Abstrak: Permasalahan dalam penelitian adalah Berdasarkan konteks penelitian, fokus penelitian dalam
penelitian ini adalah bagaimana penerapan kurikulum merdeka pada Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di kelas X SMA Negeri 13 Ambon dan bagaimana problematika guru pendidikan Agama Islam di
kelas X SMA Negeri 13 Ambon dalam penerapan kurikulum merdeka dan solusinya. Tipe penelitian ini
adalah penelitian lapangan (field research) dengan analisis deskriptif kualitatif. Adapun lokasi penelitian
berada di SMA Negeri 13 Ambon. Waktu penelitian dilakukan dari tanggal 01 Nopember sampai dengan 01
Desember 2023. Analisis data diperoleh melalui wawancara dan dokumentasi, kemudian data
dianalisis menggunakan tahap reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa; 1. Penerapan kurikulum merdeka dilaksanakan berdasarkan bentuk struktur
kurikulum merdeka yang terdiri atas kegiatan intrakulikuler, projek penguatan profil pelajar pancasila dan
ekstrakulikuler. Penerapan projek penguatan profil pelajar pancasila dilaksanakan tiga kali dalam satu
tahun dengan mengangkat tiga tema yang telah ditetapkan oleh pemerintah, tema satu dilaksanakan setelah
Penilaian Akhir Semesetr (PAS) ganjil, kemudian projek dua dilaksanakan setelah Penilaian Tengah
Semester (PTS) semester genap, dan projek tiga dilaksanakan setelah Penilaian Akhir Semester (PAS)
semester genap. Dan kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan seminggu sekali diakhir pekan. Sedangkan
penerapan intrakulikuler diterapkan dengan pelaksanaan pembelajaran pendidikan Agama Islam yang
dilakukan secara tatap muka yang mulai dilaksanakan pada Tahun Ajaran 2022/2023, pelaksanaan
dilakukan dengan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. 2. Problematika guru
Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 13 Ambon yaitu kurangnya pemahaman guru pendidikan Agama
Islam terhadap konsep kurikulum merdeka, kesulitan dalam menyusun modul ajar yang diberikan
pemerintah dimodifikasi sesuai dengan karakteristik peserta didik, serta pada saat menganalisis capaian
pembelajaran serta menyusun alur tujuan pembelajaran. Adapun solusi yang dilakukan guru Pendidikan
Agama Islam untuk mengatasi problematika di kelas X SMA Negeri 13 Ambon yaitu dengan mengikuti
sosialisasi dan pelatihan yang diadakan oleh pihak sekolah maupun dinas pendidikan, Mengikuti
pertemuan Musyawarah Guru Mata Pelajaran dan kegitan sosialisasi lainnya untuk menunjang
terlaksananya efektivitas pembelajaran dengan penerapan kurikulum merdeka.
Kata Kunci: Problematika, Guru PAI, Kurikulum Merdeka, Pendidikan Agama Islam.
Abstract: The problem in the research is Based on the research context, the research focus in this study is
how to apply the independent curriculum in Islamic Religious Education Learning in class. This type of
research is field research with qualitative descriptive analysis. The research location is at SMA Negeri 13
Ambon. The research time was carried out from Nopember 1 to Desember 1 2023. Data analysis was
obtained through interviews and documentation, then the data was analyzed using the data reduction stage,
data presentation and conclusion drawing. The research results show that; 1. The implementation of the
independent curriculum is carried out based on the structure of the independent curriculum which consists
of intracurricular activities, projects to strengthen the Pancasila profile and extracurriculars. The
implementation of the project to strengthen the Pancasila profile is carried out three times a year with three
themes set by the government, theme one is carried out after the odd Semester Final Assessment, then
project two is carried out after the even semester Mid-Semester Assessment, and project three carried out
after the even Semester Final Assessment. And extracurricular activities are held once a week at the
weekend. Meanwhile, intracurricular implementation is implemented by implementing face-to-face
Islamic religious education learning which will begin to be implemented in the 2022/2023 academic year,
1
Peneliti, 2Pembimbing &3Pembimbing
2
3
1
JSI: Jurnal Studi Islam, Vol. Nomor : Juni 2024
implementation is carried out with preliminary activities, core activities and closing activities. 2. Problems
with Islamic religious education teachers at SMA Negeri 13 Ambon, namely the lack of understanding of
Islamic religious education teachers regarding the concept of an independent curriculum, difficulties in
compiling teaching modules provided by the government that are modified according to the characteristics
of students, as well as when analyzing learning outcomes and developing a flow of learning objectives. .
The solution used by Islamic Religious Education teachers to overcome problems at SMA Negeri 13
Ambon is by participating in socialization and training held by the school and the education department,
attending Subject Teacher Deliberation, meetings and other socialization activities to support the
implementation of effective learning by implementing the independent curriculum.
Keywords: Problems, Islamic Education Teachers, Independent Curriculum, Islamic Religious Education.
1. PENDAHULUAN
Kurikulum merupakan bagian terpenting dalam pendidikan. Kurikulum
merupakan bagian dari suatu sistem pengelolaan yang menyangkut perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran yang dijadikann pedoman atau panduan bagi guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran, atau dengan kata lain kurikulum merupakan suatu
program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang
diprogramkan, direncanakan dan dirancangkan secara sistematik untuk dijadikan sebagai
pedoman dalam proses pembelajaraan bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk
mencapai tujuan pembelajaran.4
Kurikulum merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakulikuler
yang beragam di mana materi yang dibuat lebih optimal agar peserta didik memiliki
waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Hakikat yang ada di
dalamnya yaitu terdapat kebebasan antara guru dan peserta didik dalam menciptakan
proses pembelajaran yang bermakna.5 Kurikulum merdeka juga bertujuan untuk
membentuk generasi yang mampu memahami materi dengan cepat, serta memberikan
ruang kepada peserta didik untuk dapat mengungkapkan kreasinya dalam bidang yang
disukai. Penerapan kurikulum merdeka didukung berdasarkan surat keputusan menteri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 56 tahun
2022 tentang pedoman penerapan kurikulum merdeka. Landasan hukum ini menjadi
acuan dalam menerapkan kurikulum merdeka bagi setiap lembaga pendidikan.6
Kurikulum merdeka belajar suatu kebijakan yang dirancang oleh pemerintah
untuk membuat sebuah lompatan besar dalam aspek kualitas pendidikan agar
4
Fauzan, Kurikulum Pembelajaran /Tangerang: Gp Press, 2017, hlm. 62
5
Ika Farhana, Merdekakan Pikiran Dengan Kurikulum Merdeka Memahami Konsep Hingga
Penulisan Praktik Baik Pembelajaran Di Kelas/ Bogor : Lindan Bestari, 2022, hlm. 2
6
Keputusan Menteri No 262/M/2022 Perubahan Atas Keputusan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor 56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam
Rangka Pemulihan Pembelajaran.
2
JSI: Jurnal Studi Islam, Vol. Nomor : Juni 2024
menghasilkan peserta didik dan lulusan yang unggul dalam menghadapi tantangan masa
depan yang kompleks. Inti dari Merdeka Belajar ialah kemerdekaan berpikir bagi
pendidik dan peserta didik. Merdeka belajar mendorong terbentuknya karakter jiwa
merdeka di mana pendidik dan peserta didik dapat secara leluasa dan menyenangkan
mengeksplorasi pengetahuan, sikap dan keterampilan dari lingkungan. 7 Dalam
kurikulum merdeka belajar membebaskan guru agar dapat menciptakan pembelajaran
yang mendidik dan menyenangkan. Kompetensi pedagogis saat ini juga menuntut guru
untuk mampu memodelkan dan melaksanakan proses pembelajaran.
Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga
pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan
berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak
diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat
pada konten mata pelajaran.8 Olehnya itu, guru sebagai aktor utama dalam dunia
pendidikan yang harus selalu siap dengan segala perubahan kebijakan yang terjadi
didalam ranah pendidikan. Dengan adannya perubahan kurikulum para pendidik juga
telah dihadapkan dengan berbagai tantangan di mana pendidik di tuntut tidak hanya
menguasai bidang ilmu, bahan ajar, metode belajar, tetapi juga keterampilan yang tinggi
dan pemahaman yang luas tentang dunia pendidikan. Pendidik merupakan salah satu
faktor penting bahkan bisa di sebut sebagai tokoh perubahan yang harus dapat
mewujudkan konsep dari kurikulum merdeka. Dalam menerapkan kurikulum merdeka
sangat di tentukan oleh pendidik sehingga pendidik harus keluar dari zona nyaman dan
mengubah paradigma dari pembelajaran monoton menjadi pembelajaran yang lebih aktif
karena tujuan kegiatan pembelajaran adalah untuk membentuk karakter peserta didik.
SMA Negeri 13 Ambon merupakan salah satu sekolah yang menerapkan
kurikulum merdeka sejak Tahun Pelajaran 2022 / 2023, akan tetapi tidak untuk semua
jenjang hanya saja di terapkan di kelas X, hal ini di karenakan kelas XI dan XII masih
melanjutkan kurikulum sebelumnya yakni kurikulum 2013, namun Tahun Pelajaran
7
Daga, A. T. (2021). Makna Merdeka Belajar dan Penguatan Peran Guru di Sekolah Dasar. Jurnal
Educatio FKIP UNMA, 7(3), 1075–1090. https://doi.org/ 10.31949/ educatio. v7i3.1279. Diakses 30
September 2023.
8
Kemendikbudristek. (2022). Buku Saku: Tanya Jawab Kurikulum Merdeka. Kemendikbudristek,
9–46. ult.kemdikbud.go.id. Diakses 30 September 2023.
3
JSI: Jurnal Studi Islam, Vol. Nomor : Juni 2024
2. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif
yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,
faktual, akurat mengenai sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. 9
Dengan pendekatan ini diharapkan akan diperoleh sebuah gambaran yang obyektif
mengenai analisis problematika guru pendidikan agama islam dalam menerapkan
kurikulum merdeka pada pembelajaran pendidikan agama Islam di SMA Negeri 13
Ambon.
a. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi SMAN 13 Ambon beralamat di Jl. Jend. Sudirman, Pandan
Kasturi, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Provinsi Maluku dengan Kode Pos 97128.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan selama 1 (satu) bulan dimulai dari tanggal 15 Oktober
sampai dengan tanggal 15 November 2023.
9
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitati,f dan R & D
(Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 15.
4
JSI: Jurnal Studi Islam, Vol. Nomor : Juni 2024
Sumber data merupakan hal yang berhubungan dengan dari mana data tersebut
diperoleh. Sumber data penelitian dapat berupa orang, benda, dokumen atau proses suatu
kegiatan, dan lain-lain.10 Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah:
1. Sumber data primer yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah,
wakasek kurikulum dan guru PAI kelas X SMA Negeri 13 Ambon.
2. Sumber data sekunder yakni data yang diperoleh melalui bahan kepustakaan. 11 Dari
tersebut diperoleh dari literatur-literatur penunjang seperti buku-buku, artikel, jurnal,
tulisan blog internet, dokumen-dokumen penting, laporan hasil penelitian, pendapat
para ahli, makalah dan sebagainya dan sumber-sumber terpecaya lainnya.
Prosedur yang digunakan untuk memperoleh data dilapangan dalam penelitian
yaitu:
1. Observasi atau pengamatan yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan
mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki. 12 Yaitu
peneliti akan mengobservasikan yang berkaitan dengan analisis problematika guru
pendidikan agama islam dalam menerapkan kurikulum merdeka pada pembelajaran
pendidikan agama Islam di SMA Negeri 13 Ambon.
2. Wawancara, metode ini digunakan agar mengetahui dan mendapatkan informasi
secara langsung dari para subjek yang dijadikan informan saat penelitian berlangsung
di lokasi penelitian dalam hal ini guru PAI kelas X SMA Negeri 13 Ambon.
3. Dokumentasi, yaitu suatu metode pengumpulan data dengan jalan mencatat secara
langsung dokumen yang terdapat pada lokasi penelitian berupa; data (fakta yang
tertulis), peta, foto, persuratan, maupun data-data yang dianggap penting dan lain
sebagainya.
Dalam penelitian kualitatif analisis data tidak dinantikan sampai semua data
terkumpul, tetapi dilakukan secara berangsur selesai mendapatkan sekumpulan data dari
wawancara, observasi dan dokumen.13 Berdasarkan langkah-langkah penelitian di atas,
maka dapat diuraikan sebagai berikut:
10
Ibid., h. 45.
11
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum, Jurumetri dan Sosial, (Ghalia
Indonesia: Jakarta, 2012), h. 52-53.
12
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2015), h. 220.
13
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitati,f dan R & D, hal.
243.
5
JSI: Jurnal Studi Islam, Vol. Nomor : Juni 2024
a. Hasil Penelitian
Adapun uraian dari pokok dalam rumusan masalah yang dibahas dalam
penelitian diantaranya:
1). Penerapan Kurikulum Merdeka Pada Pembelajaran PAI di Kelas X SMA
Negeri 13 Ambon
6
JSI: Jurnal Studi Islam, Vol. Nomor : Juni 2024
14
Didi Karsidi, Kepala SMA Negeri 13 Ambon, “wawancara” 6 November 2023.
15
Ratna Tutupoho, Wakasek Kurikulum SMA Negeri 13 Ambon, “wawancara”
6 November 2023.
16
Magdalena Y. Tentua, Sekretaris Bidang Kesiswaan SMA Negeri 13 Ambon, “wawancara” 6
November 2023.
17
Wing Ch. Izaac, Wakasek Bidang Sarana SMA Negeri 13 Ambon, “wawancara”
7 November 2023.
18
Jolanda Koda, Wakasek Humas SMA Negeri 13 Ambon, “wawancara” 7 November 2023.
19
Fatma Patty, Guru PAI SMA Negeri 13 Ambon, “wawancara” 8 November 2023.
20
Wa Muhisa, Guru PAI SMA Negeri 13 Ambon, “wawancara” 8 November 2023.
21
Wahyudin, Guru PAI SMA Negeri 13 Ambon, “wawancara” 9 November 2023.
22
Saludin, Guru PAI SMA Negeri 13 Ambon,‘wawancara” 9 November 2023.
7
JSI: Jurnal Studi Islam, Vol. Nomor : Juni 2024
merdeka saat ini sudah semakin memahami tujuan dari kurikulum merdeka ini.
Meskipun diawal masih banyak yang belum memahami tetapi semakin kesini
semakin banyak yang paham apa tujuan kurikulum merdeka ini. 24 Menurut
Magdalena Y. Tentua: terwujudnya peserta didik yang cerdas, unggul inovatif,
berkarakter Indonesia, berdaya saing dan memiliki semangat belajar
nasionalisme, sehingga peserta didik dapat berkembang secara mandiri 25 Menurut
Wing Ch. Izaac: Menurut saya, sebagai guru dengan menggunakan kurikulum
merdeka yang menggantikan kurikulum 2013 mungkin dengan tujuan merevisi
dan mengganti kurikulum 2013 karena sudah tidak relevansi dengan
perkembangan zaman.26 Menurut Jolanda Koda: kurikulum merdeka merupakan
kurikulum yang memberikan kemerdekaan atau kebebasan anak untuk memilih
gaya belajarnya sendiri sesuai potensinya.27 Menurut Fatma Patty: Kurikulum
merdeka memberikan ruang yang seluas-luasnya untuk mengekspresikan
kompetensi kepada peserta didik tanpa merasa tertekan dengan cara-cara belajar
klasik namun realitanya tidak akan terwujud tanpa ada pendamping dari guru.
Demikian halnya terhadap guru dan masih tetap ada trik-trik yang mampu
dilakukan guna tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan pada kurikulum
merdeka belajar28. Menurut Wa Muhisa: Pada kurikulum merdeka, guru lebih
inovatif dalam mengembangkan KBM nya, dan tentunya tetap mengacu pada
materi esensial dan pengembangan karakter, kompetisi peserta didik 29 Menurut
Wahyudin: kurikulum merdeka sangat baik diterapkan sesuai kebutuhan
perkembangan zaman yang memanfaatkan teknologi informasi 30 Dan menurut
Saludin menuturkan bahwa: kurikulum merdeka lebih berbasis kepada siswa,
pembelajaran lebih menyenangkan31
23
Didi Karsidi, Kepala SMA Negeri 13 Ambon, “wawancara” 6 November 2023.
24
Ratna Tutupoho, Wakasek Kurikulum SMA Negeri 13 Ambon, “wawancara”
6 November 2023.
25
Magdalena Y. Tentua, Sekretaris Bidang Kesiswaan SMA Negeri 13 Ambon, “wawancara” 6
November 2023.
26
Wing Ch. Izaac, Wakasek Bidang Sarana SMA Negeri 13 Ambon, “wawancara”
7 November 2023.
27
Jolanda Koda, Wakasek Humas SMA Negeri 13 Ambon, “wawancara” 7 November 2023.
28
Fatma Patty, Guru PAI SMA Negeri 13 Ambon, “wawancara” 8 November 2023.
29
Wa Muhisa, Guru PAI SMA Negeri 13 Ambon, “wawancara” 8November 2023.
30
Wahyudin, Guru PAI SMA Negeri 13 Ambon, “wawancara” 9 November 2023.
31
Saludin, Guru PAI SMA Negeri 13 Ambon, “wawancara” 9 November 2023.
8
JSI: Jurnal Studi Islam, Vol. Nomor : Juni 2024
32
Didi Karsidi, Kepala SMA Negeri 13 Ambon, “wawancara” 6 November 2023.
33
Ratna Tutupoho, Wakasek Kurikulum SMA Negeri 13 Ambon, “wawancara”
6 November 2023.
34
Magdalena Y. Tentua, Sekretaris Bidang Kesiswaan SMA Negeri 13 Ambon, “wawancara” 6
November 2023.
35
Wing Ch. Izaac, Wakasek Bidang Sarana SMA Negeri 13 Ambon, “wawancara”
7 November 2023.
36
Jolanda Koda, Wakasek Humas SMA Negeri 13 Ambon, “wawancara” 7 November 2023.
37
Fatma Patty, Guru PAI SMA Negeri 13 Ambon, “wawancara” 8 November 2023.
38
Wa Muhisa, Guru PAI SMA Negeri 13 Ambon, “wawancara” 8 November 2023.
39
Wahyudin, Guru PAI SMA Negeri 13 Ambon, “wawancara” 9 November 2023.
40
Saludin, Guru PAI SMA Negeri 13 Ambon, “wawancara” 9 November 2023.
9
JSI: Jurnal Studi Islam, Vol. Nomor : Juni 2024
41
Didi Karsidi, Kepala SMA Negeri 13 Ambon, “wawancara” 6 November 2023.
42
Ratna Tutupoho, Wakasek Kurikulum SMA Negeri 13 Ambon, “wawancara”
6 November 2023.
43
Magdalena Y. Tentua, Sekretaris Bidang Kesiswaan SMA Negeri 13 Ambon, “wawancara” 6
November 2023.
44
Wing Ch. Izaac, Wakasek Bidang Sarana SMA Negeri 13 Ambon, “wawancara”
7 November 2023.
45
Jolanda Koda, Wakasek Humas SMA Negeri 13 Ambon, “wawancara” 7 November 2023.
46
Fatma Patty, Guru PAI SMA Negeri 13 Ambon, “wawancara” 8 November 2023.
47
Wa Muhisa, Guru PAI SMA Negeri 13 Ambon, “wawancara” 8November 2023.
48
Wahyudin, Guru PAI SMA Negeri 13 Ambon, “wawancara” 9 November 2023.
49
Saludin, Guru PAI SMA Negeri 13 Ambon, “wawancara” 9 November 2023.
10
JSI: Jurnal Studi Islam, Vol. Nomor : Juni 2024
11
JSI: Jurnal Studi Islam, Vol. Nomor : Juni 2024
12
JSI: Jurnal Studi Islam, Vol. Nomor : Juni 2024
3. keterbatasan infokus sehingga materi PPT yang sudah disiapkan yang harus
ditampilkan pada akhirnya tidak dapat ditampilkan, dan 4. banyak tugas
tambahan yang diberikan sehingga perlu waktu untuk mendesain pembelajaran
yang lebih kreatif dan inovatif.66
13
JSI: Jurnal Studi Islam, Vol. Nomor : Juni 2024
b. Pembahasan
Adapun temuan yang peneliti peroleh selama meneliti tentang Problematika guru
Pendidikan Agama Islam dalam menerapkan kurikulum merdeka di SMA Negeri 13
Ambon adalah sebagai berikut:
14
JSI: Jurnal Studi Islam, Vol. Nomor : Juni 2024
dan prasarana, kemudian berdo’a sebelum belajar, mengecek kehadiran peserta didik,
memberikan apersepsi dengan mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan
dengan materi sebelumnya, serta memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai oleh peserta didik.76
Selanjutnya pada kegiatan penutup guru menunjuk beberapa peserta didik untuk
menyampaikan kesimpulan dan mereview materi yang telah dipelajari. Hal tersebut
selaras dengan teorinya M. Sobry kegiatan penutup kegiatan akhir guru melakukan
evaluasi, pengukuran, penilaian, atau hasil dari proses pembelajaran. Dalam kurikulum
merdeka ini peserta didik diberikan kebebasan dalam pembelajaran sehingga mereka
bebas dalam bentuk penilainnya, bentuk penugasan dalam kurikulum merdeka seperti
protofolio, penugasan, praktik, projek dan tes tertulis. Tugas disesuaikan dengan
kemampuan dan kebutuhan peserta didik sehingga hasil penilaian terhadap masing-
masing peserta didik tidak harus sama tetapi tetap dalam ligkup materi.77
Di akhir pembahasan penerapan kurikulum merdeka pada pembelajaran
pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 13 Ambon, peneliti tekankan kembali
berdasarkan kombinasi dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi, serta
beberapa teori dari beberapa tokoh, berhasil untuk menjawab fokus penelitian ini bahwa
penerapan kurikulum merdeka berdasarkan struktur kurikulum merdeka yaitu
intrakurikuler, penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Lebih detailnya
penerapan intrakurikuler meliputi kegiatan pendahuluan, inti, penutup, sedangkan
penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dilaksanakan 3 tema dalam setahun.
Projek satu dilakukan setelah Penilaian Akhir Semester (PAS) semester ganjil, kemudian
projek 2 dilaksanakan pada pertengahan semester genap yaitu setelah Penilaian Tengah
Semester (PTS), dan projek 3 dilakukan setelah Penilaian Akhir Semester (PAS)
semester genap.
76
Annisa Melani, “Impelemntasi Kurikulum Merdeka Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di
SMP Negeri 16 Padang,”Jurnal Of Education And Humanities, No. 2 /July 2023, hlm. 27
77
Annisa Melani,Erizal Gani, “Implementasi Kurikulum Merdeka Dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia Di SMP Negeri 16 Padang,”Jurnal Education And Humanities, No.1 /Juli 2023, hlm. 28
15
JSI: Jurnal Studi Islam, Vol. Nomor : Juni 2024
78
Shinta Sri Pillawaty, Nurul Firdaus, “Problematika Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Mengimplementasikan Kurikulum Merdeka,”Jurnal Prosiding Ilmu Kependidikan Uinida Gontor, No. 1
/2023,hlm. 386
79
Hendra Susanti, Fahriati, “Problematika Implementasi Kurikulum Merdeka Di SMP Negeri 5
Padang Panjang,”Jurnal Keislaman Dan Ilmu Pendidikan, No. 1 /Januari 2023, hlm. 60
16
JSI: Jurnal Studi Islam, Vol. Nomor : Juni 2024
dimaksud disini bukan modul sebagai bahan atau perangkat belajar melainkan sebagai
perencanaan pembelajaran Kurikulum Merdeka.
Diakhir penjelasan mengenai problematika yang dihadapi oleh guru pendidikan
Agama Islam Kelas X di SMA Negeri 13 Ambon, peneliti tekankan kembali
berdasarkan kombinasi dari hasil penelitian yang meliputi wawancara, observasi dan
dokumentasi, serta beberapa persilangan teori dari beberapa tokoh, berhasil untuk
menjawab fokus penelitian bahwa problematika guru pendidikan Agama Islam Kelas X
di SMA Negeri 13 Ambon kurangnya guru dalam memahami konsep kurikulum
merdeka disebabkan oleh kurangnya pelatihan dan sosialisasi yang dilakukan oleh pihak
pemerintah sehingga menyebabkan penerapan kurikulum merdeka menjadi kurang
maksimal dan berdampak pada proses pembelajaran, sedangkan permasalahan guru
dalam membuat Modul Ajar serta mengalisa Capaian Pembelajaran disebabkan dalam
menyusun Capaian Pembelajaran harus benar-benar teliti karena di buat per fase.
Adapun solusi yang dilakukan guru PAI untuk mengatasi problematika dalam
kurikulum merdeka diantaranya adalah:
a. Guru PAI Mengikuti sosialisasi dan Pelatihan
Berdasarkan data temuan peneliti di lapangan solusi yang dilakukan guru
pendidikan Agama Islam SMA Negeri 13 Ambon terkait dengan permasalahan
kurangnya pemahaman guru PAI terhadap konsep kurikulum merdeka dan guru
kesulitan dalam membuat Modul Ajar atau perencanaan, maka baik guru PAI maupun
guru lainya harus mengikuti sosialisasi dan In House Training (IHT) yang diadakan oleh
pihak sekolah. Sosialisasi dan IHT ini dilakukan di ruang guru SMA Negeri 13 Ambon
dan membahas tentang perencanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5),
penelaah Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP), perencanaan pembelajaran
Kurikulum Merdeka serta orientasi pemahaman Kurikulum Merdeka.80
b. Guru PAI Mengikuti MGMP dan Kegiatan Lainnya
Berdasarkan data temuan peneliti dilapangan solusi yang dilakukan guru
pendidikan Agama Islam terkait dengan permasalahan membuat Modul Ajar atau
perencanaan pembelajaran salah satunya dengan mengikuti Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP). Kegiatan MGMP menjadi solusi untuk mengatasi kesulitan dalam
80
Asep Irvan, Hilda Ainissyifa, “In House Training Impelemntasi Kurikulum Merdeka Di Komite
Pembelajaran Sebagai Komunitas Praktisi Sekolah Pengerak,”Jurnal Pengabdian Masyarakat, No. 1
/2022, hlm. 162
17
JSI: Jurnal Studi Islam, Vol. Nomor : Juni 2024
menyusun perencanaan pembelajaran. Hal ini selaras dengan teori Mulyasa bahwa
terkait dengan mengatasi permasalahan yang muncul guru mengikuti kegiatan MGMP
yang bisa bertemu satu minggu sekali guna menyusun strategi pembelajaran dan
memahami materi yang dianggap sulit atau memecahkan masalah yang muncul di
kelas.81
Kegiatan MGMP yang diadakan setiap satu bulan sekali, dalam pertemuan
MGMP biasanya guru mendiskusikan permasalahan dan memecahkan masalah terkait
dengan pembelajaran, tidak hanya itu juga terkait dengan perencanaan pembelajaran
yaitu pada saat menganalisis CP menjadi Alur Tujuan Pembelajaran dan penyususnan
Alur Tujuan Pembelajaran yang harus disesuaikan oleh kemampuan peserta didik,
selaras dengan teori Idris bahwa pelatihan yang dilakukan di dalam KKG dan MGMP
telah ditetapkan sebagai opsi untuk mengkoordinasikan persiapan dalam pembelajaran
dan membantu dalam memecahkan masalah terkait dengan pembelajaran.82 Selain itu,
permasalahan mengenai perencanaan juga dipecahkan melalui pelatihan yang telah
diadakan di SMA Negeri 13 Ambon seperti pada sosialisasi dan In House Training,
dimana pada saat sosialisasi berlangsung membahas tentang penyususnan Alur Tujuan
Pembelajaran dan melatih penyusunan Modul Ajar.
4. PENUTUP
a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penyajian data tentang Problematika Guru Pendidikan Agama
Islam Dalam Menerapkan Kurikulum Merdeka Pada Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam Di Kelas X SMA Negeri 13 Ambon, maka disimpulkan sebagai berikut:
1) Penerapan Kurikulum Merdeka dilaksanakan berdasarkan bentuk struktur
Kurikulum Merdeka yang terdiri atas kegiatan Intrakurikuler, Kokurikuler berupa
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan Ekstrakurikuler. Penerapan
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dilaksanakan tiga kali dalam satu tahun
dengan mengangkat tiga tema yang telah ditetapkan oleh pemerintah, tema satu
“kearifan lokal” dilaksanakan setelah Penilaian Akhir Semester (PAS) semester
ganjil, kemudian tema dua “gaya hidup berkelanjutan” dilaksanakan dipertengahan
semester genap yakni setelah Penilaian Tengah Semester (PTS) semester genap, dan
81
Mulyasa, Menjadi Guru Pengerak Merdeka Belajar/Jakarta:Bumi Aksara, 2022, hlm.56
82
Idris, “Kajian Kebijakan Peningkatan Profesionalisme Guru Dan Dosen Di Indonesia,”Jurnal
Pendidikan Dan Pembelajaran, No. 2 /November 2020, hlm. 44
18
JSI: Jurnal Studi Islam, Vol. Nomor : Juni 2024
b. Saran
Berdsarkan uraian dari kesimpulan pada hasil penelitian di atas, maka berikut
peneliti memberikan beberapa saran agar kedepannya implementasi pendidikan di
sekolah berdasarkan kurikulum merdeka belajar berjalan secara efektif, maka saran
dalam penelitian ini yakni:
1) Bagi Kepala SMA Negeri 13 Ambon, sebaiknya sering mengadakan pelatihan,
sosialisasi tentang konsep Kurikulum Merdeka dengan melibatkan semua guru
terutama untuk penyusunan Modul Ajar dan Pembelajaran Berdiferensiasi karena
kegiatan itu bertujuan untuk membantu guru yang masih kesulitan dalam
melaksanakan Kurikulum Merdeka.
2) Bagi guru PAI SMA Negeri 13 Ambon diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan
dan kemampuannya dalam melaksanakan Kurikulum Merdeka. Banyak menambah
wawasan dengan mengikuti dan melakukan berbagai kegiatan-kegiatan yang
mendukung seperti kegiatan pelatihan atau In Hause Training (IHT), Sosialisasi,
Workshop, MGMP, terutama bagi guru yang masih kesulitan dalam menyelesaikan
problem yang dihadapi perlu ada pendampingan untuk meningkatkan kompetensi
Mengajarnya.
5. DAFTAR PUSTAKA
19
JSI: Jurnal Studi Islam, Vol. Nomor : Juni 2024
20