Anda di halaman 1dari 73

KONSEP PEMBELAJARAN DAN

ASESMEN
PADA KURIKULUM MERDEKA
Disampaikan oleh:
Mochamad Zaenuri
Tim Penyusun KMA No. 347 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Merdeka
Pada Madrasah
BIDANG PENDIDIKAN MADRASAH
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA TIMUR
18 JULI 2022
PEMBELAJARAN PARADIGMA BARU
Upaya untuk memastikan terciptanya praktik pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik.
Apa itu pembelajaran
paradigma baru?  Pendidik memiliki keleluasaan untuk merumuskan tujuan pembelajaran serta
rancangan pembelajaran dan assesmen yang sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan peserta didik, sehingga proses pembelajaran akan menjadi proses
pembelajaran yang terbuka dan dinamis.
 Peserta didik memiliki peluang untuk melakukan inisiatif, mempunyai suara dan
kepemilikan terhadap proses pembelajaran serta memiliki kesempatan untuk
memberikan umpan balik, baik kepada diri sendiri, peserta didik lainnya serta kepada
pendidik.

Pembelajaran merupakan satu siklus yang bergerak, berawal dari pemetaan


kompetensi, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta pelaksanaan assesmen
yang hasilnya dimanfaatkan untuk memperbaiki pembelajaran agar dapat membantu
peserta didik mencapai kompetensi yang diharapkan.

Pada Madrasah yang memiliki PDBK, perlu melakukan identifikasi dan asesmen PDBK di awal tahun pelajaran untuk
menemukenali kondisi dan kebutuhan khusus PDBK sebagai dasar pengembangan kurikulum, pembelajaran dan asesmen
akomodatif, serta program kebutuhan khusus dan pengembangan keterampilan pilihan.
PRINSIP PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN (ASESMEN)
Prinsip Pembelajaran
1. Dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian
peserta didik saat pembelajaran berlangsung sesuai dengan kebutuhan belajar, serta
mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam sehingga
pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan.
2. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun peserta didik menjadi
pembelajar sepanjang hayat.
3. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik
secara holistic.
4. Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks,
lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai
mitra.
5. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.
Pada kelas yang terdapat PDBK, pendidik merancang pembelajaran yang akomodatif/penyesuaian baik dari
sisi materi, metode, media/alat, dan pengelolaan lingkungan belajar
Prinsip Asesmen
1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan
penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik bagi pendidik, peserta didik, dan orang
tua/wali dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.
2. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsinya dengan keleluasaan untuk
menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran.
3. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk
menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk
menyusun program pembelajaran selanjutnya.
4. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif,
memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta
strategi tindak lanjut.
5. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali
sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran

Pada kelas yang terdapat PDBK, pendidik melaporkan perkembangan pembelajaran secara berkala dalam
bentuk dokumen penyerta rapor yang menggambarkan karakteristik dan kebutuhan PDBK serta capaian
yang telah diperoleh
PERENCANAAN DAN PELAKSANAA PEMBELAJARAN
SERTA PENILAIAN (ASESMEN)
Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran dan
Penilaian (Asesmen)

1 Memahami Capaian Pembelajaran (CP)

Menganalisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk Menyusun


2 Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran

3 Merencanakan Pembelajaran dan Penilaian (Asesmen)

4 Melaksanakan Pembelajaran dan Penilaian (Asesmen)


Konsep Capaian Pembelajaran

“Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang


harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari Fase Fondasi
pada PAUD. Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk
setiap mata pelajaran.”

Pemerintah hanya menetapkan tujuan akhir per fase (CP) dan waktu tempuhnya (fase). Satuan pendidikan
memiliki keleluasaan untuk menentukan strategi dan cara atau jalur untuk mencapainya. Agar bisa
menentukan strategi yang sesuai, kita perlu tau titik awal keberangkatan para peserta didik.

Fase Pondasi Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F


Pembagian
Fase PAUD/RA MI Kelas 1-2 MI Kelas 3-4 MI Kelas 5-6 MTs Kelas 7-9 MA/MAK MA/MAK
Kelas 10 Kelas 11-12
Komponen Capaian Pembelajaran

Rasional Mata Pelajaran Tujuan Mata Pelajaran Karakteristik Mata Pelajaran


● Alasan mempelajari mapel ● Deskripsi umum tentang apa
tersebut yang dipelajari dalam mata
Kemampuan yang perlu dicapai
● Keterkaitan antara Mapel pelajaran
peserta didik setelah mempelajari
dengan salah satu (atau lebih) ● Elemen-elemen (strands) atau
mata pelajaran tersebut
Profil Pelajar Pancasila dan domain mata pelajaran serta
Profil Pelajar Rohmatal Lil deskripsinya
Álamin

Capaian dalam Setiap Fase Capaian dalam Setiap


Secara Keseluruhan Fase menurut Elemen
Kompetensi pembelajaran yang
harus dicapai peserta didik pada Dibuat dalam bentuk matriks.
setiap fase. Dibuat dalam bentuk Setiap elemen dipetakan menurut
pernyataan yang disajikan dalam perkembangan peserta didik
paragraf yang utuh.
Perlu diketahui

Bentuk “Pemahaman” dalam CP

Apabila merujuk pada Taksonomi


Bloom, pemahaman dianggap
Prinsip penyusunan CP Konsep “Memahami” dalam CP
sebagai proses berpikir tahap yang
menggunakan pendekatan dalam konstruktivisme adalah
rendah (C2). Namun demikian,
konstruktivisme yang membangun proses membangun pengetahuan
konteks Taksonomi Bloom
pengetahuan dan berdasarkan melalui pengalaman nyata.
sebenarnya digunakan untuk
pengalaman nyata dan kontekstual. Pemahaman tidak bersifat statis,
perancangan pembelajaran dan
Menurut teori belajar tetapi berevolusi dan berubah
asesmen kelas yang lebih
konstruktivisme (constructivist secara konstan sepanjang siswa
operasional, bukan untuk CP yang
learning theory), pengetahuan mengonstruksikan pengalaman-
lebih abstrak dan umum. Taksonomi
bukanlah kumpulan atau pengalaman baru yang
Bloom lebih sesuai digunakan untuk
seperangkat fakta-fakta, konsep, memodifikasi pemahaman
menurunkan/menerjemahkan CP ke
atau kaidah untuk diingat. sebelumnya.
tujuan pembelajaran yang lebih
konkret.
Perlu diketahui
Arti “Elemen” dalam CP

Elemen sebuah mata pelajaran


Setiap CP suatu mata pelajaran mungkin saja sama atau berbeda
memiliki beberapa elemen atau dengan mata pelajaran lainnya, hal
kelompok kompetensi esensial tersebut disesuaikan dengan
yang berlaku sama untuk semua karakteristik pada masing-masing
fase pada mata pelajaran mata pelajaran.
tersebut.
Contoh:
● Dalam CP Al-Qur’an Hadis
terdapat Elemen: Ilmu Tajwid, Ilmu
Masing-masing elemen tersebut Al-Qur’an, Ilmu Hadis, Al-Qur’an,
dan Hadis.
memiliki capaian per fasenya ● Dalam CP Akidah Akhlak terdapat
sendiri yang saling menunjang Elemen: Akidah, Akhlak, Adab, dan
Kisah Keteladanan.
untuk mencapai pemahaman ● Dalam CP Fikih, terdapat Elemen:
Fikih Ibadah, Fikih Muamalah, Usul
yang dituju. Fikih
Secara strategis, Proses Perancangan Kegiatan
Pembelajaran dapat dipahami melalui skema berikut:

Pemerintah menetapkan Capaian Pembelajaran (CP) sebagai kompetensi yang ditargetkan. Namun demikian, CP tidak
cukup konkret untuk memandu kegiatan pembelajaran sehari-hari.

CP perlu diurai menjadi tujuan-tujuan pembelajaran yang lebih operasional dan konkret, yang dicapai satu persatu oleh
peserta didik hingga mereka mencapai akhir fase

mengembangkan sepenuhnya alur tujuan pembelajaran


dan/atau perencanaan pembelajaran,
Pendidik
menentukan
Dalam
mengembangkan alur tujuan pembelajaran dan/atau rencana pilihan tersebut
merancang
pembelajaran
pembelajaran berdasarkan contoh-contoh yang disediakan berdasarkan
Pemerintah
pendidik dapat kemampuan
masing-masing
menggunakan contoh yang disediakan.
Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)

Merupakan rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis
menurut urutan dari awal hingga akhir fase.

Tujuan pembelajaran yang dikembangkan perlu dicapai peserta didik dalam satu atau lebih jam pelajaran,
hingga akhirnya pada penghujung Fase mereka dapat mencapai CP. Oleh karena itu, untuk CP dalam satu
fase, pendidik perlu mengembangkan beberapa tujuan pembelajaran.
Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai strategi untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur
tujuan pembelajaran.
Harus dipastikan tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran yang dipetakan memenuhi kriteria berikut ini:

Menggambarkan urutan pengembangan


Kompetensi kompetensi yang harus dikuasai secara utuh
dalam satu fase.
kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dapat didemonstrasikan oleh peserta didik Kriteria
Tujuan Menggambarkan cakupan dan tahapan
yang menunjukkan telah berhasil mencapai tujuan Alur Tujuan
Pembelajaran pembelajaran.
Pembelajaran
pembelajaran yang linear dari awal hingga
akhir fase.
(TP): Lingkup materi (ATP)
ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami di Menggambarkan cakupan dan tahapan
akhir satu unit pembelajaran pembelajaran yang menggambarkan tahapan
perkembangan kompetensi dalam satu fase
Perlu diketahui

Merumuskan Tujuan Pembelajaran


Pendidik diberikan keleluasaan dalam
menggunakan rujukan teori untuk merumuskan
Pendidik diharapkan untuk tidak
tujuan pembelajaran, diantaranya:
fokus pada satu teori saja,
melainkan dapat menggunakan
teori atau pendekatan lain dalam
Taksonomi Bloom versi Revisi
Anderson dan Krathwohl merancang tujuan pembelajaran,
(2001) selama teori tersebut dinilai relevan
dengan karakteristik mata
pelajaran serta konsep/topik yang
6 Aspek Pemahaman dipelajari, karakteristik peserta
yang dikembangkan oleh didik, serta konteks lingkungan
Tighe dan Wiggins pembelajaran.
(2005)

6 Level Taksonomi Marzano


(2000)
Perlu diketahui
Taksonomi Bloom versi Revisi
Anderson dan Krathwohl
(2001)

Anderson dan Krathwohl mengelompokkan kemampuan kognitif menjadi tahapan-


tahapan berikut ini, dengan urutan dari kemampuan yang paling dasar ke yang
paling tinggi sebagai berikut:

(C1) (C2) (C3) (C4) (C5) (C6)


Mengingat Memahami Mengaplikasikan Menganalisis Mengevaluasi Menciptakan
mengingat kembali menjelaskan ide atau menggunakan memecah-mecah kemampuan untuk merangkaikan
informasi yang telah konsep seperti konsep, informasi menjadi membuat keputusan, berbagai
dipelajari, termasuk menjelaskan suatu pengetahuan, atau beberapa bagian, penilaian, elemen menjadi satu
definisi, fakta-fakta, konsep informasi yang telah kemampuan untuk mengajukan kritik hal baru yang utuh,
melalui proses
daftar urutan, atau menggunakan dipelajarinya pada mengeksplorasi dan rekomendasi
pencarian ide, evaluasi
menyebutkan kalimat sendiri, situasi berbeda dan hubungan/korelasi yang sistematis
terhadap hal/ide/benda
kembali suatu materi menginterpretasikan relevan atau yang ada sehingga
yang pernah suatu informasi, membandingkan kreasi yang diciptakan
diajarkan kepadanya. menyimpulkan, atau antara dua hal atau menjadi salah satu
membuat parafrasa lebih, menentukan solusi terhadap
dari suatu bacaan. keterkaitan antar masalah yang ada.
konsep, atau termasuk memberikan
mengorganisasikan nilai tambah terhadap
beberapa ide suatu produk yang
dan/atau konsep. sudah ada.
Perlu diketahui
6 Aspek Pemahaman
Tighe dan Wiggins
(2005)

6 Aspek/Facet Pemahaman ini


6 Aspek/Facet Pemahaman merupakan merupakan modal untuk
cara untuk mengkonfirmasi pemahaman menentukan Tujuan Pembelajaran
peserta didik atas apa yang telah mereka
(TP), menyusun Alur Tujuan
pelajari dan tidak hirarkis/bukan
merupakan siklus.
Pembelajaran (ATP), menentukan
asesmen, dan instruksi yang tepat.
Jika peserta didik melakukan salah satu
dari keenam Aspek/Facet Pemahaman
(mampu menjelaskan, menginterpretasi,
menerapkan/mengaplikasikan,
berempati, memiliki sebuah sudut
pandang, atau memiliki pengenalan diri),
berarti mereka telah mendemonstrasikan
sebuah tingkat pemahaman.
6 Aspek Pemahaman (6 facet of understanding) (Wiggins and Tighe, 2005) Perlu diketahui
Merupakan bentuk-bentuk pemahaman yang digunakan dalam CP. Tidak harus hirarkis.

Penjelasan Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan antar topik, mendemonstrasikan
hasil kerja, menjelaskan alasan/cara/prosedur , menjelaskan sebuah teori menggunakan data, berargumen
Explanation dan mempertahankan pendapatnya.

Interpretasi Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide, perasaan atau
sebuah hasil karya dari satu media ke media lain, dapat membuat analogi, anekdot, dan model. Melihat
Interpretation makna dari apa yang telah dipelajari dan relevansi dengan dirinya.

Aplikasi Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai suatu dalam situasi yang nyata dalam
Application kehidupan sehari-hari atau sebuah simulasi (menyerupai kenyataan)

Perspektif Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari sebuah situasi,
Perspective melihat gambaran besar, melihat asumsi yang mendasari suatu hal dan memberikan kritik.

Empati Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/atau memahami
Empathy pikiran yang berbeda dengan dirinya. Menemukan nilai (value) dari sesuatu

Pengenalan diri Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses berpikir dan
Self-Knowledge emosi yang terjadi secara internal.
Perlu diketahui

Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP Bahasa Indonesia Fase D


elemen Menyimak

Interpretasi Mendeskripsikan makna dari puisi serta emosi yang ditangkap dari puisi
Peserta didik memahami Interpretation tersebut
informasi berupa
gagasan, pikiran,
pandangan, arahan atau Aplikasi Membacakan/mendeklamasikan atau membuat karya untuk merespons
pesan dari teks Application puisi
deskripsi, narasi, puisi,
eksplanasi dan eksposisi
dari teks visual dan Perspektif
Melakukan bedah puisi melalui diskusi dari sudut pandang yang berbeda.
audiovisual untuk Perspective
menemukan makna yang
tersurat dan tersirat.
Empati Menaruh diri di posisi penulis puisi dan mencoba merasakan emosi yang
Empathy dirasakan penulis dan dituangkan dalam media yang berbeda.
Perlu diketahui
6 Level Taksonomi Marzano
(2000)

Marzano menggunakan tiga sistem dalam domain pengetahuan yaitu sistem


kognitif, sistem metakognitif, dan sistem diri (self-system). Terdapat 6 level
taksonomi yaitu:

Tingkat 1:
Tingkat 4:
mengenali dan Tingkat 2: Tingkat 3: Tingkat 5: Tingkat 6:
pemanfaatan
mengingat kembali pemahaman analisis metakognisi sistem diri
pengetahuan
(retrieval)

mengingat kembali Pemahaman yang Cakupan analisis disini Pemanfaatan Sistem metakognisi Menentukan apakah
(retrieval) informasi dimaksud melibatkan berupa kemampuan pengetahuan berfungsi untuk seseorang akan
menggenerasi digunakan saat memantau, melakukan atau tidak
dalam batas dua proses seseorang ingin mengevaluasi melakukan sesuatu
mengidentifikasi yang saling informasi baru yang
menyelesaikan tugas dan mengatur fungsi dari tugas.
belum diproses oleh
sebuah informasi berkaitan yaitu tertentu. semua jenis
seseorang. pemikiran lainnya. Ada empat jenis dari
secara integrasikan dan
Ada lima proses Ada empat kategori sistem diri:
umum. simbolisasi. analisis: umum pemanfaatan Ada empat fungsi dari (1) memeriksa
(1) mencocokan, pengetahuan: metakognisi: kepentingan,
(2) mengklasifikasikan, (1) pengambilan (1) menetapkan tujuan, (2) memeriksa
(3) menganalisis keputusan, (2) memantau proses, kemanjuran,
kesalahan, (2) penyelesaian (3) memantau kejelasan, (3) memeriksa respon
(4) menyamaratakan masalah, (4) memantau ketepatan. emosional,
(5) menspesifikasikan. (3) percobaan, (4) memeriksa motivasi
(4) penyelidikan. secara keseluruhan.
Bagaimana strategi menyusun tujuan pembelajaran dalam alur tujuan
pembelajaran yang efektif?

Pendidik harus melakukan analisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk kemudian disusun menjadi
Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (TP).
Merumuskan tujuan pembelajaran dari CP dapat dilakukan melalui beberapa alternatif:

Alternatif 1

Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung dari CP

Alternatif 2
Merumuskan TP dengan Menganalisis ‘Kompetensi’ dan ‘Lingkup
Materi’ pada CP.

Alternatif 3

Merumuskan TP Lintas Elemen CP


Alternatif 1

Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung dari CP


Elemen Kompetensi Lingkup Materi
Bilangan 1. Memahami 1.Bilangan cacah sampai 10.000
Pada akhir Fase B, peserta didik 2. Menentukan 2.Nilai tempat
menunjukkan pemahaman dan intuisi
bilangan (number sense) pada bilangan
3.
4.
Alternatif 2
Membandingkan
Mengurutkan
3.
4.
Komposisi dan dekomposisi bilangan
Menggunakan ribuan sebagai satuan
cacah sampai 10.000. Mereka dapat 5. Mengidentifikasi
membaca, menulis, menentukan nilai 6. Merumuskan TP
Melakukan denganOperasi
5. penjumlahan dan
Menganalisis
pengurangan ‘Kompetensi’
bilangan cacah sampai dan ‘Lingkup
tempat, membandingkan, mengurutkan, 7. Menyelesaikan
Materi’ masalah
pada CP. 1.000
menggunakan nilai tempat, melakukan
komposisi, dan dekomposisi bilangan
tersebut. Mereka juga dapat menyelesaikan
masalah berkaitan dengan uang
menggunakan ribuan sebagai satuan.peserta
didik dapat melakukan operasi penjumlahan
dan pengurangan bilangan cacah sampai
1.000, dan seterusnya.
Alternatif 3

Merumuskan TP Lintas Elemen CP

Capaian Pembelajaran Tujuan Pembelajaran

Elemen Pengukuran 1. Menentukan hubungan antarsatuan baku panjang


Pada akhir Fase B, peserta didik dapat mengukur panjang dan berat benda (cm, m).
menggunakan satuan baku. Mereka dapat menentukan hubungan antar- 2. Menjelaskan cara mengukur panjang benda
satuan baku panjang (cm, m). Mereka dapat mengukur dan mengestimasi menggunakan satuan baku.
luas dan volume menggunakan satuan tidak baku dan satuan baku berupa 3. Menjelaskan ciri berbagai bentuk bangun datar
bilangan cacah. (segiempat, segitiga, segi banyak).
4. Menentukan ciri bagian-bagian dari bangun datar
Elemen Geometri (segiempat, segitiga, segi banyak).
Peserta didik dapat mendeskripsikan ciri berbagai bentuk bangun datar 5. Mengukur bangun datar (segiempat, segitiga, segi
(segiempat, segitiga, segi banyak). Mereka dapat menyusun (komposisi) dan banyak) menggunakan satuan baku
mengurai (dekomposisi) berbagai bangun datar dengan lebih dari satu cara
jika memungkinkan

Penting untuk diperhatikan: dapat mengembangkan dengan cara lain selama Capaian
Pembelajaran di akhir fase tercapai
Bagaimana strategi menyusun tujuan pembelajaran dalam alur tujuan
pembelajaran yang efektif?

Alur strategi yang dapat dilakukan, guna menyusun alur tujuan pembelajaran sebagai berikut:

Perhatikan kompetensi serta materi yang hendak dicapai pada CP Perhatikan hal berikut:
1 tersebut.
● CP berlaku untuk 1
FASE.
● Lihat karakteristik
Rumuskan tujuan pembelajaran dengan mempertimbangkan masing-masing mata
2 kompetensi dan lingkup materinya. Pastikan kompetensi utama yang pelajaran, karena
termuat dalam CP tercapai. terdapat CP berbasis
konten (PP,
Matematika), sintaks
Pertimbangkan beban jam pelajaran yang digunakan untuk mencapai (Seni), bahkan terdapat
pula yang berbasis
3 tujuan pembelajaran, agar selaras dengan beban JP pada mata
kompetensi (Bahasa).
pelajaran. ● Kalimat dalam tujuan
pembelajaran dapat
Susun tujuan pembelajaran secara linear dari awal fase hingga akhir mengambil dari berbagai
fase. Dalam menyusun alur, perhatikan kesesuaian tujuan referensi, poin utamanya
4 pembelajaran terhadap kompleksitas dan perkembangan peserta adalah “operasional”
(kompetensinya terukur).
didik.
Bagaimana cara menyusun alur tujuan pembelajaran yang efektif?

Pendidik yang merancang alur tujuan pembelajarannya sendiri, tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dikembangkan dalam tahap
sebelumnya akan disusun sebagai satu alur (sequence) yang berurutan secara sistematis, dan logis awal hingga akhir fase.
Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik dapat mengacu pada berbagai cara yang diuraikan pada tabel di bawah ini:

Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang lebih abstrak dan simbolis. Contoh : memulai pengajaran
Pengurutan dari yang dengan menjelaskan tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris tersebut
Konkret ke yang Abstrak (abstrak).

Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik. Contoh : mengajarkan konsep database terlebih dahulu sebelum
Pengurutan Deduktif mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau relasional.

Pengurutan dari Mudah ke Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Contoh: mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek dalam kelas
yang lebih Sulit bahasa sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang.

Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan
Pengurutan Hierarki keterampilan yang lebih kompleks. Contoh : siswa perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep perkalian.

Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur, kemudian membantu siswa untuk menyelesaikan
tahapan selanjutnya. Contoh : dalam mengajarkan cara menggunakan t-test dalam sebuah pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap
Pengurutan Prosedural prosedur yang harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan tipe tes yang akan digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan tes
dalam sebuah perangkat lunak statistik.

Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh : dalam mengajarkan
Scaffolding berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika siswa mencobanya, guru hanya butuh membantu. Setelah ini, bantuan
yang diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, siswa dapat berenang sendiri.

(Creating Learning Materials for Open and Distance Learning, 2005; Doolittle, 2001; Morrison, Ross, & Kemp, 2007; Reigeluth & Keller, 2009)
Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan
pembelajaran (ATP)

Keterangan:
● lingkup materi diperoleh berdasarkan
analisis yang terdapat dalam capaian
Lingkup pembelajaran masing-masing elemen,
kemudian merumuskan tujuan
Materi
pembelajaran berdasarkan analisis dari
capaian pembelajaran.

● Kode TP merupakan pengkodean agar


mudah dalam pemetaan alur tujuan
pembelajaran. Arti kode TP, misal: B.7.1,
dimana “B” merupakan elemen Bilangan,
“7” merupakan perencanaan di Kelas 7,
dan “1” merupakan tujuan pembelajaran.
“A” elemen Aljabar, “P” elemen
Pengukuran, “G” elemen Geometri, dan
“D” elemen Analisis Data dan Peluang.

● Urutan elemen, capaian pembelajaran,


tujuan pembelajaran, dan kode tidak
menggambarkan urutan alur tujuan
pembelajaran.

● Alokasi Waktu merupakan perencanaan


jumlah jam pelajaran berdasarkan
masing-masing tujuan pembelajaran.
Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan
pembelajaran (ATP)

Lingkup
Materi

Keterangan:
● lingkup materi diperoleh berdasarkan
analisis yang terdapat dalam capaian
pembelajaran masing-masing elemen,
kemudian merumuskan tujuan
pembelajaran berdasarkan analisis dari
capaian pembelajaran.

● Kode TP merupakan pengkodean agar


mudah dalam pemetaan alur tujuan
pembelajaran. Arti kode TP, misal: B.7.1,
dimana “B” merupakan elemen Bilangan,
“7” merupakan perencanaan di Kelas 7,
dan “1” merupakan tujuan pembelajaran.
“A” elemen Aljabar, “P” elemen
Pengukuran, “G” elemen Geometri, dan
“D” elemen Analisis Data dan Peluang.

● Urutan elemen, capaian pembelajaran,


tujuan pembelajaran, dan kode tidak
menggambarkan urutan alur tujuan
pembelajaran.

● Alokasi Waktu merupakan perencanaan


jumlah jam pelajaran berdasarkan
masing-masing tujuan pembelajaran.
Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan
pembelajaran (ATP)

Lingkup
Materi

Keterangan:
● lingkup materi diperoleh berdasarkan
analisis yang terdapat dalam capaian
pembelajaran masing-masing elemen,
kemudian merumuskan tujuan
pembelajaran berdasarkan analisis dari
capaian pembelajaran.

● Kode TP merupakan pengkodean agar


mudah dalam pemetaan alur tujuan
pembelajaran. Arti kode TP, misal: B.7.1,
dimana “B” merupakan elemen Bilangan,
“7” merupakan perencanaan di Kelas 7,
dan “1” merupakan tujuan pembelajaran.
“A” elemen Aljabar, “P” elemen
Pengukuran, “G” elemen Geometri, dan
“D” elemen Analisis Data dan Peluang.

● Urutan elemen, capaian pembelajaran,


tujuan pembelajaran, dan kode tidak
menggambarkan urutan alur tujuan
pembelajaran.

● Alokasi Waktu merupakan perencanaan


jumlah jam pelajaran berdasarkan
masing-masing tujuan pembelajaran.
Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan
pembelajaran (ATP)

Lingkup
Materi

Keterangan:
● lingkup materi diperoleh berdasarkan
analisis yang terdapat dalam capaian
pembelajaran masing-masing elemen,
kemudian merumuskan tujuan
pembelajaran berdasarkan analisis dari
capaian pembelajaran.

● Kode TP merupakan pengkodean agar


mudah dalam pemetaan alur tujuan
pembelajaran. Arti kode TP, misal: B.7.1,
dimana “B” merupakan elemen Bilangan,
“7” merupakan perencanaan di Kelas 7,
dan “1” merupakan tujuan pembelajaran.
“A” elemen Aljabar, “P” elemen
Pengukuran, “G” elemen Geometri, dan
“D” elemen Analisis Data dan Peluang.

● Urutan elemen, capaian pembelajaran,


tujuan pembelajaran, dan kode tidak
menggambarkan urutan alur tujuan
pembelajaran.

● Alokasi Waktu merupakan perencanaan


jumlah jam pelajaran berdasarkan
masing-masing tujuan pembelajaran.
Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan
pembelajaran (ATP)

Keterangan:
● lingkup materi diperoleh berdasarkan
analisis yang terdapat dalam capaian
pembelajaran masing-masing elemen,
kemudian merumuskan tujuan
pembelajaran berdasarkan analisis dari
capaian pembelajaran.

● Kode TP merupakan pengkodean agar


mudah dalam pemetaan alur tujuan
pembelajaran. Arti kode TP, misal: B.7.1,
dimana “B” merupakan elemen Bilangan,
“7” merupakan perencanaan di Kelas 7,
dan “1” merupakan tujuan pembelajaran.
“A” elemen Aljabar, “P” elemen
Pengukuran, “G” elemen Geometri, dan
“D” elemen Analisis Data dan Peluang.

● Urutan elemen, capaian pembelajaran,


tujuan pembelajaran, dan kode tidak
menggambarkan urutan alur tujuan
pembelajaran.

● Alokasi Waktu merupakan perencanaan


jumlah jam pelajaran berdasarkan
masing-masing tujuan pembelajaran.
Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan
pembelajaran (ATP)

Keterangan:
● Konten (materi) diperoleh berdasarkan
analisis yang terdapat dalam capaian
pembelajaran masing-masing elemen,
kemudian merumuskan tujuan
pembelajaran berdasarkan analisis dari
capaian pembelajaran.

● Kode TP merupakan pengkodean agar


mudah dalam pemetaan alur tujuan
pembelajaran. Arti kode TP, misal: B.7.1,
dimana “B” merupakan elemen Bilangan,
“7” merupakan perencanaan di Kelas 7,
dan “1” merupakan tujuan pembelajaran.
“A” elemen Aljabar, “P” elemen
Pengukuran, “G” elemen Geometri, dan
“D” elemen Analisis Data dan Peluang.

● Urutan elemen, capaian pembelajaran,


tujuan pembelajaran, dan kode tidak
menggambarkan urutan alur tujuan
pembelajaran.

● Alokasi Waktu merupakan perencanaan


jumlah jam pelajaran berdasarkan
masing-masing tujuan pembelajaran.
Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan
pembelajaran (ATP)

Keterangan:
● Konten (materi) diperoleh berdasarkan
analisis yang terdapat dalam capaian
pembelajaran masing-masing elemen,
kemudian merumuskan tujuan
pembelajaran berdasarkan analisis dari
capaian pembelajaran.

● Kode TP merupakan pengkodean agar


mudah dalam pemetaan alur tujuan
pembelajaran. Arti kode TP, misal: B.7.1,
dimana “B” merupakan elemen Bilangan,
“7” merupakan perencanaan di Kelas 7,
dan “1” merupakan tujuan pembelajaran.
“A” elemen Aljabar, “P” elemen
Pengukuran, “G” elemen Geometri, dan
“D” elemen Analisis Data dan Peluang.

● Urutan elemen, capaian pembelajaran,


tujuan pembelajaran, dan kode tidak
menggambarkan urutan alur tujuan
pembelajaran.

● Alokasi Waktu merupakan perencanaan


jumlah jam pelajaran berdasarkan
masing-masing tujuan pembelajaran.
Perlu diketahui
Perencanaan Pembelajaran

Merupakan merupakan aktivitas untuk merumuskan:


a. capaian pembelajaran yang menjadi tujuan belajar dari suatu unit pembelajaran;
b. cara untuk mencapai tujuan belajar ,dan
c. cara menilai ketercapaian tujuan belajar.

Fleksibel
dokumen tidak terikat pada bentuk tertentu dan dapat
disesuaikan dengan konteks pembelajaran

Perencanaan
Pembelajaran Jelas
dituangkan dalam dokumen mudah dipahami
bentuk yang:

Sederhana
dokumen yang berisi hal pokok dan penting sebagai
acuan pelaksanaan pembelajaran
Pilihan Dokumen Perencanaan Pembelajaran

Komponen minimum dalam Komponen minimum dalam


rencana pelaksanaan pembelajaran modul ajar

● Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan ● Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan
Dokumen Perencanaan pembelajaran ini dapat dalam alur tujuan pembelajaran) dalam alur tujuan pembelajaran)
berupa: ● Langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran. ● Langkah-langkah atau kegiatan
Biasanya untuk satu atau lebih pertemuan. pembelajaran. Biasanya untuk satu tujuan
● Asesmen pembelajaran: Rencana asesmen pembelajaran yang dicapai dalam satu atau
1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk di awal pembelajaran dan rencana lebih pertemuan.
asesmen di akhir pembelajaran untuk ● Rencana asesmen untuk di awal
mengecek ketercapaian tujuan pembelajaran pembelajaran beserta instrumen dan cara
2 Modul Ajar penilaiannya
● Rencana asesmen di akhir pembelajaran
untuk mengecek ketercapaian tujuan
pembelajaran beserta instrumen dan cara
penilaiannya
Apabila pendidik menggunakan modul ● Media pembelajaran yang digunakan,
ajar, maka ia tidak perlu membuat RPP termasuk misalnya bahan bacaan yang
karena komponen-komponen dalam digunakan, lembar kegiatan, video, atau
modul ajar meliputi komponen- tautan situs web yang perlu dipelajari
komponen dalam RPP. peserta didik
Perlu diketahui
Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PALING SEDIKIT memuat:

Langkah/ Penilaian/
Tujuan
Kegiatan Asesmen
Pembelajaran
Pembelajaran Pembelajaran
“Komponen dalam
Perencanaan
Pembelajaran ditentukan ● Kegiatan belajar sesuai Proses pengumpulan dan
oleh pendidik dengan kemampuan dan pengolahan informasi untuk
Memuat kompetensi dan
berdasarkan tahapan perkembangan mengetahui kesiapan dan
lingkup materi pembelajaran
peserta didik hasil belajar peserta didik
kebutuhannya” yang sesuai dengan kurikulum ● Menunjukkan bagaimana (untuk pendidikan khusus
satuan pendidikan
media pembelajaran memperhatikan kebutuhan peserta
digunakan didik)

Pendidik dapat mengembangkan lebih dari 3 komponen tersebut, asalkan relevan dengan
kebutuhannya. Penyederhanaan ini berfokus agar pendidik dapat lebih menyelaraskan dan
mengembangkan aktivitas pembelajaran dan penilaian (asesmen)
Perlu diketahui
Komponen Lengkap Modul Ajar

“Komponen dalam
Perencanaan
Pembelajaran ditentukan
oleh pendidik
berdasarkan
kebutuhannya”
Perlu diketahui
Penyusunan Perencanaan Pembelajaran

Melakukan Asemen Awal Guna Pembelajaran terdiferensiasi


Mengidentifikasi Kebutuhan didasarkan pada hasil asesmen
Belajar Peserta Didik awal pembelajaran pada lingkup
materi tertentu.
Asesmen di awal pembelajaran dilakukan
hanya terkait kesiapan peserta didik
Hasil asesmen awal pembelajaran
pada kompetensi yang akan
dituju/dipelajari.
ini memberikan informasi kesiapan
belajar peserta didik (readiness),
Hasilnya digunakan untuk menyesuaikan yaitu informasi kesesuaian
rencana pembelajaran yang dibuat agar pengetahuan atau keterampilan
sesuai dengan tahap pembelajaran yang dimiliki peserta didik saat ini,
peserta didik. dengan pengetahuan atau
keterampilan baru yang akan
Asesmen pada awal pembelajaran
diharapkan dapat dilakukan secara
dipelajari.
natural, seperti diskusi ringan pemantik di
awal kegiatan, permainan, kuis, atau tes Melakukan Diferesiasi
sederhana. Pembelajaran
Diferensiasi Pembelajaran
Perlu diketahui

Diferensiasi Konten (Materi) Diferensiasi Proses (Metode/Strategi) Diferensiasi Produk

Materi pembelajaran disesuaikan dengan Proses Pembelajaran disesuaikan dengan Penyesuaian hasil dari kegiatan pembelajaran
kesiapan peserta didik berdasarkan kemampuan penerimaan/keterampilan berdasarkan peminatan peserta didik
kompleksitasnya. peserta didik.
Misal:
Misal: Misal: Menceritakan ulang nilai-nilai luhur yang
Kompetensi yang akan dicapai yaitu Kompetensi memahami gaya dan tekanan. didapatkan dalam teks narasi (dongeng
mengurutkan dan membandingkan bilangan nusantara)
bulat terkait dalam keseharian Pendidik dapat melakukan diferensiasi berupa:
● pendampingan pada praktik yang Pendidik dapat melakukan diferensiasi produk
Pendidik dapat melakukan diferensiasi terhadap dilakukan peserta didik secara langsung hasil belajar peserta didik berupa:
pemahaman konsep bilangan bulat peserta ● Modeling-praktik-kerja mandiri-review ● Bahan tayang visual (poster, slide
didik di kelas ● Memberi pertanyaan pemantik untuk paparan, dan sejenisnya)
belajar mandiri ● Podcast
● Review berbasis media Audio-visual
● Pagelaran drama
Instrumen asesmen awal pembelajaran yang digunakan adalah soal isian singkat dan soal
cerita yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari terkait keliling segiempat, segitiga,
dan lingkaran.
Atas jawaban peserta didik, pendidik mengidentifikasi kesiapan peserta didik di kelasnya, yaitu:

1. Mayoritas peserta didik telah memahami konsep keliling dan dapat menghitung keliling
bangun datar.
2. Beberapa peserta didik dapat memahami konsep keliling, namun belum lancar dalam
menghitung keliling bangun datar.
3. Beberapa peserta didik belum memahami konsep keliling.

Berdasarkan data tersebut, pendidik melakukan pembelajaran berdiferensiasi sebagai berikut:

Mayoritas peserta didik telah Beberapa peserta didik dapat


Kesiapan Belajar memahami konsep keliling dan memahami konsep keliling, namun Beberapa peserta didik belum
(readiness) dapat menghitung keliling bangun
datar.
belum lancar dalam menghitung
keliling bangun datar
memahami konsep keliling.

Pembelajaran ● Peserta didik mengerjakan Pendidik menjelaskan cara menghitung keliling bangun datar
soal yang lebih menantang Peserta didik diberi latihan untuk berkelompok menghitung keliling
Terdiferensiasi
yang mengaplikasikan bangun datar dengan menggunakan bantuan benda-benda konkret.
konsep keliling dalam
kehidupan sehari-hari. Jika mengalami kesulian, peserta didik diminta mengajukan
● Peserta didik bekerja pertanyaan kepada 3 teman sebelum bertanya langsung kepada
secara mandiri dan saling pendidik. Pendidik akan sesekali mendampingi kelompok untuk
memeriksa pekerjaan memastikan agar tidak terjadi miskonsepsi.
masing-masing.

Inspirasi Pelaksanaan Pembelajaran Terdiferensiasi


Perlu diketahui

Perubahan Paradigma Penilaian


(Asesmen)

Selama ini pelaksanaan asesmen cenderung berfokus


pada asesmen sumatif yang dijadikan acuan untuk
mengisi laporan hasil belajar. Hasil asesmen belum
dimanfaatkan sebagai umpan balik untuk perbaikan
pembelajaran.

Pada kurikulum merdeka, pendidik diharapkan lebih


berfokus pada asesmen formatif dibandingkan sumatif
Asesmen SEBAGAI Asesmen UNTUK Proses Asesmen PADA AKHIR
dan menggunakan hasil asesmen formatif untuk Proses Pembelajaran Pembelajaran Proses Pembelajaran
perbaikan proses pembelajaran yang berkelanjutan, (Assessment AS Learning) (Assessment FOR Learning) (Assessment OF Learning)
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar berikut ini: ●
● ● Asesmen untuk evaluasi
Asesmen untuk refleksi Asesmen untuk perbaikan
pada akhir proses
proses pembelajaran proses pembelajaran
● ● pembelajaran
Berfungsi sebagai Berfungsi sebagai
● Berfungsi sebagai
asesmen formatif asesmen formatif
asesmen sumatif
Formatif Sumatif

● Terpadu dengan proses pembelajaran, ● Merupakan alat ukur untuk


Karakteristik
sehingga asesmen formatif dan mengetahui pencapaian hasil belajar
Asesmen Formatif dan Sumatif
pembelajaran menjadi suatu kesatuan. peserta didik dalam satu lingkup
Perencanaan asesmen formatif dibuat materi atau periode tertentu, misalnya
menyatu dengan perencanaan satu lingkup materi, akhir semester,
pembelajaran; atau akhir tahun ajaran;
“Pendidik dan satuan ● Melibatkan peserta didik dalam ● Capaian hasil belajar untuk
pendidikan diberikan pelaksanaannya (misalnya melalui dibandingkan dengan kriteria capaian
keleluasaan untuk
penilaian diri, penilaian antarteman, dan yang telah ditetapkan
mengatur pelaksanaan
refleksi metakognitif terhadap proses ● Digunakan pendidik atau satuan
asesmen formatif
maupun sumatif melalui belajarnya); pendidikan untuk mengevaluasi
berbagai teknik guna ● Memperhatikan kemajuan penguasaan efektivitas program pembelajaran.
mengukur dan dalam berbagai ranah, meliputi sikap,
mengintervensi capaian pengetahuan, dan keterampilan,
yang dilakukan dalam sehingga dibutuhkan metode/strategi
pembelajaran”
pembelajaran dan teknik/instrumen.

Kedua memiliki kesamaan yaitu adanya umpan balik untuk pemberian intervensi kepada peserta
didik maupun perbaikan proses pembelajaran berikutnya;
Perlu diketahui
Pelaksanaan Asesmen Formatif dan Sumatif
Hal yang harus diperhatikan ● Dilakukan untuk mengonfirmasi
dalam melaksanakan Formatif capaian pembelajaran peserta
didik pada periode tertentu (akhir
● Dilakukan secara terus menerus lingkup materi, semester atau
bersamaan dengan proses akhir jenjang)
pembelajaran ● Hasilnya akan digunakan sebagai
● menggunakan berbagai teknik bahan pengolah laporan hasil
asesmen sesuai dengan target belajar
pada tujuan pembelajaran ● Pemberian umpan balik tetap
● memberikan umpan balik baik dilakukan walaupun data hasil
untuk peserta didik maupun pengukuran capaian telah didapat
pendidik ● Menggunakan berbagai teknik
● berorientasi pada perubahan, asesmen
bukan sekadar memenuhi
kuantitas nilai yang termuat dalam
rapor Hal yang harus diperhatikan
● bersifat informatif dalam melaksanakan Sumatif
Observasi

Peserta didik diamati secara berkala, dengan fokus secara


keseluruhan maupun individu. Observasi bisa dilakukan dalam
tugas atau aktivitas rutin/harian.
Teknik dan Instrumen Asesmen

Penilaian Kinerja (Performance Test)

Asesmen performa dapat berupa praktik, menghasilkan produk,


“Terdapat berbagai teknik melakukan projek, dan membuat portofolio.
dalam melakukan
asesmen, pendidik
diberikan keleluasaan Tes Tertulis
memilih teknik dan
instrumen agar asesmen Teknik Asesmen Tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis.
selaras dengan kegiatan
pembelajaran. Sehingga
hasil belajar peserta didik Tes Lisan
valid dan dapat ditindak
Pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik
lanjuti” menjawab secara lisan, dan dapat diberikan secara klasikal
ketika pembelajaran

Portofolio

Kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan, dan karya


peserta didik dalam bidang tertentu yang mencerminkan
perkembangan (reflektif-integratif) dalam kurun waktu tertentu.
Rubrik
Teknik dan Instrumen Asesmen Pedoman yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas
capaian kinerja peserta didik. Capaian kinerja dituangkan dalam
bentuk kriteria atau dimensi yang akan dinilai yang dibuat
secara bertingkat dari kurang sampai terbaik.
“Terdapat berbagai teknik
dalam melakukan
asesmen, pendidik Ceklist
diberikan keleluasaan Daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik atau elemen yang
memilih teknik dan dituju.
instrumen agar asesmen Instrumen Asesmen
selaras dengan kegiatan
pembelajaran. Sehingga
Catatan Anekdotal
hasil belajar peserta didik
valid dan dapat ditindak Catatan singkat hasil observasi pada peserta didik. Berisi
lanjuti” catatan performa dan perilaku peserta didik yang penting,
disertai latar belakang kejadian dan hasil analisa dari observasi
yang telah dilakukan.

Grafik Perkembangan

Grafik atau infografik yang menggambarkan tahap


perkembangan belajar peserta didik.
Kesalahan dalam belajar itu wajar. Jika diterima, dikomunikasikan, dan dicarikan
jalan keluar, maka kesalahan akan menstimulasi perkembangan otak peserta didik.

Penerapan Pola Pikir Bertumbuh Belajar bukan tentang kecepatan, tetapi tentang pemahaman, penalaran,
penerapan, serta kemampuan menilai dan berkarya secara mendalam.

Ekspektasi pendidik yang positif tentang kemampuan peserta didik akan sangat
Penerapan pola pikir mempengaruhi performa peserta didik.
bertumbuh dalam asesmen
diharapkan membangun
kesadaran bahwa proses Setiap peserta didik unik, memiliki peta jalan belajar yang berbeda, dan tidak perlu
pencapaian tujuan dibandingkan dengan teman-temannya.
pembelajaran, lebih
penting daripada sebatas
hasil akhir. Pengondisian lingkungan belajar (fisik dan psikis) di sekolah dan rumah akan
mempengaruhi pencapaian hasil belajar.

Melatih dan membiasakan peserta didik untuk melakukan asesmen diri (self
assessment), asesmen antarteman (peer assessment), refleksi diri, dan pemberian
Pendidik diharapkan mampu menerapkan ide umpan balik antarteman (peer feedback).
penerapan pola pikir bertumbuh, sebagaimana uraian di
berikut ini:
Apresiasi/pesan/umpan balik yang tepat berpengaruh pada motivasi belajar peserta
didik.
Berikut acuan dalam memberikan umpan balik kepada peserta didik melalui
tangga umpan balik (Ladder of Feedback)
Penerapan Tangga Umpan Balik Berorientasi Pola Pikir Bertumbuh (Growth
Mindset)
Contoh Mengidentifikasi Unsur-unsur Bangun Ruang (Jaring-jaring Kubus) - Fase C

“Selamat Nak, telah menunjukkan usaha yang sungguh-sungguh dalam


Apresiasi mengerjakan tugas ini. Ibu juga senang karena kamu mengumpulkan
tugas tepat waktu.”

“Jika tugas membuat jaring-jaring bangun ruang akan kita laksanakan


Saran
kembali, pada bagian yang mana Ananda akan melakukan perbaikan?”

“Ibu melihat Ananda menarik garis secara langsung. Bagaimana jika


Perhatian
menggunakan penggaris agar garisnya lebih lurus?”

“Bentuk kotak-kotak yang Ananda gambar, hampir sama sehingga mudah


Nilai
jika disusun menjadi bentuk kubus.”

Klarifikasi “Bagaimana Ananda mengetahui gambar ini akan membentuk kubus?”


Pendidik menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran termasuk di dalamnya rencana
asesmen formatif yang akan dilakukan di awal
pembelajaran dan asesmen di akhir
pembelajaran

Melaksanakan asesmen Sumatif untuk Pendidik melakukan asesmen di awal


mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran. pembelajaran untuk menilai kesiapan setiap
Asesmen ini dapat digunakan sebagai asesmen 5 2 individu peserta didik untuk mempelajari materi
Siklus
awal pada pembelajaran berikutnya. perencanaan dan yang telah dirancang
pelaksanaan
pembelajaran dan
asesmen

4 3
Berdasarkan hasil asesmen, pendidik
Melaksanakan pembelajaran dan
memodifikasi rencana yang dibuatnya dan/atau
menggunakan berbagai metode asesmen
membuat penyesuaian untuk sebagian peserta
formatif untuk memonitor kemajuan belajar
didik
Ketercapaian Tujuan Pembelajaran

Pengolahan hasil penilaian dapat dilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif dan/atau kualitatif terhadap data hasil pelaksanaan
penilaian yang berupa angka dan/atau deskripsi. Pendidik perlu menentukan kriteria untuk memetakan ketercapaian tujuan pembelajaran.

Dalam menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran, ada


beberapa hal penting yang perlu diperhatikan:

Untuk mengetahui apakah peserta Tidak disarankan untuk menggunakan angka mutlak (misalnya 75, 80, dan
sebagainya) sebagai kriteria. Yang paling disarankan adalah menggunakan
didik telah berhasil mencapai tujuan
deskripsi, namun jika dibutuhkan, pendidik diperkenankan untuk
pembelajaran, pendidik perlu menggunakan interval nilai (misalnya 70 - 85, 85 - 100, dan sebagainya).
menetapkan kriteria atau indikator
ketercapaian tujuan pembelajaran. Kriteria yang digunakan
untuk menentukan
Kriteria ini dikembangkan saat pendidik 1. Menggunakan deskripsi kriteria
apakah peserta didik
merencanakan asesmen, yang dilakukan telah mencapai tujuan
saat pendidik menyusun perencanaan pembelajaran dapat
pembelajaran, baik dalam bentuk rencana 2. Menggunakan rubrik
dikembangkan
pelaksanaan pembelajaran ataupun menggunakan beberapa
modul ajar. pendekatan,
3. Menggunakan interval nilai
Contoh Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase C: “peserta didik
mampu menulis laporan hasil pengamatan dan wawancara”

1. Menggunakan deskripsi kriteria

Kriteria:
Laporan peserta didik menunjukkan kemampuannya menulis teks eksplanasi,
hasil pengamatan, dan pengalaman secara jelas. Laporan menjelaskan hubungan
kausalitas yang logis disertai dengan argumen yang logis sehingga dapat
meyakinkan pembaca.
Contoh Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase C: “peserta didik
mampu menulis laporan hasil pengamatan dan wawancara”

2. Menggunakan rubrik
Contoh Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase C: “peserta didik
mampu menulis laporan hasil pengamatan dan wawancara”

3. Menggunakan interval
Pengolahan Hasil Asesmen

Mengolah Hasil Asesmen dalam Satu Tujuan Pembelajaran

1 Pendidik telah melaksanakan asesmen untuk salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran
IPAS Fase C:
Menyelidiki ragam sumber energi yang dapat dimanfaatkan di lingkungan sekitar Asesmen sumatif dilaksanakan secara
periodik setiap selesai satu atau lebih
tujuan pembelajaran.
rubrik penilaiannya dapat dibuat sebagai berikut:
Hasil asesmen perlu diolah menjadi
Bukti Tujuan Perlu Bimbingan Cukup Baik Sangat Baik capaian dari tujuan pembelajaran
Pembelajaran (0-60) (61-70) (71-80) (81-100) setiap peserta didik. Pendidik dapat
menggunakan data kualitatif sebagai
1. Mampu Belum mampu Menguraikan Menguraikan Menguraikan hasil asesmen tujuan pembelajaran
menguraikan menguraikan 1 contoh 2 contoh lebih dari
manfaat manfaat manfaat 2 contoh peserta didik.
manfaat sumber
energi sumber energi sumber energi sumber energi manfaat
sumber energi Namun, dapat juga menggunakan data
kuantitatif dan mendeskripsikannya
secara kualitatif. Pendidik diberi
2. Mampu Memerlukan Melakukan Melakukan Mampu
melakukan bimbingan prosedur prosedur mengarahkan keleluasaan untuk mengolah data
pengamatan dalam pengamatan pengamatan teman yang kuantitatif, baik secara rerata maupun
sesuai prosedur melakukan secara mandiri, secara mandiri lain dalam proporsional.
prosedur namun masih dengan tepat melakukan
pengamatan ditemukan prosedur
1 atau 2 kali pengamatan
kesalahan

Pendidik menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran pada kualitas yang diyakininya, misalkan pada kualitas CUKUP,
peserta didik dianggap telah mencapai kriteria ketercapaian kompetensi.
Pengolahan Hasil Asesmen

Berdasarkan hasil asesmen TES untuk indikator 1 dan UNJUK KERJA untuk indikator 2 yang telah dilaksanakan pendidik, untuk pengolahan hasil
asesmen tujuan pembelajaran dapat disajikan seperti dalam tabel berikut ini

Kualitas Bukti Kualitas Bukti Nilai


Nama Deskripsi
(Indikator 1) (Indikator 2) (rerata)

Amar Baik Cukup Mampu menguraikan 2 contoh manfaat sumber energi dan dapat 72
(75) (69) melakukan prosedur pengamatan secara mandiri meskipun masih
ditemukan 1 atau 2 kali kesalahan

Badu Perlu Cukup Belum mampu menguraikan manfaat sumber energi tetapi dapat 59*
Bimbingan (63) melakukan prosedur pengamatan secara mandiri meskipun masih
(55) ditemukan 1 atau 2 kali kesalahan

Candra Sangat Baik Baik Mampu menguraikan lebih dari 2 contoh manfaat sumber energi 87,5
(95) (80) serta dapat melakukan prosedur pengamatan secara mandiri dengan
tepat

* peserta didik belum memenuhi kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.

Pendidik menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran pada kualitas yang diyakininya, misalkan pada kualitas CUKUP,
peserta didik dianggap telah mencapai kriteria ketercapaian kompetensi.
Pengolahan Hasil Asesmen
Penting untuk Diperhatikan
2 Mengolah Capaian Tujuan Pembelajaran menjadi Nilai Akhir

Untuk mendapatkan nilai akhir mata pelajaran tersebut, data kuantitatif langsung diolah,
sedangkan untuk deskripsi, pendidik dapat memberikan penjelasan mengenai Pendidik tidak mencampur penghitungan
kompetensi yang sudah dikuasai peserta didik, mana kompetensi yang belum dikuasai, dari hasil asesmen formatif dan sumatif
dan dapat ditambahkan tindak lanjut secara ringkas bila ada. karena asesmen formatif dan sumatif
memiliki fungsi yang berbeda.
Asesmen formatif bertujuan untuk
Contoh Pengolahan Tujuan Pembelajaran menjadi Nilai Akhir dapat dilakukan memberikan umpan balik pada proses
melalui 2 cara berdasarkan bentuk datanya: sehingga asesmen formatif bukan menjadi
penentu atau pembagi untuk nilai akhir

Dalam mengolah dan menentukan hasil


Cara 1 akhir asesmen sumatif, pendidik perlu
membagi asesmennya ke dalam beberapa
Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan kegiatan asesmen sumatif agar peserta
didik dapat menyelesaikan asesmen
pembelajaran dengan data kuantitatif (angka pencapaian) sumatifnya dalam kondisi yang optimal
(tidak terburu-buru atau tidak terlalu
padat). Untuk situasi ini, nilai akhir
merupakan gabungan dari beberapa
Cara 2 kegiatan asesmen tersebut

Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan


pembelajaran dengan data kualitatif (skala dengan deskriptor)
Pengolahan Hasil Asesmen
Cara 1
Perlu diketahui
Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan
pembelajaran dengan data kuantitatif (angka pencapaian)
Misalnya, dalam 1 semester ada 6 tujuan
pembelajaran untuk mapel IPA, 7 tujuan
pembelajaran untuk B.Indonesia, dan 5 tujuan
pembelajaran untuk mapel Agama (contoh
hanya 3 mapel, namun cara ini dapat berlaku
untuk semua mapel).

Asumsi: satuan pendidikan menggunakan


rentang nilai untuk ketercapaian tujuan
pembelajaran. Rentang ini bisa sama untuk
setiap mapel atau berbeda, tergantung
kesepakatan para pendidik di satuan
pendidikan.

Ketuntasan ditentukan untuk setiap tujuan


pembelajaran, bukan hasil akhir pengolahan
nilai sumatif per mata pelajaran.
Ketidaktuntasan ditandai (*) di tujuan
pembelajaran tertentu saja. Hal ini bertujuan
untuk mengkomunikasikan kepada orang tua
dan peserta didik tentang tujuan pembelajaran
mana yang belum dituntaskan oleh peserta
didik.

Pada contoh ini pendidik menyepakati bahwa rentang nilai 0-55 belum mencapai ketuntasan dan 56- 100 sudah mencapai ketuntasan.
Perlu diketahui
Pengolahan Hasil Asesmen

Cara 2
Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan
pembelajaran dengan data kualitatif (skala dengan deskriptor) Asumsi:
Penilaian tujuan pembelajaran ini dilakukan
dengan menggunakan rubrik 4 kategori
yaitu:
● Perlu bimbingan (1)
peserta didik masih kesulitan dan
sangat bergantung pada bimbingan
Tanda centang diberikan
● Cukup (2)
sesuai dengan rubrik
peserta didik masih kesulitan dalam
ketercapaian yang ada
mencapai sebagian tujuan
pada masing-masing tujuan
pembelajaran
pembelajaran
● Baik (3)
peserta didik sudah menuntaskan
deskriptor tertera pada sebagian besar indikator tujuan
rubrik penilaian yang telah pembelajaran
disusun. ● Sangat Baik (4)
peserta didik mengikuti pembelajaran
selanjutnya dan dilibatkan diberikan
pengayaan
Pengolahan Hasil Asesmen untuk Nilai Rapor
Contoh Data Kuantitatif
Pengolahan Hasil Asesmen untuk Nilai Rapor
Contoh Data Kualitatif
Penyusunan Deskripsi berdasarkan Capaian Pembelajaran

Terdapat 3 opsi dalam menyusun deskripsi capaian kompetensi pada rapor, ketiga opsi tersebut sebagai berikut:

Dalam penyusunan deskripsi


capaian kompetensi,
pendidik harus
mengidentifikasi capaian
kompetensi tertinggi dan
terendah. Untuk melihat
capaian kompetensi tertinggi
ditandai dengan warna hijau
dan capaian kompetensi
terendah ditandai dengan
warna merah

Opsi 1 : Deskripsi Berdasarkan CP 1


Penyusunan Deskripsi berdasarkan Capaian Pembelajaran

Dalam penyusunan deskripsi


capaian kompetensi,
pendidik harus
mengidentifikasi capaian
kompetensi tertinggi dan
terendah. Untuk melihat
capaian kompetensi tertinggi
ditandai dengan warna hijau
dan capaian kompetensi
terendah ditandai dengan
warna merah

Opsi 2 : Deskripsi Berdasarkan ATP 2


Penyusunan Deskripsi berdasarkan Capaian Pembelajaran

Dalam penyusunan deskripsi


capaian kompetensi,
pendidik harus
mengidentifikasi capaian
kompetensi tertinggi dan
terendah. Untuk melihat
capaian kompetensi tertinggi
ditandai dengan warna hijau
dan capaian kompetensi
terendah ditandai dengan
warna merah

Opsi 3 : Deskripsi mengambil dari poin-poin


penting dari materi yang sudah diberikan 2
PELAPORAN KEMAJUAN BELAJAR
Pengolahan Hasil Asesmen
Pelaporan hasil penilaian (asesmen) dituangkan dalam bentuk laporan kemajuan belajar. Laporan
hasil belajar merupakan dokumen yang disusun berdasarkan pengolahan hasil Penilaian.

Bentuk-bentuk laporan hasil belajar diantaranya:`

1 Rapor

2 Portofolio

3 Diskusi/Konferensi

4 Pameran Karya
Bentuk Laporan Hasil Belajar

1 Rapor

Sebagaimana diuraikan pada prinsip asesme, laporan


hasil belajar hendaknya bersifat sederhana dan
informatif. Dapat memberikan informasi yang bermanfaat
tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta
strategi tindak lanjut bagi pendidik, satuan pendidikan dan
orang tua untuk mendukung capaian pembelajaran.

Komponen pada Rapor DIKDASMEN

1. Identitas peserta didik


2. Nama satuan pendidikan
Catatan:
3. Kelas Format dapat disesuaikan berdasarkan
4. Semester struktur kurikulum masing-masing
5. Mata pelajaran jenjang.
6. Nilai Deskripsi capaian kompetensi peserta
7. Deskripsi didik berisi informasi tentang
8. Catatan guru kompetensi yang sudah dicapai dan
kompetensi yang perlu ditingkatkan.
9. Presensi Deskripsi menggunakan kalimat positif
10. Kegiatan ekstrakurikuler. dan memotivasi.
Bentuk Laporan Hasil Belajar

2 Portofolio

Tujuan dari portofolio adalah kumpulan dokumen dari hasil


karya peserta didik. Isi portofolio adalah hasil karya peserta
didik yang dipilih oleh peserta didik, berdasarkan hasil diskusi
dengan pendidik. Portfolio bisa berupa foto, video, infografis,
poster atau karya apapun yang bukan berupa lembar soal -
jawaban.
Bentuk Laporan Hasil Belajar

3 Diskusi/Konferensi

Tujuan diskusi adalah berbagi informasi antara pendidik,


peserta didik dan orang tua. Sekolah perlu menentukan fungsi
dari suatu diskusi untuk dapat mengembangkan struktur, dan
kegiatannya melibatkan menentukan target belajar. Diskusi atau
konferensi bisa dalam struktur formal maupun informal.
Bentuk Laporan Hasil Belajar

4 Pameran Karya

Tujuan dari pameran karya adalah sebagai perayaan proses


belajar peserta didik dan juga sebagai asesmen sumatif.
Pameran karya berisi proses dari pembelajaran hingga produk
dari sebuah proyek belajar. Pameran karya bisa mengundang
orang tua peserta didik, komunitas sekolah maupun
mengundang peserta didik dan pendidik dari sekolah lain untuk
saling belajar dan mendapatkan umpan balik dari audiens yang
lebih luas selain pendidik kelas
Mekanisme Kenaikan Kelas

Perlu diperhatikan

Pada MI, MTs, MA, MAK, atau sederajat, Dalam Kurikulum Merdeka penggunaan fase dalam Capaian
Pembelajaran adalah salah satu alasan mengapa peserta didik Apabila terdapat tujuan
kenaikan kelas mempertimbangkan
dapat terus naik kelas bersama teman-teman sebayanya pembelajaran pada mata
pencapaian peserta didik pada semua mata pelajaran tertentu yang tidak
meskipun ia dinilai belum sepenuhnya mencapai kompetensi
pelajaran dan ekstrakurikuler serta yang ditetapkan dalam Capaian Pembelajaran di fase tercapai sampai saatnya
prestasi lain selama 1 (satu) tahun ajaran sebelumnya atau tujuan pembelajaran yang ditargetkan untuk kenaikan kelas, maka pada
dicapai pada kelas tersebut. rapor peserta didik tersebut
dituangkan nilai aktual yang
dicapai dan dideskripsikan
a. Laporan kemajuan belajar yang mencerminkan bahwa peserta didik tersebut
pencapaian peserta didik pada semua mata masih memiliki tujuan
pelajaran Pembelajaran dilaksanakan menggunakan prinsip mastery learning
yang sangat sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi atau
pembelajaran yang perlu
b. Laporan pencapaian projek penguatan profil ditindaklanjuti di kelas
pembelajaran sesuai tahap capaian (teaching at the right level).
pelajar Pancasila berikutnya
c. Portofolio Setiap peserta didik mempelajari tujuan pembelajaran yang sama
d. Paspor keterampilan (skill passport) dan dalam setiap pertemuan, namun bagi peserta didik yang tidak Dalam proses penentuan peserta
rekognisi pembelajaran lampau pada peserta dapat mencapai kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran perlu didik tidak naik kelas, perlu
didik jenjang SMK ditindaklanjuti dengan memberikan perlakukan khusus agar dilakukan musyawarah dan
e. Prestasi akademik dan non-akademik dapat mencapainya. Dengan kata lain, tindakan untuk peserta didik pertimbangan yang matang sehingga
f. Ekstrakurikuler yang berisiko tidak seharusnya menunggu hingga tahun ajaran, opsi tidak naik kelas menjadi
g. Penghargaan peserta didik tetapi perlu segera diberikan. pilihan paling akhir apabila seluruh
pertimbangan dan perlakuan telah
h. Tingkat kehadiran
dilaksanakan.
Isu-isu terkait Kenaikan Kelas

Contoh Isu Pertimbangan yang Diambil Sekolah

Peserta didik mempunyai tujuan Peserta didik dapat dipertimbangkan naik di kelas berikutnya dengan pendampingan tambahan untuk
pembelajaran yang belum tuntas menyelesaikan tujuan pembelajaran yang belum tercapai/tuntas.
(ada tujuan-tujuan pembelajaran
yang hasilnya belum memenuhi
pencapaian minimum).

Peserta didik mempunyai masalah Dapat dipertimbangkan dengan mengetahui alasan ketidakhadiran. Jika peserta didik tidak hadir karena
presensi/ketidakhadiran kondisi keluarga (siswa yang membantu orang tua bekerja karena alasan ekonomi) atau masalah kesehatan
yang banyak (Banyaknya jumlah peserta didik, maka dapat dipertimbangkan naik dengan catatan khusus. Jika alasan ketidakhadiran karena
ketidakhadiran disepakati oleh satuan “malas”, meskipun kecil kemungkinan untuk naik kelas; peserta didik tetap dapat dipertimbangkan naik
pendidikan) dengan catatan di rapor bagian sikap yang perlu ditindaklanjuti di kelas berikutnya. Misalnya, permasalahan
ketidakhadiran harus diselesaikan dalam jangka waktu satu tahun dengan cara konseling atau behavior
treatment lain. Khusus permasalahan ketidakhadiran, wali kelas harus dapat mendeteksi permasalahan ini
sedini mungkin, sehingga tidak terjadi penumpukan jumlah ketidakhadiran dari peserta didik di akhir
semester.
Mekanisme Kelulusan
Penentuan kelulusan dari satuan pendidikan dilakukan dengan mempertimbangkan
laporan kemajuan belajar yang mencerminkan pencapaian peserta didik pada semua
mata pelajaran dan ekstrakurikuler serta prestasi lain pada

Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan/program


pendidikan setelah:

1 Menyelesaikan Seluruh Program Pembelajaran

Mengikuti penilaian sumatif yang diselenggarakan


2 oleh satuan pendidikan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai