Anda di halaman 1dari 47

TASK

CAPAIAN PEMBELAJARAN
Pembelajaran ibarat sebuah perjalanan, bukan
sebuah perlombaan balap. Hal yang terpenting
dalam sebuah perjalanan adalah tujuannya. Tanpa
tujuan, kita pastilah hanya buang-buang waktu
dan biaya saja. Jika sebuah tujuan jelas dan
penting bagi hidup kita, pastilah kita akan mencari
dan menggunakan berbagai cara untuk
mencapainya, seberapapun lamanya atau
seberapapun menantangnya.

Capaian Pembelajaran (CP) merupakan tujuan akhir di setiap fase pembelajaran


siswa. Capaian pembelajaran (CP) adalah kompetensi minimum yang harus
dicapai peserta didik untuk setiap mata pelajaran. CP dirancang dengan mengacu
pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi.
TUJUAN MENCAPAI
PENDIDIKAN TUUAN
Untuk mencapai tujuan tersebut,
Tujuan Pendidikan Indonesia adalah
Pemerintah menetapkan
mengembangkan potensi peserta didik
Kerangka Dasar Kurikulum yang
agar menjadi manusia yang beriman terdiri dari Struktur Kurikulum,
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Capaian Pembelajaran, dan
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, Prinsip Pembelajaran dan

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan Asesmen.

menjadi warga negara yang


demokratis serta bertanggung jawab
apa itu capaian
pembelajaran
“Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus
dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari Fase Fondasi pada PAUD.
Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk setiap mata
pelajaran.
Bagi peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual dapat
menggunakan CP pendidikan khusus. Peserta didik berkebutuhan khusus
tanpa hambatan intelektual menggunakan CP reguler dengan menerapkan
prinsip modifikasi kurikulum.”
(lihat: Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 958 tahun 2020 Tentang Capaian Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah)
CP dan strategi mencapai CP menggunakan
Kerangka Kerja Understanding by Design
Understanding by Design merupakan sebuah kerangka kerja dengan fokus
pada proses perencanaan dan struktur yang memandu pengembangan
kurikulum, asesmen, dan instruksi pembelajaran. Proses perencanaan ini
fokus pada dua hal:

Pengajaran dan asesmen untuk membangun pemahaman dan


kemampuan learning transfer (kemampuan mengimplementasikan hasil
belajar dalam sebuah performa otentik)
Merancang kurikulum “Terbalik” (backward), dengan mulai dari tujuan
akhirnya terlebih dulu
CP disusun menggunakan
metode Backward Design
Metode perancangan kurikulum pendidikan ini dimulai dengan
menentukan tujuan akhir yang diinginkan terlebih dahulu sebelum
menentukan kegiatan pembelajaran dan asesmen yang digunakan.
Backward Design melibatkan 3 tahap perencanaan:
Identifikasi hasil yang diinginkan - CP, TP
dan ATP

Apa pembelajaran yang dapat terus


melekat, bernilai, dan bisa diterapkan
dalam kehidupan siswa, jauh setelah ia
lulus mata pelajaran tersebut?
Jika dianalogikan dengan sebuah perjalanan berkendara,
CP memberikan tujuan umum dan ketersediaan waktu untuk
mencapainya (fase).

Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap Dalam mencapai CP, kita perlu
membangun kompetensi untuk
pengemudi memiliki kebebasan untuk
melakukan perjalanan tersebut agar tiba
memilih jalur, cara, dan alat untuk
di tujuan pada waktu yang ditentukan.
menempuh perjalanan tersebut, yang
Setiap satuan pendidikan dipersilakan
disesuaikan dengan titik keberangkatan,
mengatur strategi efektif untuk
kondisi, kemampuan, dan kecepatan
mencapai CP, sesuai dengan kemampuan
masing-masing. dan potensinya.
Garis finish CP ada di akhir kelas 12. Untuk mencapai garis
finish tersebut, pemerintah membuatnya ke dalam 6 etape
yang disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3 tahun.
Penggunaan istilah “fase” dilakukan untuk
membedakannya dengan kelas karena peserta didik di
satu kelas yang sama bisa jadi belajar dalam fase
pembelajaran yang berbeda.
Fase memberikan keleluasaan dan keadilan bagi guru dan siswa untuk
menyesuaikan rancangan pembelajaran dengan tahapan
perkembangan, kemampuan, minat, konteks, dan kecepatan belajar
siswa (Teaching at The Right Level).
Dengan penggunaan Fase, diharapkan siswa akan dapat memiliki waktu
lebih panjang untuk memahami dan mendalami konsep-konsep dan
keterampilan untuk mencapai sebuah kompetensi yang dibangun CP.
CP dirumuskan dalam bentuk Fase, bukan per tahun
CP selalu berpusat pada siswa, bukan pada
ketuntasan materI
Jenjang PAUD Jenjang SMP
Fase Fondasi (TK B) Fase D (Kelas 7-9 SMP)

Jenjang SD Jenjang SMA/SMK


Fase A (Kelas 1-2 SD) Fase E (Kelas 10 SMA)
Fase B (Kelas 3-4 SD) Fase F (Kelas 11-12 SMA)
Fase C (Kelas 5-6 SD)
Bagi peserta didik berkebutuhan khusus, apabila
mengalami hambatan intelegensi dapat menggunakan CP
pendidikan khusus, namun jika tidak mengalami hambatan
intelegensi dapat menggunakan CP reguler dengan
menerapkan prinsip modifikasi kurikulum.

Untuk CP Diksus, penentuan fase CP untuk siswa


berdasarkan pada hasil Asesmen Diagnostik. Sangat
mungkin sekali, di sebuah kelas terdapat perbedaan CP
yang digunakan.
Untuk SLB Capaian Pembelajaran didasarkan pada
usia mental yang ditetapkan berdasarkan hasil
asesmen
Fase A : Pada umumnya
Fase D : Pada umumnya usia
usia mental (≤7 tahun) mental (±9 tahun)

Fase B : Pada umumnya Fase E : Pada umumnya usia


usia mental (±8 tahun) mental (±10 tahun)

Fase C : Pada umumnya Fase F : Pada umumnya usia


mental (±10 tahun)
usia mental (±8 tahun)
Elemen Dalam CP
Setiap CP suatu mata pelajaran memiliki beberapa elemen atau kelompok
kompetensi esensial yang berlaku sama untuk semua fase pada mata
pelajaran tersebut.
Masing-masing elemen tersebut memiliki capaian per fasenya sendiri yang
saling menunjang untuk mencapai pemahaman yang dituju.
Elemen sebuah mata pelajaran mungkin saja sama atau berbeda dengan
mata pelajaran lainnya.ul
Contoh:
Dalam CP PAUD terdapat elemen Nilai Agama dan Budi Pekerti, Jati Diri, dan Dasar-dasar
Literasi dan STEAM
Dalam CP Matematika terdapat elemen Bilangan, Aljabar, Pengukuran, Geometri, dan
Analisis Data dan Peluang.
i
ELEMEN CP
Jika pembelajaran ibarat sebuah
Tentu saja jika perjalanan
perjalanan, diperlukan beberapa
ditempuh dengan menggunakan
kompetensi esensial agar tepat waktu dan
kendaraan umum, berjalan kaki,
selamat mencapai tujuan. Contohnya, jika
ingin melakukan perjalanan dengan cara berlari, bersepeda, atau berlayar,
mengemudikan mobil, ada beberapa elemen Capaian Pembelajarannya
elemen yang perlu dipelajari seperti sangat mungkin berbeda dengan
mengenali bagian dan cara kerja mobil, mengemudikan mobil. Mungkin
mengemudi, keselamatan mengemudi, elemennya lebih sedikit/banyak,
navigasi dan pengendalian emosi. Masing- mungkin mirip atau sama.
masing elemen memiliki capaiannya Elemen setiap mata pelajaran
sendiri yang saling menunjang agar dapat memiliki persamaan atau
seseorang dapat memenuhi CP perbedaan karakteristik satu
mengemudikan mobil. dengan lainnya.
Contoh Capaian Pembelajaran: Seni Rupa

Di akhir fase C, peserta didik mampu menuangkan


pengalamannya melalui visual sebagai ekspresi kreatif secara
rinci, ditandai penguasaan ruang dengan penggunaan garis
horizon dalam karyanya. Diharapkan pada akhir fase ini, proses
kreatif dan kegiatan apresiasi peserta didik telah mencerminkan
penguasaan terhadap bahan, alat, teknik, teknologi dan prosedur
yang mewakili perasaan dan empati peserta didik.
Contoh: Elemen CP mapel Seni Rupa
Contoh: Elemen CP mapel Seni Rupa
Bentuk pemAhaman dalam CP
Prinsip penyusunan CP menggunakan pendekatan konstruktivisme yang membangun
pengetahuan dan berdasarkan pengalaman nyata dan kontekstual. Menurut teori
belajar konstruktivisme (constructivist learning theory), pengetahuan bukanlah
kumpulan atau seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah untuk diingat.

Konsep “Memahami” dalam Capaian Pembelajaran (CP) dalam konstruktivisme


adalah proses membangun pengetahuan melalui pengalaman nyata. Pemahaman
tidak bersifat statis, tetapi berevolusi dan berubah secara konstan sepanjang siswa
mengonstruksikan pengalaman-pengalaman baru yang memodifikasi pemahaman
sebelumnya
Jika mengacu kepada teori konstruktivisme, kemampuan memahami ada di level
paling tinggi, berbeda jika mengacu pada Taksonomi Bloom yang menempatkan
6 aspek pemahaman (Wiggins and Tighe, 2005)
6 facet of understanding; merupakan bentuk-bentuk pemahaman yang digunakan dalam CP. Tidak harus hirar
6 Aspek/Facet Pemahaman merupakan cara untuk mengkonfirmasi
pemahaman siswa atas apa yang telah mereka pelajari dan tidak
hirarkis/bukan merupakan siklus.
Jika siswa melakukan salah satu dari keenam Aspek/Facet Pemahaman
ini (mampu menjelaskan, menginterpretasi,
menerapkan/mengaplikasikan, berempati, memiliki sebuah sudut
pandang, atau memiliki pengenalan diri), berarti mereka telah
mendemonstrasikan sebuah tingkat pemahaman.

6 Aspek/Facet Pemahaman ini merupakan modal untuk menentukan


Tujuan Pembelajaran (TP), menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP),
menentukan asesmen, dan instruksi yang tepat.
Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP
Bahasa Indonesia Fase D elemen Menyimak

Peserta didik memahami


informasi berupa gagasan,
pikiran, pandangan, arahan
atau pesan dari teks deskripsi,
narasi, puisi, eksplanasi dan
eksposisi dari teks visual dan
audiovisual untuk menemukan
makna yang tersurat dan
tersirat.
Elemen setiap mata
pelajaran dapat berbeda
atau sama satu dengan
lainnya, tergantung
karakteristiknya masing-
masing.
Konsep alur tujuan pembelajaran (ATP)

Jika capaian pembelajaran


adalah kompetensi yang Tujuan pembelajaran disusun secara kronologis
berdasarkan urutan pembelajaran dari waktu
diharapkan dapat dicapai ke waktu.
siswa di akhir fase, maka Alur Guru dapat menyusun alur
Tujuan Pembelajaran adalah
rangkaian tujuan pembelajaran
pembelajaran masing-
yang tersusun secara sistematis masing, yang terdiri dari
dan logis di dalam fase rangkaian tujuan
pembelajaran. pembelajaran.
Alur menjadi panduan guru dan Pemerintah akan menyediakan beberapa set
alur pembelajaran yang siap digunakan dan
siswa untuk mencapai capaian membuat panduan untuk penyusunan perangkat
pembelajaran di akhir suatu ajar.
fase.
KONSEP TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran adalah Tujuan pembelajaran disusun secara
deskripsi pencapaian tiga kronologis berdasarkan urutan
aspek kompetensi yakni pembelajaran dari waktu ke waktu yang
menjadi prasyarat menuju capaian
pengetahuan, keterampilan,
pembelajaran.
dan sikap yang diperoleh siswa
Konten (materi yang dipelajari) -> hukum
dalam satu atau lebih kegiatan
Newton
pembelajaran.
Variasi (penggunaan keterampilan
berpikir kreatif, kritis, dan tingkat tinggi) -
> dengan kata-kata sendiri
TUJUAN PEMBELAJARAN
Secara operasional, komponen tujuan pembelajaran dapat memuat tiga aspek berikut
ini:
1. Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan yang dapat didemonstrasikan oleh siswa atau
diaktualisasikan dalam bentuk produk atau kinerja (abstrak dan konkret). ini dibutuhkan
untuk menunjukkan siswa telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran.
2. Konten
Konten adalah ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang diperoleh siswa melalui
pemahaman selama proses pembelajaran di akhir satu unit pembelajaran.
3. Variasi
Variasi adalah sebuah keterampilan berpikir apa saja yang perlu dikuasai siswa untuk
dapat mencapai tujuan pembelajaran. Penggunaan keterampilan berpikir kreatif, kritis,
dan tingkat tinggi, seperti mengevaluasi, menganalisis, memprediksi, menciptakan, dan
lain sebagainya.
TUJUAN PEMBELAJARAN

Contoh: Menjelaskan hukum Newton dengan menggunakan kata-


kata sendiri dan menceritakan fenomena dalam keseharian yang
menggambarkan hukum Newton.
Catatan:
Kompetensi (Kata kerja yang menunjukkan keterampilan/
aksi) -> menjelaskan, menceritakan
Konten (materi yang dipelajari) -> hukum Newton
Variasi (penggunaan keterampilan berpikir kreatif, kritis, dan
tingkat tinggi) -> dengan kata-kata sendiri
Konsep dan komponen modul ajar

Modul ajar merupakan salah satu jenis perangkat ajar.


Satuan pendidikan yang menggunakan modul ajar yang disediakan
pemerintah, maka modul ajar tersebut dapat dipadankan dengan RPP Plus,
karena modulajar tersebut memiliki komponen yang lebih lengkap
dibanding RPP.
Jika satuan pendidikan mengembangkan modul ajar secara mandiri, maka
modul ajar tersebut dapat dipadankan dengan RPP.
Satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai perangkat ajar termasuk
modul ajar atau RPP dengan kelengkapan komponen dan format yang
beragam sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik
Tujuan pengembangan modul ajar
Mengembangkan perangkat ajar yang memandu pendidik
melaksanakan pembelajaran.
Pendidik memiliki kemerdekaan untuk:
memilih atau memodifikasi modul ajar yang sudah
disediakan pemerintah untuk menyesuaikan modul ajar
dengan karakteristik peserta didik, atau
menyusun sendiri modul ajar sesuai dengan
karakteristik peserta didik.
Kriteria yang harus dimiliki modul ajar
adalah:
Esensial: Pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran melalui pengalaman belajar
dan lintas disiplin.
Menarik, bermakna dan menantang: Menumbuhkan minat untuk belajar dan
melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses belajar. Berhubungan dengan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya sehingga tidak terlalu
kompleks, namun juga tidak terlalu mudah untuk tahap usianya.
Relevan dan kontekstual: Berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki sebelumnya, dan sesuai dengan konteks waktu dan tempat peserta didik
berada.
Berkesinambungan: Keterkaitan alur kegiatan pembelajaran sesuai dengan fase
belajar peserta didik.
Komponen modul ajar adalah dasar dalam
penyusunan modul ajar dan untuk kelengkapan
KOMPONEN MODUL persiapan pembelajaran.
Komponen modul ajar bisa ditambahkan sesuai
AJAR dengan mata pelajaran dan kebutuhannya.
Tidak semua komponen berikut wajib tercantum
dalam modul ajar yang dikembangkan oleh
pendidik.

Pendidik di satuan pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangkan


komponen dalam modul ajar sesuai dengan konteks lingkungan dan kebutuhan
belajar peserta didik
KOMPONEN MODUL AJAR
Informasi Umum
Identitas Modul
Informasi tentang modul ajar yang terdiri dari:
Nama penyusun, institusi, dan tahun disusunnya modul
ajar
Jenjang sekolah (SD/SMP/SMA)
Kelas
Alokasi waktu (penentuanya sesuai dengan jam
pelajaran yang berlaku di unit kerja masing-masing)
KOMPONEN MODUL AJAR
Kompetensi Awal
Kompetensi awal adalah pengetahuan dan/atau keterampilan yang perlu dimiliki siswa sebelum
mempelajari topik tertentu.
Profil Pelajar Pancasila
Profil Pelajar Pancasila adalah tujuan akhir dari suatu kegiatan pembelajaran yang berkaitan erat dengan
pembentukan karakter peserta didik.
Profil Pelajar Pancasila dapat tercermin dalam konten dan/atau metode pembelajaran.
Dalam modul pembelajaran, Profil Pelajar Pancasila tidak perlu dicantumkan seluruhnya, tapi dapat dipilih
Profil Pelajar Pancasila yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran.
Enam dimensi Profil Pelajar Pancasila saling berkaitan dan terintegrasi dalam seluruh mata pelajaran. Hal
ini terlihat dengan jelas di dalam:
materi/isi pelajaran
pedagogi dan/atau
kegiatan projek
asesmen
Setiap modul ajarmencakup satu atau beberapa unsur dimensi Profil Pelajar Pancasila yang telah
ditetapkan.
KOMPONEN MODUL AJAR
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana adalah fasilitas dan bahan yang
dibutuhkan untuk menunjang kegiatan pembelajaran.
Sarana artinya alat dan bahan yang digunakan. Prasarana
adalah materi dan sumber bahan ajar lain yang relevan yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Ketersediaan materi sebaiknya mempertimbangkan kebutuhan
peserta didik, baik dengan keterbatasan atau kelebihan.
Teknologi juga termasuk sarana dan prasarana yang perlu
dimanfaatkan untuk pembelajaran yang lebih dalam dan
bermakna.
KOMPONEN MODUL AJAR
Target Peserta Didik
Tiga kelompok target peserta didik adalah:
Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam
mencerna dan memahami materi ajar.
Peserta didik dengan kesulitan belajar seperti gaya belajar yang
terbatas hanya satu gaya(misalnya dengan audio), kesulitan dengan
bahasa dan pemahaman materi ajar, kurang percaya diri, kesulitan
berkonsentrasi jangka panjang, dsb.
Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami
dengan cepat, mampu mencapai keterampilan berfikir aras tinggi
(HOTS), dan mampu memimpin.
KOMPONEN MODUL AJAR

Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah model atau kerangka pembelajaran
yang memberikan gambaran sistematis pelaksanaan
pembelajaran.
Modelnya pun beragam, mulai dari model pembelajaran tatap
muka, pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (PJJ Daring),
pembelajaran jarak jauh luar jaringan (PJJ Luring), dan blended
learning
KOMPONEN MODUL AJAR
KOMPENEN INTI
Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran harus mencerminkan hal-hal penting dari pembelajaran dan
harus bisa diuji dengan berbagai bentuk asesmen sebagai bentuk dari unjuk
pemahaman.
Selain itu, tujuan pembelajaran akan menentukan kegiatan belajar, sumber daya yang
digunakan, kesesuaian dengan keberagaman murid, dan metode asesmen yang
digunakan.
Tujuan pembelajaran pun bisa berbagai bentuk, mulai dari pengetahuan (fakta dan
informasi), prosedural, pemahaman konseptual, pemikiran dan penalaran
keterampilan, dan kolaboratif dan strategi komunikasi.
KOMPONEN MODUL AJAR

Pemahaman Bermakna
Pemahaman bermakna adalah informasi tentang manfaat yang akan didapatkan
peserta didik setelah proses pembelajaran. Manfaat tersebut nantinya dapat
diterapkan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh kalimat pemahaman bermakna: Manusia berorganisasi untuk memecahkan
masalah dan mencapai suatu tujuan
KOMPONEN MODUL AJAR
Pertanyaan Pemantik
Pertanyaan pemantik bertujuan untuk memandu siswa mendapatkan pemahaman
bermakna sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Pertanyaan ini dibuat oleh guru untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan kemampuan
berpikir kritis dalam diri peserta didik.
Misalnya, pada pembelajaran menulis cerpen, guru dapat mengajukan pertanyaan
pemantik sebagai berikut:
Apa yang membuat sebuah cerpen menarik untuk dibaca?
Jika kamu diminta untuk membuat akhir cerita yang berbeda, apa yang akan kamu
usulkan?
KOMPONEN MODUL AJAR

Kegiatan Pembelajaran
Urutan kegiatan pembelajaran inti dalam bentuk langkah-langkah konkret, yang
disertakan opsi/pembelajaran alternatif dan langkah untuk menyesuaikan dengan
kebutuhan belajar siswa.
Langkah kegiatan pembelajaran ditulis secara berurutan sesuai dengan durasi waktu
yang direncanakan, dalam tiga tahap, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup berbasis
metode pembelajaran aktif
KOMPONEN MODUL AJAR

Asesmen
Asesmen digunakan untuk mengukur capaian pembelajaran di akhir kegiatan.
Kriteria pencapaian harus ditentukan dengan jelas sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang ditetapkan.
Ada 3 jenis asesmen:
Asesmen sebelum pembelajaran (diagnostik)
Asesmen selama proses pembelajaran (formatif)
Asesmen pada akhir proses pembelajaran (sumatif) -entuk asesmen yang bisa
dilakukan:
Sikap (Profil Pelajar Pancasila) dapat berupa: observasi, penilaian diri, penilaian teman
sebaya, dan anekdotal.
Performa (presentasi, drama, pameran hasil karya, jurnal, dsb.)
KOMPONEN MODUL AJAR

Pengayaan dan Remedial


Pengayaan adalah kegiatan pembelajaran yang diberikan pada peserta didik dengan
capaian tinggi supaya mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
Saat merancang kegiatan pengayaan, Anda perlu memperhatikan diferensiasi,
contohnya lembar belajar/kegiatan yang berbeda dengan kelas.
Remedial diberikan kepada peserta didik yang membutuhkan bimbingan untuk
memahami materi atau pembelajaran mengulang
KOMPONEN MODUL AJAR

Lampiran
Lembar Kerja Peserta Didik
Lembar kerja siswa ini ditujukan untuk peserta didik (bukan guru) dan dapat
diperbanyak sesuai kebutuhan untuk diberikan kepada peserta didik, termasuk peserta
didik nonreguler.
Bahan Bacaan Guru & Peserta Didik
Glosarium
Daftar Pustaka
Prinsip Dasar
KOMPONEN MODUL AJAR

Glosarium
Glosarium adalah kumpulan istilah-istilah dalam suatu bidang secara alfabetikal lengkap
dengan definisi dan artinya. Biasanya glosarium diperlukan untuk kata atau istilah yang
memerlukan penjelasan lebih mendalam.
KOMPONEN MODUL AJAR

Daftar Pustaka
Daftar pustaka adalah sumber-sumber referensi yang digunakan dalam pengembangan
modul ajar.
Referensi yang dimaksud adalah semua sumber belajar (buku siswa, buku referensi,
majalah, koran, situs internet, lingkungan sekitar, narasumber, dsb.)
KOMPONEN MODUL AJAR

Bahan Bacaan Guru & Peserta Didik


Bahan bacaan guru dan peserta didik bisa digunakan sebagai pemantik sebelum kegiatan
dimulai atau untuk memperdalam pemahaman materi pada saat atau akhir kegiatan
pembelajaran.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai