OLEH:
Puti Alifia Artalani NIM. 20325251010
PROGRAM PASCASARJANA
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2021
Prosedur Analisis Instrumen Tes dan Nontes Secara Kuantitatif
Beserta Interpretasi Hasil Analisis
Reliabilitas perlu dilakukan uji coba dengan : 1) pengukuran ulang yaitu, tes-retes,
pengukuran ulang; 2) teknik belah dua dengan syarat instrumen homogen, jika
Pasangan item genap dan gasal setiap pasangan kesukarannya sama. Syarat
selanjutnya adalaha diurutkan dari yang paling mudah ke yang paling sukar. Pada
tes dan nontes dilakukan pengukuran ulang karena unidimensi, jika tidak
unidimensi harus dibuat pasangan untuk setiap dimensinya sehingga jika dibagi
validitas instrumen jika tidak tersedia instrumen yang baku. Cara mengaanalisis
item untuk validitas perlu dilihat apakah item mengacu pada acuan norma (norm
reference assesmen and mesurement) atau pada acuan kriteria (criterion reference
paling tepat diperoleh dengan menghitung korelasi antara skor item dan skor tes
standar. Jika tidak ada tes standar, maka validitas item dengan cara itu tidak dapat
Pada analisis validasi item teori tes klasik untuk item acuan norma
dihitung daya beda dan tingkat kesukarannya. Soal yang dapat membedakan yaitu
soal yang tingkat kesukarannya sedang dan daya pembedanya tinggi. Untuk tes
index).
Pada analisis validasi pada item respond teory (IRT) dengan menghitung
indeks kesukaran (dificulty index) dan indeks kemampuan peserta didik (ability
index) yang diplot dalam satu garis yaitu pada sumbu x. Tujuan mengeplot satu
garis adalah untuk mengetahui berapa potensi kemampuan peserta didik (ability)
dan berjalan sejajar dengan tingkat kesukaran (dificulty) item. Anak yang
memiliki kemampuan yang rendah maka soal soal yang dia kerjakan menjadi
sukar sehingga memiliki peluang salah yang besar. Anak yang memiliki
kemampuan yang tinggi maka soal soal yang dikerjakan menjadi mudah sehingga
memiliki peluang benar semakin tinggi. Jika anak sangat tinggi kemampuannya
maka soal dapat dikerjakan semua dan sebaliknya jika kemampuan rendah maka
tidak ada soal yang dapat dikerjakan. Titik tengah jika memiliki kemampuan
Count artinya banyaknya item yang dijawab, misalnya dari 200 orang,
yang menjawab A ada 6 orang, B 144 orang, dst. Dari count ini kemudian
dikonversikan kedalam persen, 144 dari 200 orang adalah 72 %. Persen ini
kemudian di sebut sebagai P sebagai indeks kesukaran pada teori item klasik.
Point biserial adalah daya pembeda pada teori item klasik dengan hasil 0,38.
Untuk mengetahui soal ini mudah atau sukar menurut teori modern, terdapat
keterangan thresholds dan mean ability. Mean ability adalah rata rata kemampuan
anak mengerjakan soal dengan skala dari minus tak terhingga sampai plus tak
terhingga dengan rata rata 0 mengikuti kurva logit. Treshold artinya indeks
kesukaran (deficulty index), jika hasilnya 0 berarti tidak terlalu mudah dan tidak
terlalu sukar menurut analisis modern dengan mean ability 1,35. Untuk
mengetahui apakah soal ini sukar atau mudah terdapat infit mnsq dengan skala
0,77 sampai 1,3. Jika menunjukkan hasil mendekati 0,77 berarti sangat sulit
sedangkan jika menunjukkan hasil mendekati 1,3 artinya sangat mudah. P value
adalah titik tengah, jik amenunjukkan 0,00 berarti soal tersebut tidak terlalu
mudah tidak terlalu sukar. Missing artinya ada yang tidak mengerjakan atau data
tidak terbaca. Jika missing NA (Non Available) maka yang tidak mengerjakan
tidak dapat dihitung mean ability-nya. Soal ini merupakan soal tes seleksi karena
ada pengecohan jawaban dan harus ada yang terkecoh minimal 5%.
Menganalisis Cara Penetapan Nilai Peserta Didik dan Cara
Pelaporan Hasil Asesmen dan Tindak Lanjutnya
Oleh: Puti Alifia Artalani NIM. 20325251010