Anda di halaman 1dari 65

BUDGET

{PENGANGGARAN}
H. ZAENAL ARIFIN HIR
LITERATUR: “BUDGETING” PEDOMAN LENGKAP LANGKAH-
LANGKAH PENGANGGARAN JAE K.SHIM DAN JOEL G.SIEGEL.
“SISTEM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMERINTAHAN
DAERAH DI INDONESI”
INDRA BASTIAN.
“ANGGARAN” CATUR SASONGKO DAN SAFRIDA RUMODANG
PARULIAN.

PENGETIAN ANGGARAN
1.titik fokus dari keseluruhan proses perencanaan dan pengendalian {JAE
K.SHIM DAN JOEL G.SIEGEL}
2. pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode
waktu yang di nyatakan dalam ukuran finansial.
{INDRA BASTIAN}
3. Rencana kegiatan yang akan di jalankan oleh manajemen dalam suatu
periode yang tertuang secara kuantitatif.
{CATUR SASONGKO DAN SAFRIDA RUMODANG PARULIAN}
4. -Suatu rencana yang menggabarkan penerimaan dan pengeluaran yang
akan di lakukan pada setiap bidang.
- dan suatu ikhtiar dari hasil yang di harapkan dan pengeluaran yang di
sediakan untuk mencapai hasil tersebut yang di nyatakan dalam kesatuan
uang .{DRS. H. MALAYH SP. HASIBUAN}
ANGG > Program kerja suatu organisasi/suatu karyawan waktu yang
dinyatakan dalam jalan masing-masing
 Dalam instrume operasiolisasi pendek dalam rangka usaha
mencapai sasaran, jangaka Panjang biasanya memerlukan
penahapan { PROF.DR.SONDANG P. SIAGUAN M.PA}
KARAKTERISTIK ANGGARAN
 Kemampuan prediksi
 Saluran komunikasi, wewenang dan tujuan yang jelas
 Informs yang akurat dan tepat waktu
 Kesesuain, bersifat menyeluruh dan kejelasan informasi
 Dokumen dalam organisasi dari semua pihak yang terlibat
TIPE ANGGARAN
1. CEILING BUDGET > di pakai untuk tujuan-tujuan was, yi
mengawasi langsung dengan cara menentukan batas-batas
pengeluaran, melalui peraturan penggunaan atau penghasilan unit-unit
kerja.
2. A line – item butget > di pakai untuk bermacam-macam tujuan yang
menggolongkan pengeluaran bersasarkan jenis.
3. Performance dan program budget > menspesifikasi aktivitas-
aktivitas / program berdasarkan dana yang di gunakn untuk
memisahkan pengeluaran-pengeluaran berdasarkan fungsi {kes/kam}
atau berdasarkan penghasilan
SIKLUS ANGGARAN

PELAKS DAL
PERENC

PENYUS PENATA
WAS
PENET USAHAAAN
PERENCANAAN
 Menentukan serangkaian Tindakan untuk mencapai hasil yang di
inginkan dan
 Langkah – Langkah realistis yang telah di tentukan sebelum nya {joe
k. shim dan joel g. siegel }
 Fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan memilih tujuan,
kebijakan, prosedur, dan program dari alternatif yang ada.
{Harold koonta dan odonnel}
 Memilih dan menghubung kan fakta dengan membuat dan
menggunakan asusmsi – asumsi mengenai masa datang dengan cara
menggambarkan dan merumuskan kegiatan yang di perlukan untuk
mencapai hasil yang di inginkan {G. R. Terry}
PERENC > PEK. Manajerial
 Untuk memilih sasaran kebijakan prosedur dan program yang di
perlukan
 Untuk mencapai apa yang di inginkan
 Pada masa yad
TEKNIK PERAMALAN
PROF. DR. SONDANG P. SIASIAN M.PA
1. EKSTRAPOLASI
 Teknik peramalan dengan memproyeksikan kecendrungan masa
lalu ke masa datang
 Teknik ini menggunakan premis, Bahasa masa kini merupakan
produk masa lalu dan masa depan tidak terlepas dengan masa
kini.
 Manfaat Teknik ini berangkat dari pemikiran bahwa kehidupan
suatu organisasi merupakan suatu kontinum
2. INDEKSASI
 Suatu metode untuk memperkirakan kebutuhan di masa depan
dengan menyelesaikan dengan suatu indeks
Ekstrapolasi dan indeksasi > hanya bermanfaat sebagai
instrumen peramalan jangka pendek karena berangkat dari
asumsi bahwa factor-faktor yang mempengaruhi baik internal
maupun eksternal berada pada kondisi konstan.
DRS.H. MALAYU S. P. HASIBUAN
1. Prediksi > perkiraan-perkiraan non ilmiah, sehingga kepastiannya
sangat diragukan, karena tidak di dasarkan analisis dan perhitungan-
perhitungan ilmiah dari data-data informasi dan fakta
2. Premis > ramalan – ramalan yang di dasarkan metode ilmiah atas
analisis dan perhitungan ilmiah dari data , informasi dan fakta
 Ramalan-ramalan / asumsi yang menyatakan suatu latar
belakang dari kejadian-kejadian yang akan terjadi baik
dukungan maupun hambatan
JENIS JENIS PERENC
1. TUJUAN {OBJECTIVE}
 Suatu sasaran manajerial yang di ingini dengan melukiskan
skup yang jelas serta memberikan arah pada usaha-usaha
seorang manajer.
 Harus dirumuskan dengan jelas agar dapat di pahami dan di
tafsirkan dengan mudah oleh orang lain
 Harus wajar, rasional, ideal dan cukup menantang untuk di
perjuangkan dan dapat di capai oleh orng banyak.
 Harus di tetapkan supaya tidak mengambang
2. KEBIJAKSAANAAN
Suatu jenis rencana yang memberikan bimbingan berpikir dan arah
dalam pengambilan keputusan.

Pentingnya kebijaksanaan
 Memberi arah tunggal perencanaan
 Krangka dasar pemikiran dalam membimbing Tindakan yang
akan di ambil untuk mencapai hasil yang di ingin kan
 Menciptakan stabilitas dna menanamkan kepercayaan dalam
perencanaan
 Memberi arti terhadap tujuan
 Menempatkan tujuan organisasi yang sebenarnya
 Merupakan alat- alat delegation of authority
Syarat – syarat kebijaksanaan
 Kejelasan {clearity}> harus jelas maksut arah tujuan nya >tidak
multi tafsir
 Luwes {flexibility}> tidak kaku
 Berkepribadian > khas
3. PROSEDUR
 Cara bertindak dan berhubungan dengan aktivitas masa depan
 Petunjuk untuk Tindakan bukan untuk berpikir
 Memberikan detail – detail Tindakan sehingga aktivitas tetap
harus di laksanakan
 Essensinya >rentetan Tindakan yang di atur secara kronologis
atau berurutan

Prosedur > suatu rangkaian tugas -tugas yang menunjukan


waktu dan rangkaian itu harus di laksanakan {G.R. TERRY}
4. Rule > suatu rencana tetang peraturan- peraturan yang pada
5. Program > suatu rencana yang pada dasarnya menggambarkan
rencana. Kongkrit karena dalam program sudah tercantum sasaran,
kebijakan , procedure waktu maupun anggaran
6. Budget > suatu rencana yang menggabarkan penerimaan dan
pengeluaran yang akan di lakukan pada setiap bidang
7. Hal> hal yang fundamental bagi setiap Tindakan dan berhubungan
dengan prosedur
8. Strategi > menentukan Tindakan-tindakan pada masa datang untuk
mencapai tujuan di inginkan
STRATEGI DALAM PERENCANAAN
{ PROF. L. C. SERREL}
1. Camel head in the tend {memasukan kepala unta dalam tenda}
Pengajuan rencana hendaknya secara bertahap jika menyeluruh
kemungkinan di tolak
2. Sdwing seed on fertile stround { menebar bibit pada tanah yang
subur }
Untuk mengajukan rencana pilihlah orang – orang yang kiranya dapat
menerima rencana itu
3. Mass concentrated offensive { penyerangan secara terkonsentrasi }
Jika rencana sudah di terima jangan di tangguhkan laksanakan
secepatnya
4. Confuse the issue { mengalihkan perhentian }
Menggunakan pendekatan yang tidak langsung menyinggung pokok
persoalan
5. Use trong tactics only when necessary { menggunakan taktik keras
hanya jika perlu }
Hanya di gunakan jika perlu
6. Pass the buck { lepaskan tujuan }
Melemparkaan tujuan pada pihak lain sampai mencari kambing htam
7. Time is gread healer{waktu adalah penyembuh yang baik }
Mendapatkan bantuan waktu sampai tidak perlu tergesa- gesa
8. Strike while the iron is hot{pukul besi Ketika masih panas ]
Tetapkan rencana dengan segera
9. Two head are better thaw one [ pemikiran dua oreng lebih baik dari
pada satu orng ] lakukan tukar pikiran
10.Divide and rule [ membagi dan menguasai ]
Membagi kelompok dan menguasainya
SYARAT SYARAT PERENCANAAN YANG BAIK
 Merumuskan dahulu masalah yang akan di rencanakan dengan jelas
 Harus di dasarkan pada informasi data dan fakta
 Menetapkan beberapa alternatif dan premisnya
 Putuskan atau tetapkan suatu keputusan yang menjadi rencana
SYARAT SYARAT RENCANA YANG BAIK
 Harus mempunyai tujuan yang jelas obyektif, rasional, dan menantang
untuk di perjuangkan.
 Harus mudah di pahami supaya penafsirannya Satu
 Harus dapat di pakai sebagai pedoman untuk bertindak ekonomis
rasional
 Harus menjadi dasar atau alat pengendalian
 Harus dapat di kerjakan oleh sekelompok orang
 Harus menunjukan urut-urutan waktu pekerjaan
 Harus fleksibel, tetapi tidak merubah tujuan
 Harus berkesinambungan
 Harus mencakup semua Tindakan yang akan di lakukan
 Harus berimbang antara tugas dengan fasilitas
 Harus saling mendukung
 Harus sensitive terhadap situasi sampai bisa merubah Teknik
pelaksanaan
 Harus DI tetapkan dan diimplemtasikan
PROSEDUR PERENCANAAN
 Menjelaskan dan merencanakan dahulu masalah dan tujuan yang akan
direncanakan
 Mengumpulkan inormasi, data dan fakta yang diperlukan
 Mengklasifikasi dan menganalisa informasi data dan fakta serta
hubungan-hubungannya
 Menetapkan perencanaan premis-premis hambatan dan dorongan
 Menentukan beberapa alternatif
 Pilihlah rencana yang terbaik dari alternatif yang ada
 Tetapkan urutan waktu secara rinci
 Cek tentang kemajuan rencana yang di usulkan
PERTANYAAN POKOK DALAM PERENCANAAN
> 5 W 1H
 WHAT [apa] > apa yang ingin di capai Tindakan apa yang di lakukan
sarpras yang di butuhkan
 Why [ mengapa] > mengapa menjadi sasaran harus di kerjakan , tujuan
harus di capai
 Where [ di mana ] > di mana di lakukan [tempat]
 When [kapan] > kapan di lakukan [waktu]
 Who [ siapa] > yang akan melakukan
 How [bagaimana] > melakukan [cara / Teknik
PENDEKATAN DALAM PERENCANAAN
 Top down planning
 Bottom up planning
TOP DOWN PLANING
Rencana yang di susun dari tingkat atas dan di serahkan ke bawah
KEBAIKAN NYA
 Akan lebih seragam kegiatan nya
 Sentralisasi kebijakan akan lebih seragam
KEBURUKANNYA
 Sering tidak sesuai kebutuhan
 Kondisi masing – masing berbeda > sering terhambat
 Manfaat hasil – kurang berarti
 Pelaksanaan di bawah kurang fleksibel
 Kurang mendorong professional pimpinan di bawah
 Kerja pelaksana kurang bersemangat
BOTTOM UP PLANING
Perencanaa yang terlebih dahulu di susun pada tingkat bawah –
kemudian dari hasil itu di tetapkan apa yang akan di canangkan di atas
KEBAIKANNYA
 Sesuai kebutuhan dan kondisi
 Lebih bermanfaat dan efektif
 Mendorong professional pimpinan di bawah
 Pelaksana lebih fleksibel
 Pengendalian relative lebih baik
KEBURUKANNYA
 Rencana itu tidak seragam
 Kebijakan berbeda-beda
 Perencanaan relative lebih lama
TEKNIK-TEKNIK INTERPRETASI DATA
1. TRAJEKTORY TECHNIQUES >Teknik interprentasi kea rah masa
depan
2. CYCLIC TECHNIQUES > Teknik interprentasi atas kejadian –
kejadian yang berulang – ulang pada waktu tertentu
3. ASSOCIATIVE TECHNIQUES > mengambungkan data dari
berbagai kejadian
4. PERSISTENCE TECHNIQUES >Teknik yang beranggapan bahwa
segala sesuatu tidak berubah atau jika berubah jalan nya lambat sekali,
sehingga tidak akan menimbulkan gangguan.

