TOPIK 1
2. Banyak analisis bisnis berasal dari latar belakang bisnis dan memiliki pemahaman terbatas
tentang IT dan kurang nyaman menggunakan IT dalam memenuhi kebutuhan bisnis, namun
solusi potensial pada bisnis saat ini menuntut untuk melibatkan IT dalam bisnis
1. Dampak Outsourcing
- Organisasi menyerahkan pekerjaan IT kepada pihak luar dengan pertimbangan efisiensi dan
kepraktisan.
- Perlu komunikasi yang baik antara organisasi (orang bisnis) dan tim outsource (orang teknis).
3. Perubahan Bisnis yang Sukses, Perlu adanya analisis terhadap organisasi dan kebutuhan bisnis
untuk menentukan cara baru yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas.
- Organisasi perlu menerapkan sistem informasi untuk keunggulan bersaing, namun sulit dicapai.
- Organisasi perlu solusi untuk isu dan peluang bisnis, yang belum tentu berupa teknologi
informasi
5. Penggunaan Konsultan, Memberi saran dalam siklus hidup perubahan bisnis secara objektif.
2. Analis Bisnis perlu membuat rekomendasi perubahan bisnis yang didukung oleh kasus bisnis
yang akurat.
3. Analis Bisnis diminta untuk fokus pada perbaikan/pergantian sistem TI yang ada sesuai
dengan kebutuhan bisnis.
1. Proses
2. Manusia
3. Organisasi
4. Teknologi
- Apakah sistem telah mendukung bisnis sebagaimana yang diperlukan?
Konsultan internal yang bertanggung jawab menginvestigasi situasi bisnis, mengidentifikasi dan
mengevaluasi pilihan untuk peningkatan sistem bisnis, penentuan kebutuhan dan memastikan
penggunaan sistem informasi yang efektif dalam memenuhi kebutuhan bisnis.
Tanggung jawab:
- Analisis bisnis menawarkan peluang bagi organisasi untuk memastikan teknologi dimanfaatkan
secara efektif.
TOPIK 2
Analisis kelayakan adalah proses menentukan apakah suatu ide bisnis yang baru dapat
bertahan menjadi sebuah usaha yang sukses. Tujuannya adalah untuk menentukan apakah ide
bisnis tersebut layak diwujudkan atau tidak. Jika ide bisnis tersebut tergolong layak, maka
langkah berikutnya adalah menyusun rencana yang solid (unggul) untuk mengeksploitasinide
tersebut.
2.2 Pengertian Analisis Kelayakan dan Menyusun Rencana
Bisnis yang Unggul
Langkah pertama dalam menilai seberapa menarik suatu industry adalah dengan
mengidentifikasi industry tersebut dalam tingkat makro.
Dengan mengidentifikasi hal-hal diatas, akan membantu para wirausahawan untuk
menetukan apakah masih terdapat potensi yang memadai dalam industry yang baru akan
dimasukinya tersebut.
Salah satu alat yang dapat digunakan untuk menganalisis daya tarik suatu industry adalah
model lima kekuatan yang dikembangkang oleh Michael Porter Harvard Business School.
Lima kekuatan atau tekanan ini akan saling berinteraksi satu sama lain untuk menentukan
posisi dimana beberapa perusahaan bersaing dan karenanya menentukan daya tarik industry
tersebut. Lima kekuatan atau tekanan yang dimaskud adalah:
Ketika suatu perusahaan menciptakan sebuah inovasi dan mengembangkan suatu strategi
yang unik, serta mempengaruhi tren pasar, maka perusahaan pesaingnya mau tidak mau harus
beradaptasi untuk menghindari risiko tersingkirnya (keluar) dari bisnisnya.
Tekanan ini akan membuat pasar sebagai tempat yang dinamis dan penuh kompetitif.
Pada umumnya, suatu industry akan menjadi lebih menarik atau menantang apabila terdapat
kondisi-kondisi sebagai berikut:
Contoh : “memasok berbagai chip yang berfungsi sebagai “otak” computer dank arena chip
seperti Intel memiliki kekuasaan besar atas para produsen computer seperti Dell, Hewlett-
Packard, dan Gateway”.
1. Terdapat banyak pemasok yang menjual suku cadang atau bahan baku penting ke berbagai
perusahaan yang ada didalam industry tersebut.
3. Biaya peralihan rendah, dimana perusahaan-perusahaan yang ada dalam industry tersebut
dapat dengan mudah berpindah dari suatu pemasok kepemasok lainnya dalam mendapatkan
bahan baku.
4. Suku cadang atau bahan baku yang ditawarkan oleh pemasok menyerap porsi biaya barang
jadi yang diperlukan.
1. Biaya peralihan para pelanggan industry tersebut ke produk pesaing atau produk subsitusi
relatife tinggi.
3. Para pelanggan menginginkan berbagai produk diferensiasi, bukan membeli produk komoditas
yang bisa mereka dapatkan dari pemasok manapun.
4. Para pelanggan sulit mengumpulkan informasi mengenai biaya, harga, dan berbagai fitur
produk pemasok.
5. Suku cadang atau bahan baku yang dijual oleh perusahaan dalam industry tersebut merupakan
bagian yang relative besar dari total biaya barang jadi para pelanggan mereka.
TOPIK 3
Dari diagram Cartesius tersebut, dapat diketahui hasil analisis SWOT, sesuai dengan posisi dari
hasil perhitungannya, yaitu:
· Sebelah kiri atas -> Startegi Rasionalisasi (Turne around).
· Sebelah kanan atas -> Strategi Agresif (Growth).
· Sebelah kiri bawah -> Strategi Defensif
· Sebelah Kanan bawah -> Strategi Diversifikasi.
Strenght
Atribut dari orang atau perusahaan yang sangat membantu untuk mencapai tujuan
Weaknesses
Atribut dari orang atau perusahaan yang berbahaya untuk mencapai tujuan
Opportunities
Threats
SWOT ini biasa digunakan untuk menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat sebuah rencana
untuk melakukan sesuatu atau memutuskan sebuah strategi,sebagai contoh, program kerja
strategi. Analisis ini digunakan untuk:
Lingkungan organisasi pendidikan selalu berubah dari tahun ke tahun. Yang dimaksud dengan
lingkungan adalah alam fisik, tumbuh-tumbuhan, binatang dan manusia dengan kebudayaannya.
Di antara jenis lingkungan yang paling pesat berkembang adalah manusia dengan
kebudayaannya. Perkembangan jenis lingkungan inilah terutama yang memberi tantangan bagi
para manajer lembaga pendidikan dalam mengubah struktur organisasi. Perubahan lingkungan
pendidikan indonesia yang menonjol ialah :
Para manajer pendidikan harus responsif terhadap perubahan-perubahan itu dan berusaha
menjawab tantangan-tantangan itu dengan cara mengubah atau menyesuaikan struktur
organisasinya, membentuk struktur baru yang cocok untuk peningkatan pendidikan yang lebih
tepat dengan tuntutan zaman.
Demikian tak terkecuali bagi pondok pesantren yang merupakan lembaga pendidikan Islam
tertua di Indonesia juga mempunyai tanggung jawab terhadap perubahan dan rekayasa sosial.
Karena memiliki model pendidikan dan cara belajar santri, pesantren selayaknya menjadi
lembaga tafaqquh fiddin dalam arti luas bukan hanya dimaknai menjadi lembaga pendidikan
fiqih. Dalam kaitannya dengan respon keilmuan pesantren terhadap dinamika modernitas,
terdapat dua hal penting yang harus diperhatikan. Dimana keduanya merupakan upaya kultural
keilmuan pesantren, sehingga keilmuan pesantren tetap menemukan relevansinya dengan
perkembangan kontemporer. Penentuan arah pengembangan suatu lembaga sangat dipengaruhi
oleh banyak faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Lingkungan internal adalah suatu
kekuatan yang berada di luar lembaga dimana lembaga tidak mempunyai pengaruh sama sekali
terhadapnya sehingga perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan ini akan
mempengaruhi kinerja lembaga.
Sedangkan lingkungan eksternal adalah lebih pada analisa intern lembaga dalam rangka menilai
atau mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari tiap-tiap unit kerja.Ada dua faktor yang
membuat analisa lingkungan menjadi suatu analisa penting dalam pengembangan sebuah
lembaga terutama lembaga pendidikan. Yang pertama organisasi atau lembaga tidak berdiri
sendiri tetapi berinteraksi dengan bagian-bagian dari lingkungannya dan lingkungan itu sendiri
selalu berubah setiap saat dan yang kedua pengaruh lingkungan yang sangat rumit dan komplek
dapat mempengaruhi kinerja banyak bagian yang berbeda dari sebuah lembaga.
Telaah Lingkungan Eksternal (PLE) adalah mencermati (scanning) peluang dan tantangan yang
ada di lingkungan eksternal organisasi sendiri (yang tidak dapat dikelola manajemen) yang
meliputi berbagai faktor yang dapat dikelompokkan dalam bidang/aspek.
a. Task Environment, secara langsung berinteraksi dan mempengaruhi organisasi seperti: Klien,
Konsumen, Stakeholder, pesan Pelanggan.
b. Societal Envirnment, pada umumnya terdiri dari beberapa elemen penting seperti Ekonomi,
Teknologi, Sosial Budaya, Politik.
2. Technological Environment, merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan
economic environment. Kemajuan teknologi yang dapat sangat pesat pada saat ini menuntut
organisasi untuk selalu mengikuti perubahan teknologi ini agar dapat berjalan dengan efektif dan
efisien.
3. Social Environment, menjadi yang paling penting dalam kehidupan organisasi karena
menyangkut perilaku sosial dan nilai-nilai budaya (social attitude and values).
Transparasi/keterbukaan merupakan suatu tuntutan baru, terutama terhadap pemerintahan,
sementara kritik masyarakat harus diperhatikan, dan adanya tuntutan akan peningkatan ”quality
of life”yang semakin gencar.
Faktor eksternal ini mempengaruhi terbentuknya Opportunities and Threats (O and T). Dimana
faktor ini menyangkut dengan kondisi-kondisi yang terjadi diluar perusahaan yang
mempengaruhi dalam pembuatan keputusan perusahaan. Faktor ini mencakup lingkungan
industri (industry environment) dan lingkungan bisnis makro (macro environment), ekonomi,
politik, hukum, tekonologi, kependudukan, dan sosial budaya.
b) Faktor Internal
Faktor internal ini mempengaruhi terbentuknya Strengths and Weaknesses (S and W). Dimana
faktor ini menyangkut dengan kondisi yang terjadi dalam perusahaan, yang mana ini turut
mempengaruhi terbentuknya pembuatan keputusan (decision making) perusahaan. Faktor
Internal ini mencakup meliputi semua macam manajemen fungsional: pemasaran, keuangan,
operasi, sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan, sistem informasi manajemen, dan
budaya perusahaan (corporate culture).
- Kekuatan dan Kelemahan. Kekuatan adalah faktor internal yang ada di dalam institusi yang
bisa digunakan untuk menggerakkan institusi ke depan. Suatu kekuatan / strenghth (distinctive
competence) hanya akan menjadi competitive advantage bagi suatu institusi apabila kekuatan
tersebut terkait dengan lingkungan sekitarnya, misalnya apakah kekuatan itu dibutuhkan
atau bisa mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat kekuatan
yang dan institusi tersebut memiliki core competence yang sama, maka kekuatan harus diukur
dari bagaimana kekuatan relatif suatu institusi dibandingkan dengan institusi yang lain. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak semua kekuatan yang dimiliki institusi harus dipaksa
untuk dikembangkan karena adakalanya kekuatan itu tidak terlalu penting jika dilihat dari
lingkungan yang lebih luas. Hal-hal yang menjadi opposite dari kekuatan adalah kelemahan.
Sehingga sama dengan kekuatan, tidak semua kelemahan dari institusi harus dipaksa untuk
diperbaiki terutama untuk hal-hal yang tidak berpengaruh pada lingkungan sekitar.
- Peluang dan Ancaman. Peluang adalah faktor yang di dapatkan denganmembandingkan analisa
internal yang dilakukan di suatu institusi (strenghth danweakness) dengan analisa internal dari
kompetitor lain. Sebagaimana kekuatanpeluang juga harus diranking berdasarkan success
probbility, sehingga tidak semua peluang harus dicapai dalam target dan strategi institusi.
Peluang dapatdikatagorikan dalam tiga tingkatan :
a. Low, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang kecil dan peluangpencapaiannya juga kecil.
b. Moderate : jika memiliki daya tarik dan manfaat yang besar namunpeluang pencapaian kecil
atau sebaliknya.
c. Best, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang tinggi serta peluangtercapaianya besar.
- Ancaman adalah segala sesuatu yang terjadi akibat trend perkembangan (persaingan) dan tidak
bisa dihindari. Ancaman juga bisa dilihat dari tingkat keparahan pengaruhnya (serousness) dan
kemungkinan terjadinya (probability of occurance). Sehingga dapat dikatagorikan :
a. Ancaman utama (major threats), adalah ancaman yang kemungkinanterjadinya tinggi dan
dampaknya besar. Untuk ancaman utama ini,diperlukan beberapa contingency planning yang
harus dilakukan institusiuntuk mengantisipasi.
b. Ancaman tidak utama (minor threats), adalah ancaman yang dampaknyakecil dan
kemungkinan terjadinya kecil.
a. Suatu institusi dikatakan memiliki keunggulan jika memiliki majoropportunity yang besar dan
major threats yang kecil.
b. Suatu institusi dikatakan spekulatif jika memiliki high opportunity danthreats pada saat yang
sama.
c. Suatu institusi dikatakan mature jika memiliki low opportunity dan threat.
d. Suatu institusi dikatakan in trouble jika memiliki low opportinity dan highthreats.
Meskipun sifatnya adalah impian, visi harus memenuhi kriteria di antaranya adalah :
Dari visi akan dituangkan cara yang digunakan institusi dalam mencapai visi. Secara konseptual
cara tersebut akan tertuang dalam misi dan secara aplikatif akan terlihat dalam strategi.
“Ada sebuah organisasi yang akan membuat program kerja, untuk itu mereka harus tahu tentang
kondisi organisasi mereka dan lingkungan dimana organisasi itu berada. Untuk itu mereka
melakukan analisis SWOT,
1. Pertama S, yaitu dengan mengetahui kekuatan organisasi. Kekuatan bisa diartikan sebagai
kondisi yang menguntungkan untuk organisasi tersebut. Misalnya, pengurus yang setia terhadap
organisasi, atau kas organisasi yang banyak, dll.
2. Kedua W, yaitu dengan mengetahui kelemahan organisasi. Kelemahan bisa diartikan sebagai
suatu kondisi yang merugikan untuk organisasi tersebut. Misalnya, kondisi anggota yang tidak
aktif, dana yang tak ada, dll.
3. Ketiga O, yaitu dengan mengetahui kesempatan organisasi. Dalam hal ini bisa diartikan
sebagai suatu hal yang bisa menguntungkan jika dilakukan namun jika tidak diambil bisa
merugikan, atau sebaliknya. Misalnya, sumber dana ada bila diminta.
4. Keempat T, yaitu dengan mengetahui ancaman organisasi. Ancaman bisa diartikan sebagai
suatu hal yang akan menghambat atau mengancam selama perjalanan kepengurusan. Misalnya,
banyak pengurus dan anggota yang tidak aktif.
Setelah dilakukan analisis SWOT maka jadi mengetahui kondisi nyata apa yang terjadi di
lingkungan internal dan external organisas, maka dapat mulai membuat rencana program kerja
yang sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan dan mampu untuk dilaksanakan oleh pengurus
tersebut.”
Ketika anda membuat analisis SWOT ketika memasuki sebuah industri,harus diingat bahwa
dalam sebuah industri ada dua faktor penting yang harus anda pertimbangkan,yaitu:
a. Pemasok (supplier),dan
b. Konsumen (pasarnya).
b. Munculnya produk pengganti (substitutive product) yang bisa menggantikan prouk anda
TOPIK 4
PENGANTAR
Ada banyak alat dan teknik yang tersedia untuk digunakan analis bisnis, tetapi karena sifat kerja
analisis bisnis, kerangka ikhtisar berguna untuk menempatkannya dalam konteks dan membantu
Anda menentukan teknik yang paling tepat untuk setiap situasi individu. Dalam bab ini saya
menetapkan model proses analisis bisnis sebagai kerangka kerja di mana teknik pemodelan
standar dan template organisasi dapat digunakan. Pendekatan ini juga memasukkan prinsip-
prinsip teknik persyaratan untuk menyoroti praktik terbaik saat menentukan persyaratan sistem.
Salah satu persyaratan manajer bisnis adalah bahwa analis bisnis memeriksa seluruh area bisnis
dan mengambil pendekatan yang bijaksana atau bahkan kreatif untuk mengembangkan ide untuk
solusi. Pemecahan masalah secara kreatif sangat penting dalam dunia bisnis saat ini karena,
semakin banyak organisasi yang perlu mengembangkan ide-ide inovatif untuk menanggapi
perubahan dalam lingkungan bisnis, termasuk tindakan dari pesaing. Namun, banyak orang
merasa ini sulit; seringkali karena mereka merasa tertekan untuk menghasilkan ide dengan sangat
cepat. Dalam konteks ini, model pemecahan masalah kreatif Isaksen dan Treffinger (1985), yang
ditunjukkan pada Gambar 4.1, memberikan kerangka kerja yang berguna untuk memahami
masalah dan mengembangkan solusi kreatif, terutama karena model tersebut menekankan
kebutuhan untuk menyelidiki dan menganalisis
Model ini mengusulkan pendekatan yang dapat diterapkan secara berguna untuk analisis bisnis.
Pada bagian ini saya menjelaskan implikasi dan saran yang dimiliki model tersebut bagi
mahasiswa sekalian sebagai analis bisnis. Tahap pertama, menemukan masalah, adalah di mana
kita sering memulai saat melakukan penyelidikan masalah. Dalam analisis bisnis tahap ini
berkaitan dengan mencari tahu tentang kompleksitas situasi masalah. Banyak masalah yang tidak
didefinisikan dengan baik, dan cenderung setiap situasi masalah kompleks dan berisi berbagai
masalah dan perhatian. Dengan kata lain, kemungkinan akan ada 'kekacauan', dan situasi yang
berbeda akan memiliki komponen yang berbeda untuk kekacauan itu. Mengidentifikasi ini
sebagai titik awal dalam model ini membantu untuk menekankan bahwa perlu mendapatkan
pemahaman tentang situasi lengkap sebelum menyelami opsi dan solusi. Pendekatan rich picture,
, sangat berguna untuk membantu mendokumentasikan dan menganalisis 'kekacauan' dalam
situasi bisnis yang bermasalah. Peta pikiran, yang juga dijelaskan dalam bab juga bermanfaat.
Penemuan data, tahap kedua model, berkaitan dengan menganalisis pendapat, perhatian,
pengetahuan dan ide-ide yang ditemukan pada tahap sebelumnya, untuk mengidentifikasi di
mana informasi ini dapat dikuantifikasi dan data pendukung diperoleh. Seringkali berguna untuk
memeriksa gambaran yang kaya atau peta pikiran untuk memperjelas pemikiran tentang situasi
tersebut. Sangat penting untuk mempertimbangkan informasi mana yang faktual dan mana yang
didasarkan pada opini. Hal ini dapat membantu mengarahkan kita pada aspek-aspek yang dapat,
dan harus, diverifikasi; ini juga menekankan perlunya memisahkan opini dari fakta. Bab
Selanjutnya menjelaskan beberapa teknik yang akan membantu Anda memperoleh data
kuantitatif, seperti kuesioner dan pengambilan sampel aktivitas.
Penemuan masalah-- kemudian menggunakan pekerjaan dari dua tahap sebelumnya untuk
membantu mengungkap inti masalah. kita sekarang tahu kompleksitas situasi yang kita hadapi
dan telah mampu mengukur beberapa elemen, sambil menghargai bahwa elemen lain adalah
pandangan atau pendapat pribadi. Kita mungkin telah diberikan pernyataan masalah di awal,
tetapi pada poin ini, setelah melakukan dua tahap sebelumnya, penting untuk meninjau kembali
ini untuk benar-benar memahami di mana letak masalahnya. Menemukan masalah yang tepat
untuk dipecahkan merupakan bagian penting dari analisis bisnis, karena analis sering kali
menunjuk pada gejala dan mereka harus menggali lebih dalam untuk menemukan di mana letak
masalah sebenarnya.
Tiga tahap pertama ini berkaitan dengan pemahaman masalah, dan memberikan struktur untuk
melakukannya. Dua tahap berikutnya fokus pada pengembangan solusi.
Pertama adalah penemuan ide, di mana para analis bisnis mencoba menghasilkan berbagai
macam ide. Analis sering menggunakan pendekatan curah pendapat untuk mengungkap ide,
tetapi ini bisa jadi sulit karena memerlukan kelompok untuk menghasilkan ide yang 'brilian'.
Kadang-kadang ini berhasil, tetapi seringkali pendekatan yang berbeda perlu digunakan bersama
dengan curah pendapat untuk merangsang ide, jadi selama tahap ini mungkin berguna untuk
menggunakan beberapa teknik berpikir kreatif. Dua contoh teknik yang bisa memberikan
rangsangan untuk ide-ide kreatif adalah pembalikan asumsi, di mana asumsi tentang suatu situasi
dicantumkan dan dibalik, dan kata-kata atau gambar acak, di mana kata-kata atau gambar yang
tidak berhubungan digunakan untuk menghasilkan ide-ide yang berbeda tentang suatu situasi.
Informasi lebih lanjut tentang teknik ini dapat ditemukan dalam teks berpikir kreatif yang
disebutkan di bagian 'Bacaan lebih lanjut' pada bab ini.
Setelah beberapa ide telah diidentifikasi, mereka dapat dievaluasi. kemudian dapat fokus pada
ide-ide yang dapat memberikan solusi untuk masalah tersebut. Ini adalah tahap pencarian solusi,
dan penting bahwa tahap ini muncul sangat terlambat dalam model. Analis bisnis sering kali
diharapkan untuk memberikan solusi dengan cepat, namun di sini kita dapat melihat bahwa
penting untuk menahan tekanan untuk melakukannya pada tahap yang terlalu dini; ada aspek lain
yang perlu diperhatikan terlebih dahulu. Juga, Isaksen dan Treffinger (1985) menekankan
pentingnya mengidentifikasi kriteria untuk membantu mengevaluasi solusi, dan ini tidak akan
mungkin tanpa pekerjaan sebelumnya. Oleh karena itu, penting untuk menyelesaikan tahap-tahap
awal, karena tahap-tahap itu akan membantu kita mengembangkan solusi yang lebih baik dan
lebih tepat yang akan lebih bermanfaat bagi situasi bisnis.
Tahap terakhir dalam model ini adalah penemuan penerimaan, yang berkaitan dengan
pengelolaan implementasi solusi, sebuah aspek yang sangat penting untuk keberhasilan setiap
proyek perubahan tetapi seringkali penuh dengan kesulitan.
Model Proses
Salah satu aspek yang membuat analisis bisnis bekerja sangat menarik adalah jangkauan dan
sifat tugas analisis bisnis. Sistem bisnis yang sedang dipertimbangkan bisa sangat bervariasi, dan
untuk tugas tertentu analis bisnis mungkin perlu menerapkan beberapa teknik dan menganalisis
sejumlah pandangan yang berbeda. Kadang-kadang tugas untuk menyelidiki bagian bermasalah
dari organisasi dan menghasilkan rekomendasi garis besar untuk jalan ke depan. tugas lain
mungkin memerlukan analisis bisnis untuk menganalisis dan mendokumentasikan persyaratan
sistem tertentu. Jadi tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan model proses adalah
menawarkan sesuatu yang cukup fleksibel sambil memberikan kerangka kerja yang akan
membantu orang untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Model proses ini, yang ditunjukkan
dimaksudkan untuk memberikan bantuan.
Model proses menetapkan tahapan kunci untuk tugas analisis bisnis, dengan setiap tahap
mewakili area yang perlu dipertimbangkan. Namun, perlu dicatat bahwa meskipun beberapa
tugas mungkin memerlukan eksplorasi terperinci dari semua tahapan, tugas lain mungkin
berfokus pada subset model, mungkin hanya satu tahap.
Salah satu aspek terpenting dari tugas analisis bisnis adalah memutuskan apa fokusnya dan area
mana yang perlu diselidiki. Misalnya, pada beberapa tugas. fokusnya mungkin untuk
mengeksplorasi kemungkinan perbaikan bagaimana bagian dari organisasi bekerja. Dalam hal ini
kita mungkin mulai dengan memeriksa semua praktik kerja saat ini, termasuk peran kepegawaian
dan pekerjaan, dan pekerjaan mungkin fokus pada analisis dan evaluasi opsi untuk sistem bisnis
masa depan.
fokus pada kebutuhan sistem IT. Dalam hal ini, meskipun memahami situasi dan semua
perspektif pemangku kepentingan (stakeholder) akan menjadi penting, potensi penggunaan IT
untuk meningkatkan sistem bisnis akan mendominasi analisis. Bagian selanjutnya dari bab ini
menjelaskan tahapan model proses ini
Tahap ini berkaitan dengan mengungkap masalah. Istilah referensi untuk proyek, atau mungkin
dokumen permulaan proyek yang lebih rinci, diperlukan untuk menetapkan konteks di mana
pekerjaan analisis bisnis akan berlangsung. Area kunci bagi analis adalah untuk memperjelas
tujuan studi dan menyesuaikan pendekatan yang sesuai - seringkali merupakan tugas yang
membutuhkan banyak keterampilan.
Selama periode awal pekerjaan analisis bisnis, analis mungkin disajikan dengan pernyataan
'masalah'; penting untuk menyelidiki lebih lanjut untuk menentukan dengan tepat di mana letak
masalahnya, dan tidak mengacaukan gejala masalah dengan masalah yang sebenarnya. Penting
juga bahwa analis tidak membuat asumsi yang salah atau menerima semua informasi yang
diberikan tanpa pertanyaan. Seperti yang ditunjukkan di bagian atas model, analisis bisnis juga
membutuhkan apresiasi konteks bisnis, khususnya tujuan dan strategi bisnis secara keseluruhan
untuk organisasi atau unit bisnis. Penting bahwa ini harus tersedia selama tahap investigasi
sehingga analis dapat memahami konteks bisnis untuk pekerjaan yang diminta untuk mereka
lakukan. Setelah analis mulai memahami situasinya, beberapa bentuk deskripsi akan diperlukan:
pertama agar ada catatan hasil investigasi sejauh ini, dan kedua untuk membantu anggota tim
yang lain memahami situasinya.
Teknik investigasi
Ada banyak pendekatan investigasi yang dapat digunakan analis bisnis, dan ini dieksplorasi
secara rinci. Penting bagi kita untuk mempertimbangkan berbagai pendekatan investigasi yang
mungkin dan memilih yang paling sesuai dengan pekerjaan yang ada.
Tingkat detail yang diperlukan selama tahap ini dapat sangat bervariasi tergantung pada fokus
pekerjaan analisis bisnis. Jika analis mencoba untuk mendapatkan keseluruhan apresiasi bidang
bisnis, misalnya untuk mengidentifikasi pemangku kepentingan utama dan memperoleh
pemahaman tentang pandangan dan pendapat mereka untuk menghargai sifat pekerjaan dan
jangkauan orang dan keterampilan, maka seringkali teknik yang digunakan adalah yang
memberikan perspektif keseluruhan dan pandangan umum: wawancara, observasi dan lokakarya
akan sangat berguna. Namun, jika pekerjaan berkaitan dengan perolehan informasi yang lebih
detail seperti persyaratan data atau aliran proses bisnis, maka teknik pencarian fakta yang paling
tepat adalah teknik yang berfokus pada detail, seperti analisis skenario atau pembuatan prototipe.
Banyak informasi yang diperoleh di sini mungkin subjektif dan mungkin memerlukan analisis
yang lebih rinci; dalam hal ini, teknik seperti pencarian catatan atau kuesioner mungkin sangat
berguna untuk mengukur beberapa informasi yang dikemukakan.
Tahap ini berkaitan dengan analisis pemangku kepentingan dan perspektif mereka tentang
situasi. Banyak pemangku kepentingan memegang pandangan yang sangat kuat tentang mengapa
ada masalah, apa yang perlu dilakukan untuk memperbaiki situasi dan di mana fokus sistem
bisnis harus berada. Jika beberapa masalah muncul dari perbedaan dalam pandangan pemangku
kepentingan, maka hal itu penting untuk dieksplorasi dan, jika memungkinkan, dipertimbangkan
saat membuat rekomendasi untuk langkah ke depan.
Identifikasi dan analisis pemangku kepentingan
Setiap situasi bisnis akan memengaruhi berbagai individu dan organisasi. Di antara kelompok ini
akan ada orang atau kelompok dengan tingkat kepentingan dan kekuasaan yang berbeda-beda.
Beberapa pemangku kepentingan mungkin secara langsung terpengaruh oleh rekomendasi apa
pun dan mungkin memiliki pandangan yang kuat tentang bagaimana sistem dan praktik kerja
harus diubah. Orang lain mungkin terpengaruh secara tidak langsung, dan, pendapat,. Berbagai
kemungkinan pemangku kepentingan dan mekanisme untuk analisis dan pengelolaan pemangku
kepentingan.
Pemangku kepentingan sering memiliki pandangan berbeda tentang apa yang penting tentang
sistem bisnis dan perbaikan yang diperlukan. Pandangan ini seringkali kontradiktif dan dapat
menyebabkan agenda tersembunyi, konflik dan prioritas yang tidak konsisten. Sebagai analis
bisnis, penting bagi kita untuk menyadari potensi konflik tersebut dan waspada terhadap situasi
di mana hal ini dapat muncul. Kita sering dapat mendeteksi dari mana asalnya dengan
mempertimbangkan kumpulan nilai dan keyakinan yang dipegang oleh pemangku kepentingan
yang berbeda. Misalnya, kita mungkin merefleksikan apa yang dianggap oleh pemangku
kepentingan individu sebagai fokus utama sistem bisnis dan, secara kritis, mengapa ini terjadi.
Memahami nilai dan keyakinan ini memungkinkan analis untuk mendekati isu dan masalah dari
posisi yang terinformasi dan, karenanya, memiliki kesempatan yang lebih baik untuk
menyelesaikan situasi. Bab ini membahas pentingnya menganalisis pemangku kepentingan dan
perspektif mereka, dan menjelaskan bagaimana hal ini dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan pandangan dunia dari setiap pemangku kepentingan. Ini dapat diperluas
dengan menggunakan pendekatan CATWOE (pelanggan, aktor, transformasi, Weltanschauung,
pemilik, lingkungan), yang awalnya dikembangkan oleh Checkland (1981),.
2. pengenalan proses yang berfokus pada pelanggan; pemantauan tingkat kepuasan pelanggan.
Pandangan alternatif bisa jadi bahwa fokusnya harus pada pelatihan 'tanpa embel-embel'. Dalam
sistem ini penekanannya adalah pada kegiatan-kegiatan berikut:
Pendekatan ini memungkinkan analis bisnis untuk mempertimbangkan di mana letak prioritasnya
dan apa fokus dari sistem bisnis yang baru dan lebih baik yang seharusnya. Pandangan satu
pemangku kepentingan mungkin lebih diutamakan daripada yang lain, atau beberapa model
dapat disintesis untuk memberikan model aktivitas bisnis yang disepakati.
Fokus dari tahapan ini adalah untuk mengidentifikasi dimana perbaikan dapat dilakukan pada
sistem bisnis.. Metode ini kontras dengan pendekatan tradisional yang lebih sistematis untuk
peningkatan bisnis atau sistem, di mana fitur-fitur baru ditambahkan ke serangkaian prosedur
atau sistem TI yang sudah ada. Dengan analisis kesenjangan, penekanannya adalah pada
pemahaman di mana kita ingin berada dan, dengan melihat di mana kita sekarang,
mengidentifikasi apa yang perlu diubah untuk membawa kita ke sana.
DEFINISI PERSYARATAN
Tahap ini berkaitan dengan mengumpulkan dan mendokumentasikan persyaratan rinci untuk
perubahan sistem bisnis. Perubahan ini mungkin pada salah satu (atau semua) dari empat aspek
sistem bisnis yang dijelaskan dalam Bab 1: proses bisnis, sistem pendukung IT, orang yang
melaksanakan pekerjaan atau struktur organisasi. Jika ada perubahan pada proses bisnis, teknik
pemodelan yang dijelaskan harus digunakan untuk menentukan bagaimana proses baru
seharusnya terlihat. Jika rekomendasinya mencakup pelaksanaan proses yang didesain ulang,
kemungkinan besar diperlukan perubahan pada struktur organisasi dan peran pekerjaan,
ditambah pengembangan keterampilan staf. Terkadang perbaikan sistem bisnis dapat dilakukan
begitu saja
perubahan seperti definisi pekerjaan yang lebih baik atau pelatihan tambahan untuk staf. Namun,
perubahan yang lebih luas biasanya diperlukan, misalnya pada proses bisnis, dan kemungkinan
besar ini akan memerlukan peningkatan pada sistem IT yang ada atau bahkan pengenalan sistem
IT baru. Analis bisnis memiliki tanggung jawab untuk mendefinisikan persyaratan secara
komprehensif dan akurat, karena dokumentasi mereka akan menjadi dasar pengembangan sistem.
Jika persyaratan tidak didokumentasikan dengan jelas, maka hal ini kemungkinan besar akan
menimbulkan masalah tidak hanya selama pengembangan sistem tetapi juga setelah diterapkan.
Oleh karena itu, sangat penting bahwa persyaratan dapat dikaitkan langsung dengan kebutuhan
bisnis dan karenanya akan mendukung tujuan bisnis.
Keseimpulan
Ada banyak alat dan teknik yang tersedia untuk digunakan analis bisnis, tetapi karena sifat kerja
analisis bisnis, kerangka ikhtisar berguna untuk menempatkannya dalam konteks dan membantu
Anda menentukan teknik yang paling tepat untuk setiap situasi individu. Dalam bab ini saya
menetapkan model proses analisis bisnis sebagai kerangka kerja di mana teknik pemodelan
standar dan template organisasi dapat digunakan. Pendekatan ini juga memasukkan prinsip-
prinsip teknik persyaratan untuk menyoroti praktik terbaik saat menentukan persyaratan sistem.