Anda di halaman 1dari 17

Pembelajaran Berbasis ICT dan Menerapkan Prinsip Technological Pedagogical and

Content Knowledge (TPACK) Disertai dengan Penguatan Karakter

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Penjas
Dosen pengampu : Nur Rohmah Muktiani S.Pd., M.Pd.

Nama Kelompok :

1. Diah Dentaria Ramida (19601241004)


2. Anita Septiana Firdaus (19601241006)
3. Fathurrahman (19601241033)
4. Febrina Mutiara Insany (19601241037)
5. Nindra Muttaqin (19601241038)
6. Nuril Anwar (19601244066)

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Penyusunan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah perencanaan dan pembelajaran penjas tentang “Pembelajaran Berbasis ICT dan
Menerapkan Prinsip Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK) Disertai dengan
Penguatan Karakter”. Selain itu tujuan dari penyusunan Makalah ini juga untuk menambah
wawasan tentang pengetahuan kita secara meluas.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nur Rohmah Muktiani,S.Pd.,M.Pd.
selaku dosen perencanaan dan pembelajaran penjas yang telah membimbing kami agar dapat
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa Makalah ini sangat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan
saran agar penyusunan Makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami
mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 10 Oktober 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
A. Media Pembelajaran ICT............................................................................................................6
B. ICT Dalam Pembelajaran............................................................................................................8
C. Konsep TPACK..........................................................................................................................11
D. Pengembangan ICT dalam PJOK...............................................................................................14
BAB III PENUTUP..................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau sering dikenal dengan istilah
Information Communication Technology (ICT) merupakan suatu hal yang sangat penting
untuk dikuasai dalam era globalisasi saat ini. Komputer merupakan salah satu media yang
digunakan dalam TIK, karena komputer memiliki beberapa fungsi seperti, mengolah data,
mencari materi, menyajikan informasi secara kelompok atau individu dan aktivitas lainnya.
Di era modern ini internet dan intranet merupakan kebutuhan bagi siapa saja. Keduanya
memegang peranan yang dominan umumnya dalam kehidupanpelajari
Perkembangan Information and Communication Technology (ICT) atau Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam beberapa dekade terakhir berjalan sangat cepat.
Teknologi dan aplikasi pendukung juga telah dikembangkan sebagai upaya untuk mendukung
dan mempermudah aktivitas kehidupan manusia, termasuk kegiatan belajar mengajar dalam
dunia pendidikan. Pentingnya menyikapi perkembangan dan kemajuan ICT tersebut, guru
dituntut untuk menguasai teknologi agar dapat mengembangkan materi-materi pembelajaran
berbasis ICT dan memanfaatkan ICT sebagai media pembelajaran. Berkembangnya ICT telah
memperkaya sumber dan media pembelajaran dalam berbagai bentuk seperti slide Power
Point, gambar/foto animasi, film/video, halaman web, program pembelajaran berbantuan
komputer dan software aplikasi pendukung pembelajaran.
Guru yang profesional harus mampu memilih, mengembangkan, dan memanfaatkan
kecanggihan ICT yang disesuaikan dengan materi ajar di kelas (Darmawan, 2011: 17). Guru
harus mampu mengembangkan materi yang menunjukkan pengetahuan konten,
memanfaatkan pengetahuan pedagogik, dan menggabungkannya dengan teknologi yang
digambarkan dalam sebuah kerangka Technological Pedagogical And Content Knowledge
(TPACK). Thompson dan Mishra (Stoilecu, 2011) menjelaskan bahwa Technological
Pedagogical And Content Knowledge (TPACK) terdiri dari pengetahuan materi, pedagogik,
dan teknologi serta keterampilan untuk menggunakan interaksi ini antara komponen-
komponen tersebut. Kerangka TPACK merupakan sebuah kontribusi penting untuk mendidik
guru biologi tentang cara efektif menggunakan kerangka teknologi di dalam kelas.

4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan media pembelajaran ICT?
2. Apa yang dimaksud dengan ICT dalam pembelajaran?
3. Apa saja yang termasuk dalam konsep TPACK?
4. Bagaimana pengembangan ICT dalam PJOK?

C. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masala yang diutarakan tersebut, maka makalah ini bertujuan untuk:
A. Mengetahui apa yang dimaksud dengan media pembelajaran ICT.
B. Mengetahui apa yang dimaksud dengan ICT dalam pembelajaran.
C. Mengetahui apa saja konsep yang termasuk dalam TPACK.
D. Mengetahui bagaimana pengembangan ICT dalam PJOK.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Media Pembelajaran ICT

a) Pengertian dan Ragam Media Pembelajaran


Media dalam prespektif pendidikan merupakan instrumen yang sangat strategis dalam
ikut menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Sebab keberadaannya secara langsung
dapat memberikan dinamika tersendiri terhadap peserta didik. Media digunakan dalam proses
komunikasi, termasuk kegiatan belajar mengajar. Menurut I Wayan Santyasa (2007: 3),
proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, yakni guru (komunikator),
bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Jadi,
media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
(bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan
siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Media pembelajaran merupakan
komponen integral dari sistem pembelajaran. Artinya, media pembelajaran tidak dapat
dipisakan dari proses pembelajaran.
Dari segi kemunculannya, sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni
sumber belajar yang sengaja dirancang atau dibuat secara khusus untuk pembelajaran
(learning resources by design) dan sumber belajar yang tidak dirancang atau dibuat secara
khusus untuk pembelajaran namun dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran (learning
resources by utilization). Oleh karena kaitan yang erat antara media dan sumber belajar, maka
keduanya terkadang sulit dibedakan atau keduanya saling dipertukarkan maknanya.
Meskipun demikian, keduanya dapat dibedakan secara jelas bahwa media adalah "sarana
fisik" yang dapat digunakan untuk menyampaikan "materi pembelajaran". Media yang dapat
dimanfaatkan oleh pelajar untuk melakukan aktivitas belajar disebut sumber belajar.
Beberapa contoh media pembelajaran termasuk media tradisional (papan tulis, buku teks,
handout, modul, lembar peraga, LKS, objek-objek nyata, slide OHP, pita video atau film,
guru, dll.), media massa (koran, majalah, radio, televisi, bisokop, dll.), dan media
pembelajaran baru berbasis ICT (komputer, CD, DVD, video interaktif, Internet, sistem
multimedia, konferensi video, dll.).
Dilihat dari bentuknya, media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi:

6
1. Media Visual: media yang mampu menampilkan informasi dalam bentuk yang hanya
dapat dilihat atau dibaca, misalnya gambar, foto, grafik, diagram, bagan, poster,
kartun, komik, buku, dll.
2. Media Audial: media yang mampu menyajikan informasi dalam bentuk yang hanya
dapat didengar, misalnya radio, tape recorder, laboratorium bahasa, player MP3, dll.
3. Projected still media: media yang memerlukan proyektor untuk menampilkan
informasi dalam bentuk gambar/tulisan yang tidak bergerak, misalnya transparansi
slide, slide Power Point, micro film, dll.
4. Projected motion media: media yang memerlukan proyektor untuk menampilkan
informasi dalam bentuk gambar/tulisan yang dapat bergerak, misalnya film, televisi,
video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.
Perkembangan teknologi ICT memungkinkan pemanfaatan fungsi berbagai media
pembelajaran dengan menggunakan satu alat yang disebut multimedia, yang mampu
menyampaikan informasi dan materi pembelajaran dalam bentuk teks, gambar, suara,
animasi, film, bahkan interaksi. Melalui multimedia, konsep-konsep abstrak dapat disajikan
secara lebih nyata dalam proses pembelajaran untuk memudahkan mahasiswa memahaminya.
Berdasarkan kegunaan dan cara pemakaiannya, multimedia pembelajaran dapat
dikelompokkan menjadi dua, yakni multimedia presentasi dan multimedia belajar mandiri.
1. Multimedia Presentasi Pembelajaran: multimedia pembelajaran yang tidak dapat
digunakan untuk belajar secara mandiri oleh mahasiswa, melainkan digunakan oleh
dosen/guru untuk membantu penyampaian materi pembelajaran di kelas. Bentuknya
dapat berupa slide power point yang dilengkapi suara, animasi, video, namun tidak
memungkinkan terjadinya interaksi dengan mahasiswa karena disajikan oleh
dosen/guru.
2. Multimedia Pembelajaran Mandiri: mutimedia yang berupa software pembelajaran
yang dapat digunakan oleh mahasiswa untuk belajar secara mandiri tanpa bantuan/
kehadiran dosen/guru. Biasanya, multimedia demikian selain menyajikan materi
pembelajaran dalam berbagai bentuk juga memungkinkan pebelajar untuk
berinteraksi, misalnya melakukan navigasi ke berbagai materipembelajaran atau
aktivitas belajar seperti membaca, menjawab pertanyaan, mengerjakan soal, mencoba
dan menjalankan simulasi, bahkan melakukan pemecahan masalah.
b) Fungsi Media Pembelajaran
Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sistem pembelajaran, media pembelajaran memiliki
beberapa fungsi, di antaranya (I Wayan Santyasa, 2007: 5 – 6) sebagai berikut.

7
 Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Dengan menggunakan
media yang tepat semua objek dengan sifat-sifat tersebut dapat disajikan kepada
peserta didik.
 Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan dan perbedaan pengalaman para
peserta didik sehingga dapat menghasilkan keseragaman pengamatan. Objek yang
dimaksud dapat berbentuk benda nyata, miniatur, model, maupun rekaman audio
visual.
 Media pembelajaran dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya (kemampuan
distributif) dan memung-kinkan mereka mengamati suatu objek secara bersamaan.
 Media pembelajaran yang tepat dapat memberikan ilustrasi konsep dasar yang benar,
konkrit, dan realistis, sehingga media pembelajaran dapat memberikan pengalaman
yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak.
 Media pembelajaran yang baik juga dapat merangsang dan membangkitkan motivasi
dan minat belajar. Efek audio visual dalam multimedia dapat memberikan rangsangan
yang baik terhadap pancaindera pebelajar.
 Media pembelajaran interaktif memungkinkan adanya interaksi langsung antara
peserta didik dengan sumber belajar dan pelaksanaan belajar sesuai dengan
kemampuan, minat, dan waktu masing-masing.

B. ICT Dalam Pembelajaran


Dalam paradigma pembelajaran tradisional, peran guru sangat dominan bertanggung
jawab atas efektivitas proses belajar mengajar dan guru juga menjadi sumber belajar yang
dominan. Dalam paradigma sekarang, dengan pendekatan SCL dominasi guru berkurang dan
sebagian besar hanya berperan sebagai fasilitator dan bukan sebagai satu-satunya sumber
belajar. Maka dari itu dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan teknologi (IPTEK)
khususnya dalam perkembangan information and comunication technology (ICT), bisa
menjadi fasilitator untuk digunakan dalam berbagai media pembelajaran (instructional media)
serta peralatan-peralatan yang semakin canggih (sophisticated) guna menghilangkan
ketimpangan penggunaan media pembelajaran sebagai salah satu sarana dalam membantu
kesuksesan proses pembelajaran.
ICT atau TIK mencakup semua teknologi yang dapat digunakan untuk menyimpan,
mengolah, menampilkan, dan menyampaikan informasi dalam proses komunikasi. Yang
termasuk teknologi ini adalah:

8
 Teknologi komputer, baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak
(software) pendukungnya. Di dalamnya termasuk prosesor (pengolah data), media
penyimpan data/informasi (hard disk, CD, DVD, flash disk, memori, kartu memori,
dll.), alat perekam (CD Writer, DVD Writer), alat input (keyboard, mouse, scanner,
kamera, dll.), dan alat output (layar monitor, printer, proyektor LCD, speaker, dll.).
 Teknologi multimedia, seperti kamera digital, kamera video, player suara, player
video, dll.
 Teknologi telekomunikasi, telepon, telepon seluler, faksimail.
 Teknologi jaringan komputer, baik perangkat keras (LAN, Internet, WiFI, dll.),
maupun perangkat lunak pendukungnya (aplikasi jaringan) seperti Web, e-mail,
HTML, Java, PHP, aplikasi basis data, dll.
a. Strategi pemanfaatan ICT di dalam pembelajaran
1) ICT sebagai alat bantu media pembelajaran
Pemanfaatan ICT dalam pembelajaran juga mendukung teori socio constructivism,
yakni siswa memperoleh pengalaman belajar secara bersama-sama dengan siswa lain atau
melalui interaksi dengan para pakar dengan media komunikasi berbasis ICT. Perkembangan
terkini adalah pemanfaatan ICT secara terpadu di dalam pembelajaran yang memadukan
berbagai keterampilan dan fungsi ICT di dalam proses belajar mengajar. Penggunaan ICT
sebagai media pembelajaran dapat berbentuk file slide Power Point, gambar, animasi, video,
audio, program CAI (computer aided instruction), program simulasi, dan lain-lain.
Penggunaan media berbasis ICT memberikan beberapa keuntungan, antara lain:
 memvisualisasikan konsep-konsep abstrak,
 mempermudah memahami materi-materi yang sulit,  mensimulasikan proses yang
sulit dilakukan secara manual
 menampilkan materi pembelajaran dalam berbagai format (multimedia) sehingga
menjadi lebih menarik, dan terbaru (up to date) dari berbagai sumber,
 memungkinkan terjadinya interaksi antara pebelajar dan materi pembelajaran,
 mengakomodir perbedaan kecepatan dan gaya belajar siswa,
 mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan tenaga,
 mendukung perubahan peran guru ke arah yang positif sebagai fasilitator dan
mediator, dari posisi semula sebagai satu-satunya sumber pengetahuan,
 meningkatkan keterampilan individu penggunanya.
2) ICT sebagai tempat/sarana belajar

9
Kemajuan dunia ICT (khususnya Internet) telah memberikan kemungkinan membuat
kelas maya (virtual class) dalam bentuk e-learning. Dengan e-leraning, akativitas belajar
seperti membaca materi pembelajaran, mengerjakan soal-soal dan tugas, berdiskusi dengan
sesama teman maupun dosen/guru, melakukan ekperimen semua dalam bentuk simulasi,dan
lain-lain. Beberapa perguruan tinggi di Indonesia sudah mulai menggunakan e-learning
sebagai komponen pendukung kegiatan belajar mengajar di kelas nyata (blended learning).
Sekarang sudah tersedia banyak pilihan software aplikasi e-learning yang dapat dibeli secara
komersial (seperti Blackboard) atau diambil secara gratis dari Internet (misalnya Moodle,
Manhattan Virtual Class, Claroline, Atutor, dll.). Selain aplikasi khusus yang dikembangkan,
terdapat beberapa web yang menyediakan fasilitas e-learning yang dapat diakses secara
umum.
3) ICT sebagai sumber belajar
Perkembangan ICT yang pesat tidak hanya dalam bentuk teknologi saja, namun juga
dalam bentuk isi (content). Pada satu sisi para ahli telah mengembangkan teknologi yang
memudahkan para pakar untuk menyajikan dan menyampaikan pengetahuan, di sisi lain para
pakar dalam berbagai bidang sudah banyak yang menyumbangkan dan menyebarkan
pengetahuannya melalui berbagai media seperti CD, DVD, Internet (Web), baik secara
individu maupun secara kolektif. Dengan tersedianya sumber-sumber informasi yang sangat
melimpah di Internet, untuk mempermudah pencarian informasi tertentu yang diiinginkan,
seseorang dapat menggunakan fasilitas mesin pencari (search engine). Salah satu mesin
pencari yang sangat populer sekarang adalah Google (www.google.com). Selain
mendapatkan pengetahuan melalui sumber-sumber belajar yang siap pakai di Internet,
seseorang juga dapat bertanya kepada orang lain, termasuk para pakar dalam bidang tertentu,
melalui e-mail atau forum-forum diskusi.
4) ICT sebagai sarana peningkatan profesionalisme
Perkembangan ICT yang ada dewasa ini juga memberikan kemudahan bagi para
dosen dan guru untuk meningkatkan profesionalisme. Selain dengan meningkatkan
keterampilannya dalam menggunakan ICT dan memanfaatkanya untuk mendukung dan
meningkatkan kualitas pembelajaran, para dosen dan guru juga dapat meningkatkan wawasan
dan pengetahuannya, baik pengetahuan bidang ilmunya yang up todate, pengetahuan tentang
teori-teori belajar dan metode pembelajaran terbaru, hasil-hasil penelitian dalam bidang
ilmunya maupun penelitian pendidikan oleh peneliti lain. Selain itu, dengan memanfaatkan
ICT para dosen dan guru dapat berkomunikasi dengan sejawat maupun pakar untuk
berdiskusi tentang permasalahan-permasalahan pembelajaran yang dihadapinya. Bahkan,

10
melalui komunikasi semacam ini tidak tertutup kemungkinan terjalin kerja sama lebih lanjut
dalam bentuk penelitian bersama, misalnya, atau mengundang pakar yang bersagkutan untuk
menjadi pembicara dalam seminar atau workshop. Bagi para dosen dan guru yang selalu
ingin meningkatkan diri, ICT telah memberikan peluang dan kemudahan.

C. Konsep TPACK
1. Pengertian TPACK
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) menggambarkan jenis
pengetahuan guru yang dibutuhkan untuk mengajar secara efektif dengan teknologi.
Menggambarkan apa yang dibutuhkan guru karena mengajar adalah kegiatan kompleks
dengan beraneka ragam aktivitas yang terjadi pada situasi yang bervariasi (Koehler et al.
2013). Guru harus memahami bagaimana teknologi, pedagogi, dan konten saling
berhubungan. Mengajar dengan menggunakan teknologi memerlukan kerangka kerja yang
fleksibel. Teknologi dapat secara efektif diintegrasikan dengan berbagai pendekatan
pedagogis dan bidang dari konten.
Pada gambar dapat dilihat bahwa Diagram TPACK mencakup tiga kategori inti dari
pengetahuan termasuk pengetahuan tentang proses dan praktik atau metode pengajaran dan
pembelajaran yang disebut Pedagogical Knowledge (PK), pengetahuan tentang materi
pelajaran yang sebenarnya yang harus dipelajari atau diajarkan disebut Content Knowledge
(CK), dan pengetahuan tentang teknologi standar dan keterampilan yang dibutuhkan untuk
mengoperasikan teknologi tertentu yang disebut Technological Knowledge (TK).

Srisawasdi (2012 menyatakan bahwa Mishra dan Koehler menggabungkan tiga jenis
inti dari hasil pengetahuan dalam empat jenis tambahan pengetahuan termasuk pengetahuan
tentang praktik mengajar tertentu yang tepat sesuai dengan sifat konten subjek tertentu yang

11
disebut Pedagogical Content Knowledge (PCK), pengetahuan tentang eksistensi, komponen,
dan kemampuan teknologi standar yang tepat digunakan secara khusus untuk menunjang
proses dan praktik atau metode pengajaran dan pembelajaran yang disebut Technological
Pedagogical Knowledge (TPK), pengetahuan tentang cara dimana pengetahuan materi
pelajaran yang bisa dimanipulasikan menjadi representasi yang sesuai dengan penerapan
teknologi standar yang disebut Technological Content Knowledge (TCK), dan pengetahuan
tentang cara dimana hubungan antara pengetahuan tentang konten (C), pedagogi (P), dan
teknologi (T) sangat dinamis dalam rangka pengembangan, konteks-spesifik, strategi, dan
representasi untuk belajar lebih baik dari pengetahuan konten yang disebut Technological
Pedagogical Content Knowledge (TPACK).
2. Komponen TPACK
a. Technological Knowledge (TK)
Technological Knowledge (TK) mencakup pemahaman tentang bagaimana
menggunakan perangkat lunak dan perangkat keras komputer, alat presentasi seperti penyaji
dokumen dan lembar kerja, dan teknologi lainnya yang digunakan dalam konteks pendidikan.
TK (Technological Knowledge) mencakup kemampuan untuk beradaptasi dan belajar
teknologi baru (Koehler et al. 2013).
b. Content Knowledge (CK)
Suryawati dkk. (2014) juga menyatakan bahwa Content Knowledge merupakan
pengetahuan tentang konsep, teori, gagasan, kerangka kerja, pengetahuan tentang konsep,
teori, gagasan, kerangka kerja, pengetahuan tentang pembuktian, serta praktikpraktik dan
pendekatan untuk mengembangkan pengetahuan tersebut. Jadi guru harus menguasai bahan
ajar secara luas dan mendalam tentang materi yang menjadi bidangnya.
c. Pedagogical Knowledge (PK)
Mishra dan Koehler (2006) juga menyatakan bahwa Pedagogical Knowledge adalah
pengetahuan berkaitan dengan proses belajar siswa, manajemen kelas, pengembangan dan
implementasi rencana pembelajaran, serta evaluasi siswa. Ini mencakup pengetahuan tentang
teknik atau metode yang akan digunakan di dalam kelas; sifat dari target; dan strategi untuk
mengevaluasi pemahaman siswa. Seorang guru dengan pengetahuan pedagogis yang
mendalam memahami bagaimana membangun pengetahuan siswa, memperoleh
keterampilan, dan mengembangkan kebiasaan berpikir positif terhadap pembelajaran. Dengan
demikian, pengetahuan pedagogis membutuhkan pemahaman tentang teori kognitif, sosial,
dan perkembangan belajar dan bagaimana mengaplikasikannya dalam kelas.
d. Pedagogical Content Knowledge (PCK)

12
Pedagogical Content Knowledge yaitu pengetahuan pedagogik yang berlaku untuk
pengajaran konten yang spesifik. Pengetahuan ini untuk mengetahui apa pendekatan
pengajaran yang sesuai dengan konten dan juga mengetahui bagaimana elemen konten bisa
diatur untuk pengajaran yang lebih baik (Mishra & Koehler, 2006). Zhang (2015)
menyatakan bahwa Magnusson dan rekan-rekannya menetapkan lima komponen Pedagogical
Content Knowledge: (1) berorientasi pada pembelajaran sains, (2) pengetahuan dan
keyakinan tentang sains kurikulum, (3) pengetahuan tentang 12 pemahaman siswa tentang
sains, (4) pengetahuan tentang penilaian literasi ilmiah, dan (5) pengetahuan tentang strategi
instruksional.
e. Technological Content Knowledge (TCK)
Pengetahuan ini mengajak guru untuk memahami penggunaan teknologi tertentu
dapat mengubah caranya memahami konsep pada suatu konten tertentu karena Technological
Content Knowledge adalah pengetahuan tentang bagaimana teknologi dapat menciptakan
sebuah gambaran baru dalam materi tertentu. Guru bisa melakukan pendekatan baru
menggunakan TCK terhadap suatu materi untuk selanjutnya diberikan kepada siswanya
(Schmidt et al. 2009).
f. Technological Pedagogical Knowledge (TPK)
Technological Pedagogical Knowledge merupakan pengetahuan tentang bagaimana
beragam teknologi dapat digunakan dalam pengajaran dan penggunaan teknologi tersebut
mampu mengubah cara guru mengajar (Schmidt et al. 2009).
g. Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK)
TPACK merupakan pengetahuan yang dibutuhkan oleh guru untuk mengintegrasikan
teknologi dalam proses pembelajaran sehingga menjadi suatu paket yang utuh. Guru harus
memiliki pemahaman yang intuitif terhadap interaksi kompleks antara tiga komponen dasar
pengetahuan, yaitu PK, CK dan TK, dengan cara mengajarkan materi tertentu menggunakan
metode pedagogik dan teknologi yang sesuai (Schmidt et al., 2009).
3. Implikasi TPACK
a. Implikasi TPACK bagi guru
Setiap konteks mengajar sangat unik dan bervariasi antara teknologi, pedagogi, dan
konten sehingga guru harus dihadapkan untuk dapat mengambil keputusan yang sesuai
dengan perkembangan teknologi, pedagogi, pokok bahasan dan konteks kelas. Keragaman
tanggapan menyiratkan bahwa seorang guru harus menjadi agen aktif dan menjadi perancang
kurikulum sendiri. Sifat kompleks dan tidak terstruktur dalam mengajar dengan teknologi
mengarah pada gagasan "guru sebagai desainer" yang terusmenerus terlibat dalam proses

13
aktif, berulang, dan umpan balik yang didorong oleh masalah dari temuan dan pemecahan
masalah secara kreatif (Koehler et al. 2013). Citra "guru sebagai desainer" juga memiliki
implikasi yang sangat penting dalam menginformasikan guru pendidik. Desain, atau learning
by design, membutuhkan peserta didik untuk aktif, dan guru memberikan konteks yang luas
untuk belajar.
b. Implikasi TPACK bagi guru pendidik
Koehler et al. (2013) menyatakan bahwa puluhan metode telah diusulkan untuk
pengembangan TPACK, dan efektivitas dari metode yang mereka uji cobakan memperoleh
hasil yang bervariasi. Di antara berbagai pendekatan, penekanan pada bagaimana guru
mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran lebih penting daripada penekanan
berdasarkan apa yang guru integrasikan dalam pembelajaran. Misalnya, pendekatan yang
mengembangkan Technological Knowledge (TK) secara tersendiri, dimana literasi teknologi
adalah tujuan, gagal untuk membantu guru dalam pengembangan pendidikan menggunakan
alat tersebut. Demikian pula, pendekatan yang mengembangkan hanya pedagogi atau konten
atau bahkan Pedagogical Content Knowledge (PCK) tidak menggambarkan ruang lingkup
dan keunikan dari pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengajar secara efektif dengan
teknologi

E. Pengembangan ICT dalam PJOK


Dunia pendidikan dewasa ini memasuki era dunia media, dimana proses kegiatan
pembelajaran dituntut untuk mengurangi metode convensional dan lebih cendrung
ditambahkan pemakaian beberapa media yang lebih menarik dan memotivasi anak dalam
belajar. Proses pembelajaran pada saat ini menekankan pada keterampilan proses dan aktif
learning, maka peran media pembelajaran sangatlah penting. Konteks dan fungsi media
pembelajaran, ada beberapa penekanan antara lain; 1) media sebagai alat untuk proses
pembelajaran lebih efektif, 2) mempercepat proses belajar mengajar, 3) lebih meningkatkan
kwalitas proses belajar mengajar, 4) mengkongkretkan sesuatu yang abstrak sehingga dapat
mengurangi terjadinya penafsiran verbalisme yang keliru.
Penapsiran ini harus dibangun pada waktu penanaman konsep mulai dari jenjang
pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tingkat atas. Khusus dalam bidang Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) , penanaman konsep belajar gerak (motor learning)
harus mendapatkan perhatian secara mengkusus, karena penyampaian belajar gerak (motor
learning) secara konvensional akan membosankan dan tidak menimbulkan motivasi belajar
peserta didik.

14
Pengembangan model pembelajaran menjadi keharusan dalam jaman milenium (digitalisasi)
supaya menimbulkan kertertarikan dan memotivasi peserta didik dalam proses belajar
mengajar. Pengembangan model pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
dengan menggunakan aplikasi yang terdapat pada telepon pintar (Smart Phone) yang
mencirikan kebutuhan para generasi milenium ini yang bisa dibawa kemana saja dalam
kegiatan apapun, akan sangat membantu dan memudahkan peserta didik dalam memahami
pelajaran sesuai dengan kurikulum yang sedang berlaku. Sejalan dengan yang amanatkan
oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (2006:702) menyatakan bahwa: Pendidikan
jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik,
perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-
nilai (sikap mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat
yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis
yang seimbang

15
BAB III
PENUTUP

Media dalam prespektif pendidikan merupakan instrumen yang sangat strategis dalam
ikut menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Sebab keberadaannya secara langsung
dapat memberikan dinamika tersendiri terhadap peserta didik. Media digunakan dalam proses
komunikasi, termasuk kegiatan belajar mengajar. Perkembangan teknologi ICT
memungkinkan pemanfaatan fungsi berbagai media pembelajaran dengan menggunakan satu
alat yang disebut multimedia, yang mampu menyampaikan informasi dan materi
pembelajaran dalam bentuk teks, gambar, suara, animasi, film, bahkan interaksi. Melalui
multimedia, konsep-konsep abstrak dapat disajikan secara lebih nyata dalam proses
pembelajaran untuk memudahkan mahasiswa memahaminya.
Dalam paradigma pembelajaran tradisional, peran guru sangat dominan bertanggung
jawab atas efektivitas proses belajar mengajar dan guru juga menjadi sumber belajar yang
dominan. Dalam paradigma sekarang, dengan pendekatan SCL dominasi guru berkurang dan
sebagian besar hanya berperan sebagai fasilitator dan bukan sebagai satu-satunya sumber
belajar. Maka dari itu dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan teknologi (IPTEK)
khususnya dalam perkembangan information and comunication technology (ICT), bisa
menjadi fasilitator untuk digunakan dalam berbagai media pembelajaran (instructional media)
serta peralatan-peralatan yang semakin canggih (sophisticated) guna menghilangkan
ketimpangan penggunaan media pembelajaran sebagai salah satu sarana dalam membantu
kesuksesan proses pembelajaran. Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK)
menggambarkan jenis pengetahuan guru yang dibutuhkan untuk mengajar secara efektif
dengan teknologi. Setiap konteks mengajar sangat unik dan bervariasi antara teknologi,
pedagogi, dan konten sehingga guru harus dihadapkan untuk dapat mengambil keputusan
yang sesuai dengan perkembangan teknologi, pedagogi, pokok bahasan dan konteks kelas.

16
DAFTAR PUSTAKA

Dr.Irdalisa, S.Si., M.Pd. 2020. Pelatihan Guru Terhadap Peningkatan TPACK. Jakarta:
UHAMKA.
Sahid. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT. Yogyakarta. UNY
Sunzuphy, Cheppy. 2015. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Swadesi, I Ketut Iwan dan I Nyoman Kanca. 2018. Pengembangan Media Pembelajaran
PJOK Berbasis ICT di SMP. Bali: UNDIKSA

17

Anda mungkin juga menyukai