengkap

Informasi Umum Komponen Inti Lampiran

● Identitas penulis modul ● Tujuan pembelajaran ● Lembar kerja peserta didik


● Kompetensi awal ● Asesmen ● Pengayaan dan remedial
● Profil pelajar Pancasila ● Pemahaman bermakna ● Bahan bacaan pendidik dan
● Sarana dan prasarana ● Pertanyaan pemantik peserta didik
● target peserta didik ● Kegiatan pembelajaran ● Glosarium
● Model pembelajaran yang ● Refleksi peserta didik dan ● Daftar pustaka
digunakan pendidik

Perlu
Pendidik memiliki keleluasaan untuk memilih dan memodifikasi contoh-
diketahui
contoh modul ajar yang tersedia atau mengembangkan modul ajar sendiri,
sesuai dengan konteks, kebutuhan, dan karakteristik satuan pendidikan,
peserta didik dan lingkungan belajar.
Hal penting penusunan RPP/Modul Ajar Pada
Pendidikan Kesetaraan
SKK
Memperhatikan jumlah Satuan Kredit Kompetensi (SKK) Mata Pelajaran yang
Satuan Kredit
diampu
Kompetensi

Bentuk
Penyusunan
Pembelajaran Tatap Muka, Tutorial, Mandiri, Kombinasi dari Ketiganya.
RPP/Modul Ajar
pada Pendidikan
Kesetaraan,
Hasil Analisis Pembelajaran yang dilakukan peserta didik harus sesuai dengan
tutor harus
memperhatikan
Konteks karakteristik peserta didik, satuan pendidikan dan lingkungan Perlu
beberapa hal Diperhatikan
Menentkan Dimensi Tutor
sebagai berikut Mengembangkan karakter yang terdapat pada Profil Pelajar Pancasila
Profil Pelajar
melalui aktivitas pembelajaran.
Pancasila

Waktu Memperhatikan minggu efektif dan waktu yang diperlukan untuk


Pembelajaran menyelesaikan satu RPP/Modul ajar
Asesmen Pembelajaran
Pendekatan dalam menentukan indikator ketercapaian
tujuan pembelajaran:
1. Menggunakan deskripsi kriteria

Menentukan
Indikator
Ketercapaian
Tujuan
Pembelajaran
2. Menggunakan rubrik

Menentukan
Indikator
Ketercapaian
Tujuan
Pembelajaran
3. Menggunakan interval nilai

Menentukan
Indikator
Ketercapaian
Tujuan
Pembelajaran
TERIMA
KASIH
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Contoh
Pengembangan Bahan Ajar
Pada Kurikulum Merdeka
Pendidikan Kesetaraan
Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah

© 2022 Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus


● Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa
bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis, (Ahmadi, 2010 :
159).
● Bahan ajar adalah seperangkat materi pelajaran yang mengacu
pada kurikulum yang digunakan dalam rangka mencapai
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
PENGERTIAN ditentukan, (Lestari, 2013: 2).
BAHAN AJAR ● Bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat,
maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang
menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai
peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran
dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi
pembelajaran. Misalnya, buku pelajaran, modul, handout, LKS,
model atau maket, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif, dan
sebagainya (Prastowo, 2014: 17).
1. Alur Pengembangan Bahan Ajar
2. Menganalisis Capaian Pembelajaran (Cp)
3. Menentukan Elemen Capaian Pembelajaran
LANGKAH- 4. Menentukan Tujuan Pembelajaran
LANGKAH 5. Menentukan Dimensi Kunci Profil Pelajar Pancasila (P3)
PENYUSUNAN 6. Menentukan Jenis Bahan Ajar
BAHAN AJAR 7. Mengumpulkan Referensi
8. Membuat Kerangka Bahan Ajar
9. Mengembangkan Bahan Ajar
ALUR PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
Untuk mengembangkan bahan ajar, seorang tutor perlu memperhatikan langkah-langkah atau alur
penyusunannya. Berikut alur pengembangan bahan ajar:

Menentukan Menentukan Membuat


Menganalisis Tujuan Jenis Bahan Kerangka Melakukan
CP Pembelajaran Ajar Bahan Ajar Evaluasi

1 3 5 7 9
2 4 6 8

Menentukan Menentukan Mengumpulkan Mengembangkan


Elemen Dimensi Referensi Bahan Ajar
Kunci P3
Langkah selanjutnya, setelah menganalisis Capaian
Pembelajaran yaitu menentukan Elemen yang dipilih dalam
mengembangkan bahan ajar.

