Anda di halaman 1dari 44

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN

RISET, DAN TEKNOLOGI

Penyusunan Perangkat Pembelajaran

Mei 2023

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


PENYUSUNAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Perangkat Ajar
• Berbagai bahan ajar yang digunakan oleh pendidik dalam upaya
mencapai profil pelajar Pancasila dan Capaian Pembelajaran.
• Pendidik dapat menggunakan beragam perangkat ajar dari
berbagai sumber.
• Perangkat ajar dapat langsung digunakan pendidik untuk mengajar
ataupun sebagai referensi atau inspirasi dalam merancang
pembelajaran

Kepmendikbudristek No. 262 Tahun 2022


PERANGKAT AJAR

modul projek
buku teks
penguatan profil
pelajaran modul ajar pelajar
Pancasila,

contoh-contoh
kurikulum video Bahan ajar dan
operasional pembelajaran bentuk lainnya.
satuan
Kepmendikbudristek No. 262 Tahun 2022
pendidikan
Memahami Merumuskan Menyusun Alur Merancang
dan Tujuan Tujuan Pembelajaran
menganalisis Pembelajaran Pembelajaran
Capaian
Pembelajaran
Sebelum melangkah pada strategi perencanaan dan pelaksanaan Pembelajaran dan Penilaian,
mari sejenak kita bahas Konsep Capaian Pembelajaran,

Konsep Capaian Pembelajaran

“Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran


yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari Fase
Fondasi pada PAUD. Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP
disusun untuk setiap mata pelajaran.”
Pemerintah hanya menetapkan tujuan akhir per fase (CP) dan waktu tempuhnya (fase). Satuan pendidikan
memiliki keleluasaan untuk menentukan strategi dan cara atau jalur untuk mencapainya. Agar bisa
menentukan strategi yang sesuai, kita perlu tau titik awal keberangkatan para peserta didik.

Fase Pondasi Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F


Pembagian SD/MI/Paket A SD/MI/Paket A SD/MI/Paket A SMP/Mts/Paket B SMA/MA/Paket C SMA/MA/Paket C
PAUD/RA
Fase Kelas 1-2 Kelas 3-4 Kelas 5-6 Kelas 7-9 Kelas 10 Kelas 11-12

Sumber: Kepmendikbud No.262 Tahun 2022


Komponen Capaian Pembelajaran

Rasional Mata Pelajaran Tujuan Mata Pelajaran Karakteristik Mata Pelajaran

● Alasan mempelajari mapel ● Deskripsi umum tentang apa yang


tersebut Kemampuan yang perlu dicapai peserta dipelajari dalam mata pelajaran
● Keterkaitan antara Mapel dengan didik setelah mempelajari mata ● Elemen-elemen (strands) atau
salah satu (atau lebih) Profil pelajaran tersebut domain mata pelajaran serta
Pelajar Pancasila deskripsinya

Capaian dalam Setiap Fase Capaian dalam Setiap


Secara Keseluruhan Fase menurut Elemen
Kompetensi pembelajaran yang harus
Dibuat dalam bentuk matriks.
dicapai peserta didik pada setiap fase.
Setiap elemen dipetakan menurut
Dibuat dalam bentuk pernyataan yang
perkembangan peserta didik
disajikan dalam paragraf yang utuh.

Sumber: Keputusan Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) No.8 Tahun 2022
tentang Capaian Pembelajaran
Elemen Capaian Pembelajaran
Pendidikan Pancasila Matematika
● Pancasila ● Bilangan
● Undang-Undang Dasar Negara ● Aljabar
Republik Indonesia Tahun 1945 ● Pengukuran
● Bhinneka Tunggal Ika ● Geometri
● Negara Kesatuan Republik ● Analisis Data dan Peluang
Indonesia

IPAS Bahasa Indonesia


● Pemahaman IPAS (sains dan sosial) ● Menyimak
● Keterampilan Proses ● Membaca dan memirsa
● Berbicara dan mempresentasikan
● Menulis
Menganalisis Capaian
Pembelajaran
Menganalisis CP merupakan hal yang sangat penting
agar pendidik mengetahui tujuan, dan karakteristik dari
mata pelajaran.

