Anda di halaman 1dari 62

Strategi dan Implemnetasi Layanan Bimbingan dan

Konseling
Capaian dan Tujuan Pembelajaran Modul
Capaian Pembelajaran Modul
Peserta memahami :
1. Profil pelajar pancasila sebagai dasar bagi satuan pendidikan untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling
2. Berbagai strategi implementasi layanan bimbingan dan konseling di satuan pendidikan Peserta
Peserta terampil :
1. Memilih dan menentukan strategi implementasi layanan bimbingan dan konseling dalam Kurikulum
Merdeka
2. Mengembangkan strategi layanan bimbingan dan konseling yang dapat mengakomodasi penelusuran
minat, bakat dan kemampuan peserta didik.
Tujuan Pembelajaran
1. Peserta mampu memahami konsep layanan bimbingan dan
konseling dalam konteks Merdeka Belajar
2. Peserta mampu mengembangkan strategi layanan bimbingan dan
konseling yang ditujukan untuk mengembangkan potensi serta
membantu peserta didik mencapai perkembangan optimal dan
kemandirian secara utuh yang meliputi aspek pribadi, belajar, sosial,
dan karir.
Mulai dari Diri-Ice Breaking (5’)

• Siapkan alat tulis (dapat berupa kertas dan pensil/pulpen/spidol,


telepon genggam, atau laptop)
• Pilihlah sebuah benda yang paling mewakili diri Anda
• Tuliskan nama benda tersebut di bagian tengah atas bidang tulis
Anda (kertas/notes pada telepon genggam/file pada laptop)
Menulis Prosa atau Puisi
• Tulislah sebuah prosa atau puisi mengenai benda pilihan Anda
• Tujuan kegiatan ini adalah memetakan kemampuan menulis prosa atau puisi (diambil dari
CP Bahasa Indonesia Fase D: Peserta didik menyampaikan tulisan berdasarkan fakta,
pengalaman, dan imajinasi secara indah dan menarik dalam bentuk prosa dan puisi
dengan penggunaan kosa kata secara kreatif
• Karya prosa atau puisi tersebut harus terdiri dari minimal 5 kalimat
• Karya prosa atau puisi tersebut menggunakan huruf kapital dan tanda baca yang tepat
• Waktu untuk mengerjakan: 3 menit 12 detik
Berbagi Singkat (10’)

• Apa pengalaman atau


pencerahan yang Anda dapat
dari kegiatan Ice Breaking ini?

• Menurut Anda, apa kaitan


kegiatan Ice Breaking ini
dengan Prinsip Pembelajaran
dan Asesmen?
Debrief Ice Breaking
Kegiatan ice breaking diawali dengan menyebutkan tujuan kegiatan
dan kriteria sukses yang dituju, ketersediaan waktu, dan pilihan
bagi peserta

Kegiatan ice breaking memetakan kemampuan kognitif peserta


(membedakan prosa dan puisi, pengetahuan tentang kalimat,
menggunakan huruf kapital dan tanda baca yang tepat)

Kegiatan ice breaking memetakan sisi non kognitif peserta (pilihan


benda yang mewakili dirinya, bagaimana peserta mempersepsi benda
tersebut, dan keterhubungan emosi peserta dengan karyanya)
Eksplorasi Konsep (60’)

Apa tujuan kita

Belajar?
Untuk siapa saya
Mengajar?
Kita mengajar untuk peserta didik
Pembelajaran dan Asesmen harus:

● Berpusat pada peserta didik


● Melibatkan peserta didik
● Sesuai dengan tingkat kemampuan/perkembangan

peserta didik (teaching at the right level)

● Terdiferensiasi
4 Syarat Pembelajaran dan Asesmen Kurikulum Merdeka
Pendidik perlu memilih untuk:

● Bersedia mengenal, menerima, dan mencintai peserta didik apa


adanya
● Bersedia berpusat pada peserta didik
● Bersedia terus belajar
● Bersedia berkolaborasi dengan peserta didik dan orang tua
Proses Berpikir dalam Merencanakan Pembelajaran dan Asesmen

dan asesmen
Pembelajaran Terdiferensiasi
Strategi yang dapat digunakan agar dapat
mengajar sesuai dengan tahap capaian
belajar atau kemampuan peserta didik
adalah diferensiasi.

Dasar diferensiasi materi pembelajaran


adalah asesmen formatif dalam bentuk
penilaian awal.
Pembelajaran dapat dilakukan
berdasarkan tahapan kemampuan
mayoritas dalam kelas.

Tahapan kemampuan di bawah


mayoritas akan mendapat penguatan
dan tahapan kemampuan di atas
mayoritas akan mendapatkan
tantangan dan pembinaan prestasi
serta dapat dijadikan contoh.
Pembelajaran terdiferensiasi
merupakan strategi guru untuk
membuat peserta didiknya
bergerak semakin mendekati dan
mencapai tujuan dari titik awal
masing-masing dengan
memaksimalkan potensi yang
dimiliki.
A. Memahami Capaian Pembelajaran (CP)
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran
yang harus dicapai peserta didik pada sebuah mata pelajaran dalam di
akhir sebuah fase.
Capaian Pembelajaran (CP) ditetapkan oleh pemerintah dan tidak
dapat diubah.
Kompetensi yang dituju dalam sebuah mata pelajaran, pada Capaian
Pembelajaran (CP) dituliskan dalam bentuk paragraf yang berisi
kesatuan antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Jika dianalogikan dengan sebuah perjalanan berkendara, Capaian Pembelajaran memberikan
tujuan umum dan ketersediaan waktu yang biasanya perlu ditempuh untuk mencapainya (fase).
Jalur tempuh yang akan dilalui dapat ditentukan oleh pengendara. Untuk mencapai tujuan
tersebut, setiap satuan pendidikan memiliki kebebasan untuk memilih jalur, cara, dan alat untuk
menempuh perjalanan tersebut, yang disesuaikan dengan titik keberangkatan, kondisi,
kemampuan, dan kecepatan masing-masing.
Kerangka Kerja Understanding by Design

Menentukan Merancang
Identifikasi hasil
bukti-bukti kegiatan
akhir yang
pemahaman yang pembelajaran
diinginkan
dapat diterima yang tepat
• Seluruh kegiatan • RPP
Rangkaian Asesmen:
pembelajaran & asesmen • Modul Ajar
• Penilaian awal
selalu mengacu pada CP • Bahan Ajar
• Formatif
(terberi) • Modul Projek
• Sumatif
• TP • Buku Panduan
• ATP
B. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
CP masih bersifat sangat umum. Untuk membuatnya menjadi lebih
konkret dan operasional, kita perlu menurunkannya menjadi rumusan
Tujuan Pembelajaran.

Tujuan Pembelajaran (TP) perlu memuat 2 hal:


1. Kompetensi, yaitu kemampuan atau keterampilan yang perlu
ditunjukkan/ didemonstrasikan oleh peserta didik.
2. Lingkup materi, yaitu konten dan konsep utama yang perlu dipahami
pada akhir satu unit pembelajaran.
Taksonomi Bloom yang
dikembangkan
Anderson Krathwohl
(2001)
6 Facet Pemahaman
Wiggins dan McTighe
(2005)
Taksonomi Marzano (2000)
C. Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
Penyusunan Tujuan Pembelajaran Menjadi
Alur Tujuan Pembelajaran

Pengurutan dari Konkret ke Abstrak

Pengurutan dari Mudah ke yang Sulit

Pengurutan Prosedural

Pengurutan Deduktif

Pengurutan Hirarki
Scaffolding
Merancang
Pembelajaran
dan Asesmen
ASESMEN

Asesmen merupakan upaya menggali informasi mengenai kondisi,


hambatan, dan kebutuhan peserta didik melalui pengamatan dan dialog
dengan peserta didik atau dengan individu terkait lainnya (keluarga,
teman, pengasuh, atau guru sebelumnya).

Asesmen bersifat netral dan dapat difungsikan sebagai formatif maupun


sumatif berdasarkan tujuan saat digunakan. Setiap asesmen perlu
memberikan rencana tindak lanjut terdiferensiasi yang dapat diberikan
pada siswa berdasarkan rekomendasi hasil asesmen.
Asesmen FORMatif
Kedua
● Membantu untuk mendapatkan
informasi atau memberikan Asesmen Asesmen SUMatif
umpan balik cepat
● Merupakan bagian
● Di awal pembelajaran : dari proses belajar
memetakan kemampuan awal ● Asesmen yang digunakan untuk
dan kebutuhan belajar peserta ● Merupakan memastikan ketercapaian atau
didik serta agar pendidik dapat kesempatan untuk menyimpulkan ketercapaian
merencanakan pembelajaran menerima dan tujuan pembelajaran capaian di
yang efektif memberikan umpan akhir satu tujuan pembelajaran
balik
● Di tengah pembelajaran ● Contoh : output projek, tugas,
mengecek progres/efektivitas ● Merupakan cara presentasi, wawancara, tes, esai,
pembelajaran untuk mengevaluasi performance, dll.
efektivitas
● Contoh: diskusi terarah, bermain pengajaran dan
peran, permainan, membuat pembelajaran
karangan atau jurnal, observasi,
dll.
Hasil Penelitian tentang Asesmen
• Kemampuan guru untuk memberikan umpan balik berpengaruh pada peningkatan pemahaman dan
kompetensi peserta didik (Marzano, 2006)
• Umpan balik dari asesmen harus informatif menjelaskan kemajuan siswa terhadap tujuan
pembelajaran dan bagaimana mereka dapat meningkatkan kemampuan/pemahamannya mengenai
tujuan pembelajaran
• Umpan balik bersifat netral seperti GPS yang memberi informasi mengenai posisi kita terhadap
tujuan. Maka umpan balik dan seluruh kegiatan asesmen seharusnya mengacu pada Kriteria
Ketercapaian Tujuan Pembelajaran yang digunakan.
• Asesmen harusnya secara alami dilakukan dalam bentuk formatif dan harus sering dilakukan
Umpan Balik (feedback)
Perjalanan belajar dapat diibaratkan seperti menyiapkan sebuah
pertandingan bola (sumatif).

Pendidik bertindak sebagai pelatih/coach yang akan


mempersiapkan segala pengetahuan, keterampilan, dan
membangun sikap yang diperlukan agar pesertanya mampu
bertanding, sesuai dengan kemampuan awal masing-masing
peserta didiknya (formatif).

Caranya adalah dengan memperbanyak latihan dan memberikan


umpan balik yang jujur, spesifik, tepat, dan seketika saat itu juga
ketika peserta didik menunjukkan performanya. Semakin sering
berlatih dan semakin tajam feedback, akan meningkatkan
kemungkinan berhasil/menang.
Tangga
Umpan Balik
(Ladder of
Feedback)
Contoh Rencana Tindak Lanjut Asesmen
Fase Fondasi
Elemen Jati Diri: Keterampilan menggunakan fungsi gerak motorik kasar
Penilaian Awal : Peserta didik diajak bermain yang melibatkan kegiatan melempar dan menangkap benda

Kompetensi yang Belum Mampu Mampu


. diamati

Kemampuan melempar dan Guru mencari tahu mengenai kondisi fisik dan mental Peserta didik akan bermain lempar dan tangkap bola
menangkap benda peserta didik dengan mengamati cara peserta didik dengan guru atau berlatih melemparkan bola dengan
(memainkan bola) memegang bola. tepat ke titik yang ditentukan.
● Jika peserta didik belum mampu memegang dengan
benar, maka peserta didik akan akan berlatih Peserta didik juga dapat berlatih bola keranjang/mini
membawa bola dari titik A ke titik B basket dengan bimbingan guru.
● Jika peserta didik sudah mampu memegang bola
dengan benar, maka ia akan berlatih melempar bola Setelah peserta didik semakin mahir, maka secara
ke titik yang ditentukan (misal ke dinding atau ke bertahap guru akan mengurangi bimbingannya
guru) sehingga anak dapat melakukan lempar dan tangkap
● Jika peserta didik sudah mampu memegang bola bola secara mandiri.
dengan benar dan mampu melempar tepat ke titik
sasaran, maka ia akan berlatih menangkap bola yang
dilemparkan guru dengan perlahan
Contoh Rencana Tindak Lanjut Asesmen
Seni Rupa Fase A
Elemen Menciptakan:Peserta mampu menggunakan bentuk geometris untuk membuat karya seni rupa
Penilaian Awal : Peserta didik diminta menyebutkan dan menggambar bentuk geometris yang disukainya

Kompetensi yang Belum Mampu Mampu


. diamati
Kemampuan mengenali dan Guru mencari tahu mengenai kondisi peserta didik dengan mengamati Peserta didik diajak bermain “Berburu Harta
menyebutkan bentuk laporan hasil belajarnya (jika ada) atau berdialog dengan peserta Karun”,mencari benda berbentuk geometris
geometris didik/orang tua untuk menentukan tindak lanjut yang tepat. sesuai yang disebutkan guru
Misal: peserta didik ditanya apakah pernah mendengar kata “segi tiga”.
Jika belum pernah maka guru akan mengenalkan bentuk segitiga melalui
contoh benda yang ada di sekitar.

Kemampuan menggambar Guru mencari tahu mengenai penyebab peserta didik belum mampu Peserta didik diajak untuk mengembangkan
bentuk geometris menggambar bentuk geometris dengan mengamati atau berdialog dengan gambar bentuk geometris yang telah dibuatnya
peserta didik tersebut. Jika peserta didik memiliki hambatan fisik menjadi gambar yang utuh dan memiliki
misalnya tangan gemetar atau belum dapat memegang pensil dengan makna. Peserta didik diajak untuk
benar, maka ia akan melatih grip-nya terlebih dulu. Jika tidak ada menceritakan makna gambarnya tersebut.
hambatan fisik, ia bisa berlatih membuat bentuk geometris tertentu
berulang-ulang dalam berbagai ukuran.
Contoh Rencana Tindak Lanjut Asesmen
Elemen bilangan Penilaian awal: Peserta didik diajak untuk menghitung
Mata pelajaran matematika, Fase B perkalian melalui gambar yang menunjukkan penjumlahan
Topik: Perkalian Dasar berulang
Tahapan Kemampuan Rencana Tindak Lanjut Hasil Asesmen
Awal

Belum Berkembang Peserta didik yang belum dapat melakukan penjumlahan berulang, maka akan mendapatkan penguatan
pemahaman konsep penjumlahan berulang. Peserta didik mengisi sejumlah wadah atau kantung
dengan benda yang ada di sekitar mereka (misalnya batu, kayu, daun, pensil, ranting, dll). Setiap wadah
harus berisi jumlah benda yang sama . Mereka lalu diminta menjumlahkan benda-benda tersebut.

Mulai Berkembang/ Peserta didik yang sudah mulai dapat menerapkan konsep perkalian melalui penjumlahan berulang,
Berkembang Sesuai akan berlatih dengan menggunakan benda konkret di bawah bimbingan pendidik
Harapan

Berkembang Melampaui Peserta didik yang sudah mulai dapat menerapkan konsep perkalian melalui penjumlahan berulang,
Harapan/ Mahir akan berlatih dengan menggunakan benda konkret secara mandiri
Contoh Rencana Tindak Lanjut Asesmen
Elemen Menulis Penilaian awal:
Mata pelajaran Bahasa Jepang pada fase E Peserta didik diminta menuliskan namanya dalam bahasa Jepang
Tahapan Kemampuan Awal Rencana Tindak Lanjut Hasil Asesmen

Belum berkembang Murid yang belum dapat menulis Kana ,dapat melakukan latihan dengan salah satu cara berikut:
1. Berlatih menulis aksara Kana dengan bantuan buku kotak-kotak/ lembar kerja menebalkan huruf
2. Berlatih menggunakan alat bantu belajar seperti kamus atau aplikasi bahasa di internet. Misalnya, cara menuliskan
kata dengan tepat
3. Menyusun potongan kata (contoh : ka-ru-sa disusun membentuk kata sakura)
Mulai Berkembang/ Murid yang mulai dapat menulis Kana, ia melakukan latihan dengan salah satu cara berikut:
Berkembang Sesuai 1. Berlatih menggunakan alat bantu belajar seperti kamus atau aplikasi bahasa di internet. Misalnya, cara menulis atau
Harapan cara mengingat huruf
2. Berlatih menyusun kalimat acak dengan menggunakan kata dan tata bahasa yang diajarkan
3. Berlatih dikte (peserta didik menulis apa yang didengar)

Berkembang Melampaui Murid yang mulai dapat menulis Kana dengan lancar, dapat melakukan latihan dengan salah satu cara berikut:
Harapan/ Mahir 1. Berlatih menggunakan alat bantu belajar seperti kamus atau aplikasi bahasa di internet. Misalnya, cara menulis
dengan ejaan yang tepat
2. Berlatih menulis kalimat dengan menggunakan kata dan tata bahasa yang diajarkan
3. Diberdayakan sebagai tutor sebaya atau mendapatkan pembinaan prestasi misalnya sebagai tim perwakilan sekolah
untuk lomba
Contoh Rencana Tindak Lanjut Asesmen
Mata pelajaran Matematika untuk Pendidikan Khusus
Sebuah kelas berisi 5 peserta didik penyandang tuna grahita tingkatan SD fase A diminta untuk menuliskan
angka 1-10
Kondisi-kondisi yang mungkin ditemukan Rekomendasi Tindak Lanjut

Peserta didik belum dapat menuliskan angka Guru perlu mencari informasi mengenai penyebab kondisi peserta didik saat itu. Ini dapat
sama sekali dilakukan dengan membaca hasil laporan belajar/terapi sebelumnya (jika ada), mengamati
bagaimana cara peserta didik menulis, atau berdialog dengan orang tua peserta didik.
Peserta didik sudah dapat menuliskan angka Perbedaan penyebab akan menghasilkan tindak lanjut yang berbeda. Berikut beberapa
dengan mengikuti contoh secara perlahan-lahan rencana tindak lanjut yang dapat digunakan:
1. Peserta didik yang belum mampu namun menunjukkan minat mencoba, akan dilatih
menulis dengan mengikuti contoh dari guru secara perlahan.
Peserta didik tidak menunjukkan minat untuk 2. Peserta didik yang sudah dapat menulis dengan mengikuti contoh maka akan dilatih
mengikuti pelajaran atau melakukan suatu menulis angka-angka yang diingat/disukainya secara mandiri
tindakan (menulis) 3. Peserta didik yang tidak menunjukkan minat mengikuti pelajaran, maka guru akan
mengajak dialog dengan kalimat-kalimat pendek untuk menggali perasaan peserta didik
Peserta didik sudah dapat menuliskan angka 1- tersebut. Guru juga disarankan memulai kegiatan dari sesuatu yang disukai/diminati
10 secara mandiri peserta didik tersebut.
4. Peserta yang sudah mampu menulis akan melanjutkan menulis angka hingga 20
Contoh Rencana Tindak Lanjut Asesmen (lanjutan)
Pekan Aksi Nyata Rencana Tindak Lanjut Keterangan

1 Peserta didik dilatih menulis angka Jika peserta didik dapat mengikuti contoh guru, maka 2 X 2 JP
1-10 dengan mengikuti contoh selanjutnya ia akan dilatih untuk menulis secara mandiri (Namun bisa ditambah menjadi 3 atau
guru dengan urutan bilangan yang benar 4 x 2JP jika peserta didik mengalami
kesulitan mengikuti contoh guru)

2 Peserta didik dilatih untuk menulis Jika peserta didik sudah mampu menulis angka 1-10 2 X 2 JP
angka 1-10 secara mandiri dengan secara mandiri dengan urutan bilangan yang benar, maka (Namun bisa ditambah menjadi 3 atau
urutan bilangan yang benar ia akan berlatih untuk membuat bentuk angka dengan 4 x 2JP jika peserta didik perlu waktu
berbagai cara (misalnya menyusun atau membentuk untuk konsisten mengurutkan
angka dengan plastisin atau kertas) bilangan dengan benar)

3 Peserta didik dilatih untuk Jika peserta didik sudah mampu menempel gambar 3 x 2 JP
membuat bentuk angka dengan angka dengan urutan yang tepat, maka ia akan dilatih
cara menyusun atau membentuk untuk menulis, mengurutkan, atau membentuk angka 1-
angka dengan media yang ada 20
(misalnya plastisin atau kertas)

4 Peserta didik dilatih untuk menulis Jika peserta didik sudah mampu menulis angka 1-20 3 x 2 JP
angka 1-20 secara mandiri dengan secara mandiri dengan urutan bilangan yang benar, maka
urutan bilangan yang benar ia akan mempelajari konsep penjumlahan
Teknik asesmen yang dapat diadaptasi
Teknik asesmen yang dapat diadaptasi
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen
Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan menganalisis hasil asesmen secara kuantitatif dan/atau
kualitatif
Hasil asesmen untuk setiap Tujuan Pembelajaran diperoleh melalui data kualitatif (hasil pengamatan atau rubrik)
maupun data kuantitatif (berupa angka). Data-data ini diperoleh dengan membandingkan pencapaian hasil
belajar peserta didik dengan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran, baik pada capaian pembelajaran di
akhir fase, maupun tujuan-tujuan pembelajaran turunannya. Untuk menyimpulkan hasil belajar peserta didik,
pendidik dapat menggunakan berbagai teknik dan instrumen di luar tes tertulis.
Beberapa pendekatan untuk menentukan ketercapaian TP
(1) menggunakan deskripsi sehingga apabila peserta didik tidak mencapai kriteria tersebut maka dianggap belum
mencapai tujuan pembelajaran
(2) menggunakan rubrik yang dapat mengidentifikasi sejauh mana peserta didik mencapai tujuan pembelajaran
(3) menggunakan skala atau interval nilai, atau pendekatan lainnya sesuai dengan kebutuhan dan kesiapan
pendidik dalam mengembangkannya
Satuan pendidikan memiliki
keleluasaan untuk menentukan teknik
pengolahan nilai dan format rapor
yang akan digunakan.

Penting ditekankan adalah


pembelajaran bertujuan mencapai
pemahaman dan penguasaan
kompetensi, bukan hanya untuk
mendapatkan nilai.

Satuan pendidikan juga tidak perlu


menentukan kriteria dan mekanisme
kenaikan kelas karena kenaikan kelas
dilaksanakan secara otomatis (lihat
Panduan Pembelajaran dan Asesmen
hal.61)
Ruang Kolaborasi (30’+15’)

• Bersama dengan kelompok Anda, pilihlah satu Tujuan Pembelajaran dari mata pelajaran pada
fase yang Anda ampu.
• Rancanglah sebuah kegiatan penilaian awal untuk tujuan pembelajaran tersebut
• Sertakan rencana tindak lanjut hasil penilaian awal tersebut untuk 2 atau 3 skenario
kemampuan awal (mulai berkembang, berkembang sesuai harapan, dan berkembang
melampaui harapan). Waktunya 30 menit.
• Anda dapat mengembangkan format yang sesuai dengan kebutuhan anda dengan mengacu pada
contoh yang telah disampaikan.
• Kembangkanlah tindak lanjut yang mendorong kemampuan berpikir aras tinggi (HoTS) dan
melibatkan pengalaman nyata.
Contoh Format Rencana Tindak Lanjut
Mata Pelajaran/Fase
Elemen
Capaian Pembelajaran Elemen
Tujuan Pembelajaran
Kriteria Ketercapaian Tujuan
Pembelajaran (minimal 2)
Penilaian Awal
Rencana Tindak Lanjut Hasil
Asesmen
Presentasi Kelompok (15’)
• Setiap kelompok memiliki waktu presentasi 5 menit termasuk tanya
jawab
• Peserta lain memiliki waktu semenit untuk memberikan umpan
balik atau pertanyaan bagi presenter
• Narasumber hanya memberikan umpan balik berupa penguatan
atau saran setelah presentasi berakhir
Refleksi Terbimbing (30’)
Asesmen Diri (Self Assessment)

Tuliskan di kolom chat bagaimana diri anda selama ini menerapkan prinsip pembelajaran dan
asesmen dalam pembelajaran

• 3 hal yang menurut saya sudah baik dari diri saya dalam menerapkan prinsip pembelajaran
dan asesmen
• 2 hal yang ingin saya perbaiki dan kembangkan dari diri saya dalam menerapkan prinsip
pembelajaran dan asesmen
• 1 hal baru yang komit saya lakukan untuk menerapkan prinsip pembelajaran dan asesmen
Sesi 2
Modul Pembelajaran dan Asesmen
Penyegaran Materi Sesi 1
• Silakan pilih satu angka antara 1-15,
tuliskan angka tersebut di kolom chat

• Lihat pertanyaan di bawah angka


tersebut pada tabel yang ditayangkan

• Jawab pertanyaan yang ada di bawah


angka pilihan anda dalam waktu
maksimal 1 menit (mohon menjawab
dengan spontan, lugas, cepat, dan jelas)
1 2 3 4 5.

Apa satu hal yang ingin Siapa guru yang paling Apa pelajaran yang Apa pelajaran yang Apa 3 nilai/value hidup
saya ubah dari cara berkesan bagi saya dan paling saya sukai selama paling sulit bagi saya saya yang ingin saya
mengajar saya? mengapa? sekolah dan mengapa? selama sekolah? teruskan pada anak dan
murid-murid saya?

6 7 8 9 10

Apa pengalaman Apa pengalaman Siapa murid yang paling Apa hal terbesar yang Apa satu hal yang saya
mengajar saya yang mengajar saya yang berkesan bagi saya dan saya dapatkan dari sesi 1 komit berlatih untuk
paling berhasil? paling berkesan? mengapa? kemarin? menerapkan prinsip
pembelajaran dan
asesmen?
11 12 13 14 15

Apa yang menahan Apa/siapa yang Apa satu perubahan Apa satu keterampilan Tiga kata sifat yang
langkah saya untuk membuat semangat saya sikap/pemikiran terbesar baru yang saya peroleh menggambarkan diri saya
menerapkan prinsip menggebu dan membuat saya dalam 3 bulan dalam sebulan terakhir sebagai seorang pendidik
pembelajaran dan langkah saya maju? terakhir ini? ini? profesional adalah….
asesmen?
Demonstrasi Kontekstual (45’)
Presentasi/Diskusi (40’)
● Silakan berdiskusi atau mempresentasikan gagasan anda untuk menanggapi
video tersebut dalam waktu 40 menit. Pastikan semua peserta mendapatkan
giliran berpendapat
● Gunakan waktu secara efektif
● Presentasi dapat dilakukan secara kelompok besar bersama seluruh kelas atau
bersama kelompok kecil dalam break out rooms
● Presentasi dapat disajikan dalam bentuk slide, poster, atau hanya secara lisan.
Elaborasi Pemahaman (45’)
Rencana Aksi Nyata (30’)
Buatlah sebuah rencana aksi nyata berupa 1 tindakan nyata yang komit dilakukan selama 5 hari kerja untuk berlatih
menerapkan prinsip pembelajaran dan asesmen. Anda dapat memilih peran sebagai guru/kepala sekolah/pengawas/ FSP.
Berikut adalah contoh rencana aksi nyata untuk FSP:
Rencana Aksi Nyata Waktu Strategi yang akan Keterangan
Pelaksanaan digunakan
Melakukan penilaian awal Senin, 10 Juli 2023 Permainan satu kata untuk Peserta akan diminta menuliskan satu kata yang terlintas saat mendengar
pemahaman Kurikulum mengajak peserta melihat sebuah kata yang diucapkan FSP. Fasilitator akan menindak lanjuti dengan
Merdeka para peserta mindset masing-masing diskusi dan penguatan pemahaman
pelatihan mengenai perubahan

Merancang rencana tindak Selasa, 11 Juli 2023 Grouping dan diferensiasi Peserta dibagi dalam kelompok dengan jumlah sama. Setiap kelompok
lanjut berdasarkan hasil memiliki peserta yang menunjukkan antusiasme tinggi dan mampu
penilaian awal menggerakkan.
Jika mayoritas peserta antusias dan memahami materi, maka pelatihan
dilanjutkan dengan menggunakan metode yang telah digunakan.
Jika peserta lesu dan kesulitan memahami materi, fasilitator mengubah
metode dengan memperbanyak kegiatan praktik dan menggugah emosi
peserta
“Practice makes perfect. Be mindful and be careful of
what we practice.”
“Latihan menyempurnakan. Sadari dan berhati-hatilah
dengan apa yang kita latih”

Terima kasih telah memilih untuk terus berlatih


menerapkan pembelajaran dan asesmen yang berpusat
pada peserta didik

Anda mungkin juga menyukai