PROPOSAL
OLEH
IWAN SETIAWANSYAH
NIM C789202001132
i
ii
DESAIN LABORATORIUM KOMPUTER BERDASARKAN
STANDART KUALITAS DAN KEBUTUHAN PENGGUNA
STUD KASUS SMK IT DOMPU
SKRIPSI
Diajukan kepada
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Yapis Dompu
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S-1)
Pendidikan Teknologi Dan Informasi
OLEH
IWAN SETIAWANSYAH
NIM C789202001132
iii
Proposal oleh Iwan Setiawansyah ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji
Jama’ah, M. Pd.
NIDN. 812057502
Supryaddin, M. Kom.
NIDN. 803118102
Mengetahui/Mengesahkan
Prodi Pendidikan Teknologi
informasi dan Komunikasi,
Ketua,
iv
Proposal oleh Iwan Setiawansyah ini telah dipertahankan di depan Dewan
Penguji
pada Tanggal 18 Juni 2023.
Dewan Penguji:
Ketua,
Jama’ah, M.Pd.
NIDN. 812057502
Anggota I,
Supryaddin, M.Kom.
NIDN. 803118102
Anggota II,
Idhar, M.Pd.I.
NIDN. 0820088502
Mengetahui/Mengesahkan
Prodi Pendidikan Teknologi
Informasi dan Komunikasi ,
Ketua,
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkat dan rahmat-Nyalah
penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul Desain
Laboratorium Komputer Berdasarkan Standart Kualitas Dan Kebutuhan Penguna
(Studi Kasus SMK IT Dompu). Proposal penelitian ini merupakan salah satu
syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Progran Studi Pendidikan Teknologi
Informasi Dan Komunikasi (S-1) yang Penulis tempuh di STKIP Yapis Dompu.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan proposal/skripsi ini tidak
terlepas dari peran, dorongan, dukungan, arahan, dan saran dari berbagai pihak.
Terima kasih yang tidak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada Bapak Arman, SE. selaku Ketua Yayasan Pendidikan Islam (Yapis)
Dompu. Selanjutnya terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Dodo Kurniawan, SE.,ME. selaku Ketua
STKIP Yapis Dompu yang telah memberikan motivasi kepada kami mahasiswa
sampai pada akhir tugas penentu agar kami mendapatkan gelar Sarjana Strata 1
(S-1). Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Fathirma’ruf, M.Kom.
selaku wakil ketua I Bidang Akademik yang telah membantu penulis
mendapatkan judul skripsi yang mampu diselesaikan penulis dan motifasi-
motifasi yang memberikan semangat penulis melakukan tugas akhir dalam
penyusunan skripsi. Terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Enung
Nurhasanah, M.S.I. selaku Wakil Ketua II Bidang Administrasi dan Keuangan
yang telah membantu penulis dalam administrasi keuangan. Terima kasih penulis
sampaikan kepada Bapak Budiman, M.Pd. selaku Wakil Ketua III Bidang
Kemahasiswaan yang telah membimbing dan memberikan arahannya kepada
seluruh Mahasiswa STKIP Yapis Dompu. Terima kasih pula penulis sampaikan
kepada Bapak Andi Prayudi, M.Kom. selaku Ketua Prodi Pendidikan Teknologi
Informasi atas segala bimbingan, ajaran, dan ilmu-ilmu baru yang penulis
dapatkan selama dalam penyusunan proposal/skripsi ini. Terima kasih yang tidak
terhingga kepada Bapak M.Nurimansyah, M.Pd. selaku Kepala Laboratorium PTI
dan Dosen Prodi sekaligus pembimbing II atas segala bimbingan, ajaran, nasehat,
dan ilmu-ilmu baru yang penulis dapatkan selama penyusunan proposal/skripsi ini
meskipun dengan segala kesibukan dalam pekerjaan masih bersedia untuk
vi
membimbing dan menuntun penulis dalam penyusunan proposal/skripsi ini.
Terima kasih kepada Bapak Supriyyadin, M.Kom. selaku Sekretaris Prodi dan
Dosen Prodi dan sekaligus pembimbing I atas segala bimbingan dan arahan yang
luar biasa selama penulis Menyusun proposal/skripsi ini. Terima kasih yang tak
terhingga penulis sampaikan kepada kedua orang tua saya karena selama ini selalu
sabar dalam membesarkan saya, terima kasih kepada kepada kedua saudara saya
abang Arif Budiyanto dan Ati Sri Budiarti yang slalu memberikan motivasi, uang
belanja, serta dukungan kepada saya dalam Menyusun proposal/skripsi ini.
Akhirnya, dengan segala keterbatasan dan kelebihannya, semoga proposal
penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu.
Dompu, 2024
Penulis,
Iwan Setiawansyah
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL............................................................................... i
HALAMAN LOGO.................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL.................................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .......................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ............................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................... 1
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada Bab ini akan dibahas mengenai: 1.1. Latar belakang, 1.2. Batasan
Masalah, 1.3. Rumusan Masalah, 1.4. Tujuan Penelitian, 1.5. Manfaat
Penelitian, 1.6. Istilah Operasional Variabel.
1.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sangat pesat dalam
beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu, diperlukan adanya laboratorium
komputer yang dapat mengakomodasi kemajuan teknologi ini. Laboratorium
harus memiliki peralatan dan perangkat keras yang mutakhir untuk
mendukung pembelajaran dan penelitian terkait dengan teknologi
terbaru(Batmetan, 2018).
Dalam lingkungan laboratorium komputer, keamanan dan privasi data
menjadi faktor penting yang harus diperhatikan. Laboratorium harus
dilengkapi dengan kebijakan keamanan yang ketat, seperti firewall, antivirus,
dan perlindungan data. Selain itu, privasi pengguna dan data pribadi harus
dijaga dengan baik untuk mencegah akses yang tidak sah(Rahmah et al.,
2021).
Laboratorium adalah tempat atau kamar tertentu yang dilengkapi dengan
peralatan untuk mengadakan percobaan (penyelidikan)2. Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 03
tentang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan dan Angka
Kreditnya, laboratorium adalah unit penunjang akademik pada lembaga
pendidikan, berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau
bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi,
dan/atau produksi dalam skala terbatas, dengan menggunakan peralatan dan
bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan
pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada masyarakat. Berdasarkan
definisi di atas dapat disimpulkan bahwa laboratorium (disingkat lab) adalah
suatu bangunan yang di dalamnya dilengkapi dengan peralatan dan bahan-
bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu untuk melakukan percobaan
1
ilmiah, penelitian, praktek pembelajaran, kegiatan pengujian dan/atau
produksi bahan tertentu(Pascalis, 2018).
Pendekatan besaran ruang kelas yang telah diatur dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia no. 24 tahun 2007 sebagai
berikut: Fungsi ruang kelas adalah tempat kegiatan pembelajaran teori,
praktik yang tidak memerlukan peralatan khusus, atau praktik dengan alat
khusus yang mudah dihadirkan; Jumlah minimum ruang kelas sama dengan
banyak rombongan belajar. Kapasitas maksimum ruang kelas adalah 32
peserta didik; Rasio minimum luas ruang kelas adalah 2 m/peserta didik.
Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas
minimum ruang kelas adalah 30 m. Lebar minimum ruang kelas adalah 5 m;
Ruang kelas memiliki jendela yang memungkinkan pencahayaan yang
memadai untuk membaca buku dan untuk memberikan pandangan ke luar
ruangan; Ruang kelas memiliki pintu yang memadai agar peserta didik dan
guru dapat segera keluar ruangan jika terjadi bahaya, dan dapat dikunci
dengan baik saat tidak digunakan(Firmansyah & Dede, 2022).
Perencanaan perlengkapan laboratorium komputer merupakan suatu
proses memikirkan dan menetapkan program pengadaan fasilitas
laboratorium, baik yang berbentuk sarana dan prasarana laboratorium maupun
tenaga laboratorium untuk masa yang akan datang. Perencanaan perlengkapan
laboratorium yang baik meliputi, perencanaan perlengkapan laboratorium
yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, pengadaan kebutuhan
perlengkapan laboratorium sesuai dengan perencanaan, pengadaan tenaga
laboratorium yang professional, dan merencanakan kelengkapan administrasi
penunjang seperti jadwal pemakaian laboratorium, daftar pemakaian alat, dan
pembuatan tata tertib penggunaan laboratorium. Oleh karena itu perencanaan
yang baik pada manajemen laboratorium komputer akan mempermudah
dalam mencapai tujuan(Ananto & Mardiya, 2017).
Pelaksanaan pengelolaan laboratorium masih belum maksimal.
Pelaksanaan pengelolaan yang belum maksimal terlihat dari pemeliharaaan
ruangan laboratorium yang tidak dilakukan dengan baik, ruang laboratorium
komputer dalam keadaan kotor. Terdapat banyak debu dan kotoran di lantai
2
laboratorium. Instalasi listrik seperti kabel tidak tertata dengan baik dan
berserakan di lantai ruangan tanpa pelindung, hal tersebut dapat
memungkinkan pengguna terjatuh karena tersandung kabel dan dapat
membahayakan pengguna apabila terdapat kabel dalam kondisi terbuka yang
tersentuh kaki maupun tangan pengguna dan mengakibatkan pengguna
tersengat listrik (kesetrum)(Hidayat et al., 2018).
Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi Pengelolaan
dan pemanfaatan laboratorium komputer yang baik berdampak pada
keberhasilan pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Program- program yang terencana dan kesesuaian dengan materi yang
diajarkan dalam kurikulum perlu diatur sedemikian rupa sehingga kebutuhan
siswa, guru, dan komponen sekolah lainnya dapat terpenuhi. Pengelolaan
laboratorium komputer yang baik tampak dari adanya perencanaan,
pengorganisasian, penggunaan laboratorium komputer dan pemeliharaan
laboratorium komputer secara maksimal dan optimal(Batmetan, 2018).
Kepuasan pelanggan (mahasiswa) menjadi salah satu tujuan pelayanan
suatu Laboratorium Komputer. Untuk mencapai tujuan pelayanan yang
berkualitas, Laboratorium Komputer dituntut untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat penggunanya. Tidak saja terpenuhinya fasilitas- fasilitas fisik
tetapi perlu juga diperhatikan sumber dan akses informasi, kualitaspelayanan,
dan teknologi yang dapat membantu proses pelayanan sehingga tercapainya
kepuasan pemakai(Kartikasari, 2019).
Peningkatan kualitas pendidikan dilakukan sejalan dengan perkembangan
dan tuntutan terhadap lulusan yang berkompeten dalam bidang yang ditekuni.
Laboratorium merupakan sarana penunjang pendidikan yang harus dimiliki
oleh lembaga pendidikanSalah satu upaya untuk meningkatkan mutu
pendidikan adalah dengan melakukan penataan dan pembenahan di segala
bidang, salah satunya dengan memberdayakan peranan laboratorium sebagai
wahana pendidikan selain di ruangan(Andriani, 2018).
Peraturan Pemerintah No: 19 Tahun 2005 pada bab VII pasal 42 ayat 2
mencantumkan bahwa (PP No. 19, 2005): “Setiap satuan pendidikan wajib
memiliki prasarana yang meliputi lahan ruang kelas, ruang pimpinan satuan
3
pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang
laboratorium, ruang bengkel kerja tempat berolahraga, tempat beribadah,
tempat bermain, tempat berkreasi dan ruang/tempat lain yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Salah satu sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran yaitu laboratorium komputer, dalam hal pemanfaatan.
Media komputer untuk mendukung proses pembelajaran di sekolah
(Myori et al., 2019), Koesnandar (2008) berpendapat dalam tulisannya
“Bagaimana Memanfaatkan Program Schoolnet”, sekurang-kurangnya ada
enam aspek yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan laboratorium
komputer sebagai sumber belajar, yakni:
(1) Infrastruktur;
(2) Kesiapan SDM;
(3) Dukungan Kebijakan;
(4) Pengembangan Sistem Instruksional;
(5) Pemanfaatan Konten;
(6) Share informasi dan telekolaborasi.
Laboratorium adalah unit kerja yang memiliki sumber daya manusia
(SDM) sekurang-kurangnya seorang kepala laboratorium atau koordinator
laboratorium, teknisi laboratorium dan laboran, ruang atau tempat khusus,
dan media belajar pendukung lainnya (Hilmiati, 2021).
Dalam hal ini laboratorium diharapkan mampu meningkatkan minat dan
semangat mengajar guru dan belajar siswa (Mukaromah, 2020).
Namun saat ini laboratorium komputer yang ada disekolah cukup
dimanfaatkan secara optimal, hanya saja kurangnya pengguna dalam
pemanfaatan sumber daya yang ada di laboratorium komputer tersebut. Untuk
memanfaatkan laboratorium sebagai sarana pendukung proses belajar
mengajar di sekolah seharusnya dapat dikelola dengan baik (Khafid & Fahmi,
2022).
Dasar hukum Payung hukum yang memayungi masalah standar
laboratorium sekolah adalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) No. 24 Tahun 2007 yang mengatur tentang standar sarana
4
dan prasarana sekolah termasuk di dalamnya laboratorium komputer.
Peraturan ini mengatur seluk beluk tentang bagaimana sebuah laboratorium
sekolah yang seharusnya ada dan dikembangkan oleh sekolah. Berdasar pada
Permendiknas No. 24 Tahun 2007, setiap laboratorium komputer yang ada di
sekolah SMP, SMA, MTS, MA dan SMK harus memenuhi kriteria-kriteria
yang telah disebutkan pada peraturan ini.
Persyaratan Ruang Laboratorium Komputer Berdasarkan Permendiknas
No. 24 Tahun 2007, laboratorium komputer berfungsi sebagai tempat
mengembangkan keterampilan dalam bidang teknologi informasi dan
komunikasi. Setiap laboratorium komputer harus memenuhi berbagai
persyaratan atau standar yang ditetapkan oleh pemerintah.
1. Ruang laboratorium komputer dapat menampung minimum satu
rombongan belajar yang bekerja dalam kelompok @ 2 orang.
Konsekuensi dari persyaratan ini adalah bahwa sekolah harus
mengatur jumlah rombongan belajar agar disesuaikan dengan jumlah
komputer yang ada di laboratorium 1 komputer hanya diperbolehkan
digunakan maksimum oleh 2 siswa.
2. Rasio minimum luas ruang laboratorium komputer 2 m2/peserta
didik. Laboratorium komputer harus amempunya luas ruang yang
cukup untuk menampung seluruh siswa dalam rombongan belajar. 1
siswa minimal harus dapat mempunyai ruang 2 m2.
3. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang,
luas minimum ruang laboratorium komputer 30 m2. Luas minimal
sebuah laboratorium adalah 30 m2 jika jumlah siswa dalam satu
rombongan belajar kurang dari 15.
4. Lebar minimum ruang laboratorium komputer 5 mLaboratorium
komputer harus didesain untuk dapat dijadikan sebagai tempat
belajar siswa dengan nyaman. Lebar minimal dari Laboratorium
komputer adalah 5 m. Walaupun luasnya mencukupi, laboratorium
komputer tidak boleh mempunyai bentuk memanjang seperti
gerbong kereta api, melainkan harus proporsional antara panjang dan
lebar.
5
5. Ruang laboratorium adalah ruang untuk embelajaran secara praktek
yang memerlukan peralatan khusus berupa seperangkat komputer
dan peralatan pendukungnya. Tata letak komputer perlu didesain
agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
SMK IT Dompu sebagai salah satu sekolah menengah kejuruan di
Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, telah menyadari pentingnya peran
teknologi informasi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan
mempersiapkan siswa untuk dunia kerja. Oleh karena itu, SMK IT Dompu
telah melengkapi diri dengan laboratorium komputer yang memadai untuk
mendukung proses pembelajaran.
Namun, seperti halnya fasilitas lainnya, laboratorium komputer di SMK
IT Dompu juga membutuhkan evaluasi terkait dengan desainnya untuk
memastikan bahwa fasilitas tersebut memenuhi standar kualitas dan
kebutuhan pengguna. Evaluasi desain laboratorium komputer ini perlu
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana laboratorium komputer di SMK IT
Dompu memenuhi standar kualitas dan kebutuhan pengguna, serta untuk
menemukan cara untuk meningkatkan desain laboratorium komputer
tersebut.
Berdasarkan observasi yang saya lakukan pada tanggal 20 Juni 2023 di
laboratorium SMK IT Dompu dengan jumlah siswa siswi rata-rata 30 orang
tiap kelas, untuk ukurannya sudah memenuhi standart. Kemudian dari
perangkat keras yang saya lihat dengan jumlah laptop 30 unit, 5 rusak, wifi
tidak terkoneksi, meja dan kursi tidak tertata dengan baik, unit laptop masih
disimpan dalam satu lemari, lcd compatible tidak ada, 1 server, lemari alat
praktek tidak ada, alat praktek tidak ada, seperti kabel LAN, tang crimping,
RJ45, pintu keluar masuk satu lembar agak sempit, kipas angin/ ac, jendela
tidak aman, dan bola lampu satu aktif satu mati. Dari beberapa kendala yamg
saya temui akan sangat menggangu siswa-siswi dalam proses belajar
mengajar.
Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
dalam meningkatkan kualitas fasilitas pendidikan di SMK IT Dompu,
khususnya dalam hal desain laboratorium komputer yang lebih memadai
6
sesuai standart kemendiknas No. 24 Tahun 2007 dengan kebutuhan
pengguna. Selain itu, hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
sekolah-sekolah lain yang juga memiliki laboratorium komputer dalam
mendesain fasilitas yang memenuhi standar kualitas dan kebutuhan
pengguna.
berikut:
kebutuhan pengguna.
Dompu.
7
a) Merancang desain laboratorium komputer SMK IT Dompu.
b) Mengetahui kestandaran tata letak sarana dan prasarana laboratorium di
SMKI IT Dompu.
c) Meningkatkan efisinesi, kenyamanaan, dan keamanan bagi pengguna
laboratorium SMK IT Dompu.
8
Laboratorium komputer adalah tempat riset ilmiah, eksperimen,
pengukuran ataupun pelatihan ilmiah yang berhubungan dengan ilmu
komputer dan memiliki beberapa komputer dalam satu jaringan untuk
penggunaan oleh kalangan tertentu.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada Bab ini akan dibahas mengenai: 2.1. Kajian teori, 2.2. Kerangka
Berpikir, dan 2.3. Hipotesis Penelitian.
2.1. Kajian teori
2.1.1. Desain
Jika dilihat secara etimologis, desain itu sendiri asalnya dari bahasa
Inggris, yaitu design. Arti dari design adalah rancangan atau rencana. Dalam
melakukan proses perancangan ini harus melihat berbagai macam aspek.
Adapun aspek yang ada di dalam desain, seperti aspek fungsi, estetika, dan
aspek-aspek lainnya. Kata “desain” adalah kata baru yang indonesiakan dari
bahasa inggris: design. Sebetulnya kata “rancang” atau “merancang” adalah
terjemahan yang dapat digunakan. Namun dalam perkembangannya kata
“desain” menggeser makna kata “rancang” karena kata tersebut tidak dapat
mewadahi kegiatan, keilmuan, keluasan dan pamor profesi atau kompetensi
Desainer (Pitriani, 2023).
10
2.1.3. Standar Laboratorium Komputer
Untuk merancang sebuah laboratorium yang sesuai standar
kebutuhan pengguna minimal harus tersedia ruangan terlebih dahulu.
Berdasarkan permendiknas No.24 tahun 2007, Laboratorium
komputer berfungsi sebagai tempat mengembangkan keterampilan
dalam bidang teknologi dan komunikasi. Setiap laboratorium komputer
harus memenuhi berbagai persyaratan atau standar yang di tetapkan
oleh pemerintah. Peraturan ini mengatur seluk beluk tentang
bagaimana sebuah laboratorium sekolah yang seharusnya ada dan
dikembangkan oleh sekolah. Berdasarkan pada Permendiknas No. 24
Tahun 2007, setiap laboratorium komputer yang ada di sekolah SMP,
SMA, MTS, MA dan SMK harus memenuhi kriteria -kriteria yang
telah disebutkan pada peraturan ini. Dalam aturan disebutkan bahwa
standar ruangan untuk lab komputer sebaiknya bisa menampung
minimum satu rombongan belajar dengan satu kelompok terdiri dari 2
orang. Rasio luas ruangan lab komputer yang disarankan adalah 2
meter persegi per peserta didik. Artinya, kalau di dalamnya ingin
menampung 15 siswa atau anak didik, maka luas ruangan minimum
adalah 30 meter persegi. Adapun lebar minimal untuk ruang lab adalah
5 meter.
2.1.4. Ruang Laboratorium komputer
Berdasarkan permendiknas No.24 tahun 2007, laboratorium
komputer berfungsi sebagai tempat mengembangkan keterampilan
dalam bidang teknologi dan komunikasi. Setiap laboratorium komputer
harus memenuhi berbagai persyaratan atau standar yang di tetapkan
oleh pemerintah.
1) Ruang laboratorium komputer berfungsi sebagai tempat
mengembangkan keterampilan dalam bidang teknologi informasi
dan komunikasi.
2) Ruang laboratorium komputer dapat menampung minimum satu
rombongan belajar yang bekerja dalam kelompok 2 orang.
11
3) Rasio minimum luas ruang laboratorium komputer 2 m2/ peserta
didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari
15 orang, luas minimum ruang laboratorium komputer 30 m2 Lebar
minimum ruang laboratorium komputer 5 m.
4) Laboratorium komputer harus didesain untuk dapat dijadikan
sebagai tempat belajar siswa dengan nyaman.
5) Ruangan laboratorium komputer adalah ruangan untuk pembelajaran
secara praktek yang memerlukan peralatan khusus berupa
seperangkat komputer dan peralatan pendukungnya.
6) Ruang laboratorium komputer dilengkapi sarana yang memadai.
2.1.5. Prasarana dan sarana laboratorium komputer
Prasarana adalah fasilitas dasar diperlukan untuk menjalankan
fungsi satuan pendidikan sedangkan sarana adalah perlengkapan yang
diperlukan untuk menyelenggrakan pembelajaran yang dapat dipindah-
pindah. (Permendiknas No.24 tahun 2007). Menurut aunnurahman
(2012:195-196) mengatakan “Prasarana dan sarana pembelajaran
merupakan faktor yang turut memberikan pengaruh terhadap hasil
belajar siswa”.
2.1.6 Peralatan Laboratorium Komputer
Selain masalah ruang dan tata letak, Permendiknas No 24 Tahun 2007
juga mengatur masalah perabot yang harus ada di sebuah laboratorium
komputer. Peralatan-peralatan yang harus ada di laboratorium komputer
dapat dijelaskan pada tabel sebagai berikut:
a. Perabot Laboratorium Komputer
Perabot yang harus ada di laboratorium komputer terdiri dari 4
item yaitu: Meja siswa, kursi siswa, meja guru dan kursi guru.
Spesifikasi dan jumlahnya diatur secara jelas pada tabel berikut ini:
12
No Jenis Rasio Deskripsi
I Perabot
1. Kursi peserta 1 Buah peserta/ Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan
didik didik oleh peserta didik.
Ukuran memadai untuk duduk dengan
nyaman.
Desain dudukan dan sandaran membuat
peserta didik nyaman belajar.
2. Meja 1 buah/ peserta Kuat, stabil, dan aman.
didik Ukuran memadai untuk menampung 1 unit
komputer dan peserta didik bekerja
berdua.
Jika CPU diletakkan di bawah meja, maka
harus mempunyai dudukan minimum
setinggi 15 cm.
Kaki peserta dudik dapat masuk ke bawah
meja dengan nyaman.
3. Kursi guru 1 buah/ guru Kuat, stabil, aman, stabil, dan mudah
dipindahkan.
Ukuran kursi memadai untuk dudu dengan
nyaman.
4. Meja guru 1 buah/ guru Kuat, stabil, aman, dan mudah
dipindahkan.
Ukuran memadai untuk bekerja dengan
nyaman.
b. Peralatan Pendidikan
Peralatan pendidikan yang harus ada di laboratorium secara
lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini:
13
II Peralatan
Pendidikan
1. Komputer 1 unit/ 2 peserta didik, Mendukung penggunan multimedia.
ditambah 1 unit untuk
guru
2. Primter 1 unit/ lab
3. Scanner 1 unit/ lab
4. Titik akses 1 titik/ lab Berupa saluran telpon atau nirkabel.
internet
5. LAN Sesuai banyak komputer Dapat berfungsi dengan baik
6. Stabilizer Sesuai banyak komputer. Setiap komputer terhubung dengan
stabilizer.
7. Modul Praktek 1 set/ komputer Terdiri dari sistem operasi, pengolah
kata, pengolah angka, pengolah
gambar.
c. Media Pendidikan
Selain perabot dan peralatan pendidikan, laboratorium komputer
juga harus memenuhi media pendidikan yang secara lengkap dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
14
IV Perlengkapan
lain
1. Kotak kontak Sesuai banyak komputer
2. Tempat sampah 1buah/ lab
3. Jam dinding 1 buah/ lab
a. Infrastruktur Fisik:
kondisi yang baik. Hal ini juga mencakup perlindungan terhadap gangguan
b. Daya Listrik:
sumber daya listrik yang andal dan stabil untuk mengoperasikan peralatan
pemadaman listrik.
c. Konektivitas Jaringan:
jaringan yang kuat dan andal untuk mendukung konektivitas yang cepat
15
dan aman antara komputer, server, dan perangkat jaringan lainnya. Hal ini
yang tepat.
d. Keamanan Informasi:
intrusi.
ventilasi yang baik untuk menjaga suhu di dalam ruangan dalam batas
yang aman.
f. Ergonomi:
yang ergonomis, kursi yang nyaman, dan pencahayaan yang cukup untuk
16
jawab, termasuk daur ulang atau pembuangan aman peralatan elektronik
17
dan produktivitas. Fasilitas yang dirancang sesuai dengan kebutuhan
mungkin lebih puas dengan fasilitas yang sesuai dengan harapan dan
kebutuhan mereka.
kesalahan.
mencakup aspek keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini penting untuk
aman.
18
lingkungan kerja. Dalam konteks perancangan laboratorium komputer,
aspek kualitas tata letak sangat penting untuk menciptakan lingkungan
yang mendukung produktivitas dan kesejahteraan pengguna. Berikut
adalah beberapa aspek kualitas tata letak yang perlu diperhatikan menurut
(Pascalis, 2018):
a. Ergonomi:
Deskripsi: Ergonomi berkaitan dengan desain yang mempertimbangkan
kenyamanan fisik dan mental pengguna, termasuk posisi duduk,
pencahayaan, dan desain peralatan.
Pentingnya: Tata letak yang ergonomis dapat mengurangi kelelahan,
meningkatkan kinerja, dan mengurangi risiko cedera.
b. Keamanan:
Deskripsi: Keamanan mencakup faktor-faktor seperti evakuasi darurat,
pemadaman api, dan penempatan peralatan listrik dengan aman.
Pentingnya: Desain tata letak yang memperhatikan keamanan membantu
melindungi pengguna dan peralatan dari risiko kecelakaan.
c. Ruang dan Penataan Peralatan:
Deskripsi: Penataan ruang dan peralatan harus memperhitungkan ruang
kerja yang cukup, menghindari tumpukan peralatan yang berlebihan, dan
memastikan aliran kerja yang lancar.
Pentingnya: Ruang yang terorganisir dengan baik dan peralatan yang
ditempatkan dengan strategis dapat meningkatkan efisiensi dan
mengurangi kekacauan.
d. Pencahayaan:
Deskripsi: Pencahayaan yang tepat sangat penting untuk kenyamanan
pengguna, penglihatan yang optimal, dan mengurangi kelelahan mata.
Pentingnya: Pencahayaan yang baik dapat meningkatkan produktivitas dan
kesejahteraan pengguna laboratorium.
e. Ventilasi dan Udara Bersih:
Deskripsi: Sistem ventilasi yang baik dan udara bersih sangat penting
untuk menjaga kualitas udara di dalam laboratorium.
