Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS BUTIR SOAL EKONOMI MATERI PERAN PELAKU EKONOMI DALAM

KEGIATAN EKONOMI

Fina Kartika Sari


NIM. 20080554014
Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Negeri Surabaya
email: finakartika.20014@mhs.unesa.ac,id

ABSTRAK

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui kualitas soal tes mata pelajaran ekonomi materi
peran pelaku ekonomi dalam kegiatan ekonomi. Data diperoleh dengan metode dokumentasi
meliputi soal, kunci jawaban, dan lembar jawaban siswa. Data kemudian dianalisis dengan bantuan
program SPSS dan Microsoft Office Excel Hasil analisis menunjukkan dari segi validitas, valid 9
butir soal dan soal yang tidak valid berjumlah 1 butir. Dari segi reliabilitas, dilakukan hanya pada
soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, sebab soal nomor 6 terbukti tidak valid sehingga tidak perlu
dilakukan uji reliabilitas. Ditinjau dari tingkat kesukaran, terdapat 8 butir soal yang termasuk
dalam kategori mudah dan 2 butir soal termasuk dalam kategori sedang. Ditinjau dari daya
pembeda, soal nomor 1 termasuk kategori soal diterima dan direvisi, soal nomor 2, 4, 6, 8, dan 9
termasuk dalam kategori soal yang perlu diperbaiki, soal nomor 3, 5, 7, dan 10 termasuk dalam
kategori soal diterima baik.

Kata Kunci: analisis butir soal, kualitas soal, materi ekonomi

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai
nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu, hampir semua
peradaban sebagai sesuatu yang kompleks pembangunan bangsa dan negara. Seperti halnya
Indonesia menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama.

Salah satu faktor utama yang menentukan mutu pendidikan adalah guru. Guru yang berada
di posisi terdepan dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia. Guru yang berhadapan
langsung dengan siswa di kelas melalui proses belajar mengajar. Di tangan guru akan dihasilkan
siswa yang berkualitas, baik secara akademis, keahlian (skill), kematangan emosional, moral, dam
spiritual yang pada akhirnya akan menghasilkan generasi masa depan yang siap hidup dengan
tantangan zaman. Oleh karena itu guru harus mempunyai kualifikasi, kompetensi, dedikasi tinggi
dalam menjalankan tugas profesionalnya. Pada dasarnya keberhasilan pengajaran tidak hanya
dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh siswa, tetapi juga dari segi prosesnya. Guru adalah
seseorang yang paling bertanggungjawab atas hasilnya. Dengan demikian, guru wajib dibekali
dengan evaluasi sebagai ilmu yang mendukung tuganya, yakni mengevaluasi hasil belajar siswa.

Pencapaian tingkat pendidikan dapat dilihat melalui proses evaluasi. Evaluasi merupakan
kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan sudah tercapai. Dalam melakukan
evaluasi, terdapat pengukuran dan penilaian. Pengukuran merupakan membandingkan sesuatu
dengan satu ukuran (Elviana, 2020). Penilaian merupakan mengambil suatu keputusan terhadap
sesuatu dengan ukuran baik buruk (Irawati, Ekawati, & Budiawanti, 2020). Terdapat dua teknik
dalam mengevaluasi hasil belajar siswa di sekolah yaitu evaluasi dengan teknik tes dan teknik
non-tes.

Tes merupakan alat ukur yang paling sering digunakan guru untuk mengukur hasil belajar
siswa. Guru dapat mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dari hasil
tes yang telah didapatkan. Oleh karena itu, agar tes dapat mengukur hasil dengan tepat, tes harus
dikembangkan dengan benar. Tes baru akan berarti bila terdiri dari butir-butir soal yang
menguji tujuan penting dan mewakili seluruh bahan yang diujikan (Purwanti, 2014).

Menurut Arikunto (2009) sebuah tes dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus
memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki validitas, reliabilitas, objektivitas, praktibilitas, dan
ekonomis. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes dapat tepat mengukur sesuatu yang akan
diukur. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes menunjukkan ketetapan. Tes bersifat
objektif berarti dalam melaksanakan tes tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi. Tes
dikatakan memiliki praktibilitas tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis yaitu: mudah
dilaksanakan, mudah pemeriksaannya serta dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas.
Ekonomis dalam melaksanakan tes berarti tidak membutuhkan biaya yang mahal, tenaga yang
banyak, dan waktu yang lama. Berdasarkan pernyataan Arikunto tersebut, perlu diadakan proses
analisis kualitas tes untuk mengetahui sejauh mana sebuah tes sudah dikatakan baik.
Analisis kualitas tes merupakan tahap yang harus ditempuh untuk mengetahui derajat
kualitas suatu tes, baik tes secara keseluruhan maupun butir soal yang menjadi bagian tes. Analisis
butir soal atau analisis item merupakan pengkajian pertanyaan-pertanyaan tes agar diperoleh
perangkat pertanyaan yang memiliki kualitas yang memadai (Sudjana, 2006). Analisis soal antara
lain bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal-soal yang baik, kurang baik, dan soal yang jelek.
Hal ini dapat dilakukan dengan menghitung beberapa aspek yaitu validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran, daya pembeda dan pola sebaran jawaban.

Salah satu jenis tes yang harus dianalisis adalah tes sumatif. Tes ini merupakan
tes yang dilaksanakan pada akhir unit program, yaitu akhir catur wulan, akhir semester, dan
akhir tahun ajaran. Arikunto (2009) menjelaskan bahwa evaluasi sumatif dilaksanakan setelah
berakhirnya pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar. Tujuan dari
tes ini adalah untuk melihat hasil yang dicapai para siswa, yakni seberapa jauh tujuan-tujuan
pembelajaran telah dikuasai siswa. Tes sumatif ini bermanfaat untuk menentukan nilai, untuk
menentukan seorang siswa dapat atau tidaknya mengikuti kelompok dalam menerima program
berikutnya, dan untuk mengisi catatan kemajuan belajar siswa yang berguna bagi orang tua siswa,
pihak bimbingan dan penyuluhan di sekolah, pihak-pihak lain apabila siswa akan pindah sekolah
atau memasuki lapangan pekerjaan. Tes sumatif terdiri dari tes objektif dan tes subjektif yang
berbentuk uraian. Tes objektif yang digunakan adalah tes pilihan ganda (multiple choice test)
yaitu tes yang terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang sesuatu yang belum
lengkap, dan untuk melengkapi harus memilih salah satu dari beberapa kemungkinan jawaban
atau alternatif jawaban yang telah disediakan. Serta tes subjektif yang digunakan berbentuk
uraian, sejenis tes yang menuntut siswa untuk menguraikan dan menyatakan jawaban dengan kata-
katanya dalam bentuk, teknik, dan gaya yang berbeda satu dengan yang lain.

Atas dasar alasan tersebut, akan dilakukan analisis butir soal tes pelajaran ekonomi materi
peran pelaku ekonomi dalam kegiatan ekonomi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil yang dapat diperoleh terhadap soal tes ulangan harian ekonomi materi peran pelaku
ekonomi dalam kegiatan ekonomi sebagai berikut:
Validitas

Menurut Sumarna Surapranata (2005) validitas adalah suatu tingkatan yang menyatakan
bahwa suatu alat ukur telah sesuai dengan apa yang diukur. Menurut Anas Sudijono (2011)
validitas item dari suatu tes adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item (yang
merupakan bagian tak terpisahkan dari tes sebagai totalitas), dalam mengukur apa yang
seharusnya diukur lewat butir item tersebut. Semakin besar dukungan yang diberikan oleh butir-
butir item (sebagai bagian tak terpisahkan dari tes) terhadap tes hasil belajar (sebagai suatu
totalitas), maka tes tersebut akan semakin dapat menunjukkan kemantapannya. Sebaliknya,
semakin kecil dukungan yang diberikan oleh masing-masing butir item terhadap tes sebagai suatu
totalitas, maka tes menjadi semakin kurang mantap. Validitas item dapat diketahui dengan jalan
melihat besar kecilnya dukungan yang diberikan oleh masing-masing butir item yang bersangkutan
terhadap tes sebagai keseluruhan. Soal dikatakan Valid jika nilai r hitung > r tabel.

Tabel 1. Hasil Uji Validitas

No. Soal Pearson corrrelation Nilai Sig Kasimpulan Interpretasi


1 0,585 0,001 Valid Validitas cukup
2 0,439 0,015 Valid Validitas cukup
3 0,651 0,000 Valid Validitas tinggi
4 0,628 0,000 Valid Validitas tinggi
5 0,629 0,000 Valid Validitas tinggi
6 0,315 0,090 Tidak Valid Validitas rendah
7 0,377 0,040 Valid Validitas rendah
8 0,552 0,002 Valid Validitas cukup
9 0,470 0,009 Valid Validitas cukup
10 0,654 0,000 Valid Validitas tinggi

Dari hasil uji validitas di atas diperoleh r tabel sebesar 0,3610, yang berarti 9 butir soal
valid karena r hitung > r tabel sedangkan 1 butir soal tidak valid karena r hitung < r tabel.

Reliabilitas

Reliablitas adalah ketepatan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang sama.
Menurut Nana Sudjana (2007) reliabilitas menunjuk pada ketepatan atau keajegan suatu alat
ukur untuk menilai apa yang dinilainya. Jadi, sebuah tes dikatakan memiliki reliabilitas apabila
tes tersebut dipakai untuk mengukur berulangkali maka hasilnya akan tetap sama.

Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value .649
N of Items 5a
Part 2 Value .353
N of Items 4b
Total N of Items 9
Correlation Between Forms .636
Spearman-Brown Equal Length .778
Coefficient Unequal Length .780
Guttman Split-Half Coefficient .745
a. The items are: Soal_1, Soal_2, Soal_3, Soal_4,
Soal_5.
b. The items are: Soal_5, Soal_7, Soal_8, Soal_9,
Soal_10.

Uji Reliabilitas dilakukan hanya pada soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, sebab soal nomor
6 terbukti tidak valid sehingga tidak perlu dilakukan uji reliabilitas.