TUJUAN PENYUSUN ANGGARAN


1. PERENC > angg memberikan arahan bagi penyus tujuan dan
kebijakan
2. KOORD > angg mempermudah leoord antar bagian / unik dalam
orgss
3. MOTIVASI >angg dapat menetapkan target- target tertentu yang
harus di capai
4. PENGENDALIAN > anggaran memungkinkan untuk melakukan
fungsi pengendalian atas aktivitas- aktivitas yang di laksanakan

PRINSIP PRINSIP PENYUSUNSN ANGGARAN
 Anggaran di susun dengan pendekan kinerja
 Sesuai kebutuhan untuk kemampuan pendapatan
 Tepat waktu sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah di tetapkan
 Transparan dan terbuka
 Partisipatif
 Memperhatikan rasa keadilN DAN KEPATUTAN
 Substansi anggaran tidak bertentangan dengan kepentingan umum dan
peraturan per- uu – an yang berlaku
FUNGSI ANGGARAN
1. Fungsi otorisasi > dasr pelaksanaan pendapatan dan bekerja
2. Fungsi perencanaan > pedoman dalam perencanaan
3. Fungsi was > pedoman untuk menilai kegiatan
4. Fungsi alokasi > penciptaan lapangan kerja
5. Fungsi stabilisasi > memelihara keseimbangan perekonomian daerah
KEBIJAKAN PENYUSUNAN ANGGARAN
PENDAPATAN:
 Merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat di capai
untuk setiap sumber pendapatan
 Memiliki kepastian dan dasar hukum
 Memperhatiakan real penerimaan tahun lalu
 Tidak memberatkan masyarakat
 Di rinci menurut kelompok / jenis
 Batas terendah yang harus di capai
BELANJA
 Pencapaian target kinerja secara effisien dan effektif
 Memberikan informasi yang jelas dan terukur
 Memiliki sumber pembiayaan yang jelas dan terukur
 Selektif dengan memperhatikan urgensi dan skala prioritas

 Merupakan batas tertinngi untuk setiap jenis belanja
 Dilarang melakukan Tindakan yang melibatkan pengeluaran apabila
tidak tersedia / tidak cukup anggaran untuk membiayai pengeluaran
tersebut
 Di rinci menurut unit organisasi , fungsi , dan jenis belanja

TEKNIS PENYUS.ANGG
 Harus tepat waktu sesuai jadwal dan tahapan
 Memperhatikan gambaran kondisi ekonomi makro/mikro
 Asumsi dasar penyusuran rencana anggaran
 Perkraan rencana sumber dan besaran pendapatan
 Mencerminkan program dan Langkah-langkah kebijakan

SUBTANSI ANGGARAN
Anggaran yang susun dengan pendekatan kinerja; memuat.
 Sasaran yang diharapkan menurt fungsi belanja
 Standar pelayanan yang diharapkan dan perkiraan biaya satnam
komponen kegiatan ysb.
 Bagian pendapatan yang membiayai belanja adm umum, operasi dan
memeliharaan serta belanja modal/ pembangunan.

LANGKAH-LANGKAH DALAM PENGANGGARAN


1. Penetapan tujuan
2. Evaluasi sumber-sember daya yang tersedia
3. Negosiasi antara pihak-pihak yang terlibat mengenai angka-angka
anggran
4. Pengkoordinasikan dan peminjaman komponen
5. Persetujuan akhir
6. Pendistribusian anggaran
TITIK KRITIS PERENC DAN PENGANGG DAERAH
{INDRA BASTIAN, PH.D,MBA,AKT}

 Sejak tiga dawarsa terakhir;


 Klaim titik berat proses bagi bangsa
 Adalah persiapan masyarakat
 Yang di dasarkan pada proses perencanaan bagi bangsa
 Secara battom up
 Melalui musrebang Des-kec-kab/kota-prov

1. Klaim tsb layak dipertanyakan


2. Mengingat masih banyak protes masyarakat
3. Terhadap rencana maupun pelaksanaan bagi

1. A SINETRI ANTARA PEREN ANGG BANG DAN


PERMASALAHAN YANG DIHADAPI MASY
 Ren,bang – suatu proses interaksi timbal balik antara
Lembaga perenc dengan public yang sangat pluralistic
 Balam proses tsb, unsur-unsur kepentingan bertentanga satu
sama lain
 Top down battom up, sesuatu yang tidak dapat dipisahkan
 Top down – masy sebagai subyek maupun obyek bang tidak
mempunyai kesempatan untuk beraspirasi dan beramijinasi
yang menentukan adalah birokrasi
 Battim up – setiap daerah memiliki permasalahan spesifik
sebagai rencana bang masing-masing daerah berbeda

2. TIDAK TRANSPARANNYA HARUS MUSREBANG DALAM


PRODUK PERENC DAN PENGG DITETAPKAN OLEH PEM
 Musrebang harusnya menjadi wahana untuk mengatukan
program pem dengan kebutuhan riil masyarakat
 Program-program yang diusung dari bawah tidak ada kaitan
dengan program-program pem

3. PERENC DAN ANGG YANG TIDAK PEKA DENGAN GENDER


 Hasil-hasil bang harus dinikmati secara merata oleh semua
orang termasuk semua klp gender
 Dari perspektif gender, saat ini proses angg yang ada adalah
bias pria
 Representasi dan artikulasi kepentingan perempuan kurang /
belum diperhatikan

4. MAYORITAS DANA APBD DINIKMATI OLEH BIROKRASI

Sebagian besar dana APBD ternyata dinikmati oleh halangan birokrasi

5. PERENC DAN ANGG MERUPAKAN HASIL KOLUSI ANTARAN


BIROKRASI DAN DPRD

 Dari segi proses politik, proses angg mengandung unsur-unsur


kolusu, yang secara Bersama-sama mempertahankan dalam
angg.
 Sejak thn 2002 di Indonesia, penganggaran berbasis kinerja
yang mengarut prinsip angg surplus/deficit telah dipopulerkan
 Lebih penting lagi pengangg berbasis kinerja menggunakan
pendekatan partsipasi
 Namun reformasi tbs belum secara signifikan mengatasi
penyakit lama yang ego sectoral

6. MENINGKATKAN BIAYA RUTIN


 Biaya rutim yang sinomin dari biaya yang harus dikeluarkan
cenderung meningkat dari thn ke thn
 Hal tsb didukung dengan upaya peningkatan kesejahteraan
peg dgn peningkatan kuantitas dan kualitas yahlik

7. KESEJAHTERAAN PENDAPATAN DAN POTENSI DAERAH

Jalan pendapatan aktuan lebih kecil dibandingkan dengan potensial

8. PENYUSUTAN AKTIFA PEMDA, KARENA PROSES LELANG


YANG TIDAK ADIL

Sering kali terjadi bahwa barang-barang inventarus pemuda dilelang


dengan cara yang tidak adil

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

RUKTUR APBD YANG BERLAKU SEBELUM BERFORMASI


KEU.DA,MEMPUNYAI BBRP KELEMAHAN:

 Menggunakan konsep anggran berimbang


 Mencampur adukan elemen pendapatan dan penerimaan yang
berasal dari pinjaman dengan elemen belanja dengan
membayarkan untang
 Memisahkan elemen belanja rutin dengan belanja
pembangunan

APBD MENURUN UU.NO.17/2003 {KEU.NEGARA}

1. Angg dirincidengan unit organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan


jenis belanja
2. Hasil ini berarti, setiap penganggaran angaran antara unit proses,
kegiatan dan jenis belanja harus mendapat persetujuan DPRD
3. Penerapan anggaran berbasis pendapatan kinerja
4. Untuk memberikan informasi mengenai perkembang pelaksanaa
APBD, pemuda perlu mengampaikan.lap real semester 1 kepada
DPRD, pada akhir juli tahun angg sebagai bahan evaluasi dan
perubahan APBD.
5. LPJ APBD disampaikan berupa lap.keu yang meminimunya terdiri
atas; LRA, neraca lapaoran arus kas dan cttn atas laporan keuangan
sesuai dengan SAP.
6. GUP/BUP/Wali kota selaku PAB ber.tj atas pelaku kebijakan yang
ditetapkan PERDA tentang APBBD dari segi manfaat / hasil
{OUTCOOME}
7. Ka SKPD ber-tj atas pelaksanaan giat yang ditetapkan dalam perda
tentang APBD dari segi barang dan/jasa yang disediakan {output}

STRUKTUR APBD
PP.NO.12 TAHUN 2019 TENTANG PENGELOLAAN KEUNGAN
DAERAH

Pasal 27 {1} : merupakan bagian kesatuan yang terdiri atas :


1. Pendapatan daerah
2. Belanja daerah; dan
3. Pembiyaan daerah

Pendapatan daerah – semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan kasih dalam periode tahun anganggran berkanaan pendapatan
daerah meliputi semua pene daerah yang tidak perlu bayar Kembali oleh
daerah; dan penerimaan lainnya yang sesuai dengan ketentuan peraturan per-
uu-an diakui sebagai penambah ekuitas yang merupakan hak daerah dalam
1 (satu) thn anggaran

Belanja daeah adalah semua kewajiban pemerintah daerah yang diakui


sebagai pengurang nilai kekaynaan bersih dalam perioden tahun anggran
berkenaan belanja daerah meliputi semua pengeluaran dar rekening kas
umum daerah yang tidak perlu diterima Kembali oleh daerah dan
pengeluaran lainnya yang sesuai dengan ketentuan suatu peraturan per-uu-an
di akui sebagai pengurang daerah dalam 1(satu) tahun anggaran.

Pembiayaann adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar Kembali dan/atau


pengeluaran yang akan diterima Kembali baik pada tahun anggran
berkenaan maupun pada tahun-tahun anggran berikutnya.
STRUKTUR PENDAPATAN DAERAH PADA APBD

PP. NO. 12 TAHUN 2019 PP. NO . 58 TAHUN 2005

1. Pendapatan asli daerah 1. Pendapatan asli daerah


a) Pajak daerah
b) Retribusi daerah Sama dengan
c) Hasil pengelola kekayaan daerah yang di pp. no . 12/ 2019
pisahkan dan
d) Lain – lain pendapatan daerah yang sah
2. Pendapatan tranfer
a) Tranfer pemerintah pusat 2. Pendapatan dana perimbangan
1. Dana pertimbangan a) D B H
a. Dana tranfer umum b) D A N
1. DBH c) D A K
2. DAU 3. Lain lain pendapatan daerah yan
b. Dana tranfer khusus sah
1. DAK FISIK dan a. Hibah
2. DAK non fisik b. Dana darurat dan / atau
2.dana insentif daerah c. Lain lain pendapatan yang di
3. dana otonomi khusus tetapkan pemerintah
4.dana keistimewaan dan
5. dana desa
b. tranfer antar daerah
3. lain lain pendapatan daerah yang sah
a. hibah
b. dana darurat dan / atau
c. lain lain pendapatan sesuai dengan
ketentuan peraturan per. Uu.
TRUKTUR BELANJA DAERAH DALAM APBD
pp.no.12/2019 pp.no.58/2005
PP.NO.12/2019 PP.NO.58/2005
Klasifikasi belanja daerah terdiri atas: klarifikasi belanja menurut jenis bangian
a. Penerimaan pembiayaan bersumber a. Penerimaan pembiyaan mencakup:
a. Belanja operasi, dirinci atas jenis : terdiri:
dari: 1. Silpa tahun anggran sebelumnya
1. Belanja pegawai a. Belanja pegawai
1. Silpa ( sisa lebih perhitungan 2. Pencairan dana cadangan
2. Belanja barang dan jasa b. Belanja barang dan jasa
angg) 3. Hasil penjualan kekayaan daerah yang
3. Belanja bunga c. Belanja modal
2. Pencairan dana cadangan dipisah
4. Belanja subsidi d. Bunga
3. Hasil penjualan kekayaan 4. Penerimaan pinjaman
5. Belanja hibah e. Subsidi
daerah yang dipisahkan 5. Peneriaan Kembali pemberian
6. Belanja bantuan social f. Hibah
4. Penerimaan pindajaman daerah pinjaman
b. Belanja modal g. Bantuan social
5. Penerimaan Kembali pemberian b. Pengeluaran pembiyaan mecakup:
c. Belanja tidak terduga h. Belanja bagi hasil dan bantuan
pinjaman daerah 1. Pembantuan dana cadangan
d. Belanja tranfer, dirinci atas jenis: keuangan
6. Penerimaan pembiayaan lainnya 2. Pernyataan modal pemda
1. Belanja bagi hasil i. Belanja tidak terduga
sesuatu dengan ketentuan 3. Pembayaran pokok utang dan
2. Belanja bantuan k nangan
peraturan per.uu.an 4. Pemberian pinjaman
b. Pengeluaran pembiayaan dapat
digunakan untuk pmbiayaan
1. Pembayaran cicilan pokok
utang yang jatuh tempo
2. Penyertaan modal daerah
3. membentuk dana cadangan
4. Pemberian pinjaman
daera;dana/atau
5. Pengeluaran pembiayaan
lainnya sesuai dengan ketentuan
per.uu.an
CACATAN
1. DANA BAGI HASIL (DBH)
Adalah dana yan bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
kepada daerah dengan angka prosentase tertentu yang didasarkan atas
daerah pengahasilan umtuk mendana kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi.

A. DBH PBB
1. DBH PBB
 PEM 10%
 DAERAH 90%
 Prov ybs 16,2%
 Kab/kota ybs 64,8%
 Biaya pemungutan 9%
2. Bdh perolehan hak atas tanah dan bangunan {BPHTB}
 Pusat 20%
 Daerah 80%
 Prov ybs 16%
 Kab/kota ybs 64%
3. Dbh pajak pengahsilan wajib pajak orang pribadi daam negri
{WPOPDN}
 Pasat 80%
 Daearah 20%
 Prov ybs 8%
 Kab/kota ybs 12%
B . DBH SDA
1. DBH kehutanan
a. IHPH
 Pusat 20%
 Daerah 80%
 Prof ybs 16 %
 Kab/kota ybs 64%
b. Psdh [ probisi sumber daya hutan ]
 Pusat 20%
 Daerah 80%
 Prop ybs 16 %
 Kab/ kota penghasil 32%
 Lain lain 32%
c. Dana rebolsasi 40% kab/kota
2. DBH. Pertambangan umum
 Pusat 20 %
 Daera 80%
 Prof ybs 16 %
 Kab/ kota 64%
 penghasil 32%
 Lain lain 32%
3. DBH perikanan 80% kab/kota dengan porsi yang sama
4. DBH pertambangan minyak bumi
 Pusat 85,5 %
 Daerah 15,5 %
 Prop ybs 3%
 Kab / kota penghsil 6%
 Lain lain 6,5% dengan porsi yang sama
5. DBH pertambangan gas bumii
 Daerah 30,5%
 Pro ybs 6%
 Kab/ kota pengghasil 12%
 Lain lain 12% merata
 Menabah anggaran dik. Das 0,5 %
 Prop 0,1%
 Kab/ kota pernghasil 0,2%
 Kab / kota lain 0,2 %
6. DBH pertambangan panas bumi
 Daerah 80 %
 Prop ybs 16%
 Kab/kota penghasil 32%
 Kab/ kota lain 32%

II. DANA ALOKASI UMUM ATAU [DAU]


 Dana yang bersumber dari pendapatan apbn yang di
aplikasikan untuk pemeratan kemampuan keu antar daerah
untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi besarnya 26% darii pendapatan
dn netto

Jika cf=0 , mka dau= ad Jika cf < 0 maka dau Jika cf > ad, maka
= ada+ cf Dau =ad +cf <0

Kbf=100m Kbf= 100 m Kbf =100m


Kpf=100m Kpf = 125 m Kpf= 175 m
Ad= 50 m Ad= 50 m Ad =50 m

Cf= kbf-kpf Cf =kbf – kpf Cf = kbf - kpf


=100m-100m =100 m – 125 m =100m – 175 m
=0 =[25] = [75m]

DAU= ad+cf DAU =ad+ cf DAU= ad + cf


=adm+0 =50m + [25m ] =50m + [75]
=sdm =25 m =[25m]
= 50 m = 25 m Di sesuaikan menjadi 0
III. DANA ALOKASI KHUSUS [DAK ]
 Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang di
alokasikan pada daerah tertentu untuk membiayai kegiatan
khusus uang merupakan urusan daerah dan bagian dari
program prioritas nasional
 Di hitung oleh men. Keu berdasarkan kriteria umum ,
khusus dan tertulis
 Umum – berdasarkan kemampuan daerah yang di lihat dari
penerimaan APBD setelah dikurangi belanja pnsd.
 Khusus – berdasarkan peraturan per. Uu . an yang mengatur
penyel. Otonomi khusus dan karakteristik daerah yang di
dasarkan indeks kewilayahan oleh men. Keu. Meneg ppn
dan meu/ pim Lembaga terkait
 Teknis – berdasarkan indicator – indicator kegiatan khusus
yang di rumuskan melalui indeks oleh men. Teknis terkait
SURPLUS / DEFISIT APBD
I. SURPLUS APBD – pendapatan > belanja
 Pembayaran pokok utang
 Penyertaan modal
 Pemberian pinjaman kepada pem / pemda lain
II. Defisist apbn – pendapatan < belanja
 Silpa th, anggaran sebelumnya ( SELESAI )
 Pencairan dana cadangan
 Hasil penjualan kekayaan daerah di pisahakan
 Pinjaman
 Penerimaan piutang
PENDANAAN DAERAH
PEMBIAYAAN
 Setiap penerimaan yang perlu di bayar Kembali dan / atau
pengeluaran yang akan di terima Kembali , baik pada th. Anggaran
ybs maupun pada th. anggaran berikutnya
PEMBIAYAAN DAERAH TERDIRI DARI :
I. PENERIMAAN PENDANAAN
1. SiSa th. Anggaran sebelumnya
2. Pencairan dan cadangan
3. Hasil penjualan kekayaan daerah yang di
pisahakan
4. Penerimaan ppinjaman daerah
5. Penerimaan Kembali pemberian pinjman
6. Penerimaan piutang daerah
II. Pengeluaran pendanaan
1. Pembentukan dana cadangan
2. Penyertaan modal [investasi ] daerah
3. Pembayaran pokok utang
4. Pemberian pinjaman daerah
PRINSIP DALAM DISIPLIN ANGGARAN
1. Prinsip kemandirian
Peningkatan sumber – sumber pendapatan sesuai potensi >
mengurangi ketergantungan kepda organisasi lain [ ump : pem, pusat]
2. Prinsip prioritas
Tetap mengacu pada prioritas utama pembangunan di daerah
3. Prinsip efisiensi dan efektivitas
Menyediankan dana dengan penghematan yang mengarah pada
prioritas
PENYUSUSNAN ANGGARAN DI KATKAN BAIK APABILA
MEMENUHU SYARAT:
1. Berdasarkan program
2. Berdasarkan pusat per tujua an pusat biaya,
pusat laba dan pusat investasi
3. Sebgai alat perncanaan dna dal
4. Sebagai alat motivasi kinerja pgawai
ANGGARAN BERBASIS KINERJA
System anggaran yang mengutamakan pencapaian hasil kerja
[ output ] dari alokasi biaya [ imput ]
Ciri- ciri pokok anggaran berbasis kinerja
1. Secara umum , system ini mengandung 3 [tiga] unsur pokok
a. Pengel. Pem. Di klasifikasi menurut program /kegiatan
b. Pengukuran hasil kerja
c. Pelaporan program
2. Lebih di tekankan kepada pengukuran hasil kerja bukan pada
pengawasan
3. Setiap kegiatan harus di liat dari sisi efisiensi dna memaksimalkan
output
4. Bertujuan untuk menghasilkan informasi biaya dan hasil kerja
KEUNGGULAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA
1. Memungkinkan pendelegasian wewenang dalam pengambilan
keputusan
2. Merangsang partisipasi dam memotivasi satker melalui proses
penyusulan dan penilaian anggaran
3. Membantu fungus perencanaan
4. Menghindarkan pemborosan
KARAKTERISTIK ANGGARAN BERBASIS KINERJA
1. Sasaran yang di harapkan menurut fungsi bel.
2. Standar pelayanan yang di harapakan dan perkiraan biaya persatuan
komponen kegiatan ybs
3. Presentasi jumlah pendapatan apbd yang mendanai pngel. Adm .
umum, operasi dan pemeliharaan serta belanja modal
PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN
1. Menyusun rencana pembangunan jangka menengah daerah [rpjmd]> 5
tahun
 Penjabaran visi,misi, dan program kdh
 Berpedoman pada rpjpd
 Memperhatikan rpjm nas dan standar pelayanan minimal yang di
tetapkan oleh pem.
 Ditetapkan tiga bulan setelah kdh di lantik
2. Skpd Menyusun renstra
 Visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan program dan kegiatan
 Bersifat indikatif sesuai tupoksi masing – masing
 Perpedoman pada rpjmd
3. Pemda Menyusun rkpd > 1 tahun
 Penjabaran dari rpjmd
 Mengunakan bahan kerja skpd
 Berpedoman kepada rkp
 Memuat rancangan kerangka ekon daerah , prioritas bang renja
yang terukur dan pendanaan nya
 Bahan utama penyususna apbd
 Menjamin keterkaitan dan kosistensi antara perencanaan
penganngg. Pelaksanaan dan was
 Paling lambat ahir mei thn anggaran sebelumnya
4. Menyususun rancangan kua [ kebijakan umum anggaran ]
 Perpedoman kepada pedoman penyususun apbd yang
ditetapkan oleh mendagri setiap tahun
 Disampaiakan kepda dprd , paling lambat pertengahan juni
 Pembahasan Bersama dan di sepakati menjadi kua , paling
lambat minggu 1 bulan juli
5. Penyususnan rancngan ppas. [perioritas plafon anggaran sementara]
 Berdasarkan kua
 Di sampaikan kepada dprd minggu II bulan juli
 Langkah-langkah menentukan skala prioritas ,urutan program
dan pas untuk masing – masing program
 Di sepakati Bersama dprd , ahir bulan juli
6. Kdh menetepkan pedoman penyus. RKA- SKPD awal agustus
 Memuat renc. Pendapatan dan belanja untuk masing masing
program dan kegiatan
 Dirinci s/d obyek pendapatan , belanja dan pembiayaan
 Di sampaiakan kepada ppkd
 Pembahasan oleh tapd untuk di telaah kesesuaiannya dengan
kua dan ppas , serta capaian dan indicator kinerja,analisis
standar: belanja,satuan harga dan pelayaanan minimal
7. Menyususn raperda tetang apbd , berikut dokumen pendukung [nota
keu dan rapbd]
 Minggu 1 okt di sampaikan kepada dprd
 Pembahasaan Bersama di lakukan sesuai tatip dprd, dengan titk
berat kepada kesesuaiaan antara kua serta ppas dengan program
dan kegiatan
8. Pengambilan keputusan bersma dprd dengan kdh terhadap raperda
apbd selambat -lambatnya satu bulan sebelum tahun anggaran ybs
dilaksanakan
9. Kdh menyiapkan raper kdh tentang penjabaran apbd
10.Keputusana Bersama dprd dan kdh terhada raperda tentang apbd dan
raper kdh tenang penjabaran apbd disampiakan kepada gub untuk
dilakukan evaluasi dan gub mengeluarkn penatapan hasil evaluasi
[ pertengahan des ]
11.Penetapan perda tentang apbd dan raper kdh tentang penjabaran apbd
CATATAN
 Apabila dprd sampai batas waktu [ satu bulan sebelum ta ybs
dilakasanakan ] tidak mengambila keputusan Bersama dengan kdh
terhsadap raperda tentang apbd , kdh melaksanakan pengel. Setinggi -
tingginya sebesar angka apbd sebelumnya yang di susun dalam raper
kdh tentang apbd
12.Raper kdh tentang penjabaran apbd
 Disampaiakan kepada gub untuk pengesahan selambat -lambatnya 15
hati sejak di terima nya raper di maksut
 Apabila dalam batas waktu tersebut belum di sahkan raper kdh
dimaksut di tetapkan menjadi peraturan kdh tentang apbd
CATATAN
Penyusunan rpjpd > 20 tahun
 Mengacu pada rpjpd nas.
 Pedoman penyususnan rpjmd
 Memuat visi,misi, arah pembangunan jangka Panjang daerah
Penyususnan renja -skpd>1 tahun
 Berpedoman kepada renstra skpd
 Mengacu kepada rkpd
 Bahan utama musrebang. Da.
PENETAPAN APBD
BAGIAN KE SATU
PENYAMPAIAN DAN PEMBAHASAAN RAPERDA TETANG APBD
PASAL 104 : kdh wajib mengadukan raperda tentang apbd di sertai
penjelasan dna dokumen pendukung kepada dprd paling
1]. lambat 60 [enam puluh] hari sebelim 1[satu]
Bulan tahun anggaran berahir untuk memperoleh
persetujuan bersma antara kdh dan dprd
2]. Jika tidak – sanksi adm > per, uu, an

PASAL 105 : 1]. Pembahasaan raperda tentang apbd dilaksanakan oleh kdh
dan dprd setelah kdh menyampaikan raperda tentang apbd beserta
penjelasan dan dokumen pendukung sesuai per. Per, uu, an
2. Pembahasaan berpedoman pada rkpd kua dan ppas
PASAL 106 : KDH dan DPRD wajib menyetujui Bersama raperda tentang
APBD paling lambat 1 [satu] bulan sebelum di mulai nya th. Anggaran
setiap tahun

Berdasarkan persetujuan Bersama kdh, menyiapkan raperkada tentang


penjabaran APBD.
PASAL 107: dalam hal kdh dan DPRD tidak mengambil persetujuan
Bersama dalam waktu 60 {enam puluh}hari sejak disampaikan rancangan
perda tentang APBD oleh kdh kepada DPRD, kdh Menyusun perkara
tentang APBD paling tinggi sebesar angka APBD th.angg sebelumnya.
Raperkada dimaksud di atas diprioritas atau belanja yang bersifat mengikat
dan yang bersifat wajib
Pelampanan angka APBD thn.angg sebelmnya bisa dilakukan,jika:
 Kebijakan pem.pusat
 Keadaan darurat
PASAL 112: raperda kab/kota tentang APBD yang telah disetujui Bersama
dan laperleada tentang penjabatan APBD yang disampaikan kepada GUB
sebagai wakil pem pusat paling lambat 3 (tiga) sejak tentang persetujuan
raperda tentang APBD atau dievaluasi sebelum ditetapkan oleh BUP/wali
kota.
Raperda dan raperkada dimaksud dan disertai dengan RKPD, KUA dan
PPAS YANG disepakati/antara KDH dan DPRD
Evaluasi dimaksudkan atau menguji kesesuaiannya dengan:
 Ketentuan peraturan per.uu.an yang lebih tinggi
 Kepentingan umum
 RKPD KUA dan PPASN, dan
 RPJMD
Mengampaikan hasil evaluasi oleh GUB kepada BUP/wali kota paling
lambat 15 (lima belas) hari terhitung sejak tangal penerimaan oleh GUB

PASAL 89:
 KDH Menyusun rencana. Kua dan rencana PPAS
berdasarkan RKPP dan mengacu kepada pedoman
penyusun APPBD
 Pedoman Menyusun APBD ditetapkan oleh madagri
setelah berkoordinasi dngan man.PPN dan menkeu
 KUA memuat:
o Kondisi ekonomi makro daerah
o Asumsi penyu APPBD
o Kebijakan pendapatan daerah
o Kebijakan belanja daerah
o Kebijakan pembayaran daerah
o Strategi pencapaian
 PPAS disusun dengan tahapan:
o Menetukan skala prioritas bangsa
o Menentukan prioritas program dan kegiatan
masing-masing urusan yang disinkronkan dengan
priortas program Nas
o Menyusun capaian kinerja, sasaran plafo angg
sementara atau masing-masing program dan
kegiatan
PASAL 90: KDH menyampaikan rencana. Kua dan rencana PPAS kepada
DPRD paling lambat minggu ke dua bulan juli atau dibahas dan disepakati
Bersama antara KDH dan DPRD.
Kesepakatan terhadap renc kua dan rencana PPAS ditandatangani oleh KDH
dan pinat DPRD paling lambat minggu kedua bulan agustus
Kua dan PPAS yang telah disepakati KDH Bersama DPRD menjadi
pedoman bagi perngkat daerah dalam Menyusun RKA SKPD.

PELAKSANAAN APBD
ASAS UMUM PELAKSAAN APBD
1. SKPD dilarang melalukan pengeluaran.atas beban angg belanja
daerah atau tujuan yang tidak tersedian dan atau tidak cukup tersedia
angg dalam APBD
2. Pelakasaan belanja daerah harus didasarkan pada prinsip hemat, tidak
mewah, efektif, efesien dan sesuai dengan ketentuan peraturan
per.uu.an
MENYIAPKAN DOKUMEN PELAK.ANGG SKPD { DPA }
1. Paling lambat tiga hari bekerja setelah APBD ditetapkan,PPKD
memberikan kepada semua ka.SKPD, agar Menyusun dan
mengampaikan rencana . DPA-SKPD
2. Ka. SKPD menyerahkan rencana, DPA.SKPD paling lambat 6(enam)
hari kerja setelah pemberitahuan disampaikan
3. Rencana, DPA-SKPD, menerima sasaran yang hendak dicapai, fungsi,
program, kegiatan, angg yang disediakan untuk mecapai sasaran,
rencana penarikan dana, serta pendapatan yang diperkirakan.
REVERENSI OLEH TAPD
1. Tim angg pemerintah daerah ( TAPD ) melakukan verifikasi renc.
DPA-SKPD, ber-sama-sama denga KA SKPD YBS diselesaikan
paling lambat 15(limabelas hari) kerja serta ditetapkan PER-KDH
tentang penjabaran APBD
2. Berdasrkan hasil verifikasi, ppkd mengesahkan renc. DPA-SKPD
dengan persetujuan SEKDA.
3. DPA-SKPD yang telah diserahkan, disamppaikan kepada KA.SKPD
YBS, bawasda dan BPK se-lambat-lambatnya 7(tujuh) hari kerja sejak
disahkan
4. DPA-SKPD digunakan sebagai dasar pelak.angg ole ka.SKPD selaku
PA/BRG

KEKUASAAN PENGELOLAA KEU.DA;KDH SELAKU KA.PEMDA


ADALAH PEMEGANG KEKUASAAN PENGELOAAN KEU.DA;
MENUJUK DAN MMENETAPKAN DENGAN KEPUTUSAN;
1. SEKDA; selaku koord. Pengelolaan keu. DA
2. Ka. Satuan kerja pengelola keu.DA; selaku pejabat pengelola
keuangan daerah { PPKD }.
3. Ka.SKPD selaku pengguna angg/brs daerah
4. Kebijakan tentang pelaks.APBD
5. Kebijakan tentang pengelola barang daerah
6. Kuasa pengguna angg/ brg
7. Bend . penerimaan dan atau pengeluaran
8. Pejabat yang tugas melakukan pengumutan penerimaan daerah
9. Pejabat yang tugas melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah
10.Pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan dan
memerintahkan pembayaran

KOORDINATOR PENGELOAAN KEU. DA ; MEMPUNYAI TUGAS


KOORDINASI BIDANG:
1. Penyusu dan pelaksaan kebijakan dan pengelolaan APBD
2.
2. menyusu dan pelaksaan kebijakan penggeloaan barang daerah
3. Menyusun RAPERDA APBD, APBAD.P,per.setujuan pelaksaan
APBD
4. Menyusun RAPBD/RAPBD.P
5. tugas-tugas pejabat perencana , PPKD / pejabat pengawas keu.DA
6. Menyusun lap.keu. DA dalam rangka per.setujuan pelaksan APBD.

JUGA MEMPUNYAI TUGAS


1. Memimpin TAPD
2. Menyiapkan pedoman pelak.APBD
3. Menyiapkan pendoman pengelolaan barang. DA
4. Memberikan persetujuan pengesahan DPA-SKPD
5. Melaksanakan tuga-tugas koord pengelolaan keu.DA lainnya
berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kdh.

PEJABATA PENGELOLA LEU.DA { PPKD }MEMPUNYAI TUGAS


1. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengeloaan keu.DA
2. Menyusun RAPBD dan RAPBD.P
3. Melaksanakan penyusutan pendapatan daerah
4. Melaksanakan fungsi BUD
5. Menyusun lap.keu.DA
6. Melaksanakan fungsi lain berdasrkan kuasa yang dilimpahkan oleh
kdh.

PPKD SELAKU BUD.BERWENANG


1. Menyusun kebijakan dan pedpman pelak. APBD
2. Mengesahkan DPA-SKPD
3. Melakukan pegadilan pelaksaan APBD
4. Memberikan juknis pelaks system pemerintaan dan pengeluaran
kas.DA
5. Melaksanakan pemgumutan pajak daerah
6. Memantau pelaks penerimaan atau pengeluaran APBD oleh bank dan/
atau Lembaga keuangan laiannya yang telah ditujukan
7. Mengusahkan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaks.
APBD
8. Menyimpan uang daerah
9. Menetapkan surat penyediaan dana ( spd )
10.Melaks penenpatan uang daerah dan mengelola/ menatai uasahkan
investasi
11.Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat PA beba
rek.kas umum daerah
12.Menyediakan pelaks pinj/pemberian jaminan pemda.
13.Melaks memberikan pinj.an.pemda
14.Melakukan pengelolaan untang / piutang daerah
15.Melakuakan penagihan piutang daerah
16.Melaksanakan system akunsi dan laporan keu.DA
17.Mengajikan informasi keu.da
18. Melaksanakan kebijakan dan pedoman pensel. Serta penghapusan
barang milik daerah

PPKD SELAKU BUD MENJUK PEJABAT DILINGK SATUAN KERJA


PENGELOLA KEU.DA SELAKU KUASA BUD YANG DITETAPKAN
DENGAN KEPTS;DG TUGAS :

1. Menyiapkan angg.kas
2. Menyiapkan spd
3. Menerbitkan sp2d
4. Menyimpan seluruh bukti asli kepemilikan kekayaan daerah

PEJABATA PENGGUNA ANGGARAN/ PENGGUNA BARANG


DAERAH
PA.MEMPUNYAI TUGAS:
1. Menyusun RKA-SKPD
2. Menyusun DPA-SKPD
3. Melakuakn Tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban
angg.belanja
4. Melaksanakan angg.SKPD yang dipimpinnya
5. Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran
6. Melaksanakan penyusutan penerimaan bukan pajak
7. Mengadakan ikatan / perjanjian kerja sama dengan pihak lain dalam
batas angg yang telah ditetapkan
8. Mengelola utang piutang yang mejadi tujuannya
9. Mengelola barang milik daerah / kekayaan daerah yang menjadi tj-nya
10.Menyusun dan menyampaikan lap.keu. SKPD yang dipimpinnya
11.Mengawasi pelaksaan angg. AKPD yang dipimpinya
12.Melaks tuga2 PA/PB lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan
oleh kdh

 Pejabat PA dalam melaks. Tugasnya dapat melimpahkan Sebagian


kewenangannya kepada ka.unit kerja pada SKPD selaku kuasa
pengguna anggran/pengguna barang yang ditetapkan oleh kdh atas
usull ka.SKPD
 Pejabat PA/KPA dalam melaks. Program dan kegiatan dpt
menujukan pejabat pada unit kerja SKPD selaku PPTK { pejabat
pelaksakan teknis kegiatan }
 Pejabat pelaksana teknis kegiatan;memp.tugas:
1. Mengendalikan pelaks kegiatan
2. Melaporkan perkembangan pelaks.kegiatan
3. Menyiapkan dokumen angg atas beban pengeluaran pelaks angg.
 Dalam rangka melaksanakan wewenang atas penggunaan angg dalam
dpa -skpd;ka.skpd menetapkan pejabat penata usahaan keuangan atau
melaksanakan fungsi tata usaha keu,dg tugas:
1. Meneliti kelengkapan spp-ls yang diajukan oleh PPTK
2. Meneliti pelengkapan SPP-UP, SPP-GU dan SPP-TU yang
diajukan oleh bend, pengeluaran.
3. Menyediakan SPM
4. Menyiapkan laporan keu. SKPD
PELAKS ANGG. PENDAPATAN DAERAH
1. Semua peneriaan daerah dilakukan melalui rek.kas umum daerah
2. Bend penerima wajib menyetor seluruh penerimaannya ke kas umum
daerah selambat lambatnya dalam waktu 1 (satu) hari kerja
3. Setiap penerimaan harus didukung oleh bukti yang lengkap oleh
setoran dimaksud
4. Setiap Skpd dilarang melakukan penyusutan selain dari yang
ditetapkan dalam PERDA
5. SKPD yang mempunyai tugas yang memungut dan/atau kegiatan
yang berdampak pada penerimaan daerah wajib mengintensifkan
penerimaan tsb
6. Penerimaan skpd yang merupakan penerimaan daerah tidak dapat
digunakan langsung untuk pengeluaran
7. Komisi, rapat, potongan atau penerimaan lain dengan nama dan dalam
bentuk apapun yang dapat dinilai dengan uang baik sekarang langsung
maupun sebagai akibat dari penjualan tukar menukar, hibah, asuransi,
dan/ atau pengadaan barang dan jasa termasuk penerimaan bunga dan
jasa giro atau penerimaan lain sbg akibat penyimpanan dana
anggsuran pada bank serta penerimaan dari hasil penyimpanan barang
daerah atas kegiatan lainnya merupakan pendapatan daerah.
8. Penerimaan dimaksud point 7, apabila berbentuk uang harus segera
disetor ke kas daerah dab berbentuk barang mejadi barang memiliki/
asset daerah yang dicatat sbg investaris daerah.
9. Pengembalian kelebihan penerimaan dilakukan dengan membebankan
pada rek penerimaan ybs.

PELAKS ANGG BELANJA DAERAH


1. Setiap pengeluaran hrs didukung oleh bukti yang lengkap dan syah
mengenai hak yag diperoleh oleh pihak yang menagih
2. Pengeluaran kas yang mengakibatkan beban APBD tidak dapat
dilakukan sebelum RAPERDA APBD ditetapkan dan ditempatkan
dalam ld kecuali bel yag bersifat mengikat dan mengakit
3. Pembayaran atas beban APBD dapat dilakukan berdasrkan spd atau
dpa-skpd atau dokumen lainnya yang dipersamakan dengan spd.
4. Gaji pnsd dibebankan dalam apbd dan pemda bapat memberikan
tambahan penghasilan kpd pnsd berdasrkan pertimba menyektif
dengan memperhatikan kemampuan keu.da dan memperoleh
persetujuan DPRD
5. Bend pengeluaran sebagai wajib pusat pajak penghasilan {pph} dan
pajak lainnya wajib menyetorkan seluruh penerimaan yang
dipungutnya ke rek kas negara
6. Pelaks pengeluaran atas beban apbd dilakukan berdasarkan spm yang
diterbitkan oleh PA/KPA dan pembayan yang dilakukan dengan
penerbitkan SP2D oleh kuasa BUD.
7. Penerbitan SPM diperoleh dilakukan sebelum barang dan/atau jasa
diterima.
8. Untuk kelancaran pelaks. Tugas SKPD,KPD PA/KPA dapat diberikan
uang persediaan.
9. Bend pengeluaran wajib menolak perintah bayar dari PA/KPA ,
apabila persyaratan tidak dipenuhi seperti kenaran perhitungan
tagihan dan kertsediaan dana
10.Setelah tahun angg berakhir, Kka skpd selaku PA dilarang
menerbitkan spai yang membebani thn angg berkenaan

PELAKS.ANGG.PEMBIYAAN DAERAH
1. Pengelolaan angg pembiayaan daerah dilakukan oleh ppkd, semua
penerimaan dan pengeluaran pembiayaan daerah dilakukan melakui
rek.kas umum daerah
2. Pemindahan bukuan barurek dana cadangan ke rek.kas umum daerah
dilakukan berdasarkan renc pelaks kegiatan setelah jumlah dana
cadangan yan ditetapkan berdasarkan perda pembentukan dana
cadangan yang berkenaan mencukupi dan tidak boleh lebih dari
jumlah pembentukan dana cadangan yang berkenaan mencukupi dan
tidak boleh lebih dari jumlah pembentukan dana cadangan yang
dilakukan dengan surat perintah pemindah dukungan oleh kuasa BUD
atas persetujuan PPKD
3. Penjualan kekayaan milik daerah yang dipisahkan dicatat berdasarkan
bukti penerumaan yang syah
4. Penerimaan pinjaman daerah didasarkan pada jalan pinjaman yang
akan diterima dalam TA ybs sesuai yang ditetapkan dalam perjanjian
pinjaman ; dan pinjaman dalam bentuk mata uang asing dibentukan
dalam nilai rupiah
5. Penyertaan modal pemda dpt dilaks, apabila telah ditetapkan dalam
perda penyertaan modal berkenaan

PENATA USAHA KEU.DA


ASAS UMUM
1. PA/KPA, Bend pener./pengel dan org atau badan yang menerima atau
menguasai uang /barang / kekayaan daerah , wajib, menyel. Penata
usahaan
2. Penjabat yang menandatangani dan / atau mengsyahkan dokumen
yang berkaitan dengan surat bukti yang manjadi dasar pengel. Atas
beban apbd bertujuan atas kebenaran material dan akibat yang timbul
dari penggunaan surat bukti di maksut.
PELAKSANAAN
1. Untuk pelaksanaan apbd , sebelum di mulai nya th. Anggaran
berkenan, kdh menetapkan
a. Penjabat yang di beri wewenang menandatangani spd.
b. Penjabat yang di beri wewenang menandatangani spm.
c. Penjabat yang di beri wewenang mengesahkan spi
d. Penjabat yang di beri wewenang menandatangani sp2d
e. Bend. Pener / pengeluaran
2. Bend. Pener. Dan/ atau bend. Pengel. Dalam melaksanakan tugas
tugas kebendaharaan pada satker dalam skpd dapat di bantu oleh
pembantu bend. Pener. Dan / atau pembantu bend .pengel. dengan
keputusan ka. Skpd.
PENATA USAHAAN BEND. PENERIMAAN.
1. Penyetoran penerimaan pendapatan , dilakukan dengan uang tunai ke
rek . kas umum daerah pada bank pemerintahan yang tunjuk.
2. Bend. Penerimaan dilarang menyimpan uang, cek atau surat berharga
yang dalam penguasaan nya lebih dari 1 [satu] hari kerja dan / atau
atas nama pribadi pada bank atau giro pos.
2. Ka.skpd selaku pa / pb memberikan pernyataan bahwa pengelolaan
apbd yang menjadi tujuan nya telah di selenggarakan berdasarkan
system pengendalian intern yang memadai
3. Ppkd Menyusun laporan keuangan pemda yang terdiri dari
a. Laporan realisasi anggaran [lra]
b. Neraca
c. Laporan arus kas
d. Cacatan atas laporan keuangan.
Dan di sampaikan kepda kdh dalam rangka memenuhi
pertujuan pelaks. Apbd.
4. Kdh menyampaikan raperda tentang pertujuaan pelaks. Apbd kepada
dprd berupa laporan keuangan yang telah di periksan oleh badan
pemeriksa keuangan [bpk] paling lambat 6[enam] bualan setelah ta
berahir yang sebelumnya telah di sampaikan ke bpk selamabat-
lambatnya 3[tiga] bulan stelah ta berahir
5. Pemeriksaan laporan keuangan oleh bpk, selesai selambat lambatnya
2[ dua] bulan setelah menerima laporan keuangan dari pemda.
6. Apabila sampai waktu 2 [dua] bulan bpk belum menyampaikan lhp,
raperda diajukan kepada dprd
7. Kdh meberikan tangapan dan melakukan penyesuaian terhadap
laporan keuangan berdasarkan lhp bp katas laporan keuangan pemda.

PENGAWASAN PENGELOLAAN KEU.DA


A. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
1. Pem. Melakukan pembinaan dan pengawasan pengelolaan keu.DA
kepada pemda kab/kota dikoaardinasikan oleh gub.selaku wakil.pem
2. Pembinaan meliputi pemberian pedoman gimb, supervise, konsultasi,
ditlang dan dikbang
3. Pemberian pedoman mencakup perenc dan penyusutan, APBD
penatausahaan per.setujuan keu.DA pengutanan dan evatuasi serta
kelembagaan pengelolaan keu.DA
4. Pemberian bimb supervis dan konsultasi mencakup-cakup prenc dan
penyusun. APBD pelaksaan dan per.st.an APBD
5. Dprd melakukan pengawasan terhadap pelaksa perda tentang apbd
B.PENGENDALIAN INTERN
Dalam rangaka meningkatkan kinerja , transparansi dan
akumutabilitas dan pengelolaan keu.DA kdh mengatur menyelenggarakan
system pengendalian intern
C.PEMERIKSAAN INTERN
Pemeriksaan pengelolaan dan persetujuan keu. Da di lakuakan oleh
badan pemeriksa keuangan [bpk]
BAGAN ALUR: PROSES PENYUS. APBD {PEMENDAGRI
NO.13/2006}

Penyusunan kua dan ppas Penyusun raperda apbd Penetapan perda APBD

Proses perencana Pedoman penyus. Rka –


Ppembahasaan raperda
skpd
APBD okt-nov
Rkpd, akhir mei
Penyus. Rapbd agustus-
september Persetujuan Bersama DPRD
Penyimpanan kua dan KDH perda APBD awal des
kpd kdit awal juni
Penyampaian raperda APBD
ke DPRD minggu 1 okt Evaluasi dan penetapan hasil
Kesepakatan kua ke evaluasi DUB/mendagri medio
dprd tengah juni des

Kesepakatan kua Penetapan perda APBD dan


minggu 1 juli raper KDH tentang penjabaran
APBD bila sesuai hasil evaluasi 31
des
Pwnys.renppas dan
penyampaian ke Dalam hal dprd tidak mengambil keputusan Bersama maka pemda
dprd minggu 2 juli melaksanakan pengeluaran setinggi- tingginya sebesar angka apbd tahun
sebelumnya
Kesepakatan ppas
akhir juli Penyususn raper kdh Evaluasi dan Raper kdh apbd
penet. Raper kdh
TOLAK UKUR KINERJA
Indicator kinerja adalah ukuran keberhasilan yang akan di capai dari
program dan kegiatan yang direncanakan

Indikato kinerja merupakan ukuran kuantitatif dan kualitatif yang


menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah
ditetapkan dengan memperhitungkan indicator
 Masukan [input]
 Keluaran [output ]
 Hasil [outcomes]
 Manfaat [benefits]
 Dampak [impacts]
SYARAT SYARAT YANG HARUS DIPENUHI OLEH INDIKATOR
KINERJA
1. Spesifik dan jelas sehingga tidak ada kemungkinan kesalahan
interpretasi
2. Dapat di ukur secara obyektif , baik yang bersifat kuantitatif maupun
kualitatif
3. Relevan, menangani asspek aspek obyektif yang relevan
4. Dapat di capai ,penting dan harus berguna untuk menunjukan
keberhasilan masukan,keluaran,hasil,manfaat dna dampak
5. Fleksibel dan sensitif terhadap perubahan/ penyesuaian pelaksanaan
dan hasil pelaksanaan kegiatan
6. Efektif. Data/informasi yang berkaitan dengan indicator kinerja ybs
dapat di kumpulkan diolah dan di Analisa dengan biaya yang tersedia
BEBERAPA CONTOH INDIKATOR KINERJA
1. Tingkat kecepatan pelayanan
2. Tingkat ketepatan pelayanan
3. Tingkat kenyamanan
4. Tingkat kemurahan
STANDAR PELAYANAN MINIMAL [S P M]
Spm merupakan tolak ukur kinerja dalam menentukan pencapaian jenis dan
mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah ,dan yang
berhak di peroleh setiap warga secara minimal
MENURUT PP.NO. 65/2005 TENTANG PEDOMAN SPM PSAL 3,
PRINSIP PRINSIP SPM ADALAH
1. Spm di susun sbagai alat pemerintah dan pemerintahan daerah untuk
menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara
merata dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib
2. Spm ditetapkan oleh pemerintah dan di berlakukan untuk selururh
pemerintahan daerah prop dan kab/kota
3. Penerepan spm oleh pem. Da merupakan bagian dari penyelenggaraan
pelayanan dasae nas .
4. Spm bersifat sederhanan,konkrit , mudah di
ukur ,terbuka ,terjangkau ,dapat diper tj. Kaw serta mempunyai batas
waktu pencapaian
5. Spm di sesuaikan dengan perkembangan kebutuhan , prioritas
kemampuan keuangan nas dan daerah , serta kemampuan
kelembagaan dan personl daerah dlam bidang ybs
PENYUSUNAN SPM
Mentri / pimpinan pemerintah Lembaga pemerintah non dapertemen
menyususn spm sesuai dengan urusan wajib
Penyususnan spm oleh masing masing Menteri / pimpinan lpnd di
lakukan melalui konsultasi yang di kordinasikan oleh mdn

Konsultasi di lakukakan dengan tim konsultasi yang terdiri dari : yang


di tunjuk dengan sk . mdn.
 Ddn
 Kemeneg. Ppn/ ka. Bappernas
 Dep.keu
 Kemeneg . pan. Rb.
 Men/pimp.lpnd terkait
Pem. Da menyususn rencana pencapaian spm yang memuat target
pencapaian spm
Rencana pencapaian spm di tuangkan dalam rpjmd dan renstra skpd

Target tahunan spm di tuangkan dalam rpjmd dan renstra skpd :


 Rkpd
 Renja skpd
 Kua
 Rka.skpd
Pembinaan dan pengawasan di lakukan oleh :
 Pem > utk pem. Prop
 Gub[wkl pemipin daerah ] untuk pemkeb / pem. Kot
 Masy: untuk pemkab / pem.kot.
CONTOH FORMAT KUA
PROP / KAB / KOTA
KEBIJAKAN UMUM APBD
TAHUN ANGGARAN
I. PENDAHULUAN
Memuat al:
1. Uraian kondisi / prestasi yang telah di capai tahun sbelumnya ,
tahun berjalan, dan perkiraan pencapaian pada th, anggaran yad.
2. Uraian ringkas identifikasi permasalahan / hanmbatan dan
tatntangan yang di hadapi th. Anggaran sbelumnya th anggaran
berjalan, dan th. Anggaran yad
II.GAMBARAN UMUM RKPD
Memuat gambaran umum prioritas bang. Da yang di amanatkan
dalam rkpd untuk menyelesaikan permasalahan / hambatan dan
tantangan utama, serta menjawab tantangan yang mendesak dan
berdampak luas bagi peningkatan kesejateraan masyarakat
Target pencapaian kinerja yang terukur dari setiap urusan pem. Da
Bidang urusan Sasaran Target organisasi Pagu
kode pemerintahan program [%] indicator
daerah kegiatan [jutaan rp]
1 Urusan wajib
1 01 Pendididkan
program kegiatan
dst .nya.

1 02 Kesehatan dstnya
nya

III.KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN IMPLIKASINYA


TERHADAP SUMBER PENDANAAN.
 Asumsi yang relevan dengan kondisi daerah:
 Laju inflasi
 Pertumbuhan ekonomi
 Tingkat pengangguran
 Perkiraan penerimaan
Proyeksi pendapatan, belnja dan pembiayaan daerah
no Uraian Jumlah Bertambah
[berkurang]
Ta[n-1] Proyeksi n rp %
1 Pendapatan daerah
1.1 Pendapatan asli daerah
1.1.1 Pajak daerah
1.1.2 Retribusi daerah dst-nya
Belanja daerah
2. Belanja tidak langsung
2.1 Belanja pegawai dst-nya
2.1.1
CONTOH FORMAT PPAS
PROP /KAB/ KOTA
PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA
TAHUN ANGGARAN
I. PENDAHULUAN
I.1 uraian kondisi/ prestasi yang telah
berhasil di capai th sbelum , th berjalan
dan perkiraan th yad
I.2 uraian ringkas identifikasi
permasalahan / hambatan dan tantangan
utama th sebelum, th berjalan dan th yad
II. KEBIJAKAN UMUM APBD THN ANGGARAN
Memuat gambaran ringkas tentang target pencapaian kinerja yang
terukur dari setiap urusan pemerintahan daerah dan proyeksi pendapatan,
belanja, dan pembiayaan daerah sebagai dasar penentuan prioritas program
dan plafon anggaran
III. PROYEKSI PENDAPATAN ,BELANJA, DAN PEMBIAYAAN
DAERAH
 penjelasan tentang asumsi makro ekonomi
 penjelasan di atas di gambarkan secara ringkas proyeksi apbd th.
Anggaran [seperti format kua]
IV. PRIORITAS PROGRAM DAN PLAFON ANGGARAN
Menguraikan tentang prioritas program dan plafon anggaran yang di
sepakati, mencakup capaian sasaran program dasar pertimbangan penentuan
besaran pagu indikatif untuk mencapai sasaran program
MATRIKS PRIORITAS PROGRAM DAN PLAFON ANGGARAN
no Prioritas program dan Sasaran organisasi Jumlah plafon
kegiatan program/ anggaran
kegiatan

V. PLAFON ANGGARAN MENURUT ORGANISASI


Kode Urusan pemerintahan Plafon anggaran jumlah
daerah dan organisasi

Belanja tidak Belanja


langsung langsung

1 Urusan wajib
1 01 Pendidikan
01
1 01 Dinas Pendidikan
01 02
1 Kantor perpustakaan dst-
nya
1 02
01 Kesehatan
1 02 02 Dinas Kesehatan
1 02 Rsud
Dst-nya

VI. PENUTUP
Demikian rancangan ppas ini
Tgl
Gub / bup /walikota
t.t
-nama lengkap-
JENIS JENIS ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN

Anggaran induk

Anggaran oprasional Anggaran keuangan

Jlh unit / hrg brg


Anggaran penjualan Anggaran kas
/ jasa yang dapat di jual.

Anggaran neraca
Anggaran produksi Jlh brg jadiYg hrs di jual/Produk.

Di susun untuk
Angg. Pemakaian Jlh bahan baku Yang di perlukan. mengetahui
bahan baku likuiditas

Angg. Tenaga kerja Jlh jam tk ls Yang di perlukan. Sebagai informasi ahir
langsung dari seluruh anggaran

Angg. Pembelian Jlh bhn baku yang akan di beli.


bahan baku

Perkiraan biaya overhead yg hrs


Angg. Biaya over head
Di keluarkan u/ mencapai target prod.
produk

Perkiraan beban operasi yang akan


Angg. Beban pokok
penj. Dikeluarkan dlm satu periode.

Di susun sbg informasi bagi manager


Angg.laba - rugi
Tentang jalan laba- rugi.
I. ANGGARAN PENJUALAN
Menyajikan jumlah unit barang / jasa dan hrg yang di harapkan dapat
di jual oleh perusahaan di masa depan
CONTOH: suatu perusahaan menjual produk [ unit] dan harga / unit
bulan des 2020 , sbb.
Ket Kursi lemari
Penjualan [unit] 1.000 500
Harga jual/unit Rp. 500.000 Rp. 1.000.000.

Untuk bulan januari 2021 manajemen perusahan menargetkan kenaikan


penjualan [ unit ] untuk kursi dan lemari masing masing sebesar 20% dan
10% dengan harga jual / unit sama dengan harga bulan des 2020
Dengan demikian ,maka penjualan untuk kursi dna lemari bulan jan 2021
adalah
Kursi 1.000 + [20% x rp. 1.000]………1200 unit
Lemari 500 + [ 10 % x rp. 500]……..550 unit
Jadi penjualan untuk seluruh produk pada bulan jan 2021 adalah:
Kursi 1.200 x rp 500.000 ……. Rp. 600.000.000
Lemari 550 x 1.000.000 ………. Rp. 550.000.000
Sehingga dapat di susun anggaran penjualan untuk bulan jan 2021 sbb.
Ket Kursi lemari total
Penj.[unit] 1.200 550
Harga jual / unit Rp.500.000 Rp.1.000.000
1,150,000,000
Penj. Barang jadi Rp.600.000.000 Rp.550.000.000
II. ANGGARAN PRODUKSI
Anggaran yang di susun oleh perusahaan untuk menentukan jumlah
barang jadi yang harus di produksi anggaran ini harus di buat setelah
anggaran penjualan disusun, karena karena perusahaan harus di produksi
dalam rangka mendukung target penjualan .
Untuk menyususn anggaran produksi, di butuhkan berbagai data/
informasi sbb:
a. estimasi jumlah unit barang jadi yang akan di jual pada periode
mendatang
b. estimasi jumlah persediaan barang jadi pada ahir periode anggaran
c. estimasi jumlah persediaan barang jadi pada awal periode anggaran
FORMAT ANGGARAN PRODUKSI
ANGGARAN PRODUKSI PT…
UNTUK PERIODE….

Penjualan unit
Ditambah pers. Ahir barang jadi
Jumlah barang jadi yang dibutuhkan
Di kurangi pers awal barang jadi
Jumlah barang jadi yang akan di
produksi

CONTOH
PT ABC sedang menyususn anggaran produksi untuk produk yang di
hasilkan yaitu produk x untuk bulan agustus 2021
PT ABC memperkirakan dapat menjual 5.000 unit produk selama bualan
agustus 2021 selain itu pt ABC juga memperkirakan jumlah unit pers. Ahir
dan awal waktu bulan agustus 2021 masing masing 1.000 dan 500 unit
Maka anggaran produksi dapat di susun sebagai berikut:
ANGGARAN PRODUKSI PT ABC UNTUK PERIODE AGUSTUS 2021
NAMA PRODUK: X
Penjualan [unit] 5.000
Ditambah pers. Ahir barang jadi 1.000
Jumlah barang jadi yang di butuhkan 6.000
Dikurangi pers . awal barang jadi 500
Jumlah barang jadi yang akan di produksi 5.500

Berdasarkan anggaran produksi maka pt abc harus memproduksi produk x


sebanyak 5.500 unit untuk bln agustus 2021
CONTOH: ANGGARAN PRODUKSI UNTUK 3 BULAN
Pt abc Menyusun anggaran produk untuk produk yang dihasilkan
yaitu produk x untuk bulan agustus,September,dan oktober 2021
Pt abc memperkirakan dapat menjualproduk x selama bulan agustus
September dan oktober masing masing 5.000 ,6.000 dan 7.000 unit
Pt abc juga memperkirakan jumlah unit pers. Ahir untuk bulan agustus ,
September dan oktober masing masing 1.000 ,1.500 ,dan 2.000 unit serta
pers awal untuk bulan agustus,September,dan oktober masing masing 500,
1.000 dan 1.500 unit
Maka anggaran produksi dapat disusun sbb:
ANGGARAN PRODUKSI PT .ABC UNTUK PERIODE YANG
BERAKHIR 3 OKTOBER NAMA PRODUK: X
agust sept okt total
Penj.[unit] 5.000 6.000 7.000 18.000
+pers. Ahir barang jadi 1.000 1.500 2.000 4.500
Jlh brg jadi yg dibutuhkan 6.000 7.500 9.000 22.500
-pers. Awal barang jadi 500 1.000 1.500 3.000
Jlh brg jadi yg akan di produk 5.500 6.500 7.500 19.500
Jadi barang jadiyang akan di produksi pada bulan agust,sept dan okt 2021
adalah masing masing sebanyak 5,500 ,6.500, dan 7. 500 unit produk x
III. ANGGARAN BIAYA PRODUKSI
A. ANGGARAN PEMAKAIAN BAHAN BAKU
Menyajiakan informasi tentang kuantitas dan biaya bahan baku
yang di keluarkan untuk memproduksi barang jadi .
Informasi tentang barang jadi yang akan diproduksi dapata dilihat dari
anggaran produksi
Format anggaran pemakaian bahan baku
Pt…..anggaran pemakaian bb. Untuk bulan yang berahir pada 31 jan…

kain kancing
Jumlah produksi barang jadi
Standar kebutuhan bb/un
Jumlah kebutuhan bb untuk produk
Harga bb/ unit
Total biaya bb untuk produk
CONTOH
Pt. xy yang didirikan th 2000 adalah perusahaan yang bergerak dalam
bidang penjualan kemeja pria dengan merk Z pada ahir bulan nop 2020
manajemen pt. xy hendak menyususn anggaran pemakaian bhan baku [bb]
untuk produk kmeja merek z untuk bulan jan 2021.
Jumlaha barang jadi yangkan di produksi [ diambil dari anggaran produk]
adalah 5.500 unit Adapun standar kebutuhan bb untuk membuat unik kemja
adalah 2 m kain katun dan 8 buah kancing, dengan harga per. M kain rp
40.000 dan haraga per,1 buah kancing rp 1.500. maka dapat di sususn
anggaran pemakaian bb melalui 5[lima] Langkah yaitu
Langkah 1. Memasukan jumlah produk barang jadi pada format anggaran
pemkaian bb
Langkah 2. Memasukan standar kebutuhan bb
Langkah 3 .menghitung jumlah kebutuhn bb untuk produksi
Langkah 4 .memasukan info harga bb
Langkah 5 .memasukan biaya bb dengan mengalihakan jumlah kebutuhan
bb untuk produk dengan harga bb nya
Pt . xy
Anggaran pemakaian bahan baku untuk
Bulan yang berahir pada 31 january 2021
Kain kancing
Jlh produk brg jadi 5.500 5.500
Standar kbutuhan bb/unit 2 8
Jlh kebutuhn bb untuk produk 11.000 44.000
Harga bb/ unit Rp. 40.000 Rp. 1.500
Total biaya bb untk produk Rp. 440.000.000 Rp. 66.000.000

B. ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN BAKU


Setelah mengetahuai jumlah bb yang diperhatikan untuk
mremproduksi barang jadi perusahaan harus menentuan banyaknya bb yang
akan di beli dalam satu periode anggaran . sehingga harus di sussun
angggaran pembelian bb disamping untuk memperlihatkan perkiraan harga
bb/unit dan total nilai pembelian bb dalam rp. ……..
Jumlah bb yang akan di beli dapat di ketahui setelah mempertimbangkan
factor-faktor berikut:
1. jumlah bb yang diperlukan untuk kegiatan produk.
Info ini di peroleh dari anggaran pemakaian bb
2. jumlah bb yang ingin di simpan dalam perusahaan
Di ahir periode [ persediaan bb ahir] kebijakan
Manajemen akan menentukan jumlah persediaan
Yang ingin di simpan di ahir periode anggaran
3. jumlah bb yang tersedia di awal periode [ persediaan bb awl]
FORMAT ANGGARAN PEMBELIAN BB
PT…….
ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN BAKU
BULAN…….
KET BB.A BB.B
Jumlah kebutuhan bb untuk produk
Persediaan ahir bb
Jumlah kebutuhan bb
Persediaan awal bb
Jumlah bb yang harus di beli
Harga bb/ unit
Total biaya pembelian bb
CONTOH
Dari contoh anggaran pemkaian bb di atas di ketahui bahwa jumlah
kebutuhan bb untuk produk adalah sebanyak 11.000 m kain dan 44. 000 biji
kancing.
Kemudian estimasi jumlah persediaan bb awal dan ahir masing masing kain
1 jan 200 dan 31 jan 300
Kancing 400 300
Maka dapat di susun anggaran pembelian bb dengan 4 [empat] Langkah
1. membuat format anggaran pembelian bb
2. memasukan info tetang jumlah kebutuhan bb untuk prod dan
persediaan ahir bb
3. memasukan info persediaan awal bb, kemudian bb yang harus di beli
dan mengurangkan jumlah kebutuhan bb dengan persediaan awal
4. menyelesaikan penyususnan anggaran pembelian bb
Pt ………
Anggaran pembelian bb
Bulan jan….
Ket Kain Kancing
Jumlah kebutuhan bb untuk produk 11.000 44.000
Persediaan akhir bb 300 300
Jumlah kebutuhan bb 11.300 44.300
Perediaan awal bb 200 400
Jumlah bb yang harus di beli 11.100 43.900
Harga bb/unit Rp.40.000 Rp.1.500
Total biaya pembelian bb Rp.444.000.000 Rp.65.850.000
SELESAI

C. ANGGARAN TENAGA KERJA LANGSUNG


Untuk mengubah bb menjadi barang jadi perusahaan akan
Menggunakan tenaga kerja nya dengan membayarkan upah
Kepada tenaga kerja nya baik tenaga kerja langsung maupun
Tidak langsung.
Tenaga kerja langsung adalah yang langsung terlibat dalam proses
Produk barang dan jasa , sedangkan tenaga kerja tidak langsung
adalah tenaga kerja yang tidak terlibat secara langsung dalam proses
produksi.

Dalam menyususn anggaran tenaga kerja langsung , diperlukan


berbagai info sbb.
1. Kegiatan kegiatan yang di lakukan untuk memproduksi barang
dan jasa, missal pemotongan bb pencuian bb dan pengemasan
barang jadi.
2. Jumlah barang jadi yang di rencanakan utuk di produksi yang
dapat di peroleh dari anggaran produksi
3. Jumlah jam tenaga kerja langsung yang di perlukan untuk
memproduksi 1[ satu] unit barang jadi atau di sebut STANDAR
PENGGUNAAN JAM TENAGA KERJA LANGSUNG
4. Perkiraan upah tenaga kerja langsung / jam
Contoh : format anggaran tenaga kerja langsung
Produk 1 Produk 2
Departemen …….
Jumlah produksi
Standar penggunaan jam
Tenaga kerja langsung
Upah perjam
Anggaran biaya tenaga kerja langsung

CONTOH: dari contoh anggaran produksi diketahui bahwa jalan produksi


adalah sebanyak 5.500 unit
Diketahui pula bahwa untuk memproduksi kemeja dilakukan oleh 2
(dua) dapartemen, yi.
1. dept.penjahit; waktu yang dibutuhkan untuk menjahit kemeja pria per-1
unit adalah 6 menit honor untuk pes.dept penjahitan per jam RP.6.000
2. dapartemen pengemasan diperlukan waktu 3 menit untuk mengemas 1
baju dengan honer RP.4.000/JAM.
Maka dapat disusun anggaran tenaga kerja langsung,sbb; dengan 5 langkah.
Langkah : 1. Tormat
Langkah : 2. Memasukan jalan prod barang jadi
Langkah : 3. Memasukan standar penggunaan jam tenaga kerja langsung dan
dan upah tenaga kerja langsung dan ubah tenaga kerja langsung per jam
untuk setiap dept;sbb
Standar penggunaan jam tenaga kerja langsung
Deprt.penjahitan Dept pengemasan

Standar pengg jam 6 menit=0,1 jam RP 6.000 3 menit=0,05 jam


TKL upah/jam RP 4.800

LANGKAH : 4. Jalan jam tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk


menghasilkan barang jadi diperoleh dengan mengalikan jilp produksi brang
jadi dengan standar penggunaan jam tkl
Dept penjahitan =5.500x0,1 jam = 550 jam
Dept pengemasan =5.500x0,05 jam = 275 jam

LANGKAH : 5 biaya TKL diperoleh dengan mengalikan jalan jam TKL


dengan upah per-jamnya
Dept penjahitan=550 jam x RP 6.000= RP 3.300.000
Dept pengemasan= 275 jam x RP 4.800= RP 1.320.000
LANGKAH : 6 Terakhur menambahkan anggaran biya TKL dept penjahitan
dan daprt pengemasan dapat diketahui biaya TKL seluruhnya

PT. ANGGARAN TENAGA KERJA LANGSUNG UNTUK


PERIODE JAN.
NAMA PRODUK KEMEJA
Dept penjahitan
Jln produksi 5.500
Standar penggunaan jam TKL 0,1
Jalan jam TKL 550
Upah per jam RP 6. 000
Angg biaya TKL dept. penjahitan RP 3.300.000

Dept pengemasan 5.500


Jln produksi 0.05
standar penggunaan jam TKL 275
jln jam TKL RP 4.800
upah per jam RP 1.320.000
angg biaya TKL dept. pengemasan RP 4.620.000
total biaya TKL

Jadi total biaya TKL PT… untuk bulan jan adalah sebesar RP 4.620.000

D. ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PRODUKSI


Pernah manufaktur memiliki 3{tiga} kompenen biaya produksi, yi
1. biaya bahan baku langsung
Contoh : biaya listrik
Abonemen – b.tetap Anggaran prod
produksi KEM
Pemakaian – b.variable
Ketika Menyusun anggaran biaya overhead harus dapat menentukan hal” Penjualan/ uni
sbb: Persediaan akh
Jlh barang jadi
1. jalan produksi barang jadi yang direncanakan untuk diproduksi dalam satu Persediaan aw
periode anggaran Jlh barang jadi
2. biaya overhead tetap yang di anggarakan perusaan missal: biaya sewa
mesin, gaji tenaga tidak langsung
3. biaya overhead variable yang dianggarakan perush missal biaya BBM
4. biaya overhead semi variabel, missal : listrik,air,telp
Format anggaran biaya overhead produksi
Anggaran biaya overhead
Pt..untuk periode jan 2021

Biaya fdh var Biaya fdh fix Total


Vept penjahitan
Biaya gaji supervison
Biaya perawatan mesin
Biaya sewa pabrik
Biaya listrik
Biaya asuransi
Total

Dapt pengemasan
Biaya gaji supervison
Biaya perawatan mesin
Biaya sewa pabrik
Biaya listrik
Biaya suransi
Total
D. biaya listrik yang bersifar variabel untuk setiap pemakaian mesin/jam
adalah RP 3.000 tinggi atau rendahnya biaya listrik untuk setiap dept
ditentukan oleh waktu pemakaian mesin biaya listrik yang bersifat tetap sbr
RP 4.000.000 dialokasikan ke dept penjahitan dan dept pengemasan proporsi
60% dan 40%
E. biaya asuransi tetap peg pabrik sebsar RP 5.000.000/bulan dialokasikan
kedua dept berdasarakan biaya TKL per-dept,bulan-nya
Berikut addalah teble yang diperlukan untuk mengalokasikan biaya
overhead untuk dept penjahitan dan pengemasan untuk bulan jan 2021.
Dept penjahitan Dept.pengemasan
Jlh mesin 5 15
Jlh jam mesin 1,500 2.000
Jlh luas pabrik 1.000.000 2.000.000
Biaya TKL 1.380.000 552.000

Maka dapat disusun anggaran baiaya overhead dengan langkag-langkah sbb:


LAMGKAH: 1. Membuat format angg biaya overhead
LANGKAH: 2. Mengalokasikan gaji pengawas produksi secara merata
untuk dept penjahitan dan dept pengemasan
berdasa berdasrkan jlh mesin yang disetiap dept
LANGKAH: 3. Mengaokasikan baiaya perawatan mesin tetap ke dept
penjahitan dan dept pengemasan dan berdasarkan jlh
mesin yang disetiap dept
Alokasi untuk dept penjahitan=5/20x2.000.000=500.000
Alokasi untuk dept pengemasan=15/20x2.000.000=1.500.000
Kemudian hitung biaya variable perawatan mesin untuk kedua dept
Dept penjahitan=1.000x1.500=1.500.000
Dept pengemasan=1.000x2.000=2.000.000
LANGKAH: 4 mengalokasin biaya sewa pabrik tetap ke dept penjahitan dan
pengemasan berdasarkan luas tiap dept dept penjahitan
=1.000/3.000x6.000.000=2.000.000
Dept pengemasa=2.000/3.000x6.000.000=4.000.000
LANGKAH: 5 mengalokasikan biaya listrik tetap ketiap dept
Dept.penjahitan= 60%x4.000.000=2.400.000
Dept.pengemasan=60%x4.000.000=1.600.000
Menghitung biaya listrik variable untuk tiap dept
Bept penjahitan=3.000x1.500=4.500.000
Bept pengemasan=3.000x2.000=6.000.000
LANGKAH: 6 mengalokasikan biaya asuransi tenaga kerja ketiap dept
Dept penjahit=1.380.000/1.932.000x5.000.000=3.571.430 (dibulatkan)
Dept pengemasan=552.000/1,932.000x5.000.000=1.428.570(dibulatkan)
Anggaran biaya overhead PT…untuk periode jan 2021

Biaya foh Biaya foh tetap Total


variabel
Dept penjahitan
b.gaji supervisor 2.000.000 2.000.000
1.500.000 500.000 2.000.000
b.perawatan mesin
- 2.000.000 2.000.000
b.sewa pabrik
4.500.000 2.400.000 6.900.000
listrik
- 3.571.430 3.571.430
asuransi
6.000.000 10.471.430 16.471.430
total

dept pengemasan - 2.000.000 2.000.000


b. biaya gaji supervisor 2.000.000 1.500.000 3.500.000
b.perwatan mesin - 4.000.000 4.000.000
sewa pabrik 6.000.000 1.600.000 7.600.000
listrik - 1.428.570 1.428.570
asuransi 8.000.000 10.528.570 18.528.570
total
35.000.000
total biaya overhead produksi
E. Anggaran biaya produksi berasarkan hanyalah menampung seluruh
perkiraan biaya produksi yang sudah ditentukan dan dihitung dalam
anggaran pemakaian bb anggaran pemakaian TKL dan anggaran pemakaian
biaya overhead prod.
Makaa dapat disusun anggaran biaya produksi dengan langkah2:
LANGKAH: 1. membuat format SBP
2. Memasukan biaya peakai bb
3. memasukan baiaya TKL
4. memasukan biaya overhead
LANGKAH: 5. Menyelesaikan penyusunan ABP
Anggaran baiaya produksi PT..untuk periode jan

Biaya bahan baku


Kain 440.000.000
Kancing - 60.000.000
506.000.000
Subtotal pemakaian BB

Biaya TKL 3.300.000


Dept penjahitan -1.320.000
Pengemasan 4.620.000
Subtotal biaya TKL

Biaya overhead prod 16.471.430


Dept penjahitan -18.52.570 35.000.000
Pengemasan
Subtotal bop 545.620.000

Total biaya produksi

4.
IV. ANGGARAN BEBAN OPERASIONAL
Beban opersi adalah beban2 yang dikeluarkan untuk kegiatan2 selain
kegiatan produksi yang bersumber dari kegtan penjualan,dan administrasi.
Beban penjualan{selling expenses}:{reeve, warren dan duchah,2008}
1. gaji wira niagaa {salesmen}
2. komisi wira niaga
3. biaya penyusutan kendaraan bagian penjualann
4. biaya penyusutan computer bagia adm
5. biiaya listrik,air,dan gas adm

BEBAN OPERASIONAL TTP, VARIABEEL DAN SEMIVARIABEL


Beban operasional bersifat tetap jika nilainnya tetap sama, berapa pun
tingkat penjualan yang diperoleh perusaan dalam satu priode dalam relevaan
range2 {tingkat penjualan }contoh beban oprasional tetap adalah gaji bulan
karyawan dan beban listrik bagian penjualan dan adm
Beban operasional bersifat variabel jika nilai keseluhuran ber-ubah2 seiring
dengan perusahaan pada tingkat penjualan contoh: komisi penjualan untuk
wirausaha
Beban operasional bersifat semivariabel jika beban tsb memiliki komponen
biaya tetap da variabeel sekaligu contoh: biaya listrik, abonemen dan
pemakaian .

Contoh PT…ingin Menyusun anggaran biaya operasi untuk bulan jan 2021.
Anggaran bebean operasi disusun dengan cara mengelompokkan semua
beban operasi yang ada di dalam kelompok bebban tetap dan variabel
Berikut asumsi-asumsi yang diperlukan untuk Menyusun anggaran beben
operasi:
1. penjualan bulan jan 2021 diperkirakan sebesar RP 600.000.000
2. gaji tetap karyawanbarang penjulan per bulan sebesar RP 5.000.000
3. gaji tetap karyawan barang ADM per bulan sebesar 8.000.000 karyawan.
4. komisi penjualan barang. Penjualan sebesar 1% dari penjualan
5. beban penyusutan kendaraan barang penjualan dan barang adm masing-
masing sebesar RP 2.000.000/bulan
6. beban iklan per-bulann RP.3.000.000
7. biaya penyusutan peralatan barang penjualan dan barang adm setiap bulan
2.000.000 dan 1.000.000
8. beban tetap listrik bagian penjualan dan barang adm adlah sebesar
500.000/bulan sedangkan biaya variabel listrik /kwh adalan 500 dengan
pemakaian listrik barang penjualan dan barang adm diperkirakan 1.000 dan
1.500 kwh.
Maka dpat disusun anggaran biaya operasi dengan Langkah-langkah
1. membuat format anggran biaya op

Anggaran biaya operasi PT…


Untuk periode han 2021

Beban penjualan jenis


beban

Sbh, total bebean penj


beban adm
Beban tetap Beban var total
Jenis beban

Sub total beban adm


Total beban op

LANGKAH: 2 memasukan seluruh komponen biaya beban tetap


bag,penjualan bulan jan 2021
LANGKAH: 3 menghitung seluruh komponen beban variabel bag.penjualan
bulan jan 2021
Komisi karyawan bag,penjualan
= 600.000.000x1%=6.000.000
Beban listrik =rp 500 x 1.000 kwh = rp 500.000
Kemudian memasukan

Anda mungkin juga menyukai