19
Pentingnya: Lingkungan yang sehat dan nyaman memastikan
kesejahteraan pengguna dan meminimalkan risiko paparan bahan
berbahaya.
f. Tata Letak Kabel dan Listrik:
Deskripsi: Tata letak yang baik untuk kabel dan peralatan listrik untuk
menghindari risiko kecelakaan, memudahkan pemeliharaan, dan
menciptakan lingkungan kerja yang rapi.
Pentingnya: Tata letak yang terorganisir untuk kabel dan peralatan listrik
dapat mengurangi risiko kecelakaan dan mempermudah identifikasi dan
penanganan masalah.
g. Zonasi dan Privasi:
Deskripsi: Menentukan zona-zona tertentu dalam laboratorium dan
menyediakan area yang memadai untuk privasi.
Pentingnya: Zonasi membantu memisahkan aktivitas yang berbeda dan
menciptakan ruang di mana pengguna dapat bekerja dengan konsentrasi
tanpa gangguan.
h. Fleksibilitas dan Skalabilitas:
Deskripsi: Tata letak yang dirancang untuk memberikan fleksibilitas
dalam penggunaan ruang dan dapat disesuaikan dengan perubahan
kebutuhan di masa depan.
Pentingnya: Desain yang fleksibel memastikan bahwa laboratorium dapat
diadaptasi untuk memenuhi kebutuhan yang berkembang seiring waktu.
i. Memperhatikan aspek-aspek kualitas tata letak ini dalam perancangan
laboratorium komputer dapat membantu menciptakan lingkungan yang
optimal, efisien, dan mendukung kesejahteraan pengguna.
2.2.2. Kategorisasi kebutuhan pengguna dalam konteks laboratorium
komputer.
20
a. Kebutuhan Peralatan dan Infrastruktur:
Komputer dan Perangkat Keras: Jenis dan spesifikasi perangkat
keras yang diinginkan, seperti komputer, monitor, dan perangkat
penyimpanan.
Perangkat Lunak: Kebutuhan perangkat lunak dan lisensi yang
dibutuhkan untuk tujuan pendidikan atau penelitian.
Jaringan dan Koneksi: Kecepatan dan keandalan jaringan, serta akses
ke internet yang stabil.
Ruang dan Penataan: Keinginan terkait penataan ruang, meja, kursi,
dan penyimpanan peralatan.
b. Kebutuhan Fasilitas dan Tata Letak:
Pencahayaan: Tingkat pencahayaan yang diinginkan untuk mendukung
kegiatan komputasi dan membaca.
Ventilasi dan Udara Bersih: Kualitas udara dan sistem ventilasi yang
memadai.
Keamanan: Fasilitas keamanan, seperti akses terkontrol, kamera
pengawas, dan sistem keamanan lainnya.
Ruang Bersama dan Ruang Privat: Kebutuhan akan ruang bersama
untuk kolaborasi dan ruang privat untuk fokus dan konsentrasi.
c. Kebutuhan Ergonomi:
Kursi dan Meja Ergonomis: Kursi dan meja yang mendukung
kenyamanan dan postur tubuh yang baik.
Monitor dan Perangkat Input: Penempatan yang ergonomis untuk
monitor dan perangkat input seperti mouse dan keyboard.
Penataan Kabel: Pengelolaan kabel yang baik untuk menghindari
kekacauan dan risiko keselamatan.
d. Kebutuhan Keselamatan:
Peralatan Keselamatan: Ketersediaan pemadam kebakaran, peralatan
pertolongan pertama, dan papan tanda keamanan.
Jalur Evakuasi: Penyediaan jalur evakuasi yang jelas dan diakses
dengan mudah.
21
Pelatihan Keselamatan: Kebutuhan untuk pelatihan keselamatan rutin
dan panduan tindakan darurat.
e. Kebutuhan Aksesibilitas:
Aksesibilitas Fisik: Fasilitas yang dapat diakses dengan mudah oleh
semua pengguna, termasuk orang dengan disabilitas.
Perangkat Bantu: Kebutuhan untuk perangkat bantu, seperti meja yang
dapat diatur tingginya, untuk pengguna dengan kebutuhan khusus.
f. Kebutuhan Ketersediaan dan Kapasitas:
Jam Operasional: Ketersediaan fasilitas pada waktu yang diinginkan,
apakah itu jam kerja reguler atau jam akses 24/7.
Kapasitas Peralatan: Ketersediaan peralatan dalam jumlah yang
memadai untuk mengakomodasi penggunaan bersamaan.
g. Kebutuhan Teknologi Terkini:
Perangkat Terkini: Ketersediaan perangkat terbaru atau teknologi
terkini yang mendukung kegiatan laboratorium.
Akses ke Sumber Daya Cloud: Jika diperlukan, kebutuhan untuk akses
ke sumber daya cloud atau komputasi awan.
h. Kebutuhan Kebijakan dan Tata Tertib:
Kebijakan Penggunaan Fasilitas: Kebutuhan akan kebijakan
penggunaan fasilitas, termasuk aturan penyimpanan data dan etika
penggunaan.
Ketentuan Keamanan dan Privasi: Perlunya kebijakan dan tindakan
untuk menjaga keamanan dan privasi informasi.
i. Kebutuhan Dukungan dan Pelatihan:
Dukungan Teknis: Ketersediaan dukungan teknis yang cepat dan
efektif.
Pelatihan Pengguna: Kebutuhan akan pelatihan pengguna terkait
penggunaan perangkat keras, perangkat lunak, atau kebijakan
laboratorium.
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada Bab ini akan dibahas mengenai: 3.1. Jenis Penelitian 3.2. Populasi
dan sampel 3.3. Teknik pengumpulan data 3.4. Intrumen penlitian 3.5.
