TEM
(TRANSMISSION ELECTRON MICROSCOPY)
Oleh
Dosen Pembimbing :
Dra. Yenni Darvina, M.Si
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Keberadaan Alat....................................................................................10
B. Prinsip Kerja......................................................................................... 10
C. Cara Menggunakan Alat TEM...............................................................11
D. Persiapan Sampel dan Bentuk Sampel yang dapat dikarakterisasi........12
E. Bentuk data dari TEM...........................................................................14
F. Interpretasi Data....................................................................................15
BAB IV PENUTUP
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
pertama kali diciptakannya menggunakan dua lensa medan magnet, namun tiga
tahun kemudian ia menyempurnakan karyanya tersebut dengan menambahkan
lensa ketiga, lalu mendemonstrasikan hasil kinerjanya dan menghasilkan resolusi
hingga 100 nanometer (nm). TEM adalah mikroskop yang mampu untuk
melakukan pembesaran objek sampai 2 juta kali, yang menggunakan elektro statik
dan elektro magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta
memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus
daripada mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih
banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan
mikroskop cahaya (Aptika oktaviana t.d.2009. Teknologi penginderaan
mikroskopi. FMIPA Universitas sebelas maret: surakarta)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah,
yaitu sebagai berikut;
1. Apa saja konsep dasar fisika yang berhubungan dengan TEM?
2. Apa itu TEM dan apa fungsinya?
3. Apa saja bagian-bagian TEM?
4. Bagaimana prinsip dari TEM?
5. Bagaimana cara menggunakan TEM?
6. Bagaimana cara membuat persiapan sampel dan bentuk sampel yang
dapat dikarakterisasi?
7. Bagaimana bentuk data yang diperoleh dari TEM?
8. Bagaimana cara menginterpretasikan datanya?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebai berikut;
1. Untuk mengetahui apa saja konsep dasar fisika yang berhubungan
dengan TEM?
2. Untuk mengetahui apa itu TEM dan fungsinya.
3. Untuk mengetahui bagian-bagian TEM
4. Untuk mengetahui bagaimana prinsip dari TEM.
5. Untuk mengetahui cara menggunakan TEM.
2
6. Untuk mengetahui cara membuat persiapan sampel dan bentuk sampel
yang dapat dikarakterisasi.
7. Untuk mengetahui bentuk data yang diperoleh dari TEM.
8. Untuk mengetahui cara menginterpretasikan data dari hasil pengujian.
3
BAB II
KAJIAN TEORI
4
menyebar pada suatu daerah tertentu
(https://belajarkimiaonlineyuk.wordpress.com/teori-atom-mekanika-kuantum-
2/materi/hipotesis-louis-de-broglie/)
B. Pengertian TEM
Gambar tadi bisa terbentuk oleh karena adanya interaksi antara electron
yang ditransmisikan melewati specimen, lalu gambar akan membesar dan akan
difokuskan padasuatu alat pencitraan, biasanya dengan menggunakan layar
flouresent atau dengan suatu sensor seperti kamera CCD
Dengan TEM, maka gambar yang kita hasilkan akan memiliki tingkat
resolusi yang jauh lebih tinggi daripada mikroskop cahaya. Kita dapat melihat
sesuatu yang memiliki ukuran 10.000 kali lebih kecil daripada ukuran objek
terkecil yang bisa terlihat di mikroskop cahaya(http://www.matter.org.uk/tem/)
5
Pada perbesaran kecil, gambar TEM akan kontras karena absorbsi elektron
pada material akibat dari ketebalan dan komposisi material. Pada perbesaran
tinggi, maka gambar yang dihasilkana akan menampilkan data yang lebih jelas
pada analisa struktur kristal, dan lainnya.
TEM pertama kali dirancang oleh Max Knoll dan Ernst Ruska, prinsip
awalnya dilakukan dengan membatasi pencitraan gelombang cahaya terhadap
objek yang akan dilihat. TEM sederhana tersebut hanya mampu melihat spesimen
material hingga 16 kali pembesaran. Perkembangan berikutnya kohler dan rohr
menggunakan sinar ultraviolet, namun hal ini tidak dapat menghasilkan apa-apa
karena terkendala oleh panjang gelombang.
6
C. Bagian-Bagian dari TEM
Pada Gambar. 2 terlihat bagian-bagian dari TEM
a. Ruang Vakum
b. Spesimen stages
7
Elektron transparan memiliki ketebalan sekitar 100 nm, tetapi nilai ini
tergantung pada tegangan percepatan.
c. Electron gun
d. Electron lens
8
berada di dalam yoke. Biasanya kumparan dapat digunakan dengan
tegangan tinggi, oleh karena itu memerlukan isolator untuk mencegah
hubungan arus pendek pada komponen lensa. Thermal distributor
digunakan sebagai peredam panas yang dihasilkan oleh energi yang hilang
dari gulungan coil.
e. Apertures
9
BAB III
TEM
A. Keberadaan Alat
1. Laboratorium Kimia FMIPA UGM http://www.wikipedia.co.id)
B. Prinsip TEM
Prinsip kerja TEM dimulai dari sumber emisi (pistol elektron) yaitu
tungsten filament dan sumber lanthanum hexaboride (LaB6). Dengan
menghubungkan pistol ini dengan sumber tegangan tinggi (biasanya ~ 100-300
kV) pistol akan mulai memancarkan elektron baik dengan termionik maupun
emisi medan elektron ke sistem vakum. ekstraksi ini biasanya dibantu dengan
menggunakan silinder Wehnelt. Interaksi elektron dengan medan magnet akan
menyebabkan elektron bergerak sesuai dengan aturan tangan kanan, sehingga
memungkinkan elektromagnet untuk memanipulasi berkas elektron. Penggunaan
medan magnet akan membentuk sebuah lensa magnetik dengan kekuatan fokus
variabel yang baik. Selain itu, medan elektrostatik dapat menyebabkan elektron
didefleksikan melalui sudut yang konstan. Dua pasang defleksi yang berlawanan
arah dengan intermediete gap akan membentuk arah elektron yang menuju lensa.
Biasanya TEM terdiri dari tiga tahap lensing. Tiga tahapan itu adalah lensa
kondensor, lensa objektif, dan lensa proyektor. Lensa kondensor bertanggung
jawab untuk pembentukan balok primer, sedangkan fokus lensa objektif datang
10
melalui sampel itu sendiri (dalam STEM mode pemindaian, ada juga lensa
objektif atas sampel untuk membuat konvergen insiden berkas elektron). Lensa
proyektor digunakan untuk memperluas sinar ke layar fosfor atau perangkat
pencitraan lain, seperti film. Pembesaran TEM berasal dari rasio jarak antara
spesimen dan lensa objektif. Selain itu, lensa Quad dan hexapole digunakan untuk
koreksi distorsi balok asimetris, yang dikenal sebagai astigmatisme. Perlu dicatat
bahwa konfigurasi TEM optik sangat berbeda dengan kenyataannya.
Sistem Pencitraan dalam TEM terdiri dari layar fosfor, partikel sulfida
seng dibuat sehalus mungkin (10-100 pM) untuk pengamatan langsung oleh
operator. sistem perekaman gambar berdasarkan film atau doped YAG yang
digabungkan CCD layar. Perangkat ini dapat dihapus atau dimasukkan ke dalam
jalur balok oleh operator sesuai kebutuhan.
Prinsip kerja dari TEM secara singkat adalah sinar elektron mengiluminasi
spesimen dan menghasilkan sebuah gambar diatas layar pospor. Gambar dilihat
sebagai sebuah proyeksi dari spesimen. Skema dari TEM lebih detil dapat dilihat
pada gambar berikut ini (Egerton, Ray F. Physical Principles of Electron
Microscopy: An Introduction to TEM, SEM, and AEM.2005)
11
D. Bentuk Sampel yang Dapat Dikarakterisasi dan Cara karakterisasi
a. Biologi
b. Material
Melakukan preparasi sampel untuk metalografi klasik, seperti
grinding, polishing dan etching untuk memperoleh sampel yang tipis
dan tembus atau dapat dilewati electron. Namun,untuk pada masa
sekarang teknik FIB mulai digunakan sebagai pengganti teknik
metalografi klasik tersebut.
12
terbuat dari berlian karena berlian tersusun dari atom karbon yang padat.
Oleh karena itu, sayatan yang terbentuk lebih rapi. Sayatan yang telah
terbentuk diletakkan di atas cincin berpetak untuk diamati.
b. Rapid freezing:
13
dan timbal(tri-w-b-fst08.2011. TEM(transmission electron
microscopy)http://www.microscopy.ethz.ch/TEM.htm)
E. Bentuk Data
14
Gambar 5. Foto mikrostruktur TEM (Transmission Electron Microscope) nano
alumina titania berbasis bayerit setelah dikalsinasi suhu 1000C (AT 661 1000)
F. Interpretasi Data
Gambar SEM (Scanning Electron Microscope) pembentukan bodi alumina
titania dengan temperatur kalsinasi 1200 C untuk kode serbuk AT 361 1200
ditunjukkan pada Gambar 3. Pada Gambar 3 sesuai juga dengan hasil karakteristik
mineraloginya, menunjukkan terdapatnya mineral berbentuk batanganbatangan
yang merupakan bentuk dari mineral rutil, sedangkan bentuk mineral korundum
berupa lempengan-lempengan memanjang rhombohedral yang menunjukkan
keberadaan mineral korundum. Bentuk partikel atau kristal dengan menggunakan
TEM (Transmission Electron Microscope) pada serbuk AT 361 1000 ditunjukkan
pada Gambar 4.
15
bentuk dari kappa-alumina, sedangkan bentuk mirip lempengan-lempengan
rhombohedral adalah bentuk dari mineral korundum.
16
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. TEM adalah mikroskop elektron yang paling teliti yang digunakan untuk
menentukan ukuran partikel karena resolusi yang sangat tinggi. TEM
digunakan untuk menentukan bentuk dan ukuran partikel yang sangat teliti
karena memiliki resolusi yang tinggi serta untuk mengetahui keteraturan
lapisan tipis pada permukaan partikel. Mikroskop transmisi elektron
(TEM=Transmission Electron Microscope) adalah sebuah mikroskop
elektron yang cara kerjanya mirip dengan cara kerja proyektor slide, di
mana elektron ditembuskan ke dalam obyek pengamatan dan pengamat
mengamati hasil tembusannya pada layar.
2. Komponen dasar dari TEM terdiri dari elektron gun, lensa kondenser,
sampel, objek lensa, bidang difraksi, intermediate image, lensa proyektor,
dan layar fluorescen.
3. TEM memiliki fungsi untuk analisis morfologi, struktur Kristal, dan
komposisi Spesimen.
4. TEM bekerja dengan prinsip menembakkan elektron ke lapisan tipis
sampel, yang selanjutnya informasi tentang komposisi struktur dalam
sample tersebut dapat terdeteksi dari analisis sifat tumbukan, pantulan
maupun fase sinar elektron yang menembus lapisan tipis tersebut. Dari
sifat pantulan sinar elektron tersebut juga bisa diketahui struktur kristal
maupun arah dari struktur kristal tersebut.
5. Untuk bentuk data dapat dilihat Berdasarkan jurnal Riset Industri . Volume
V, Nomor 02 Tahun 2011, hal 175-182. Balai Besar Keramik, Kementrian
Perindustrian oleh Setiati, Suhanda, Naili Sofiyaningsih, Yoyo Suparyo
yang berjudul Sintesis dan karakterisasi nano powder alumina titania
dengan metode masking gel.
6. Untuk interpretasi dapat dilihat Berdasarkan jurnal Riset Industri . Volume
V, Nomor 02 Tahun 2011, hal 175-182. Balai Besar Keramik, Kementrian
Perindustrian oleh Setiati, Suhanda, Naili Sofiyaningsih, Yoyo Suparyo
17
yang berjudul Sintesis dan karakterisasi nano powder alumina titania
dengan metode masking gel.
B. Saran
Berdasarkan apa yang telah saya jelaskan dalam makalah
mengenai TEM ini pasti ada kekurangan maupun kelebihannya. Adapun
kritik maupun saran dapat disampaikan ke penulis agar dapat memperbaiki
makalah ini baik dari segi penulisan, materi, maupun tata bahasa yang
disampaikan. Penulis mengharapkan pembaca dapat mengambil manfaat
dari makalah yang telah dibuat
18
DAFTAR PUSTAKA
unl.edu.com
Nuryadi, Ratna. 2008. Mikroskop dan Teknologi Nano. Ditulis oleh administrator.
URL:http://nano.or.id/index.php?Option=comcontent&task=view&id=52
&Itemid=36
https://belajarkimiaonlineyuk.wordpress.com/teori-atom-mekanika-kuantum-
2/materi/hipotesis-louis-de-broglie/
19
20