Anda di halaman 1dari 18

SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

Nama : I Made Surya Widya Negara

NIM : 20089016014

Prodi : S1 Farmasi

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmatnya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang membahas tentang
SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM. Terima kasih saya ucapkan kepada
para pengajar atas bimbingan dan pendidikan yang diberikan sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Makalah ini merupakan hasil diskusi kelompok saya dengan materi mata
kuliah Kimia Farmasi Analisis. Pembahasan di dalamnya saya dapatkan dari buku
dan browsing internet. Dengan pemahaman berdasarkan pokok bahasan masalah
asuhan keperawatan kritis. Saya sadari makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat saya
harapkan demi kesempurnaannya. Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya yang sedang menempuh
pendidikan dan dapat dijadikan pelajaran bagi teman teman dan saya khususnya.

Bungkulan, 04 November 2021

Penyusun            

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................. ii
Daftar Isi ........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1..................................................................................................................Lat
ar Belakang.............................................................................................. 1
1.2..................................................................................................................Ru
musan Masalah `..................................................................................... 1
1.3..................................................................................................................Tuj
uan........................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1..................................................................................................................Pen
gertian Spertrofotometri Serapan Atom.................................................. 3
2.2..................................................................................................................Prin
sip Spektrofotometri Serapan Atom........................................................ 4
2.3..................................................................................................................Ana
lisis Kuantitatif SSA................................................................................ 6
2.4..................................................................................................................Pele
baran Dopler dan Pelebaran Tekanan..................................................... 7
2.5..................................................................................................................Gan
gguan Gangguan pada SSA..................................................................... 8
2.6..................................................................................................................Inst
rumentasi SSA......................................................................................... 8
BAB III PENUTUP
1.1..................................................................................................................Kes
impulan ................................................................................................... 14
1.2..................................................................................................................Sar
an ............................................................................................................ 14
Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Spektrometri merupakan suatu metode analisis kuantitatif yang pengukurannya
berdasarkan banyaknya radiasi yang dihasilkan atau yang diserap oleh spesi atom
atau molekul analit. Salah satu agian dari spektrometri ialah Spektrometri
Serapan Atom (SSA), merupakan metode analisis unsure secara kuantitatif yang
pengukurannya berdasarkan penyerapan cahaya dengan panjang gelombang
tertentu oleh atom logam dalam keadaan bebas (Skoog et. al., 2000).
Sejarah SSA berkaitan erat dengan observasi sinar matahari. Pada tahun 1802
Wollaston enemukan garis hitam pada spektrum cahaya matahari yang kemudian
diselidiki lebih lanjut oleh Fraunhofer pada tahun 1820. Brewster mengemukakan
pandangan bahwa garis Fraunhofer ini iakibatkan oleh proses absorpsi pada
atmoser matahari. Prinsip absorpsi ini kemudian mendasari Kirchhoff dan
Bunsen untuk melakukan penelitian yang sistematis mengenai spektrum dari
logam alkali dan alkali tanah. Kemudian Planck mengemukakan hukum kuantum
dari absorpsi dan emisi suatu cahaya. Menurutnya, suatu atom hanya akan
menyerap cahaya dengan panjang gelombang tertentu (frekwensi), atau dengan
kata lain ia hanya akan mengambil dan melepas suatu jumlah energi tertentu, (ε =
hv = hc/λ). Kelahiran SSA sendiri pada tahun 1955, ketika publikasi yang ditulis
oleh Walsh dan Alkemade & Milatz muncul. Dalam publikasi ini SSA
direkomendasikan sebagaimetode analisis yang dapat diaplikasikan secara umum
(Weltz, 1976).
Spektrofotometer serapan atom (SSA) sebetulnya adalah metode umum
untuk menentukan kadar unsur logam konsentrasi renik. Keadaan bentuk
contoh aslinya tidak penting asalkan contoh larut dalam air atau dalam
larutan bukan air. Metode SSA spesifikasinya tinggi yaitu unsure-unsur
dapat ditentukan meskipun dalam campuran.Pemisahan, yang penting
untuk hampir-hampir semua analisis basah, boleh dikatakan tidak
diperlukan, menjadikan SSA sederhana dan menarik. Kenyataan ini,
ditambah dengan kemudahan menangani SSA modern, menjadikan
analisis rutin dapat dilakukan cepat dan ekonomis oleh tenaga
laboratorium yang belum terampil.
1.2 Rumusan Masalah

1
1.2.1 Bagaimana Pengertian Spertrofotometri Serapan Atom?
1.2.2 Bagaimana Prinsip Spektrofotometri Serapan Atom?
1.2.3 Bagaimana Analisis Kuantitatif SSA?
1.2.4 Apaitu Pelebaran Dopler dan Pelebaran Tekanan?
1.2.5 Apasaja Gangguan Gangguan pada SSA?
1.2.6 Bagaimana Instrumentasi SSA?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Spertrofotometri Serapan Atom

Spektrometri merupakan suatu metode analisis kuantitatif yang pengukurannya


berdasarkan banyaknya radiasi yang dihasilkan atau yang diserap oleh spesi atom atau
molekul analit.Salah satu bagian dari spektrometri ialah Spektrometri Serapan Atom
(SSA), Merupakan metode analisis unsur secara kuantitatif yang pengukurannya
berdasarkan penyerapan cahaya dengan panjang gelombang tertentu oleh atom logam
dalam keadaan bebas.Sejarah SSA berkaitan erat dengan observasi sinar matahari.Pada
tahun 1802 Wollaston menemukan garis hitam pada spektrum cahaya matahari yang
kemudian diselidiki lebih lanjut oleh Fraunhofer pada tahun 1820. Brewster
mengemukakan pandangan bahwa garis Fraunhofer ini diakibatkan oleh proses absorpsi
pada atmoser matahari. Prinsip absorpsi ini kemudian mendasari Kirchhoff dan Bunsen
untuk melakukan penelitian yang sistematis mengenai spektrum dari logam alkali dan
alkali tanah. Kemudian Planck mengemukakan hukum kuantum dari absorpsi dan emisi
suatu cahaya
Menurutnya, suatu atom hanya akan menyerap cahaya dengan panjang gelombang
tertentu (frekwensi), atau dengan kata lain ia hanya akan mengambil dan melepas suatu
jumlah energi tertentu, (ε = hv = hc/λ). Kelahiran SSA sendiri pada tahun 1955, ketika
publikasi yang ditulis oleh Walsh dan Alkemade & Milatz muncul.Dalam publikasi ini
SSA direkomendasikan sebagaimetode analisis yang dapat diaplikasikan secara umum
Weltz, 1976).
Pengembangan metode spektrometri serapan atom (AAS) baru dimulai sejak tahun
1955, yaitu ketika seorang ilmuwan Australia, Walsh (1955) melaporkan hasil
penelitiannya tentang penggunaan “hollow cathode lamp” sebagai sumber radiasi yang
dapat menghasilkan radiasi panjang gelombang karakteristik yang sangat sesuai dengan
Spektrofotometri Serapan Atom. Pada tahun yang sama Alkemade dan Milatz (1955)
melaporkan bahwa beberapa jenis nyala dapat digunakan sebagai sarana untuk atomisasi
sejumlah unsur. Oleh karena itu, para ilmuwan tersebut dapat dianggap sebagai “Bapak
Spektrofotometri Serapan Atom “.
Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) pertama kali dikembangkan oleh
Walsh Alkamede, dan Metals (1995).SSA ditujukan untuk mengetahui unsur logam renik
di dalam sampel yang dianalisis.Spektrofotometri Serapan Atom didasarkan pada

3
penyerapan energi sinar oleh atom-atom netral dalam keadaan gas, untuk itu diperlukan
kalor / panas.Alat ini umumnya digunakan untuk analisis logam sedangkan untuk non
logam jarang sekali, Mengingat unsurs non logam dapat terionisasi dengan adanya kalor,
sehingga setelah dipanaskan akan sukar didapat unsure yang terionisasi. Pada metode ini
larutan sampel diubah menjadi bentuk aerosol didalam bagian pengkabutan (nebulizer)
pada alat AAS selanjutnya diubah ke dalam bentuk atom-atomnya berupa garis didalam
nyala.
Metode SSA spesifikasinya tinggi yaitu unsure-unsur dapat ditentukan meskipun
dalam campuran.Pemisahan, yang penting untuk hampir-hampir semua analisis basah,
boleh dikatakan tidak diperlukan, menjadikan Spektrofotometri Serapan Atom sederhana
dan menarik.Kenyataan ini, ditambah dengan kemudahan menangani Spektrofotometri
Serapan Atom modern, menjadikan analisis rutin dapat dilakukan cepat dan ekonomis
oleh tenaga laboratorium yang belum terampil.

2.2 Prinsip Spektrofotometri Serapan Atom

Spektrofotometer serapan atom (AAS) merupakan teknik analisis kuantitafif dari


unsur-unsur yang pemakainnya sangat luas di berbagai bidang karena prosedurnya
selektif, spesifik, biaya analisisnya relatif murah, sensitivitasnya tinggi (ppm-ppb), dapat
dengan mudah membuat matriks yang sesuai dengan standar, waktu analisis sangat cepat
dan mudah dilakukan. AAS pada umumnya digunakan untuk analisa unsur,
spektrofotometer absorpsi atom juga dikenal sistem single beam dan double beam
layaknya Spektrofotometer UV-VIS. Sebelumnya dikenal fotometer nyala yang hanya
dapat menganalisis unsur yang dapat memancarkan sinar terutama unsur golongan IA dan
IIA.Umumnya lampu yang digunakan adalah lampu katoda cekung yang mana
penggunaanya hanya untuk analisis satu unsur saja.
Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom.Atom-atom menyerap
cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya.Metode
serapan atom hanya tergantung pada perbandingan dan tidak bergantung pada
temperatur.Setiap alat AAS terdiri atas tiga komponen yaitu unit teratomisasi, sumber
radiasi, sistem pengukur fotometerik. Teknik AAS menjadi alat yang canggih dalam
analisis. Ini disebabkan karena sebelum pengukuran tidak selalu memerlukan pemisahan
unsur yang ditentukan karena kemungkinan penentuan satu unsur dengan kehadiran unsur

4
lain dapat dilakukan, asalkan katoda berongga yang diperlukan tersedia. AAS dapat
digunakan untuk mengukur logam sebanyak 61 logam.
Sumber cahaya pada AAS adalah sumber cahaya dari lampu katoda yang berasal dari
elemen yang sedang diukur kemudian dilewatkan ke dalam nyala api yang berisi sampel
yang telah teratomisasi, kemudia radiasi tersebut diteruskan ke detektor melalui
monokromator. Chopper digunakan untuk membedakan radiasi yang berasal dari sumber
radiasi, dan radiasi yang berasal dari nyala api. Detektor akan menolak arah searah arus
(DC) dari emisi nyala dan hanya mengukur arus bolak-balik dari sumber radiasi atau
sampel.
Atom dari suatu unsur pada keadaan dasar akan dikenai radiasi maka atom tersebut
akan menyerap energi dan mengakibatkan elektron pada kulit terluar naik ke tingkat
energi yang lebih tinggi atau tereksitasi. Jika suatu atom diberi energi, maka energi
tersebut akan mempercepat gerakan elektron sehingga elektron tersebut akan tereksitasi
ke tingkat energi yang lebih tinggi dan dapat kembali ke keadaan semula. Atom-atom dari
sampel akan menyerap sebagian sinar yang dipancarkan oleh sumber cahaya. Penyerapan
energi oleh atom terjadi pada panjang gelombang tertentu sesuai dengan energi yang
dibutuhkan oleh atom tersebut.
Sampel analisis berupa liquid dihembuskan ke dalam nyala api burner dengan
bantuan gas bakar yang digabungkan bersama oksidan ( bertujuan untuk menaikkan
temperatur ) sehingga dihasilkan kabut halus. Atom-atom keadaan dasar yang berbentuk
dalam kabut dilewatkan pada sinar dan panjang gelombang yang khas.Sinar sebagian
diserap, yang disebut absorbansi dan sinar yang diteruskan emisi.Penyerapan yang terjadi
berbanding lurus dengan banyaknya atom keadaan dasar yang berada dalam nyala.Pada
kurva absorpsi, terukur besarnya sinar yang diserap, sdangkan kurva emisi, terukur
intensitas sinar yang dipancarkan.
Sampel yang akan diselidiki ketika dihembus ke dalam nyala terjadi peristiwa berikut
secara berurutan dengan cepat :
1. Pengisatan pelarut yang meninggalkan residu padat.
2. Penguapan zat padat dengan disosiasi menjadi atom-atom penyusunnya, yang
mula-mula akan berada dalam keadaan dasar.
3. Atom-atom tereksitasi oleh energi termal (dari) nyala ketingkatan energi lebih
tinggi

5
2.3 Analisis Kuantitatif SSA

Untuk metode serapan atom telah diterapkan pada penetapan sekitar 60 unsur,
dan teknik ini merupakan alat utama dalam pengkajian yang meliputi logam runutan
dalam lingkungan dan dalam sampel biologis. Sering kali teknik ini juga berguna dalam
kasus-kasus dimana logam itu berada pada kadar yang cukup didalam sampel itu, tetapi
hanya tersediasedia sedikit sampel dalam analisis, kadang-kadang demikianlah kasus
dengan metaloprotein misalnya. Laporan pertama mengenai peranan biologis yang
penting untuk nikel didasarkan pada penetapan dengan serapan atom bahwa enzim
urease, sekurang-kurangnya dari organisme pada dua ion nikel per molekul protein.Sering
kali tahap pertama dalam analisis sampel-sampel biologis adalah mengabukan untuk
merusak bahan organik.Pengabuan basa dengan asam nitrat dan perklorat sering kali lebih
disukai daripada pengabuan kering mengingat susut karena menguap dari unsur-unsur
runutan tertentu (pengabuan kering semata-mata adalah pemasangan sampel dalam satu
tanur untuk mengoksidasi bahan organik).Kemudian serapan atom dilakukan terhadap
larutan pengabuan basa atau terhadap larutan yang dibuat dari residu pengabuan kering.
Segi utama serapan atom tentu saja adalah kepekaan.Dalam satu segi, serapan
atom menyolok sekali bebasnya dari gangguan.Perangkat tingkat-tingkat energi
elektronik untuk sebuah atom adalah unit untuk unsur itu. Ini berarti bahwa tidak ada dua
unsur yang memperagakan garis-garis spektral yang eksak sama panjang gelombangnya.
Sering kali terdapat garis-garis untuk satu unsur yang sangat dekat pada beberapa garis
unsur yang lain, namun biasanya untuk menemukan suatu garis resonansi untuk suatu
unsur tertentu, jika tak terdapat gangguan spektral oleh unsur lain dalam sampel.
Gangguan utama dalam serapan atom adalah efek matriks yang mempengaruhi
proses pengatoman. Baik jauhnya disosiasi menjadi atom-atom pada suatu temperatur
tertentu maupun laju proses bergantung sekali pada komposisi keseluruhan dari sampel.
Misalnya jika suatu larutan kalsium klorida dikabutkan dan dilarutkan partikel-partikel
halus CaCl2 padat akan berdisosiasi menghasilkan atom Ca dengan jauh lebih mudah
daripada paertikel kalsium fosfat, Ca3 (PO4)2.Dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang
dieksistensikan dengan makin banyaknya publikasi penelitian dalam bidang spektroskopi
serapan atom, tampak bahwa tekhnik spektroskopi serapan atom masih dalam taraf
penyempurnaan.

6
2.7. Pelebaran Dopler dan Pelebaran Tekanan

Dalam spektroskopi atomik, faktor-faktor yang dapat menyebabkan


pelebaran garis spektra merupakan suatu problem dalam sistem analisis metode
ini. Dua hal yang paling sering menimbulkan problem ini adalah pelebaran efek
Doppler (Doppler Boardening) dan pelebaran tekanan (Pressure Boardening).
a. Pelebaran Efek Doppler (Doppler Boardening)
Selama proses atomisasi atau ionisasi, suatu spesies yang sedang diukur
dapat bergerak menjauhi atau melalui detektor. Hal ini dapat menimbulkan
loncatan Doppler pada spektra garis yang dihasilkan, sehingga garis
spektra yang seharusnya berkisar antara 1-15 nm menjadi kira-kira 100
kali lebih lebar. Tidak banyak hal yang dapat dilakukan untuk
menghindari efek Doppler ini kecuali hanya mengenali mengapa hal
tersebut terjadi.

b. Pelebaran Tekanan (Pressure Boardening)


Efek ini dapat timbul bila suatu analit bertabrakan dengan spesies lain
karena perubahan energi. Efek ini semakin besar pengaruhnya sejalan
dengan kenaikan suhu. Efek pelebaran tekanan ini dapat dilihat pada
gambar berikut.

7
2.8. Gangguan Gangguan pada SSA

 Gangguan kimia
Gangguan kimia terjadi apabila unsur yang dianalisis mengalami reaksi kimia dengan
anion atau ketion tertentu dengan senyawa yang refraktori, sehingga tidak semua analit
dapat teratomisasi. Untuk mengatasi gangguan ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1) penggunaan suhu nyala yang lebih tinggi,
2) penambahan zat kimia lain yang dapat melepaskan kation atau anion pengganggu
dari ikatannya dengan analit. Zat kimia lain yang ditambahkan disebut zat
pembebas (Releasing Agent) atau zat pelindung (Protective Agent).
 Gangguan Matrik
Gangguan ini terjadi bila sampel mengandung banyak garam ayau asam, atau bila pelarut
yang digunakan tidak menggunakan pelarut zat standar, atau bila suhu nyala untuk
larutan sampel dan standar berbeda.Gangguan ini dalam analisis kualitatif tidak terlalu
bermasalah, tetapi sangat mengganggu dalam analisis kuantitatif. Untuk mengatasi
gangguan ini dalam analisis kuantitatif dapat digunakan cara analisis penambahan
satandar (Standar Adisi).
 Gangguan Ionisasi
Gangguan ionisasi terjadi bila suhu nyala api cukup tinggi sehingga mampu melepaskan
elektron dari atom netral dan membentuk ion positif. Pembentukan ion ini mengurangi
jumlah atom netral, sehingga isyarat absorpsi akan berkurang juga. Untuk mengatasi
masalah ini dapat dilakukan dengan penambahan larutan unsur yang mudah diionkan atau
atom yang lebih elektropositif dari atom yang dianalisis, misalnya Cs, Rb, K dan Na.
Penambahan ini dapat mencapai 100-2000 ppm.
 Absorpsi Latar Belakang (Back Ground)
Absorpsi Latar Belakang (Back Ground) merupakan istilah yang digunakan untuk
menunjukkan adanya berbagai pengaruh, yaitu dari absorpsi oleh nyala api, absorpsi
molekular, dan penghamburan cahaya.

2.9. Instrumentasi SSA

a. Sumber radiasi resonansi


Sumber radiasi resonansi yang digunakan adalah lampu katoda
berongga (Hollow Cathode Lamp) atau Electrodeless Discharge Tube

8
(EDT).Elektroda lampu katoda berongga biasanya terdiri dari wolfram
dan katoda berongga dilapisi dengan unsur murni atau campuran dari
unsur murni yang dikehendaki.
Tanung lampu dan jendela (window) terbuat dari silika atau
kuarsa, diisi dengan gas pengisi yang dapat menghasilkan proses ionisasi.
Gas pengisi yang biasanya digunakan ialah Ne, Ar atau He.
Pemancaran radiasi resonansi terjadi bila kedua elektroda diberi
tegangan, arus listrik yang terjadi menimbulkan ionisasi gas-gas
pengisi.Ion-ion gas yang bermuatan positif ini menembaki atom-atom
yang terdapat pada katoda yang menyebabkan tereksitasinya atom-atom
tersebut. Atom-atom yang tereksitasi ini bersifat tidak stabil dan akan
kembali ke tingkat dasar dengan melepaskan energy eksitasinya dalam
bentuk radiasi. Radiasi ini yang dilewatkan melalui atom yang berada
dalam nyala.
b. Atomizer
Atomizer terdiri atas Nebulizer (sistem pengabut), spray chamber dan
burner (sistem pembakar)
i. Nebulizer berfungsi untuk mengubah larutan menjadi aerosol
(butir-butir kabut dengan ukuran partikel 15 – 20 µm) dengan
cara menarik larutan melalui kapiler (akibat efek dari aliran
udara) dengan pengisapan gas bahan bakar dan oksidan,
disemprotkan ke ruang pengabut. Partikel- partikel kabut yang
halus kemudian bersama-sama aliran campuran gas bahan bakar,
masuk ke dalam nyala, sedangkan titik kabut yang besar
dialirkan melalui saluran pembuangan.
ii. Spray chamber berfungsi untuk membuat campuran yang
homogen antara gas oksidan, bahan bakar dan aerosol yang
mengandung contoh sebelum memasuki burner.
iii. Burner merupakan sistem tepat terjadi atomisasi yaitu
pengubahan kabut/uap garam unsur yang akan dianalisis menjadi
atom-atom normal dalam nyala.
c. Monokromator
Setelah radiasi resonansi dari lampu katoda berongga melalui populasi
atom di dalam nyala, energy radiasi ini sebagian diserap dan sebagian
lagi diteruskan.Fraksi radiasi yang diteruskan dipisahkan dari radiasi

9
lainnya.Pemilihan atau pemisahan radiasi tersebut dilakukan oleh
monokromator.
Monokromator berfungsi untuk memisahkan radiasi resonansi yang telah
mengalami absorpsi tersebut dari radiasi-radiasi lainnya.Radiasi lainnya
berasal dari lampu katoda berongga, gas pengisi lampu katoda berongga
atau logam pengotor dalam lampu katoda berongga. Monokromator
terdiri atas sistem optik yaitu celah, cermin dan kisi.
d. Detektor
Detektor berfungsi mengukur radiasi yang ditransmisikan oleh sampel
dan mengukur intensitas radiasi tersebut dalam bentuk energi listrik.
e. Rekorder Sinyal listrik yang keluar dari detektor diterima oleh piranti
yang dapat menggambarkan secara otomatis kurva absorpsi.
f. Lampu Katoda Lampu katoda merupakan sumber cahaya pada
AAS.Lampu katoda memiliki masa pakai atau umur pemakaian selama
1000 jam. Lampu katoda pada setiap unsur yang akan diuji berbeda-beda
tergantung unsur yang akan diuji, seperti lampu katoda Cu, hanya bisa
digunakan untuk pengukuran unsur Cu. Lampu katoda terbagi menjadi
dua macam, yaitu :
i. Lampu Katoda Monologam : Digunakan untuk mengukur 1
unsur Lampu
ii. Katoda Multilogam : Digunakan untuk pengukuran beberapa
logam sekaligus, hanya saja harganya lebih mahal.
Soket pada bagian lampu katoda yang hitam, yang lebih menonjol
digunakan untuk memudahkan pemasangan lampu katoda pada saat
lampu dimasukkan ke dalam soket pada AAS.Bagian yang hitam ini
merupakan bagian yang paling menonjol dari ke-empat besi lainnya.
Lampu katoda berfungsi sebagai sumber cahaya untuk memberikan
energi sehingga unsur logam yang akan diuji, akan mudah tereksitasi.
Selotip ditambahkan, agar tidak ada ruang kosong untuk keluar
masuknya gas dari luar dan keluarnya gas dari dalam, karena bila ada gas
yang keluar dari dalam dapat menyebabkan keracunan pada lingkungan
sekitar. Cara pemeliharaan lampu katoda ialah bila setelah selesai
digunakan, maka lampu dilepas dari soket pada main unit AAS, dan
lampu diletakkan pada tempat busanya di dalam kotaknya lagi, dan dus

10
penyimpanan ditutup kembali.Sebaiknya setelah selesai penggunaan,
lamanya waktu pemakaian dicatat
g. Tabung Gas
Tabung gas pada AAS yang digunakan merupakan tabung gas yang
berisi gas asetilen. Gas asetilen pada AAS memiliki kisaran suhu ±
20.000K, dan ada juga tabung gas yang berisi gas N2O yang lebih panas
dari gas asetilen, dengan kisaran suhu ± 30.000K. Regulator pada tabung
gas asetilen berfungsi untuk pengaturan banyaknya gas yang akan
dikeluarkan, dan gas yang berada di dalam tabung. Spedometer pada
bagian kanan regulator merupakan pengatur tekanan yang berada di
dalam tabung.
Pengujian untuk pendeteksian bocor atau tidaknya tabung gas tersebut,
yaitu dengan mendekatkan telinga ke dekat regulator gas dan diberi
sedikit air, untuk pengecekkan.Bila terdengar suara atau udara, maka
menendakan bahwa tabung gas bocor, dan ada gas yang keluar.Hal
lainnya yang bisa dilakukan yaitu dengan memberikan sedikit air sabun
pada bagian atas regulator dan dilihat apakah ada gelembung udara yang
terbentuk.Bila ada, maka tabung gas tersebut positif bocor. Sebaiknya
pengecekkan kebocoran, jangan menggunakan minyak, karena minyak
akan dapat menyebabkan saluran gas tersumbat. Gas didalam tabung
dapat keluar karena disebabkan di dalam tabung pada bagian dasar
tabung berisi aseton yang dapat membuat gas akan mudah keluar, selain
gas juga memiliki tekanan.
h. Ducting
Ducting merupakan bagian cerobong asap untuk menyedot asap atau sisa
pembakaran pada AAS, yang langsung dihubungkan pada cerobong asap
bagian luar pada atap bangunan, agar asap yang dihasilkan oleh AAS,
tidak berbahaya bagi lingkungan sekitar. Asap yang dihasilkan dari
pembakaran pada AAS, diolah sedemikian rupa di dalam ducting, agar
polusi yang dihasilkan tidak berbahaya. Cara pemeliharaan ducting, yaitu
dengan menutup bagian ducting secara horizontal, agar bagian atas dapat
tertutup rapat, sehingga tidak akan ada serangga atau binatang lainnya
yang dapat masuk ke dalam ducting. Karena bila ada serangga atau
binatang lainnya yang masuk ke dalam ducting , maka dapat
menyebabkan ducting tersumbat. Penggunaan ducting yaitu, menekan

11
bagian kecil pada ducting kearah miring, karena bila lurus secara
horizontal, menandakan ducting tertutup. Ducting berfungsi untuk
menghisap hasil pembakaran yang terjadi pada AAS, dan
mengeluarkannya melalui cerobong asap yang terhubung dengan ducting
i. Kompresor
Kompresor merupakan alat yang terpisah dengan main unit, karena alat
ini berfungsi untuk mensuplai kebutuhan udara yang akan digunakan
oleh AAS, pada waktu pembakaran atom. Kompresor memiliki 3 tombol
pengatur tekanan, dimana pada bagian yang kotak hitam merupakan
tombol ON-OFF, spedo pada bagian tengah merupakan besar kecilnya
udara yang akan dikeluarkan, atau berfungsi sebagai pengatur tekanan,
sedangkan tombol yang kanan merupakantombol pengaturan untuk
mengatur banyak/sedikitnya udara yang akan disemprotkan ke burner.
Bagian pada belakang kompresor digunakan sebagai tempat
penyimpanan udara setelah usai penggunaan AAS.
Alat ini berfungsi untuk menyaring udara dari luar, agar bersih.posisi ke
kanan, merupakan posisi terbuka, dan posisi ke kiri merupakan posisi
tertutup. Uap air yang dikeluarkan, akan memercik kencang dan dapat
mengakibatkan lantai sekitar menjadi basah, oleh karena itu sebaiknya
pada saat menekan ke kanan bagian ini, sebaiknya ditampung dengan lap,
agar lantai tidak menjadi basah dan uap air akan terserap ke lap.
j. Burner
Burner merupakan bagian paling terpenting di dalam main unit, karena
burner berfungsi sebagai tempat pancampuran gas asetilen, dan
aquabides, agar tercampur merata, dan dapat terbakar pada pemantik api
secara baik dan merata. Lobang yang berada pada burner, merupakan
lobang pemantik api, dimana pada lobang inilah awal dari proses
pengatomisasian nyala api. Perawatan burner yaitu setelah selesai
pengukuran dilakukan, selang aspirator dimasukkan ke dalam botol yang
berisi aquabides selama ±15 menit, hal ini merupakan proses pencucian
pada aspirator dan burner setelah selesai pemakaian. Selang aspirator
digunakan untuk menghisap atau menyedot larutan sampel dan standar
yang akan diuji. Selang aspirator berada pada bagian selang yang
berwarna oranye di bagian kanan burner.Sedangkan selang yang kiri,
merupakan selang untuk mengalirkan gas asetilen. Logam yang akan

12
diuji merupakan logam yang berupa larutan dan harus dilarutkan terlebih
dahulu dengan menggunakan larutan asam nitrat pekat. Logam yang
berada di dalam larutan, akan mengalami eksitasi dari energi rendah ke
energi tinggi. Nilai eksitasi dari setiap logam memiliki nilai yang
berbeda-beda. Warna api yang dihasilkan berbeda-beda bergantung pada
tingkat konsentrasi logam yang diukur. Bila warna api merah, maka
menandakan bahwa terlalu banyaknya gas. Dan warna api paling biru,
merupakan warna api yang paling baik, dan paling panas.
k. Buangan pada AAS
Buangan pada AAS disimpan di dalam drigen dan diletakkan terpisah
pada AAS. Buangan dihubungkan dengan selang buangan yang dibuat
melingkar sedemikian rupa, agar sisa buangan sebelumnya tidak naik lagi
ke atas, karena bila hal ini terjadi dapat mematikan proses
pengatomisasian nyala api pada saat pengukuran sampel, sehingga kurva
yang dihasilkan akan terlihat buruk. Tempat wadah buangan (drigen)
ditempatkan pada papan yang juga dilengkapi dengan lampu indicator.
Bila lampu indicator menyala, menandakan bahwa alat AAS atau api
pada proses pengatomisasian menyala, dan sedang berlangsungnya
proses pengatomisasian nyala api. Selain itu, papan tersebut juga
berfungsi agar tempat atau wadah buangan tidak tersenggol kaki.Bila
buangan sudah penuh, isi di dalam wadah jangan dibuat kosong, tetapi
disisakan sedikit, agar tidak kering.

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Spektrometri serapan atom merupakan suatu metode analisis kuantitatif
yang pengukurannya berdasarkan banyaknya radiasi yang dihasilkan atau
yang diserap oleh spesi atom atau molekul analit. Komponen yang
terdapat pada spektrofotometer serapan atom adalah Sumber radiasi
resonansi, Atomizer, Monokromator, Detektor, Rekorder, Lampu Katoda,
Tabung Gas, Ducting, Kompresor, Burner, Buangan pada AAS.
Prinsip kerja spektrofotometer serapan atom adalah dimana sampel yang
berbentuk liquid diubah menjadi bentuk aerosol atau nebulae lalu bersama
campuran gas bahan bakar masuk ke dalam nyala, disini unsur yang
dianalisa tadi menjadi atom – atom dalam keadaan dasar (ground state).
Lalu sinar yang berasal dari lampu katoda dengan panjang gelombang
yang sesuai dengan unsur yang uji, akan dilewatkan kepada atom dalam
nyala api sehingga elektron pada kulit terluar dari atom naik ke tingkat
energi yang lebih tinggi atau tereksitasi. Penyerapan yang terjadi
berbanding lurus dengan banyaknya atom ground state yang berada dalam
nyala. Sinar yang tidak diserap oleh atom akan diteruskan dan dipancarkan
pada detektor, kemudian diubah menjadi sinyal yang terukur. Sinar yang
diserap disebut absorbansi dan sinar yang diteruskan disebut emisi.
Adapun hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi diturunkan dari
hukum Lambert-Beer yang menjadi dasar dalam analisis kuantitatif secara
AAS
3.2 Saran
Dikhususkan kepada pembaca yang merupakan mahasiswa yang
berada di bidang kesehatan untuk memahami apa yang telah tercantum
pada makalah ini agar nantinya bisa bermanfaat dan dapat
mengaplikasikannya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Aprilia, Dinana, dkk. 2015. SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM. Kediri.


[Makalah]
Yana,encep. 2013. Atomic Absorbtion Spectrophotometry (AAS) .
http://indomedtech.blogspot.com/2013/12/atomic-absorbtion-
spectrophotometry-aas.html . diakses pada tanggal 04 November 2021
Watson, DG. 2010. Analisis Farmasi. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta
Gandjar, IG dan Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai