wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwe
rtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert
yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyu
MAKALAH
iopasdfghjklzxcvbnmqwertyuio
WANITA DAN OLAHRAGA
pasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopa
sdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd
fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
Disusun Oleh :
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghj
NUR AFIQ SYAM
NIM.1505105027
klzxcvbnmqwertyuiopasdfghjkl
KELAS A
zxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcv
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
bnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbn
SAMARINDA
2017
mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm
qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwe
rtyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuio
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyusun makalah ini yang berjudul Wanita dan Olahraga. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampuh mata kuliah Sosiologi Olahraga yang
telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini. Sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun sebagai tugas yang menjadi kesepakatan dalam kontrak
perkuliahan. Dengan demikian penulis berharap agar makalah ini dapat menambah
pengetahuan bagi para pembaca dalam memahami tentang wanita dan olahraga.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun,untuk kesempurnaan makalah di
masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para
pembaca.
Samarinda, 12 Desember 2017
i
Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP UNMUL 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. PERBEDAAN WANITA DAN PRIA 3
1. Perbedaan Lemak 3
2. Dsitribusi Lemak Tubuh 3
3. Perbedaan Iklim 4
4. Perbedaan Fungsi Lemak 4
B. ISU GENDER DALAM OLAHRAGA 5
1. Pengertian Gender 5
2. Perbedaan Gender dalam Olahraga6
3. Permasalahan Gender didalam Olahraga dan Munculnya Penyetaraan Gender
7
4. Wanita dengan Olahraga 9
C. HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN MENSTRUASI DAN KEHAMILAN 14
1. Hubungan Olahraga dengan Siklus Menstruasi 14
2. Hubungan Olahraga dengan Kehamilan 15
ii
Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP UNMUL 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah salah satu hak dari setiap manusia. Artinya setiap orang,
siapapun dia, bagaimanapun dia, berjenis kelamin apapun dia, dimanapun ia berada
mempunyai hak untuk dapat hidup sehat, baik aspek fisik maupun aspek nonfisiknya.
Dengan demikian setiap manusia mendapat kebebasan untuk dapat memelihara
kesehatannya. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk memelihara kesehatan yaitu
dengan berolahraga.
Olahraga adalah suatu bentuk kegiatan jasmani yang dapat dalam permainan,
perlombaan atau pertandingan serta kegiatan jasmani yang intensif dilakukan dalam rangka
memperoleh rekreasi, hiburan, kemenangan, maupun prestasi yang maksimal. Olahraga
sangatlah penting untuk para wanita mulai dari yang muda sampai lanjut usia, mereka
harus berolahraga oleh sebab itu banyak olahraga wanita yang dewasa ini sering terlihat di
masyakarat.
Akan tetapi banyak timbul permasalahan mengenai gender perempuan di olahraga.
Karena perempuan lebih rapuh apa lebih lemah kemampuan fisiknya untuk melakukan
olaharaga yang dilakukan oleh kalangan laki-laki. Oleh sebab itu wanita sering diremehkan
untuk melakukan aktifitas olahraga yang berat seperti kontak fisik dan ketahanan.
Dari permasalahan tersebut muncullah pemikiran mengenai penyetaraan gender.
Pemikiran ini muncul karena perempuan dianggap mampu menorehkan prestasi yang
bagus dalam olahraga. Dari beberapa permasalahan yang ada mengenai gender membuat
penyetaraan gender ini diperlukan. Dari berkembangnya berbagai olahraga untuk waanita
di masyarakat, tidak menutup kemungkinan olahraga juga dapat dilakukan oleh wanita saat
sedang mengalami menstruasi, hamil maupun sudah lanjut usia. Dengan berolahraga tentu
dapat memberikan dampak bagi tubuk baik dampak positif maupun negatif tergantung dari
jenis, intensitas, dan kekuatan tubuh. Sehingga untuk wanita yang sedang menstruasi
pelaksanaan olahraga harus sesuai dengan kaidah pelaksanaan olahraga yang baik dan
benar. Dari berbagai permasalahan terkait olahraga dengan wanita maka melalui makalah
ini, penulis ingin memperdalam kajian dengan memaparkan tentang perbedaan laki-laki
1
Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP UNMUL 2015
dan wanita dari aspek anatomis, isu-isu terkait gender dan olahraga, maupun hubungan
olahraga dengan wanita menstruasi, kehamilan, dan menopause.
B. Rumusan Masalah
1. Bagamana perbedaan fisik dan fisiologi antara wanita dan pria ?
2. Bagaimana isu gender yang ada dalam dunia olahraga ?
3. Bagaiman hubungan olahraga terhadap menstruasi dan kehamilan pada wanita ?
C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana perbedaan fisik dan fisiologi antara wanita dan pria.
2. Mengetahui bagaimana isu gander yang ada dalam dunia olahraga.
3. Mengetahui bagaimana hubungan olahraga terhadap menstruasi dan kehamilan pada
wanita.
2
Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP UNMUL 2015
BAB II
PEMBAHASAN
Hal ini mungkin tidak mudah dilihat dan dikenali saat Anda sedang berlatih di gym,
akan tetapi wanita biasanya memiliki lemak tubuh lebih tinggi dalam persentase
dibandingkan pria. Menurut MedicineNet.com, kadar normal kandungan lemak tubuh
normal pada wanita adalah 25 persen, akan tetapi pada pria hanyalah 15 persen. Hal ini
sebagian besar terjadi karena proses hormon alami. Misalnya, hormon seks wanita
(estrogen) meskipun dapat membantu proses alami tubuh dalam mengonversi lemak
menjadi energi, tapi hormon tersebut juga dapat meningkatkan kapasitas tubuh untuk
menyimpan lemak. Studi ilmiah telah mempromosikan metode yang paling efektif untuk
mengurangi penumpukan lemak adalah hanya dengan berolahraga atau berlatih.
Sepintas, mungkin seolah-olah pria lebih rentan terhadap kenaikan lemak daripada
wanita, khususnya karena beberapa area yang secara alami menyimpan jaringan lemak di
sebagian besar pria. Menurut Marc Perry, seorang ahli kebugaran dan pendiri Built Lean,
wanita dapat menyimpan sedikit lemak di daerah perut, tetapi mereka dapat menyimpan
lebih pada paha dan otot trisep. Hal ini sangat berbeda pada pria yang memiliki
kecenderungan genetik yang lebih tinggi untuk menyimpan lemak di perut mereka. Sangat
penting untuk menyadari bahwa lemak tidak dapat dibakar dalam area tertentu di tubuh.
Jika tujuan Anda adalah untuk menghilangkan lemak pada perut, Anda perlu menurunkan
kadar lemak tubuh secara keseluruhan. Hal ini biasanya dapat dicapai dengan
meningkatkan aktivitas jantung dan mengurangi konsumsi kalori. Konsultasikan dengan
pelatih atau ahli kebugaran jika Anda memerlukan bantuan untuk membangun program
latihan mengurangi lemak yang efektif.
3
Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP UNMUL 2015
3. Perbedaan Iklim
Adapun perbedaan antara wanita dan pria dari segi antropometrinya, sperti hasil
penelitian yang dilakukan oleh Myrtati D Artaria disimpulkan bahwa Ada tiga hal yang
berpengaruh pada hasil akhir ukuran tubuh manusia, yaitu saat di mana mulai terjadi
akselerasi per tumbuhan, besarnya akselerasi pertumbuhan, dan kapan pertumbuhan
berakhir. Pada perempuan akselerasi pertumbuhan terjadi lebih dahulu dari pada laki-laki,
dan akselerasi itu tidak terlalu besar pada perempuan dibandingkan dengan akselerasi
pertumbuhan laki -laki. Lalu berhentinya pertumbuhan badan perempuan pun lebih cepat.
Akibatnya perempuan secara umum lebih kecil daripada laki-laki. Lebih jauh lagi, karena
perempuan berhenti bertumbuh lebih cepat daripada laki-laki, maka perempuan lebih
terlihat infantil dibanding laki -laki. Infantil artinya mempunyai morfologi yang lebih
menyerupai anak -anak, atau “imut” (cute), yang terlihat jelas pada bagian wajahnya, baik
pada manusia hidup maupun pada tengkorak.
4
Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP UNMUL 2015
Perbedaan antara laki -laki dan perempuan dewasa yang mencolok ini tetap dapat
dilihat pada tengkorak dan kerangka tulang manusia yang sudah meninggal, sehingga
antropolog dapat mengidentifikasi jenis kelamin tengkorak berdasarkan kekhasan
morfologi kedua jenis kelamin tersebut. Dewasa artinya masa di mana pertumbuhan badan
telah selesai, sehingga dimorfisme seksual tampak dengan jelas.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara laki -laki dan
perempuan (dimorfisme seksual) bermula karena adanya growth spurt, pada penelitian ini
sekitar umur 10 tahun untuk sampel perempuan, dan kurang lebih 2 tahun lebih lambat
pada laki-laki, yang mana ini sesuai dengan populasi -populasi lain yang pernah diteliti
(misalnya Van Wieringen, 1980).
5
Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP UNMUL 2015
tubuhnya. Semua manusia dapat melakukan aktivitas olahraga baik perempuan maupun
laki-laki.
Tidak ada perbedaan gender di dalam olahraga. Karena semua orang boleh
berolahraga dengan kemauan yang dimiliki serta kebutuhan hidup yang menuntut manusia
untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya. Di dalam olahraga sendiri gender
hanya di gunakan untuk mengelompokkan prempuan dan laki-laki di golangan
pertandingan yang berbeda seperti halnya sepakbola putri dan sepakbola putra yang
berbeda turnamen serta pertauran yang di berikan. Perbedaan ini tidak lain karena definisi
gender diatas yang menekankan bahwa perempuan dan laki-laki memiliki peran sifat dan
tingkah laku yang berbeda.
7
Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP UNMUL 2015
perempuan dengan laki-laki, termasuk karakteristik primer seks (sistem reproduksi) dan
karakteristik sekunder seperti ukuran tubuh dan massa otot (Little and McGivern, 2012).
Berdasarkan kasus tes gender yang pernah terjadi, semua yang harus menjalani tes
ini adalah atlet perempuan. Menurut sebuah berita dalam tempo.co, atlet perempuan tidak
lagi dapat bertanding sebagai wanita jika mereka memiliki kadar testosterone alami dalam
kisaran pria.
Terdapat pedoman baru tentang hiperandrogenisme pada perempuan yang
direkomendasikan olehInternational Olympic Comission (IOC) pada 5 April 2011 dan
diterima oleh Asosiasi Federasi Atletik Internasional (IAAF) pada 12 April 2011(dikutip
dari portal berita Tempo.co, Kamis 5 Mei 2011 oleh Tjandra Dewi). Hiperandrogenisme
sendiri adalah sebuah kelainan hormon dan ovarium dan kelenjar adrenal (American
Association of Clinical Endocrinologists, 2001). Menurut tempo.co, kasus
hiperandrogenisme yang paling umum adalah sindrom insensitivitas androgen (AIS).
Dalam kasus AIS janin sebenarnya dikategorikan dengan jenis kelamin laki-laki (secara
genetik). Namun, reseptor testosteronnya tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Oleh karena itu, janin tidak menanggapi sinyal hormonal untuk berkembang seutuhnya
dengan karakteristik biologis laki-laki. Dalam kasus ini, biasanya janin akan berkembang
sebagai perempuan akan tetapi ia tak punya ovarium, melainkan testis (dikutip dari portal
berita Tempo.co, Kamis 5 Mei 2011 oleh Tjandra Dewi).
Menurut Malcolm Collins seorang ahli biokimia medis yang mengambil
spesialisasi kedokteran olahraga si University of Cape Town, tes gender dalam ajang
olahraga ini adalah bentuk aturan main yang fair. Peraturan ini berlaku untuk perempuan
yang memproduksi hormon androgen, terutama testosterone melebihi level normal. Ini
berefek samping pada postur dan karakteristik biologis perempuan tersebut seperti
karakteristik biologis laki-laki. Tubuh akan berekembang memiliki massa otot lebih besar.
Di sisi lain, seorang ahli endokrinologi di Yale School of Medicine di New Haven,
Connecticut, Myron Genel menyatakan bahwa pedoman itu seharusnya mengeliminasi
stigmatisasi terhadap perempuan yang dianggap banyak orang tidak terlihat ‘sebagaimana
mestinya’.
Dari penjelasan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa ‘tes gender’ ini bisa
memperlihatkan kepada masyarakat luas bahwa terdapat variasi seks dalam tubuh manusia.
Bukan seks yang berarti jenis kelamin, melainkan komponen-komponen biologis seperti
kapasitas kromosom dan hormon seseorang. Satu hal yang menjadi sangat penting, ‘tes
gender’ ini hadir karena peraturan dan ketentuan dalam ajang olahraga yang jelas-jelas
8
Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP UNMUL 2015
bersifat sangat biner. Sehingga, orang-orang dengan karakteristik seks yang spesial dan
pilihan gender yang tidak mainstream (transgender), diragukan untuk ikut serta dalam
ajang olahraga umum seperti ini. Seks dan gender itu sangat cair dan bervariasi. Mungkin
di satu sisi pedoman peraturan ajang olahraga ini terkesan diskriminatif. Namun, semua ini
ada karena efek domino dari pandangan yang biner dan heteronormativitas. Yang sudah
terpatri dalam benak orang awam adalah “perempuan memiliki karakteristik tubuh dan
sifat X” sedangkan “laki-laki memiliki karakteristik tubuh dan sifat Y”. Sehingga saat
“perempuan itu Y” dan “laki-laki itu X” maka akan dianggap ‘di luar normal’.
Setiap perempuan tidak semuanya mendapat status atlet atau olahragawan sejak
mereka lahir.. Status partisipan olahraga hanya diperoleh melalui tindakan yang
ditunjukkan dengan perbuatannya pada aktivitas olahraga. Dapat dikatakan bahwa status
atlet, yang dimiliki wanita, merupakan achieved-status yaitu kedudukan yang dicapai oleh
seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh atas dasar
kelahiran (ascribe-status). Achieved status bersifat terbuka bagi siapa saja tergantung dari
kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya. Dari konsep
ini stratifikasi sosial akan terjadi.
9
Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP UNMUL 2015
yang pertamaContest mobility (mobilitas sosial berdasarkan persaingan pribadi), dan yang
kedua Sponsored mobility (mobilitas sosial berdasarkan dukungan).
Peranan dengan status keduanya tak dapat dipisah-pisahkan, karena yang satu
tergantung kepada yang lain dan sebaliknya. Tak ada peranan tanpa kedudukan atau
kedudukan tanpa peranan. Maka sudah selayaknya seorang wanita partisipan olahraga
yang telah berbuat sesuai norma di masyarakat, berperilaku di masyarakat sebagai
organisasi (resmi dan tidaknya, olahraga adalah sebuah organisasi), dan merupakan
struktur sosial masyarakat mendapat peranan sosial dari kedudukannya sebagai perempuan
yang berolahraga. Hanya saja sering dilupakan bahwa dalam interaksi sosial yang paling
penting adalah melaksanakan peranan. Tidak jarang terjadi bahwa kedudukan lebih
diutamakan sehingga terjadi hubungan-hubungan timpang yang tidak seharusnya terjadi.
Contoh dalam dunia olahraga, peranan manajer yang melebihi kekuasaan pelatih dalam
menentukan siapa atlet yang harus bertanding, peranan atlet profesional yang tidak
mencerminkan jati dirinya sebagai olahragawan yang menjunjung sportivitas (fair play).
Sehingga lebih cenderung mementingkan bahwa suatu pihak hanya mempunyai hak saja,
sedang pihak lainnya hanyalah mempunyai kewajiban belaka.
10
Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP UNMUL 2015
terjadi pada masyarakat partisipan aktivitas tertentu, termasuk aktivitas olahraga, akibat
ketidaksesuaian harapan (dalam konteks olahraga Indonesia rasanya lebih tepat dikatakan
tuntutan) dengan peranan terhadap peranan yang tepat dalam menduduki suatu status
(Davis, 1948) terjadi karena :
Masyarakat olahraga Indonesia masih kuat dengan konsep kalah menang, bahwa
suatu pertandingan hanya sebatas pemenang dan pecundang. Sehingga identik dengan
menyamaratakan status tanpa memahami peranan yang diemban. Kita menyamakan status
atlet kita dengan atlet dunia, tanpa mengerti proses untuk memperoleh status terlebih
peranannya seperti apa. Dunia olahraga wanita lebih memperoleh “kesialan” dari konsep
ini. Kita lebih tahu bahwa tim putri kita adalah pecundang tanpa mengerti siapa lawannya
dan proses untuk menjadi pecundang (karena kita memang kalah start dalam proses
pembinaan olahraga wanita). Tim sepakbola kita lebih banyak kalahnya, tim bulutangkis
semakin terpuruk, berpindahnya pebulutangkis putri harapan kita ke negara lain,
ketidakmampuan induk olahraga dalam proses regenerasi atlet wanita. Ini semua adalah
trend yang semakin memperburuk persepsi masyarakat terhadap aktivitas wanita
berolahraga. Salah satu penyebabnya adalah perbedaan kesempatan. Menururt Coakley
(1990) dari beberapa kasus bahwa wanita masih memiliki sedikit kesempatan
dibandingkan pria, terutama di kota-kota kecil dan wilayah pedesaan. Yang lebih sering
terjadi adalah kekurangan, diantaranya dalam hal :
11
Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP UNMUL 2015
mendapat penghargaan selayaknya pria. Hanya proses ke arah itu tidak berkesempatan
sama dengan yang dimiliki pria karena terkait kebijakan yang dihasilkan adalah
kesepakatan dominasi pria yang duduk di lembaga legislatif dan eksekutif. Seandainya
presiden negara ini berprioritas pada peningkatan sumber daya perempuan (bukan sebatas
retorika) denga tegas memberikan ascribe status dan achieved status sebagai individu yang
berhak mendapatkan kesempatan dan penghargaan yang sama dengan lawan jenisnya.
Dengan pertimbangan perspektif sosiologis sebagai acuan dalam membicarakan
kedudukan dan peran atlet di masyarakat seperti yang dikemukakan Dr. Vassiliki
Avgerinou dari Swiss dalam makalahnya Kedudukan dan Peran Atlet di Masyarakat,yaitu :
Hal inilah yang setidaknya memberikan kontribusi bagi pemikiran agar status dan
peranan perempuan dalam olahraga memperoleh porsi yang lebih luas lagi menyerupai
kesempatan yang diperoleh pria. Perempuan tidak lagi berada di belakang dalam startnya
untuk memperoleh status dan peranan sosial di masyarakat dibandingkan kaum pria. Faktor
pendukung ke hal itu adalah kesadaran seluruh masyarakat. Bahwa bagaimanapun juga
suatu keberhasilan yang meningkatkan status bangsa di dunia internasional adalah buah
kerja sama antara pria dengan perempuan. Andai saja bangsa ini adalah negara yang
menghormati sejarah serta terus mengenangnya, kita diingatkan pada prestasi tertinggi
yang diperoleh duta-duta bangsa dalam olimpiade 1996 saat pertama kalinya lagu
kebangsaan Indonesia Raya berkumandang adalah buah kerja keras seorang perempuan
bernama Susi Susanti. Perempuanlah sebenarnya yang menjadi perintis bagi KONI untuk
terus mencanangkan upaya mendulang medali pada olimpiade-olimpiade berikutnya.
Hanya saya kita adalah masyarakat hedonis yang bersuka cita sesaat tanpa mampu
mengambil makna dari setiap peristiwa yang mampu menorehkan prestasi spektakuler.
Yang pada akhirnya kita tetap lupa (atau mungkin mengabaikan) akan “kemashuran” atlet
wanita yang berhasil mencetak prestasi melebihi kaum pria. Sehingga status dan peranan
wanita dalam olahraga masih terus berada di belakang kaum pria.
12
Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP UNMUL 2015
Coakley (1990) mengungkapkan pula bahwa masih adanya mitos yang keliru dan
masih dipegang oleh masyarakat, terutama terjadi pada negara-negara yang tingkat
pendidikan dan informasi medik masih rendah :
13
Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP UNMUL 2015
pada semakin banyaknya jumlah penonton dan secara otomatis pemasukan keuntungan
dari penjualan karcispun lebih besar.
Terlepas dari itu, status perempuan berolahraga memang masih menempati porsi
lebih rendah dari kaum pria. Anekdotnya bisa dikatakan karena wanita kalah “start”.
Semenjak zaman Yunani dan Romawi, sebagai perintis olahraga modern, wanita belum
memperoleh kesempatan yang luas dibandingkan pria, bahkan dilarangnya berpartisipasi
meski sebenarnya telah memiliki kemampuan yang sama dengan pria (dari beberapa
mitolog Artemis dan Athena, Theseus, Hippolyta).
14
Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP UNMUL 2015
Dengan melakukannya lebih dari tiga kali seminggu membuat tubuh lebih sehat dan siklus
menstruasi teratur.
c. Terlalu Banyak Olahraga
Wanita yang berolahraga terlalu sering biasanya siklus menstruasinya tertunda,
apalagi jika tidak diikuti dengan asupan nutrisi yang cukup. Ketika kadar lemak dalam
tubuh di bawah 20 persen, siklus menstruasi Anda menjadi tidak teratur.
Salah satu cara yang dapat ditempuh guna mengurangi derita kehamilan dan
persalinan adalah dengan melakukan olahraga atau latihan, sebaiknya didahului dulu
dengan konsultasi pada dokter atau ahli fisiologi. Wnita yang sedang hami juga harus
cermat dalam membaca sinyal-sinyal yang diberikan oleh tubuhnya. Jika latihan tersebut
membuatnya kelelahan, maka intensitas atau durasinya perlu diturunkan. Jika ternyata
gerakan-gerakan dalam latihan tersebut terlalu sulit untuk dilakukan, maka dapat diganti
dengan latihan yan lain, yang lebih sederhana. Beberapa olahraga yang dapat dipilih yakni,
jogging, jalan cepat, senam atau renang terutama, gaya dada.
Terdapat dua pendapat yang saling bertentangan antara mengenai olahraga dan
kehamilan, yakni pendapat pertama yang mengatakan bahwa kegiatan olahraga bagi wanita
hamil adalah berbahaya bagi wanita itu sendiri dan maupun bayi yang di kandungnya.
Sehingga wanita hamil dilarang utuk melakukan olehraga dan menambah istirahatnya,
sementara pendapat lainnya mengatakan bahwa wanita hamil perlu melakukan olahraga
untuk memperlancar proses persalinannya.
15
Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP UNMUL 2015
kehamilan, bahkan sebagian efek penyesuaian fisiologis belum akan kembali ke kondisi
normal, hingga sekitar minggu ke enam setelah persalinan.
Olahraga yang diperuntukkan bagi para wanita hamil tentu saja berbeda dengan
olahraga yang diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan juga yang lain.
Dari hasil tes ergometer bycicle diperoleh bahwa tidak ada perubahan kemampuan
ambilan O2. Namun demikian, setiap beban latihan akan menyebabkan kenaikan vetilasi
per menit dan menurunkan perbedaan kadar O2 antara arteri dengan vena. Pada awal masa
kehamilan, latihan akan menyebabkan bertambahnya frekuensi respirasi, namun
pertambahan frekuensi akan menurun secara bertahap sejalan dengan bertambahnya usia
kehamilan (untuk beban yang sama). Mungkin kenaikan volume tidal menyebabkan
naiknya ventilasi per menit dan juga naiknya ambilan O2 .
Hingga minggu ke-25 atau ke-27, kenaikan curah jantung istirahat maksimal
mencapai 40%. Sementara pendapat lain menyatakan bahwa kenaikan curah jantung akan
mencapai harga maksimal pada usia kehamilan 38-40 minggu. Selama masa kehamilan,
heart rate akan naik, tapi volume sekuncup akan turun secara bertahap mulai minggu ke
20-24 hingga tiba masa persalinan. Kenaikan curah jantung dan volume sekuncup pada
olahraga dengan intensitas sedang akan berkurang dengan bertambahnya usia kehamilan.
Penurunan reserve jantung akibat bertambahnya usia kehamilan menyebabkan
pengumpulan darah para vena perifer, yang selanjutnya juga akan mengurangi venous
return (pengembalian darah ke jantung). Karena kerja jantung pada wanita hamil lebih
berat, maka mereka sudah akan mencapai curah jantung maksimal pada latihan dengan
intensitas yang lebih rendah.
16
Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP UNMUL 2015
c. Pengaruh olahraga hormonal
Seperti laporan Artal, Platt, Sparling, Kammula, Jilek dan Nakamura tahun 1980
seperti yang dikutip oleh Wells, dari penelitian atas 23 wanita hamil pada trimester
pertama yang diberi olahraga sangat ringan. Orang coba melakukan jalan pelan di treadmill
selama 15 menit. Diperoleh data bahwa oxygen uptake kurang dari 0.5 1. min-1 dan juga
menaikkan kadar glucagons, norepinephrine, epinephrine naik secara nyata. Dengan pulih
asal selama 30 menit, tidak ada perubahan kadar glucose dan cortisol, yang menunjukkan
bahwa latihan lebih merangsang syaraf symphatis disbanding medulla adrenalis seperti
juga pada wanita yang tidak hamil.
18
Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP UNMUL 2015
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesehatan merupakan hak setiap manusia, artinya baik laki-laki maupun wanita
berhak untuk mendaapatkan kesehatan. Salah satu cara untuk memelihara kesehatan yakni
dengan berolahraga. Itu artinya laki-laki maupun wanita memilliki hak yang sama untuk
melakukan olahraga.
Terdapat perbedaan fisik antara wanita dan pria tampak jelas pada aspek anatomi
tetapi pada aspek fisiologis perbedaannya tidak tampak jelas maka dari itu olahraga pria
sekarang banyak digemari kaum wanita sampai olahraga ekstrim yang dilakukan oleh pria
ternyata kaum wanita juga tidak mau kalah.
Olahraga juga dapat dilakukan oleh wanita saat sedang mengalami menstruasi,
hamil maupun sudah lanjut usia. Asalkan pelaksanaan olahraga harus sesuai dengan kaidah
pelaksanaan olahraga yang baik dan benar serta sesuai dengan kapasitas dan kemampuan
tubuh.
Selain itu, olahraga juga dapat membuat wanita dapat terhindar dari berbagai
macam masalah kesehatan seperti terhindar dari penyakit. Dengan kata lain berolahraga
mampu menurunkan risiko seseorang terkena penyakit. Banyak pula manfaat yang muncul
dari kegiatan berolahraga seperti meningkatnya tingkat kesehatan tubuh, meningkatnya
daya tahan kardiovaskuler, menjaga kesehatan jantung paru, meningkatkan kapasitas VO 2
max maupun kadar hemoglobin dalam darahnya dan masih banyak lagi manfaat olahraga
bagi kesehatan.
B. Saran
Diharapkan dengan emansipasi wanita yang dipelopori oleh R.A. Ajeng Kartini,
wanita akan lebih dapat menselaraskan dengan kaum pria dalam kedudukan serta skill
19
Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP UNMUL 2015
DAFTAR PUSTAKA
Http://www.asalasah.com/2015/05/perbedaan-wanita-dan-pria-secara-biologis.html
Http://wiyataolahraga.blogspot.co.id/2016/04/ gender-di-dalam-olahraga.html
Https://www.merdeka.com/sehat/pengaruh-olahraga-terhadap-siklus-menstruasi.html
20
Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP UNMUL 2015