Tingkat Kesukaran

Menurut Arikunto dalam (Kaunang, 2010) soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu
sukar dan tidak terlalu mudah. Menurut Anas Sudijono (2011) butir item tes dapat dinyatakan
sebagai butir item yang baik apabila butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah,
dengan kata lain derajat kesukaran item adalah sedang atau cukup. Soal yang terlalu mudah tidak
merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Soal yang terlalu sukar akan
menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena
di luar jangkaunnya. Tingkat kesukaran dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa
dalam menjawabnya, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal.
Tabel 3. Tingkat Kesukaran

No. Soal Tingkat Kesukaran Keterangan


1 0,77 Mudah
2 0,83 Mudah
3 0,60 Sedang
4 0,87 Mudah
5 0,67 Sedang
6 0,83 Mudah
7 0,73 Mudah
8 0,80 Mudah
9 0,90 Mudah
10 0,73 Mudah

Dari tabel di atas dapat diketahui terdapat 8 butir soal yang termasuk dalam kategori
mudah dan 2 butir soal termasuk dalam kategori sedang.

Daya Pembeda

Menurut Daryanto (2008) daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara
siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).
Menurut Nana Sudjana dalam (Rahayu & Sukanti, 2013) analisis daya pembeda mengkaji butir-
butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang
tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang atau lemah prestasinya.
Ngalim Purwanto (2001) juga mengungkapkan bahwa daya pembeda adalah bagaimana
kemampuan soal untuk membedakan siswa-siswa yang termasuk kelompok pandai dengan siswa-
siswa yang termasuk kurang pandai. Jadi, bila soal tersebut diberikan kepada anak yang mampu,
hasilnya menunjukkan prestasi yang tingggi; dan bila diberikan kepada siswa yang lemah, hasilnya
rendah. Tes yang tidak memiliki daya pembeda, tidak akan menghasilkan gambaran hasil yang
sesuai dengan kemampuan siswa yang sebenarnya.
Tabel 4. Hasil Uji Reliabilitas

No. Soal Daya Beda Keterangan


1 0,33 Soal diterima dan direvisi
2 0,20 Soal diperbaiki
3 0,67 Soal diterima baik
4 0,27 Soal diperbaiki
5 0,53 Soal diterima baik
6 0,20 Soal diperbaiki
7 0,40 Soal diterima baik
8 0,27 Soal diperbaiki
9 0,20 Soal diperbaiki
10 0,40 Soal diterima baik

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa soal nomor 1 termasuk kategori soal diterima
dan direvisi, soal nomor 2, 4, 6, 8, dan 9 termasuk dalam kategori soal yang perlu diperbaiki,
soal nomor 3, 5, 7, dan 10 termasuk dalam kategori soal diterima baik.

PENUTUP

Dari hasil analisis butir soal yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada butir
soal pilihan ganda:

1. Dari segi validitas, valid 9 butir soal dan soal yang tidak valid berjumlah 1 butir.
2. Dari segi reliabilitas, dilakukan hanya pada soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, sebab soal
nomor 6 terbukti tidak valid sehingga tidak perlu dilakukan uji reliabilitas.
3. Ditinjau dari tingkat kesukaran, terdapat 8 butir soal yang termasuk dalam kategori
mudah dan 2 butir soal termasuk dalam kategori sedang.
4. Ditinjau dari daya pembeda, soal nomor 1 termasuk kategori soal diterima dan direvisi,
soal nomor 2, 4, 6, 8, dan 9 termasuk dalam kategori soal yang perlu diperbaiki, soal
nomor 3, 5, 7, dan 10 termasuk dalam kategori soal diterima baik.
DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudijono. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. 1–504.

Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Cetakan 9). Jakarta: Bumi Aksara.

Daryanto. (2008). Evaluasi Pendidikan (Cetakan 5). Jakarta: Rineka Cipta.

Elviana. (2020). ANALISIS BUTIR SOAL EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA


ISLAM. 10(2), 58–74.

Irawati, R., Ekawati, E. Y., & Budiawanti, S. (2020). Analisis Butir Soal Ujian Akhir Semester
Gasal Menggunakan Program Anbuso di SMA Negeri 1 Boyolali Tahun Ajaran 2019/2020.
Jurnal Materi Dan Pembelajaran Fisika, 10(1), 11.
https://doi.org/10.20961/jmpf.v10i1.42084

Kaunang, R. O. W. (2010). Menganalisis Butir Soal. Inovasi, 7, 176–188.

Nana Sudjana, & Ibrahim. (2007). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.

Purwanti, M. (2014). Analisis Butir Soal Ujian Akhir Mata Pelajaran Akuntansi Keuangan
Menggunakan Microsoft Office Excel 2010. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 12(2).
https://doi.org/10.21831/jpai.v12i2.2710

Purwanto, M. N. (2001). Prinsip & Teknik Evaluasi Pengajaran. PT. Remaja Rosdakarya.

Rahayu, E. P., & Sukanti. (2013). ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS
EKONOMI AKUNTANSI. XI(2), 54–67.

Sudjana, N. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar . Bandung: Remaja Rosdakarya.

Surapranata, S. (2005). Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes (Cetakan 2).
Bandung: Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai