Anda di halaman 1dari 29

MERANCANG

PEMBELAJARAN
Memahami Capaian Pembelajaran 1
Pembelajaran ibarat sebuah perjalanan, bukan sebuah
perlombaan balap. Hal yang terpenting dalam sebuah
perjalanan adalah tujuannya. Tanpa tujuan, kita pastilah
hanya buang-buang waktu dan biaya saja. Jika sebuah
tujuan jelas dan penting bagi hidup kita, pastilah kita akan
mencari dan menggunakan berbagai cara untuk
mencapainya, seberapapun lamanya atau seberapapun
menantangnya.

Capaian Pembelajaran (CP) merupakan tujuan akhir di


setiap fase pembelajaran siswa. Capaian pembelajaran (CP)
adalah kompetensi minimum yang harus dicapai peserta
didik untuk setiap mata pelajaran. CP dirancang dengan
mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan
Standar Isi.

Photo by Kimberly Farmer


Tujuan Pendidikan Indonesia adalah
mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung
jawab

Untuk mencapai tujuan tersebut,


Pemerintah menetapkan Kerangka Dasar
Kurikulum yang terdiri dari Struktur
Kurikulum, Capaian Pembelajaran, dan
Prinsip Pembelajaran dan Asesmen.
Photo by Nick Fewings
“Capaian Pembelajaran (CP) merupakan
kompetensi pembelajaran yang harus dicapai
peserta didik pada setiap fase, dimulai dari Fase
Fondasi pada PAUD. Untuk Pendidikan dasar dan
menengah, CP disusun untuk setiap mata
pelajaran.
Bagi peserta didik berkebutuhan khusus dengan
hambatan intelektual dapat menggunakan CP
pendidikan khusus. Peserta didik berkebutuhan
khusus tanpa hambatan intelektual menggunakan
CP reguler dengan menerapkan prinsip modifikasi
kurikulum.”

(lihat: Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 958 tahun 2020


Tentang Capaian Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah)
Photo by rithwick. pr
CP dan strategi mencapai CP menggunakan
Kerangka Kerja Understanding by Design
Understanding by Design merupakan sebuah kerangka kerja dengan fokus pada
proses perencanaan dan struktur yang memandu pengembangan kurikulum,
asesmen, dan instruksi pembelajaran. Proses perencanaan ini fokus pada dua
hal:
1. Pengajaran dan asesmen untuk membangun pemahaman dan kemampuan
learning transfer (kemampuan mengimplementasikan hasil belajar dalam
sebuah performa otentik)
2. Merancang kurikulum “Terbalik” (backward), dengan mulai dari tujuan
akhirnya terlebih dulu

Photo by Neil Thomas


CP disusun menggunakan metode
Backward Design
Metode perancangan kurikulum pendidikan ini dimulai dengan
menentukan tujuan akhir yang diinginkan terlebih dahulu sebelum
menentukan kegiatan pembelajaran dan asesmen yang digunakan.
Backward Design melibatkan 3 tahap perencanaan:
Jika dianalogikan dengan sebuah perjalanan
berkendara,
CP memberikan tujuan umum dan ketersediaan
waktu untuk mencapainya (fase).

Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap


pengemudi memiliki kebebasan untuk memilih
jalur, cara, dan alat untuk menempuh perjalanan
tersebut, yang disesuaikan dengan titik
keberangkatan, kondisi, kemampuan, dan
kecepatan masing-masing.

Dalam mencapai CP, kita perlu membangun


kompetensi untuk melakukan perjalanan
tersebut agar tiba di tujuan pada waktu yang
ditentukan. Setiap satuan pendidikan
dipersilakan mengatur strategi efektif untuk
mencapai CP, sesuai dengan kemampuan dan
potensinya.
Photo by Shakibuzzaman Khan
Garis finish CP ada di akhir kelas 12. Untuk
mencapai garis finish tersebut, pemerintah
membuatnya ke dalam 6 etape yang disebut fase.
Setiap fase lamanya 1-3 tahun.

Penggunaan istilah “fase” dilakukan untuk


membedakannya dengan kelas karena peserta didik di
satu kelas yang sama bisa jadi belajar dalam fase
pembelajaran yang berbeda.
Fase memberikan keleluasaan dan keadilan bagi guru
dan siswa untuk menyesuaikan rancangan
pembelajaran dengan tahapan perkembangan,
kemampuan, minat, konteks, dan kecepatan belajar
siswa (Teaching at The Right Level).
Dengan penggunaan Fase, diharapkan siswa akan
dapat memiliki waktu lebih panjang untuk memahami
dan mendalami konsep-konsep dan keterampilan
untuk mencapai sebuah kompetensi yang dibangun
CP.
Photo by Edz Norton
CP dirumuskan dalam bentuk Fase, bukan per tahun
CP selalu berpusat pada siswa, bukan pada
ketuntasan materi
Jenjang PAUD Jenjang SMP
• Fase Fondasi (TK B) • Fase D (Kelas 7-9 SMP)

Jenjang SD Jenjang SMA/SMK


• Fase A (Kelas 1-2 SD) • Fase E (Kelas 10 SMA)
• Fase B (Kelas 3-4 SD)
• Fase F (Kelas 11-12 SMA)
• Fase C (Kelas 5-6 SD)
Elemen dalam CP
Jika pembelajaran ibarat sebuah perjalanan, diperlukan beberapa
kompetensi esensial agar tepat waktu dan selamat mencapai tujuan.
Contohnya, jika ingin melakukan perjalanan dengan cara mengemudikan
mobil, ada beberapa elemen yang perlu dipelajari seperti mengenali
bagian dan cara kerja mobil, mengemudi, keselamatan mengemudi,
navigasi dan pengendalian emosi. Masing-masing elemen memiliki
capaiannya sendiri yang saling menunjang agar seseorang dapat
memenuhi CP mengemudikan mobil.

Tentu saja jika perjalanan ditempuh dengan menggunakan kendaraan


umum, berjalan kaki, berlari, bersepeda, atau berlayar, elemen Capaian
Pembelajarannya sangat mungkin berbeda dengan mengemudikan
mobil. Mungkin elemennya lebih sedikit/banyak, mungkin mirip atau
sama.

Elemen setiap mata pelajaran dapat memiliki persamaan atau perbedaan


karakteristik satu dengan lainnya.
Azis,S.HI.,S.Pd.I
Bentuk Pemahaman Dalam CP
Prinsip penyusunan CP menggunakan
pendekatan konstruktivisme yang
membangun pengetahuan dan berdasarkan
pengalaman nyata dan kontekstual. Menurut
teori belajar konstruktivisme (constructivist
learning theory), pengetahuan bukanlah
kumpulan atau seperangkat fakta-fakta,
konsep, atau kaidah untuk diingat.

Konsep “Memahami” dalam Capaian


Pembelajaran (CP) dalam konstruktivisme
adalah proses membangun pengetahuan Jika mengacu kepada teori konstruktivisme, kemampuan
melalui pengalaman nyata. Pemahaman tidak memahami ada di level paling tinggi, berbeda jika
bersifat statis, tetapi berevolusi dan berubah mengacu pada Taksonomi Bloom yang menempatkan
secara konstan sepanjang siswa kemampuan memahami di level C2.
mengonstruksikan pengalaman-pengalaman
baru yang memodifikasi pemahaman
sebelumnya
MERANCANG 02
PEMBELAJARAN
Menyusun Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran
Pengalaman diri
Mari mengingat masa-masa saat Bapak dan Ibu
menjadi murid atau saat menjadi Guru.
Pernahkah Bapak/Ibu mengalami hal-hal berikut:
1. Mengajak murid/melakukan presentasi di depan kelas
2. Mengajak murid/menggunakan format ‘diketahui,
ditanyakan, jawab’ ketika mengerjakan soal cerita
Matematika
3. Mengajak murid/melakukan kerja kelompok untuk
mendiskusikan suatu tugas
Apa tujuannya ?
1. Apa tujuan dari kegiatan PRESENTASI? Apa saja yang bisa
dipelajari dari kegiatan tersebut?
2. Mengapa murid harus menggunakan format tertentu saat
menyelesaikan soal mata pelajaran tertentu? Apa tujuannya?
3. Mengapa setting kelas dibuat berkelompok untuk menyelesaikan
sebuah tugas? Apa manfaatnya?

Silahkan Bapak/Ibu mengambil waktu sekitar 10 menit untuk memikirkan


kembali pengalaman tersebut. Lalu bagikan cerita
pengalaman/pandangan/pendapat Bapak Ibu tentang hal tersebut.
Mari Berbagi..
Silakan Bapak dan Ibu
membagikan pendapatnya
secara lisan. Mari saling berbagi
waktu dengan rekan, tiap orang
memiliki waktu maksimal 3
menit.
Merancang Pembelajaran

Lewat proses refleksi barusan, mana yang lebih dulu


perlu ditentukan? Tujuan Pembelajaran atau jenis
kegiatannya?

Lalu mengapa menentukan Tujuan Pembelajaran itu


penting?

Silakan berbagi pendapat tentang hal ini.


Merancang Pembelajaran

Maksud pendidikan itu adalah


menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak,
agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya baik
sebagai manusia, maupun
anggota masyarakat

(Ki Hadjar Dewantara, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan,


hal.1, paragraf 4)
Pendekatan Backward
Design dalam Struktur
Kurikulum
Tujuan akhir pembelajaran
adalah
Profil Pelajar Pancasila.
Pencapaian menuju tujuan akhir
tersebut dilakukan melalui
struktur kurikulum operasional
sekolah.
Photo by Alekon pictures
Identifying Learning Goals

The first step in Merancang


Pembelajaran is to identify clear and
specific learning goals. These goals
serve as the foundation for designing
appropriate instructional strategies
and assessments.

Photo by Ismail Salad Osman Hajji dirir


Struktur kurikulum operasional disusun
menggunakan pendekatan Backward
Design. Pendidik perlu merumuskan
Tujuan Pembelajaran dan menyusun
Alur terlebih dahulu, sebelum membuat
Modul Ajar.

Pendekatan ini memungkinkan satuan


pendidikan untuk menentukan Tujuan
Pembelajaran dan menyusun Alur
Tujuan Pembelajaran secara mandiri,
sesuai situasi spesifik masing-masing.

Lalu, bagaimana penerapannya?


Proses Perancangan
Kegiatan Pembelajaran
Hal-hal yang perlu diperhatikan
ketika menentukan TP:

• Karakteristik Peserta Didik


• Konteks Lingkungan
Pembelajaran
• Karakteristik Mata Pelajaran
• Topik/konsep yang dipelajari
Karakteristik Peserta Didik

Mengenali karakteristik peserta


didik bisa dilakukan lewat
berbagai cara: asesmen awal,
observasi, serta mengenali tahap
perkembangannya.
Hal ini dilakukan agar pendidikan
tetap berpihak pada peserta didik
dan menuntun mereka pada
kekuatan kodratnya.
Konteks Lingkungan Pembelajaran
Mari memperhatikan dengan seksama karakteristik satuan pendidikan
masing-masing melalui beberapa pertanyaan berikut:

1. Apa visi, misi, dan tujuan pendidikan di sekolah saya?


2. Bagaimana bentang alam yang dominan di daerah sekolah saya?
Bagaimana potensi tersebut dapat memengaruhi dan dimanfaatkan
dalam proses pembelajaran?
3. Bagaimana karakteristik masyarakat di sekitar sekolah saya?
4. Apa kekhasan/tradisi yang cukup kuat di sekolah/daerah sekolah
saya?
5. Bagaimana peta profil guru, murid, dan orangtua di sekolah saya?
dll..
Karakteristik Mata Pelajaran dan
Topik yang Dipelajari
Kedua hal ini telah dijelaskan dengan cukup lengkap di
dokumen Capaian Pembelajaran untuk setiap Mata
Pelajaran. Bila dibaca seksama, Bapak/Ibu akan
menemukan perbedaan atau karakteristik dari setiap mata
pelajaran melalui elemen-elemen yang dihadirkan.

Misalnya: apa perbedaan yang dapat terlihat dari Capaian


Pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPAS?
Mari berlatih
menggunakan metode:
merumuskan tujuan
pembelajaran dengan
cara menganalisis
kompetensi dan
lingkup materi pada
elemen CP
Mata pelajaran Bahasa Indonesia
Elemen: membaca dan memirsa Fase: A

Peserta didik mampu bersikap menjadi pembaca dan pemirsa yang


menunjukkan minat terhadap teks yang dibaca atau dipirsa. Peserta
didik mampu membaca kata-kata yang dikenalinya sehari-hari dengan
fasih. Peserta didik mampu memahami informasi dari bacaan dan
tayangan yang dipirsa tentang diri dan lingkungan, narasi imajinatif,
dan puisi anak. Peserta didik mampu memaknai kosakata baru dari
teks yang dibaca atau tayangan yang dipirsa dengan bantuan ilustrasi.

Dari Capaian Pembelajaran di atas, silakan Bapak/Ibu mengamati hal berikut:


1. kompetensi apa saja yang perlu anak kuasai/tunjukkan?
2. Hal apa saja yang menjadi ruang lingkup materinya ?
Jenjang SD: mata pelajaran Bahasa Indonesia
elemen: membaca dan memirsa
Peserta didik mampu bersikap menjadi pembaca dan pemirsa yang
menunjukkan minat terhadap teks yang dibaca atau dipirsa. Peserta didik
mampu membaca kata-kata yang dikenalinya sehari-hari dengan fasih.
Peserta didik mampu memahami informasi dari bacaan dan tayangan yang
dipirsa tentang diri dan lingkungan, narasi imajinatif, dan puisi anak.
Peserta didik mampu memaknai kosakata baru dari teks yang dibaca atau
tayangan yang dipirsa dengan bantuan ilustrasi.

Keterangan:
kompetensi → kemampuan, sikap, keterampilan
ruang lingkup materi
Kalimat CP Kompentensi Ruang Lingkup
materi
Peserta didik mampu bersikap menjadi - bersikap menjadi
pembaca dan pemirsa
● sehari-hari
pembaca dan pemirsa yang menunjukkan minat
terhadap teks yang dibaca atau dipirsa. Peserta - menunjukkan minat
● tentang diri dan
didik mampu membaca kata-kata yang terhadap teks yang dibaca lingkungan
dikenalinya sehari-hari dengan fasih. Peserta - mampu memahami ● narasi imajinatif
didik mampu memahami informasi dari bacaan informasi
dan tayangan yang dipirsa tentang diri dan ● puisi anak
- mampu memaknai
lingkungan, narasi imajinatif, dan puisi anak. kosakata baru dari teks
Peserta didik mampu memaknai kosakata baru
dari teks yang dibaca atau tayangan yang dipirsa - mampu memaknai
tayangan yang dipirsa
dengan bantuan ilustrasi. dengan bantuan ilustrasi

Tujuan Pembelajaran:
1. (kelas 1) : Peserta didik fasih menemukan kosakata terkait diri dari bacaan pendek.
2. (kelas 2) : Peserta didik memahami informasi yang terkait tentang diri dari sebuah
bacaan pendek.
3. apa lagi?

Anda mungkin juga menyukai