Makalan Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Kesehatan
Olahraga
Disusun oleh:
Aflah Baihaqi (17602244058)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulist dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Female Athlete Triad ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dr. Muhammad Ikhwan Zein, Sp.K.O pada mata kuliah kesehatan olahraga.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Female
Athlete Triad bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr.
Muhammad Ikhwan Zein, Sp.K.O, selaku dosen pengampu mata kuliah kesehatan
olahraga yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni. Terimakasih pula
penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3. Tujuan........................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1. Pengertian FAT.........................................................................................3
2.2. Dampak yang Ditimbulkan Dari FAT.......................................................3
2.3. Gejala FAT................................................................................................5
2.4. Penyebab Terjadinya FAT........................................................................7
2.5. Pencegahan dan Penanganan FAT............................................................7
BAB III..................................................................................................................10
PENUTUP..............................................................................................................10
1. Simpulan dan Saran....................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Aktivitas fisik pada olahraga bagi wanita memiliki banyak manfaat yang
positif, diantaranya adalah dapat meningkatkan kebugaran tubuh secara
keseluruhan. Aktivitas fisik biasa dapat membantu membangun dan
mempertahankan kekuatan tulang, menurunkan kolesterol dan tekanan darah,
menurunkan gejala kecemasan dan depresi, mengontrol berat badan dan
membangun otot tanpa lemak. Manfaat tersebut dapat didapatkan dengan olahraga
intensitas sedang atau berat lima hari seminggu.
Akan tetapi terdapat beberapa kasus wanita yang berolahraga dapat
mengalami gejala yang berhubungan dengan “Female Athlete Triad”. Female
Atlete Triad (FAT) merupakan suatu sindrom yang sering terjadi pada atlet wanita
dengan aktivitas fisik intensitas tinggi (Toerstveit,2005). FAT mengacu pada
hubungan timbal balik antara ketersediaan energi, fungsi menstruasi, dan
kepadatan mineral tulang. Kondisi tersebut dapat berpengaruh pada
ketidakteraturan pola makan dan menstruasi. Nattiv et.al, (1994) mengatakan
bahwa sindrom FAT meliputi 1) gangguan makan, 2) amenorea dan 3)
osteoporosis. Dua penyebab utama yang mendasari keseluruhan gejala tersebut
adalah 1). intensitas latihan fisik yang terlalu tinggi yang tidak mampu
dikompensasi fisiologis tubuh dan 2) tekanan mental yang berat akibat kompetisi
olahraga yang mencetuskan gangguan perilaku makan.
Gangguan perilaku makan yang terjadi pada FAT dapat berupa
pembatasan asupan makan yang sangat ketat, gangguan bipolar dengan fase
makan yang berlebihan diikuti yang diikuti dengan fase penolakan makanan,
maupun upaya untuk memuntahkan makanan yang sudah dimakan dan pemakaian
pencahar yang berlebihan (Benson et.al,1996).
Dari penjelasan beberapa ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa atlet
wanita berisiko mengalami Female Athlete Triad Syndrome yaitu gangguan pola
makan, amenorea, dan osteoporosis yang disebabkan oleh intensitas latihan,
1
pertandingan, dan kegiatan fisik yang padat tanpa diimbangi dengan asupan
nutrisi yang mencukupi.
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang female athlete triad syndrome.
2. Untuk mengetahui dampak dari female athlete triad syndrome.
3. Untuk mengetahui gejala yang timbul saat terjadinya femalre athlete triad
syndrome.
4. Untuk mengetahui penyebab terjadinya female athlete triad syndrome.
5. Untuk mengetahiu bagaimana mengantisipasi dan menangani female athlete
triad syndrome.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian FAT
3
1.2. Bulimia nervosa
a. Terjadi fase dimana nafsu makan yang berlebihan denagn karakteristik
sebagai berikut : Frekuensi makan yang relative sering (misalnya tiap 2
jam), porsi makan yang dimakan melebihi porsi normal yang biasa
dikonsumsi orang normal pada umumnya. Kesulitan untuk mengontrol
keinginan untuk makan yang berlebihan selama periode makan
berlebihan merasa tidak bisa berhenti makan atau mengontrol jumlah
makanan yang dimakan.
b. Adanya upaya untuk mencegah kenaikan berat badan seperti usaha
memuntahkan makanan, penggunaan pencahar, diuretik atau enema
yang berlebihan, berpuasa atau olahraga dengan intensitas yang sangat
tinggi.
c. Gejala nafsu makan berlebih dan upaya untuk mengendalikan berat
badan terjadi selama kurang lebih 3 bulan.
d. Merasa tidak percaya diri dengan citra tubuh yang mengakhibatkan
menjaga pola makan dengan ketat untuk menghindari kenaikan berat
badan.
e. Gangguan ini tidak hanya terjadi pada saat episode anorexia nervosa.
Jenis bulimia nervosa
f. Tipe Purging: pada tipe ini orang bersangkutan mencoba
memuntahkan makanan yang telah dimakan menggunakan deuretik.
g. Tipe Nonpurging: tipe ini seseorang cenderung melakukan olahraga
dengan intensitas yang tinggi untuk tetap menjaga berat badan ideal.
h. Gangguan perilaku makan lain, gangguan perilaku makan jenis ini
merupakan jenis gangguan makan yang tidak masuk pada kriteria
anorexia nervosa atau bulimia nervosa (Benson et.al,1996).
1.3. Amenorea
Amenorea adalah aktivitas fisik yang dilakukan dengan intensitas
tinggi dan upaya penurunan berat badan yang mengakhibatkan gangguan
pada hipotalamus. Pada keadaan ini terjadi penurunan produksi estrogen
4
(Kazis,2003). Amenorea dapat dibedakan menjadi dua jenis yakni
amenorea primer dan sekunder. Pada amenorea primer tidak terjadi fase
menstruasi pada (1) umur 14 tahun tanpa ada tanda-tanda perkembangan
seks sekunder dan (2) umur 16 dengan pertumbuhan tanda seks sekunder.
Amenorea sekunder didefinisikan sebagai ketiadaan menstruasi
selama 6 bulan pada wanita yang biasanya memiliki siklus menstruasi
yang normal atau 12 bulan pada wanita dengan siklus menstruasi yang
panjang (oligomenorrhea) (Kazis,2003).
1.4. Osteoporosis
Osteoporosis adalah penurunan kepadatan mineral tulang dan
ketidaksempurnaan pembentukan tulang yang pada akhirnya menimbulkan
kerapuhan tulang dan meningkatkan resiko terjadinya patah tulang.
5
dianggap sebagai gejala yang dapat mengindikasikan adanya gangguan Female
athlete triad. Pada keadaan ini paien harus diberi pengertian bahwa kehilangan
kepadatan tulang yang terjadi pada keadaan amenorrhea yang berkepanjangan
sering bersifat ireversibel. Adanya bukti penurunan kepadatan tulang biasanya
dapat meningkatkan perubahan perilaku makan dan aktivitas fisik dan dapat
meyakinkan perlunya diadakan terapi sulih hormon/hormone replacement therapy
(Kazis,2003).
6
b. Tambahan latihan fisik selain latihan pokok.
c. Riwayat patah tulang
d. Riwayat cedera olahraga (Kazis, 2003)
7
penelitian 75 % dari atlet wanita usia remaja yang menerima komentar dari
pelatihnya bahwa mereka mengalami kelebihan berat badan akan mengalami
gangguan perilaku (Golden,2002).
Penanganan female athlete triad yang sudah terjadi pada atlet wanita juga
dapat dilakukan dengan merubah mindset atlet tersebut mengenai cabang olahraga
yang ditekuninya, penetapan ulang tujuan dari sebuah latihan dan pertandingan.
8
11 sampai 24 tahun. Di sisi lain survei yang dilakukan pada wanita usia 12
sampai 19 tahun menunjukkan kurangnya asupan kalsium. Rata-rata konsumsi
mereka adalah 900 mg per hari. Suplementasi tambahan sebesar 400 sampai
800 IU vitamin D meningkatkan penyerapan kalsium. Penatalaksanaan
osteoporosis dengan bisphosphonates dan calcitonin belum diuji sepenuhnya
pada wanita usia muda yang mengalami female athlete triad. Walaupun
demikian dokter harus memperimbangkan pilihan terapi pada atlet wanita
pada atlet yang secara nyata atlet wanita mengalami osteoporosis yang
didiagnosis berdasarkan penapisan dengan DEXA (lebih dari 2,5 standard
deviasi berdasarkan norma umur) (Kaziz,2003). Untuk mengatasi gangguan
perilaku makan bisa dipergunakan agen selective serotonin reuptake inhibitor
(SSRI). Benzodiazepines juga direkomendasikan pada seseorang dengan
gangguan kecemasan. Evaluasi psikiatri diperlukan untuk menentukan
diagnosis gangguan makan yang penting untuk menentukan pengobatan yang
tepat (Benson,1996).
4. Keterlibatan Keluarga
keluarga dalam penanganan female athlete triad sangat menentukan
keberhasilan terapi. Keluarga harus terlibat dalam penanganan FAT sejak
awal, khususnya pada penderita FAT remaja. Keluarga dapat memberikan
pengertian tentang apa yang harus dilakukan oleh penderita, memberi sugesti,
memberi semangat, dan memberi suport secara penuh untuk kesembuhan
penderita.
9
BAB III
PENUTUP
1. Simpulan dan Saran
Female athlete triad adalah sebuah sindrom yang dapat berbahaya bagi
kesehatan penderitanya bahkan dapat berakhibat pada kematian. Pencegahan
merupakan faktor yang sangat penting dan efektif untuk mengantisipasi terjadinya
female athlete triad, upaya edukasi kepada atlet sangat perlu guna mencegah
terjadinya sindrom ini. Sebagai seorang pelatih harus bisa menata dan
mengantisipasi FAT dengan bekerjasama dengan dokter, psikolog, ahli gizi, dan
keluarga atlet yang bersangkutan. Saran bagi pelatih dan keluarga atlet adalah
agar tidak memberikan tarket diatas kemampuan atlet, dikarenakan atlet wanita
sangat riskan terhadap beberapa gangguan kesehatan salah satunya adalah FAT.
Dengan menumbuhkan kesadaran tentang bahaya FAT, dampak psikis dan fisik
yang merugikan dari kegiatan fisik kompetitif atlet wanita dapat diminimalkan.
10
DAFTAR PUSTAKA
11