Anda di halaman 1dari 5

UJIAN TENGAH SEMESTER ASESMEN

Nama : Aflah Baihaqi

NIM : 23104160144

1. Rancangan pembelajaran dapat disusun menggunakan prinsip Understanding by Design


(UbD) atau biasa disebut dengan backward design. Jelaskan bagaimana cara merancang
pembelajaran dengan prinsip ini!

Jawab:

Understanding by Design (UbD) atau juga dikenal sebagai backward design, berfokus pada
pengembangan pembelajaran yang terstruktur dan bermakna. Proses ini berpusat pada
pencapaian tujuan pembelajaran dengan memulai dari tujuan akhir (apa yang ingin dicapai
oleh siswa) dan kemudian merancang pembelajaran yang mendukung pencapaian tujuan
tersebut. Berikut langkah-langkah utama dalam merancang pembelajaran dengan prinsip
UbD:

a. Identifikasi Tujuan Pembelajaran: Tujuan pembelajaran harus jelas dan terukur.


Tujuan ini menggambarkan apa yang diharapkan siswa pelajari, pahami, dan
kuasai pada akhir pembelajaran. Tujuan ini merupakan hasil yang diinginkan
dari proses pembelajaran.
b. Merancang Asesmen: Asesmen bisa berupa tes, proyek, tugas, atau metode
penilaian lainnya. Asesmen harus didesain untuk mencerminkan tujuan
pembelajaran dan memberikan gambaran yang akurat tentang pencapaian
siswa.
c. Merancang Kegiatan Pembelajaran: Kegiatan pembelajaran harus dirancang
untuk mendukung pemahaman mendalam dan keterampilan yang diperlukan
untuk menghadapi asesmen. Kegiatan ini harus relevan, bermakna, dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
2. Dalam merancang pembelajaran menggunakan prinsip UbD guru harus merencanakan
tujuan pembelajaran, asesmen, dan kegiatan pembelajaran. Jelaskan hubungan ketiga
komponen tersebut, lalu kemukakan pendapatmu jika salah satu komponen tidak termuat
dalam perencanaan pembelajaran.

Jawab:

a. Tujuan Pembelajaran: Tujuan ini harus jelas, terukur, dan relevan. Mereka
memberikan fokus dan arah pada pembelajaran.
b. Asesmen : Asesmen adalah cara untuk mengukur sejauh mana siswa telah
mencapai tujuan pembelajaran. Ini termasuk tugas, tes, proyek, atau metode lain
yang digunakan untuk menilai pemahaman siswa. Asesmen harus didesain
untuk mencocokkan tujuan pembelajaran. Jadi, guru harus memastikan bahwa
asesmen mencerminkan tujuan yang telah ditentukan dan mengukur
pemahaman yang diinginkan.
c. Kegiatan Pembelajaran : Kegiatan pembelajaran merujuk pada metode, strategi,
dan sumber daya yang digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan
pembelajaran. Kegiatan ini harus dirancang untuk mendukung pencapaian
tujuan dan mempersiapkan siswa agar dapat sukses dalam asesmen. Guru harus
memastikan bahwa kegiatan pembelajaran memberikan kesempatan bagi siswa
untuk memahami materi dengan mendalam.
Ketiga komponen tersebut harus berjalan seiring dan terintegrasi. Jika
salah satu komponen tidak termasuk dalam perencanaan pembelajaran, ini dapat
menimbulkan ketidakseimbangan dan ketidakjelasan dalam pemeblajaran.
Contoh jika komponen tujuan pembelajaran tidak ada: Tanpa tujuan
pembelajaran yang jelas, siswa mungkin tidak tahu apa yang diharapkan dari
mereka, dan guru mungkin kesulitan dalam merancang asesmen dan kegiatan
pembelajaran yang sesuai. Kemudian jika komponen asesmen tidak diterapkan:
Tanpa asesmen yang terintegrasi, tidak akan ada cara untuk mengukur sejauh
mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran. Ini membuat sulit bagi guru
untuk memberikan umpan balik dan untuk menilai efektivitas pembelajaran.
Dan yang terakhir jika tidak ada kegiatan pembelajaran: Kegiatan pembelajaran
penting untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. Tanpa kegiatan
yang relevan dan mendukung, siswa mungkin tidak memiliki kesempatan yang
cukup untuk memahami materi.

3. Mengapa merancang pembelajaran dianjurkan menggunakan prinsip UbD? Jelaskan


kelebihan prinsip ini dibandingkan dengan cara merancang pembelajaran seperti biasanya!

Jawab:

a. Fokus pada Pemahaman Mendalam: UbD mendorong guru untuk merancang


pembelajaran yang berpusat pada pemahaman siswa. Itu berarti tidak hanya mencakup
fakta-fakta, tetapi juga konsep dan prinsip yang lebih dalam. Ini membantu siswa
mengembangkan pemahaman yang tahan lama dan dapat diterapkan di berbagai
konteks.
b. Pentingnya Tujuan Pembelajaran: Dalam UbD, tujuan pembelajaran ditempatkan di
awal perancangan. Guru harus mendefinisikan apa yang mereka ingin siswa pelajari
dan mengapa itu penting. Hal ini memastikan bahwa pembelajaran memiliki makna
yang jelas dan relevan bagi siswa.
c. Desain Pembelajaran yang Konsisten: Prinsip UbD membantu menciptakan desain
pembelajaran yang konsisten. Ini berarti setiap elemen pembelajaran, seperti materi,
aktivitas, dan penilaian, berkontribusi pada pencapaian tujuan pembelajaran. Ketika
desain pembelajaran konsisten, siswa memiliki garis besar yang jelas tentang apa yang
diharapkan dari mereka.
d. Penilaian yang Terintegrasi: Dalam UbD, penilaian diintegrasikan ke dalam proses
perancangan pembelajaran dari awal. Ini membantu guru untuk mengevaluasi apakah
siswa telah mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan. Penilaian yang terintegrasi
juga memungkinkan guru untuk memberikan umpan balik yang lebih baik kepada siswa
dan mengukur sejauh mana siswa telah memahami konsep.
e. Fleksibilitas dan Adaptasi: Prinsip UbD memungkinkan guru untuk lebih fleksibel dan
adaptif dalam mengajar. Jika selama proses pembelajaran terjadi bahwa siswa
menghadapi kesulitan dalam mencapai tujuan, guru dapat mengadaptasi rencana
pembelajaran mereka untuk memberikan dukungan tambahan.
f. Relevansi dan Pengalaman Siswa: Prinsip UbD mendorong guru untuk membuat
pembelajaran relevan bagi siswa. Hal ini dapat menciptakan pengalaman pembelajaran
yang lebih bermakna dan dapat membantu siswa melihat hubungan antara pelajaran
dengan kehidupan sehari-hari.
4. Jelaskan perbedaan asesmen awal, asesmen formatif, dan asesmen sumatif serta berikan
masing-masing 1 contoh!

Jawab:

a. Asesmen awal adalah jenis asesmen yang dilakukan pada awal pembelajaran, sebelum
materi atau pelajaran dimulai. Tujuannya adalah untuk mengukur pengetahuan,
keterampilan, dan pemahaman awal siswa terhadap materi yang akan diajarkan.
Contoh: Seorang guru matematika mungkin memberikan tes singkat kepada siswa pada
awal semester untuk mengevaluasi pemahaman awal mereka tentang konsep dasar
seperti penjumlahan dan pengurangan.
b. Asesmen formatif adalah jenis asesmen yang dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung. Tujuannya adalah untuk memberikan umpan balik yang berguna kepada
siswa dan guru agar siswa dapat memperbaiki pemahaman dan keterampilan mereka
selama pembelajaran berlangsung.
Contoh: Seorang guru bahasa Inggris memberikan tugas menulis kepada siswa dan
memberikan umpan balik reguler selama proses penulisan. Siswa dapat menggunakan
umpan balik ini untuk memperbaiki tulisan mereka sebelum menyerahkan versi
finalnya.
c. Asesmen sumatif adalah jenis asesmen yang dilakukan pada akhir suatu periode
pembelajaran, seperti akhir semester atau akhir tahun. Tujuannya adalah untuk
mengevaluasi secara keseluruhan pencapaian siswa setelah selesai mempelajari materi
tertentu.
Contoh: Ujian akhir tahun adalah contoh umum dari asesmen sumatif. Pada akhir tahun
pelajaran, siswa diuji untuk mengukur sejauh mana mereka telah memahami dan
menguasai materi selama tahun pelajaran tersebut.
Perbedaan utama antara ketiga jenis asesmen ini adalah waktu pelaksanaan dan
tujuannya. Asesmen awal dilakukan sebelum pembelajaran, asesmen formatif selama
pembelajaran, dan asesmen sumatif setelah pembelajaran selesai

5. Asesmen bertujuan untuk memonitor perkembangan peserta didik. Jelaskan maksud dari
pernyataan tersebut!

Jawab:
a. Pemantauan Perkembangan: Asesmen digunakan untuk mengikuti, mengawasi, dan
memahami perkembangan siswa sepanjang proses pembelajaran. Ini memungkinkan
para pendidik dan sekolah untuk memiliki pemahaman yang lebih baik tentang
bagaimana siswa sedang belajar, bagian mana dari materi pelajaran yang mereka kuasai
dengan baik, dan di mana mereka mungkin menghadapi kesulitan.
b. Penyesuaian Pembelajaran: Dengan memonitor perkembangan peserta didik melalui
asesmen, guru dapat merancang pengajaran yang lebih sesuai dengan kebutuhan
individu siswa. Mereka dapat memberikan bantuan tambahan atau materi pengayaan
berdasarkan hasil asesmen, sehingga siswa memiliki peluang yang lebih baik untuk
mencapai potensi mereka.
c. Evaluasi Efektivitas Pengajaran: Asesmen juga membantu guru dan lembaga
pendidikan mengevaluasi efektivitas metode pengajaran mereka. Jika sebagian besar
siswa mengalami kesulitan dalam pemahaman suatu konsep, ini mungkin
mengindikasikan perlunya mengubah pendekatan pengajaran atau memberikan
penjelasan yang lebih baik.
d. Feedback untuk Siswa: Asesmen juga memberikan umpan balik kepada siswa tentang
kemajuan mereka. Ini dapat memberikan motivasi kepada siswa dan membantu mereka
memahami di mana mereka perlu bekerja lebih keras atau fokus.

Dengan demikian, asesmen tidak hanya berfungsi sebagai alat evaluasi, tetapi juga sebagai
sarana penting untuk memastikan bahwa pendidikan yang diberikan sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan siswa, dan untuk mendukung peningkatan hasil belajar.

Anda mungkin juga menyukai