FENOMENA KUANTUM
FISIKA DAN KELAS XII
PENYUSUN
DAFTAR ISI
PENYUSUN ............................................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ 3
GLOSARIUM ........................................................................................................................................... 4
PETA KONSEP ....................................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 6
A. Identitas Modul ........................................................................................................... 6
B. Kompetensi Dasar ....................................................................................................... 6
C. Deskripsi Singkat Materi ............................................................................................ 6
D. Petunjuk Penggunaan Modul ...................................................................................... 7
E. Materi Pembelajaran ................................................................................................... 7
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 ....................................................................................................... 8
A. Tujuan Pembelajaran .................................................................................................. 8
B. Uraian Materi .............................................................................................................. 8
C. Rangkuman ............................................................................................................... 15
D. Latihan Soal .............................................................................................................. 16
E. Penilaian Diri ............................................................................................................ 18
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 .....................................................................................................19
A. Tujuan Pembelajaran ................................................................................................ 19
B. Uraian Materi ............................................................................................................ 19
C. Rangkuman Materi ................................................................................................... 25
D. Penugasan Mandiri (optional)................................................................................... 25
E. Latihan Soal .............................................................................................................. 26
F. Penilaian Diri ............................................................................................................ 29
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 ......................................... Error! Bookmark not defined.
A. Tujuan Pembelajaran ................................................ Error! Bookmark not defined.
B. Uraian Materi ............................................................ Error! Bookmark not defined.
C. Rangkuman ............................................................... Error! Bookmark not defined.
D. Penugasan Mandiri (optional)................................... Error! Bookmark not defined.
E. Latihan Soal .............................................................. Error! Bookmark not defined.
F. Penilaian Diri ............................................................ Error! Bookmark not defined.
EVALUASI .............................................................................................................................................30
KUNCI JAWABAN DAN PEMBAHASAN EVALUASI ...............................................................35
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................36
GLOSARIUM
PETA KONSEP
Fenomena
Kuantum
Teori Teori
Radiasi
Pergeseran Raylegh- Teori Planck
benda Hitam
Wien Jeans
PENDAHULUAN
A. Identitas Modul
B. Kompetensi Dasar
3.8 Menganalisis secara kualitatif gejala kuantum yang mencakup sifat radiasi
benda hitam, efek fotolistrik, efek Compton, dan sinar X dalam kehidupan
sehari-hari
4.8 Menyajikan laporan tertulis dari berbagai sumber tentang penerapan efek
fotolistrik, efek Compton, dan sinar X dalam kehidupan sehari-hari
Peserta didik yang hebat, generasi masa depan “Indonesia Maju”. Semoga
kalian selalu sehat, tetap semangat, dan tidak mudah mengeluh dalam menghadapi
kesulitan. Yakinlah bahwa kesulitan yang kalian hadapi akan semakin memperkuat
diri kalian untuk menjadi genenerasi yang lebih unggul. Selamat berjumpa di modul
pembelajaran Fisika.
Tahukah kalian bahwa fisikapun memiliki cerita sejarah yang menarik?
Diantaranya adalah sejarah perkembangan produk-produk fisika (fakta, konsep,
prinsip, postulat, teori, dan hukum). Ada pembagian periodesasi dalam fisika yaitu
fisika klasik dan fisika modern. Periode fisika klasik terjadi dalam rentang tahun
1600 hingga 1890an. Pada periode ini, gejala-gejala alamiah yang teramati oleh
mauasia dapat dijelaskan dan diprediksi secara akurat dengan teori fisika klasik
yaitu menanika Newton, elektromagnetika klasik, dan termodinamika. Gerak benda
dapat dijelaskan dengan hukum-hukum Newton sedangkan karakteristik cahaya
seperti pemantulan, pembiasan, interferensi, difraksi, dan polarisasi dapat
dijelaskan dengan teori elektromagnetika yang menganggap bahwa cahaya adalah
gelombang elektromagnetik sesuai dengan teorinya Maxwell. Gejala kelistrikan dan
kemagnetan juga dapat dijelaskan dengan baik diantaranya menggunakan hukum
Ohm dan hukum Faraday.
Seiring dengan berkembangnya berbagai peralatan untuk eksperimen, para
ilmuan fisika menemukan bahwa ada beberapa fenomena baru yang tidak dapat
dijelaskan menggunakan teori fisika klasik. Fenomena-fenomena baru ini, dapat
dijelaskan pada awal abad ke-20 dengan membuat konsep baru yaitu “mekanika
kuantum” yang merupakan awal era fisika modern.
Dalam modul ini akan dibahas beberapa fenomena eksperimental yang tidak
dapat dijelaskan dengan teori fisika klasik. Fenomena itu diantaranya adalah radiasi
benda hitam, efek fotolistrik, dan efek Compton.
E. Materi Pembelajaran
Modul ini terbagi menjadi 2 kegiatan pembelajaran dan di dalamnya terdapat uraian
materi, contoh soal, soal latihan dan soal evaluasi.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
KARAKTERISTIK RADIASI BENDA HITAM DAN TEORI
KUANTUM
A. Tujuan Pembelajaran
B. Uraian Materi
1. Radiasi Benda Hitam
Pada akhir abad ke-19 dengan ditemukannya spektrometer, para ilmuan fisika
dapat mengamati beberapa fenomena fisika yang tidak dapat dijelaskan dengan
menggunakan teori fisika yang telah dikenal pada waktu itu. Fenomena itu adalah
ditemukannya data hasil eksperimen tentang bentuk kurva radiasi termal dari sebuah
benda seperti pada gambar 1.
I (W/m2)
𝜆 (μm)
Gambar 1. Kurva spektrum radiasi benda
hitam
Radiasi termal adalah pancaran energi termal suatu benda yang disebabkan
oleh suhunya. Sebaran intensitas radiasi termal (I) sebagai fungsi frekuensi (f) atau
fungsi panjang gelombang (𝜆) dinamakan spektrum radiasi termal. Bentuk
spektrum radiasi termal inilah yang menarik minat para fisikawan, terutama karena
teori fisika klasik tidak dapat digunakan untuk menjelaskan bentuk lengkung
radiasi termal tersebut. Salah satu fenomena yang juga diamati adalah perbedaan
kurva spektrum yang dipancarkan oleh permukaan logam yang suhunya berbeda.
Berdasarkan pengamatan dengan spektrometer, permukaan benda yang
dipanaskan meradiasikan spektrum kontinu (malar) yang nilainya bergantung dari
banyak faktor, antara lain: suhu benda, sifat permukaan benda, dan bahan yang
dipergunakan. Eksperimen menunjukkan bahwa intensitas radiasi berharga
maksimum diperoleh apabila permukaan benda tersebut dilapisi dengan arang
karbon yang tipis. Ternyata jika permukaan benda dilapisi arang karbon, spektrum
radiasi termal hanya bergantung dari suhu benda tidak tergantung lagi pada bentuk
permukaan benda dan jenis bahan penyusunnya. Benda yang memiliki karakteristik
meradiasikan energi dengan intensitas maksimum pada sembarang suhu
selanjutnya dinamakan benda hitam (black body)
Benda hitam menurut pengertian yang digambarkan oleh fisikawan tidak
harus benda berwarna hitam. Benda hitam didefinisikan sebagai benda yang
menyerap semua radiasi yang diterimanya dan meradiasikan seluruh energi yang
dimilikinya. Benda hitam ideal (sempurna) dimodelkan dengan sebuah benda
berongga dengan lubang sangat kecil seperti pada gambar 2. Jika seberkas cahaya
dapat masuk ke dalam rongga tersebut melalui lubang kecil, maka berkas cahaya
akan mengalami beberapa kali pemantulan pada permukaan dinding dalam rongga.
Sangat kecil peluang bagi berkas cahaya tersebut untuk dapat meninggalkan
rongga, sehingga benda tersebut merupakan benda hitam sempurna karena
menyerap semua cahaya yang mengenainya. Sebaliknya, ketika dinding rongga
ditingkatkan suhunya maka dinding akan meradiasikan cahaya. Berkas cahaya yang
diradiasikan akan keluar melewati lubang kecil tersebut dan tidak dapat masuk lagi.
Jadi, benda berongga tersebut memiliki karakteristik benda hitam sempurna karena
energi yang dimiliki diradiasikan semua dan menyerap seluruh energi yang
diterimanya.
𝐼 = 𝑒𝜎𝑇 4
dengan
I = intensitas (W/m2)
e = emisivitas permukaan benda (0 < e < 1)
(benda dengan e=1 disebut benda hitam sempurna)
𝛔 = konstanta Stefan-Boltzmann = 5, 67 x 10-8 J s-1 m-2 K-4
T = suhu mutlak benda (K)
Contoh soal:
Suatu benda hitam memancarkan energi 162 J/s pada suhu 27o C. Berapa energi
yang dipancarkan oleh benda hitam tersebut jika suhu dinaikkan menjadi 127o C?
Pembahasan:
P1 =162 J/s
T1 = (27 + 273) = 300 K
T2 = (127 + 273) = 400 K
Ditanyakan: P2...?
Jawab:
𝑃2 𝑇2 4
=( )
𝑃1 𝑇1
𝑃2 400 4
=( )
162 300
𝑃2 16
=
162 9
16
𝑃2 = × 162
9
𝑃2 = 288 𝐽/𝑠
yang terlihat. Jika suhu terus dinaikkan, benda mula-mula akan berpijar merah,
selanjutnya akan berwarna kuning keputih putihan. Semakin tinggi suhu benda
selain intensitas radiasinya bertambah, panjang gelombang pada puncak spektrum
radiasinya (saat intensitasnya maksimum) juga semakin kecil. Pergeseran puncak
spektrum radiasi tersebut berbanding terbalik dengan suhu mutlak benda oleh
Wien diformulasikan dengan,
𝐶
𝜆𝑚 =
𝑇
dengan:
C = konstanta pergeseran Wien = 2,898 x 10-3 m.K
T = suhu mutlak benda (K)
𝜆m = Panjang gelombang pada intensitas radiasi maksimum (m)
𝐸 = 8𝜋𝑘𝑇/𝜆4
dengan
E= rapat energi (J/m3)
k= konstanta Boltzmann = 1,38 x 10-23 J/K
T= suhu mutlak (K)
𝜆= Panjang gelombang (m)
Formulasi Reyleigh-Jeans ini juga tidak sepenuhnya sesuai dengan data hasil
eksperimen, tetapi hanya cocok untuk daerah dengan panjang gelombang besar dan
tidak cocok untuk daerah dengan panjang gelombang kecil (pendek), yaitu pada
daerah sinar ultraviolet (UV). Fenomena ini dikenal dengan istilah ”bencana
ultraviolet”. Perbandingan teori yang dikemukakan Wien dan Reyleigh-Jeans dapat
dijelaskan dengan grafik pada gambar 2 berikut:
Hasil eksperimen
Teori Reyleigh-Jeans
Teori Wien
Pembahasan:
Diketahui:
T= 37oC = 37 + 273 = 310 K
C= 2,898 x 10-3 m.K
Ditanya: 𝜆=…?
Jawab:
𝐶
𝜆𝑚 =
𝑇
2,898 𝑥 10−3
𝜆𝑚 =
310
𝜆𝑚 = 9,348 𝑥 10−6 𝑚
2. Sebuah bintang memiliki spektrum puncak dengan panjang gelombang 750 nm.
Tentukan suhu permukaan bintang tersebut!
Pembahasan:
Diketahui:
𝜆= 750 nm = 7,5 x 10-7 m
Ditanya: T=…?
Jawab:
𝐶
𝜆𝑚 =
𝑇
2,898 𝑥 10−3
7,5 x 10−7 =
𝑇
2,898 𝑥 10−3
𝑇=
7,5 x 10−7
𝑇 = 3864 𝐾
Teori fisika klasik, baik teori Wien maupun teori Raleigh-Jeans hanya mampu
menjelaskan dari mana asal radiasi termal benda hitam, tetapi tidak bisa dengan
tepat memprediksikan spektrum radiasi termal sebagaimana yang teramati oleh
Wien. Akhirnya, penjelasan yang memuaskan datang dari Max Planck pada akhir
tahun 1900 (1858-1947) yang mengajukan suatu persamaan empiris yang cocok
dengan hasil eksperimen. Teori Planck ini merupakan cikal bakal bagi lahirnya teori
kuantum cahaya yang dikemukakan oleh Einstein pada beberapa tahun kemudian
dan merupakan awal lahirnya fisika modern.
Untuk dapat memperoleh formula yang memenuhi semua data eksperimen
spektrum benda hitam, Planck mengemukakan dua gagasan baru yang sangat
radikal dan bertentangan dengan teori fisika klasik tentang sifat dasar dari getaran
molekul-molekul dalam dinding rongga benda hitam. Gagasan tersebut, yaitu:
1) Radiasi yang dipancarkan akibat getaran molekul tidaklah kontinu (malar) tetapi
diskret dalam paket-paket energi yang disebut kuanta (foton). Besar energi
setiap foton ditentukan oleh frekuensi getaran dan dirumuskan
𝒄
𝑬 = 𝒉. 𝒇 = 𝒉.
𝝀
dengan
E = energi satu foton (J)
h = konstanta Planck = 6,63 x 10-34 Js
f = frekuensi cahaya (Hz)
c = cepat rambat cahaya (m/s)
= panjang gelombang cahaya (m)
𝐸𝑛 = 𝑛𝐸
𝐸𝑛 = 𝑛ℎ𝑓
lampu yang lebih terang jumlah fotonnya (n) lebih banyak dibandingkan yang
redup.
Contoh Soal
1. Tentukan besarnya energi radiasi foton dari gelombang elektromagnetik yang
memiliki panjang gelombang 2000 Å, jika konstanta Planck 6,6 x 10-34 Js.
Pembahasan :
Diketahui:
= 2000 Å = 2 x 10-7 m
h = 6,6 x 10-34 Js
c = 3 x 108 𝑚⁄𝑠
Ditanyakan: E…?
𝑐
E=h.f=h.𝜆
3𝑥108
E = 6,6 x 10-34.2𝑥10−7 = 9,9 x 10-19 joule
Pembahasan :
Diketahui:
P= 66 W
= 580 nm = 5,8 x 10-7 m
h = 6,6 x 10-34 Js
c = 3 x 108 𝑚⁄𝑠
Ditanyakan:
a. E…?
b. n…? dengan En= 20% EListrik dan t= 0,5 menit= 30 s
Jawab:
𝑐
a. E = h . f = h . 𝜆
3 𝑥108
E = 6,6 x 10-34.5,8 𝑥10−7 = 3,4 x 10-19 joule
b. En= 20% EListrik
nhf= 20% P t
n. E= 0,2 66. 30
n. 3,4 x 10-19= 396
396
n = 3,4 𝑥 10−19
n = 1,16 x 1021 buah foton
C. Rangkuman
1. Pada akhir abad 19 ditemukan fenomena spektrum radiasi termal yang
bentuk grafiknya sebagai berikut
I (W/m2)
𝜆 (nm)
𝐼 = 𝑒𝜎𝑇 4
3. Hukum ppergeseran Wien menyatakan semakin tinggi suhu benda selain
intensitas radiasinya bertambah, panjang gelombang pada puncak spektrum
radiasinya (saat intensitasnya maksimum) juga semakin kecil. Wien
memformulasikan bahwa panjang gelombang tersebut berbanding terbalik
dengan suhu mutlak benda,
𝜆𝑚 = 𝐶/𝑇
D. Latihan Soal
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat !
1. Daya yang diradiasikan oleh benda hitam pada suhu T besarnya 16 kali daya
yang diradiasikan pada suhu 27 C, maka suhu T sama dengan….
A. 300 K
B. 400 K
C. 500 K
D. 600 K
E. 700 K
2. Dua buah lampu pijar suhunya masing-masing 27 C dan 327 C. jika lampu
pijar dianggap berbentuk bola dengan jari-jari lampu pijar pertama adalah 2
kali jari-jari lampu pijar kedua, perbandingan daya lampu pertama dan lampu
kedua adalah ….
A. 1 : 4
B. 9 : 8
C. 3 : 2
D. 1 : 16
E. 81 : 64
3. Suhu permukaan suatu benda 483 K. Jika konstanta Wien = 2,898 x 10-3 m.K,
maka panjang gelombang radiasi pada intensitas maksimum yang diradiasikan
oleh permukaan benda itu adalah ….
A. 6 x 102 Å
B. 6 x 103 Å
C. 6 x 104 Å
D. 6 x 105 Å
E. 6 x 106 Å
4. Berdasarkan grafik hubungan intensitas (I) terhadap panjang gelombang ()
seperti di bawah ini, dapat disimpulkan bahwa….
1
A. T1 = 2T2
B. T1 < T2 T1 > T3
C. T1 < T2 T < T3
D. T1 = T2 = T3
E. T1 > T2 > T3
5. Dua buah benda hitam masing-masing dipanasi pada suhu 627 C dan 227 C.
perbandingan panjang gelombang maksimum pertama dan kedua dari radiasi
kedua benda hitam tersebut adalah…
A. 5 : 9
B. 9 : 5
C. 3 : 1
D. 2 : 3
E. 4 : 3
6. Menurut teori kuantum, berkas cahaya terdiri atas foton. Intensitas cahaya ini
….
A. berbanding lurus dengan energi foton
B. berbanding lurus dengan banyaknya foton
C. berbanding lurus dengan akar energi foton
D. berbanding lurus dengan kuadrat banyaknya foton
E. tidak bergantung pada energi dan banyaknya foton
7. Jika konstanta Planck 6,6 x 10-34 Js, energi foton yang diradiasikan oleh
gelombang elektromagnetik pada frekuensi 5 x 1014 Hz adalah ….
A. 3,3 x 10-21 J
B. 2,2 x 10-20 J
C. 3,3 x 10-19 J
D. 3,3 x 10-17 J
E. 6,6 x 10-17 J
8. Jika sebuah pemancar radio berdaya 1000 watt memancarkan foton tiap sekon
sebanyak 5 x 1020 buah, maka energi fotonnya adalah ….
A. 5 x 10-20 J
B. 2 x 10-20 J
C. 2 x 10-18 J
D. 5 x 10-17 J
E. 2 x 10-17 J
9. Lampu pijar 100 watt, 5,5% energinya dipancarkan sebagai cahaya tampak
dengan panjang gelombang 5400 Å dan jika konstanta Planck 6,6 x 10-34 Js,
maka jumlah foton yang dipancarkan setiap sekon adalah ….
A. 2,2 x 1019
B. 2,0 x 1019
C. 1,8 x 1019
D. 1,5 x 1019
E. 1,1 x 1019
10. Grafik berikut ini menunjukkan hubungan antara intensitas radiasi (I) dan
panjang gelombang (λ) pada radiasi termal oleh benda hitam. Jika konstanta
Wien 2,90 x 10-3 mK, Suhu permukaan benda adalah….
I
5800 λ (Å)
1. 6.000 K
2. 5.000 K
3. 4.800 K
4. 2.900 K
5. 2.500 K
E. Penilaian Diri
Keterangan:
Apabila kalian menjawab pernyataan jawaban Ya, berarti telah memahami dan
menerapkan semua materi. Bagi yang menjawab tidak silahkan mengulang materi
yang terkait.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
EFEK FOTOLISTRIK, EFEK COMPTON, DAN DUALISME GELOMBANG
PARTIKEL
A. Tujuan Pembelajaran
B. Uraian Materi
1. Efek Fotolistrik
Pada 1887 Heinrich Hertz mengamati peningkatan berkurangnya muatan
dari elektroda logam ketika disinari dengan cahaya ultraviolet. Pengamatan itu
diteruskan oleh Hallwachs yang menemukan adanya emisi elektron ketika
menyinari permukaan-permukaan logam seperti seng, rubidium, potassium dan
sodium dengan cahaya ultraviolet. Proses lepasnya elektron-elektron dari
permukaan logam yang disinari disebut emisi fotoelektron atau efek fotolistrik
Efek fotolistrik selanjutnya diamati oleh Lenard pada tahun 1902 dengan
perangkat seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Lenard menemukan bahwa jika
pelat (seng) disinari dengan sinar ultraviolet, maka elektron akan lepas dan
meninggalkan pelat dengan fakta-fakta:
(1) suatu jenis logam tertentu bila disinari (dikenai radiasi) dengan frekuensi yang
lebih besar dari harga tertentu akan melepaskan elektron, walaupun intensitas
radiasinya sangat kecil. Sebaliknya, berapapun besar intensitas radiasi yang
dikenakan pada suatu jenis logam, jika frekuensinya lebih kecil dari harga
tertentu maka tidak akan dapat melepaskan elektron dari logam tersebut.
(2) kecepatan (energi kinetik) elektron yang lepas dari permukaan logam tidak
bergantung pada intensitas cahaya, tetapi hanya bergantung pada frekuensi
(atau panjang gelombang) sinar yang digunakan,
(3) Jika batas frekuensi radiasi untuk terjadinya efek fotolistrik terpenuhi,
meningkatkan intensitas radiasi akan memperbanyak foto-elektron yang
dihasilkan, ditandai oleh bertambahnya arus foto-elektron (I) yang terukur oleh
ampermeter.
Vo
Efek fotolistrik tidak dapat dipahami dengan fisika klasik, yang menjelaskan
bahwa intensitas radiasi sebanding dengan energi gelombang (kuadrat amplitudo).
Teori kuantisasi energi yang dikemukakan oleh Planck, kemudian diartikan lebih
fisis oleh Einstein digunakan untuk menjelaskan hasil eksperimen dari gejala
fotolistrik. Pada tahun 1905 Einstein mulai memperkenalkan teori kuantum cahaya.
Menurut Einstein:
1. Pancaran cahaya berfrekuensi f berisi paket-paket gelombang atau paket-paket
energi yang besarnya sama dengan hf yang dinamakan foton. Jumlah foton per
satuan luas penampang per satuan waktu sebanding dengan intensitas cahaya,
tetapi energi foton tidak bergantung pada intensitas cahaya. Sehingga semakin
tinggi intensitas cahaya yang digunakan pada percobaan efek fotolistrik
berdampak semakin banyak jumlah elektron yang terpancar ditandai dengan
meningkatnya arus fotoelektron yang terukur pada ampermeter.
2. Energi foton hanya bergantung pada frekuensi gelombang cahaya. Menurut
postulat Planck, foton-foton yang sampai pada katoda akan diserap sebagai
kuantum energi. Ketika elektron menyerap foton, maka elektron memperoleh
sejumlah energi yang dibawa foton yaitu sebesar hf. Jika energi yang diterima
elektron melebihi energi ikat oleh permukaan logam, sebagian digunakan
elektron untuk melepaskan diri dari bahan dan sisanya digunakan untuk
bergerak, menjadi energi kinetik elektron. Besarnya energi yang diperlukan oleh
elektron untuk melepaskan diri dari logam (melawan energi ikatan logam)
disebut fungsi kerja/energi ambang logam (Wo). Besar energi kinetik
maksimum foto-elektron diformulasikan
dengan
EKmaks = energi kinetik maksimum foto-elektron (J)
Wo = fungsi kerja/energi ambang logam (J)
fo = frekuensi ambang logam (Hz)
negative (-) dihubungkan dengan elektroda positif (anoda). Pada saat telah terjadi
efek fotolistrik, dengan mengatur besarnya tegangan listrik gerak elektron yang
terpancar dari logam dapat dihentikan, ditandai dengan aruslistrik yang terbaca
oleh ampermeter menjadi nol. Tegangan listrik yang mampu menghentikan
keluarnya elektron dari permukaan logam selanjutnya disebut beda potensial listrik
penghenti/stopping voltage (Vo). Ketika foto-elektron terhenti berarti nilai energi
kinetiknya sama dengan energi listrik yang dihasilkan oleh sumber tegangan, jadi
𝐸𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝑒 . 𝑉𝑜
dengan
e = muatan electron = 1,6 x 10-19 C
Vo = tegangan/beda ptensial henti (volt)
Makin tinggi nilai EKmaks makin tinggi besarnya tegangan penghenti Vo agar
elektron tidak mengenai kutub elektrodanya (anoda). Nilai Vo ternyata tidak
bergantung pada intensitas cahaya yang dikenakan pada permukaan logam,
melainkan bergantung pada frekuensi dari cahaya yang digunakan. Makin tinggi
frekuensi cahaya yang digunakan, makin besar nilai Vo. Ini menunjukkan bahwa
peningkatan frekuensi cahaya berdampak pada meningkantnya energi kinetik foto
elektron atau kecepatan geraknya, bukan pada jumlah foto elektron.
2. Efek Compton
Pada tahun 1923, Arthur H. Compton mengamati perubahan panjang gelombang
sinar-X setelah dihamburkan oleh elektron bebas seperti pada gambar 4. Compton
menjelaskan, radiasi yang dikenakan pada lempeng logam berinteraksi dengan
elektron bebas dalam logam (tidak selalu menimbulkan efek fotolistrik walaupun
energinya cukup). Interaksi antara radiasi dengan elektron bebas dalam logam
berperilaku seperti tumbukan elastis antara dua partikel. Mekanisme hamburan
radiasi (kemudian disebut hamburan Compton atau efek Compton) tersebut di
atas dapat dijelaskan dengan memberlakukan hukum kekekalan energi dan hukum
kekekalan momentum linear secara relativistik.
𝐸𝐾 = 𝐸 – 𝐸’
3. Hipotesis de Broglie
Peristiwa efek fotolistrik dan efek Compton tidak dapat dijelaskan dengan
teori fisika klasik yang memandang cahaya sebagai gelombang elektromagnetik,
tetapi dapat dijelaskan berdasarkan teori kuantum cahaya yang dikemukakan oleh
Einstein yang memandang cahaya sebagai partikel (foton). Sehingga muncul
gagasan dualisme gelombang partikel dimana cahaya tidak hanya memiliki sifat
sebagai gelombang tetapi juga bersifat seperti partikel. Walaupun foton tidak
bermassa, karena dipandang sebagai partikel maka foton memiliki momentum yang
dirumuskan
ℎ
𝑝=
𝜆
Karena E= hf = hc/𝜆, maka
𝐸 ℎ𝑓
𝑝= =
𝑐 𝑐
dengan p= momentum foton (kg m/s)
Diilhami oleh sifat dualisme cahaya, Louis de Broglie pada tahun 1924
mengusulkan hipotesisnya, bahwa partikel yang bergerak juga memperlihatkan
sifatnya sebagai gelombang. Hipotesis de Broglie tersebut kemudian dapat
dibuktikan oleh Davisson dan Germer pada tahun 1927 dengan difraksi elektron.
Seberkas elektron yang telah dipercepat dengan tegangan V dikenakan pada kristal.
Elektron-elektron terhambur dideteksi terhadap variasi sudut hamburan, ternyata
hasilnya memperlihatkan adanya pola difraksi seperti halnya cahaya atau sinar X.
Panjang gelombang elektron yang telah dipercepat dengan tegangan V menurut
hipotesis de Broglie adalah
ℎ
𝜆=
𝑚𝑣
√2𝑚. 𝑒. 𝑉 = 𝑚𝑣
maka
ℎ
𝜆=
√2𝑚. 𝑒. 𝑉
dengan
𝜆 = panjang gelombang deBroglie(m)
m = massa partikel (kg)
v = kecepatan (m/s)
h = konstanta Planck
e = muatan partikel ©
V = tegangan pemercepat (volt)
Contoh Soal:
1. Davisson dan Germer memilih elektron sebagai partikel untuk menguji hipotesa
de Broglie. Elektron-elektron diperoleh dari filamen yang dipijarkan, kemudian
elektron-elektron itu dipercepat dalam medan listrik yang bersumber dari
tegangan 54 Volt. Tentukan Panjang gelombang deBroglie elektron tersebut!
Pembahasan
Diketahui:
V= 54 volt
Ditanyakan: 𝜆=…?
Jawaban:
ℎ
𝜆=
√2𝑚. 𝑒. 𝑉
6,6 × 10−34
𝜆=
√2 (9.1 × 10−31 )(1,6 × 10−19 )(54)
𝜆 = 1,65 × 10−10 𝑚
Pembahasan
Diketahui:
∆𝜆
=1% dan θ= 120o
𝜆
Ditanyakan: 𝜆=…?
Jawaban:
ℎ
𝛥𝜆 = (1 − 𝑐𝑜𝑠𝜃)
𝑚𝑜 𝑐
6,63 × 10−34
𝛥𝜆 = (1 − 𝑐𝑜𝑠120)
(9,1 × 10−31 )(3 × 108 )
∆𝜆
Karena =1% maka:
𝜆
3,64×10−12
= 0,01
𝜆
𝜆 = 3,64 × 10−10 𝑚
ℎ
𝜆′ − 𝜆 = (1 − 𝑐𝑜𝑠𝜃)
𝑚𝑜 𝑐
6,63 ×10−34
𝜆′ − 4 x 10 −12 = (9,1 ×10−31 )(3×108) (1 − 𝑐𝑜𝑠180), nilai perubahan maksimum
panjang gelombang tercapai saat sinar X berbalik arah(θ=180O)
Energi kinetik maksimum yang terhentak sama dengan selisih energi sinar X
sebelum terhambur dengan setelah terhmbur.
1 1
𝐸𝑘 = ℎ𝑐 ( − )
𝜆 𝜆′
1 1
𝐸𝑘 = (6,63 × 10−34 )(3 × 108 ) ( − )
4 x 10 −12 8,86 × 10−12
𝐸𝑘 = 2,73 × 10−15 𝐽
C. Rangkuman Materi
1. Efek fotolistrik adalah proses lepasnya elektron-elektron dari permukaan logam
yang disinari.
• Energi kinetik maksimum foto-elektron dirumuskan 𝐸𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 =
ℎ𝑓 – 𝑊𝑜
• Saat efek fotolistrik telah terjadi, meningkatkan frekuensi
menyebabkan energi kinetik maksimum foto-elektronnya bertambah
(kecepatan gerak foto-elektron bertambah)
• Saat efek fotolistrik telah terjadi, meningkatkan intensitas cahaya yang
diradiasikan ke logam menyebabkan jumlah foto-elekron semakin
banyak
2. Efek Compton peristiwa terhamburnya foton saat menumbuk electron yang diam
ketika disnari dengan foton yang berenergi lebih besar dari energi ambang
logam. Ketika terhambur foton megalami perubahan panjang gelombang sesuai
persamaan
ℎ
𝛥𝜆 = 𝜆’ – 𝜆 = ( 1 − 𝑐𝑜𝑠 𝜃 )
𝑚𝑜 𝑐
3. Efek fotolistrik dan efek Compton tidak dapat dijelaskan dengan teori fisika
klasik yng memandang cahaya sebagai gelombang elektromagnetik, tetapi dapat
dijelaskan oleh Einstein dengan teori kuantum cahaya yang memandang cahaya
berprilaku seperti partikel. Karena cahaya (foton) mimiliki sifat partikel maka
memiliki momentum
ℎ 𝐸 ℎ𝑓
= = 𝑝=
𝜆 𝑐 𝑐
4. Louis de Broglie berhipotesis kemudian dibuktikan oleh Davisson dan Germer
bahwa partikel yang bergerak mimiliki sifat partikel sehingga memiliki panjang
gelombang
ℎ
𝜆=
𝑚𝑣
Buatlah makalah dengan tema penerapan efek foto listrik, efek Compton, dan
sinar X dalam berbagai produk teknologi
E. Latihan Soal
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat !
1. Perhatikan pernyataan yang berhubungan dengan peristiwa efek fotolistrik
berikut!
(1) Intensitas cahaya yang disinarkan ke logam mempengaruhi laju keluarnya
elektron dari permukaan logam.
(2) Energi kinetik elektron yang keluar dari permukaan logam tergantung pada
foton cahaya.
(3) Keluarnya elektron dari permukaan logam tidak tergantung pada jenis
logam.
(4) Dengan mengatur intensitas cahaya, elektron akan keluar dari permukaan
logam walaupun frekuensi cahaya lebih kecil dari pada frekuensi ambang
logam.
(5) Jumlah elektron yang keluar dapat ditingkatkan dengan menaikkan
panjang gelombang cahaya.
Pernyataan yang benar adalah….
A. (2) saja
B. (2) dan (3)
C. (4) dan (5)
D. (1), (2) dan (3)
E. (1), (4) dan (5)
2. Sinar dengan panjang gelomabang λ menumbuk elektron bermassa m yang
mula-mula diam. Sinar terhambur hingga panjang gelombangnya menjadi λ’, dan
elektron terpental dengan energi E.
λ'
λ θ
f(Hz)
1) a= frekuensi
a cahaya b minimum yang digunakan= 2,9 1014 Hz
2) Energi minimal untuk melepaskan elektron 1,92 x 10-19 J
b= frekuensi cahaya digunakan= 8 1014 Hz
3) 1,2
F. Penilaian Diri
Keterangan:
Apabila kalian menjawab pernyataan jawaban Ya, berarti telah memahami dan
menerapkan semua materi. Bagi yang menjawab tidak silahkan mengulang materi
yang terkait.
EVALUASI
2ℎ
(2) perubahan panjang gelombang cahaya terbesar memiliki harga 𝛥𝜆 = 𝑚
𝑜𝑐
(3) cahaya berprilaku seperti partikel
(4) sebagian energi cahaya (foton) terserap oleh elektron
Pernyataan yang benar adalah…
A. (2) dan (4)
B. (3) dan (4)
C. (1), (2), dan (3)
D. (2), (3), dan (4)
E. (1), (2), (3), dan (4)
7. Grafik berikut menjelaskan tentang fenomena efek fotolistrik.
EK (eV)
4,0
1 eV= 1,6 x 10-19 J
h = 6,6 x 10-34 Js
f(Hz)
a b
-1,6
(3) Saat frekuensi cahaya telah memenuhi terjadinya efek fotolistrik, jumlah
elektron foto akan semakin banyak jika intensitas cahaya dinaikkan.
(4) Saat frekuensi cahaya telah memenuhi terjadinya efek fotolistrik, Energi
kinetik elektron foto akan semakin besar jika intensitas cahaya dinaikkan.
Pernyataan yang benar adalah….
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (4)
D. (2) dan (3)
E. (3) dan (4)
10. Foton sinar-X dengan kelajuan c dan panjang gelombang A bertumbukan
dengan elektron bebas bermassa mo yang mula-mula diam. Setelah tumbukan,
elektron akan bergerak dan foton akan dihamburkan dengan sudut tertentu
dan panjang gelombangnya menjadi B.
Perhatikan pernyataan berikut berkaitan dengan peristiwa terseut di atas:
(1) Perubahan panjang gelombang foton maksimum terjadi saat foton
berbalik arah.
(2) Energi elektron terhambur adalah E= hc(1/A – 1/B), dengan h=
konstanta Planck.
(3) Perubahan panjang gelombang foton maksimum adalah ∆ = 2h/moc.
(4) Elektron menyerap seluruh energi foton sinar –X.
Pernyataan yang benar adalah….
A. (1), (2), dan (3)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (4)
D (4) saja
E. (1), (2), (3), dan (4)
11. Suatu logam kalium disinari cahaya ultraviolet dengan panjang gelombang
2500 Ao. Jika fungsi kerja kalium 2,21 eV, konstanta Planck 6,63 10−34 Js,
kecepatan cahaya 3 108 m/s, dan 1 eV = 1,6 1019 J, maka energi kinetik
elektron yang dipancarkan adalah ....
A. 4,42 eV
B. 2,76 eV
C. 0,276 eV
D. 0,3 eV
E. 0,4 eV
12. Katode pada tabung fotolistrik mempunyai frekuensi ambang fo. Bila katode
disinari dengan cahaya berfrekuensi f, maka elektron yang keluar katode
berkecepatan maksimum vmaks dan potensial penghenti yang diperlukan agar
arus listrik menjadi nol adalah V0. Jarak anode katode d, massa elektron m, dan
muatan elektron e. Perhatikan pernyataan hubungan antara besaran-besaran di
atas berikut ini:
(1) e.V0 = 12 𝑚𝑣𝑚𝑎𝑘𝑠
2
2
(2) besarnya perlambatan elektron 𝑣𝑚𝑎𝑘𝑠
2𝑑
(3) f = ℎ𝑒 V0 – f0
(4) Kuat medan listrik yang memperlambat E = 𝑉𝑑0
Pernyataan yang benar adalah….
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 32
Modul Fisika Kelas XII_KD 3.8
A. 1) dan 2)
B. 1) dan 3)
C. 2) dan 4)
D. 1), 2), dan 3)
E. 1), 2), 3), dan 4)
13. Elektron yang massanya 9,0 10−31 kg bergerak dengan laju 2,2 107 m/s. Jika
konstanta Planck = 6,6 10−34 Js, maka panjang gelombang elektron tersebut
adalah ....
A. 2,6 10−11 m
B. 3,0 10−11 m
C. 3,3 10−11 m
D. 3,6 10−11 m
E. 4,0 10−11 m
14. Lampu memancarkan cahaya yang Panjang gelombangnya 6600 Ao . Jika
kostanta Planck 6,6 x 10-34 Js, foton cahaya lampu tersebut memiliki momentum
sebesar ….
A. 10-41 kg m/s
B. 4,356 x 10-41 m/s
C. 10-37 kg m/s
D. 10-27 kg m/s
E. 4,356 x 10-30 m/s
15. Pada efek Compton, foton yang menumbuk elektron mengalami perubahan
ℎ
panjang gelombang sebesar 2𝑚 𝑐, dengan h = tetapan Planck, m0 = massa diam
0
elektron, dan c = kecepatan foton. Besar sudut hamburan yang dialami foton
tersebut adalah ….
A. 30
B. 60
C. 90
D. 120
E. 180
Ek (eV)
fc
f (Hz)
-3,7
DAFTAR PUSTAKA
Sutarno, et al. (2017). Radiasi Benda Hitam dan Efek Fotolistrik Sebagai Konsep
Kunci Revolusi Saintifik dalam Perkembangan Teori Kuantum Cahaya. Titian
Ilmu: Jurnal Ilmiah Multi Sciences Vol. IX No. 2 Halaman: 51 – 58, 2017
Yossi A, (2017). Pendalaman Materi Fisika: Mekanika Kuantum. Jurdik Fisika UNY
Abdullah Sani R, & Kadri, Muhammad. (2017). Fisika Kuantum. Jakarta: Bumi
Aksara
Kanginan, Marthen. (2017). Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Erlangga
Halliday, David. Resnick, Robert. (1996). Fisika. Jilid 1 &2 (terjemahan). Edisi
ketiga. Jakarta: Erlangga