Penulis modul:
Aditya Dharma, S.Si, M.B.A.
Khaerul Umur, S.Pd
Edisi Kedua
Penulis Modul:
Edisi Pertama (Maret 2022) : Aditya Dharma, S.Si., M.B.A.
Edisi Kedua (Desember 2022) : Aditya Dharma, S.Si., M.B.A.
Khaerul Umur, S.Pd
Editor:
Direktorat Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga
Kependidikan, Kemdikbudristek
__________________________________________________________________________________
Hak Cipta © 2022 pada Direktorat Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah,
dan Tenaga Kependidikan,
Dilindungi Undang-undang
Diterbitkan oleh Direktorat Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga
Kependidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Lembar Pengesahan
Tentu saja, seluruh upaya tersebut tidak akan berhasil tanpa peran berbagai tim
pendukung yang telah bekerja keras dan berkontribusi positif mewujudkan
penyelesaian bahan ajar ini serta membantu terlaksananya PPGP. Kami
mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada para
pengembang modul, tim digitalisasi, serta fasilitator, pengajar praktik dan
instruktur. Semoga Allah Yang Mahakuasa senantiasa memberkati upaya yang
kita lakukan demi transformasi pendidikan Indonesia. Amin.
“Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat
merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu.”
Ki Hajar Dewantara
Dunia mengalami perubahan yang sangat ekstrim saat ini. Perubahannya begitu cepat
dan mampu mempengaruhi berbagai sendi kehidupan baik perilaku individu,
struktur sosial maupun praktek berorganisasi. Dalam melihat dunia yang
berkembang dengan sangat cepat ini, kita perlu belajar melihat dengan jernih apa
yang sungguh-sungguh bermakna buat kita sekarang dan di masa depan.
Derasnya perubahan dan belenggu rutinitas dunia membuat kita lupa akan makna.
Kita jarang menilik kembali makna hidup kita dan harapan kita. Padahal, harapan itu
bagaikan bahan bakar untuk tetap berputarnya dunia seorang manusia. Manusia yang
berpengharapan akan memiliki peluang untuk mencapai lebih banyak ketimbang
mereka yang tidak berpengharapan.
Bapak/Ibu sekalian juga diajak untuk menelusuri visi mendasar dari pendidikan,
betapa pentingnya pendidik memiliki visi, dan mengembangkan visi untuk
mewujudkan keberpihakan pada murid-murid di daerah Bapak/Ibu sehingga
mereka bertumbuh dengan maksimal.
Selamat belajar!
Salam,
Hlm.
Kata Pengantar Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan ........................... i
Surat dari Instruktur ................................................................................................................ iii
Peta Perjalanan Guru Penggerak & Daerah Khusus .......................................................... i
Daftar Isi .......................................................................................................................................... i
Daftar Gambar ............................................................................................................................. ii
Capaian yang Diharapkan .........................................................................................................1
Alur pembelajaran Modul PGP Daerah Khusus dan intensif ..........................................2
Ringkasan Alur Pembelajaran .................................................................................................3
Pendahuluan Berpikir Strategis Dalam Memimpin Perubahan Positif ......................5
Pembelajaran 1. Visi Guru Penggerak ...................................................................................9
A. Jelajahi Konsep: Visi .................................................................................................................................... 9
B. Kuatkan Pemahaman .............................................................................................................................. 13
C. Lakukan.......................................................................................................................................................... 16
D. Tarik Kesimpulan ...................................................................................................................................... 17
Pembelajaran 2. Inkuiri Apresiatif Sebagai Paradigma ............................................... 19
A. Jelajahi Konsep: Paradigma Inkuiri Apresiatif (IA) .................................................................. 19
B. Kuatkan Pemahaman .............................................................................................................................. 22
C. Lakukan: Menurunkan Visi Menjadi Prakarsa Perubahan Individu................................. 25
D. Tarik Kesimpulan ...................................................................................................................................... 30
Pembelajaran 3. Inkuiri Apresiatif Sebagai Pendekatan Manajemen
Perubahan .................................................................................................................................. 31
A. Jelajahi Konsep ........................................................................................................................................... 31
B. Lakukan.......................................................................................................................................................... 41
C. Tarik Kesimpulan ...................................................................................................................................... 41
Surat Penutup ............................................................................................................................ 43
Daftar Pustaka ........................................................................................................................... 44
Profil Penulis Modul ................................................................................................................ 45
Lampiran ..................................................................................................................................... 48
Hlm.
Gambar 1 Ilustrasi Visi ...................................................................................................................... 9
Gambar 2 ATAP ...................................................................................................................................26
Gambar 3 Tahapan BAGJA..............................................................................................................31
Gambar 4 Proses Inkuiri Apresiatif – BAGJA.........................................................................38
Gambar 5 Kurva belajar ..................................................................................................................39
keadaan emosional murid yang ditandai dengan suasana hati dan sikap
Kesejahteraan positif, hubungan positif dengan guru serta murid lain, berdaya lenting,
Murid optimalisasi diri, dan tingkat kepuasan tinggi pada pengalaman belajar
mereka di sekolah secara berkelanjutan
1. Calon Guru Penggerak dapat merumuskan visi yang menggerakkan hati dan
gotong-royong dalam menumbuhkembangkan Profil Pelajar Pancasila pada
murid-murid.
Pendahuluan
1. Jelajahi konsep
a. Visi
b. Draft #1 rumusan visi Guru Penggerak
2. Kuatkan pemahaman
a. Imajiku tentang murid di masa depan
b. Melengkapi kalimat tentang visi dan sekolah idaman
3. Lakukan
a. Mengartikulasikan nilai-nilai, filosofi, harapan yang diyakini atas murid di
sekolah dalam sebuah rumusan VISI pribadi Bapak/Ibu sebagai Guru
Penggerak (individu)
b. Membuat prakarsa perubahan dari visi yang disepakati (kelompok)
4. Tarik Kesimpulan
Pembelajaran utama dari proses membuat visi dan membuat prakarsa
perubahan individu
1. Jelajahi konsep
Paradigma Inkuiri Apresiatif
2. Kuatkan pemahaman
a. Kuadran definisi, karakteristik, contoh situasi, dan bukan contoh situasi,
dari kata inkuiri dan apresiatif
b. Refleksi pemahaman akan inkuiri apresiatif sebagai paradigma
4. Tarik Kesimpulan
Refleksi tentang kekuatan paradigma Inkuiri Apresiatif bagi Guru Penggerak
1. Jelajahi Konsep
2. Kuatkan pemahaman
a. Membuat rencana BAGJA individu (kanvas BAGJA)
b. Mengubahsuaikan dari 4 contoh Rencana BAGJA yang telah diberikan
3. Lakukan
Eksekusi (sekaligus revisi sambil jalan) rencana BAGJA individu yang sudah
dibuat di PTM 1
4. Tarik Kesimpulan
Refleksi 5M usai eksekusi rencana BAGJA
Bagaimana perasaan Bapak/Ibu usai membaca puisi di atas? Apakah ada yang
bergelora dalam darah Bapak/Ibu? Ya, puisi di atas menunjukkan visi Presiden
Pertama kita akan wujud kesatuan dari ragam kekayaan yang ada di Indonesia.
Beliau begitu kuat menggambarkan pesan beliau tersebut lewat sepotong puisi.
Kita belajar, bahwa visi dapat disajikan dalam bentuk yang beraneka ragam dan
apapun bentuknya, visi itu harus menyemangati, menggerakkan hati dan
mendorong gotong-royong tiap anggota dalam suatu komunitas.
Menjadikan sekolah sebagai rumah yang aman, nyaman dan bermakna bagi
murid sepertinya sudah menjadi hal yang umum diinginkan semua pihak.
Mungkin saja, sebagian dari Bapak/Ibu juga menuliskan mimpi itu pada
gambaran visinya. Namun, dalam prakteknya, kalimat tersebut bukan kalimat
yang mudah untuk diwujudkan. Perlu perubahan yang mendasar dan upaya yang
konsisten. Inilah salah satu tujuan visi, yaitu untuk mencapai perubahan yang
lebih baik dari kondisi saat ini. Visi membantu kita untuk melihat kondisi saat ini
sebagai garis “start” dan membayangkan garis “finish” seperti apa yang ingin
dicapai. Ini bagaikan seorang pelari yang perlu mengetahui garis “start” dan garis
“finish” bahkan sebelum ia benar-benar berlari melintasi jalur lari tersebut.
Dalam modul ini, selain Bapak/Ibu akan diajak untuk merumuskan visi atas
murid dan sekolah yang diimpikan, Bapak/Ibu juga akan diajak untuk belajar
membawakan (memimpin dan mengelola) perubahan positif yang diperlukan
untuk mewujudkan visi tersebut dalam lingkaran pengaruh dan lingkungan
sekolah dimana Bapak/Ibu mendedikasikan diri. Jalan yang akan ditempuh untuk
mewujudkan visi tersebut bukanlah jalan untuk memperoleh kemenangan
semata. Jalan yang harus dipilih adalah jalan kesinambungan atau keberlanjutan.
Dengan demikian, yang dibangun bukanlah hubungan transaksional, yang
dibangun adalah hubungan antar-manusia dan gotong-royong sehingga sekolah
menjadi wahana utama untuk mengedepankan kepentingan murid,
memberdayakan murid sehingga mampu duduk di kursi kendali pembelajaran
mereka sendiri. Bapak/Ibu akan mengejawantahkan makna “tut wuri handayani”.
Dalam Pembelajaran 1 ini kita akan menggali pemahaman tentang visi. Ingatkah,
Bapak/Ibu? Pada masa kecil, kita pernah ditanya mengenai cita-cita. Pertanyaan
yang sering diajukan adalah, “Mau jadi apa jika sudah besar?”. Pada masa itu,
sebagian besar dari kita dapat menjawab dengan percaya diri. Kita menjawab
dengan bersemangat tentang profesi yang ingin kita geluti di masa depan.
Padahal, kita belum tahu apakah hal itu dapat dicapai atau tidak. Seperti itulah
visi.
Visi itu bagaikan membayangkan sebuah lukisan lengkap pada kanvas yang
masih kosong. Visi juga dapat diibaratkan sebagai bintang penunjuk arah yang
memandu penjelajah untuk mencapai tujuannya. Visi memang belum terjadi saat
ini, namun begitu kuat kita inginkan untuk terwujud di masa depan. Visi adalah
representasi visual kita akan masa depan. Penggambaran visi yang jelas tentang
keadaan di masa depan dapat membantu kita untuk merencanakan dan
menyelaraskan upaya-upaya mewujudkannya.
Lewat sejarah kita belajar bagaimana kemudian visi yang Gajah Mada
artikulasikan sebagai sumpah tersebut menggerakkan Kerajaan Majapahit
menjadi kerajaan besar di Nusantara. Hingga pada akhirnya, berdasarkan
Kakawin Nagarakretagama, sebuah karya sastra yang ditulis oleh Mpu Prapanca,
wilayah Majapahit berhasil mempersatukan nusantara.
Visi pribadi beliau begitu kuat, dipercaya, hingga didukung oleh warga dan
kerajaannya. Visi itu menguatkan hatinya, menggerakkan hati semua orang, dan
mempersatukan gerak bersama dalam pencapaiannya.
Kita pun ingat bahwa Gajah Mada adalah Mahapatih. Beliau bukanlah Raja dari
Kerajaan Majapahit saat itu. Kisah Gajah Mada itu dapat kita tarik ke dalam
konteks guru dan sekolahnya. Guru memang bukan Kepala Sekolah, namun jika
visi seorang guru memiliki makna yang kuat maka visi tersebut berpeluang
menghubungkan hati lebih banyak pihak hingga kemudian mampu mendorong
upaya gotong-royong demi mewujudkannya. Visi seorang guru harus dapat di-
amini semua pihak karena sangat jelas keberpihakannya pada murid.
Nah, ketika kita sebagai seorang guru membayangkan suatu visi, apakah kita
telah menyertakan gambaran murid ke dalamnya? Sebagai seorang guru,
mendidik bukanlah pekerjaan administratif. Target pekerjaan kita bukan sebuah
dokumen, selembar kertas, atau daftar angka. Mendidik tidak hanya berbicara
tentang dimensi waktu “sekarang”. Sasaran pekerjaan kita adalah manusia.
Target pekerjaan kita adalah pertumbuhan manusia demi manusia. Hasil
pekerjaan kita baru akan terlihat saat manusia ini berkarya di masa depan nanti.
Oleh karena itu, memiliki visi tentang pertumbuhan murid menjadi hal yang
sangat penting bagi seorang guru. Visi yang diharapkan terwujud pada murid
Bapak/Ibu di masa depan. Visi mengenai murid inilah yang nantinya menjadi
Pada kesempatan ini kita juga akan membayangkan tanggung jawab kita sebagai
seorang guru dengan peran sebagai Guru Penggerak. Kita memiliki peran untuk
mengembangkan diri dan orang lain, memimpin pembelajaran, memimpin
manajemen sekolah, dan memimpin pengembangan sekolah. Peran ini
memunculkan harapan bahwa ada hal besar yang kita harapkan dapat kita capai
di masa depan. Sebagai Guru Penggerak kelak, peran kita akan melampaui
dinding dan pintu kelas di mana kita mengajar. Oleh karena itu, Guru Penggerak
perlu mengartikulasikan harapan besar mengenai dirinya, murid, rekan kerja,
sekolah, dan kedigdayaan Indonesia dalam kalimat-kalimat yang sifatnya pribadi,
sehingga paling tidak dapat menggerakkan hatinya, menyemangati dirinya, di
tengah jatuh-bangun perjuangannya kelak.