Selain itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan


dalam menganalisis CP, contohnya; kompetensi yang
perlu dimiliki di akhir fase, kata kunci penting dalam CP,
cara mencapai kompetensi yang perlu dimiliki, proses
belajar seperti apa yang perlu ditempuh dan materi apa
yang bisa dipelajari termasuk kedalaman dan
keluasannya.
Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)

Merupakan rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis
menurut urutan dari awal hingga akhir fase.

Tujuan pembelajaran yang dikembangkan perlu dicapai peserta didik dalam satu atau lebih jam pelajaran, hingga akhirnya
pada penghujung Fase mereka dapat mencapai CP. Oleh karena itu, untuk CP dalam satu fase, pendidik perlu
mengembangkan beberapa tujuan pembelajaran.

Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai strategi untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran.
Harus dipastikan tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran yang dipetakan memenuhi kriteria berikut ini:

Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi


Kompetensi yang harus dikuasai secara utuh dalam satu fase.

kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan


Tujuan yang dapat didemonstrasikan oleh peserta didik yang menunjukkan Kriteria
Pembelajaran telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Alur Tujuan ATP menggambarkan cakupan dan tahapan
(TP) Pembelajaran pembelajaran yang linear dari awal hingga akhir fase.
Lingkup materi
terdiri atas: (ATP)
ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami di akhir ATP menggambarkan cakupan dan tahapan
satu unit pembelajaran pembelajaran yang menggambarkan tahapan
perkembangan kompetensi dalam satu fase
Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Pendidik diberikan keleluasaan dalam


menggunakan rujukan teori untuk Pendidik diharapkan untuk
merumuskan tujuan pembelajaran, tidak fokus pada satu teori
diantaranya: saja, melainkan dapat
Taksonomi Bloom versi menggunakan teori atau
Revisi Anderson dan pendekatan lain dalam
Krathwohl (2001)
merancang tujuan
pembelajaran, selama teori
6 Aspek Pemahaman tersebut dinilai relevan Perlu
yang dikembangkan oleh
Tighe dan Wiggins dengan karakteristik mata diketahui
(2005) pelajaran serta
konsep/topik yang
6 Level Taksonomi Marzano dipelajari, karakteristik
(2000) peserta didik, serta konteks
lingkungan pembelajaran.
Perlu
Taksonomi Bloom versi Revisi diketahui
Anderson dan Krathwohl
(2001)

Anderson dan Krathwohl mengelompokkan kemampuan kognitif menjadi


tahapan-tahapan berikut ini, dengan urutan dari kemampuan yang paling
dasar ke yang paling tinggi sebagai berikut:

(C1) (C2) (C4) (C5) (C6)


(C3) Mengaplikasikan
Mengingat Memahami Menganalisis Mengevaluasi Menciptakan
mengingat kembali menjelaskan ide atau menggunakan konsep, memecah-mecah kemampuan untuk merangkaikan berbagai
informasi yang telah konsep seperti pengetahuan, atau informasi menjadi membuat keputusan, elemen menjadi satu hal
dipelajari, termasuk menjelaskan suatu informasi yang telah beberapa bagian, penilaian, mengajukan baru yang utuh, melalui
definisi, fakta-fakta, konsep menggunakan dipelajarinya pada kemampuan untuk kritik dan rekomendasi proses pencarian ide,
evaluasi
daftar urutan, atau kalimat sendiri, situasi berbeda dan mengeksplorasi yang sistematis
terhadap hal/ide/benda
menyebutkan kembali menginterpretasikan relevan hubungan/korelasi
yang ada sehingga
suatu materi yang suatu informasi, atau membandingkan kreasi yang diciptakan
pernah diajarkan menyimpulkan, atau antara dua hal atau menjadi salah satu solusi
kepadanya. membuat parafrasa lebih, menentukan terhadap masalah yang
dari suatu bacaan. keterkaitan antar ada. termasuk
konsep, atau memberikan nilai
mengorganisasikan tambah terhadap suatu
beberapa ide dan/atau produk yang sudah ada.
konsep.
6 Aspek/Facet Pemahaman
6 Aspek Pemahaman
merupakan cara untukTighe dan Wiggins
mengkonfirmasi pemahaman(2005)
peserta didik atas apa yang 6 Aspek/Facet Pemahaman ini
telah mereka pelajari dan tidak merupakan modal untuk
hirarkis/bukan merupakan menentukan Tujuan
siklus. Pembelajaran (TP), menyusun
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP),
menentukan asesmen, dan
Jika peserta didik melakukan
instruksi yang tepat.
salah satu dari keenam
Perlu
Aspek/Facet Pemahaman
(mampu menjelaskan,
diketahui
menginterpretasi,
menerapkan/mengaplikasikan,
berempati, memiliki sebuah
sudut pandang, atau memiliki
pengenalan diri), berarti mereka
telah mendemonstrasikan
sebuah tingkat pemahaman.
6 Aspek Pemahaman (6 facet of understanding) (Wiggins and Tighe, 2005)
Merupakan bentuk-bentuk pemahaman yang digunakan dalam CP. Tidak Perlu
harus hirarkis. diketahui

Penjelasan Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan antar topik, mendemonstrasikan hasil kerja, menjelaskan
Explanation alasan/cara/prosedur , menjelaskan sebuah teori menggunakan data, berargumen dan mempertahankan pendapatnya.

Interpretasi Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide, perasaan atau sebuah hasil karya dari satu
Interpretation media ke media lain, dapat membuat analogi, anekdot, dan model. Melihat makna dari apa yang telah dipelajari dan relevansi dengan dirinya.

Aplikasi Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai suatu dalam situasi yang nyata dalam kehidupan sehari-hari atau
Application sebuah simulasi (menyerupai kenyataan)

Perspektif Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari sebuah situasi, melihat gambaran besar, melihat
Perspective asumsi yang mendasari suatu hal dan memberikan kritik.

Empati Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/atau memahami pikiran yang berbeda dengan dirinya.
Empathy Menemukan nilai (value) dari sesuatu

Pengenalan diri
Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses berpikir dan emosi yang terjadi secara internal.
Self-Knowledge
Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP Bahasa Indonesia Fase D elemen Perlu
Menyimak diketahui

Interpretasi
Mendeskripsikan makna dari puisi serta emosi yang ditangkap dari puisi tersebut
Interpretation
Peserta didik memahami
informasi berupa gagasan,
pikiran, pandangan, arahan
Aplikasi
atau pesan dari teks Membacakan/mendeklamasikan atau membuat karya untuk merespons puisi
Application
deskripsi, narasi, puisi,
eksplanasi dan eksposisi
dari teks visual dan Perspektif
audiovisual untuk Melakukan bedah puisi melalui diskusi dari sudut pandang yang berbeda.
Perspective
menemukan makna yang
tersurat dan tersirat.
Empati Menaruh diri di posisi penulis puisi dan mencoba merasakan emosi yang dirasakan
Empathy penulis dan dituangkan dalam media yang berbeda.
Perlu
diketahui
6 Level Taksonomi Marzano
(2000)

Marzano menggunakan tiga sistem dalam domain pengetahuan


yaitu sistem kognitif, sistem metakognitif, dan sistem diri (self-
system). Terdapat 6 level taksonomi yaitu:

Tingkat 1: mengenali Tingkat 4:


Tingkat 2: Tingkat 3: Tingkat 5: Tingkat 6:
dan mengingat pemanfaatan
pemahaman analisis metakognisi sistem diri
kembali (retrieval) pengetahuan

mengingat kembali Pemahaman yang Cakupan analisis disini Pemanfaatan pengetahuan Sistem metakognisi Menentukan apakah
(retrieval) informasi dimaksud melibatkan berupa kemampuan digunakan saat seseorang berfungsi untuk seseorang akan
menggenerasi informasi ingin memantau, mengevaluasi melakukan atau tidak
dalam batas dua proses menyelesaikan tugas dan mengatur fungsi dari melakukan sesuatu
mengidentifikasi yang saling berkaitan baru yang belum
tertentu. semua jenis tugas.
diproses oleh seseorang.
sebuah informasi yaitu integrasikan dan pemikiran lainnya.
Ada lima proses analisis: Ada empat kategori umum Ada empat jenis dari sistem
secara simbolisasi.
(1) mencocokan, pemanfaatan Ada empat fungsi dari diri:
umum. (2) mengklasifikasikan, pengetahuan: metakognisi: (1) memeriksa
(3) menganalisis (1) pengambilan (1) menetapkan tujuan, (2) kepentingan,
kesalahan, keputusan, memantau proses, (2) memeriksa kemanjuran,
(4) menyamaratakan (5) (2) penyelesaian masalah, (3) memantau kejelasan, (3) memeriksa respon
menspesifikasikan. (3) percobaan, (4) memantau ketepatan. emosional,
(4) penyelidikan. (4) memeriksa motivasi
secara keseluruhan.
Bagaimana cara menyusun alur tujuan pembelajaran yang efektif?

Pendidik yang merancang alur tujuan pembelajarannya sendiri, tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dikembangkan dalam tahap
sebelumnya akan disusun sebagai satu alur (sequence) yang berurutan secara sistematis, dan logis awal hingga akhir fase.
Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik dapat mengacu pada berbagai cara yang diuraikan pada tabel di bawah ini:

Pengurutan dari yang Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang lebih abstrak dan simbolis. Contoh : memulai pengajaran
Konkret ke yang Abstrak dengan menjelaskan tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris tersebut
(abstrak).

Pengurutan Deduktif Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik. Contoh : mengajarkan konsep database terlebih dahulu sebelum
mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau relasional.

Pengurutan dari Mudah ke Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Contoh: mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek dalam kelas
yang lebih Sulit bahasa sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang.

Pengurutan Hierarki Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan
keterampilan yang lebih kompleks. Contoh : siswa perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep perkalian.

Pengurutan Prosedural Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur, kemudian membantu siswa untuk menyelesaikan
tahapan selanjutnya. Contoh : dalam mengajarkan cara menggunakan t-test dalam sebuah pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap
prosedur yang harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan tipe tes yang akan digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan tes
dalam sebuah perangkat lunak statistik.

Scaffolding Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh : dalam mengajarkan
berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika siswa mencobanya, guru hanya butuh membantu. Setelah ini, bantuan
yang diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, siswa dapat berenang sendiri.

(Creating Learning Materials for Open and Distance Learning, 2005; Doolittle, 2001; Morrison, Ross, & Kemp, 2007; Reigeluth & Keller, 2009)
Bagaimana strategi menyusun tujuan pembelajaran dalam alur tujuan
pembelajaran yang efektif?

Pendidik harus melakukan analisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk kemudian disusun menjadi
Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (TP). Merumuskan tujuan pembelajaran dari
CP dapat dilakukan melalui beberapa teknik:

Teknik 1

Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung dari CP

Teknik 2
Merumuskan TP dengan Menganalisis ‘Kompetensi’ dan ‘Lingkup Materi’ pada
CP.

Teknik 3

Merumuskan TP Lintas Elemen CP

Sumber: Panduan Pembelajaran dan Asesmen


Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung (1)
Menganalisis Capaian Pembelajaran Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Elemen Pada akhir Fase B, peserta didik menunjukkan ● Menyajikan nilai tempat dan urutan pada bilangan cacah
Bilangan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada sampai 1.000.
bilangan cacah sampai 10.000. Mereka dapat membaca, ● Melakukan operasi hitung penjumlahan dan
menulis, menentukan nilai tempat, membandingkan, pengurangan bilangan cacah sampai dengan 1.000.
mengurutkan, menggunakan nilai tempat, serta ● Menghubungkan gambar dengan nilai pecahan.
melakukan komposisi dan dekomposisi bilangan tersebut.
Mereka juga dapat menyelesaikan masalah berkaitan
dengan uang menggunakan ribuan sebagai satuan.
Peserta didik dapat melakukan operasi penjumlahan dan
pengurangan bilangan cacah sampai 1.000, dan
seterusnya

Elemen Pada akhir Fase B, peserta didik dapat mengisi nilai yang ● Mengisi nilai yang belum diketahui dalam sebuah lalimat
Aljabar belum diketahui dalam sebuah kalimat matematika yang matematika yang berkaitan dengan penjumlahan pada
berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan pada bilangan cacah sampai 100.
bilangan cacah sampai 100 (contoh: 10 + … = 19, 19 - … = ● Mengisi nilai yang belum diketahui dalam sebuah
10). Peserta didik dapat mengidentifikasi, meniru, dan kalimat matematika yang berkaitan dengan
mengembangkan pola gambar atau obyek sederhana pengurangan pada bilangan cacah sampai 100.
dan pola bilangan membesar dan mengecil yang ● Mengidentifikasi, meniru, dan mengembangkan pola
melibatkan penjumlahan dan pengurangan pada gambar atau obyek sederhana pada bilangan cacah
bilangan cacah sampai 100. sampai 100.
● Mengidentifikasi, meniru, dan mengembangkan pola
bilangan membesar dan mengecil yang melibatkan
penjumlahan dan pengurangan pada bilangan cacah
sampai 100.
Merumuskan tujuan pembelajaran dengan menganalisis
‘kompetensi’ dan ‘lingkup materi’ pada CP
Elemen Kompetensi Lingkup Materi

Bilangan Pada akhir Fase B, peserta didik 1. Memahami 1. Bilangan cacah sampai
menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan 2. Menentukan 10.000
(number sense) pada bilangan cacah sampai 10.000. 3. Membandingkan 2. Nilai tempat
Mereka dapat membaca, menulis, menentukan nilai 4. Mengurutkan 3. Komposisi dan dekomposisi
tempat, membandingkan, mengurutkan, 5. Melakukan bilangan
menggunakan nilai tempat, melakukan komposisi, 6. Menyelesaikan masalah 4. Menggunakan ribuan
dan dekomposisi bilangan tersebut. Mereka juga sebagai satuan
dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan 5. Operasi penjumlahan dan
uang menggunakan ribuan sebagai satuan.peserta pengurangan bilangan
didik dapat melakukan operasi penjumlahan dan
pengurangan bilangan cacah sampai 1.000, dan
seterusnya.

Tujuan Pembelajaran:
B1.1 Menyajikan nilai tempat dan urutan pada bilangan cacah sampai 1.000.
B1.2 Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai dengan 1.000.
B1.3 Menghubungkan gambar dengan nilai pecahan Dan seterusnya.

dst.
Prinsip penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran (1)

1. Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum bukan tujuan pembelajaran harian
(goals, bukan objectives);
2. Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak terpotong di tengah jalan;
3. Alur tujuan pembelajaran perlu dikembangkan secara kolaboratif, (apabila guru
mengembangkan, maka perlu kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan dalam satu fase;
4. Alur tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai karakteristik dan kompetensi yang
dikembangkan setiap mata pelajaran. Oleh karena itu sebaiknya dikembangkan oleh pakar
mata pelajaran, termasuk guru yang mahir dalam mata pelajaran tersebut;
5. Penyusunan alur tujuan pembelajaran tidak perlu lintas fase (kecuali pendidikan khusus);
6. Metode penyusunan alur tujuan pembelajaran harus logis, dari kemampuan yang
sederhana ke yang lebih rumit, dapat dipengaruhi oleh karakteristik mata pelajaran dan
pendekatan pembelajaran yang digunakan (misal: matematik realistik);
Prinsip penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran (2)

7. Tampilan tujuan pembelajaran diawali dengan alur tujuan pembelajarannya terlebih


dahulu, baru proses berpikirnya (misalnya, menguraikan dari elemen menjadi tujuan
pembelajaran) sebagai lampiran agar lebih sederhana dan langsung ke intinya untuk guru;
8. Alur tujuan pembelajaran yang disediakan Kemendikbudristek merupakan contoh, maka
alur tujuan pembelajaran dapat bernomor/huruf (untuk menunjukkan urutan dan
tuntas penyelesaiannya dalam satu fase);
9. Alur tujuan pembelajaran menjelaskan SATU alur tujuan pembelajaran, tidak bercabang
(tidak meminta guru untuk memilih). Apabila sebenarnya urutannya dapat berbeda, lebih
baik membuat alur tujuan pembelajaran lain sebagai variasinya, urutan/alur perlu jelas
sesuai pilihan/keputusan penyusun, dan untuk itu dapat diberikan nomor atau kode; dan
10. Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian CP, bukan profil pelajar Pancasila dan
tidak perlu dilengkapi dengan pendekatan/strategi pembelajaran (pedagogi).
CONTOH PENJABARAN CP-TP (DENGAN KKTP)
CONTOH PENJABARAN CP-TP (TANPA KKTP)
● Rencana pembelajaran dirancang untuk untuk
mencapai suatu tujuan pembelajaran.
● Rencana pembelajaran disusun berdasarkan alur
tujuan pembelajaran dan disusun lebih rinci.
● Alur tujuan pembelajaran tidak ditetapkan oleh
pemerintah.
● Rencana pembelajaran yang dibuat dapat berbeda-
beda,
● Rencana pembelajaran dirancang dengan
memperhatikan berbagai faktor lainnya, termasuk
faktor peserta didik yang berbeda, lingkungan sekolah,
ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran, dan
lain-lain.
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
rencana pembelajaran untuk membantu mengarahkan proses
pembelajaran mencapai CP

Dapat berupa:

rencana pelaksanaan
pembelajaran /RPP
Modul Ajar
Perbandingan Antara Komponen Minimum Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran dan Modul Ajar
Komponen minim rencana pelaksanaan Komponen minimum modul ajar
pembelajaran

● Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan ● Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan
dalam alur tujuan pembelajaran). dalam alur tujuan pembelajaran).
● Langkah-langkah atau kegiatan ● Langkah-langkah atau kegiatan
pembelajaran. Biasanya untuk satu atau lebih pembelajaran. Biasanya untuk satu tujuan
pertemuan. pembelajaran yang dicapai dalam satu atau
● Asesmen pembelajaran: Rencana asesmen lebih pertemuan.
untuk di awal pembelajaran dan rencana ● Rencana asesmen untuk di awal
asesmen di akhir pembelajaran untuk pembelajaran beserta instrumen dan cara
mengecek ketercapaian tujuan pembelajaran. penilaiannya.
● Rencana asesmen di akhir pembelajaran
untuk mengecek ketercapaian tujuan
pembelajaran beserta instrumen dan cara
penilaiannya.
● Media pembelajaran yang digunakan,
termasuk, misalnya bahan bacaan yang
digunakan, lembar kegiatan, video, atau
tautan situs web yang perlu dipelajari peserta
didik.
Modul Ajar
Modul ajar sekurang-kurangnya yang berisi tujuan, langkah,
media pembelajaran, asesmen, serta informasi dan referensi
belajar lainnya yang dapat membantu pendidik dalam
melaksanakan pembelajaran.
Komponen Modul Ajar Versi Lebih Lengkap

Informasi Umum Komponen Inti Lampiran

● Identitas penulis modul ● Tujuan pembelajaran ● Lembar kerja peserta


● Kompetensi awal ● Asesmen didik
● Profil pelajar Pancasila ● Pemahaman bermakna ● Pengayaan dan remedial
● Sarana dan prasarana ● Pertanyaan pemantik ● Bahan bacaan pendidik
● Target peserta didik ● Kegiatan pembelajaran dan peserta didik
● Model pembelajaran ● Refleksi peserta didik ● Glosarium
yang digunakan dan pendidik ● Daftar pustaka

Pendidik memiliki keleluasaan untuk memilih dan memodifikasi


contoh-contoh modul ajar yang tersedia atau mengembangkan modul
ajar sendiri, sesuai dengan konteks, kebutuhan, dan karakteristik
peserta didik.
Bahan Ajar
materi pembelajaran untuk membahas satu
pokok bahasan dapat berupa cetak maupun
noncetak untuk membantu pemahaman
peserta didik, guru, dan orang tua dalam
mengembangkan materi pembelajaran agar
lebih komprehensif
.
Kriteria Bahan Ajar
● Konsep yang dipelajari sesuai dengan tahap perkembangan peserta
didik
● Bersifat kontekstual
● Dapat dimodifikasi untuk peserta didik berkebutuhan khusus
● Memotivasi peserta didik untuk belajar secara aktif, menyenangkan,
dan menantang
● Berorientasi pada penguatan kompetensi
● Memenuhi cakupan dan kedalaman yang sesuai dengan kompetensi
yang akan dicapai
● Memiliki keterbacaan/tampilan visual yang menarik minat siswa
● Memuat unsur visual dalam bentuk grafik, gambar dan video yang
sesuai dan seimbang dengan materi.
Komponen Bahan Ajar

Dapat disesuaikan dengan kondisi


Kegiatan pembelajaran yang selaras dan mendukung tujuan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran yang disusun oleh pendidik perlu mendukung tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan
di tingkat satuan. Hal ini karena, dengan kegiatan yang selaras, anak juga akan lebih mudah mencapai capaian
pembelajarannya sesuai dengan tujuan pembelajaran. Selain itu, guru juga akan terbantu untuk mengukur sejauh
mana ketercapaian anak terhadap tujuan pembelajarannya.

Keselarasan antara tujuan dengan kegiatan Ketidakselarasan antara tujuan dengan kegiatan

Tujuan Pembelajaran: Tujuan Pembelajaran:


Anak dapat menggunakan peralatan sederhana untuk Anak dapat menggunakan peralatan sederhana untuk
menolong dirinya melakukan suatu aktivitas (CP terkait menolong dirinya melakukan suatu aktivitas (CP terkait
teknologi dan rekayasa) teknologi dan rekayasa)
Contoh Kegiatan 1: Contoh Kegiatan 2:
Anak diajak ke luar kelas dan diminta untuk Anak menonton video pembelajaran bersama
mengumpulkan batu dan berbagai benda di tanah yang menggunakan laptop.
menarik minat mereka.
(Pendidik tidak menyediakan alat apapun karena ingin
melihat ide dan gagasan anak bagaimana mereka
menyelesaikan tantangan yang diberikan pendidik)
CONTOH PELAKSANAAN ASESMEN FORMATIF

Pendidik mengakhiri kbm di kelas Kegiatan percobaan dilanjutkan


Pendidik memulai kegiatan tatap
dengan meminta peserta didik untuk dengan diskusi terkait proses dan
muka dengan memberikan
menuliskan 3 hal tentang konsep yang hasil percobaan, kemudian
pertanyaan berkaitan dengan
baru mereka pelajari, 2 hal yang ingin pendidik memberikan umpan balik
konsep atau topik yang telah
mereka pelajari lebih mendalam, dan 1 terhadap pemahaman peserta
dipelajari pada pertemuan
hal yang mereka belum pahami didik.
sebelumnya

Pendidik memberikan pertanyaan peserta didik diminta untuk Penilaian diri, penilaian
tertulis, kemudian setelah selesai menjelaskan secara lisan antarteman, pemberian
menjawab pertanyaan, peserta didik atau tulisan (misalnya, umpan balik antar teman
diberikan kunci jawabannya sebagai menulis surat untuk teman) dan refleksi
acuan melakukan penilaian diri tentang konsep yang baru
dipelajari.
Penyusunan Perencanaan Pembelajaran

Melakukan Asemen Awal Guna Pembelajaran terdiferensiasi


Mengidentifikasi Kebutuhan didasarkan pada hasil asesmen
Belajar Peserta Didik awal pembelajaran pada lingkup
materi tertentu.
Asesmen di awal pembelajaran dilakukan
hanya terkait kesiapan peserta didik
Hasil asesmen awal pembelajaran
pada kompetensi yang akan
dituju/dipelajari.
ini memberikan informasi
kesiapan belajar peserta didik
Hasilnya digunakan untuk (readiness), yaitu informasi
menyesuaikan rencana pembelajaran kesesuaian pengetahuan atau Perlu
yang dibuat agar sesuai dengan tahap keterampilan yang dimiliki peserta diketahui
pembelajaran peserta didik. didik saat ini, dengan pengetahuan
atau keterampilan baru yang akan
Asesmen pada awal pembelajaran
diharapkan dapat dilakukan secara
dipelajari.
natural, seperti diskusi ringan
pemantik di awal kegiatan, permainan, Melakukan Diferesiasi
kuis, atau sederhana. Pembelajaran
Diferensiasi Pembelajaran
Perlu diketahui
Pendidik dapat mendesain pembelajaran berdiferensiasi meliputi :

Diferensiasi Konten (Materi) Diferensiasi Proses (Metode/Strategi) Diferensiasi Produk

Materi pembelajaran disesuaikan dengan Proses Pembelajaran disesuaikan dengan Penyesuaian hasil dari kegiatan
kesiapan peserta didik berdasarkan kemampuan penerimaan/keterampilan pembelajaran berdasarkan peminatan
kompleksitasnya. peserta didik. peserta didik

Misal: Misal: Misal:


Kompetensi yang akan dicapai yaitu Kompetensi memahami gaya dan tekanan. Menceritakan ulang nilai-nilai luhur yang
mengurutkan dan membandingkan bilangan didapatkan dalam teks narasi (dongeng
bulat terkait dalam keseharian Pendidik dapat melakukan diferensiasi nusantara)
berupa:
Pendidik dapat melakukan diferensiasi ● pendampingan pada praktik yang Pendidik dapat melakukan diferensiasi
terhadap pemahaman konsep bilangan bulat dilakukan peserta didik secara produk hasil belajar peserta didik berupa:
peserta didik di kelas langsung ● Bahan tayang visual (poster, slide
● Modeling-praktik-kerja mandiri- paparan, dan sejenisnya)
review ● Podcast
● Memberi pertanyaan pemantik untuk ● Review berbasis media Audio-visual
belajar mandiri ● Pagelaran drama
Pelaksanaan Asesmen Formatif dan Sumatif

Hal yang harus diperhatikan ● Dilakukan untuk mengonfirmasi


dalam melaksanakan Formatif capaian pembelajaran peserta
didik pada periode tertentu (akhir
● Dilakukan secara terus menerus lingkup materi, semester atau
bersamaan dengan proses akhir jenjang)
pembelajaran ● Hasilnya akan digunakan sebagai
● menggunakan berbagai teknik bahan pengolah laporan hasil
asesmen sesuai dengan target belajar
pada tujuan pembelajaran ● Pemberian umpan balik tetap
● memberikan umpan balik baik dilakukan walaupun data hasil
untuk peserta didik maupun pengukuran capaian telah didapat Perlu
pendidik ● Menggunakan berbagai teknik diketahui
● berorientasi pada perubahan, asesmen
bukan sekadar memenuhi
kuantitas nilai yang termuat dalam
rapor
● bersifat informatif
Hal yang harus diperhatikan
dalam melaksanakan Sumatif
Observasi

Peserta didik diamati secara berkala, dengan fokus secara


keseluruhan maupun individu. Observasi bisa dilakukan dalam
tugas atau aktivitas rutin/harian.
Teknik dan Instrumen Asesmen

Penilaian Kinerja (Performance Test)

Asesmen performa dapat berupa praktik, menghasilkan produk,


melakukan projek, dan membuat portofolio.

Tes Tertulis

Teknik Asesmen Tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis.
“Terdapat berbagai teknik
dalam melakukan
asesmen, pendidik Tes Lisan
diberikan keleluasaan
memilih teknik dan Pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik
menjawab secara lisan, dan dapat diberikan secara klasikal
instrumen agar asesmen ketika pembelajaran
selaras dengan kegiatan
pembelajaran. Sehingga
hasil belajar peserta didik Portofolio
valid dan dapat ditindak
lanjuti” Kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan, dan karya
peserta didik dalam bidang tertentu yang mencerminkan
perkembangan (reflektif-integratif) dalam kurun waktu tertentu.
Rubrik
Teknik dan Instrumen Asesmen Pedoman yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas
capaian kinerja peserta didik. Capaian kinerja dituangkan dalam
bentuk kriteria atau dimensi yang akan dinilai yang dibuat
secara bertingkat dari kurang sampai terbaik.

Ceklist

Daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik atau elemen yang


dituju.
Instrumen Asesmen
“Terdapat berbagai teknik
dalam melakukan Catatan Anekdotal
asesmen, pendidik Catatan singkat hasil observasi pada peserta didik. Berisi
diberikan keleluasaan catatan performa dan perilaku peserta didik yang penting,
memilih teknik dan disertai latar belakang kejadian dan hasil analisa dari observasi
instrumen agar asesmen yang telah dilakukan.
selaras dengan kegiatan
pembelajaran. Sehingga
Grafik Perkembangan
hasil belajar peserta didik
valid dan dapat ditindak Grafik atau infografik yang menggambarkan tahap
lanjuti” perkembangan belajar peserta didik.
Keterampilan
Pilihan
1. Tata Busana 11. Pijat/Akupresur
2. Tata Boga 12. Teknik Penyiaran Radio
3. Tata Kecantikan 13. Seni Musik
4. Tata Graha 14. Fotografi
5. TIK 15. Desain Grafis
6. Perbengkelan Sepeda Motor 16. Seni Tari
7. Cetak Saring/Sablon 17. Seni Lukis
8. Seni Membatik 18. Elektronika Alat Rumah
9. Suvenir Tangga
10. Budidaya Tanaman 19. Budidaya Perikanan
Hortikultura 20. Budidaya Peternakan
PENDIDIKAN KESETARAAN
• Program Pemberdayaan
• Keterampilan Pertanian Terpadu
• Keterampilan Perikanan Tangkap
• Keterampilan Pengelolaan Sampah
• Keterampilan Barista
• Keterampilan Tata Boga
• Keterampilan Tata Busana
• Keterampilan Robotika
• Keterampilan Komputer Aplikasi Perkantoran
• Keterampilan Konten Kreator
kebijakan dan Panduan dapat diakses di
kurikulum.kemdikbud.go.id
Terima Kasih

59

Anda mungkin juga menyukai