Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN WANITA DAN OLAHRAGA

(KESEHATAN OLAHRAGA)

DISUSUN OLEH :
DANIEL PARULIAN SILABAN (2103100101)
JEFRI PARHORASAN SINAGA (2103100100)
LUKAS A

STOK BINA GUNA MEDAN


HUBUNGAN WANITA DAN OLAHRAGA
Setiap Wanita berolahraga menginginkan prestise dan derajat sosisal dalam kehidupan
dimasyarakatnya. Bukan sebagai pengakuan atas keberadaannya oleh anggota, melainkan
sebagai salah satu tuntutan kebutuhan untuk harga diri dan self. Peningkatan status sosial
Wanita berolahraga memaksakannya untuk terus memobilisasi setiap Tindakan.

PENGERTIAN DAN TEORI MOBILITAS SOSIAL MENURUT PARA AHLI


1.Menurut Ralph H.Turner

Teori yang dikemukakan Ralph Turner ini menghubungkan sistem pendidikan


dengan upaya mobilitas sosial yang ada. Asumsinya, yakni adanya sistem kelas
terbuka, ditandai dengan dibukanya sekolah umum, sehingga menjadi peluang bagi
masyarakat untuk melakukan mobilitas sosial vertikal. Ralph Turner juga
menjelaskan bahwa ada dua mobilitas sosial yang didasarkan pada norma
masyarakat, yakni mobilitas sponsor dan mobilitas kontes.

-mobilitas kontes, ada sebuah sistem di mana status sosial atas menjadi hadiah
atau imbalan bagi seseorang, jika berhasil melewati usaha tertentu dalam
persaingan terbuka sedangkan

-Mobilitas sponsor berarti penentuan anggota masyarakat yang dapat masuk dalam
kelas sosial atas dilakukan melalui pemilihan, dan didasarkan pada beberapa
kriteria. Penentuan tersebut juga tidak bisa dibatalkan oleh strategi apa pun.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLIBATAN WANITA & OLAHRAGA

1.Socio-Cultural Constraint

Socio-culrutal constraint (hambatan sosial budaya) Ada lima faktor


penghambat, di antaranya kehidupan masyarakat terasing, perkembangan ilmu
pengetahuan yang terlambat, sikap masyarakat yang tradisional, adanya prasangka
terhadap hal-hak baru, dan kebiasaan.

2.Access Constraints
fakta bahwa hingga saat ini diskriminasi kepada para pelaku olahraga
perempuan dan kesenjangan gender masih terjadi di Indonesia. Kondisi tersebut
menurut Menteri Bintang menyebabkan akses dan kesempatan perempuan dalam
bidang olahraga menjadi terhambat.

3.Affecitive Constraints

Emosi sangat penting dalam pendidikan jasmani dan olahraga. Pembangkitan


emosional diperlukan untuk meraih kineIja puncak. Namun demikian, perasaan frustrasi dan
kecewa merupakan keadaan yang tidak dapat dihindari dalamaktivitas olahraga, khususnya
pada olahraga kompetitif Demikian pula, perasaan cemas atau stres, dan rasa senang atau
gembira, merupakan salah satu bagian dari aktivitas tersebut.

4.Physiological constraints

Wanita memiliki keunikan fisiologis yang terletak pada tugas reproduksi yang
diembannya. Selain secara fisik, terdapat keunikan sosial dan emosiana! yang sangat
dipengaruhi pola fisiologis system reproduksi maupun pola perilakunya. Olahraga denagn
intensitas sedang sangat dianjurkan unmk mendukung fisiologi reproduksi wanita,
sedangkan olahraga dengan intensitas yang sangat tinggi serta akuvitas sedentary akan
mcnghambat fisiologi reproduksi Wanita.
5.Resources Constraints
Kualitas dan kompetensi SDM yang menangani olahraga harus dapat diberdayakan
untuk mendukung pembinaan dan pengembangan olahraga.
6.Interpersonal Constraints
 kendala intrapersonal adalah faktor individual yang mempengaruhi preferensi waktu
luang. Faktor-faktor ini kadang-kadang dapat menjadi hasil dari sosialisasi (misalnya,
persepsi bahwa balet adalah untuk anak perempuan dan sepak bola adalah untuk anak laki-
laki – aktivitas yang dirasakan sesuai; perempuan disosialisasikan untuk mengurus
kebutuhan orang lain sebelum kebutuhan mereka sendiri – dikenal sebagai “ethic of care” ). 

PENYEBAB MENINGKATNYA PARTISIPASI OLAHRAGA WANITA


Menurut Sumintarsih (2010:9) penyebab meningkatnya partisipasi olahraga wanita
dipengaruhi oleh,
1)Peluang baru,
2)Kebijakan dari pemerintah,
3)Gerakan kaum perempuan,
4)Kesehatan dan kebugaran jasmani,
5)Memberikan penghargaan dan publisitas terhadap atlet wanita.
Kesetaraan gender sampai saat ini masih menjadi isu hangat untuk dibicarakan di seluruh
dunia, berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kesetaraan gender di berbagai
bidang termasuk dibidang olahraga. Dalam dunia olahraga sudah seharusnya laki-laki dan
perempuan memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi, berprestasi dan menekuni
olahraga secara professional, namun masih banyak orang yang menilai bahwa olahraga
adalah suatu kegiatan yang maskulin dimana hal tersebut identik dengan kegiatan laki-laki
dan perempuan dirasa kurang cocok untuk berkecimpung dalam dunia olahraga. Oleh
karena itu, peneliti tertarik untuk Menganalisis Perkembangan Wanita dalam Olahraga.
PERBEDAAN FISIK PRIA DAN WANITA SAAT BEROLAHRAGA
1.Target Berolahraga
Saat berolahraga, pria dan wanita sama-sama ingin memiliki penampilan yang lebih baik.
Namun bedanya, pria memiliki target yang lebih spesifik dibandingkan wanita. Pria selalu
melibatkan angka saat membuat target untuk di mereka sendiri, misalnya memperoleh
berat badan tertentu dalam waktu 3 bulan dan sebagainya. Sementara wanita cenderung
tidak terlalu ambisius terhadap target mereka.

2.Penampilan Saat Berolahraga


Saat berolahraga, pria tidak peduli jika tubuh mereka banyak berkeringat. Bahkan, keringat
tersebut adalah bukti bahwa mereka telah bekerja keras. Sebaliknya, tidak ada wanita yang
ingin tampak berkeringat dan lepek. Wanita juga cenderung kurang percaya diri saat harus
mengenakan pakaian olahraga di depan banyak orang.

3.Jenis Olahraga
Wanita lebih menyukai olahraga yang menghasilkan keseimbangan jiwa dan raga, misalnya
yoga, tai chi, dan kardio. Pria lebih menyukai olahraga atletik dan permainan. Mereka
cenderung menghindari olahraga yang melibatkan tarian dan koordinasi.

4.Rekan olahraga
Wanita lebih menyukai olahraga berkelompok dibandingkan pria. Hal ini dikarenakan wanita
merasa lebih percaya diri saat bersama orang lain di dalam gym dan mereka mementingkan
aspek sosial dari olahraga.

5.Frekuensi dan durasi


Wanita memang lebih jarang berolahraga daripada pria. Mereka sering menggunakan alasan
‘tidak ada waktu’ untuk membenarkan tindakan ini. Hal ini karena wanita terlalu sibuk
mengurus orang lain (keluarga) dibandingkan diri mereka sendiri.

6.Massa Otot
Massa Otot wanita lebih kecil daripada pria, itu sebabnya saat melakukan latihan angkat
beban, wanita harus menggunakan beban yang lebih ringan untuk menhindari cedera.

7.Personal Trainer
Wanita lebih mudah menerima instruksi daripada pria. Wanita kerap meminta saran dari
personal trainer ataupun kelompoknya saat berolahraga, Sementara pria cenderung segan
meminta saran tentang cara berolahraga karena tidak mau terlihat bodoh.

OLAHRAGA YANG COCOK UNTUK WANITA

Selain menyehatkan, olahraga dapat membangun kepercayaan diri perempuan. Namun


kebanyakan perempuan masih bingung menentukan olahraga jenis apa yang cocok
untuk dilakukan. Berikut jenis olahraga yang cocok untuk perempuan :
1. Zumba
Gerakan tarian zumba yang menyenangkan membuat banyak perempuan menyukai
olahraga yang satu ini. Zumba juga meningkatkan fleksibilitas, refleks, keseimbangan,
koordinasi, dan membantu kamu merasa lebih nyaman menggerakkan tubuh.

2. Yoga
Mulai dari kesuburan hingga tubuh dan pikiran yang positif, yoga sangat bermanfaat bagi
kesehatan perempuan. Selain itu, berlatih yoga setiap hari dapat membantu
memperoleh kedamaian batin. Yoga dapat mengalahkan stres dan depresi, yang
merupakan penyebab utama masalah kulit kamu seperti jerawat dan kusam.

3. Spinning
Kelas spinning selama 40 menit dapat membakar lemak tubuh hingga 500 kalori,
mencegah cedera yang tidak di inginkan dan mengencangkan otot-otot. Karena
termasuk dalam latihan interval intensitas tinggi (HIIT), spinningjuga melatih kelompok
otot besar seperti betis, paha dan hamstring.
4. Muay Thai
Ada gaya seni bela diri tertentu yang dapat bekerja lebih efektif untuk perempuan, salah
satunya adalah muay thai. Kombinasi latihan berat dengan menggunakan tubuh sendiri
dan gerakan eksplosif yang tergabung dalam latihan muay thai akan membantu
mengembangkan kekuatan otot dan stamina fisik kamu.

5. Berenang
Berenang melibatkan hampir setiap kelompok otot utama seperti lengan, kaki, dada, dan
perut. Berenang juga meningkatkan detak jantung tanpa memberi tekanan pada tubuh,
meningkatkan kekuatan, mengencangkan otot, meningkatkan kebugaran dan membantu
mengatur berat badan. Selain itu, berenang dapat membantu perempuan tidur lebih
baik.

Anda mungkin juga menyukai