Anda di halaman 1dari 63

Topik 1

1.1 Sejarah Analisis Bisnis

Perkembangan TI mendukung organisasi untuk membangun sistem informasi yang meningkatkan


operasional bisnis dan mengambil keputusan manajemen. Teknologi memungkinkan model bisnis
baru melalui komunikasi fleksibel yang mendukung organisasi yang lebih menjangkau
pelanggannya (pelanggan), sistem yang terhubung mereka dengan pemasok (pemasok), serta
mendukung operasional global.

1.2 Pengertian Analisis Bisnis

Business analysis atau analisis bisnis adalah seperangkat tugas dan teknik yang digunakan untuk
bekerja sebagai penghubung antara para pemangku kepentingan untuk memahami struktur,
kebijakan, dan operasi dari suatu organisasi, dan merekomendasikan solusi yang memungkinkan
organisasi untuk mencapai tujuannya.

1.3 Tujuan Analisis Bisnis

Memberikan panduan tentang analisis bisnis dan menggambarkan luasnya peran dan berbagai


teknik yang digunakan. Karena saat ini, sebagaian besar organisasi menggunkan istilah “Analisis
Bisnis” dan mempekerjakan bisnis analisis namun mengalami ketidakjelasan.
1.4 Permasalahan Analisis Bisnis

1. Organisasi banyak telah mengenalkan analisis bisnis sehingga untuk memastikan bahwa


kebutuhan bisnis adalah hal yang terpenting ketika sistem teknologi informasi (IT) baru
diperkenalkan. Namun, pelaksanaannya sulit dicapai organisasi.

2. Banyak analisis bisnis berasal dari latar belakang bisnis dan memiliki pemahaman terbatas
tentang IT dan kurang nyaman menggunakan IT dalam memenuhi kebutuhan bisnis, namun
solusi potensial pada bisnis saat ini menuntut untuk melibatkan IT dalam bisnis

1.5 Perkembangan Analisis Bisnis

1. Dampak Outsourcing

- Organisasi menyerahkan pekerjaan IT kepada pihak luar dengan pertimbangan efisiensi dan
kepraktisan.

- Perlu komunikasi yang baik antara organisasi (orang bisnis) dan tim outsource (orang teknis).

- Analisis bisnis menjadi penjembatan komunikasi kedua pihak tersebut.

2. Keunggulan Bersaing Dengan IT


- Kebutuhan bisnis harus mendorong pengembangan sistem IT.

- Implementasi sistem IT harus sejalan dengan perubahan bisnis.

- Kebutuhan sistem IT harus ditentukan cermat dan seksama

3. Perubahan Bisnis yang Sukses, Perlu adanya analisis terhadap organisasi dan kebutuhan bisnis
untuk menentukan cara baru yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas.

4. Pentingnya Analisis Bisnis.

- Organisasi perlu menerapkan sistem informasi untuk keunggulan bersaing, namun sulit dicapai.

- Organisasi perlu solusi untuk isu dan peluang bisnis, yang belum tentu berupa teknologi
informasi

5. Penggunaan Konsultan, Memberi saran dalam siklus hidup perubahan bisnis secara objektif.

1.6 Lingkup Kerja Analisis Bisnis

Jangkauan aktifitas analisis yang dilakukan oleh seorang Analis Bisnis:

1.7 Analisis Strategi


Analis bisnis harus mengetahui dan memahami strategi bisnis organisasi, karena pekerjaan
mereka harus mendukung pencapaian strategi ini.

1.8 Analisis Sistem IT

1. Analis Sistem (Analis Bisnis IT) adalah disiplin IT yang bertanggung jawab untuk
menganalisis dan menentukan kebutuhan sistem IT sebagai dasar untuk mengevaluasi atau
mengembangkan sebuah sistem IT (input-process-output).

2. Analis Bisnis membutuhkan pemahaman detil akan sistem IT.

1.9 Analisis Bisnis

1. Analis Bisnis menginvestigasi sistem bisnis dimana diperlukan perbaikan/peningkatan yang


jangkauan dan fokusnya sangat bervariasi.

2. Analis Bisnis perlu membuat rekomendasi perubahan bisnis yang didukung oleh kasus bisnis
yang akurat.

3. Analis Bisnis diminta untuk fokus pada perbaikan/pergantian sistem TI yang ada sesuai dengan
kebutuhan bisnis.

1.10 Pendekatan Holistik

Empat pandangan sebuah sistem bisnis yang diperlukan Analis Bisnis.


1. Proses

-  Apakah proses telah didefinisikan dan dikomunikasikan dengan baik?

-  Apakah ada dukungan IT yang baik?

- Apakah proses membutuhkan dokumen untuk dijalankan dalam organisasi?

2. Manusia

- Apakah mereka telah memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk bekerja?

- Seberapa tinggi motivasi kerja mereka?

- Apakah mereka memahami tujuan bisnis yang harus mereka dukung?

3. Organisasi

-  Apakah ada pendekatan manajemen yang mendukung?

-  Apakah tugas dan tanggung jawab telah ditentukan dengan baik?

-  Apakah ada pekerjaan lintas-fungsional yang efektif?

4. Teknologi

- Apakah sistem telah mendukung bisnis sebagaimana yang diperlukan?

- Apakah mereka menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk menjalankan organisasi?


1.11 Mendukung Perubahan Bisnis

- Implementasi perubahan bisnis perlu dukungan penuh Analis Bisnis:

- Manual prosedur dan petunjuk pengguna.

- Pelatihan staf bisnis penggunaan proses dan sistem IT yang baru.

- Menentukan peran kerja dan deskripsinya.

- Menyediakan dukungan berkelanjutan selama masa adaptasi dengan sistem baru.

1.12 Peran dan Penanggung Jawab Analisis Bisnis

Peran utama:

Konsultan internal yang bertanggung jawab menginvestigasi situasi bisnis, mengidentifikasi dan
mengevaluasi pilihan untuk peningkatan sistem bisnis, penentuan kebutuhan dan memastikan
penggunaan sistem informasi yang efektif dalam memenuhi kebutuhan bisnis.

Tanggung jawab:

- Menginvestigasi sistem bisnis.

- Mengevaluasi tindakan untuk meningkatkan operasi sistem bisnis.

- Mendokumentasi kebutuhan bisnis untuk dukungan sistem IT.


1.13 Prinsip Dasar Analisis

-  Akar masalah, bukan gejala

- Peningkatan bisnis, bukan perubahan IT

- Pilihan, bukan solusi

- Kebutuhan yang layak dan relevan, bukan semua Permintaan

- Keseluruhan siklus hidup perubahan bisnis, bukan definisi kebutuhan

- Negosiasi, bukan menghindari

- Kegesitan bisnis, bukan kesempurnaan bisnis.

1.14 Model BAM (Business Analysis Maturity Model)

1.15 Masa Depan Analisis Bisnis

- Analisis bisnis telah menjadi disiplin khusus (spesialis) yang memberi manfaat bagi organisasi.
- Analisis bisnis menawarkan peluang bagi organisasi untuk memastikan teknologi dimanfaatkan
secara efektif.

- Tantangannya bagi Analis Bisnis adalah memastikan mereka mengembangkan perangkat


keahlian teknis dan perilaku untuk mengatasi isu dan masalah yang dihadapi organisasi.

Topik 2

2.1 Pengantar Analisis Kelayakan dan Menyusun Rencana


Bisnis yang Unggul

Bagi kebanyakan wirausaha, mendapatkan ide untuk membuka suatu bisnis tidaklah sulit. Akan
tetapi, keberhasilan usaha membutuhkan lebih dari sekedar gagasan  bisnis yang bagus. Suatu ide
bisnis haruslah diikuti dengan melakukan analisis kelayakan untuk menetukan apakah ide
tersebut dapat diubah menjadi suatu usaha yang realistis dan berkelanjutan.

            Analisis kelayakan adalah proses menentukan apakah suatu ide bisnis yang baru dapat
bertahan menjadi sebuah usaha yang sukses. Tujuannya adalah untuk menentukan apakah ide
bisnis tersebut layak diwujudkan atau tidak. Jika ide bisnis tersebut tergolong layak, maka
langkah berikutnya adalah menyusun rencana yang solid (unggul) untuk mengeksploitasinide
tersebut.

2.2 Pengertian Analisis Kelayakan dan Menyusun Rencana


Bisnis yang Unggul
Analisis kelayakan (feasibility analysis) adalah proses menentukan apakah suatu ide bisnis yang
baru dapat bertahan menjadi sebuah usaha yang sukses. Jika ide bisnis tersebut tergolong layak,
maka langkah berikutnya adalah menyusun rencana bisnis yang solid (unggul) untuk
mengeksploitasi ide tersebut.

2.3 Analisis Kelayakan Industri dan Pasar

Ketika mengevaluasi kelayakan suatu ide bisnis, langkah awal yang perlu dilakukan para
wirausaha adalah melakukan analisis dasar terhadap industry maupun segmen pasar sasarannya.
Fokus dari langkah awal ini adalah untuk menentukan seberapa menarik industry yang akan
dimasukinya dan mengidentifikasi berbagai potensi yang dapat dimasukinya secara
menguntungkan.

            Langkah pertama dalam menilai seberapa menarik suatu industry adalah dengan
mengidentifikasi industry tersebut dalam tingkat makro.

            Dengan mengidentifikasi hal-hal diatas, akan membantu para wirausahawan untuk
menetukan apakah masih terdapat potensi yang memadai dalam industry yang baru akan
dimasukinya tersebut.

            Salah satu alat yang dapat digunakan untuk menganalisis daya tarik suatu industry adalah
model lima kekuatan yang dikembangkang oleh Michael Porter Harvard Business School.

            Lima kekuatan atau tekanan ini akan saling berinteraksi satu sama lain untuk menentukan
posisi dimana beberapa perusahaan bersaing dan karenanya menentukan daya tarik industry
tersebut. Lima kekuatan atau tekanan yang dimaskud adalah:
1. Persaingan antara perusahaan yang bersaing dalam industry yang sama.

2. Daya tawar pemasok industry.

3. Daya tawar pembeli.

4. Ancaman masuknya pemain baru kedalam industry yang sama.

5. Ancaman substitusi produk.

2.4 Persaingan Antar Perusahaan yang Bersaing Dalam


Industri yang Sama

Tekanan yang paling besar dari kelima tekanan tersebut dikebanyakan industry adalah persaingan
yang ada diantara perusahaan yang bersaing dalam sebuah pasar tetentu (industry yang sama).
Perusahaan –perusahaan akan saling berlomba untuk mendapatkan posisi tertentu melalui
keunggulan bersaingnya.

            Ketika suatu perusahaan menciptakan sebuah inovasi dan mengembangkan suatu strategi
yang unik, serta mempengaruhi tren pasar, maka perusahaan pesaingnya mau tidak mau harus
beradaptasi untuk menghindari risiko tersingkirnya (keluar) dari bisnisnya.

            Tekanan ini akan membuat pasar sebagai tempat yang dinamis dan penuh kompetitif.
Pada umumnya, suatu industry akan menjadi lebih menarik atau menantang apabila terdapat
kondisi-kondisi sebagai berikut:

1. Jumlah pesaing besar, atau sebaliknya sangat sedikit sekali.

2. Para pesaing memiliki ukuran dan kemampuan yang berbeda.

3. Industry bersangkutan tumbuh dengan sangat cepat.

4. Masiih terdapat peluang untuk menjual produk yang terdiferensias

2.5 Daya Tawar Pemasok Industri


Semakin besar daya tawar pemasok atas bahan baku penting dalam sebuah industry, maka akan
semakin rendah daya tarik industry tersebut.

Contoh : “memasok berbagai chip yang berfungsi sebagai “otak” computer dank arena chip
seperti Intel memiliki kekuasaan besar atas para produsen computer seperti Dell, Hewlett-
Packard, dan Gateway”.

            Pada intinya, sebuah industry akan dianggap menarik jika:

1. Terdapat banyak pemasok yang menjual suku cadang atau bahan baku penting ke berbagai
perusahaan yang ada didalam industry tersebut.

2. Tersedia suku cadang atau bahan baku penting substitusi (pengganti).

3. Biaya peralihan rendah, dimana perusahaan-perusahaan yang ada dalam industry tersebut dapat
dengan mudah berpindah dari suatu pemasok kepemasok lainnya dalam mendapatkan bahan
baku.

4. Suku cadang atau bahan baku yang ditawarkan oleh pemasok menyerap porsi biaya barang jadi
yang diperlukan.

2.6 Daya Tawar Pembeli


Sama halnya dengan para pemasok dalam suatu industry yang dapat menjadi sumber tekanan,
para pembeli juga memiliki potensi menggunakan daya atau kekuatan sehingga membuat suatu
industry menjadi kurang menarik. Jika jumlah konsumen sedikit dan biaya peralihan ke produk
pesaing rendah, maka pengaruhnya terhadap kelesuhan bisnis akan besar.

            Pada intinya, sebuah idnustri akan dianggap menarik jika:

1. Biaya peralihan para pelanggan industry tersebut ke produk pesaing atau produk subsitusi
relatife tinggi.

2. Jumlah pembeli dalam industry cukup besar.

3. Para pelanggan menginginkan berbagai produk diferensiasi, bukan membeli produk komoditas
yang bisa mereka dapatkan dari pemasok manapun.

4. Para pelanggan sulit mengumpulkan informasi mengenai biaya, harga, dan berbagai fitur
produk pemasok.

5. Suku cadang atau bahan baku yang dijual oleh perusahaan dalam industry tersebut merupakan
bagian yang relative besar dari total biaya barang jadi para pelanggan mereka.

Topik 3

3.1 Diagram Analisis SWOT

Dari diagram Cartesius tersebut, dapat diketahui hasil analisis SWOT, sesuai dengan posisi dari
hasil perhitungannya, yaitu:
·         Sebelah kiri atas -> Startegi Rasionalisasi (Turne around).
·         Sebelah kanan atas -> Strategi Agresif (Growth).
·         Sebelah kiri bawah -> Strategi Defensif
·         Sebelah Kanan bawah -> Strategi Diversifikasi.

3.2 Pengertian Analisis SWOT

SWOT adalah singkatan dari strengths (kekuatan), weknesses (kelemahan), opportunities


(peluang), dan threats (ancaman), dimana SWOT ini sebagai suatu model dalam menganalisis
suatu organisasi yang berorientasi profit dan non profit dengan tujuan utama untuk mengetahui
keadaan organisasi tersebut secara lebih komprehensif. Maksud dari analisis SWOT yaitu:

 Strenght

Atribut dari orang atau perusahaan yang sangat membantu untuk mencapai tujuan

 Weaknesses

Atribut dari orang atau perusahaan yang berbahaya untuk mencapai tujuan

 Opportunities

Kondisi eksternal yang membantu untuk mencapai tujuan

 Threats

kondisi Eksternal yang dapat merusak tujuan

SWOT ini biasa digunakan untuk menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat sebuah rencana
untuk melakukan sesuatu atau memutuskan sebuah strategi,sebagai contoh, program kerja
strategi. Analisis ini digunakan untuk:

1. Memasuki sebuah industri baru


2. Memutuskan meluncurkan produk baru
3. Menganalisis posisi perusahaan pada peta persaingan usaha dalam kurun waktu tertentu
4. Melihat sejauh mana kekuatan dan kelemahan perusahaan
5. Membuat keputusan ketika memecahkan masalah yang akan terjadi berkaitan dengan
ancaman dan peluang yang muncul

3.3 Ruang Lingkup dan Tujuan Analisis SWOT

Lingkungan organisasi pendidikan selalu berubah dari tahun ke tahun. Yang dimaksud dengan
lingkungan adalah alam fisik, tumbuh-tumbuhan, binatang dan manusia dengan kebudayaannya.
Di antara jenis lingkungan yang paling pesat berkembang adalah manusia dengan
kebudayaannya. Perkembangan jenis lingkungan inilah terutama yang memberi tantangan bagi
para manajer lembaga pendidikan dalam mengubah struktur organisasi. Perubahan lingkungan
pendidikan indonesia yang menonjol ialah :

1. Perubahan ilmu dan teknologi dunia, 

2. Perkembangan kehidupan dan cara hidup masyarakat, 

3. Penyempurnaan pelaksanaan pendidika

4. Peningkatan pendidikan afeksi untuk mengimbangi perkembangan kognisi dan, 

5. Pembinaan generasi penerus agar mampu meneruskan pembangunan. 

Para manajer pendidikan harus responsif terhadap perubahan-perubahan itu dan berusaha
menjawab tantangan-tantangan itu dengan cara mengubah atau menyesuaikan struktur
organisasinya, membentuk struktur baru yang cocok untuk peningkatan pendidikan yang lebih
tepat dengan tuntutan zaman.

Demikian tak terkecuali bagi pondok pesantren yang merupakan lembaga pendidikan Islam tertua
di Indonesia juga mempunyai tanggung jawab terhadap perubahan dan rekayasa sosial. Karena
memiliki model pendidikan dan cara belajar santri, pesantren selayaknya menjadi lembaga
tafaqquh fiddin dalam arti luas bukan hanya dimaknai menjadi lembaga pendidikan fiqih. Dalam
kaitannya dengan respon keilmuan pesantren terhadap dinamika modernitas, terdapat dua hal
penting yang harus diperhatikan. Dimana keduanya merupakan upaya kultural keilmuan
pesantren, sehingga keilmuan pesantren tetap menemukan relevansinya dengan perkembangan
kontemporer. Penentuan arah pengembangan suatu lembaga sangat dipengaruhi oleh banyak
faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Lingkungan internal adalah suatu kekuatan yang berada
di luar lembaga dimana lembaga tidak mempunyai pengaruh sama sekali terhadapnya sehingga
perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan ini akan mempengaruhi kinerja lembaga. 

Sedangkan lingkungan eksternal adalah lebih pada analisa intern lembaga dalam rangka menilai
atau mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari tiap-tiap unit kerja.Ada dua faktor yang
membuat analisa lingkungan menjadi suatu analisa penting dalam pengembangan sebuah
lembaga terutama lembaga pendidikan. Yang pertama organisasi atau lembaga tidak berdiri
sendiri tetapi berinteraksi dengan bagian-bagian dari lingkungannya dan lingkungan itu sendiri
selalu berubah setiap saat dan yang kedua pengaruh lingkungan yang sangat rumit dan komplek
dapat mempengaruhi kinerja banyak bagian yang berbeda dari sebuah lembaga.

Dalam melakukan analisa eksternal, perusahaan menggali dan mengidentifikasikan semua


opportunity (peluang) yang berkembang dan menjadi trend pada saat itu serta treath (ancaman)
dari para pesaing. Sedangkan analisa internal lebih menfokuskan pada identifikasi strength
(kekuatan) dan weakness (kelemahan) dari perusahaan. Telaah lingkungan internal (PLI) adalah
mencermati (scanning) kekuatan dan kelemahan di lingkungan internal organisasi sendiri yang
dapat dikelola manajemen meliputi antara lain: 

a. Struktur organisasi termasuk susunan dan penempatan personelnya.

b. Sistem organisasi dalam mencapai efektifitas organisasi termasuk efektivitas komunikasi


internal.

c. Sumber daya manusia, Sumber daya alam, tenaga terampil dalam tingkat pemberdayaan
sumber daya, termasuk komposisi dan kualitas sumber daya manusianya.

d. Biaya operasional berikut sumber dananya.


e. Faktor-faktor lain yang menggambarkan dukungan terhadap proses kinerja/misi organisasi
yang sudah ada, maupun yang secara potensial dapat muncul di lingkungan internal organisasi
seperti teknologi yang telah digunakan sampai saat ini.

Telaah Lingkungan Eksternal (PLE) adalah mencermati (scanning) peluang dan tantangan yang
ada di lingkungan eksternal organisasi sendiri (yang tidak dapat dikelola manajemen) yang
meliputi berbagai faktor yang dapat dikelompokkan dalam bidang/aspek.

a. Task Environment, secara langsung berinteraksi dan mempengaruhi organisasi seperti: Klien,
Konsumen, Stakeholder, pesan Pelanggan.

b. Societal Envirnment, pada umumnya terdiri dari beberapa elemen penting seperti Ekonomi,
Teknologi, Sosial Budaya, Politik.

1. Economic Environment, merupakan suatu kerawanan bagi kebanyakan organisasi, dan


analisisnya paling sulit dilakukan, karena menyangkut ekonomi tingkat nasional. Misalnya,
masalah keuangan negara, tingkat inflasi, suku bunga, dan sebagainya.

2. Technological Environment, merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan
economic environment. Kemajuan teknologi yang dapat sangat pesat pada saat ini menuntut
organisasi untuk selalu mengikuti perubahan teknologi ini agar dapat berjalan dengan efektif dan
efisien.

3. Social Environment, menjadi yang paling penting dalam kehidupan organisasi karena
menyangkut perilaku sosial dan nilai-nilai budaya (social attitude and values).
Transparasi/keterbukaan merupakan suatu tuntutan baru, terutama terhadap pemerintahan,
sementara kritik masyarakat harus diperhatikan, dan adanya tuntutan akan peningkatan ”quality
of life”yang semakin gencar.

4. Political Environment, merupakan kebijakan-kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan


bidang kegiatan organisasi, misalnya kebijakan perpajakan moneter, perizinan, yang mempunyai
dampak jangka panjang pada efektivitas organisasi. Hal ini akan terasa pada organisasi yang
bidang kegiatannya telah diatur oleh pemerintah (termasuk administrasi dan organisasi publik
sebagai aparat pemerintah), karena organissasi organisasi ini akan tergantung pada kehidupan
politik pemerintah. Dari analisa lingkungan internal dan eksternal inilah akan menghasilkan isu-
isu strategik dalam suatu organisasi atau lembaga.
3.4 Faktor Eksternal dan Internal dalam Perspektif SWOT

a) Faktor Eksternal

Faktor eksternal ini mempengaruhi terbentuknya Opportunities and Threats (O and T). Dimana
faktor ini menyangkut dengan kondisi-kondisi yang terjadi diluar perusahaan yang
mempengaruhi dalam pembuatan keputusan perusahaan. Faktor ini mencakup lingkungan industri
(industry environment) dan lingkungan bisnis makro (macro environment), ekonomi, politik,
hukum, tekonologi, kependudukan, dan sosial budaya.

b) Faktor Internal

Faktor internal ini mempengaruhi terbentuknya Strengths and Weaknesses (S and W). Dimana
faktor ini menyangkut dengan kondisi yang terjadi dalam perusahaan, yang mana ini turut
mempengaruhi terbentuknya pembuatan keputusan (decision making) perusahaan. Faktor Internal
ini mencakup meliputi semua macam manajemen fungsional: pemasaran, keuangan, operasi,
sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan, sistem informasi manajemen, dan budaya
perusahaan (corporate culture).

3.5 Faktor Lingkungan dalam Analisis SWOT

Walaupun terdapat beberapa metode penentuan faktor SWOT, secara umum


terdapat keseragaman bahwa penentuan tersebut akan tergantung dari faktor lingkungan
yang berada di luar institusi. Faktor lingkungan eksternal mendapatkan prioritas lebih
dalam penentuan strategi karena pada umumnya faktor-faktor ini berada di luar kendali institusi
(exogen) sementara faktor internal merupakan faktor-faktor yang lebih bisa dikendalikan.

Faktor-faktor yang menjadi kekuatan-kelemahan peluang dan ancaman :

- Kekuatan dan Kelemahan. Kekuatan adalah faktor internal yang ada di dalam institusi yang bisa
digunakan untuk menggerakkan institusi ke depan. Suatu kekuatan / strenghth (distinctive
competence) hanya akan menjadi competitive advantage bagi suatu institusi apabila kekuatan
tersebut terkait dengan lingkungan sekitarnya, misalnya apakah kekuatan itu dibutuhkan atau bisa
mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat kekuatan yang dan
institusi tersebut memiliki core competence yang sama, maka kekuatan harus diukur dari
bagaimana kekuatan relatif suatu institusi dibandingkan dengan institusi yang lain. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak semua kekuatan yang dimiliki institusi harus dipaksa
untuk dikembangkan karena adakalanya kekuatan itu tidak terlalu penting jika dilihat dari
lingkungan yang lebih luas. Hal-hal yang menjadi opposite dari kekuatan adalah kelemahan.
Sehingga sama dengan kekuatan, tidak semua kelemahan dari institusi harus dipaksa untuk
diperbaiki terutama untuk hal-hal yang tidak berpengaruh pada lingkungan sekitar.

- Peluang dan Ancaman. Peluang adalah faktor yang di dapatkan denganmembandingkan analisa
internal yang dilakukan di suatu institusi (strenghth danweakness) dengan analisa internal dari
kompetitor lain. Sebagaimana kekuatanpeluang juga harus diranking berdasarkan success
probbility, sehingga tidak semua peluang harus dicapai dalam target dan strategi institusi.
Peluang dapatdikatagorikan dalam tiga tingkatan :

a. Low, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang kecil dan peluangpencapaiannya juga kecil.

b. Moderate : jika memiliki daya tarik dan manfaat yang besar namunpeluang pencapaian kecil
atau sebaliknya.

c. Best, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang tinggi serta peluangtercapaianya besar.

- Ancaman adalah segala sesuatu yang terjadi akibat trend perkembangan (persaingan) dan tidak
bisa dihindari. Ancaman juga bisa dilihat dari tingkat keparahan pengaruhnya (serousness) dan
kemungkinan terjadinya (probability of occurance). Sehingga dapat dikatagorikan :
a. Ancaman utama (major threats), adalah ancaman yang kemungkinanterjadinya tinggi dan
dampaknya besar. Untuk ancaman utama ini,diperlukan beberapa contingency planning yang
harus dilakukan institusiuntuk mengantisipasi.

b. Ancaman tidak utama (minor threats), adalah ancaman yang dampaknyakecil dan
kemungkinan terjadinya kecil.

c. Ancaman moderate, berupa kombinasi tingkat keparahan yang tingginamun kemungkinan


terjadinya rendah dan sebaliknya.

Sehingga dari kacamata analisa lingkungan eksternal dapat dijelaskan bahwa :

a. Suatu institusi dikatakan memiliki keunggulan jika memiliki majoropportunity yang besar dan
major threats yang kecil.

b. Suatu institusi dikatakan spekulatif jika memiliki high opportunity danthreats pada saat yang
sama.

c. Suatu institusi dikatakan mature jika memiliki low opportunity dan threat.

d. Suatu institusi dikatakan in trouble jika memiliki low opportinity dan highthreats.

Tujuan penetapan visi antara lain adalah :

1. Mencerminkan apa yang akan dicapai

2. Memberikan arah dan fokus strategi yang jelas

3. Menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategik

4. Memiliki orientasi terhadap masa depan.

Meskipun sifatnya adalah impian, visi harus memenuhi kriteria di antaranya adalah :

a) Dapat dibayangkan oleh seluruh anggota organisasi

b) Mengandung nilai yang diinginkan oleh anggota organisasi

c) Memungkinkan untuk dicapai


d) Terfokus pada efisiensi, efektivitas dan ekonomis

e) Berwawasan jangka panjang tetapi tidak mengabaikan perkembangan zaman

f) Dapat dikomunikasikan dan dimengerti oleh seluruh anggota organisasi.

Dari visi akan dituangkan cara yang digunakan institusi dalam mencapai

3.6 Contoh Kasus Analisis Swot dalam Prespektif Manajemen


Pengambilan Keputusan

Analisis SWOT ini merupakan sebuah “penyelidikan” tentang situasi dan kondisi dalam suatu
lingkungan. Contohnya adalah:

“Ada sebuah organisasi yang akan membuat program kerja, untuk itu mereka harus tahu tentang
kondisi organisasi mereka dan lingkungan dimana organisasi itu berada. Untuk itu mereka
melakukan analisis SWOT,

1. Pertama S, yaitu dengan mengetahui kekuatan organisasi. Kekuatan bisa diartikan sebagai
kondisi yang menguntungkan untuk organisasi tersebut. Misalnya, pengurus yang setia terhadap
organisasi, atau kas organisasi yang banyak, dll.

2. Kedua W, yaitu dengan mengetahui kelemahan organisasi. Kelemahan bisa diartikan sebagai
suatu kondisi yang merugikan untuk organisasi tersebut. Misalnya, kondisi anggota yang tidak
aktif, dana yang tak ada, dll.

3. Ketiga O, yaitu dengan mengetahui kesempatan organisasi. Dalam hal ini bisa diartikan
sebagai suatu hal yang bisa menguntungkan jika dilakukan namun jika tidak diambil bisa
merugikan, atau sebaliknya. Misalnya, sumber dana ada bila diminta.

4. Keempat T, yaitu dengan mengetahui ancaman organisasi. Ancaman bisa diartikan sebagai
suatu hal yang akan menghambat atau mengancam selama perjalanan kepengurusan. Misalnya,
banyak pengurus dan anggota yang tidak aktif.

Setelah dilakukan analisis SWOT maka jadi mengetahui kondisi nyata apa yang terjadi di
lingkungan internal dan external organisas, maka dapat mulai membuat rencana program kerja
yang sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan dan mampu untuk dilaksanakan oleh pengurus
tersebut.”

Ketika anda membuat analisis SWOT ketika memasuki sebuah industri,harus diingat bahwa
dalam sebuah industri ada dua faktor penting yang harus anda pertimbangkan,yaitu:

1. Faktor internal perusahaan,yaitu:

a. Pemasok (supplier),dan

b. Konsumen (pasarnya).

2. Faktor eksternal perusahaan,yaitu:

a. Masuknya produk pesaing baru sebagai ancaman bisnis anda,

b. Munculnya produk pengganti (substitutive product) yang bisa menggantikan prouk anda

Video Pendukung

Click https://www.youtube.com/watch?v=BIOCEGqpJtU link to open resource.

Topik 4

4.1. Pendekatan Model Proses Bisnis

Pendekatan Model Proses analisis bisnis

PENGANTAR

Ada banyak alat dan teknik yang tersedia untuk digunakan analis bisnis, tetapi karena sifat
kerja analisis bisnis, kerangka ikhtisar berguna untuk menempatkannya dalam konteks dan
membantu Anda menentukan teknik yang paling tepat untuk setiap situasi individu. Dalam bab
ini saya menetapkan model proses analisis bisnis sebagai kerangka kerja di mana teknik
pemodelan standar dan template organisasi dapat digunakan. Pendekatan ini juga memasukkan
prinsip-prinsip teknik persyaratan untuk menyoroti praktik terbaik saat menentukan persyaratan
sistem.

PENDEKATAN UNTUK PENYELESAIAN MASALAH

Salah satu persyaratan manajer bisnis adalah bahwa analis bisnis memeriksa seluruh area bisnis
dan mengambil pendekatan yang bijaksana atau bahkan kreatif untuk mengembangkan ide untuk
solusi. Pemecahan masalah secara kreatif sangat penting dalam dunia bisnis saat ini karena,
semakin banyak organisasi yang perlu mengembangkan ide-ide inovatif untuk menanggapi
perubahan dalam lingkungan bisnis, termasuk tindakan dari pesaing. Namun, banyak orang
merasa ini sulit; seringkali karena mereka merasa tertekan untuk menghasilkan ide dengan sangat
cepat. Dalam konteks ini, model pemecahan masalah kreatif Isaksen dan Treffinger (1985), yang
ditunjukkan pada Gambar 4.1, memberikan kerangka kerja yang berguna untuk memahami
masalah dan mengembangkan solusi kreatif, terutama karena model tersebut menekankan
kebutuhan untuk menyelidiki dan menganalisis

Model ini mengusulkan pendekatan yang dapat diterapkan secara berguna untuk analisis bisnis.
Pada bagian ini saya menjelaskan implikasi dan saran yang dimiliki model tersebut bagi
mahasiswa sekalian sebagai analis bisnis. Tahap pertama, menemukan masalah, adalah di mana
kita sering memulai saat melakukan penyelidikan masalah. Dalam analisis bisnis tahap ini
berkaitan dengan mencari tahu tentang kompleksitas situasi masalah. Banyak masalah yang tidak
didefinisikan dengan baik, dan cenderung setiap situasi masalah kompleks dan berisi berbagai
masalah dan perhatian. Dengan kata lain, kemungkinan akan ada 'kekacauan', dan situasi yang
berbeda akan memiliki komponen yang berbeda untuk kekacauan itu. Mengidentifikasi ini
sebagai titik awal dalam model ini membantu untuk menekankan bahwa perlu mendapatkan
pemahaman tentang situasi lengkap sebelum menyelami opsi dan solusi. Pendekatan rich
picture, , sangat berguna untuk membantu mendokumentasikan dan menganalisis 'kekacauan'
dalam situasi bisnis yang bermasalah. Peta pikiran, yang juga dijelaskan dalam bab juga
bermanfaat.

Gambar 4.1. Model Pemecahan masalah


Penemuan data, tahap kedua model, berkaitan dengan menganalisis pendapat, perhatian,
pengetahuan dan ide-ide yang ditemukan pada tahap sebelumnya, untuk mengidentifikasi di mana
informasi ini dapat dikuantifikasi dan data pendukung diperoleh. Seringkali berguna untuk
memeriksa gambaran yang kaya atau peta pikiran untuk memperjelas pemikiran tentang situasi
tersebut. Sangat penting untuk mempertimbangkan informasi mana yang faktual dan mana yang
didasarkan pada opini. Hal ini dapat membantu mengarahkan kita pada aspek-aspek yang dapat,
dan harus, diverifikasi; ini juga menekankan perlunya memisahkan opini dari fakta. Bab
Selanjutnya menjelaskan beberapa teknik yang akan membantu Anda memperoleh data
kuantitatif, seperti kuesioner dan pengambilan sampel aktivitas.

Penemuan masalah-- kemudian menggunakan pekerjaan dari dua tahap sebelumnya untuk


membantu mengungkap inti masalah. kita sekarang tahu kompleksitas situasi yang kita hadapi
dan telah mampu mengukur beberapa elemen, sambil menghargai bahwa elemen lain adalah
pandangan atau pendapat pribadi. Kita mungkin telah diberikan pernyataan masalah di awal,
tetapi pada poin ini, setelah melakukan dua tahap sebelumnya, penting untuk meninjau kembali
ini untuk benar-benar memahami di mana letak masalahnya. Menemukan masalah yang tepat
untuk dipecahkan merupakan bagian penting dari analisis bisnis, karena analis sering kali
menunjuk pada gejala dan mereka harus menggali lebih dalam untuk menemukan di mana letak
masalah sebenarnya.

 
Tiga tahap pertama ini berkaitan dengan pemahaman masalah, dan memberikan struktur untuk
melakukannya. Dua tahap berikutnya fokus pada pengembangan solusi.

Pertama adalah penemuan ide, di mana para analis bisnis mencoba menghasilkan berbagai
macam ide. Analis sering menggunakan pendekatan curah pendapat untuk mengungkap ide,
tetapi ini bisa jadi sulit karena memerlukan kelompok untuk menghasilkan ide yang 'brilian'.
Kadang-kadang ini berhasil, tetapi seringkali pendekatan yang berbeda perlu digunakan bersama
dengan curah pendapat untuk merangsang ide, jadi selama tahap ini mungkin berguna untuk
menggunakan beberapa teknik berpikir kreatif. Dua contoh teknik yang bisa memberikan
rangsangan untuk ide-ide kreatif adalah pembalikan asumsi, di mana asumsi tentang suatu situasi
dicantumkan dan dibalik, dan kata-kata atau gambar acak, di mana kata-kata atau gambar yang
tidak berhubungan digunakan untuk menghasilkan ide-ide yang berbeda tentang suatu situasi.
Informasi lebih lanjut tentang teknik ini dapat ditemukan dalam teks berpikir kreatif yang
disebutkan di bagian 'Bacaan lebih lanjut' pada bab ini.

Setelah beberapa ide telah diidentifikasi, mereka dapat dievaluasi. kemudian dapat fokus pada
ide-ide yang dapat memberikan solusi untuk masalah tersebut. Ini adalah tahap pencarian solusi,
dan penting bahwa tahap ini muncul sangat terlambat dalam model. Analis bisnis sering kali
diharapkan untuk memberikan solusi dengan cepat, namun di sini kita dapat melihat bahwa
penting untuk menahan tekanan untuk melakukannya pada tahap yang terlalu dini; ada aspek lain
yang perlu diperhatikan terlebih dahulu. Juga, Isaksen dan Treffinger (1985) menekankan
pentingnya mengidentifikasi kriteria untuk membantu mengevaluasi solusi, dan ini tidak akan
mungkin tanpa pekerjaan sebelumnya. Oleh karena itu, penting untuk menyelesaikan tahap-tahap
awal, karena tahap-tahap itu akan membantu kita mengembangkan solusi yang lebih baik dan
lebih tepat yang akan lebih bermanfaat bagi situasi bisnis.

Tahap terakhir dalam model ini adalah penemuan penerimaan, yang berkaitan dengan
pengelolaan implementasi solusi, sebuah aspek yang sangat penting untuk keberhasilan setiap
proyek perubahan tetapi seringkali penuh dengan kesulitan.
4.2. Model Proses Analisis Bisnis

sebelumnya kita ketahui bahwa analisis bisnis merupakan  seperangkat tugas dan teknik yang


digunakan sebagai penghubung antara para pemangku kepentingan untuk memahami struktur,
kebijakan, dan operasi dari suatu organisasi, serta merekomendasikan solusi yang memungkinkan
perusahaan untuk mencapai tujuannya. 

Model Proses

Salah satu aspek yang membuat analisis bisnis bekerja sangat menarik adalah jangkauan dan
sifat tugas analisis bisnis. Sistem bisnis yang sedang dipertimbangkan bisa sangat bervariasi, dan
untuk tugas tertentu analis bisnis mungkin perlu menerapkan beberapa teknik dan menganalisis
sejumlah pandangan yang berbeda. Kadang-kadang tugas untuk menyelidiki bagian bermasalah
dari organisasi dan menghasilkan rekomendasi garis besar untuk jalan ke depan. tugas lain
mungkin memerlukan analisis bisnis untuk menganalisis dan mendokumentasikan persyaratan
sistem tertentu. Jadi tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan model proses adalah
menawarkan sesuatu yang cukup fleksibel sambil memberikan kerangka kerja yang akan
membantu orang untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Model proses ini, yang ditunjukkan
dimaksudkan untuk memberikan bantuan.

Model proses menetapkan tahapan kunci untuk tugas analisis bisnis, dengan setiap tahap
mewakili area yang perlu dipertimbangkan. Namun, perlu dicatat bahwa meskipun
beberapa tugas mungkin memerlukan eksplorasi terperinci dari semua tahapan, tugas lain
mungkin berfokus pada subset model, mungkin hanya satu tahap.

Salah satu aspek terpenting dari tugas analisis bisnis adalah memutuskan apa fokusnya dan area
mana yang perlu diselidiki. Misalnya, pada beberapa tugas. fokusnya mungkin untuk
mengeksplorasi kemungkinan perbaikan bagaimana bagian dari organisasi bekerja. Dalam hal ini
kita mungkin mulai dengan memeriksa semua praktik kerja saat ini, termasuk peran kepegawaian
dan pekerjaan, dan pekerjaan mungkin fokus pada analisis dan evaluasi opsi untuk sistem bisnis
masa depan.
 

fokus pada kebutuhan sistem IT. Dalam hal ini, meskipun memahami situasi dan semua
perspektif pemangku kepentingan (stakeholder) akan menjadi penting, potensi penggunaan IT
untuk meningkatkan sistem bisnis akan mendominasi analisis. Bagian selanjutnya dari bab ini
menjelaskan tahapan model proses ini

4.3. Investigasi Situasi

Investigasi  situasi

Tahap ini berkaitan dengan mengungkap masalah. Istilah referensi untuk proyek, atau mungkin
dokumen permulaan proyek yang lebih rinci, diperlukan untuk menetapkan konteks di mana
pekerjaan analisis bisnis akan berlangsung. Area kunci bagi analis adalah untuk memperjelas
tujuan studi dan menyesuaikan pendekatan yang sesuai - seringkali merupakan tugas yang
membutuhkan banyak keterampilan.

Selama periode awal pekerjaan analisis bisnis, analis mungkin disajikan dengan pernyataan
'masalah'; penting untuk menyelidiki lebih lanjut untuk menentukan dengan tepat di mana letak
masalahnya, dan tidak mengacaukan gejala masalah dengan masalah yang sebenarnya. Penting
juga bahwa analis tidak membuat asumsi yang salah atau menerima semua informasi yang
diberikan tanpa pertanyaan. Seperti yang ditunjukkan di bagian atas model, analisis bisnis juga
membutuhkan apresiasi konteks bisnis, khususnya tujuan dan strategi bisnis secara keseluruhan
untuk organisasi atau unit bisnis. Penting bahwa ini harus tersedia selama tahap investigasi
sehingga analis dapat memahami konteks bisnis untuk pekerjaan yang diminta untuk mereka
lakukan. Setelah analis mulai memahami situasinya, beberapa bentuk deskripsi akan diperlukan:
pertama agar ada catatan hasil investigasi sejauh ini, dan kedua untuk membantu anggota tim
yang lain memahami situasinya.
Teknik investigasi

Ada banyak pendekatan investigasi yang dapat digunakan analis bisnis, dan ini dieksplorasi
secara rinci. Penting bagi kita untuk mempertimbangkan berbagai pendekatan investigasi yang
mungkin dan memilih yang paling sesuai dengan pekerjaan yang ada.

Tingkat detail yang diperlukan selama tahap ini dapat sangat bervariasi tergantung pada fokus
pekerjaan analisis bisnis. Jika analis mencoba untuk mendapatkan keseluruhan apresiasi bidang
bisnis, misalnya untuk mengidentifikasi pemangku kepentingan utama dan memperoleh
pemahaman tentang pandangan dan pendapat mereka untuk menghargai sifat pekerjaan dan
jangkauan orang dan keterampilan, maka seringkali teknik yang digunakan adalah yang
memberikan perspektif keseluruhan dan pandangan umum: wawancara, observasi dan lokakarya
akan sangat berguna. Namun, jika pekerjaan berkaitan dengan perolehan informasi yang lebih
detail seperti persyaratan data atau aliran proses bisnis, maka teknik pencarian fakta yang paling
tepat adalah teknik yang berfokus pada detail, seperti analisis skenario atau pembuatan prototipe.
Banyak informasi yang diperoleh di sini mungkin subjektif dan mungkin memerlukan analisis
yang lebih rinci; dalam hal ini, teknik seperti pencarian catatan atau kuesioner mungkin sangat
berguna untuk mengukur beberapa informasi yang dikemukakan.

4.4. Pertimbangan Perspektif

Pertimbangan Perspektif

Tahap ini berkaitan dengan analisis pemangku kepentingan dan perspektif mereka tentang situasi.
Banyak pemangku kepentingan memegang pandangan yang sangat kuat tentang mengapa ada
masalah, apa yang perlu dilakukan untuk memperbaiki situasi dan di mana fokus sistem bisnis
harus berada. Jika beberapa masalah muncul dari perbedaan dalam pandangan pemangku
kepentingan, maka hal itu penting untuk dieksplorasi dan, jika memungkinkan, dipertimbangkan
saat membuat rekomendasi untuk langkah ke depan.

Identifikasi dan analisis pemangku kepentingan

Setiap situasi bisnis akan memengaruhi berbagai individu dan organisasi. Di antara kelompok ini
akan ada orang atau kelompok dengan tingkat kepentingan dan kekuasaan yang berbeda-beda.
Beberapa pemangku kepentingan mungkin secara langsung terpengaruh oleh rekomendasi apa
pun dan mungkin memiliki pandangan yang kuat tentang bagaimana sistem dan praktik kerja
harus diubah. Orang lain mungkin terpengaruh  secara tidak langsung, dan, pendapat,. Berbagai
kemungkinan pemangku kepentingan dan mekanisme untuk analisis dan pengelolaan pemangku
kepentingan.

Perspektif pemangku kepentingan

Pemangku kepentingan sering memiliki pandangan berbeda tentang apa yang penting tentang
sistem bisnis dan perbaikan yang diperlukan. Pandangan ini seringkali kontradiktif dan dapat
menyebabkan agenda tersembunyi, konflik dan prioritas yang tidak konsisten. Sebagai analis
bisnis, penting bagi kita untuk menyadari potensi konflik tersebut dan waspada terhadap situasi di
mana hal ini dapat muncul. Kita sering dapat mendeteksi dari mana asalnya dengan
mempertimbangkan kumpulan nilai dan keyakinan yang dipegang oleh pemangku kepentingan
yang berbeda. Misalnya, kita mungkin merefleksikan apa yang dianggap oleh pemangku
kepentingan individu sebagai fokus utama sistem bisnis dan, secara kritis, mengapa ini terjadi.
Memahami nilai dan keyakinan ini memungkinkan analis untuk mendekati isu dan masalah dari
posisi yang terinformasi dan, karenanya, memiliki kesempatan yang lebih baik untuk
menyelesaikan situasi. Bab ini membahas pentingnya menganalisis pemangku kepentingan dan
perspektif mereka, dan menjelaskan bagaimana hal ini dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan pandangan dunia dari setiap pemangku kepentingan. Ini dapat diperluas
dengan menggunakan pendekatan CATWOE (pelanggan, aktor, transformasi, Weltanschauung,
pemilik, lingkungan), yang awalnya dikembangkan oleh Checkland (1981),.

Pemodelan aktivitas bisnis

Perspektif pemangku kepentingan dapat dianalisis lebih lanjut dengan mempertimbangkan


kegiatan bisnis yang diperlukan untuk memenuhi perspektif tertentu. Pendekatan ini, yang
dikembangkan dari karya Checkland (1981) dan diperluas oleh Wilson (1992), memungkinkan
analis untuk membangun model konseptual dari sistem bisnis yang dibayangkan oleh pemangku
kepentingan tertentu. Misalnya, jika seorang manajer percaya bahwa organisasi pelatihan harus
fokus pada kualitas, akan ada penekanan pada aktivitas seperti:

1.pengembangan staf yang sangat terampil;

2. pengenalan proses yang berfokus pada pelanggan; pemantauan tingkat kepuasan pelanggan.
Pandangan alternatif bisa jadi bahwa fokusnya harus pada pelatihan 'tanpa embel-embel'. Dalam
sistem ini penekanannya adalah pada kegiatan-kegiatan berikut:

1.      menjaga biaya tetap rendah;

2.      memantau jumlah peserta di acara.

Pendekatan ini memungkinkan analis bisnis untuk mempertimbangkan di mana letak prioritasnya
dan apa fokus dari sistem bisnis yang baru dan lebih baik yang seharusnya. Pandangan satu
pemangku kepentingan mungkin lebih diutamakan daripada yang lain, atau beberapa model dapat
disintesis untuk memberikan model aktivitas bisnis yang disepakati.

4.5. Analisis Kebutuhan dan Kesimpulan

ANALISIS KEBUTUHAN

Fokus dari tahapan ini adalah untuk mengidentifikasi dimana perbaikan dapat dilakukan pada
sistem bisnis.. Metode ini kontras dengan pendekatan tradisional yang lebih sistematis untuk
peningkatan bisnis atau sistem, di mana fitur-fitur baru ditambahkan ke serangkaian prosedur atau
sistem TI yang sudah ada. Dengan analisis kesenjangan, penekanannya adalah pada pemahaman
di mana kita ingin berada dan, dengan melihat di mana kita sekarang, mengidentifikasi apa yang
perlu diubah untuk membawa kita ke sana.

DEFINISI PERSYARATAN

Tahap ini berkaitan dengan mengumpulkan dan mendokumentasikan persyaratan rinci untuk
perubahan sistem bisnis. Perubahan ini mungkin pada salah satu (atau semua) dari empat aspek
sistem bisnis yang dijelaskan dalam Bab 1: proses bisnis, sistem pendukung IT, orang yang
melaksanakan pekerjaan atau struktur organisasi. Jika ada perubahan pada proses bisnis, teknik
pemodelan yang dijelaskan  harus digunakan untuk menentukan bagaimana proses baru
seharusnya terlihat. Jika rekomendasinya mencakup pelaksanaan proses yang didesain ulang,
kemungkinan besar diperlukan perubahan pada struktur organisasi dan peran pekerjaan, ditambah
pengembangan keterampilan staf. Terkadang perbaikan sistem bisnis dapat dilakukan begitu saja

perubahan seperti definisi pekerjaan yang lebih baik atau pelatihan tambahan untuk staf. Namun,
perubahan yang lebih luas biasanya diperlukan, misalnya pada proses bisnis, dan kemungkinan
besar ini akan memerlukan peningkatan pada sistem IT yang ada atau bahkan pengenalan sistem
IT baru. Analis bisnis memiliki tanggung jawab untuk mendefinisikan persyaratan secara
komprehensif dan akurat, karena dokumentasi mereka akan menjadi dasar pengembangan sistem.
Jika persyaratan tidak didokumentasikan dengan jelas, maka hal ini kemungkinan besar akan
menimbulkan masalah tidak hanya selama pengembangan sistem tetapi juga setelah diterapkan.
Oleh karena itu, sangat penting bahwa persyaratan dapat dikaitkan langsung dengan kebutuhan
bisnis dan karenanya akan mendukung tujuan bisnis.

Keseimpulan

Ada banyak alat dan teknik yang tersedia untuk digunakan analis bisnis, tetapi karena sifat
kerja analisis bisnis, kerangka ikhtisar berguna untuk menempatkannya dalam konteks dan
membantu Anda menentukan teknik yang paling tepat untuk setiap situasi individu. Dalam bab
ini saya menetapkan model proses analisis bisnis sebagai kerangka kerja di mana teknik
pemodelan standar dan template organisasi dapat digunakan. Pendekatan ini juga memasukkan
prinsip-prinsip teknik persyaratan untuk menyoroti praktik terbaik saat menentukan persyaratan
sistem.

Topik 5

5.1. Pengertian investigasi

Investigasi adalah Upaya penelitian, penyelidikan, pengusutan, pencarian, pemeriksaan an


pengumpulan data, informasi, dan temuan lainnya untuk mengetahui/membuktikan ebenaran atau
bahkan kesalahan sebuah fakta yang kemudian menyajikan kesimpulan atas rangkaian muan dan
susunan kejadian. Didalam konsep system investigasi kesenjangan perbedaaan (gap) antara tujuan
system dan kondisi sistem yang sebenarnya, dengan pengertian lain kenapa system gagal untuk
mencapai tujuan sistem yang telah ditentukan sebelumnya.Dengan investigasi, seorang analis
akan lebih memahami masalah dan alur sistemnya lebih mendalam,meskipun dalam detect
problem sudah diketahui permasalahannya tetapi masih menggambarkan garis besarnya saja.
Banyak laporan dalam deteksi masalah mungkin tidak benar-benar nyata atau tidak dapat
dipecahkan.
Banyak laporan dalam deteksi masalah mungkin tidak benar-benar nyata atau
tidak dapat dipecahkan. Hal tersebut mungkin dikarenakan :
a. Tujuan yang terlalu ideal sehingga sulit atau mungkin tidak akan tercapai.
b. Sistem tidak dapat dikembangkan karena kekurangan sumberdaya, sikap atau keduanya.
c. Pengukuran sistem yang tidak akurat.
d. Pernyataan tujuan sistem yang sudah ketinggalan (statement of goals is dated).
e. Kesenjangan antara sistem yang ideal dan sistem saat ini sifatnya
sementara (the gap between the ideal and the current system is temporary
and will decrease given patience).

Dalam tahap problem solving, sebaiknya memberikan penjelasan tentang :


1. Penjabaran kondisi sistem yang berjalan melalui kegiatan investigasi
secara rinci.
2. Mendapatkan konsensus sistem yang ideal.
3. Mengembangkan beberapa alternatif untuk mengurangi perbedaan (gap)
antara sistem yang ideal dengan sistem yang sedang berjalan.
4. Memilih alternatif yang terbaik dan menjualnya ke manajemen.
Dari tahapan di atas sangat lama dijalani dan termasuk biaya yang dibutuhkan. Tujuan dari
investigasi adalah untuk memantapkan atau menunjukkan masalah yang sebenarnya terjadi
disamping sebagai cara seorang analis untuk mengerti sistemnya secara mendalam.
Kendala dalam sistem investigasi
Dalam melakukan investigasi terdapat beberapa hambatan atau kendala yang
akan terjadi , diantaranya masalah :
1. Waktu Analis kekurangan sumber daya (resource) waktu, sehingga hanya melakukan
sebagian kegiatan investigasi. Biasanya waktu berhubungan dengan masalah
biaya yang dibutuhkan.
2. Biaya Seringkali biaya yang dikeluarkan berhubungan dengan lamanya waktu untuk
kegiatan investigas, sehingga manajemen akan memberikan batasan biaya.
3. Ilmu pengetahuan Manager sistem informasi cenderung menyuruh analis
yunior yang belum memiliki keahlian teknis atau pengetahuan yang cukup,
sehingga akan berdampak pada hasil investigasi yang kurang mendalam,matang
atau lengkap.
4. Politik Manajemen atau pihak-pihak tertentu mungkin menyebarkan isu-isu yang
tujuannya untuk menghambat kegiatan investigasi.
5. Campur tangan Adalah terdapatnya pihak-pihak yang berusaha campur tangan
atau mengatur
dalam kegiatan investigas sehingga akan menganggu atau menimbulkan
kekacauan.

Rekomendasi
Hasil dari investigasi adalah sebuah rekomendasi, yang salah satunya adalah
sebagai berikut :
1.Tidak mengambil tindakan apapun karena tidak ditemukan masalah. Hal tersebut dapat terjadi
karena masalahnya dibuat-buat sehingga pada saat dilakukan investigasi masalah- masalahnya
tersebut tidak terjadi atau tidak ditemukan.
2. Melakukan pemeliharaan sistem untuk masalah-masalah yang kecil. Pemeliharaan sistem yang
dilakukan setiap hari (periode pendek) akan membantu meminimalkan masalah.
3. Meningkatkan kemampuan atau ketrampilan pemakai didalam menjalankan atau menggunakan
sistem informasi.
4. Mempertimbangkan untuk modifikasi sistem secara total, sehingga perlu pemikiran untuk
menggantinya dengan sistem yang baru.
5. Menempatkan masalah yang terjadi kedalam rencana pengembangan sistem yang segera
dilakukan.

5.2. Teknik Investigasi

Teknik Investigasi Meliputi Kegiatan :


a.Secara langsung (direct (internal) probes) yaitu untuk mengetahui secara langsung apa yang
terjadi dalam lingkungan pemakai.
Terdapat tiga teknik untuk melakukan investigasi langsung yaitu:
• Kuesioner (questionnaires).
Teknik ini sangat tepat, apabila dalam investigasi memiliki kendala waktu dan biaya.Hal terbaik
dari kuesioner adalah sebagai dokumen yang dapat menunjukkan perbedaan-perbedaan yang
terjadi pada responden.
• Tanya jawab (interview).
Kegiatan ini membutuhkan waktu dan keahlian khusus. Tidak semua orang dapat melakukan
tanya jawab dengan sukses. Kendala yang dihadapi adalah waktu dan keahlian khusus.
• Pengamatan (observation).
Merupakan internal probe yang kuat (a powerful internal probe). Duduk bersama dengan pemakai
sistem dengan melakukan pengamatan dengan pertanyaan yang lebih spesifik. Setiap pertanyaan
mungkin akan dapat menunjukkan pemecahan masalah misterius.

b. Secara tidak langsung (indirect (external) probes)


Kegiatan yang dapat dilakukan dengan cepat dan tidak kelihatan dari operasional personel,
sehingga dapat mengetahui sisi luar atau sesuatu yang disembunyikan dari komunitas pemakai.
Kegiatan ini akan mendominasi pada awal kegiatan SDLC, selanjutnya internal probe untuk
memperdalam.

•Aliran prosedur (procedure flow).


Gunakan system flowchart untuk menelusuri jalannya informasi sebagai penjelasan prosedure
operasinya. Apabila ada permasalahan diprosedur, masalah tersebut mungkin akan timbul dalam
operasional yang sebenarnya.
•Mempelajari dokumen (document review).
Adalah dengan mendapatkan dan mengumpulkan dokumen-dokumen penting (critical document).
Dokumen seringkali menjadi penyebab masalah.
• Sampel (sampling).
Mungkin anda membutuhkan informasi dari para vendor billing yang telah memberikan diskon
pada saat pembayran, karena perusahaan kehilangan uang saat diskon tidak diberikan ketika
terjadi penundaan pembayaran.
• Tabular (Tabular tools)
Disebut juga matrix, yaitu daftar cek (checklists) untuk menemukan perselisihan (discrepancies)
dalam alur transaksi

REQUIREMENT ANALYSIS

Tahap requirement analysis adalah tahap interaksi intensif antara analis sistem dengan komunitas
pemakai sistem (end-user), dimana team pengembangan sistem menunjukkan keahliannya untuk
mendapatkan tanggapan dan kepercayaan pemakai, sehingga mendapat partisipasi yang
baik.Merupakan pekerjaan sulit untuk mendapatkan kesepakatan (skeptical) pemakai tentang
kebutuhan mereka dari sebuah sistem informasi, karena mungkin pemakai mengalami kegagalan
sistem informasi sebelumnya.
Dalam melakukan tahap ini akan dicapai 4 tujuan, yaitu :
a. Menjelaskan sistem saat ini secara lengkap.
b. Menggambarkan sistem informasi yang ideal.
c. Membawa sistem informasi yang ideal ke kondisi saat ini dengan
memperhatikan kendala sumber daya.
d. Memberi dorongan terhadap keyakinan pemakai kedalam team pengembangan
sistem.
Metode kebutuhan analisis
Perlu pemilihan metode pengumpulan data yang tepat selama melakukan requirement system.
Metode tersebut adalah interviews, questionnaires, observation, procedure analysis, dan
document survey.

Setiap metode akan dijelaskan secara mendalam sebagai berikut :


Tanya jawab (Interviews)
1. Keuntungan metode.
• Pewawancara dapat mengukur respon melalui pertanyaan dan menyesuaikannya
sesuai situasi yang terjadi.
• Baik untuk permasalahan yang tidak terstruktur, seperti mengapa anda
berpikir hal ini dapat terjadi ?.
• Menunjukkan kesan interviewer secara pribadi.
• Memunculkan respons yang tinggi sejak penyusunan pertemuan.
2. Kerugian metode.
• Membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit.
• Membutuhkan pelatihan dan pengalaman khusus dari pewawancara.
• Sulit membandingkan laporan wawancara karena subyektivitas alamiah.

Beberapa faktor penting dalam interview yang baik, yaitu


-Objectives
-Audience
-Format
-Weighting and combining responses
-Docummentation.

Kuesioner (Questionnaires)
1. Keuntungan metode.
• Murah dan cepat dari pada interviews.
• Tidak membutuhkan investigator yang terlatih (hanya satu ahli yang
dibutuhkan untuk mendesain kuesioner untuk end-user yang terpilih.
• Mudah untuk mensintesis hasil sejak pembuatan kuesioner.
• Dengan mudah dapat meminimalkan biaya untuk semua end-user.
2. Kerugian metode.
• Tidak dapat membuat pertanyaan yang spesifik bagi end-user.
• Analis melibatkan kesan sehingga tidak dapat menampakkan pribadi
end-user.
• Tanggapan yang rendah karena tidak adanya dorongan yang kuat untuk
mengembalikan kuesioner.
• Tidak dapat menyesuaikan pertanyaan ke end-user secara spesifik.
Observasi (Observation)
1. Keuntungan metode.
• Mendapatkan fakta records daripada pendapat (opinion).
• Tidak membutuhkan konstruksi pertanyaan.
• Tidak menganggu atau menyembunyikan sesuatu (end-users tidak mengetahui
bahwa mereka sedang diamati).
• Analis tidak bergantung pada penjelasan lisan dari end-users.
2. Kerugian metode.
• Jika terlihat, analis mungkin mengubah operasi (end-user merasa diamati).
• Dalam jangka panjang, fakta yang diperoleh dalam satu observasi mungkin
tidak tepat (representative) dalam kondisi harian atau mingguan.
• Membutuhkan pengalaman dan kehlian khusus dari analis.
Prosedur analisis (Procedure Analysis)
1. Keuntungan metode.
• Evaluasi prosedur dapat dikerjakan dengan campur tangan (interferences)
yang minimal dan tidak mempengaruhi operasi pemakai.
• Prosedur aliran dapat dapat menjadi sebuah struktur checklist untuk
melakukan observasi.
2. Kerugian metode.
• Prosedure mungkin tidak lengkap dan tidak -up to date lagi.
• Mempelajari bagan aliran dokumen membutuhkan waktu dan keahlian analis.
Pengamatan dokumen (Document Survey)
1. Keuntungan metode.
• Meminimalkan interupsi dari fungsi operasionalnya.
• Permulaan elemen kamus data.
• Seringkali, dapat mempertimbangkan modifikasi major procedural.
2. Kerugian metode.
• Membutuhkan waktu yang cukup (terdapat organisasi bisnis yang mengalami
kebanjiran dokumen dan laporan).

Kendala sumber daya


A. Waktu
Kendala waktu ini dapat mempengaruhi analis untuk mempertimbangkan inovasi teknologi yang
tidak mungkin dioperasikan dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu perlu membutuhkan
waktu yang cukup supaya memiliki kelonggaran waktu sehingga dapat membuat alternatif yang
paling baik.
C. Uang
Sistem informasi yang ideal akan membutuhkan biaya yang mahal, sehingga membutuhkan
pendanaan yang cukup.
C. Keahlian.
Staff sistem informasi mungkin tidak memiliki pengetahuan atau pengalaman yang cukup
masalah telekomunikasi Perusahaan dapat mengkontrak konsultan untuk menambah kemampuan
mendesain. Hal ini nantinya akan diperhadapkan pada kendala biaya yang dikeluarkan untuk
tenaga konsultan.
D. Teknologi.
Kebutuhan teknologi mungkin akan menjadi masalah utama dalam mendukung kerja sistem,
sehingga perlu memperhatikan perkembangan teknologi terus-menerus, yang konsekuensinya
terjadi pengeluaran biaya yang
E. Faktor ekternal.
Banyak kendala yang datang dari luar setting design, seperti pencegahan menggunakan teknologi
eksotik (exotic of technologies), mencegah memelihara data lokal dalam sebuah sistem database
pusat, dan sebagainya.

GENERATING SYTEMS ALTERNATIVES

Bagaimana cara mendekatkan kondisi sistem saat ini dengan kondisi sistem yang ideal?
•Membuat alternatif untuk memecahkan masalah sistem informasi
•Alternatif terbaik tersebut diterapkan secara bijaksana
Distributed versus centralized processing
Saat ini, ada kecenderungan terjadi perubahan keputusan informasi dari centralized data
processing ke decentralized end-user responsibility centers.Dalam lingkungan proses
terdistribusi, end-user memutuskan peralatan,implementasi dan prioritas pengembangan.
Di bagian lain terdapat pertumbuhan jumlah end-user yang masuk ke dunia komputer. Mereka
mencoba teknologi terbaru tanpa memperhatikan biaya, dan resiko. Tanpa keahlian, perancang
sistem akan berada dalam lingkungan konservatif
Integrated versus dispersed databases
Ketika organisasi menggunakan sistem database tersebar, perancang sistem mempunyai pilihan
pertimbangan tentang file apa saja yang termasuk dalam database dan data apa saja yang masuk
dalam file. Integrated database ditangani oleh administrator database yang memelihara semua
kontrol data storage, access dan modification.

Surround strategy of system development


Strategi pengembangan sistem adalah penting karena banyak perusahaan mempunyai tumpukan
(backlog) dari sistem baru yang dirancang dan kondisi sistem yang sedang dimodifikasi. Strategi
ini mengijinkan perancang sistem menggunakan perbedaan bahasa program dan menjalankannya
pada komputer yang berbeda untuk sebuah sistem kompatibilitas penuh (a totally compatible
system). Lingkungan sekitar strategi sangat penting dalam masalah
pengambilalihan perusahaan, dimana satu perusahaan mendapatkan perusahaan lain dan mungkin
sistem informasinya tidak kompatibel dengannya (berbeda).

Pilihan Taktik
Dilakukan sebelum pilihan perancangan operasional
Pilihan Perancangan Operasional
Pilihan perancangan dapat dikelompokkan kedalam
Input
Online Vs Off Line Data Entry
Keyed Vs Machine Readable Data Entry
Centralized Vs Decentralized Data Entry
Processing
Batch Vs Realtime record update
Sequential Vs Direct Access to records
Single Vs Multiple User update of records
Output
Traditional Vs Turn Around Documents
Structured Vs Inquiry based reports
Taktik membandingkan (comparison tactics)
Sistem dibandingkan berdasarkan biaya dan keuntungan secara relatif. Biaya adalah kebutuhan
pembayaran untuk perancang dan pengoperasi sistem informasi.Keuntungan adalah nilai atau
kondisi tambahan sebagai hasil implementasi sistem informasi. Hal-hal tersebut termasuk
mengurangi tingkat kesalahaan (error rates), meningkatkan penjualan (increased customer sales),
dan mempercepat waktu respon. Keuntungan merupakan sesuatu yang sulit diukur karena bersifat
kualitatif (bukan berupa angka hanya deskriptif saja).Meningkatkan kepuasan konsumen dan
mengurangi perlawanan pemakai (end-user resistance) adalah keuntungan kualitatif. Keuntungan
adalah kesempatan untuk meningkatkan (memperbaiki) keuntungan perusahaan.
Ada tiga cara satu sistem (A) dapat lebih unggul dibanding sistem lainnya (B).
1. Mempunyai biaya yang rendah dibanding B, dan kedua sistem mempunyai
keuntungan sama.
2. Mempunyai biaya yang rendah dibanding B, dan A juga mempunyai keuntungan
yang lebih banyak dibanding B.
3. A dan B mempunyai biaya yang sama, tetapi A mempunyai keuntungan yang
lebih banyak.

Ada 4 metode yang biasa digunakan untuk membandingkan dua atau lebih
sistem informasi, yaitu :
a. Break-even analysis (BEP)
b. Payback period
c. Discounted payback period
d. Internal rate of return (IRR).
Kategori biaya
Pada dasarnya biaya dibagi dalam kategori :
a. Hardware : mainframe, minicomputers, microcomputers, dan peripheral
equipment.
b. Software : systems, utility, and application software.
c. People : analysts, programmers, operators, data entry personnel
d. Supplies : paper, tapes, disk
e. Telecommunications : modem, local area network cabling, multiplexors,
front-end processors
f. Physical site : air conditioning, humidity control, security
Nature of costs
Membandingkan biaya sistem informasi melalui kehidupan sistem, analis memproyeksi berapa
perubahan biaya untuk masa depan.

5.3. Pendekatan Kuantitatif

PENDEKATAN KUANTITATIF

Kuesioner

Kuesioner dapat berguna jika kita perlu mendapatkan informasi dalam jumlah terbatas dari
banyak orang dan mewawancarai mereka semua tidak akan praktis atau hemat biaya. Namun,
kuesioner sulit digunakan dengan sukses dan harus dirancang dengan hati-hati agar ada
kemungkinan berhasil.

Desain kuesioner yang tepat bergantung pada tujuannya, tetapi ada tiga hal utama yang perlu
dipertimbangkan:

Bagian tajuk

Di sinilah tujuan kuesioner dijelaskan, dan di mana instruksi untuk mengembalikannya


diberikan.

Bagian klasifikasi

Di sinilah rincian tentang responden yang memungkinkan informasi dikategorikan


berdasarkan kriteria analisis yang telah ditentukan, seperti usia, jenis kelamin . Jika
diputuskan bahwa kuesioner harus diisi tanpa nama, mungkin karena menanyakan beberapa
pertanyaan kontroversial, penting untuk memastikan bahwa responden benar-benar tidak
dapat diidentifikasi dengan cara lain; jika tidak, kepercayaan dalam proses tersebut akan
hilang dan Anda tidak akan mungkin mendapatkan tanggapan yang jujur, jika Anda
menerimanya sama sekali.

Di dalam sebuah sistem perlu adanya sebuah pengembangan sistem supaya sistem tersebut
mampu mengikuti apa apa saja yang sekarang di butuhkan sebuah konsumen,maka dari itu di
sini akan saya bahas sedikit mengenai hal yang diperlukan untuk pengembangan sistem yaitu
tahap penganalisaan dan investigasi masalah sebuah sistem

tahap penganalisaan merupakan tahap investigasi awal terhadap sistem yang sudah
berjalan,di tahap ini akan dilaksanakan pendefinisian masalah ,penyatuan konsep sistem serta
melakukan studi kelayakan sistem.
contoh dari kegiatan analisa sistem misalnya menginvestigasi terhadap setiap anggota
kelompok pada sebuah perusahaan yang memiliki banyak kelompok.hal ini mengingat ketika
pada sebuah perusahaan yang memiliki banyak kelompok, perusahaan juga secara otomatis
memiliki pendapat yang berbeda beda dari setiap anggota kelompok.Selama fase ini ,harus di
capai suatu kesepakatan mengenai sifat permasalahan yang ada dan juga mengenai hal yang
harus dipenuhi oleh sistem yang baru nantinya.
kegiatan analisis ini merupakan tingkat kompromi yg sering kali terlalu tinggi.Seseorang
sistem analis harus tanggap terhadap pendapat pihak lain dan harus berdiplomasi secara
baik.Meskipun seorang analis memilik kemampuan yang tinggi namun belum tentu saran
yang di berikan bisa di terima orang lain.
untuk melakukan investigasi dengan tepat sehingga di dapatkan konsep sebuah sistem
informasi yang sedang berjalan maupun yang akan dibuat nantinya,maka di perlukan teknik
pengumpulan data yang antara lain meliputi observasi langsung,wawancara,kuesioner dan
pengambilan sample dokumen.
OBSERVASI LANGSUNG
obeservasi langsung merupakan kegiatan mengamati secara langsung dari sebuah
sistem,perlu dilakukan menjawab pertanyaan pertanyaan seperti bagaimana melakukan suatu
sistem ,siapa yang melakukannya,berapa lama melakukannya,dimana melakukan dan lain
lain.
3 cara analis untuk melakukan observasi langsung :

 pengamatan secara langsung dengan melakukan interaksi dengan pihak yang di


observasi   
 pengamatan secara langsung tanpa berinteraksi dengan pihak yang di amati,tetapi
pihak yang di amati tahu bahwa mereka sedang dijadikan obyek pengamatan
 pengamatan dimana mengamati obyek tanpa diketahui oleh obyek yang diamati dan
tanpa interaksi apapun

WAWANCARA
wawancara merupakan suatu kegiatan yang paling tepat antara seorang sistem analis dengan
oraganisasi atau perusahaan dan merupakan teknik yang paling produktif dalam mencari
sebuah informasi.Hal itu di karenakan wawancara merupakan suatu teknik dimana pencari
dan pemberi data dapat langsung bertukar pikiran.
tujuan dari sebuah wawancara :

1. memerikasa dan melakukan cross chek terhadap kebenaran data dan info yang sudah
di ketahui sebelumnya.
2. menjajagi sifat dan pendapat dari responden tentang sistem yang akan dikembangkan
3. memperoleh data kuantitatif dan kualitatif mengenai kebijaksanaan,prosedur -
prosedur dan biaya.
4. wawancara juga bermanfaat untuk memperkuat dukungan dari elemen elemen
organisasi mengenai sistem baru yang diterapkan.

KUESIONER
pemakaian kuesioner bertujuan untuk menggali fakta dan memperoleh berbagai masukan dari
responden,kelebihan dari metode ini adalah dapat melakukan penelitian untuk responden
yang jumlahnya besar dan menjangkau responden yang berkedudukan jauh dari
analis.sedangkan kelemahan dari metode ini adalah dimana sulitnya responden memberikan
jawaban yang detail terhadapa suatu permasalahan karena kuesioner bersifat sangat terbatas
disamping sulitnya pembuat kuesioner menyusun pertanyaan yang bermanfaat tanpa
memperkirakan jawabanya terlebih dahulu.
SAMPLING DOKUMEN
Pada tahapan ini, dilakukan kajian secara menyeluruh serta mendalam terhadap kegiatan
sistem pengolahan data dan sistem informasi yang saat ini sedang berjalan. Juga perlu
diketahui secara tepat mengenai bentuk sistem informasi yang bagaimanakah yang
dikehendaki oleh manajemen, sehubungan dengan adanya rencana komputerisasi tersebut.
Tahap investigasi sebuah sistem memerlukan kepandaian seorang analis untuk melakukan
estimasi-estimasi sebelum menggunakan ukuran-ukuran yang real. Hal itu bertujuan agar
mendapatkan kesimpulan secara detail tentang apa yang dilakukan sistem lama, apa yang
harus dihasilkan sistem baru, serta permasalahan apa saja yang harus bisa dipecahkan oleh
sistem baru nantinya. Beberapa hal yang diestimasi antara lain seperti biaya, kebutuhan
perangkat, beban prosesing dan kombinasi tipe transaksi,termasuk juga jadwal kerja untuk
penyelesaian proyek.
Untuk mendapatkan hasil analisa dan investigasi data secara komprehensif, seorang sistem
analis perlu melakukan langkah-langkah seperti yang akan dijelaskan berikut.
1. Memahami sistem lama
2. Evaluasi sistem yang ada.
3. Memahami keinginan pemakai.
4. Laporan Definisi Masalah.
MEMAHAMI SISTEM LAMA
tahap memahami sistem lama,dapat di lakukan dengan melihat dan mengamati dokumen -
dokumen sistem yang telah ada pada perusahaan sperti bagan alir arus dokumen,bagan alir
sistem,struktur organisasi,diskripsi jabatan,kode rekening,dan salinan dokumen dokumen
bukti transaksi.Dengan demikian akan dapat dipahami sistem sebekumnya yaiut berkaitan
dengan apa yang dilakukan sistem lama,siapa yang menjalakan ,siapa yang memakai dan lain
lain.
EVALUASI TERHADAP SISTEM YANG ADA

Setelah mendapatkan rincian diskripsi mengenai sistem yang sedang berjalan, sistem analis
harus melakukan evaluasi terhadap sistem tersebut. Bagaimana kelebihan dan kelemahan
sistem yang telah berjalan selama ini? Hal-hal apa saja yang bisa ditingkatkan efektifitasnya?
Evaluasi terhadap sistem yang sudah berjalan, terutama tentang kekurangan
kekurangannya,tentunya akan memberikan pembenaran terhadap rencana pengembangan
sistem yang baru. Sasaran sistem baru akan menjadi lebih jelas, tentang apa yang harus
ditambahkan atau dikurangi dari sistem lama sehingga analis akan menjadi lebih mudah
untuk membuat sebuah konsep tentang “future system”  / sistem baru yang akan
dikerjakannya.
MEMAHAMI KEINGINAN PEMAKAI

Sebuah sistem informasi, dirancang dalam keterkaitan dengan sistem pengambilan keputusan.
Itu artinya, salah satu kunci keberhasilan sebuah sistem informasi adalah jika sistem tersebut
sesuai dengan keinginan dari pemakai/konsumen.Keinginan pemakai yang dimaksud ini
mencakup kebutuhan-kebutuhan akan output sistem, serta model operasional sistem yang
diingikan.
Kebutuhan akan output sistem adalah bahwa laporan yang dihasilkan akan memberikan
manfaat bagi yang menggunakannya. Ada beberapa hal yang membuat sebuah laporan tak
mampu memberikan manfaat. Beberapa hal tersebut antara lain adalah :

1. laporan kurang diakui kebenarannya.Hal ini bisa terjadi bila sebuah laporan memuat
data-data yang tidak lengkap atau sangat kurang dari yang seharusnya.
2. laporan tidak disajikan dalam bentuk yang terperinci dan mudah dipahami sehingga
membutuhkan waktu tambahan untuk menganalisa dan memahami kembali laporan
dengan yang memuat banyak data dan tidak terperinci.
3. laporan tidak memenuhi unsur tepat waktu.

Penelitian tentang sebuah laporan tidak hanya meliputi bentuk dan jenisnya saja, tetapi juga
meliputi jumlah dan frekuensi dihasilkannya laporan tersebut dibandingkan dengan jumlah
dan frekuensi tingkat kebutuhan manajemen akan laporan itu.
STUDI KELAYAKAN SISTEM

Fase ini merupakan fase yang cukup penting, dimana akan dilakukan studi kelayakan
terhadap sistem yang akan dibuat. Studi kelayakan akan menilai dari berbagai sisi,apakah
sistem memang layak untuk diimplementasikan. Penilaian tersebut antara lain mencakup :
• Kelayakan teknik
• Kelayakan ekonomi
• Kelayakan operasi
• Kelayakan jadwal
• Kelayakan hukum
Kelayakan Teknik.
Kelayakan teknik digunakan untuk menilai dan menjawab pertanyaan “apakah teknologi
yang ada dapat diterapkan pada sistem?”. Kelayakan ini mencakup dua hal pokok yang harus
dipertimbangkan yaitu ketersediaan teknologi di pasaran dan ketersediaan ahli yang
mengoperasikannya.
Kelayakan Ekonomi.
Kelayakan ekonomi dapat dinilai dari dua hal pokok yaitu biaya dan manfaat. Biaya
mencakup besar biaya yang diperlukan untuk mengembangkan sistem tersebut,sedangkan
manfaat mencakup besar manfaat yang diperoleh dengan pengembangan sistem. Sistem akan
dikatakan menguntungkan atau layak secara ekonomi jika manfaat
yang diberikan oleh sistem lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan untuk
mengembangkan sistem.
Kelayakan Operasional.
Studi kelayakan operasional mencakup beberapa permasalahan yang harus
dipertimbangkan untuk menentukan layak dan tidaknya sistem dioperasikan. Beberapa hal
tersebut antara lain :

1. kemungkinan bahwa sistem yang terlalu rumit sehingga sulit untuk di jalankan oleh
operator
2. kemungkinan adanya keengganan pemakai untuk meinggalkan sistem lama yang telah
ditekuni selama bertahun tahun
3. kemungkinan terjadi kesulitan melakukan pengendalian terhadap sistem oleh pihak
manajemen
4. Kualitas informasi yang dihasilkan sistem apakah sudah cukup memuaskan
pemakainya?

Kelayakan waktu.
Kelayakan waktu akan menilai apakah sistem dapat dikembangan sesuai waktu yang
ditetapkan sesuai kebutuhan sistem. Pihak manajemen sebagai pemakai sistem dan analis
sebagai pembuat sistem dapat menilai apakah waktu yang disediakan untuk mengembangkan
sistem dapat diterima dan disepakati bersama.
Kelayakan Hukum.
Kelayakan hukum yang dimaksud adalah peninjauan kembali hal-hal yang menyangkut
penerapan sistem dan dampak yang ditimbulkan

5.4. Analisis Dokumen

Analisis dokumen

Analisis dokumen melibatkan peninjauan sampel dokumen untuk mengungkap informasi tentang
suatu organisasi, proses atau sistem.

Untuk setiap dokumen kita harus menganalisis bidang-bidang berikut: Bagaimana dokumen itu
diselesaikan?

Siapa yang melengkapi dokumen?

Apakah ada validasi atau kontrol pada dokumen? Siapa yang menggunakan dokumen tersebut?

Kapan dokumen tersebut digunakan? Berapa banyak yang digunakan atau diproduksi?

Berapa lama dokumen disimpan oleh organisasi, dan dalam bentuk apa? Apa detail informasi
yang ditampilkan pada dokumen?

Darimana informasi atau data tersebut diperoleh?

Apakah nama lain digunakan dalam organisasi untuk salah satu item data?

Analisis dokumen berguna untuk melengkapi teknik lain seperti wawancara, lokakarya dan
observasi. Contoh dokumen yang telah dilengkapi atau cetakan sistem membantu memberikan
gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana organisasi bekerja di area tersebut, proses yang
diikuti, dan item informasi utama yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.

DOKUMEN SITUASI BISNIS SAAT INI

Sementara penyelidikan situasi bisnis saat ini sedang berlangsung, analis perlu mencatat temuan
untuk memahami berbagai masalah dan kebutuhan bisnis. Laporan pertemuan akan dibuat untuk
setiap wawancara dan lokakarya, dan bagian ini menyarankan lima teknik diagram yang juga
berguna dalam mendokumentasikan investigasi dan menganalisis situasi. Teknik-teknik ini
membantu analis untuk memahami informasi yang telah diperoleh dan untuk menemukan akar
penyebab masalah.

5.5. Kesimpulan

Kesimpulan

Ketika analis bisnis pertama kali memasuki suatu bidang studi, mereka membutuhkan berbagai
alat dan teknik untuk membantu mereka memahami luas dan dalamnya masalah. Sementara
mereka akan menggunakan latar belakang penelitian, lokakarya, wawancara tatap muka dan
metode kuantitatif untuk verifikasi data, mereka juga harus menggunakan alat diagnostik untuk
memahami bidang masalah dan pendekatan yang berbeda untuk mendokumentasikan temuan
mereka sesuai dengan fokus. Bab ini akan membahas berbagai fokus penyelidikan dan cara
mendokumentasikan temuan dan berbagai teknik untuk melakukan penelitian.

Topik 6

6.1. Manajemen Stakeholders

Manajemen Stakeholder (pemangku kepentingan) Proyek mencakup proses yang diperlukan


untuk mengidentifikasi orang, kelompok, atau organisasi yang dapat terdampak atau dipengaruhi
oleh proyek.

Dalam manajemen stakeholder proyek, kepuasan para stakeholder proyek harus dikelola sebagai
tujuan utama proyek. Untuk itu, manajemen stakeholder proyek mesti fokus pada

 Komunikasi berkelanjutan dengan para stakeholder untuk memahami kebutuhan dan


harapan mereka,
 Mengatasi masalah-masalah proyek yang terjadi,
 Mengelola kepentingan yang saling bertentangan dan mendorong keterlibatan stakeholder
yang tepat dalam pengambilan keputusan dan kegiatan proyek.

Berikut diskripsi proses-proses di manajemen stakeholder proyek sepanjang siklus hidup proyek.
Proses
Manajemen Stakeholder Proyek

6.2. Identifikasi Stakeholders

Identifikasi Stakeholder (Identify Stakeholder)


Proses mengidentifikasi orang, kelompok, atau organisasi yang dapat memengaruhi atau
dipengaruhi oleh keputusan, aktivitas, atau hasil proyek; dan menganalisis dan
mendokumentasikan informasi yang relevan mengenai minat mereka, keterlibatan, saling
ketergantungan, pengaruh, dan dampak potensial terhadap keberhasilan proyek.
Merencanakan Pengelolaan Stakeholder (Plan Risk Management)
Proses pengembangan strategi manajemen yang tepat untuk secara efektif melibatkan para
stakeholder di sepanjang siklus hidup proyek, berdasarkan analisis kebutuhan, minat, dan dampak
potensial mereka terhadap keberhasilan proyek.

6.3. Mengelola Stakeholders

Mengelola Keterlibatan Stakeholder (Monitor Risks)


Proses berkomunikasi dan bekerja dengan para stakeholder untuk memenuhi kebutuhan / harapan
mereka, mengatasi masalah terjadi dalam proyek, dan menumbuhkan keterlibatan stakeholder
yang tepat dalam kegiatan proyek sepanjang siklus hidup proyek.
Mengendalikan Keterlibatan Stakeholder (Monitor Risks)
Proses pemantauan keseluruhan hubungan stakeholder proyek dan menyesuaikan strategi dan
rencana untuk melibatkan stakeholder.
Adapun ringkasan yang menggambarkan output dari setiap proses dalam manajemen stakeholder
proyek dapat dilihat dalam gambar berikut.
Ringkasan
Proses Manajemen Stakeholder Proyek

Konsep Utama Manajemen Stakeholder Proyek

Organisasi harus memilih untuk mengambil risiko proyek yang terkendali dan disengaja untuk
menciptakan nilai sambil menyeimbangkan risiko dan reward
Setiap proyek memiliki stakeholder yang terkena dampak atau dapat berdampak pada proyek
secara positif atau negatif. Beberapa stakeholder mungkin memiliki kemampuan terbatas untuk
memengaruhi pekerjaan atau hasil proyek; yang lain mungkin memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap proyek dan hasil yang diharapkan. Penelitian akademis dan analisis bencana proyek
menyoroti pentingnya pendekatan terstruktur untuk identifikasi, penentuan prioritas, dan
keterlibatan semua stakeholder. Kemampuan manajer proyek dan tim untuk mengidentifikasi dan
melibatkan semua stakeholder secara tepat dengan cara yang tepat dapat berarti perbedaan antara
keberhasilan dan kegagalan proyek. Untuk meningkatkan peluang keberhasilan, proses
identifikasi dan pelibatan stakeholder harus dimulai sesegera mungkin setelah piagam proyek
disetujui, manajer proyek telah ditugaskan dan tim mulai terbentuk.
Kepuasan stakeholder harus diidentifikasi dan dikelola sebagai tujuan proyek. Kunci untuk
pelibatan stakeholder yang efektif adalah fokus pada komunikasi berkelanjutan dengan semua
stakeholder, termasuk anggota tim, untuk memahami kebutuhan dan harapan mereka, mengatasi
masalah ketika hal itu terjadi, mengelola kepentingan yang saling bertentangan, dan mendorong
keterlibatan stakeholder yang tepat dalam keputusan dan kegiatan proyek.

Proses mengidentifikasi dan melibatkan para stakeholder untuk manfaat proyek adalah berulang.
Meskipun proses dalam Manajemen Stakeholder Proyek hanya diuraikan satu kali, kegiatan
identifikasi, penentuan prioritas, dan keterlibatan harus ditinjau dan diperbarui secara rutin, dan
setidaknya pada saat-saat berikut ketika:

 Proyek bergerak melalui berbagai fase dalam siklus hidupnya,


 Stakeholder saat ini tidak lagi terlibat dalam pekerjaan proyek atau stakeholder baru
menjadi anggota komunitas stakeholder proyek, atau
 Ada perubahan signifikan dalam organisasi atau komunitas stakeholder yang lebih luas.

6.4. Praktek dan Pertimbangan Manajemen Stakeholders

Tren dan Praktek Manajemen Stakeholder Proyek

Tools dan metode yang saat ini banyak digunakan dalam pengelolaan Manajemen Stakeholder
Proyek.
Definisi yang lebih luas dari stakeholder sedang dikembangkan yang memperluas kategori
tradisional karyawan, pemasok, dan pemegang saham untuk memasukkan kelompok-kelompok
seperti regulator, kelompok lobi, ahli lingkungan, organisasi keuangan, media, dan mereka yang
hanya percaya bahwa mereka adalah pemangku kepentingan — mereka merasa bahwa mereka
akan dipengaruhi oleh pekerjaan atau hasil proyek.
Tren dan praktik yang muncul untuk Manajemen Stakeholder Proyek termasuk tetapi tidak
terbatas pada:

 Identifikasi semua stakeholder, bukan hanya perangkat terbatas;


 Memastikan bahwa semua anggota tim terlibat dalam kegiatan keterlibatan stakeholder;
 Mengkaji komunitas stakeholder secara teratur, sering bersamaan dengan ulasan risiko
proyek individu;
 Berkonsultasi dengan para stakeholder yang paling terpengaruh oleh pekerjaan atau hasil
proyek melalui konsep co-creation. Co-creation lebih menekankan pada pelibatan
stakeholder yang terkena dampak dalam tim sebagai mitra; dan
 Menangkap nilai dari keterlibatan stakeholer yang efektif, baik positif maupun negatif.
Nilai positif dapat didasarkan pada pertimbangan manfaat yang diperoleh dari tingkat
dukungan aktif yang lebih tinggi dari para stakeholder, khususnya stakeholder yang kuat.
Nilai negatif dapat diperoleh dengan mengukur biaya sebenarnya dari tidak melibatkan
stakeholder secara efektif, yang mengarah pada penarikan produk atau hilangnya reputasi
organisasi atau proyek.

Pertimbangan dalam Manajemen Stakeholder Proyek

Berbagai pertimbangan dalam proses Manajemen Stakeholder Proyek.


Karena setiap proyek adalah unik, manajer proyek mungkin perlu menyesuaikan cara proses
Manajemen Stakeholder Proyek diterapkan. Pertimbangan untuk menjahit termasuk tetapi tidak
terbatas pada:

 Keragaman pemangku kepentingan. Ada berapa banyak pemangku kepentingan?


Seberapa beragam budaya dalam komunitas pemangku kepentingan?
 Kompleksitas hubungan pemangku kepentingan. Seberapa kompleks hubungan dalam
komunitas pemangku kepentingan? Semakin banyak jaringan yang diikuti oleh pemangku
kepentingan atau kelompok pemangku kepentingan, semakin kompleks jaringan
informasi dan informasi yang salah yang diterima oleh pemangku kepentingan.
 Teknologi komunikasi. Teknologi komunikasi apa yang tersedia? Mekanisme dukungan
apa yang ada untuk memastikan bahwa nilai terbaik dicapai dari teknologi?

Agile pada Manajemen Stakeholder Proyek

Dalam proyek yang agile; klien, pengguna, dan pengembang bertukar informasi dalam proses
kreatif bersama yang dinamis yang mengarah pada keterlibatan stakeholder yang lebih besar dan
kepuasan yang lebih tinggi.
Proyek yang mengalami perubahan tingkat tinggi membutuhkan keterlibatan dan partisipasi aktif
dengan para stakeholder proyek. Untuk memfasilitasi diskusi dan pengambilan keputusan yang
tepat waktu dan produktif, tim adaptif terlibat dengan stakeholder secara langsung daripada
melalui lapisan manajemen. Seringkali klien, pengguna, dan pengembang bertukar informasi
dalam proses kreatif bersama yang dinamis yang mengarah pada keterlibatan stakeholder yang
lebih besar dan kepuasan yang lebih tinggi. Interaksi rutin dengan komunitas stakeholder di
seluruh proyek mengurangi risiko, membangun kepercayaan, dan mendukung penyesuaian
sebelumnya dalam siklus proyek, sehingga mengurangi biaya dan meningkatkan kemungkinan
keberhasilan proyek.
Untuk mempercepat penyebaran informasi di dalam dan di seluruh organisasi, metode gesit
mempromosikan transparansi yang agresif. Maksud mengundang setiap stakeholder untuk rapat
proyek dan meninjau atau memposting artefak proyek di ruang publik adalah untuk
memunculkan secepatnya setiap ketidakselarasan, ketergantungan, atau masalah lain yang terkait
dengan proyek yang berubah.

6.5. Kesimpulan

Kesimpulan

Dalam manajemen stakeholder proyek, kepuasan para stakeholder proyek harus dikelola sebagai
tujuan utama proyek. Untuk itu, manajemen stakeholder proyek mesti fokus pada

 Komunikasi berkelanjutan dengan para stakeholder untuk memahami kebutuhan dan


harapan mereka,
 Mengatasi masalah-masalah proyek yang terjadi,
 Mengelola kepentingan yang saling bertentangan dan mendorong keterlibatan stakeholder
yang tepat dalam pengambilan keputusan dan kegiatan proyek.

Setiap proyek memiliki stakeholder yang terkena dampak atau dapat berdampak pada proyek
secara positif atau negatif. Beberapa stakeholder mungkin memiliki kemampuan terbatas untuk
memengaruhi pekerjaan atau hasil proyek; yang lain mungkin memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap proyek dan hasil yang diharapkan. Penelitian akademis dan analisis bencana proyek
menyoroti pentingnya pendekatan terstruktur untuk identifikasi, penentuan prioritas, dan
keterlibatan semua stakeholder. Kemampuan manajer proyek dan tim untuk mengidentifikasi dan
melibatkan semua stakeholder secara tepat dengan cara yang tepat dapat berarti perbedaan antara
keberhasilan dan kegagalan proyek. Untuk meningkatkan peluang keberhasilan, proses
identifikasi dan pelibatan stakeholder harus dimulai sesegera mungkin setelah piagam proyek
disetujui, manajer proyek telah ditugaskan dan tim mulai terbentuk.

Topik 7

7.1 Tahap Pengumpul Data


Pengumpulan data merupakan sarana pokok untuk menemukan penyelesaian masalah secara
ilmiah. Dalam peran data, instansi yang terkait sangat diperlukan sebagai pendukung dalam
memperoleh data-data yang diperlukan. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
mempelajari data adalah: 1. Jenis - jenis data. 2. Tempat diperolehnya data 3. Jumlah data yang
harus dikumpulkan agar diperoleh data yang memadai (cukup, seimbang, dan tepat atau akurat).

Tahap ini tidak hanya sekedar kegiatan data, tetapi juga suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra-
analisis. Pada Tahap ini data dapat dijadikan sebagai dua, yaitu:

1.       Data eksternal

2.       Data Internal

7.2 Tahap Analisis


Proses bisnis adalah sistem yang digunakan perusahaan untuk menjawab. Proses ini juga dapat
diartikan sebagai langkah-langkah yang dilakukan untuk menghasilkan nilai bagi pelanggan.
Manajer proses bisnis untuk menilai apa pun proses berjalan. Manajer pertama-tama menganalisis
proses yang berjalan saat ini. Setelah itu, pihak manajemen dapat menentukan perubahan untuk
meningkatkan proses yang ada. Peningkatan proses dapat membantu perusahaan memberikan
waktu, menurunkan biaya, atau menciptakan produk yang lebih sesuai bagi pelanggan

Di dalam tahap analisa sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analis
sistem, sebagai berikut:

1. Identifikasi, yaitu mengidentifikasikan masalah


2. Memahami, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada
3. Analisis, analisis sistem
4. Laporan, yaitu membuat laporan hasil analisis.

7.3 Tahap Pengambilan Keputusan


Pengambilan Keputusan adalah suatu proses pemikiran dalam pemulihan dari beberapa alternatif
atau kemungkinan yang paling sesuai dengan nilai atau tujuan individu untuk memperoleh hasil
atau solusi mengenai prediksi ke depan.

Pendekatan bertahap sebagai metode pengambilan keputusan yang diambil dari kebiasaan yang
diambil dari keputusan yang tidak disadarinya, yang terdiri dari tujuh tahapan. Berikut adalah
tujuh langkah dalam proses pengambilan keputusan

1. Mengidentifikasi keputusan => Langkah pertama dalam membuat keputusan yang


tepat adalah masalah permasalahan serta memutuskan untuk mengatasi hal itu, dan
juga menentukan alasan tentang mengapa keputusan ini akan membuat perubahan
bagi konsumen atau karyawan.
2. Mengumpulkan informasi =>  Selanjutnya, saatnya untuk mengumpulkan
informasi sehingga dapat membuat keputusan berdasarkan data dan fakta. Tahap ini
kebutuhan untuk menentukan informasi apa yang relevan dengan keputusan yang
ada dan bagaimana cara mendapatkannya. Supaya efektif, sebelumnya definisikan
apa yang tidak perlu diketahui dan berpengaruh dengan keputusan, dan menentukan
siapa saja yang perlu dilibatkan.
3. Mengidentifikasi alternatif =>  Dengan pemahaman yang indikasi, indikasi
kemungkinan akan lahir opsi-opsi keputusan. Opsi tersebut yang diambil utuk salah
satunya sebagai keputusan.
4. Menimbang bukti =>  Dalam langkah ini diperlukan "kelayakan, penerimaan dan
keinginan" untuk melihat alternatif manakah yang terbaik. Pengambil keputusan baik
itu manajer / eksekutif atau pelaku usaha harus mampu mempertimbangkan pro dan
kontra kemudian memilih opsi yang memiliki peluang berada. Mencari opini yang
tidak dapat memberikan perspektif baru terhadap permasalahan juga mungkin akan
sangat membantu.
5. Memilih diantara alternatif pilihan =>  Ketika tiba waktunya untuk membuat
keputusan, bahwa adanya risiko yang bergantung pada keputusan yang diambil.
Atau, alternatif lainya, dengan memilih kombinasi dari beberapa alternatif setelah
memahami informasi serta potensi resikonya.
6. Bertindak =>  Selanjutnya, setelah keputusan diambil harus segera dibuat rencana
implementasi. Hal ini melibatkan identitas yang diperlukan serta dukungan
dukungan dari karyawan dan pemangku kepentingan. Mengumpulkan orang lain
yang setuju dengan keputusan yang diambil adalah komponen kunci untuk
melaksanakan rencana kita secara efektif. 
7. Meninjau kembali => Langkah penting namun diabaikan. Pengambilan keputusan
adalah keputusan yang diambil. Apabila keputusan yang diambil tidak sesuai dengan
apa yang telah direncanakan, segeralah tinjau kembali dan telusuri secara runtut apa
yang menyimpang atau tidak sesuai.

7.4 Data Internal

Data bersifat  internal  jika perusahaan menghasilkan, memiliki, dan mengendalikannya

Data Internal dapat diperoleh di dalam Perusahaan itu sendiri, seperti

1. Laporan Keuangan (Neraca, Laba-Rugi, Arus Kas, Struktur Pendanaan)


2. Laporan Kegiatan Sumber Daya Manusia (jumlah karyawan, pendidikan, keahlian,
pengalaman,  gaji, turn over
3. Laporan kegiatan operasional
4. Laporan Kegiatan Pemasaran

7.5 Data Eksternal


Data  eksternal  adalah data publik atau data yang dihasilkan dari luar perusahaan; oleh karena
itu, perusahaan tidak memiliki atau mengontrolnya.

Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar perusahaan seperti:

1.       Analisis Pasar

2.       Analisis Kompetitor

3.       Analisis Komunitas

4.       Analisis Pemasok

5.       Analisis Pemerintah

6.       Analisis Kelompok Kepentingan tertentu

7.6 Matrik Tows atau Matrik SWOT

Matrik SWOT dibutuhkan untuk mengetahui perhatian manajemen terhadap kondisi internal dan
eksternal dari organisasi. Matrik SWOT ini mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal serta
kekuatan dan kelemahan internal. Peluang dan ancaman eksternal merujuk pada peristiwa dan
tren ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, hukum, pemerintahan, teknologi,
dan persaingan yang dapat menguntungkan atau merugikan suatu organisasi secara berarti di
masa depan.

Peluang dan ancaman sebagian besar di luar kendali suatu organisasi. Kekuatan dan kelemahan
internal adalah segala kegiatan dalam kendali organisasi yang bisa dilakukan dengan sangat baik
atau buruk. Kekuatan dan kelemahan tersebut ada dalam kegiatan manajemen, pemasaran,
keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi
manajemen di setiap perusahaan. Mengenali dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internal
organisasi di bidang-bidang fungsional dari bisnis merupakan kegiatan manajemen strategis yang
menonjolkan kekuatan internal dan berusaha menghapus kelemahan internal.

7.7 Matrik BCG


Matrik BCG adalah sebuah matriks (diagram) yang diciptakan oleh Bruce D. Henderson untuk
membantu perusahaan dalam menganalisis serta unit usaha dan lini produknya. BCG adalah
kepanjangan dari Boston Consulting Group, merupakan perusahaan konsultan Manajemen yang
didirikan pada tahun 1963 dan memiliki 87 kantor di 45 negara termasuk Indonesia.

 Kegunaan dari matriks BCG pada manajemen perusahaan adalah sebagai acuan dalam
mengalokasikan dana, memproduksi dan menjual produknya. Matriks BCG ini berkaitan erat
dengan siklus hidup produk (Products life cycle) sehingga sering disebut juga dengan Product
Portfolio Matrix (Matriks Portofolio Produk). Beberapa nama lain Matriks BCG di antaranya
adalah BCG Growth-Share Matrix (Matriks Pertumbuhan dan Pangsa Pasar BCG), Boston Box
dan Portfolio Diagram (Diagram Portofolio).

 Matriks BCG berbeda dengan strategi pemasaran STP. Jika STP secara khusus diterapkan pada
pemasaran dengan 3 tahapan proses; segmenting, targeting, positioning, maka matriks BCG
melihat dari situ pasar (penjualan) dibandingkan dengan pertumbuhan produk itu sendiri. Klik
disini untuk mempelajari strategi pemasaran STP.

Bagaimana Bentuk Matriks BCG?

Matriks BCG terdiri dari 4 sel-kuadran (2 baris, 2 kolom). 4 sel-kuadran tersebut mewakili 4
kategori kategori produk (yang akan dihitung) perusahaan dari 2 dimensi klasifikasi bisnis unit
yaitu Relatif Market Share (alur pasar relatif) dan Market Growth Rate (tingkat pertumbuhan
pasar).
7.8 Matrik Internal Eksternal

Matriks internal eksternal ini dikembangkan dari model General Electric (GE-Model). Parameter
yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal perusahaan dan pengaruh eksternal yang
dihadapi. Tujuan penggunaan model ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat
korporat yang lebih detail.

Diagram tersebut dapat mengidentifikasikan 9 sel strategi perusahaan, tetapi pada prinsipnya
kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu:

Growth strategy yang merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri (sel 1, 2, dan 5) atau upaya
diversifikasi (sel 7 dan 8).

Stability strategy adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi yang telah
ditetapkan.
Retrenchment strategy (sel 3, 6, dan 9) adalah usaha memperkecil mengurangi usaha yang
dilakukan perusahaan.

7.9 Matrik Space

Matriks SPACE ( Posisi Strategis dan Evaluasi Tindakan),  digunakan untuk evaluasi strategi.
Analisa ini pendekatan yang digunakan untuk menentukan cara dan individu bisnisnya. Ini
pengembangan dari metode portofolio dua dimensi, seperti penawaran portofolio produk BCG
( Boston Consuling Group)  atau metode  Mc. Matriks Kekuatan Industri / Kekuatan Perusahaan
Kinsey.

Analisis spasial berusaha untuk mengatasi keterbatasan metode metode lainnya, dengan
menambahkan dua dimensi lagi pada matriks. Setiap dimensi dilihat sebagai gabungan dari
beberapa faktor yang dievaluasi secara terpisah. Dengan memasukkan sejumlah faktor, manajer
dapat melakukan evaluasi strategi tertentu dari beberapa perspektif, dalam posisi yang lebih baik
untuk menentukan strategi yang dipilih.

Analisis SPASI terdiri dari empat variabel input / dimensi yang digunakan, yaitu:

1. Kekuatan Finansial (KF) Mencakup ukuran-ukuran yang menunjukan kekuatan


finansial yang dimiliki perusahaan, seperti: profitabilitas, likuiditas, aliran uang kas, skala
ekonomi.
2. Kekuatan Industri (KI) Mencakup ukuran menunjukan kekuatan industri / bisnis
perusahaan, seperti: potensi pertumbuhan, produktivitas, intensitas kapital.
3. Keunggulan Bersaing (KB) Mencakup ukuran-ukuran yang menggambarkan
keunggulan bersaing yang dimiliki perusahaan, seperti: kualitas produk, pelanggan setia,
konten pasar, utilitas kapital.
4. Kestabilan Lingkungan (KL) Mencakup ukuran-ukuran yang mencerminkan
lingkungan perusahaan, termasuk: perubahan teknologi, tingkat inflasi, hambatan masuk
pasar, intensitas persaingan.

Kekuatan finansial dan keunggulan bersaing merupakan dua faktor yang menentukan dalam
strategi, sedangkan kekuatan industri dan kestabilan menunjukkan peringkat strategi industri
secara menyeluruh. Pada diagram SPACE faktor-faktor diukur dengan skala -400 sampai +400.

7.10 Matrik Strategy

 Strategi Matrik  digunakan untuk melihat strategi bisnis yang tepat perusahaan. Evaluasi
faktor internal   dan   evaluasi faktor  eksternal   merupakan dasar untuk melihat strategi
bisnis dengan menggunakan metode 


 Perusahaan yang berada pada Kuadran I dalam Matriks  Grand Strategy  berada pada
posisi yang sangat bagus. Jika perusahaan berkonsentrasi pada pasar saat ini, maka
penetrasi pasar dan pengembangan pasar adalah pilihan yang sesuai, sedangkan jika
konsentrasi pada produk yang dimiliki saat ini, maka strategi pengembangan produk
adalah strategi yang sesuai. Tidaklah bijak untuk perusahaan di Kuadran I untuk bergerak
dari keunggulan kompetitif yang dimilikinya saat ini. Ketika organisasi pada Kuadran
Saya memiliki sumber daya yang berlebih, maka Integrasi ke belakang, ke depan, atau
horizontal dapat menjadi strategi yang efektif. Bila perusahaan pada Kuadran Saya terlalu
berkomitmen pada satu produk, maka diversifikasi konsentrik dapat mengurangi risiko
yang berhubungan dengan lini produk yang sempit. Perusahaan Kuadran Saya mampu
mengambil keuntungan dari peluang eksternal dalam beberapa bidang,

Anda mungkin juga menyukai