Contoh Bahasa Indonesia

menekankan pada kemampuan membentuk keterampilan berbahasa reseptif


(menyimak, membaca dan memirsa) dan keterampilan berbahasa produktif (berbicara
dan mempresentasikan, serta menulis).
Elemen pembelajarannya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase E
Kelas X meliputi mencakup 4 elemen :

Menyimak

Membaca dan Memeriksa


ELEMEN
Berbicara dan
mempresentasikan

Menulis
Capaian Pembelajaran Tiap Elemen untuk Bahan Ajar Pelajaran Bahasa
Indonesia Fase E Kelas X
Elemen CP Elemen
B. Membaca Peserta didik mampu mengevaluasi informasi berupa gagasan,pikiran,
dan Memirsa pandangan, arahan atau pesan dari berbagai jenis teks, misalnya deskripsi,
laporan, narasi, rekon, eksplanasi, eksposisi dan diskusi, dari teks visual dan
audiovisual untuk menemukan makna yang tersurat dan tersirat. Peserta didik
menginterpretasi informasi untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan
simpati, peduli, empati dan/atau pendapat pro/kontra dari teks visual dan
audiovisual secara kreatif. Peserta didik menggunakan sumber lain untuk
menilai akurasi dan kualitas data serta membandingkan isi teks.
Elemen CP Elemen
C. Berbicara Peserta didik mampu mengolah dan menyajikan gagasan, pikiran, pandangan,
dan arahan atau pesan untuk tujuan pengajuan usul, perumusan masalah dan solusi
Mempresen- dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara secara logis, runtut, kritis, dan
tasikan kreatif. Peserta didik mampu mengkreasi ungkapan sesuai dengan norma
kesopanan dalam berkomunikasi. Peserta didik `berkontribusi lebih aktif dalam
diskusi dengan mempersiapkan materi diskusi, melaksanakan tugas dan fungsi
dalam diskusi. Peserta didik mampu mengungkapkan simpati, empati, peduli,
perasaan, dan penghargaan secara kreatif dalam bentuk teks fiksi dan nonfiksi
multimodal.
Elemen CP Elemen
D. Menulis Peserta didik mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan
tertulis untuk berbagai tujuan secara logis, kritis, dan kreatif dalam bentuk teks
informasional dan/atau fiksi. Peserta didik mampu menulis teks eksposisi hasil
penelitian dan teks fungsional dunia kerja. Peserta didik mampu
mengalihwahanakan satu teks ke teks lainnya untuk tujuan ekonomi kreatif.
Peserta didik mampu menerbitkan hasil tulisan di media cetak maupun digital.
Tujuan Pembelajaran dilakukan setelah
menganalisis Capaian Pembelajaran dan
menentukan elemen yang sesuai. Tutor
menentukan Tujuan Pembelajaran ini yang akan
dikembangkan pada bahan ajar.
MENENTUKAN
Dalam tahap merumuskan tujuan
TUJUAN pembelajaran ini, pendidik belum mengurutkan
PEMBELAJARAN tujuan tersebut, cukup merancang tujuan belajar
(TP) yang lebih operasional dan konkret saja terlebih
dahulu. Urutan tujuan Pembelajaran akan disusun
pada tahap berikutnya. Dengan demikian,
pendidik dapat melakukan proses pengembangan
rencana pembelajaran langkah demi langkah.
Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur
Tujuan Pembelajaran (ATP)

Merupakan rangkaian tujuan pembelajaran yang


tersusun secara sistematis dan logis menurut urutan
dari awal hingga akhir fase.

Tujuan pembelajaran yang dikembangkan perlu dicapai


peserta didik dalam satu atau lebih jam pelajaran, hingga
akhirnya pada penghujung Fase mereka dapat mencapai CP.
Oleh karena itu, untuk CP dalam satu fase, pendidik perlu
mengembangkan beberapa tujuan pembelajaran.
Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai strategi
untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran.
Harus dipastikan tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran yang
dipetakan memenuhi kriteria berikut ini:

Kompetensi
kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang dapat didemonstrasikan
Tujuan oleh peserta didik yang menunjukkan telah berhasil
Pembelajaran mencapai tujuan pembelajaran.
(TP)
terdiri atas: Lingkup materi
ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang
perlu dipahami di akhir satu unit pembelajaran
Menggambarkan urutan pengembangan
kompetensi yang harus dikuasai secara utuh
dalam satu fase.

Kriteria ATP menggambarkan cakupan dan tahapan


Alur Tujuan pembelajaran yang linear dari awal hingga
Pembelajaran akhir fase.
(ATP)
ATP menggambarkan cakupan dan tahapan
pembelajaran yang menggambarkan tahapan
perkembangan kompetensi dalam satu fase
Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Pendidik diberikan keleluasaan dalam
menggunakan rujukan teori untuk
merumuskan tujuan pembelajaran, Pendidik diharapkan untuk
diantaranya: tidak fokus pada satu teori
saja, melainkan dapat
Taksonomi Bloom versi Revisi Anderson
menggunakan teori atau
dan Krathwohl (2001) pendekatan lain dalam
merancang tujuan
pembelajaran, selama teori Perlu
6 Aspek Pemahaman
yang dikembangkan oleh
tersebut dinilai relevan diketahui
Tighe dan Wiggins dengan karakteristik mata
(2005) pelajaran serta konsep/topik
yang dipelajari, karakteristik
peserta didik, serta konteks
6 Level Taksonomi Marzano (2000) lingkungan pembelajaran.
Bagaimana strategi menyusun tujuan pembelajaran dalam alur tujuan
pembelajaran yang efektif?

Pendidik harus melakukan analisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk kemudian disusun
menjadi Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (TP). Merumuskan
tujuan pembelajaran dari CP dapat dilakukan melalui beberapa teknik:

Teknik 1

Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung dari CP

Teknik 2
Merumuskan TP dengan Menganalisis ‘Kompetensi’ dan ‘Lingkup Materi’
pada CP.

Teknik 3

Merumuskan TP Lintas Elemen CP

Sumber: Panduan Pembelajaran dan Asesmen


Contoh Tujuan Pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
Fase E Kelas X semester 2 dengan jumlah 4 SKK
Elemen Tujuan Pembelajaran (Semester 2)
B. Membaca dan B.1 Peserta didik mampu memahami dan menganalisis (makna tersurat dan tersirat) berupa gagasan,pikiran,
Memirsa pandangan, arahan atau pesan dari berbagai jenis teks Audiovisual (deskripsi, laporan, narasi, rekon,
eksplanasi, eksposisi dan diskusi).
B.2 Peserta didik menginterpretasi informasi untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan simpati, peduli,
empati dan/atau pendapat pro/kontra dari teks Audiovisual (deskripsi, laporan, narasi, rekon, eksplanasi,
eksposisi dan diskusi)
B.3 Peserta didik mampu mengevaluasi dengan menggunakan sumber lain untuk menilai akurasi dan kualitas
data serta membandingkan isi teks AudioVisual (deskripsi, laporan, narasi, rekon, eksplanasi, eksposisi dan
diskusi)
C. Berbicara dan Peserta didik mampu mengolah dan menyajikan gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan untuk tujuan
Mempresen- tasikan pengajuan usul, perumusan masalah dan solusi dari dari berbagai jenis teks Audiovisual (deskripsi, laporan,
narasi, rekon, eksplanasi, eksposisi dan diskusi) yang dilihatnya dalam bentuk Diskusi.
D. Menulis Peserta didik mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan tertulis untuk berbagai tujuan
secara logis, kritis, dan kreatif dalam bentuk teks informasional dan/atau fiksi. Peserta didik mampu menulis
teks eksposisi hasil penelitian dan teks fungsional dunia kerja. Peserta didik mampu mengalihwahanakan satu
teks ke teks lainnya untuk tujuan ekonomi kreatif. Peserta didik mampu menerbitkan hasil tulisan di media
cetak maupun digital.
Setelah menentukan Tujuan Pembelajaran,
selanjutnya menentukan dimensi kunci Profil
MENENTUKAN Pelajar Pancasila (P3). Penentuan dimensi kunci
DIMENSI KUNCI Profil Pelajar Pancasila (P3) ini bertujuan untuk
PROFIL menentukan arah pembelajaran yang mengacu
PELAJAR pada 6 dimensi kunci Profil Pelajar Pancasila (P3).
Dimensi kunci tidak harus seluruhnya dipakai atau
PANCASILA (P3)
dipilih, tetapi yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
PROFIL
6
DIMENSI
PELAJAR
KUNCI
PANCASILA
Berikut ini contoh pemilihan dimensi kunci Untuk Bahan Ajar Pelajaran Bahasa Indonesia Fase E
Kelas X Semester 2 : Menentukan Dimensi Kunci Profil Pelajar Pancasila (P3) Untuk Bahan Ajar
Pelajaran Bahasa Indonesia Fase E Kelas X Semester 2
Elemen Tujuan Pembelajaran (Semester 2) Dimensi Kunci
B. Membaca dan B.1 Peserta didik mampu memahami dan menganalisis (makna tersurat dan tersirat) 1. Bernalar Kritis
Memirsa berupa gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dari berbagai jenis teks 2. Kreatif
Audiovisual (deskripsi, laporan, narasi, rekon, eksplanasi, eksposisi dan diskusi). 3. Mandiri
B.2 Peserta didik menginterpretasi informasi untuk mengungkapkan gagasan dan
perasaan simpati, peduli, empati dan/atau pendapat pro/kontra dari teks Audiovisual
(deskripsi, laporan, narasi, rekon, eksplanasi, eksposisi dan diskusi)
B.3 Peserta didik mampu mengevaluasi dengan menggunakan sumber lain untuk
menilai akurasi dan kualitas data serta membandingkan isi teks AudioVisual
(deskripsi, laporan, narasi, rekon, eksplanasi, eksposisi dan diskusi)

C. Berbicara dan Peserta didik mampu mengolah dan menyajikan gagasan, pikiran, pandangan, arahan
Mempresen- atau pesan untuk tujuan pengajuan usul, perumusan masalah dan solusi dari dari
tasikan berbagai jenis teks Audiovisual (deskripsi, laporan, narasi, rekon, eksplanasi, eksposisi
dan diskusi) yang dilihatnya dalam bentuk Diskusi.
D. Menulis Peserta didik mampu mengalihwahanakan satu teks ke teks lainnya untuk tujuan
ekonomi kreatif. Peserta didik mampu menerbitkan hasil tulisan di media cetak
maupun digital.
Jenis bahan ajar yang akan digunakan oleh
pendidik, sebaiknya disesuaikan dengan kondisi
satuan pendidikan, mulai dari SDM, SDA, kondisi
peserta didik, lingkungan lembaga, maupun
JENIS sosiokultural masyarakat setempat. Tidak semua
BAHAN bahan ajar dapat digunakan pada satuan
pendidikan. Oleh sebab itu, pendidik harus
AJAR dapat memilih jenis bahan ajar yang paling
tepat untuk digunakan pada satuan
lembaganya.
Bahan Ajar Cetak
1
Bahan ajaran untuk mengajar berupa lembaran
Jenis-jenis Bahan buku kertas yang dapat dipegang dan dibaca
secara langsung. Seperti modul, handout, dan
Ajar Yang Biasa lembar kerja.
Digunakan Dalam
Pembelajaran Bahan Ajar Noncetak
2
Bahan ajaran untuk mengajar dengan
menggunakan media elektronik. Seperti : Video ,
Kaset Radio, Dsb.
MEDIA CETAK
Handsout
Lembar kerja peserta
didik
Bahan belajar mandiri
Bahan untuk belajar
kelompok
Flipchart
Poster
Foto
Bahan Ajar Display Diam yang
Diproyeksikan

Bahan Ajar Audio

Bahan Audio yang dihungkan dengan


bahan visual diam

Bahan Ajar Video

Bahan Ajar Komputer


Dari berbagai jenis bahan ajar yang dapat digunakan oleh
pendidik dalam mengajar, pendidik juga bisa melakukan
modifikasi dari berbagai bahan ajar menjadi bahan ajar
yang sesuai dengan kebutuhan serta kondisi peserta didik.

Berikut ini contoh sumber belajar yang dipakai untuk


mengembangkan bahan ajar pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia Fase E Kelas X Semester 2.
1. https://www.ruangguru.com/ruangbelajar
2. https://youtu.be/o8-5wMS-eE4
Referensi dipilih sebagai acuan untuk
menyusun materi yang akan dituangkan
dalam bahan ajar. Referensi bisa diperoleh
pada media seperti video, internet, jurnal,
MENGUMPULKAN majalah, Koran, modul dan buku. Sangat
REFERENSI banyak referensi dari berbagai sumber yang
dapat dimanfaatkan oleh pendidik dalam
mengembangkan bahan ajar, termasuk
modul Pendidikan Kesetaraan yang
diterbitkan oleh Dit PMPK.
1. https://buku.kemdikbud.go.id/
2. https://emodul.kemdikbud.go.id/
Berikut contoh 3. https://sma.kemdikbud.go.id/ebook
berbagai 4. https://video.pendidikan.id/
referensi yang 5. https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id
dapat di unduh 6. https://pijarsekolah.id
dari berbagai 7. https://id.pinterest.com
Perlu
tautan: 8. https://id.wikipedia.org diketahui
9. https://brainly.co.id
10. https://academia.edu
KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Membaca dan memirsa Teks Eksposisi bentuk audiovisual
2. Berbicara dan mempresentasikan Teks Eksposisi bentuk
audiovisual
3. Menulis Teks Eksposisi bentuk audiovisual
Kerangka
MATERI
Bahan Teks Eksposisi Bentuk Audiovisual

Ajar
KERANGKA BAHAN AJAR
Unit 1: Nasib Hutan Kita Semakin Suram
Pengertian, kaidah kebahasaan, dan struktur Teks Eksposisi
Penilaian
Penugasan: Merangkum tayangan audiovisual (dari youtube) 10
Ledakan Ekonomi dan Kehidupan
SISTEMATIKA BAHAN AJAR

Sampul Kata Pengantar


Judul dan Identitas
1 2 Ulasan buku dan ucapan terima kasih
penulis

Capaian & Tujuan Pembelajaran


Petunjuk Penggunaan
Rincian arahan penggunaan modul
3 4 Mengacu pada capaian pembelajaran
setiap mata pelajaran

Materi Ajar Penugasan


Unit atau pembahasan materi yang akan 5 6 Tugas mandiri/kelompok yang bersifat
dibahas kontekstual

Penilaian Saran Referensi


Penilaian untuk mengukur capaian
7 8 Berisi link atau saran literatur tambahan
untuk mendalami materi
pembelajaran

Daftar Rujukan
9 Berisi rujukan yang digunakan sebagai
referensi penyusunan bahan ajar
LINK CONTOH BAHAN AJAR
BAHASA INDONESIA
FASE E SEMESTER 2

bit.ly/contohbahanajarbindox
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai