Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS KODE ETIK GURU INDONESIA

1. Dasar Kode Etik


Berdasarkan bagian ketiga pasal 6 pada kode etik guru, Dasar dibuatnya kode
etik guru dibuat berdasarkan UUD 1945, UU tentang Sistem Pendidikan Nasional,
dan UU tentang Guru dan Dosen. Dan bersumber dari nilai-nilai agama dan
Pancasila, nilai-nilai kompetensi pedagogik, kompentensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

2. Kode etik Guru Indonesia mengatur tentang:
Bab Pasal dan Isi komentar
Pengertian,
Tujuan, dan
Fungsi Kode Etik


Sumpah/Janji
Guru Indonesia


Nilai-Nilai Dasar
dan Nilai-Nilai
Operasional

Pasal 5 ayat 2 :
Nilai-nilai kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional.
berdasarkan pasal tersebut diterangkan
bahwa profesi guru bersumber dari nilai
pedagogik. Jika hal tersebut telah tertera
jelas pada kode etik guru. Maka sudah
jelas bahwa profesi tersebut hanya diisi
oleh lulusan yang memiliki latar
pendidikan/ lulusan kependidikan.
Bukan dari lulusan non-pendidikan yang
tidak didasari nilai-nilai pedagogik.

Pasal 6 ayat 1 poin a :
Guru berperilaku secara
profesional dalam melaksanakan
tugas didik, mengajar,
membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi
proses dan hasil pembelajaran.

pada pasal 6 ayat 1 poin a ini tugas guru
tidak hanya yang tersebut dalam poin
tersebut namun juga harus memotivasi
peserta didik untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Pasal 6 ayat 1 poin c :
Guru mengetahui bahwa setiap
peserta didik memiliki
karakteristik secara individual dan
masing-masingnya berhak atas
layanan pembelajaran.
Pasal 6 ayat 1 poin d :
Guru menghimpun informasi
tentang peserta didik dan
menggunakannya untuk
kepentingan proses kependidikan.
dari pasal 6 ayat 1 pon c dan d diatas
saling terkait dan perlu adanya
perhatian lebih sebab pelayanan guru
terhadap peserta didik merupakan
prioritas utama. Poin ini penting
dilaksanakan sebab setiap peserta didik
memiliki karakter individual sendiri-
sendiri sehingga guru harus mampu
memberikan pelayanan pembelajaran
terhadap masing-masing peserta didik.
Oleh karena itu seorang guru harus
mampu mencari tahu karater dari
masing-masing peserta didik dan cara
agar peserta didik mampu mencapai
pembelajaran yang optimal
pasal 6 ayat 1 point f :
Guru menjalin hubungan dengan
peserta didik yang dilandasi rasa
kasih sayang dan menghindarkan
diri dari tindak kekerasan fisik
yang di luar batas kaidah
pendidikan.

Perlu rincian lebih lanjut mengenai
bentuk kekerasan fisik di luar batas
kaidah pendidikan. Karena mungkin
pada beberapa guru, melakukan kontak
fisik merupakan salah satu strategi guru
dalam mengajar agar siswa dapat lebih
focus pada pelajaran. Selain itu kontak
fisik juga terkadang dilakukan di sekolah
dengan siswa yang cenderung bertindak
di luar batas kewajaran. Sehingga
diharapkan dengan adanya rincian lebih
lanjut sangsi yang diberikanpun menjadi
lebih jelas dan tegas.

Pelaksanaan,
Pelanggaran,
dan Sanksi

Pasal 7 ayat 2 :
Guru dan organisasi guru
berkewajiban mensosialisasikan
Kode Etik Guru Indonesia kepada
rekan sejawat Penyelenggara
pendidikan, masyarakat dan
pemerintah.


Pasal 8 ayat 3 :
jenis pelanggaran meliputi
pelanggaran ringan sedang dan
berat

pada ayat 3 pasal 8 kode etik guru ini,
kurang begitu jelas. Sebab hanya tertulis
pelangaran ringan sedang dan berat.
Apabila ditulis dengan lebih merinci
menganai jenis pelanggaran tersebut
pelaksanaan kode etik ini oleh guru akan
lebih baik. Karena dengan adanya
kejelasan mengenai jenis pelangaran
tersebut akan membuat guru menjadi
lebih berhati-hati dalam berperilaku
dalam lingkungan sekolah maupun
dalam masyarakat

Pasal 9 ayat 1 :
Pemberian rekomendasi sanksi
terhadap guru yang melakukan
pelanggaran terhadap Kode Etik
Guru Indonesia merupakan
wewenang Dewan Kehormatan
Guru Indonesia.
Pasal 9 ayat 4 :
Sanksi sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) merupakan upaya
pasal 9 ayat 1 dan 4 berhubungan jelas
dengan pasal 8 mengenai pelanggaran
yang dilakukan oleh guru, pemberian
sanksi juga harus jelas dan lebih merinci,
apa-apa saja sanksi yang akan diterima
guru apabila melanggar kode etik. Dan
apabila sanksi berupa pembinaan,
pembinaan berupa apa yang akan
diterima.

pembinaan kepada guru yang
melakukan pelanggaran dan untuk
menjaga harkat dan martabat
profesi guru.

Ketentuan
Tambahan


Penutup


3. Kesesuaian Kode Etik Berkaitan dengan Fungsi
Pasal 6 ;
Ayat 1 poin a : Guru berperilaku secara profesional dalam melaksanakan
tugas didik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi proses dan hasil
pembelajaran.
Ayat 2 poin a : Guru berusaha membina hubungan kerjasama yang efektif
dan efisien dengan Orangtua/Wali siswa dalam
melaksannakan proses pedidikan.
Ayat 2 poin e : Guru berkomunikasi secara baik dengan orangtua/wali
siswa mengenai kondisi dan kemajuan peserta didik dan
proses kependidikan pada umumnya
Ayat 3 point a : Guru menjalin komunikasi dan kerjasama yang harmonis,
efektif dan efisien dengan masyarakat untuk memajukan
dan mengembangkan pendidikan.
Ayat 5 point b : Guru berusaha mengembangkan dan memajukan disiplin
ilmu pendidikan dan bidang studi yang diajarkan
Ayat 5 point c : Guru terus menerus meningkatkan kompetensinya.


4. Sanksi Terhadap Pelanggaran Kode Etik
Berdasarkan kode etik guru indonesia, karena jenis pelanggaran dan pemberian
sanksi terhadap guru belum tertera atau tertulis dengan jelas dala kode etik
guru. Maka jenis pelanggaran dan pemberian sanksi tersebut akan dikembalikan
kembali kepada hukum-hukum yang telah berlaku di Indonesia. Seperti UU
hukum pidana dan UU hukum perdata

5. Pertimbangan Kode Etik yang Ingin Ditambahkan
Pertimbangan yang ingin ditambahkan untuk kode etik guru
Kode etik mengenai jenis pelanggaran
Jenis pelanggaran penting tertulis dalam kode etik untuk menjaga
prilaku dan sikap guru saat berada dalam lingkungan sekolah meupun
diluar sekolah
Contoh jenis pelanggaran yang sering dilakukan guru adalah
merokok dilingkungan sekolah, perlu adanya rincian jelas mengenai
pelanggaran-pelanggaran tersebut. Merokok dilingkungan sekolah
menurut saya adalah salah satu pelanggaran karena secara tidak langsung
guru telah mencontohkan budaya merokok kepada peserta didik. Guru
tidak hanya pengajar dan pendidik, perilakunya juga dilihat sebagai
teladan atau contoh terhadap peserta didik.

Kode etik mengenai bentuk bentuk Sanksi
Sanksi-sanksi yang jelas juga penting tertera dalam kode etik guru,
seperti contoh pen-skorsing-an, pembinaan, dll yang akan diterima oleh
guru yang melanggar kode etik

Kode etik mengenai pembelaan
Kode etik mengenai pembelaan terhadap sanksi yang diberikan
terhadap guru juga perlu untuk dicantumkan berikut dengan rincian yang
jelas. Sehingga kode etik tidak hanya menuntut kewajiban guru tetapi
juga hak. Hak pembelaan disini berlaku apabila guru menuntut keadilan
atas sanksi yang ia terima
Contoh tindakan guru yang memukul peserta didik. Tindakan ini
memang melanggar kode etik guru, pasal 6 ayat 1 point f : Guru menjalin
hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa kasih sayang dan
menghindarkan diri dari tindak kekerasan fisik yang di luar batas kaidah
pendidikan.
Namun tindakan kekerasan yang dilakukan guru ini atas dasar apa.
Apabila tindakan kekerasan dilakukan sebagai salah satu strategi untuk
mendapat perhatian peserta didik terhadap pelajaran. Guru juga berhak
atas pembelaan.

Anda mungkin juga menyukai