3. Apa yang selama ini jadi keyakinan bersama dan menyatukan sekolah kita?
5. Apa kontribusi orang dewasa dan para pemangku kepentingan di sekolah kita
dalam mewujudkan murid dengan Profil Pelajar Pancasila?
1. gambaran masa depan yang ingin dicapai sebagai arahan dan motivasi
4. siswa sebagai subjek, dan berfokus pada mutu pembelajaran yang sesuai
dengan konteks sekolah masing-masing.
Nikmati proses perumusan visi Bapak/Ibu ini, jangan terburu-buru. Sebagai guru
dan Guru Penggerak, Bapak/Ibu kelak akan terlibat dalam proses menyusun atau
menelaah kembali visi sekolah. Diharapkan, proses belajar dalam modul ini dapat
menguatkan Bapak/Ibu sehingga membantu sekolah melihat pentingnya
melibatkan murid dan komunitas sekolah dalam merumuskan sebuah visi
sekolah.
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
Baca kembali visi yang telah Bapak/Ibu buat di atas. Bayangkan kalimat visi
tersebut dalam bentuk gambar situasi murid, peran guru, juga suasana sekolah.
Konsentrasikan diri pada substansi pesan pribadi Bapak/Ibu, bukan pada
keindahan gambarnya.
Kegiatan PTM:
Gambarlah imaji mengenai murid dan sekolah Bapak/Ibu sekarang di masa 10-
20 tahun ke depan!
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
Pada kesempatan ini, Bapak/Ibu juga akan diajak untuk merangkai mimpi dalam
gambar yang telah dibuat ke dalam kata-kata yang lebih jelas sebagai panduan
dalam membuat sebuah visi Bapak/Ibu sebagai pendidik. Kalimat rumpang
dalam paragraf berikut ini menyediakan panduan untuk menuliskan visi yang
telah Bapak/Ibu gambar. Diharapkan kegiatan ini dapat membantu Bapak/Ibu
menunjukkan apa yang sebetulnya telah dan perlu terus diyakini demi kebaikan
murid-murid.
Kegiatan PTM
Silakan lengkapi kalimat rumpang ini dengan sungguh-sungguh sepenuh hati dan
pikiran, sehingga tersusun sebuah paragraf utuh yang dapat menggambarkan visi
tentang murid dan sekolah yang Bapak/Ibu idam-idamkan. Sebuah sekolah yang
berpihak pada murid, dan menuntun murid mengejawantahkan Profil Pelajar
Pancasila.
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
Saya pun memimpikan murid saya benar-benar sadar bahwa diri mereka
adalah…
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
Bapak/Ibu dapat melihat kriteria visi yang efektif berikut untuk mengecek
kembali apakah visi yang dibuat sudah efektif dan jelas menggambarkan harapan
masa depan:
1. Gambaran masa depan yang ingin dicapai sebagai arahan dan motivasi
2. Realistis, singkat, dan mudah dipahami
3. Berfokus pada murid
Kegiatan PTM:
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
D. Tarik Kesimpulan
Pada bagian ini, Bapak/Ibu diminta untuk menarik kesimpulan dari proses
membuat visi individu. Di bawah ini ada beberapa pertanyaan pemandu untuk
membantu Bapak/Ibu. Jangan membuat tulisan dengan model pertanyaan lalu
jawaban, tetapi gunakan pertanyaan pemandu tersebut untuk menyusun tulisan
yang utuh dan mengalir.
Pertanyaan Pemandu:
1. Refleksikan apa yang selama ini Bapak/Ibu lakukan terhadap visi sekolah?
Bapak/Ibu bisa jawab sejujur-jujurnya.
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
“Perubahan di sekolah dapat diinisiasi oleh pihak luar, tetapi perubahan yang paling penting
dan berkesinambungan akan datang dari dalam.”
Inkuiri Apresiatif (IA) adalah adalah pola pikir tentang perubahan sekaligus
upaya melakukan perubahan yang diawali dengan semangat gotong-royong
untuk menemukan hal baik pada individu-individu, organisasi, dan lingkungan di
sekitar untuk dimanfaatkan dalam pencapaian tujuan perubahan tersebut
bersama-sama. Kata kunci yang perlu diingat dalam IA adalah positif-kekuatan-
aset.
Dalam pola pikir IA, pencapaian tujuan dan misi diawali dengan identifikasi
kekuatan, aset, dan hal positif yang sudah dimiliki untuk dimanfaatkan sesuai
kebutuhan pencapaian tujuan atau visi. Pandangan ini mendorong kita untuk
IA mengajak kita untuk fokus pada kekuatan, pada apa yang telah baik, pada apa
yang sudah dimiliki, dan pada apa yang dapat dilakukan. Hal ini akan mendorong
organisasi, termasuk sekolah, untuk berusaha menemukan aset atau harta
terpendam dan mengembangkannya menjadi berlipat ganda.
Dengan menggunakan pola pikir IA, bukan berarti kita melupakan masalah yang
ada, namun kita memandang masalah tersebut dengan cara yang berbeda, yaitu
dengan menjadikannya sebagai tantangan yang dapat dilampaui bersama-sama
dengan hal positif yang digali dan dimanfaatkan. Bahkan, ketika kita berfokus
pada bagaimana kita dapat memanfaatkan segala kekuatan, aset, dan hal positif
yang telah kita miliki, maka kelemahan, kekurangan, dan ketidakpunyaan
menjadi tidak relevan lagi. Ini selaras dengan yang dikatakan Peter F. Drucker,
seorang tokoh besar di dunia manajemen, mengenai Inkuiri Apresiatif: “Tugas
kepemimpinan adalah menciptakan keselarasan kekuatan dengan cara membuat
kelemahan dalam suatu sistem tidak relevan lagi” (The Drucker School, 2011).
Jika pertanyaan yang sering diajukan adalah, “Mengapa capaian hasil belajar
siswa rendah?”, “Apa yang membuat rencana kegiatan sekolah tidak berjalan
lancar?”, dan sebagainya, maka motivasi untuk melakukan perubahan tentu akan
berangsur menurun karena seringkali diskusi kemudian mengarah pada apa dan
siapa biang masalahnya.
Suasana dan atmosfer psikologis yang terbangun tentu akan berbeda jika
pertanyaan diawali dengan pertanyaan positif seperti ini:
2. “Apa pelajaran menarik yang dapat dipetik dari setiap guru di kelas?”,
4. “Apa yang perlu dan harus saya lakukan sendiri dan apa yang perlu dan harus
dilakukan bersama-sama?”
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
B. Kuatkan Pemahaman
“ inkuiri ”
Definisi: Karakteristik:
_________________________________________ ______________________________________________
_________________________________________ ______________________________________________
_________________________________________ ______________________________________________
_________________________________________ ______________________________________________
_________________________________________ ______________________________________________
_________________________________________ ______________________________________________
_________________________________________ ______________________________________________
_________________________________________ ______________________________________________
_________________________________________ ______________________________________________
_________________________________________ ______________________________________________
“ apresiatif ”
Definisi: Karakteristik:
_________________________________________ ______________________________________________
_________________________________________ ______________________________________________
_________________________________________ ______________________________________________
_________________________________________ ______________________________________________
_________________________________________ ______________________________________________
_________________________________________ ______________________________________________
_________________________________________ ______________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
Kegiatan PTM:
1. Refleksikan dan analisis, pihak mana saja dalam lingkaran pengaruh yang
dapat membantu Bapak/Ibu dalam mencapai visi bersama?
2. Bantuan seperti apa yang dapat diberikan oleh pihak-pihak yang ada di dalam
lingkaran pengaruh?
3. Bagaimana memanfaatkan segala kekuatan, aset, dan hal positif yang telah
dimiliki?
Ingat! Aset tidak selalu tentang benda. Aset bisa jadi manusia, keterampilan dan
pengetahuan Bapak/Ibu, lingkungan, lingkaran sosial, dsb.
Prakarsa adalah upaya, tindakan awal yang dimunculkan oleh seseorang yang
berbentuk inisiatif sebagai ikhtiar/usaha. Prakarasa Perubahan dalam konteks di
sini adalah inisiatif yang dituangkan dalam bentuk kalimat sebagai usaha
melakukan perubahan untuk mencapai visi yang telah dibuat berdasarkan aset
(IA) yang dimiliki.
Saat ini, Profil Pelajar Pancasila telah dirumuskan dan diharapkan dapat menjadi
pegangan para pendidik di ruang belajar yang lebih kecil. Profil tersebut
diharapkan tidak hanya dimiliki oleh murid berprestasi secara akademik atau
murid yang menonjol dalam bakat lainnya, profil tersebut diharapkan dimiliki
oleh seluruh murid Bapak/Ibu di dalam kelas.
Dalam memperjelas gambar mental prakarsa perubahan yang ingin kita susun,
kita akan belajar menggunakan sebuah alat bantu yang kita sebut A-T-A-P yang
kepanjangannya adalah:
Gambar 2 ATAP
1. A - Aset/Awal:
> pernyataan masalah: “murid terbiasa melakukan copas atau salin-tempel tak
peduli bersumber dari mana”
DIUBAH MENJADI…
1. A - Aksi:
2. P - Pembelajaran:
1. Jika visi kelompok seperti demikian, apa prakarsa perubahan atau upaya yang
perlu dilakukan pertama kali?
3. Dari program atau pembiasaan yang telah ada di sekolah, mana yang dapat
menguatkan atau dijadikan sebagai prakarsa perubahan sehingga berdaya
ungkit bagi pencapaian visi?
Berikut beberapa contoh redaksi prakarsa perubahan yang dapat dijadikan pola
acuan, atau untuk menginspirasi, atau juga dapat Bapak/Ibu modifikasi sehingga
sesuai dengan keadaan nyata (konteks/keunikan) yang dihadapi. Oleh karena itu,
Bapak/Ibu perlu menyusun A-T-A-P nya terlebih dahulu, karena A-T-A-P akan
Contoh redaksi prakarsa perubahan yang dapat dijadikan pola acuan dam
inspirasi.
Kegiatan PTM:
2. Prakarsa merupakah salah satu usaha mewujudkan visi yang telah Bapak/Ibu
buat sebelumnya
Ingat! Aset tidak selalu tentang benda. Aset bisa jadi manusia, keterampilan dan
pengetahuan Bapak/Ibu, lingkungan, lingkaran sosial, dsb.
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
A. Jelajahi Konsep
Dalam modul 1.3 ini, kita mempelajari Inkuiri Apresiatif (IA) lebih dalam sebagai salah
satu model manajemen perubahan di lingkungan pembelajaran, baik itu di kelas
maupun sekolah. Kita akan mencoba menerapkannya melalui tahap lanjutan dalam IA
yang di dalam bahasa Indonesia disebut dengan BAGJA; Buat Pertanyaan, Ambil
Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi).
Pada tahapan ini, Bapak/Ibu dapat menyusun narasi tentang kondisi ideal
apa yang diimpikan dan diharapkan terjadi di lingkungan pembelajaran.
Disinilah visi benar-benar dirumuskan dengan jelas.
Setiap tahapan terdapat dua aksi yang akan dilakukan; (1) Merumuskan
pertanyaan dan (2) merumuskan tindakan untuk mengumpulkan jawaban dari
pertanyaan yang dirumuskan di poin 1.
“Memasak nasi yang lebih pulen dan praktis dengan menggunakan rice cooker.”
Maka, tahapan pertanyaan dan tindakan yang akan dilakukan dalam tahan B dari
B-A-G-J-A akan menjadi seperti berikut:
Pertanyaan:
Apa yang akan saya tanyakan agar saya mengetahui apa yang harus saya lakukan
untuk “Memasak nasi yang lebih pulen dan praktis dengan menggunakan rice
cooker”?
Apa yang harus saya lakukan untuk “Memasak nasi yang lebih pulen dan praktis
dengan menggunakan rice cooker”?
Agar saya mengetahui apa yang harus saya lakukan untuk “Memasak nasi yang
lebih pulen dan praktis dengan menggunakan rice cooker”, saya akan melakukan:
Maka tindakan yang saya lakukan untuk mendapatkan jawaban di atas adalah:
a. Meminta teman yang sering menggunakan rice cooker untuk
menunjukkan cara memasak nasi dengan rice cooker
Jika bapak/Ibu berpendapat bahwa BAGJA sebenarnya hanya satu dari sekian
banyak manajemen perubahan, tepat sekali. Banyak metode kerangka berpikir
yang dapat menjadi panduan dalam mengimplementasikan suatu ide menjadi
aktivitas perubahan.
Jawabannya, tentu tidak harus menggunakan BAGJA. Banyak cara yang dapat
dilakukan untuk memastikan suatu perubahan dapat dilaksanakan. Tetapi yang
perlu diresapi bersama, apakah sebuah rencana perubahan dapat lebih mudah
dijalankan bersama dan terarah tanpa panduan dan perencanaan yang rinci?
Dalam Program Guru Penggerak ini, BAGJA dipilih karena dapat berfungsi
sebagai sarana yang menguatkan hubungan antar manusia di sekolah.
Pertanyaan-pertanyaan yang dibuat dalam tahap demi tahap memungkinkan
Guru Penggerak sebagai pemrakarsa (pemimpin dan pengelola) perubahan
Setiap tahapan terdapat dua aksi yang akan dilakukan; (1) Merumuskan
pertanyaan dan (2) merumuskan tindakan untuk mengumpulkan jawaban dari
pertanyaan yang dirumuskan di poin 1.
B A G J A
Buat pertanyaan utama Ambil pelajaran Gali mimpi Jabarkan rencana Atur Eksekuasi
(Define) (Discover) (Dream) (Design) (Deliver)
Pertanyaan utama yang dibuat Pertanyaan di tahap ini bertujuan Pertanyaan dirumuskan Pertanyaan dibuat untuk Pertanyaan disusun untuk
untuk menentukan arah untuk menemukan untuk mendapatkan membantu mengidentifikasi menentukan siapa yang akan
penyelidikan kekuatan/aset/potensi/peluang jawaban yang digunakan bentuk tindakan konkret dan berperan dalam pengambilan
kekuatan/aset/potensi/peluang, melalui kegiatan penyelidikan, untuk menyusun narasi menjabarkan langkah-langkah keputusan, memuliau ‘budaya
mendefinisikan tujuan, mengidentifikasi, mengapresiasi, kolektif ketika prakarsa yang dilakukan. Baik langkah belajar yang apresiatif’ secara
memprovokasi atau mengambil praktik baik dari perubahan telah terwujud, kecil/sederhana ataupun berkelanjutan,
menginisiasi perubahan prakarsa serupa yang pernah membuat gambaran di masa langkah berani/terobosan menyelaraskan interaksi
(prakarsa). Biasanya hanya 1 dilakukan oleh organisasi/orang depan yang dimulai dari yang akan memudahkan setiap orang, termasuk
atau 2 saja. Secara redaksional, lain. Setiap pertanyaan dibuat kondisi sebelumnya dalam keseluruhan proses mengelola konflik, mengambil
bentuk kalimatnya mengandung dengan nada positif. bentuk kalimat yang positif. pencapaian pelajaran dari proses yang
bunyi prakarsa perubahan. telah dilakukan.
Tindakan yang diharapkan adalah Tindakan yang dilakukan Tindakan dilakukan untuk
Tindakan yang diharapkan pada apa saja yang dapat dilakukan ditujukan untuk menggali mewujudkan organisasi yang Tindakan dilakukan untuk
tahap ini dapat dilakukan untuk untuk menggali fakta, banyak jawaban dan ideal dalam pencapaian mimpi mendesain pola komunikasi
menggalang atau membangun memperoleh data. Apakah lewat memaknai hasil temuan, , mempertahankan proses dan pengelolaan rutinitas.
tim perubahan, mendapatkan diskusi, survei/kuesioner, dan menggali mimpi bersama perubahan positif, dan Misal, protokol/SOP, budaya
dukungan, serta melibatkan berbagai pihak/aktor. secara detail; kapan, menetapkan kriteria belajar; monitoring, evaluasi,
mengkonfirmasi tingkat bagaimana di mana, dan kesuksesan pencapaian tahap refleksi.
prioritas dari prakarsa dengan siapa saja. demi tahap.
perubahan yang dibuat
Karena telah memiliki visi yang kuat, prakarsa perubahan dapat muncul dari
keresahan. Dari sana kemudian pertanyaan-pertanyaan dan rencana-tindakan
yang perlu-dilakukan disusun. Ini diwakili oleh bagian gambar yang berwarna
oranye.
Temuan itulah yang kemudian menjadi dasar untuk menelaah kembali rancangan
pertanyaan dan tindakan yang telah dibuat. Ini diwakili oleh warna merah.
Barulah kemudian, rencana (sebagai dokumen resmi) dapat dibuat hingga
akhirnya di-eksekusi, di-monitoring, serta di-evaluasi keselarasannya dengan
visi. Ini bagian terakhir, dan ditandai oleh warna kuning.
Untuk memulai belajar membuat pertanyaan bermakna yang tepat, relevan, dan
apresiatif pada tiap tahapan BAGJA, Bapak/Ibu diharapkan dapat memodifikasi
pertanyaan-pertanyaan yang telah dicontohkan dalam Lampiran 1 BAGJA dari
contoh prakarsa perubahan.
Dengan merujuk pada kurva belajar di atas, maka marilah terus percaya bahwa
pendekatan positif akan membuahkan hasil yang lebih luar biasa. Ini adalah
kebiasaan baru.
Setelah menyimak penjelasan di atas dan mengikuti sesi pertemuan tatap muka,
menurut Bapak/Ibu, apa yang membuat BAGJA dapat membantu Bapak/Ibu
dalam memimpin perubahan di sekolah masing-masing?
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________
a. Temukan potensi dan kekuatan, juga hal baru dalam diri Bapak/Ibu yang
dapat membawa manfaat untuk murid. Fokuskan diri Bapak/Ibu untuk
menjalankan B-A-G-J-A tahap demi tahap.
Setelah Bapak/Ibu:
a. Merancang visi pribadi
b. Mengidentifikasi aset dan cara memanfaatkannya
c. Membuat kalimat prakarsa perubahan berdasarkan visi.
Gunakan dokumen Kanvas BAGJA yang akan dibagikan oleh fasilitator dalam
PTM. Bapak/Ibu juga dapat mengakses dokumen secara mandiri dalam link
berikut https://bit.ly/kanvasbagjapgp
B. Lakukan
C. Tarik Kesimpulan
Untuk tahap Tarik Kesimpulan ini, secara mandiri, Bapak/Ibu diminta untuk
menuliskan Refleksi menggunakan model 5M (Mendeskripsikan, Merespon,
Mengaitkan, Menganalisis, Merancang ulang) usai menjalankan semua Rencana
BAGJA individu yang dibuat di sekolah masing-masing.
__________________________________________________________
Mendeskripsikan __________________________________________________________
(menceritakan kembali __________________________________________________________
peristiwa yang telah __________________________________________________________
terjadi) __________________________________________________________
__________________________________________________________
Mengaitkan __________________________________________________________
(mengaitkan peristiwa __________________________________________________________
dengan pengetahuan, __________________________________________________________
keterampilan, __________________________________________________________
keyakinan atau __________________________________________________________
informasi lain yang __________________________________________________________
dimiliki) __________________________________________________________
Menganalisis __________________________________________________________
(menganalisis mengapa __________________________________________________________
peristiwa tersebut __________________________________________________________
dapat terjadi, lau __________________________________________________________
bagaimana mengambil __________________________________________________________
beberapa perspektif __________________________________________________________
lain) __________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
Merancang Ulang
__________________________________________________________
(menuliskan rencana
__________________________________________________________
alternatif jika
__________________________________________________________
menghadapi kejadian
__________________________________________________________
serupa)
__________________________________________________________
__________________________________________________________
Evans, R. (2001). The human side of school change: Reform, resistance, and the real-
life problems of innovation. San Francisco: Jossey-Bass.
Kiyosaki, R.T. & S.L. Lechter. (2001). The Business school for people who like helping
people: Delapan nilai tersembunyi dari bisnis pemasaran jaringan, selain
memperoleh uang. Gramedia Pustaka Utama.
Lewis, S. (2016). Positive psychology and change: How leadership, collaboration and
appreciative inquiry drive transformational results. Wiley Blackwell.
Noble, T. & H. McGrath. (2016). The PROSPER school pathways for student wellbeing:
Policy and practices. SpringerBriefs in well-being and quality of life research.
Springer, Australia.
Snyder, C.R., H.S. Shorey, K.M. Pulvers, V.H. Adam III, & C. Wiklund. (2002). Hope and
academic success in college. Journal of educational psychology 94 (4): 820-826.
Retrieved from
https://www.ofyp.umn.edu/ofypmedia/pdfs/highered/fye/hope_and_academic_su
ccess_snyder.pdf
Aditya Dharma
adalah seorang sarjana sains yang lulus tahun 2000 dari Departemen Biologi,
Universitas Indonesia, dan telah menyelesaikan program MBA dari University of
The People Pasadena California pada tahun 2021. Aditya sempat bergabung
sebagai konsultan di Bappenas dan terlibat aktif menyusun Dokumen Nasional
Strategi dan Rencana Aksi tahun 2003-2020 untuk Keanekaragaman Hayati
Indonesia. Ia kemudian memutuskan banting setir ke dunia pendidikan dengan
menjadi guru SD di Global Jaya School, Tangerang Selatan.
Khaerul Umur, atau biasa dipanggil Umur, mengawali perjalanan karir dalam
dunia pendidikan dan pengembangan setelah lulus dari Universitas Pendidikan
Indonesia di Bandung, jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, pada tahun 2010.
Tidak lama setelah menyelesaikan pendidikan, Umur sempat mengajar di
beberapa tempat, lembaga bimbingan belajar, memberi les tambahan di rumah,
dan di sebuah kampus swasta di Cirebon, dalam waktu yang bersamaan untuk
satu semester.
Sejak saat itu, Umur menekuni dunia pendidikan dan pengembangan orang
dewasa hingga saat ini. Tidak hanya dalam konteks pendidikan formal,
pengetahuan dan keterampilannya dalam bidang perancangan program
pelatihan, pengembangan kurikulum, dan evaluasi program diaplikasikan untuk
pengembangan karyawan start-up company hingga mensukseskan program
pengembangan kompetensi bersama lembaga non-profit.
Prakarsa Perubahan:
Mengembangkan pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas siswa