Teknik analisis data 3.6. Tahapan penelitian
3.1. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah studi
kepustakaam (library research). Penelitian kepustakaan adalah teknik
pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku
literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya
dengan masalah yang di pecahkan(Apriana & Yohana, 2019).
Menurut (Juliansa et al., 2018) studi pustaka adalah serangkain kegiatan
yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan
mencatat serta mengolah bahan penelitian. Oleh karna itu peneliti
mengumpulkan data dan kemudian mengkaji buku-buku ataupun sumber
bacaan yang lain yaitu sumber yang memiliki relevansi dengan penelitian ini
yaitu tentang studi literature desain tata letak laboratorium komputer
berdasarkan standar kualitas kebutuhan.
3.2. JENIS DAN SUMBER DATA
Dalam penelitian ini penulis mengukana sumber data primer dan sumber
data sekunder. (Saleh, 2022) yang dimaksut dengan sumber primer adalah
adalah sumber pokok yang langsung memberikan data kepada pengumpul
data. Sedangkan data sekunder adalah sumber yang tidak langsung
memberikan data, sumber ini memdukung atau berkaitan dengan penelitian
baik berupa makalah, majalah, koran, artikel, dan lain-lain. Sumber data
primer dan sumber data sekunder yang peneliti gunakan adalah sebagai
berikut:
(1). Sumber Data Primer
Sumber data primer yang penulis gunakan di antaranya adalah Data yang
diperoleh merupakan hasil dari angket yang telah dibagikan kepada
responden, yang kemudian responden akan menjawab pernyataan.
(2). Sumber Data Sekunder
23
Sumber data sekunder yang penulis gunakan di antaranya adalah jurnal-
jurnal yang berkaitan dengan desain tata letak laboratorium komputer
berdasarkan standar kualitas kebutuhan.
24
beraturan, kabel-kabel yang belum tersusun dengan rapi, koneksi jaringan
yang masih belum stabil, meja tidak tertata dengan rapi dan masih kurang,
kursi juga ada yang tidak layak dipakai, meja server tidak ada, lemari
perlengkapan penyediaan tidak ada, kipas angin atau pendingin ruangan
tidak ada, lampu penerang masih kurang, pintu keluar masuk agak kecil,
jendela kurang terali pengaman, dan aturan tata tertib dalam pemakaian
tidak ada.
3.4.2. Wawancara
Menurut (Batmetan, 2018) wawancara adalah salah satu alat yang paling
banyak digunakan untuk mengumpulkan data. Wawancara memungkinkan
peneliti mengumpulkan data yang beragam dari responden dalam berbagai
situasi dan konteks.
Dalam pengumpulan data ini peneliti menggunakan studi literatur yang
mengkaji hasil penelitian penemu lain untuk dikembangkan kembali atau
dikaji, jadi literatur yang dipakai peneliti ialah untuk dikembangkan kembali
atau dikaji, jadi literatur yang dipakai peneliti ialah hasil dari kutipan dari
berbagai sumber seperti yang sekarang berkembang didunia teknologi maka
peneliti menggunakan data dari jurnal yang diambil dari online.
Bentuk dari literatur, bisa berupa sofcopy atau hardcopy yang dimaksud
sofcopy adalah materi atau referensi yang berbentuk yang bentuk buku dan
telah tercetak di kertas.
Instrumen dalam penelitian kepustakaan disesuaikan dengan jenis atau
karakteristik sumber data yang menjadi bahan kajian. Jenis data pada
penelitian berupa teks atau konten isi sebuah buku, maka instrumen
penelitian berupa teks atau konten isi, menjelaskan pengelolaan laboratorium,
fungsi dan peranan laboratorium untuk mencapai suatu tujuan yang ingin
dicapai secara efektif dan efisien dalam pembelajaran.
Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan penelitian tentang
pengelolaan laboratorium yang mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No. 24 Tahun 2007 yang mengatur mengenai sarana dan prasarana
sekolah menengah kejuruan khususnya laboratorium.
Adapun instrument penelitian pada penelitian ini sebagai berikut:
25
a) Interaktif merupakan studi mendalam yang menggunakan teknik
pengumpulan data langsung dari orang dalam lingkungan
alamiahnya diarahkan pada penemuan atau setidaknya menguatkan
suatu teori. Teori dasar dilaksanakan menggunakan teknik
pengumpulan data, observasi lapangan, studi pertandingan antar
kategori, fenomena dan situasi melalui kajian induktif, deduktif,
dan verifikasi sampai pada titik jenuhnya.
b) Deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa
prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan fakta-fakta
yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi.
Kesimpiulan dediktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai
dari hal-hal umum, menuju kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal
yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif
tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada
hal-hal yang kongkrit.
c) Induktif maksudnya adalah menemukan simpulan dalam bentuk utuh
dan bermakna dari hasil pecahan berbagi gambaran-gambaran atau
fakta-fakta yang telah ditemukan pada saat mengumpulkan data.
d) Komparatif atau dikenal dengan riset komparasi sejatinya merupakan
salah satu jenis metode penelitian yang dibuat untuk mengetahui dan
atau menguji perbedaan dua kelompok atau lebih. Sehingga amatlah
pantas, jika dalam penelitian komparasi ini senantiasa dilakukan
untuk membandingkan suatu variabel penelitian (objek penelitian),
antara subjek yang berbeda atau waktu yang berbeda dan
menemukan hubungan sebab akibatnya.
e) Historis bermaksud membuat rekontruksi masa latihan secara
sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi,
memverifikasikan serta mensintesiskan bukti-bukti untuk
mendukung bukti-bukti untuk mendukung fakta memeperoleh
kesimpulan yang kuat, penelaahan serta sumber-sumber lain yang
berisi informasi mengenai desain tata letak laboratorium computer.
3.5. TEKNIK ANALISIS DATA
26
Menurut (Juliansa et al., 2018), ada dua tahap dalam Teknik analisis data
pada penelitian desain tata letak laboratorium komputer ini. Pertama,
analisis pada saat pengumpulan data, ini ditujukan untuk lebih menangkap
esensi atau inti dari fokus penelitian yang akan dilakukan melalui sumber-
sumber yang dikumpulkan dan terkandung dalam rumusan verbal kebahasan,
proses ini dilakukan aspek demi aspek, sesuai dengan peta penelitian. Kedua,
setelah dilakukan proses pengumpulam data itu, selanjutnya menganalisis
Kembali setelah data terkumpul yang berupa data mentah yang harus
ditentukan hubungan satu sama lain. Data yang terkumpul tersebut belum
tentu seluruhnya menjawab permasalahan yang dimunculkan dalam
penelitian, oleh karena itu perlu dilakukan Kembali analisis data yang sudah
diklarifikasikan tersebut.
Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan diatas, penulis
menggunakan metode content analysis. Metode content analysis adalah
metode analisis data dengan cara menelaah isi pesan komunikasi(Saleh,
2022). Adapun Langkah-langkah sebagai berikut:
a) Klarifikasi materi pengelolaan laboratorium dari berbagai sumber data
yang didapatkan.
b) Menerangkan keterkaitan materi pengelolaan laboratorium sesuai standar.
c) Menerangkan pemanfaatan dan peranan laboratorium.
27
Gambar. Tahapan penelitian Studi Pustaka dimeliputi:
Penyusunan
Persiapan
Laporan
Penyajian Data
DAFTAR PUSTAKA
Ananto, S. D., & Mardiya, S. U. M. (2017). Manajemen Laboratorium Komputer
di SMK Muhammadiyah 2 Moyudan. Jurnal Pendidikan Administrasi
Perkantoran, 6(2), 120–130.
Andriani, K. W. (2018). Pengaruh Nilai Pelanggan Dan Kualitas Layanan
Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Pt Pos Indonesia (Persero) Cabang
Singaraja. Ekuitas: Jurnal Pendidikan Ekonomi, 4(1), 54–69.
https://doi.org/10.23887/ekuitas.v4i1.15565
Apriana, H., & Yohana, P. A. (2019). Sistem Pengelolaan Informasi dan
28
Manajemen Laboratorium Komputer Politeknik Negeri Banjarmasin. Jurnal
Elektronika Listrik Dan Teknologi Informasi Terapan, 1(2), 10–13.
https://ojs.politeknikjambi.ac.id/elti
Batmetan, J. R. (2018). Desain Intruder Detector System di Laboratorium
Komputer SMKN 1 Tondano dengan Arsitektur CCTV.
Dzakiyuddin, M. (2020). Pemanfaatan Laboratorium Komputer Terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Di Mata Pelajaran Pemrograman
Dasar Pada Smk Mahyal Ulum Al-Aziziyah. 73.
Firmansyah, D., & Dede. (2022). Teknik Pengambilan Sampel Umum dalam
Metodologi Penelitian: Literature Review. Jurnal Ilmiah Pendidikan Holistik
(JIPH), 1(2), 85–114. https://doi.org/10.55927/jiph.v1i2.937
Hidayat, L., Mulyana, M., & Effendy, M. (2018). Membangun Kepuasan
Mahasiswa Pengguna Laboratorium Komputer. JAS-PT Jurnal Analisis
Sistem Pendidikan Tinggi, 1(2), 93. https://doi.org/10.36339/jaspt.v1i2.87
Juliansa, H., Defit, S., & Sumijan, S. (2018). Identifikaasi Tingkat Kerusakan
Peralatan Laboratorium Komputer Menggunakan Metode Rough Set. Jurnal
RESTI (Rekayasa Sistem Dan Teknologi Informasi), 2(1), 410–415.
https://doi.org/10.29207/resti.v2i1.274
Kartikasari, S. N. (2019). Peran Laboratorium Sebagai Pusat Riset Untuk
Meningkatkan Mutu Dari Lembaga Pendidikan Pada Jurusan
THP_FTP_UNEJ. Jurnal Temapela, 2(1), 17–27.
https://doi.org/10.25077/temapela.2.1.17-27.2019
Mardiana. (2021). Pengaruh Pelayanan Laboratorium Komputer Terhadap
Kepuasan Siswa.
Pascalis, F. (2018). Perancangan Laboratorium Dasar Terpadu Universitas
Tanjungpura. Jurnal Online Mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura,
6(1), 13–30.
Pitriani, H. (2023). Efektivitas Pengelolaan Laboratorium Komputer dalam
Meningkatkan Kompetensi Peserta Didik di MAN 1 Pangandaran. Jurnal
Global Futuristik, 1(1), 44–53. https://doi.org/10.59996/globalistik.v1i1.20
Rahmah, N., Rokhmawati, R. I., & Fanani, L. (2021). Evaluasi dan Perbaikan
Antarmuka Pengguna Situs Web Otoritas Kompeten Badan Karantina Ikan,
29
Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) dengan
menggunakan Metode Goal-Directed Design (GDD). Jurnal Pengenbangan
Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer, 5(4), 1442–1451. http://j-
ptiik.ub.ac.id
Rumain, S. N. J. (2022). Manajemen laboratorium komputer studi kasuspada sma
negeri 8 seram bagian barat. Skripsi IAIN Ambon.
Saleh, E. (2022). Pengelolaan Laboratorium Komputer Dalam Meningkatkan
Kompetensi Teknologi Informasi Peserta Didik Di Man 2 Kota Cirebon. 1–
65.
30