Anda di halaman 1dari 95

PENYUSUNAN PERANGKAT

PEMBELAJARAN KURIKULUM MERDEKA

Oleh :
Pipit Pudji Astutik, M.Pd., M.M.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN
RISET, DAN TEKNOLOGI

Pembelajaran
a. Pembelajaran regular atau rutin yang
merupakan kegiatan intrakurikuler : kegiatan
pembelajaran regular untuk setiap mapel mengarah pada
Pembelajaran dibagi capaian pembelajaran dan profil pelajar Pancasila
menjadi dua kegiatan
b. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila :
utama, yaitu pembelajaran berbasis proyek dalam proyek penguatan
profil pelajar Pancasila diselenggarakan untuk menguatkan
upaya pencapaian Profil Pelajar Pancasila
Perangkat Pembelajaran Kokurikuler (P5)
Ajar

Capaian Alur Tujuan Tujuan


Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran Modul

Pembelajaran intrakurikuler
(regular) Modul Ajar Modul Proyek
Pembelajaran ibarat sebuah perjalanan, bukan sebuah
perlombaan balap. Hal yang terpenting dalam sebuah
perjalanan adalah tujuannya. Tanpa tujuan, kita pastilah
hanya buang-buang waktu dan biaya saja. Jika sebuah
tujuan jelas dan penting bagi hidup kita, pastilah kita akan
mencari dan menggunakan berbagai cara untuk
mencapainya, seberapapun lamanya atau seberapapun
menantangnya.
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan tujuan akhir di setiap Sumber gambar: Nick Fewings/ www.unsplash.com

fase pembelajaran siswa. Capaian pembelajaran (CP) adalah


kompetensi minimum yang harus dicapai peserta didik untuk
setiap mata pelajaran. CP dirancang dengan mengacu pada
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi.
Tujuan Pendidikan Indonesia adalah mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab

Untuk mencapai tujuan tersebut, Pemerintah menetapkan Kerangka


Dasar Kurikulum yang terdiri dari Struktur Kurikulum, Capaian
Pembelajaran, dan Prinsip Pembelajaran dan Asesmen.
• Garis finish CPadadi akhir kelas 12. Untukmencapaigaris finish
tersebut, pemerintah membuatnya ke dalam 6 etape yang disebut fase.
Setiap fase lamanya 1-3 tahun.

• Mengapa dirumuskan dalam fase?


• 1. untuk membedakannya dengan kelas karena peserta didik di satu kelas yang sama bisa
jadi belajar dalam fase pembelajaran yang berbeda.
• 2. memberikan keleluasaan dan keadilan bagi guru dan siswauntuk menyesuaikan
rancangan pembelajaran dengan tahapan perkembangan, kemampuan, minat, konteks, dan
kecepatan belajar siswa(Teaching at The Right Level).
• 3. diharapkan siswaakan dapat memiliki waktu lebih panjang untuk memahamidan
mendalami konsep-konsep dan keterampilan untuk mencapai sebuah kompetensi yang
dibangun CP.
“Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi
pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase,
dimulai dari Fase Fondasi pada PAUDsampai fase F.CP
memuat sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang
disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi”
Bagi peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual dapat
menggunakan CP pendidikan khusus. Peserta didik berkebutuhan khusus tanpa
hambatan intelektual menggunakan CP reguler dengan menerapkan prinsip
modifikasi kurikulum
(lihat: Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam rangka
Pemulihan Pembelajaran)
CP dan strategi mencapai CP menggunakan
Kerangka Kerja Understanding by Design

Understanding by Design merupakan sebuah kerangka kerja dengan fokus pada proses
perencanaan dan struktur yang memandu pengembangan kurikulum, asesmen, dan
instruksi pembelajaran. Proses perencanaan ini fokus pada dua hal:

1. Pengajaran dan asesmen untuk membangun pemahaman dan kemampuan


learning transfer (kemampuan mengimplementasikan hasil belajar dalam sebuah
performa otentik)
2. Merancang kurikulum “Terbalik” (backward), dengan mulai dari tujuan akhirnya
terlebih dulu
CP disusun menggunakan
metode Backward Design

Metode perancangan kurikulum pendidikan ini dimulai dengan menentukan tujuan


akhir yang diinginkan terlebih dahulu sebelum menentukan kegiatan pembelajaran dan
asesmen yang digunakan.
Backward Design melibatkan 3 tahap perencanaan:

Merencanakan
Menentukan
Identifikasi hasil pengalaman
bukti-bukti yang
yang diinginkan belajar dan
dapat diterima
instruksi
Identifikasi hasil yang diinginkan - CP, TP dan ATP

Apa pembelajaran yang dapat terus

melekat, bernilai, dan bisa diterapkan


dalam kehidupan siswa, jauh setelah ia lulus mata
pelajaran tersebut?
Pada Kurikulum 2013 ?

Capaian Pembelajaran = . . . . . . . . . . . .

BEDANYA??
❑ Format Rumusan
❖ Bentuk penulisan
❖ Integrasi :
RUANG
➢ sikap,
LINGKUP ➢ Pengetahuan
CP ➢ Ketrampilan
❖ Dirumuskan dalam bentuk fase
❑ Komponen
KOMPONEN CP
Tujuan Mata Pelajaran Karakteristik Mata Pelajaran
➢ Alasan mempelajari mapel Kemampuan yang perlu ➢ Deskripsi umum tentang apa yang
tersebut dicapai pelajar setelah dipelajari dalam mata pelajaran
➢ keterkaitan antara Mapel mempelajari mata ➢ Elemen-elemen (strands) atau domain
dengan salah satu (atau lebih) pelajaran tersebut mata pelajaran serta deskripsinya
Profil Pelajar Pancasila
➢ kebermanfataan mata pelajaran
dalam kehidupan anak

Capaian dalam setiap fase Capaian setiap fase


secara keseluruhan menurut elemen
Integrasi KI dan KD yang Dibuat dalam bentuk
dibuat dalam bentuk matriks. Setiap elemen
pernyataan yang disajikan dipetakan menurut
dalam dalam bentuk perkembangan siswa
paragraf
Elemen dalam CP
Jika pembelajaran ibarat sebuah perjalanan, diperlukan beberapa kompetensi esensial agar tepat
waktu dan selamat mencapai tujuan. Contohnya, jika ingin melakukan perjalanan dengan cara
mengemudikan mobil, ada beberapa elemen yang perlu dipelajari seperti mengenali bagian dan
cara kerja mobil, mengemudi, keselamatan mengemudi, navigasi dan pengendalian emosi. Masing-
masing elemen memiliki capaiannya sendiri yang saling menunjang agar seseorang dapat
memenuhi CP mengemudikan mobil.

Tentu saja jika perjalanan ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum, berjalan kaki, berlari,
bersepeda, atau berlayar, elemen Capaian Pembelajarannya sangat mungkin berbeda dengan
mengemudikan mobil. Mungkin elemennya lebih sedikit/banyak, mungkin mirip atau sama.

Elemen setiap mata pelajaran dapat memiliki persamaan atau perbedaan karakteristik satu
dengan lainnya.
Contoh Capaian Pembelajaran: Seni Rupa

Di akhir fase C, peserta didik mampu menuangkan pengalamannya melalui visual


sebagai ekspresi kreatif secara rinci, ditandai penguasaan ruang dengan
penggunaan garis horizon dalam karyanya. Diharapkan pada akhir fase ini, proses
kreatif dan kegiatan apresiasi peserta didik telah mencerminkan penguasaan
terhadap bahan, alat, teknik, teknologi dan prosedur yang mewakili perasaan dan
empati peserta didik.
Contoh: Elemen CP mapel Seni Rupa
Elemen Fase A Fase B Fase C

Berpikir dan Siswa mampu mengenali dan membiasakan Siswa mulai terbiasa secara mandiri menggunakan Siswa secara mandiri menggunakan berbagai
diri dengan berbagai prosedur dasar sederhana berbagai prosedur dasar sederhana untuk berkarya prosedur dasar sederhana untuk berkarya dengan
Bekerja Artistik untuk berkarya dengan aneka pilihan media dengan aneka pilihan media yang tersedia di aneka pilihan media yang tersedia di sekitar. Siswa
yang tersedia di sekitar. Siswa mengetahui dan sekitar. Siswa mengetahui, memahami dan mulai mengetahui, memahami dan konsisten
memahami keutamaan faktor keselamatan konsisten mengutamakan faktor keselamatan mengutamakan faktor keselamatan dalam bekerja.
dalam bekerja dalam bekerja

Mengalami Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam dan Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam dan
dan menuangkan pengalaman kesehariannya menuangkan pengalaman kesehariannya secara menuangkan pengalaman kesehariannya secara visual
secara visual dengan menggunakan bentuk- visual dengan menggunakan garis pijak dan proporsi dengan menggunakan konsep ruang, garis horison,
bentuk dasar geometris. Siswa mengeksplorasi walaupun masih berdasarkan penglihatan sendiri. pemahaman warna, keseimbangan (balance) dan
alat dan bahan dasar dalam berkarya. Siswa Siswa dapat menggunakan alat, bahan dan prosedur irama/ritme (rhythm). Siswa dapat menggunakan dan
juga mengenali prosedur dasar dalam berkarya dasar dalam berkarya. menggabungkan alat, bahan dan prosedur dasar
dalam berkarya

Menciptakan Siswa mampu menciptakan karya dengan Siswa mampu menciptakan karya dengan Siswa mampu menciptakan karya dengan
mengeksplorasi dan menggunakan elemen seni mengeksplorasi dan menggunakan elemen seni mengeksplorasi, menggunakan dan menggabungkan
rupa berupa garis, bentuk dan warna rupa berupa garis, bentuk, tekstur, ruang dan elemen seni rupa yang telah dipelajari. Siswa mulai
warna. menggunakan garis horizon. Selain itu, siswa mulai
menunjukkan pemahaman warna, keseimbangan dan
irama/ritme dalam karya
Elemen Fase A Fase B Fase C

Merefleksikan Siswa mampu mengenali dan Siswa mampu mengenali dan Siswa mampu mengenali dan
menceritakan fokus dari karya yang menceritakan fokus dari karya yang menceritakan fokus dari karya yang
diciptakan atau dilihatnya (dari teman diciptakan atau dilihatnya (dari teman diciptakan atau dilihatnya (dari teman
sekelas karya seni dari orang lain) serta sekelas karya seni dari orang lain atau era sekelas karya seni dari orang lain atau era
pengalaman dan perasaannya mengenai atau budaya tertentu) serta pengalaman atau budaya tertentu) serta pengalaman
karya tersebut. dan perasaannya mengenai karya dan perasaannya mengenai karya
tersebut tersebut

Berdampak Siswa mampu menciptakan karya sendiri Siswa mampu menciptakan karya sendiri Siswa mampu menciptakan karya sendiri
yang sesuai dengan perasaan atau yang sesuai dengan perasaan,minat atau yang sesuai dengan perasaan,minat atau
minatnya konteks lingkungannya konteks lingkungannya
Bentuk Pemahaman Dalam CP
Prinsip penyusunan CP menggunakan pendekatan konstruktivisme yang membangun
pengetahuan dan berdasarkan pengalaman nyata dan kontekstual. Menurut teori
belajar konstruktivisme (constructivist learning theory), pengetahuan bukanlah
kumpulan atau seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah untuk diingat.

Konsep “Memahami” dalam Capaian Pembelajaran (CP) dalam konstruktivisme adalah


proses membangun pengetahuan melalui pengalaman nyata. Pemahaman tidak
bersifat statis, tetapi berevolusi dan berubah secara konstan sepanjang siswa
mengonstruksikan pengalaman-pengalaman baru yang memodifikasi pemahaman
sebelumnya
Jika mengacu kepada teori konstruktivisme, kemampuan memahami ada di level paling
tinggi, berbeda jika mengacu pada Taksonomi Bloom yang menempatkan kemampuan
memahami di level C2.
6 aspek pemahaman (Wiggins and Tighe, 2005)
6 facet of understanding; merupakan bentuk-bentuk pemahaman yang digunakan dalam CP. Tidak harus hirarkis
Penjelasan Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan antar topik,
Explanation mendemonstrasikan hasil kerja, menjelaskan alasan/cara/prosedur , menjelaskan sebuah teori
menggunakan data, berargumen dan mempertahankan pendapatnya.

Interpretasi Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide,
Interpretation perasaan atau sebuah hasil karya dari satu media ke media lain, dapat membuat analogi,
anekdot, dan model. Melihat makna dari apa yang telah dipelajari dan relevansi dengan dirinya.

Aplikasi Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai suatu dalam situasi yang
Application nyata dalam kehidupan sehari-hari atau sebuah simulasi ( menyerupai kenyataan)

Perspektif Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari
Perspective sebuah situasi , melihat gambaran besar, melihat asumsi yang mendasari suatu hal dan
memberikan kritik.

Empati Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/ atau
Empathy memahami pikiran yang berbeda dengan dirinya. Menemukan nilai (value) dari sesuatu

Pengenalan diri Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses
Self-Knowledge berpikir dan emosi yang terjadi secara internal.
6 Aspek/Facet Pemahaman merupakan cara untuk mengkonfirmasi pemahaman
siswa atas apa yang telah mereka pelajari dan tidak hirarkis/bukan merupakan
siklus.
Jika siswa melakukan salah satu dari keenam Aspek/Facet Pemahaman ini
(mampu menjelaskan, menginterpretasi, menerapkan/mengaplikasikan,
berempati, memiliki sebuah sudut pandang, atau memiliki pengenalan diri),
berarti mereka telah mendemonstrasikan sebuah tingkat pemahaman.

6 Aspek/Facet Pemahaman ini merupakan modal untuk menentukan Tujuan


Pembelajaran (TP), menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), menentukan
asesmen, dan instruksi yang tepat.
Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP
Matematika Fase B elemen Bilangan
Penjelasan Mendeskripsikan makna dari bilangan 10.000
Explanation dengan kata-kata sendiri, mengaitkan dengan nilai
Peserta didik menunjukkan
tempat, mengurutkan dan membandingkan
pemahaman dan intuisi bilangan
bilangan 10.000 dengan bilangan lain
(number sense) untuk bilangan cacah
sampai dengan 10.000. Mereka dapat
membaca, menulis, menentukan nilai Interpretasi Menerjemahkan makna 10.000 menggunakan
tempat, membandingkan, Interpretation gambar
mengurutkan, menggunakan nilai
Aplikasi Menggunakan pemahaman 10.000 untuk
tempat, melakukan komposisi dan Application memecahkan masalah dalam dunia nyata
dekomposisi bilangan. Mereka juga (misalnya berbelanja di kantin dengan uang
dapat menyelesaikan masalah Rp.10.000,00 atau soal cerita/ simulasi jual-beli)
berkaitan dengan uang menggunakan
ribuan sebagai satuan. Perspektif Menemukan berbagai cara berbeda untuk
Perspective mendapatkan nilai 10.000
Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP
Bahasa Indonesia Fase D elemen Menyimak

Interpretasi Mendeskripsikan makna dari puisi serta


Peserta didik memahami informasi Interpretation emosi yang ditangkap dari puisi tersebut
berupa gagasan, pikiran,
pandangan, arahan atau pesan Aplikasi Membacakan/mendeklamasikan atau
Application membuat karya untuk merespons puisi
dari teks deskripsi, narasi, puisi,
eksplanasi dan eksposisi dari teks Perspektif Melakukan bedah puisi melalui diskusi dari
visual dan audiovisual untuk Perspective sudut pandang yang berbeda.

menemukan makna yang tersurat Empati Menaruh diri di posisi penulis puisi dan
dan tersirat. Empathy mencoba merasakan emosi yang dirasakan
penulis dan dituangkan dalam media yang
berbeda.
Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP
Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Khusus Fase D elemen Menyimak

Peserta didik mampu menyimak Penjelasan Menjelaskan kembali isi sebuah teks cerita
dengan saksama, memahami dan Explanation pendek, puisi, drama, atau surat resmi dalam
memaknai instruksi, mengidentifikasi bentuk lisan atau isyarat
informasi berupa fakta atau proses Aplikasi Mampu mengikuti instruksi kerja tertulis
kejadian dari teks petunjuk/arahan Application sederhana. Mampu menceritakan kronologi
sederhana, teks cerita pendek, surat sebuah peristiwa berdasarkan arahan
pribadi, teks puisi, teks drama, dan sederhana

surat resmi seperti surat undangan Perspektif Berbagi pendapatnya mengenai sebuah teks
dan surat pemberitahuan yang Perspective cerita pendek, puisi, atau drama

disajikan dalam bentuk lisan atau


Interpretasi Bermain peran berdasarkan sebuah teks
isyarat, teks aural (teks yang Interpretation cerita pendek, puisi, atau drama
dibacakan) dan teks audiovisual.
Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP
Seni Tari Fase F elemen Menciptakan
Pengenalan Diri Mengenali kemampuan dan keterampilan gerak
Peserta didik mampu menciptakan Self Knowledge tubuhnya dalam membawakan tarian tradisi.
Memilih teknik, pola gerak tertentu, makna atau
tari kreasi yang terinspirasi dari hasil simbol untuk menciptakan tari kreasi pribadi.
membandingkan berbagai
pertunjukkan tari tradisi dan kreasi Aplikasi Menerapkan pilihan teknik, pola gerak tertentu,
berdasarkan makna, simbol, dan Application makna atau simbol untuk menciptakan tari kreasi
pribadi.
nilai estetis dari perspektif berbagai
aspek seni. Perspektif Menyaksikan/menarikan berbagai tari tradisi dan
Perspective memahami perbedaan dan persamaan budaya dari
dua atau lebih daerah melalui tari tradisinya.

Empati Mencoba merasakan emosi yang dirasakan dalam


Empathy sebuah karya tari tradisi yang menginspirasinya
untuk kemudian mengekspresikannya emosi
tersebut dengan gayanya sendiri ke dalam tari
kreasinya
Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP
PAUD (Fase Pondasi) elemen Nilai Agama dan Budi Pekerti
Pengenalan Diri Mengenali identitas dirinya dan makhluk hidup
Peserta didik mengenali dan Self Knowledge lainnya sebagai ciptaan Tuhan. Mengenal anggota
mempraktikkan nilai dan keluarga intinya
kewajiban ajaran agamanya. Aplikasi Mengetahui prosedur perawatan kebersihan diri
Anak mengamalkan nilai-nilai Application (cara mandi, menyikat gigi, menggunakan toilet dll),
ajaran agamanya dalam interaksi adab makan dan minum, menggunakan kata “Terima
dengan sesama dan lingkungan Kasih”, “Tolong” dan “Permisi”, terbiasa berdoa.
(tumbuhan, hewan, lingkungan
Perspektif Menceritakan harapannya atau apa yang disukai dari
hidup). Anak mengenal Perspective sikap orang lain terhadap dirinya, berdoa
keberagaman dan menunjukkan menggunakan bahasanya sendiri
sikap menghargai agama dan
Empati Role Play, Mengenal aturan dasar dalam sebuah
kepercayaan orang lain. Empathy permainan, mengantri, bergantian menggunakan
sesuatu, membantu orang lain, menyiram tanaman
atau memberi makan atau bermain dengan hewan
Bagaimana penggunaan CP pada satuan pendidikan?
Capaian Pembelajaran

CP dirumuskan dalam bentuk Fase, bukan per tahun

Jenjang PAUD Jenjang SD Jenjang SMP Jenjang SMA/SMK


Fase Fondasi • Fase A (Kelas 1-2 Fase D (Kelas 7-9 • Fase E (Kelas 10 SMA)
(Usia 5- SD) SMP) • Fase F (Kelas 11-12
6 tahun) • Fase B (Kelas 3-4 SMA)
SD)
• Fase C (Kelas 5-6
SD)
• Bagaimana menggunakan CP ke dalam pembelajaran di kelas?
Ada 3 cara perumusan TP

Alternatif 1. Merumuskan tujuan pembelajaran


secara langsung berdasarkan CP
Alternatif 2. Merumuskan tujuan pembelajaran
dengan menganalisis ‘kompetensi’dan ‘lingkup
Materi’ pada CP.
Alternatif 3. Merumuskan tujuan pembelajaran
Lintas Elemen CP
Yang perlu dilakukan sebelum breakdown CP ke
dalam TP dan ATP ?
• “Analisis capaian pembelajaran untuk
mendapatkan peta kompetensi,
konten atau kata kunci“

• yang akan menjadi rujukan untuk pelaksanaan


pembelajaran dan memudahkan menyusun tujuan
pembelajaran serta alur tujuan pembelajaran (ATP)
Cara 1 Merumuskan TP secara langsung berdasarkan CP
Contoh CP elemen Matematika
(berlatih memetakan kompetensi, konten, kata kunci)
Setelah mendapatkan peta kompetensi dan
konten, berikutnya peta kompetensi
tersebut bisa dijabarkan menjadi tujuan
pembelajaran (TP) dan alur tujuan
pembelajaran (ATP)
Cara 2 Matematika Fase B
Elemen Kompetensi Lingkup Materi/Konten
Pengukuran 1. Mengukur 1. Menggunakan satuan baku.
Pada akhir Fase B, peserta didik dapat mengukur panjang dan 2. Menentukan 2. Hubungan antar-satuan baku
berat benda menggunakan satuan baku. Mereka dapat hubungan panjang (cm, m)
menentukan hubungan antar-satuan baku panjang (cm, m). 3. Mengukur dan 3. Luas dan volume menggunakan
Mereka dapat mengukur dan mengestimasi luas dan mengestimasi satuan tidak baku dan satuan
volume menggunakan satuan tidak baku dan satuan baku berupa baku berupa bilangan cacah.
bilangan cacah
Tujuan Pembelajaran:
P1.1 Mengukur panjang dan berat benda menggunakan satuan baku.
P1.2 Menentukan hubungan antar-satuan baku panjang (cm, m).
P1.3 Mengukur dan mengestimasi luas dan volume menggunakan satuan tidak baku dan satuan baku berupa bilangan cacah.
Elemen Kompetensi Lingkup Materi/Konten
Geometri 1. Mendeskripsikan 1. Menggunakan satuan baku.
Pada akhir Fase B, peserta didik dapat mendeskripsikan ciri 2. Menyusun 2. Hubungan antar-satuan baku
berbagai bentuk bangun datar (segiempat, segitiga, segi banyak). panjang (cm, m)
Mereka dapat menyusun (komposisi) dan mengurai (dekomposisi) 3. Luas dan volume menggunakan
berbagai bangun datar dengan lebih dari satu cara jika satuan tidak baku dan satuan
memungkinkan baku berupa bilangan cacah.
Tujuan Pembelajaran:
P1.1 Mengukur panjang dan berat benda menggunakan satuan baku.
P1.2 Menentukan hubungan antar-satuan baku panjang (cm, m).
P1.3 Mengukur dan mengestimasi luas dan volume menggunakan satuan tidak baku dan satuan baku berupa bilangan cacah.
Elemen Kompetensi Lingkup Materi/Konten
Analisis Data dan Peluang 1. Mengurutkan 1. data
Pada akhir fase B, peserta didik dapat mengurutkan, 2. Membandingkan 2. tabel
membandingkan, menyajikan, menganalisis dan 3. Menyajikan 3. diagram gambar
menginterpretasi data dalam bentuk tabel, diagram 4. Menganalisis 4. piktogram
gambar, piktogram, dan diagram batang (skala satu satuan 5. Menginterpretasi 5.diagram batang (skala satu
satuan.

Tujuan Pembelajaran:
ADP 1 :
ADP 2 :
CARA 2 Merumuskan TP dengan menganalisis ‘kompetensi’
dan ‘lingkup Materi’ pada CP
Bidang Studi: IPAS
Di akhir fase A, peserta didik mengamati fenomena dan peristiwa secara sederhana
dengan menggunakan pancaindera, menyusun dan menjawab pertanyaan tentang hal-
hal yang ingin diketahui saat melakukan pengamatan. Peserta didik juga mampu
membuat prediksi mengenai objek dan peristiwa di lingkungan sekitar. Dengan
panduan, peserta didik berpartisipasi dalam penyelidikan untuk mengeksplorasi dan
menjawab pertanyaan. Melakukan pengukuran dengan alat sederhana yang ada di
sekitarnya untuk mendapatkan data. Selanjutnya peserta didik menggunakan berbagai
metode untuk mengorganisasikan informasi, termasuk gambar dan tabel. Peserta didik
mendiskusikan dan membandingkan antara hasil pengamatan dengan prediksi.
Dengan panduan, peserta didik membandingkan hasil pengamatan yang berbeda
dengan mengacu pada teori serta mengomunikasikan hasil penyelidikan secara lisan
dan tertulis dalam format sederhana.
KOMPETENSI
1. mengamati
KONTEN 2. menyusun pertanyaan
3. menjawab pertanyaan
1. fenomena dan peristiwa di 4. membuat prediksi
lingkungan sekitar. 5. melakukan penyelidikan
Contohnya? 6. eksplorasi
melakukan pengukuran
2. pancaindera. Apa yang 7.

8. mengorganisasi informasi
spesifik dibahas? 9. mendiskusikan hasil amatan
3. Alat sederhana (dalam 10. membandingkan hasil amatan dan prediksi
konteks pengukuran). 11. mengomunikasikan secara lisan dan tertulis
contohnya?
Bidang Studi: IPAS
Di akhir fase A, peserta didik mengamati fenomena dan peristiwa secara sederhana
dengan menggunakan pancaindera, menyusun dan menjawab pertanyaan tentang hal-
hal yang ingin diketahui saat melakukan pengamatan. Peserta didik juga mampu
membuat prediksi mengenai objek dan peristiwa di lingkungan sekitar. Dengan
panduan, peserta didik berpartisipasi dalam penyelidikan untuk mengeksplorasi dan
menjawab pertanyaan. Melakukan pengukuran dengan alat sederhana yang ada di
sekitarnya untuk mendapatkan data. Selanjutnya peserta didik menggunakan berbagai
metode untuk mengorganisasikan informasi, termasuk gambar dan tabel. Peserta didik
mendiskusikan dan membandingkan antara hasil pengamatan dengan prediksi.
Dengan panduan, peserta didik membandingkan hasil pengamatan yang berbeda
dengan mengacu pada teori serta mengomunikasikan hasil penyelidikan secara lisan
dan tertulis dalam format sederhana .
KONTEN: Fenomena dan
peristiwa di lingkungan sekitar →
konsep waktu: siang dan malam
Rumusan Tujuan Pembelajaran (TP):
KOMPETENSI
Peserta didik memahami dan dapat 1. mengamati
mengidentifikasi perbedaan konsep 2. menyusun pertanyaan
waktu: siang dan malam. 3. melakukan penyelidikan
4. membuat prediksi
5. mengorganisasi informasi
6. mendiskusikan hasil amatan
7. mengomunikasikan secara lisan dan
tertulis
Ada contoh rumusan kalimat TP lainnya ?
Alur pembelajaran dari rumusan kalimat TP :

1. peserta didik mengamati berbagai kegiatan yang dilakukan di


daerahnya pada siang hari dan malam hari.
2. peserta didik mengorganisasi data dari hasil pengamatan.
3. peserta didik menyusun pertanyaan dan melakukan penyelidikan,
bisakah rangkaian kegiatan itu dilakukan di waktu yang berbeda?
4. peserta didik mendiskusikan hasil amatan dan menyajikan hasil
diskusi lewat media gambar.
5. peserta didik mempresentasikan hasil diskusinya secara lisan
Cara 3
Merumuskan TP Lintas Elemen CP
Simpulan Karakteristik CP berdasar Bidang Studi

Setiap bidang studi punya karakteristik masing-masing.


• Ada yang mencantumkan konten/topik bahasan secara eksplisit (misalnya: IPAS).
• Ada yang menyajikannya lewat kata/frasa kata kunci, dan satuan pendidikan dapat
menentukan konten secara mandiri (misalnya: Bahasa Indonesia).
• Ada bidang studi yang memadukan keterampilan berpikir dan penguasaan alat atau
teknik tertentu sebagai kompetensi CP (misalnya: Informatika).
• Ada bidang studi yang kompetensinya berciri pemahaman teori - pemaknaan
reflektif - penerapan (misalnya: PPKn).
• Ada pula bidang studi yang pencapaian kompetensinya harus berurutan (misalnya:
Matematika).
Tujuan kegiatan analisis capaian pembelajaran untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan
Untuk menyusun rencana pembelajaran, Pembelajaran : Mendapatkan peta kompetensi yang akan menjadi rujukan untuk pelaksanaan pembelajaran
jabaran kompetensi pada Capaian
Pembelajaran perlu dipetakan ke dalam
Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai strategi untuk menyusun tujuan
tujuan pembelajaran dan alur tujuan
pembelajaran dan alur tujuan. Harus dipastikan tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran dan alur
pembelajaran. Peta kompetensi tersebut
kemudian digunakan sebagai acuan untuk tujuan pembelajaran yang dipetakan memenuhi kriteria berikut ini:
mengembangkan perangkat ajar.
Kriteria tujuan pembelajaran idealnya terdiri dari 2 komponen berikut
● Kompetensi yaitu kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dapat
didemonstrasikan oleh peserta didik yang menunjukkan peserta didik telah berhasil mencapai tujuan
pembelajaran.
● Konten yaitu ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami di akhir satu unit
pembelajaran.
● * Profil Pelajar Pancasila terintegrasi dalam TP

19
Pada kurikulum sebelumnya, kriteria tujuan
pembelajaran minimal ada 4:
1. A = Audience
2. B = Behaviour
3. C = Condition
4. D = Degree

Pada Kurikulum Merdeka, kriteria tujuan


pembelajaran minimal ada 2:
1. Kompetensi
2. Konten
Identifikasi Komponen Tujuan Pembelajaran

Kuning = …………………………
Biru=…………………………..
Hijau=…………………………
Konsep Alur Tujuan Pembelajaran (misalnya
ATP pada mapel Matematika)
CP Mat Fase A
dimulai Tujuan Tujuan Tujuan Tujuan
Pembelajaran 1.1 Pembelajaran 1.2 Pembelajaran 1.3 Pembelajaran 1.4
di awal kelas 1

CP Mat Fase A
Tujuan Tujuan Tujuan
Pembelajaran 2.1
Tujuan tercapai
Pembelajaran 2.2 Pembelajaran 2.3 Pembelajaran 2.4
di akhir kelas 2
Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, ada beberapa prinsip yang
perlu diperhatikan:
1. Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum bukan tujuan
pembelajaran harian (goals, bukan objectives);
2. Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak terpotong di tengah
jalan;
3. Alur tujuan pembelajaran perlu dikembangkan secara kolaboratif, (apabila
guru mengembangkan, maka perlu kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan
dalam satu fase. Contoh: kolaborasi antara guru kelas I dan II untuk Fase A;
4. Alur tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai karakteristik dan
kompetensi yang dikembangkan setiap mata pelajaran. Oleh karena itu
sebaiknya dikembangkan oleh pakar mata pelajaran, termasuk guru yang
mahir dalam mata pelajaran tersebut;
5. Penyusunan alur tujuan pembelajaran tidak perlu lintas fase (kecuali
pendidikan khusus);
6. Metode penyusunan alur tujuan pembelajaran harus logis, dari
kemampuan yang sederhana ke yang lebih rumit, dapat dipengaruhi oleh
karakteristik mata pelajaran, pendekatan pembelajaran yang digunakan
(misal: matematik realistik);
7. Tampilan tujuan pembelajaran diawali dengan alur tujuan
pembelajarannya terlebih dahulu, baru proses berpikirnya (misalnya,
menguraikan dari elemen menjadi tujuan pembelajaran) sebagai lampiran
agar lebih sederhana dan langsung ke intinya untuk guru;
8. Karena alur tujuan pembelajaran yang disediakan Kemendikbudristek
merupakan contoh, maka alur tujuan pembelajaran dapat
bernomor/huruf (untuk menunjukkan urutan dan tuntas penyelesaiannya
dalam satu fase);
9. Alur tujuan pembelajaran menjelaskan SATU alur tujuan pembelajaran,
tidak bercabang (tidak meminta guru untuk memilih). Apabila sebenarnya
urutannya dapat berbeda, lebih baik membuat alur tujuan pembelajaran
lain sebagai variasinya, urutan/alur perlu jelas sesuai pilihan/keputusan
penyusun, dan untuk itu dapat diberikan nomor atau kode; dan
10. Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian CP, bukan profil pelajar
Pancasila dan tidak perlu dilengkapi dengan pendekatan/strategi
pembelajaran (pedagogi).
PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Bentuk “Pemahaman” dalam CP

Prinsip penyusunan CP Konsep “Memahami” dalam Apabila merujuk padaTaksonomi


menggunakan pendekatan CP dalam konstruktivisme Bloom, pemahaman dianggap sebagai
konstruktivisme yang adalah proses membangun proses berpikir tahap yang rendah
membangun pengetahuan pengetahuan melalui (C2). Namun demikian, konteks
dan berdasarkan pengalaman nyata. Taksonomi Bloom sebenarnya
pengalaman nyata dan Pemahaman tidak bersifat digunakan untuk perancangan
kontekstual. Menurut teori statis, tetapi berevolusi dan pembelajaran dan asesmen kelas
belajar konstruktivisme berubah secara konstan yang lebih operasional, bukan
sepanjang siswa
(constructivist learning mengonstruksikan pengalaman- untuk CPyang lebih abstrak dan
theory), pengetahuan pengalaman baru yang umum.Taksonomi Bloomlebihsesuai
bukanlah kumpulan atau memodifikasi digunakan untuk
seperangkat fakta-fakta, pemahaman menurunkan/menerjemahkan CPke
konsep, atau kaidah untuk sebelumnya. tujuan pembelajaran yang lebih
diingat. konkret.
Arti “Elemen” dalam CP

Setiap CP suatu mata Elemen sebuah mata


pelajaran memiliki beberapa pelajaran mungkin saja Contoh:
● Dalam CP Matematika
elemen atau kelompok sama atau berbeda terdapat elemen Bilangan,
kompetensi esensial yang dengan mata pelajaran Aljabar, Pengukuran,
Geometri, dan Analisis Data
berlaku sama untuk semua lainnya, hal tersebut dan Peluang
fase pada mata pelajaran disesuaikan dengan ● Dalam CP IPA terdapat
elemen Pemahaman IPA
tersebut. karakteristik pada masing- dan Keterampilan Proses
masing mata pelajaran. ● Dalam CP Bahasa Indonesia Perlu
terdapat elemen
Masing-masing elemen Menyimak, Membaca dan diketahui
tersebut memiliki capaian per Memirsa, Berbicara dan
Mempresentasikan,
fasenya sendiri yang saling Menulis
menunjang untuk mencapai
pemahaman yang dituju.
Capaian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fase D SMP/MTs/Paket B

Karakteristik Mata Pelajaran


Ada dua elemen utama dalam pendidikan IPA yakni pemahaman IPA dan keterampilan proses (inkuiri) untuk menerapkan sains dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap elemen berlaku untuk empat cakupan konten yaitu makhluk hidup, zat dan sifatnya, energi dan perubahannya, serta bumi dan antariksa.

Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase D, peserta didik mampu melakukan klasifikasi makhluk hidup dan benda berdasarkan karakteristik yang diamati, mengidentifikasi sifat dan karakteristik zat, membedakan
perubahan fisik dan kimia serta memisahkan campuran sederhana.

Peserta didik dapat mendeskripsikan atom dan senyawa sebagai unit terkecil penyusun materi serta sel sebagai unit terkecil penyusun makhluk hidup, mengidentifikasi sistem organisasi
kehidupan serta melakukan analisis untuk menemukan keterkaitan sistem organ dengan fungsinya serta kelainan atau gangguan yang muncul pada sistem organ tertentu (sistem pencernaan,
sistem peredaran darah, sistem pernafasan dan sistem reproduksi). Peserta didik mengidentifikasi interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya, serta dapat merancang upaya-upaya
mencegah dan mengatasi pencemaran dan perubahan iklim. Peserta didik mengidentifikasi pewarisan sifat dan penerapan bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari.

Peserta didik mampu melakukan pengukuran terhadap aspek fisis yang mereka temui dan memanfaatkan ragam gerak dan gaya (force), memahami hubungan konsep usaha dan energi,
mengukur besaran suhu yang diakibatkan oleh energi kalor yang diberikan, sekaligus dapat membedakan isolator dan konduktor kalor.

Peserta didik memahami gerak, gaya dan tekanan, termasuk pesawat sederhana. Peserta didik memahami getaran dan gelombang, pemantulan dan pembiasan cahaya termasuk alat- alat optik
Pemahaman sederhana yang sering dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

IPA Peserta didik dapat membuat rangkaian listrik sederhana, memahami gejala kemagnetan dan kelistrikan untuk menyelesaikan tantangan atau masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-
hari.

Peserta didik mengelaborasikan pemahamannya tentang posisi relatif bumi-bulan-matahari dalam sistem tata surya dan memahami struktur lapisan bumi untuk menjelaskan fenomena alam
yang terjadi dalam rangka mitigasi bencana.

Peserta didik mengenal pH sebagai ukuran sifat keasaman suatu zat serta menggunakannya untuk mengelompokkan materi (asam-basa berdasarkan pH nya). Dengan pemahaman ini peserta
Elemen CP didik mengenali sifat fisika dan kimia tanah serta hubungannya dengan organisme serta pelestarian lingkungan.

Peserta didik memiliki keteguhan dalam mengambil keputusan yang benar untuk menghindari zat aditif dan adiktif yang membahayakan dirinya dan lingkungan.

CP ditulis dalam paragraf yang utuh dan mudah dipahami sebagai satu kesatuan.
Capaian Pembelajaran

Capaian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fase D SMP/MTs/Paket B


1. Mengamati
Menggunakan berbagai alat bantu dalam melakukan pengukuran dan pengamatan. Memperhatikan detail yang relevan dari objek yang diamati.

2. Mempertanyakan dan memprediksi


Secara mandiri, peserta didik dapat mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk memperjelas hasil pengamatan dan membuat prediksi tentang penyelidikan ilmiah.

3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan


Peserta didik merencanakan dan melakukan langkah-langkah operasional berdasarkan referensi yang benar untuk menjawab pertanyaan. Dalam penyelidikan, peserta didik
menggunakan berbagai jenis variabel untuk membuktikan prediksi.

4. Memproses, menganalisis data dan informasi


Keterampilan Menyajikan data dalam bentuk tabel, grafik, dan model serta menjelaskan hasil pengamatan dan pola atau hubungan pada data secara digital atau non digital.
Mengumpulkan data dari penyelidikan yang dilakukannya, menggunakan data sekunder, serta menggunakan pemahaman sains untuk mengidentifikasi hubungan dan
Proses menarik kesimpulan berdasarkan bukti ilmiah.

5. Mengevaluasi dan refleksi


Mengevaluasi kesimpulan melalui perbandingan dengan teori yang ada. Menunjukkan kelebihan dan kekurangan proses penyelidikan dan efeknya pada data. Menunjukkan
permasalahan pada metodologi.

Elemen CP 6. Mengomunikasikan hasil


Mengomunikasikan hasil penyelidikan secara utuh yang ditunjang dengan argumen, bahasa serta konvensi sains yang sesuai konteks penyelidikan. Menunjukkan pola
berpikir sistematis sesuai format yang ditentukan.

CP ditulis dalam paragraf yang utuh dan mudah dipahami sebagai satu kesatuan.
Perlu
Taksonomi Bloom versi Revisi diketahui
Anderson dan Krathwohl (2001)
Anderson dan Krathwohl mengelompokkankemampuankognitif menjadi tahapan-
tahapanberikut ini, denganurutandari kemampuanyang paling dasar keyang paling
tinggi sebagai berikut:

(C1) (C2) (C4) (C5) (C6)


(C3) Mengaplikasikan
Mengingat Memahami Menganalisis Mengevaluasi Menciptakan

mengingat kembali menjelaskan ide menggunakan memecah-mecah kemampuan untuk merangkaikan


informasi yang atau konsep konsep, informasi menjadi membuat berbagai elemen
telah dipelajari, seperti pengetahuan, atau beberapa bagian, keputusan, menjadi satu hal baru
yang utuh, melalui
termasuk definisi, menjelaskan suatu informasi yang kemampuan untuk penilaian, proses pencarian ide,
fakta-fakta, daftar konsep telah dipelajarinya mengeksplorasi mengajukan kritik evaluasi terhadap
urutan, atau menggunakan pada situasi hubungan/korelasi dan rekomendasi hal/ide/benda
menyebutkan kalimat sendiri, berbeda dan atau yang sistematis yang ada sehingga
kembali suatu menginterpretasik relevan membandingkan kreasi yang diciptakan
materi yang an suatu antara dua hal atau menjadi salah satu
pernah diajarkan informasi, lebih, menentukan solusi terhadap
masalah yang ada
kepadanya. menyimpulkan, keterkaitan antar
termasuk memberikan
atau membuat konsep, atau nilai tambah terhadap
parafrasa dari mengorganisasikan suatu produk yang
suatu bacaan. beberapa ide sudah ada.
dan/atau konsep.
6 Aspek Pemahaman (6 facet of understanding) (Wiggins and Tighe, 2005)
Merupakan bentuk-bentuk pemahaman yang digunakan dalam CP. Tidak
harus hirarkis.
Penjelasan
Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan antar topik, mendemonstrasikan hasil
Explanation
kerja, menjelaskan
alasan/cara/prosedur , menjelaskan sebuah teori menggunakan data, berargumen dan mempertahankan pendapatnya.

Interpretasi Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide, perasaan atau sebuah hasil
Interpretation karya dari satu
media ke media lain, dapat membuat analogi, anekdot, dan model. Melihat makna dari apa yang telah dipelajari dan relevansi
dengan dirinya.
Aplikasi Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai suatu dalam situasi yang nyata dalam kehidupan
Application sehari-hari atau sebuah simulasi (menyerupai kenyataan)

Perspektif Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari sebuah situasi, melihat
Perspective gambaran besar, melihat asumsi yang mendasari suatu hal dan memberikan kritik.

Empati Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/atau memahami pikiran yang
Empathy berbeda dengan dirinya. Menemukan nilai (value) dari sesuatu

Pengenalan diri
Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses berpikir dan emosi yang terjadi
Self-Knowledge
secara internal.
Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP Bahasa Indonesia Fase D elemen Perlu
Menyimak diketahui

Interpretasi Mendeskripsikan makna dari puisi serta emosi yang ditangkap


Peserta didik memahami dari puisi tersebut
Interpretation
informasi berupa gagasan,
pikiran, pandangan, arahan
atau pesan dari teks Aplikasi Membacakan/mendeklamasikan atau membuat karya untuk
deskripsi, narasi, puisi, Application merespons puisi
eksplanasi dan eksposisi
dari teks visual dan
audiovisual untuk Perspektif Melakukan bedah puisi melalui diskusi dari sudut pandang yang
menemukan makna yang Perspective berbeda.
tersurat dan tersirat.
Menaruh diri di posisi penulis puisi dan mencoba merasakan
Empati emosi yang dirasakan penulis dan dituangkan dalam media yang
Empathy berbeda.
Perlu
diketahui
6 Level Taksonomi Marzano
(2000)

Marzano menggunakantiga sistem dalam domain pengetahuan


yaitu sistem kognitif, sistem metakognitif,dan sistem diri (self-
system). Terdapat6 level taksonomiyaitu:

Tingkat 1: mengenali Tingkat 4:


Tingkat 2: Tingkat 3: Tingkat 5: Tingkat 6:
dan mengingat pemanfaatan
pemahaman analisis metakognisi sistem diri
kembali (retrieval) pengetahuan

mengingat kembali Pemahaman yang Cakupan analisis disini Pemanfaatan pengetahuan Sistem metakognisi Menentukan apakah
(retrieval) informasi dimaksud melibatkan berupa kemampuan digunakan saat seseorang berfungsi untuk seseorang akan
menggenerasi informasi ingin memantau, mengevaluasi melakukan atau tidak
dalam batas dua proses menyelesaikan tugas dan mengatur fungsi dari melakukan sesuatu
mengidentifikasi yang saling berkaitan baru yang belum
tertentu. semua jenis tugas.
diproses oleh seseorang.
sebuah informasi yaitu integrasikan dan pemikiran lainnya.
Ada lima proses analisis:
secara simbolisasi. Ada empat kategori umum Ada empat jenis dari sistem
(1) mencocokan, pemanfaatan Ada empat fungsi dari diri:
umum. (2) mengklasifikasikan, pengetahuan: metakognisi: (1) memeriksa
(3) menganalisis (1) pengambilan (1) menetapkan tujuan, (2) kepentingan,
kesalahan, keputusan, memantau proses, (2) memeriksa kemanjuran,
(4)menyamaratakan (5) (2) penyelesaian masalah, (3) memantau kejelasan, (3)memeriksa respon
menspesifikasikan. (3) percobaan, (4) memantau ketepatan. emosional,
(4) penyelidikan. (4) memeriksa motivasi
secara keseluruhan.
Bidang Studi: IPAS
Di akhir fase A, peserta didik mengamati fenomena dan peristiwa secara sederhana
dengan menggunakan pancaindera ,menyusun dn menjawab pertanyaan tentang
hal-hal yang ingin diketahui saat melakukan pengamatan. Peserta didik juga mampu
membuat prediksi mengenai objek dan peristiwa di lingkungan sekitar. Dengan
panduan, peserta didik berpartisipasi dalam penyelidikan untuk mengeksplorasi dan
menjawab pertanyaan. Melakukan pengukuran dengan alat sederhana yang ada di
sekitarnya untuk mendapatkan data. Selanjutnya peserta didik menggunakan berbagai
metode untuk mengorganisasikan informasi, termasuk gambar dan tabel. Peserta didik
mendiskusikan dan membandingkan antara hasil pengamatan dengan prediksi.
Dengan panduan, peserta didik membandingkan hasil pengamatan yang berbeda
dengan mengacu pada teori serta mengomunikasikan hasil penyelidikan secara lisan
dan tertulis dalam format sederhana .
KOMPETENSI
1. mengamati
KONTEN 2. menyusun pertanyaan
1. fenomena dan peristiwa di 3. menjawab pertanyaan
lingkungan sekitar. 4. membuat prediksi
5. melakukan penyelidikan
Contohnya? 6. eksplorasi
2. pancaindera. Apa yang akan 7. melakukan pengukuran
spesifik dibahas? 8. mengorganisasi informasi
3. Alat sederhana (dalam 9. mendiskusikan hasil amatan
konteks pengukuran). 10. membandingkan hasil amatan dan
contohnya? prediksi
11. mengomunikasikan secara lisan dan
tertulis
KONTEN: Fenomena
dan peristiwa di
lingkungan sekitar
→ konsep waktu:
Rumusan Tujuan Pembelajaran (TP):
siang dan malam
Peserta didik memahami dan dapat KOMPETENSI
mengidentifikasi perbedaan konsep
waktu: siang dan malam. 1. mengamati
2. menyusun pertanyaan
3. melakukan penyelidikan
4. membuat prediksi
5. mengorganisasi informasi
6. mendiskusikan hasil amatan
7. mengomunikasikan secara lisan dan
Ada contoh rumusan kalimat TP lainnya ?
tertulis
Mengembangkan modul ajar
3

64
Tujuan pengembangan modul ajar: Catatan: pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan
Mengembangkan perangkat ajar yang memandu berbagai strategi untuk mengembangkan modul ajar selama modul
pendidik melaksanakan pembelajaran ajar yang dihasilkan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan
aktivitas pembelajaran dalam modul ajar sesuai dengan prinsip
pembelajaran dan asesmen.
Pendidik memiliki kemerdekaan untuk:
● memilih atau memodifikasi modul ajar Modul ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria berikut ini:
yang sudah disediakan pemerintah untuk Kriteria yang harus dimiliki oleh modul ajar adalah:
menyesuaikan modul ajar dengan 1. Esensial: Pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran melalui
karakteristik peserta didik, atau pengalaman belajar dan lintas disiplin.
● menyusun sendiri modul ajar sesuai 2. Menarik, bermakna, dan menantang: Menumbuhkan minat
dengan karakteristik peserta didik untuk belajar dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam
proses belajar. Berhubungan dengan pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki sebelumnya, sehingga tidak terlalu
kompleks, namun juga tidak terlalu mudah untuk tahap usianya.
3. Relevan dan kontekstual: Berhubungan dengan pengetahuan
dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya, dan sesuai dengan
konteks di waktu dan tempat peserta didik berada.
4. Berkesinambungan: Keterkaitan alur kegiatan pembelajaran
sesuai dengan fase belajar peserta didik.

65
Komponen Modul Ajar
Seperti apa keleluasaan pendidik dalam Penulisan modul ajar bertujuan untuk memandu pendidik untuk melaksanakan proses
pengembangan modul ajar? pembelajaran. Komponen dalam modul ajar ditentukan oleh pendidik berdasarkan
kebutuhannya. Secara umum modul ajar memiliki komponen sebagai berikut

Informasi umum Komponen inti Lampiran

● Identitas penulis modul ● Tujuan pembelajaran ● Lembar kerja peserta didik


● Kompetensi awal ● Asesmen ● Pengayaan dan remedial
● Profil Pelajar Pancasila ● Pemahaman bermakna ● Bahan bacaan pendidik dan peserta didik
● Sarana dan prasarana ● Pertanyaan pemantik ● Glossarium
● Target peserta didik ● Kegiatan pembelajaran ● Daftar pustaka
● Model pembelajaran yang digunakan ● Refleksi peserta didik dan pendidik

Tidak semua komponen di atas wajib tercantum dalam modul ajar yang dikembangkan oleh pendidik. Pendidik di satuan pendidikan
diberi kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul ajar sesuai dengan konteks lingkungan dan kebutuhan belajar peserta
didik.

66
Perbandingan
Komponen
Minimum RPP
dan Modul
Ajar

Berdasarkan pedoman
pembelajaran dan
asesmen edisi revisi
Komponen Modul Ajar
Seperti apa keleluasaan pendidik dalam Penulisan modul ajar bertujuan untuk memandu pendidik untuk melaksanakan proses
pengembangan modul ajar? pembelajaran. Komponen dalam modul ajar ditentukan oleh pendidik berdasarkan
kebutuhannya. Secara umum modul ajar memiliki komponen sebagai berikut

Informasi umum Komponen inti Lampiran

● Identitas penulis modul ● Tujuan pembelajaran ● Lembar kerja peserta didik


● Kompetensi awal ● Asesmen ● Pengayaan dan remedial
● Profil Pelajar Pancasila ● Pemahaman bermakna ● Bahan bacaan pendidik dan peserta didik
● Sarana dan prasarana ● Pertanyaan pemantik ● Glossarium
● Target peserta didik ● Kegiatan pembelajaran ● Daftar pustaka
● Model pembelajaran yang digunakan ● Refleksi peserta didik dan pendidik

Tidak semua komponen di atas wajib tercantum dalam modul ajar yang dikembangkan oleh pendidik. Pendidik di satuan pendidikan
diberi kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul ajar sesuai dengan konteks lingkungan dan kebutuhan belajar peserta
didik.

81
Strategi Mengembangkan Modul Ajar (MA)
Bagaimana guru mengembangkan modul
ajar? CONTOH 1
1. Mengidentifikasi tujuan pembelajaran yang bisa dikelompokkan dalam
satu lingkup materi. Satu MA bisa mencakup beberapa tujuan
pembelajaran.
Glosarium 2. Lakukan asesmen diagnosis mengidentifikasi penguasaan kompetensi
awal peserta didik.
Pemahaman bermakna
Kalimat pernyataan yang mendeskripsikan proses belajar yang 3. Tentukan teknik dan instrumen asesmen sumatif beserta indikator
tidak sekedar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka,
tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk
keberhasilan asesmen sumatif yang akan dilakukan pada akhir lingkup
membangun pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang materi.
dipelajari akan dipahami secara baik dan membentuk perilaku.
Dalam bahasa Inggris sering disebut sebagai Enduring 4. Tentukan periode waktu atau jumlah JP yang dibutuhkan.
Understanding, Conceptual Understanding, Big Idea, Central Idea
atau Statement of Inquiry. → pembelajaran
5. Tentukan teknik dan instrumen asesmen formatif berdasarkan aktivitas
pembelajaran.
Pertanyaan pemantik
6. Buat rangkaian kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir.
Adalah kalimat pertanyaan yang digunakan untuk
memantik rasa ingin tahu, memulai diskusi, dan memulai 7. Pastikan aktivitas pembelajaran selaras dengan tujuan pembelajaran.
penelitian. Bentuk pertanyaan pemantik sebaiknya dalam 8. Setiap kegiatan dilengkapi dengan pemahaman bermakna dan
bentuk terbuka dengan menggunakan kata tanya seperti
mengapa, bagaimana, atau apa sajakah. pertanyaan esensial yang menjadi acuan.
9. Persiapkan lembar belajar, materi belajar, dan media belajar sesuai
Lembar belajar: adalah lembar yang bisa dipergunakan
sebagai lembar refleksi, lembar grafik organisasi, lembar dengan kesiapan, minat, dan profil belajar peserta didik.
kerja, maupun soal. 10. Lampirkan instrumen asesmen seperti ceklis, rubrik atau lembar
observasi yang dibutuhkan.
11. Periksa kembali kelengkapan komponen modul ajar.

82
Strategi Mengembangkan Modul Ajar (MA)
CONTOH 2

Menganalisis kondisi dan Melakukan asesmen Memilih tujuan pembelajaran


Mengidentifikasi dan Merencanakan jenis,
kebutuhan peserta didik, dari Atujuan pembelajaran
diagnostik terhadap menentukan dimensi teknik dan instrumen
pendidik, serta satuan berdasarkan CP yang akan
kondisi dan kebutuhan Profil Pelajar Pancasila dikembangkan menjadi asesmen.
pendidikan.
peserta didik. yang akan dicapai. modul ajar.

Menyusun modul
pendidik dapat menentukan
ajar berdasarkan
Mengelaborasi kegiatan komponen-komponen yang
Evaluasi dan komponen -
pembelajaran sesuai esensial sesuai dengan
Pengembangan Modul Modul siap
dengan komponen esensial. kebutuhan pembelajaran. komponen yang
digunakan ditentukan.

83
MA untuk Kelas 4
Contoh Cuplikan Modul Ajar Matematika
25 JP
Profil Pelajar Pancasila:
● Bernalar kritis
● Mandiri Apa sajakah karakteristik bangun ruang?
Asesmen Sumatif Aktivitas 1: Asesmen diagnostik.
Tujuan pembelajaran
Mendesain bungkus estetik dan Aktivitas 2: Diskusi kelompok: apa sajakah karakteristik bangun ruang?
● Mengidentifikasi berbagai benda dan ramah lingkungan. (Kelompok berdasarkan hasil asesmen diagnostik: belum paham, sudah paham
mengenal ciri-ciri bangun ruang prisma. dan melampaui)
● Menggambar bangun ruang prisma
Indikator tugas: Aktivitas 3: Kegiatan kelompok observasi sekitar: latihan menggunakan nalar
dengan kertas isometrik. - Menjelaskan karakteristik kritis dengan menggambar dan mengelompokkan bangun ruang di sekitarmu.
● Menyelesaikan permasalahan dengan Mengapa penting belajar tentang bangun ruang?
konsep bangun ruang prisma.
bentuk paket dengan Aktivitas 4: Permainan tebak bangun ruang (formatif)
● Mengidentifikasi, menduplikasi, dan tulisan dan gambar. Aktivitas 5: Latihan bernalar kritis: investigasi kubus dan prisma.
mengembangkan pola gambar dan pola Aktivitas 6: Kegiatan berpasangan: mengukur keliling dan luas bidang datar
bilangan yang melibatkan operasi
- Menjelaskan spesifikasi yang ada di bangun ruang.(formatif)
perkalian dan pembagian. barang dan bungkus Aktivitas 7: Investigasi volume kubus dengan mengisi kubus.
Aktivitas 8: Bongkar pasang kardus bekas untuk membuat jaring.
dengan perkalian dan Aktivitas 9: Menggambar jaring kubus dan bangun ruang lain. (formatif)
pembagian. Apa keterampilan yang perlu dimiliki untuk belajar bangun ruang?
Aktivitas 10: Mendesain bungkus paket.
Aktivitas 9: Presentasi desain.

Asesmen Diagnostik:
Menjawab delapan pertanyaan operasi
bilangan.

Diskusi dan kegiatan berkelompok dibagi berdasarkan kelompok dengan kesiapan yang berbeda, sehingga pembelajaran
Contoh penerapan penyesuaian sesuai dengan tingkat kesiapan peserta didik.
pembelajaran dan Kegiatan observasi sekitar, diskusi dengan pertanyaan pemantik adalah pembelajaran yang membangun elemen bernalar
pengembangan PPP kritis dan juga mandiri dengan melibatkan peserta didik dalam diskusi dan pemilihan bentuk untuk tugas asesmen sumatif.
84
MA untuk Kelas 4
Contoh Cuplikan Modul Ajar IPAS
35 JP
Profil Pelajar Pancasila:
● Bernalar kritis Asesmen sumatif:
● Mandiri Menunjukkan pemahaman mengenai
pengaruh siklus air dalam presentasi
Tujuan Pembelajaran: dan pameran karya.
Peserta didik mengidentifikasi urutan siklus air.
Peserta didik mendeskripsikan pengaruh siklus air dalam kehidupan Indikator asesmen sumatif:
sehari-hari.
Memberikan gambaran informasi detail dan
akurat, relevan, dan berhubungan dengan topik.

Asesmen Diagnostik: Presentasi berisi pesan yang jelas dipahami


audiens.
Menjawab tiga pertanyaan tentang siklus air.
Tautan MA IPAS Kelas 4
Urutan Kegiatan Siklus Air

Apa yang terjadi apabila tidak ada air? Apa sajakah fungsi air bagi makhluk hidup Bagaimana proses terjadinya daur air? Bagaimana cara memperoleh air bersih? Apa masalah yang terjadi tentang air? Bagaimana menunjukan pemahaman tentang pengaruh siklus
air?
di muka bumi?

Aktivitas 1: Diskusi fungsi air untuk Aktivitas 2: Curah pendapat Aktivitas 3: Eksperimen daur air. Aktivitas 4: Praktek penyaringan Aktivitas 5: Riset kelompok Aktivitas 6: Pameran dan
manusia. tentang fungsi air. air bersih. tentang air bersih. Presentasi pemahaman.
Formatif asesmen Formatif asesmen Formatif asesmen

Asesmen sumatif memberikan pilihan dalam membuat produk presentasi, bisa dengan menulis laporan ilmiah,
Contoh penerapan penyesuaian membuat rekaman sandiwara radio, rekaman siaran atau poster/ infografis.
pembelajaran dan Dalam eksperimen daur air, guru memberikan pilihan menantang sesuai dengan tingkat kesiapan peserta didik,
pengembangan PPP dengan tiga kegiatan eksperimen yang berbeda.
85
Implementasi Pembelajaran Terdiferensiasi
Menyesuaikan materi berdasarkan tingkat Kegiatan-kegiatan bermakna yang dilakukan
kesiapan, minat, dan gaya belajar. peserta didik di kelas dibedakan berdasarkan
1.Memberikan materi yang bervariasi. kesiapan, minat, dan gaya belajar peserta didik.
Menerapkan kontrak belajar. Kegiatan yang dilakukan harus memenuhi kriteria
sebagai berikut.
2.Menggunakan model pembelajaran
1.Baik, yaitu kegiatan yang menggunakan
kelompok.
keterampilan informasi yang dimiliki peserta
3.Menyajikan materi dengan berbagai model didik.
pembelajaran.
KONTEN PROSES 2.Berbeda dalam hal tingkat kesulitan dan cara
4.Menyediakan berbagai sistem yang pencapaiannya.
mendukung.

LINGKUNGAN
BELAJAR
PRODUK
Penataan ruang kelas secara personal, Menunjukkan pencapaian pengetahuan,
sosial, dan fisik disesuaikan dengan keterampilan, dan pemahaman peserta didik
kesiapan peserta didik dalam belajar, setelah menyelesaikan satu unit pelajaran.
minat, dan gaya belajar agar memiliki 1.Guru merancang produk yang akan
motivasi yang tinggi dalam belajar dikerjakan oleh peserta didik
2.Guru menentukan kriteria penilaian dalam
bentuk rubrik
Implementasi Pembelajaran Terdiferensiasi

Pemetaan Peserta didik


• Kognitif secara kolaborasi
• Non Kognitif Salah satu contoh dipimpin oleh kepala
pemetaan adalah sekolah dan tim
pemetaan berdasarkan kurikulum
gaya belajar visual,
kinestetik dan audio.

Asesmen Diagnostik Pemetaan Kurikulum


Implementasi Pembelajaran Terdiferensiasi
Diferensiasi Kesiapan belajar Minat Gaya Belajar
Konten Kelas Mental Math untuk Di kelas 1, peserta didik Di kelas 5, salah satu aktivitas
kelas 5 dibagi sesuai dengan mewawancarai orang dengan pembelajarann ya
kemampuan awal peserta profesi berbeda di lingkungan menggunakan menu
didik. Untuk yang masih awal sekolah (suster, tukang permainan seperti Tic Tac
ditekankan pada kelancaran kebun, satpam, kepala Toe, dimana selama 40 menit
penjumlahan dan sekolah, guru) untuk mencari sesi kelas peserta didik
pengurangan. Untuk yang tahu konsep kewajiban dan masing- masing bisa memilih
sudah mulai lancar peran dalam suatu organisasi. beberapa atau semua dari 9
penjumlahan, akan aktivitas. Di masing-masing
meningkatkan kelancaran pilihan terdapat aktivitas
perkalian. Untuk yang menceritakan masalah
kemampuannya sudah tinggi matematika dengan komik
menekankan pada perkalian (visual), menggunakan benda
dan pembagian 3 digit. sekitar (kinestetik), dan
membuat lagu tentang
konsep matematika (audio).
Implementasi Pembelajaran Terdiferensiasi

Diferensiasi Kesiapan belajar Minat Gaya Belajar


Proses Berdasarkan kesiapan anak Di kegiatan Matematika kelas Di kegiatan IPA kelas 5
yang didapatkan dari pre- 2 mengenai satuan ukur, mengenai alat reproduksi,
asesmen, guru mengenalkan peserta didik mengukur peserta didik dapat menggali
perkalian dalam beberapa panjang meja menggunakan informasi mengenai alat
cara: penjumlahan berulang objek yang mereka miliki di reproduksi dari beberapa
menggunakan tabel angka dalam kotak pensilnya atau media seperti: alat peraga,
untuk peserta didik yang yang berkaitan dengan buku bacaan atau artikel, dan
masih awal, menggunakan kegemarannya. Peserta didik video.
pola dari hitung lompat untuk menjelaskan bagaimana
yang sudah mulai lancar mereka mengukur meja
penjumlahan, dan dengan objek tersebut dan
menggunakan beberapa menjelaskan tantangan dalam
strategi mental math untuk mengukur menggunakan
mulai lancar perkalian. objek tersebut.
Implementasi Pembelajaran Terdiferensiasi

Diferensiasi Kesiapan belajar Minat Gaya Belajar


Produk Dalam Bahasa Indonesia kelas Siswa diberikan kemerdekaan Peserta didik menunjukkan
4, peserta didik diminta untuk memilih produk dan pemahaman dan sikap empati
menemukan pokok pikiran media yang akan digunakan berkaitan dengan tema
dan kalimat utama dari dalam menunjukkan pubertas lewat kampanye.
sebuah artikel. Peserta didik pemahamannya atas materi Peserta didik harus
yang kemampuan bahasanya yang sudah dipelajari. menjelaskan proses
sudah lebih tinggi diberikan terjadinya pubertas dan
bacaan yang memiliki bagaimana menyikapinya.
paragraf yang lebih tinggi Mereka dapat membuat
bahasanya. infografik, membuat cerita,
atau membuat video yang
menceritakan proses
pubertas dan bagaimana
menyikapinya.
Implementasi Pembelajaran Terdiferensiasi
Diferensiasi Kesiapan belajar Minat Gaya Belajar
Lingkungan Ruang kelas yang fleksibel Kelas dilengkapi sentra yang Kelas menyediakan pilihan
Belajar memungkinkan peserta didik bisa digunakan peserta didik tempat duduk yang
dapat mengatur posisi duduk saat belajar atau setelah menghadap jendela untuk
sesuai dengan kesiapannya. menyelesaikan tugasnya. Di peserta didik yang mudah
Peserta didik yang pojok baca peserta didik teralihkan oleh gerakan
memerlukan bantuan guru/ dapat memilih sendiri buku temannya. Karpet dan sofa
teman dapat duduk dari perpustakaan untuk dapat dipilih peserta didik
berkelompok bersama guru/ diletakkan di kelas. Pojok yang membutuhkan ruang
teman saat peserta didik yang video/ komputer tempat untuk bergerak. Peserta didik
sudah siap mempresentasikan dimana peserta didik dapat yang mudah teralihkan oleh
pemahamannya. menonton video/ memilih suara di sekitarnya diizinkan
musik. Pojok hands-on berisi menggunakan headphone.
kertas, perlengkapan
menggambar dan beberapa
papan permainan.
ASESMEN DALAM
KURIKULUM MERDEKA
a. Asesmen di awal pembelajaran (atau bisa juga disebut
1. Asesmen formatif, asesmen diagnostic) yang dipakai untuk mengetahui
yaitu asesmen kesiapan peserta didik dalam mempelajari materi ajar
dan mencapai tujuan pembelajaran yang
yang bertujuan
direncanakan dikategorikan sebagai asesmen formatif
untuk memberikan karena ditujukan untuk kebutuhan guru dalam
informasi atau merancang pembelajaran, tidak untuk keperluan
umpan balik bagi penilaian hasil belajar peserta didik yang dilaporkan
pendidik dan dalam rapor.
peserta didik untuk b. Asesmen di dalam proses pembelajaran, yang
memperbaiki dilakukan selama proses pembelajaran untuk
proses belajar. mengetahui perkembangan peserta didik dan sekaligus
pemberian umpan balik yang cepat. Biasanya
asesmen ini dilakukan sepanjang atau di tengah
kegiatan/langkah pembelajaran, dan dapat juga
dilakukan di akhir langkah pembelajaran. Asesmen ini
juga termasuk dalam kategori asesmen formatif
2. Asesmen sumatif,
- dilakukan di akhir proses pembelajaran
yaitu asesmen yang - dapat juga dilakukan sekaligus untuk dua
dilakukan untuk atau lebih TP sesuai pertimbangan
memastikan pendidik atau satuan pendidikan
ketercapaian - menjadi bagian dari perhitungan penilaian
keseluruhan tujuan di akhir semester, akhir tahun ajaran,
pembelajaran dan/atau akhir jenjang.

1. Sumatif lingkup materi (keharusan)


2. Sumatif akhir semester (opsional)
3. Sumatif akhir fase (opsional)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai